Kamis, 30 April 2009

ESTETIKA ATAU KOMUNIKASI?




Artikel ini adalah lanjutan dari Estetika atau komunikasi? (1). Pada artikel sebelumnya kita membahas tentang perbedaan estetika dan komunikasi secara umum. Pada artikel lanjutan ini kita akan membahas hubungan estetika dan komunikasi dengan desain grafis dan advertising.

Di dalam bisnis dan pemasaran, seorang pemilik usaha berani membayar mahal sebuah agency advertising untuk merancang konsep marketing komunikasi dan kreatif dengan harapan agar produknya dapat dikenal oleh target konsumen, diminati dan laku di pasar.

Setelah mendapat brief dari klien, orang-orang marketing dan kreatif di agency advertising berpikir keras mencari konsep marketing komunikasi dan kreatif yang tepat untuk produk tersebut.

Anda dapat lihat ada dua unsur utama pada kalimat di atas yaitu konsep marketing komunikasi dan konsep kreatif. Baik saya jelaskan ya.

Konsep marketing komunikasi dan konsep kreatif saling terkait, masing-masing tidak bisa berdiri sendiri. Konsep marketing komunikasi adalah WHAT TO SAY dan konsep kreatif adalah HOW TO SAY.

What to say marketing komunikasi adalah tentang apa, untuk siapa, bagaimana, kapan dan kemana produk akan di arahkan.

Apa saja keunggulan dan kelemahan produk? Produk untuk siapa? Bagaimana kondisi persaingan dan peluang di pasar? Kapan waktu yang tepat produk dikomunikasikan ke target konsumen? Dan bagaimana strategi membangun merk produk untuk jangka pendek dan jangka panjang?

Ketika what to say sudah selesai, maka giliran orang-orang kreatif yang menuangkan what to say tersebut ke dalam satrategi dan konsep kreatif.

Didalam strategi dan konsep kreatif ini unsur estetika sangat berperan. Apalagi bila what to say nya sangat lengkap dan semua channel di gunakan. Maka estetika visual, estetika musik, estetika film, estetika suara menjadi elemen dalam eksekusi kreatif seperti materi ATL (Above The Line) yaitu print ad, tv commercial, radio spot dan BTL (Below The Line)yaitu poster, brosur, banner, billboard, dan sebagainya.

Banyak unsur yang dapat menjadi sumber inspirasi dan ide kreatif yang sesuai dengan what to say, seperti budaya, karakter dan kebiasaan konsumen, teknologi, sejarah, film, isu yang hot, dan banyak lagi. Dan semua ini harus dikemas dalam eksekusi kreatif dengan elemen estetika yang sesuai dengan produk dan target market.

Setelah what to say dan how to say selesai, maka kita akan mengetahui apakah konsep komunikasi dan kreatif berhasil mencapai sasaran artinya ketika semua materi kreatif sudah tayang pada media tv, radio, Koran, majalah dan media below the line apakah dapat membuat target konsumen tertarik dengan produk, mencoba dan membeli produk tersebuit. Bagaimana persepsi konsumen terhadap produk selanjutnya. Apakah merk produk tersebut dapat terus diingat diantara merk-merk lainnya. Apakah hasil dari “kampanye” produk melalui berbagai media tersebut mampu mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian untuk produk sejenis.

Bahkan impak komunikasi dan kreatif terhadap konsumen dapat mempengaruhii dan menciptakan kebiasaan atau budaya baru di masyarakat yang terbentuk dari tayangan iklan terutama iklan tv. Meskipun bukan tujuan, tapi impak ini sangat mempengaruhi popularitas merk dan alangkah baik pula bila seiring dengan peningkatan penjualan produk dan loyalitas konsumen.

Jadi kalau anda ingin membuat materi promosi seperti print ad atau brosur misalnya meski produknya belum besar jangan hanya berpikir soal bagus atau tidak warnanya, bentuknya, atau tata letaknya tapi juga berpikir komunikasinya. Ok, kita sama-sama belajar ya…

Nah begitulah perpaduan dua unsur utama di dalam advertising yaitu konsep marketing komunikasi dan kreatif. Komunikasi dan estetika.

