Sabtu, 18 April 2009

Menjadi Pengusaha Jangan Terlalu Rajin




Menjadi seorang pengusaha sukses, otak encer saja tidak cukup. Dengan kepintaran yang kita miliki, kita hanya menjadi pesuruh. Sehebat apapun insinyur, dia hanya pesuruh orang yang punya usaha.

Seorang pengusaha harus bisa cerdik. Inilah salah satu tipsnya mulailah membangun usaha dengan kemampuan, hobi atau minat yang Anda kuasai dulu. Alasannya, kita bisa dengan mudah membuat kalkulasi dan me-manage risiko karena sudah paham akan seluk-beluknya.

Sebagai pemilik, Anda pasti senang bukan main jika usaha yang baru dirintis tadi sudah banyak mendatangkan proyek dan keuntungan. Pasti Anda tambah bersemangat merampungkan proyek-proyek tersebut satu persatu.

Cara seperti itu keliru. Jadi pengusaha tidak boleh rajin seperti pekerja. Karena kalau terlalu rajin malah tidak berkembang. Seharusnya kalau dapat banyak proyek didelegasikan ke orang lain, sehingga waktu yang tersisa bisa cari proyek atau usaha lain.

Di Indonesia masih sulit membedakan antara pebisnis dan self employee, karena itu susah berkembang. Semuanya dikerjakan oleh si owner-nya. Kalau bisnis, dia tinggalkan kemanapun bisnisnya tidak mati.

Di dalam sebuah perusahaan sekitar 80 persen adalah rutinitas sehingga bisa disistemkan. Karena itu, kini saatnya untuk menguasai manajemen perusahaan untuk menyiasati rutinitas tersebut dan owner bisa memiliki waktu untuk lebih kreatif. Setelah usaha Anda berkembang pesat, jangan pernah menaruh telur hanya di dalam sebuah keranjang. Artinya, jika waktu yang tepat untuk membiakkan usaha.

Kesempatan Anda telah tiba di depan mata, lakukanlah segera! Bentuklah unit-unit usaha baru yang lain dan rebutlah pasar!

Steve Case: Mendirikan Coca Cola Dunia Online

Jika ada seseorang yang harus menerima perkataan "Saya kan sudah bilang...," itu adalah pendiri American Online (AOL) Steve Case. Hampir semenjak launchingnya, para pakar industri, pakar bisnis, dan analis pasar telah memprediksikan kematian AOL. Benar, perusahaan dan Steve Case sendiri telah mengalami naik turun bagai roller coaster (dalam satu titik, dewan pimpinan Steve Case sempat berpikir untuk memecatnya). Tetapi Case menunggangi mereka dengan karisma dan gaya yang dapat Anda harapkan dari peselancar Hawai. Dengan penuh keyakinan mengikuti bahwa lebih mudah itu lebih baik, Steve Case telah mengakali pesaing-pesaingnya, mendiamkan kritik-kritik atasnya, dan menjadi AOL sebagai penyedia online nomor satu di dunia.

Talenta kewirausahaan Steve Case telah berkembang dari mulanya. Sebagai anak kecil yang bertumbuh di Honolulu, ia dan saudaranya, Dan, memulai serangkaian pendirian bisnis. Melalui pengalaman-pengalaman bisnis awal, Steve Case mengembangkan sebuah kepuasan dengan marketing. Sayangnya, pilihan kampusnya, Williams College (almamater ayahnya) di Williamstown, Massachusetts, tidak menawarkan gelar marketing, maka Steve Case mengambil ilmu politik karena, ujarnya, "itu adalah hal terdekat dengan marketing." Setelah kelulusan, seseorang yang akan menjadi taipan online ini mendarat pada posisi marketing di Proctor & Gamble (P&G). Meskipun Case mengaku ia belajar banyak dari apa yang ia tahu mengenai marketing selama di P&G, ia mengalami luka juga di bawah ketegangan perusahaan mainstream Amerika.