Sudah sering kita dengar bahwa konsep pangsa pasar (market share) adalah fungsi dari 4 komponen besar yaitu awareness, product attractiveness, price barrier dan availability. Keempat komponen inilah yang menjadi dasar bahwa suatu produk akan terbeli dan kemudian memperoleh pangsa pasarnya.

Brand Awareness merupakan jargon yang banyak disebutkan pada meeting-meeting marketing yang membahas tentang penjualan maupun promosi. Brand Awareness sendiri berarti tingkat pengetahuan seseorang terhadap sebuah merek. "Brand awareness is the ability of a potential buyer to recognize or recall that a brand is a member of a certain product category" (David A. Aaker 1991)

Pada dasarnya, Awareness terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah Unaided Awareness (UA) dan Aided Awareness (AA).
Sebagai contoh: seseorang dijadikan responden dalam penelitian mengenai pengetahuannya terhadap merek-merek HANDPHONE. Kemudian respon dari sample tersebut memberikan jawaban merek : Nokia, Sony Ericsson, Samsung, LG, dan Motorolla. Selanjutnya peneliti akan menambahkan pertanyaan-pertanyaan untuk memperdalam pengetahuan responden. Pertanyaan selanjutnya mengenai: apakah anda pernah mendengar merek-merek lainnya seperti : Siemens, Vertu, Hitech, Vodafone dan Vitell? Kemungkinan jawaban yang diberikan adalah tahu atau tidak tahu.

Unaided Awareness (UA)
Unaided Awareness sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu TOP OF MIND awareness dan Other Unaided awareness. Pada contoh merek-merek yang disebutkan di atas, maka merek NOKIA disebut sebagai Top of Mind (TOM). Merek Nokia disebutkan sebagai TOM karena merek tersebut yang disebutkan pertama kali. Kemudian merek Sony Ericsson, Samsung, LG, dan Motorolla masuk dalam kelompok Other Unaided awareness. Dalam beberapa penelitian yang pernah saya lakukan, rata-rata konsumen Indonesia mampu menyebutkan 4-7 merek dari setiap kategori produk. Kemampuan ini pun sangat tergantung dengan banyaknya merek yang berkompetisi dalam satu kategori produk serta frekuensi (tingkat keseringan) responden berhubungan dengan produk-produk tersebut. Merek-merek mobil, produk-produk lifestyle dan elektronik rata-rata mampu disebutkan lebih dari 6 merek. Sementara untuk beberapa produk kategori, seperti merek OBAT MAAG, SIKAT GIGI dan Body Lotion, dan beberapa merek lainnya, responden hanya mampu menyebutkan sekitar 2-3 merek saja

Aided Awareness (AA)
Aided Awareness adalah merek yang sebenarnya diketahui oleh konsumen. Bahkan merek tersebut mungkin pernah digunakannya. Namun, kuatnya komunikasi yang dilakukan oleh merek-merek utama, maka beberapa merek semakin lama, semakin tergeser ke dalam benak yang paling bawah, Bottom of Mind kebalikan dari Top of Mind. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah merek tertentu berada pada posisi bawah atau benar-benar tidak diketahui oleh konsumen, perlu dilakukan pertanyaan bantu (Aided Question). Pada contoh di atas, merek Siemens, Vertu, Vodafone, Hitech dan Vitell masuk dalam kelompok ini Merek-merek yang masuk kategori Aided Awareness sendiri masih memiliki peluang untuk menjadi Top of Mind, hal ini sangat tergantung pada kreativitas dan frekuensi pemilik merek dalam melakukan komunikasi (promosi).

Anda dapat menguji tingkat pengetahuan merek (Brand Awareness) Anda. Caranya anda dapat mengelompokkan merek-merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang masuk dalam kelompok Unaided Awareness , mana yang masuk dalam kelompok Aided Awareness serta merek mana yang sama sekali tidak anda ketahui berikut ini : Ades, 2 Tang, Aqua, Purell, Cleo, Equil, Evian, Oasis, Purence, Sosro, Total, VIT, Club, Aria.

Seberapa Penting Membangun Brand Awareness ?
Ada beberapa kategori produk, dimana Brand Awareness menjadi hal yang sangat vital. Artinya, konsumen tidak akan membeli sebuah produk dengan merek yang sama sekali tidak pernah didengarnya. Oleh karena itu, Aaker, memasukkan Brand Awareness sebagai salah satu dimensi penting sebagai pembangun Brand Equity.

Kategori pertama adalah, produk dengan harga jual yang relatif tinggi. Misalnya. Mobil atau Rumah. Sangat jarang ditemukan seorang konsumen akan membeli mobil tanpa memperhatikan mereknya. Demikian juga pembelian sebuah rumah dikawasan real estat tanpa perduli siapa pengembangnya.

Kategori kedua adalah, produk dengan latar belakang pembelian karena faktor emosional. Dalam hal ini, konsumen akan membeli produk-produk yang banyak diketahui oleh orang lain. Seperti produk-produk lifestyle dan sebagainya.

Namun, tidak semua produk memerlukan Brand Awarenss yang tinggi untuk dapat dijadikan pilihan konsumen. Produk-produk yang masuk kategori komoditi termasuk dalam kelompok ini. Misalnya produk beras, produk garam, dan produk komoditi lainnya. Bahkan pada produk sepeda pun konsumen relatif tidak memperhatikan mereknya.

Bagaimana Membangun Brand Awareness ?
Jika telah diketahui tingkat kepentingan dalam membangun merek. Maka, diperlukan berbagai strategy untuk dapat membangun merek secara efektif dan efisien. Membangun merek tidak selalu harus dengan kegiatan promosi besar-besaran. Banyak merek yang terbangun bahkan dengan biaya yang sangat minim. Namun, dalam membangun merek, faktor efisiensi biaya saja tidak cukup, karena efektivitas terhadap waktu yang diperlukan pun memiliki posisi yang sangat penting. Mengapa ? Karena, banyak perusahaan yang hanya berfokus pada efisiensi biaya saja. Sementara disisi lain, momentum untuk memasuki benak konsumen pun perlu segera dilakukan, sebelum kesempatan tersebut di ambil oleh merek lain.

Fungsi Holding Midfielder
Bek di Lapangan Tengah

Siapa tak kenal kedahsyatan timnas Brasil dalam memainkan sepak bola menyerang? Setiap ada kesempatan, pemain asal Negeri Samba pasti bakal berlomba-lomba memamerkan skill dan kreativitas mengolah si kulit bundar.

Namun, ada satu rahasia kecil yang bisa jadi luput dari perhatian. Tak banyak yang tahu bahwa klub asal Brasil selalu menempatkan setidaknya seorang gelandang bertahan alias volante.

Kebiasaan tersebut bahkan terbawa hingga ke timnas. Masih ingat ketika Selecao menjadi juara dunia pada 1994? Carlos Dunga, kapten tim yang kini menjadi pelatih timnas, memainkan peran sempurna sebagai holding midfielder dengan tugas khusus memutus alur serangan lawan.

Well, ilustrasi di atas memang tidak cukup, tapi setidaknya bisa sedikit menggambarkan fungsi gelandang bertahan yang cukup vital, yakni sebagai penjaga keseimbangan tim. Pemain ini bahkan disebut bisa menjadi pembeda sebuah tim pemenang dengan yang kalah.

Berlebihan? Tidak juga. Kepiawaian pemain ini yang membuat rekan-rekannya merasa nyaman membangun serangan. Memainkan peran bek di lapangan tengah, seorang gelandang bertahan memiliki tugas berat.

Karenanya, fisik prima menjadi sebuah kewajiban. Gelandang bertahan biasanya menempuh jarak terjauh dalam sebuah pertandingan. Sepanjang 90 menit, seorang gelandang diperkirakan terus berlari hingga 12 kilometer. Tak hanya itu, keberanian juga menjadi syarat mutlak karena duel dengan pemain lawan adalah menu sehari-hari.

Sepak bola modern juga menuntut gelandang angkut air tak hanya bisa bertahan dan memiliki kemampuan tekel mumpuni. Setelah menghentikan serangan lawan, gelandang bertahan bisa langsung memulai inisiatif serangan tim. Dus, gelandang bertahan harus memiliki passing prima dan kemampuan membaca arah permainan. (drew)

GAMBARAN TUGAS GELANDANG BERTAHAN:
------------------------------------------------------------------------------
Saat bertahan

* Memutus serangan lawan lewat tekel dan halauan bola.
* Mengisi posisi full-back, gelandang, atau bek yang maju membantu serangan, baik dalam open play maupun situasi bola mati.
* Menyediakan opsi tambahan bagi bek untuk melakukan passing mengingat operan sejajar bisa berbahaya.
* Menutup ruang di tengah sehingga lawan mengoper ke sayap atau wilayah yang kurang efektif untuk membangun serangan.
* Mencegah pemain sayap lawan melakukan tusukan ke tengah.
* Melapis rekan yang kehilangan bola di tengah.


Saat menyerang

* Setelah berhasil merebut bola, gelandang bertahan bisa memulai inisiatif serangan dengan memberi operan ke pemain sayap.
* Mengantisipasi bola muntah atau miss-kicks.
* Menjadi opsi back-pass.


--


Defensive Midfielder
Fenomena "Baru" Bal-Balan

Dalam waktu sehari, para pengakses internet tampak begitu mudah memberikan suara dalam jajak pendapat tentang siapa kiper, bek, playmaker, sayap, hingga penyerang terbaik. Namun, total suara mendadak seret saat polling menyodorkan siapa gelandang bertahan terbaik.

Secara tak langsung, kondisi di atas memberikan fakta bahwa publik awam atau pencinta sepak bola sekalipun masih kurang menyadari keberadaan pemain di posisi yang juga lazim disebut sebagai defensive midfielder atau belakangan marak disebut holding midfielder itu.

Padahal, di era sepak bola postmodern seperti sekarang ini, setiap klub dan timnas mutlak membutuhkan pemain bertipe ini. Tengok bagaimana Prancis mengandalkan sosok Didier Deschamps di Piala Dunia 1998, Brasil bersandar pada Gilberto Silva di PD 2006, dan Italia pada Gennaro Gattuso di Deutschland ’06.

Simak pula ketergantungan Yunani akan Theodoris Zagorakis di Euro 2004 serta peran sentral Marcos Senna saat mengantar Spanyol ke tahta Eropa di musim panas 2008. Tanpa figur-figur tak kenal lelah ini, kesuksesan mereka bisa dibilang sedikit mustahil.

Hal sama berlaku di level klub. Jika kita runut dari trofi Liga Champion yang berturut-turut disabet Porto (03/04), Liverpool (04/05), Barcelona (05/06), AC Milan (06/07), dan Manchester United (07/08), similaritas terletak pada posisi DM yang dipegang Maniche, Xabi Alonso, Edmilson, dan Owen Hargreaves.

DM Kembar

Khusus dalam kasus Barca dan Man. United, keduanya bahkan memakai DM kembar. Jika Blaugrana memaksimalkan peran Edmilson dan Mark van Bommel, The Red Devils mengoptimalkan duet Hargreaves dan Michael Carrick. Ini menandakan bahwa sekuat apa pun sisi ofensif tim, pelatih tetap butuh hingga dua gelandang bertahan guna memastikan terciptanya kesolidan di wilayah tengah serta belakang.

Ketika kestabilan sudah muncul, maka barisan penyerang bisa berkonsentrasi penuh pada tugas utama mencetak gol. Tanpa membagi fokus atau pikiran ke arah pertahanan, layaknya tim dengan DM lemah, yang kerap harus dibantu para striker saat timnya diserang balik.

Fungsi DM yang kian marak mungkin layak disebut sebagai sebuah fenomena baru tapi lama. Baru karena harga jual atau beli mereka yang semula rendah kini mendadak mahal. Artinya, kedudukan para DM kini mulai disejajarkan dengan pengisi pos lain. Namun, juga disebut lama lantaran banyak pihak yang mengklaim bahwa keberadaan mereka sudah ada sejak dulu.

Seorang Diego Maradona menegaskan bahwa Americo Gallego adalah pioner di wilayah ini. Rekan seklub El Diego di Newell Old Boys serta personel Tango era 1975-1982 ini memang punya tugas menahan laju serangan sebelum lawan berhasil menerobos masuk ke pertahanan.

Pada dasarnya mungkin karakter Gallego sama dengan Marcos Senna, Michael Carrick, Michael Essien (Chelsea), Yaya Toure (Barcelona), atau Javier Mascherano (Liverpool). Sama-sama punya tenaga kuda, disiplin dalam mengawal, tepat dalam melakoni tackling, serta bermodal visi tinggi sehingga bisa mendistribusikan bola ke seluruh penjuru lapangan. (Sapto Haryo Rajasa)





Jangkar Terbaik Eropa Versi BOLA
Bison vs Senna

BOLA mencoba memilih gelandang terbaik di Benua Biru saat ini. Hasilnya Michael Essien menjadi yang terdepan.

Pengangkatan Essien ini tentu tidak berlebihan jika menyaksikan pengaruh luar biasa Si Bison pada kekuatan Chelsea begitu sembuh dari cedera lutut yang menepikannya dari September 2008 hingga awal Maret lalu.

Kemerosotan kekokohan Chelsea terasa dengan ketiadaan pemain yang digaet Si Biru dari Lyon ini. Luiz Felipe Scolari boleh jadi sedih karena tak bisa mengharapkan pemain berumur 26 tahun itu sembuh dengan cepat dan menyelamatkannya dari pemecatan.

The Blues paham betul kerja keras Essien adalah bagian integral performa tim. Pada musim panas 2008, hanya tiga tahun setelah direkrut, pemain asal Ghana ini diganjar kontrak jangka panjang, lima tahun hingga 2013.

Guus Hiddink tak pelak mendulang keuntungan besar dari kembalinya Si Bison pada performa terbaiknya. Apalagi, sang gelandang angkut air bersedia dimainkan di mana saja yang diinginkan bos baru itu.

Hiddink ganti memuji pekerja kerasnya ini, teristimewa ketika menaklukkan Liverpool di Anfield pada laga pertama perempat final Liga Champion. “Essien adalah pemain kunci kami di tengah. Tak hanya mengikuti Steven Gerrard ke mana saja, ia juga dapat menjadi titik awal banyak serangan kami,” kata Hiddink di BBC.

Individu Menonjol

Di tempat kedua, muncul nama Marcos Senna, yang kalah tipis dari Essien. Jangkar milik Villarreal ini adalah jiwa permainan Villarreal, kejutan di Liga Champion pada beberapa edisi terakhir. Ban kapten yang melingkar di lengannya menjadi penegas.

Jika saja pemain asal Brasil berusia 32 tahun ini tak absen akibat cedera di laga kedua delapan besar, Arsenal mungkin tak bisa leluasa mencetak tiga gol. Senna adalah pencetak gol dahsyat pada first leg di El Madrigal.

“Marcos Senna pemain hebat. Ia adalah bagian tim, tapi jelas ia tampak menonjol sebagai individual,” ujar Manuel Pellegrini, entrenador Submarino Amarillo.

Senna juga punya kelebihan tersendiri dibanding gelandang bertahan lain. Ia adalah penyeimbang yang nyaris tak ada tandingannya di lini tengah timnas Spanyol ketika menjadi kampiun di Euro 2008. (chrs)


--

Sang Penyeimbang

Dalam permainan sepak bola, menyerang dan mencetak gol adalah tujuan akhir. Karena itu, para pemain yang berposisi sebagai striker dan gelandang serang kerap lebih mencuat di mata pencinta sepak bola. Publik sangat mengenal dan menanti aksi-aksi mereka.

Padahal, di dalam sebuah tim, seluruh pemain punya peran dan tugas yang sama. Karena itu, sepak bola disebut sebagai permainan kolektif. Tak seharusnya seorang pemain dianggap lebih penting daripada yang lain. Dari striker hingga kiper sama-sama menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Begitu pula kehadiran pemain di posisi gelandang bertahan atau yang sering disebut holding midfielder. Bahkan, dalam perkembangan sepak bola saat ini, saya melihat seorang holding midfielder punya tugas sangat berat. Mereka yang ditempatkan di posisi ini harus bisa bermain sama baiknya, menyerang dan bertahan.

Seorang gelandang bertahan harus bisa menjadi awal serangan bagi timnya. Sering kali ia menjadi target awal membangun serangan ketika gempuran lawan kandas di daerah pertahanan.

Saat tim mendapat tekanan lawan, holding midfielder pun harus bisa berperan sebagai pelindung di lini belakang dengan segera mengorganisasi pertahanan.

Dulu, seorang gelandang bertahan hanya disebut sebagai pemain pekerja keras yang memberi servis kepada rekannya. Sekarang, mereka yang ada di posisi itu wajib lebih pintar membaca permainan.

Kalau boleh menyebut, tugas holding midfielder amat-sangat penting dalam sebuah permainan. Ia pemain yang berperan ganda dan harus memiliki stamina prima, lebih dari rekan-rekannya.

Bayangkan bagaimana Michael Essien bekerja keras membantu pertahanan saat Chelsea diserang lawan, tapi tiba-tiba ia muncul saat rekan-rekannya sedang menekan lawan. Ketika terjadi deadlock, pemain seperti Essien kerap menjadi solusi. Bukankah menjadi seorang gelandang bertahan dituntut memiliki fisik luar biasa?

Kalau dihitung, seorang holding midfielder punya jarak tempuh lari yang lebih jauh dari rekan-rekannya. Sudah ada penelitian yang membuktikan hal tersebut.

Saya dapat mengerti kenapa publik lebih banyak memberi perhatian pada striker, gelandang serang, atau pemain-pemain sayap. Mereka inilah yang sering terlibat dalam proses serangan dan terciptanya gol. Sekali lagi, penonton lebih senang melihat kejadian seperti itu.

Tapi, kita harus ingat, ketika sebuah tim memiliki full back yang agresif dan aktif membantu serangan dari kedua sisi, kehadiran seorang holding midfielder yang baik sangat dibutuhkan.

Saat seorang bek kanan meninggalkan daerahnya guna ikut menekan pertahanan lawan, sang gelandang bertahan pasti akan mengisi kekosongan itu mengantisipasi serangan balik lawan. Ia pun harus sigap melakukan hal serupa di sisi kiri. Holding midfielder harus bisa menjaga keseimbangan timnya.

Semifinalis LC

Kalau kita melihat peserta semifinal Liga Champion saat ini, saya memilih Michael Essian sebagai holding midfielder terbaik yang ada. Bahkan, dibanding Marcos Senna (Villarreal), Michael Carrick (Man. United), atau Javier Mascherano (Liverpool), Essien masih yang lebih unggul dalam melakukan tugasnya menjaga keseimbangan tim.

Chelsea sungguh beruntung memiliki Essien. Michael Ballack pernah dicoba bertugas di posisi ini, namun ia kurang baik saat mengorganisasi pertahanan. Apalagi kalau membandingkan ketika Claude Makelele masih ada di Chelsea.

Feeling saya, bila Guus Hiddink ingin mematikan gerak Lionel Messi, Essien akan ditempatkan sebagai bek kiri mengisi peran Ashley Cole, yang terkena larangan saat berjumpa Barcelona. Risikonya memang akan membuat gerak Xavi Hernandez dan Andres Iniesta bisa lebih leluasa.

Di antara semifinalis, Arsenal memang tidak memperagakan kehadiran seorang holding midfielder murni. Peran itu dibagi bersama oleh Cesc Fabregas dan Denilson. Risikonya, permainan mereka yang sangat agresif menyebabkan pertahanan mudah bocor dan gawang sering kebobolan.

Bagaimana di Tanah Air? Saat ini, saya masih menilai Ponaryo Astaman sebagai holding midfielder terbaik Indonesia. Sejumah pemain lain yang saya anggap cukup mampu memperagakannya adalah Hariono (Persib), Immanuel Wanggai dan Gerald Pangkali (Persipura), dan Toni Sucipto dan Wijay (Sriwijaya FC).

Tentu pemilihan formasi ikut menentukan keberadaan holding midfielder. Pola 4-1-4-1 adalah skema ideal para gelandang bertahan memperagakan kemampuannya menyeimbangkan permainan tim.

Ket. *: Penulis adalah mantan pemain dan pelatih sepak bola.


--


Duel Head to Head
Tak Pernah Sepi Gol

Jika ikut menghitung pertemuan di ajang Piala Fairs musim 1965/66, pertemuan antara Barcelona dan Chelsea berjumlah 11. Namun, jika menghapus tiga bentrokan di ajang yang menjadi cikal-bakal Piala UEFA itu dan hanya menghitung laga Liga Champion, duel head to head mengerucut menjadi delapan.

Dari delapan pertemuan ini, perimbangan kekuatan kedua kubu bisa dibilang sama. Barca dan Chelsea sama-sama bisa menang tiga kali dan dua partai berujung imbang. Akan tetapi, kadar kemenangan serta skor seri Blaugrana terbilang jauh lebih penting karena memengaruhi kelolosan.

Sebagai bukti, Blaugrana mengantongi tiket ke babak berikut dalam dua kesempatan, perempat final 99/00 dan perdelapan final 05/06. Pada perdelapan final 04/05, Chelsea yang lolos. Sementara itu, nilai penuh The Blues di musim 06/07 terjadi pada fase grup.

Selain keunggulan Azulgrana, garis merah yang juga bisa ditarik dari perjumpaan di babak knock-out adalah duel tak pernah sepi gol. Rekor gol fantastis kedua kubu di musim ini setidaknya bakal menjamin gawang Victor Valdes dan Peter Cech akan kebobolan. (shr)

REKAMAN DUEL
-------------------------------
Fase Grup 2006/07
Chelsea vs Barcelona 1-0 (Drogba 47’)
Barcelona vs Chelsea 2-2 (Deco 3’, Gudjohnsen 58’; Lampard 52’, Drogba 93’)
Perdelapan Final 2005/06
Chelsea vs Barcelona 1-2 (Motta 59’-b.d.; Terry 72’-b.d., Eto’o 80’)
Barcelona vs Chelsea 1-1 (Ronaldinho 78’; Lampard 90’-pen.)
(Barcelona unggul agregat 3-2)
Perdelapan Final 2004/05
Barcelona vs Chelsea 2-1 (Maxi Lopez 67’, Eto’o 73’; Belletti 33’-b.d.)
Chelsea vs Barcelona 4-2 (Gudjohnsen 8’, Lampard 17’, Duff 19’, Terry 76’; Ronaldinho 27’-pen, 39) (Chelsea unggul agregat 5-4)
Perempat Final 1999/00
Chelsea 3-1 Barcelona (Zola 30, Flo 34’, 38’; Figo 64’)
Barcelona 5-1 Chelsea (Rivaldo 34’, 99’, Figo 45’, Dani Garcia 83’, Kluivert 104’; Flo 60’)




Reuni Mantan dan Kolega

Sebelum memakai seragam Chelsea, Deco Souza dan Juliano Belletti sempat lebih dulu mereng-kuh kesuksesan bersama Barcelona. Bukan sembarang sukses, tapi gelar dobleta berupa trofi Primera Division La Liga dan Liga Champion 2005/06.

Saat Barca bentrok kontra The Blues di semifinal LC musim ini, Deco serta Belletti menjadi pemain yang akan bereuni langsung dengan mantan klubnya. Pun Eidur Gudjohnsen di Camp Nou, yang sempat selama enam musim merumput di Stamford Bridge.

Tetapi, di luar mereka bertiga, aroma nostalgia juga dimunculkan oleh beberapa pemain menyangkut kedua klub. Di final LC 05/06, Thierry Henry dan Aleksandr Hleb, yang kini membela Barca, merupakan pentolan Arsenal alias pihak yang dikalahkan Blaugrana.

Bomber Si Biru, Nicolas Anelka, memang tak pernah bermain di Catalonia. Namun, ia pernah melawan Barca saat berbaju Real Madrid, bahkan mencetak gol.

Pertarungan sesama kolega timnas terjadi antara kuartet Prancis, Eric Abidal dan Henry melawan Florent Malouda dan Anelka. Selain itu ada pula duel pemain asal Pantai Gading, Yaya Toure akan bermusuhan dengan Didier Drogba dan Salomon Kalou. (shr)

2 komentar:

  1. Did you know that you can generate cash by locking special areas of your blog / website?
    Simply join AdscendMedia and embed their content locking plug-in.

    BalasHapus
  2. FreedomPop is the #1 FREE mobile phone provider.

    Voice, text & data plans always start at £0.00/month.

    BalasHapus