Steve CaseMemutuskan bahwa mengelola bisnis dewasa bukanlah untuknya, Steve Case meninggalkan P&G dan menerima sebuah posisi dengan Pizza Hut. Sebagai manajer dari pengembangan yang baru, pekerjaannya mengharuskan ia berkeliling sepanjang negeri untuk mencari ide-ide baru untuk topping pizza. Selagi mengunyah beberapa pai di siang hari dalam menjalankan pekerjaannya, Steve Case menghabiskan malam harinya dengan menjelajah internet yang baru saja lahir pada masa itu dalam komputer Kaypro yang kaku dan modem 300 baud. Meskipun tersebut termasuk sulit digunakan dan modemnya bagai siput yang lambat, Steve Case masih terpesona dengan keindahan-keindahan yang ia temukan melalui pelayanan-pelayanan online masa itu seperti The Source. "Saya ingat ini membuat frustrasi," Steve Case mengatakan kepada Time dalam sebuah interview di tahun 1997, "tetapi ada sesuatu yang ajaib mengenai duduk saja di Wichita dan berbicara dengan orang-orang dari seluruh dunia."

Terpesona dengan Internet, Steve Case mulai mencari cara untuk mengubah hobinya menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Pada 1982, ia mendapat sebuah ide untuk memulai klub pelanggan video game Atari, seperti Klub Buku Bulan Ini. Menurut sebuah artikel pada 1997 di Gentlemen's Quarterly, ketika Steve Case kembali kepada saudara prianya, Dan, meminta masukan, Case yang lebih tua dengan berterus-terang membalas, "Ini adalah sebuah ide buruk. Kamu akan mendapatkan bokongmu ditendang." Itu bukanlah kali pertama seseorang mengatakan seperti itu kepada Case, tetapi untuk yang satu ini, sedikit sekali ia mau mendengarkan.

Setahun kemudian sang bersaudara tersebut kembali ke business plan untuk Control Video - sebuah perusahaan baru yang berencana mengenakan biaya $1 bagi setiap pengguna Atari untuk mendownload sebuah video game melalui handphone. Setelah satu hari dimainkan, softwarenya tidak bisa bekerja. Dan menyarankan firmanya, spekulan kapitalis Hambrecht & Quist, berinvestasi di perusahaan tersebut. Steve juga ingin terlibat dalam perjanjian tersebut. Tetapi bukanlah dari sudut video game yang mengganggu dirinya. Itu adalah ide bahwa sekali komputer-komputer tersambung dengan jalur telepon, mereka bisa menggunakannya untuk hal-hal lain, seperti email.

Steve berselisih sebuah perkenalan dengan pendiri Control Video dan dengan cepat ditawari sebuah posisi di perusahaan. Sekali lagi, Dan mengatakan saudaranya bahwa ia melakukan sebuah kesalahan. Dan berargumen bahwa meskipun pendiri perusahaan baru tersebut adalah brilian, ia tidaklah baik jika berurusan dengan uang. Kali ini, Steve Case memutuskan untuk mengacuhkan saran saudaranya, dan ia bersiap-siap dan lalu berangkat ke Virginia Utara untuk bergabung dengan Control Video. Dua minggu setelah ia tiba, keuangan perusahaan tersebut mengering.

Steve CaseTetapi Steve Case tidak menjadi menyerah. Dari reruntuhan Control Video, ia menciptakan Quantum Computer Services, sebuah bulletin board online bagi para pemilik komputer Commodore 64, komputer rumah yang terkenal pada masa itu. Itu adalah pasar yang kecil, tetapi ia merasakan bahwa itu memiliki potensial. Ia benar. Setelah lebih dari enam tahun, keanggotaan Quantum bertumbuh dari 24 anggota di malam pertama menjadi lebih dari 100.000.

Pada 1991, Steve Case membuat keputusan yang akhirnya akan mengubah dunia online. Ia merubah nama perusahaannya menjadi America Online, dan dengan 110.000 anggota, diluncurkan sebuah serangan pada dua penyelenggara jasa internet - CompuServe, yang keangggotaannya telah mencapai 800.000 dan IBM-Sears yang joint venture dengan Prodigy, yang mengembang menjadi 1.1 juta. Semua orang, termasuk ibunya, mengira Steve Case sudah gila. Kritik-kritik yang mengatakan bahwa AOL tak akan bertahan lama. Bagaimana mungkin Steve Case mungkin untuk berharap berkompetisi dengan IBM dan Sears?

Tetapi Case memiliki sebuah rencana... beberapa, sebenarnya. Pertama, ia menemukan kecacatan pada strategi-strategi online IBM dan CompuServe yang ia rasa dapat ia jadikan kelebihan. Kedua raksasa online tersebut mempercayai bahwa cara terbaik untuk kustomer adalah dengan banyak sekali fitur seru dan hitech. Tetapi berdasarkan pengalamannya di Pizza Hut, dimana ia melihat berlusin-lusin pizza yang rumit rasa jatuh tidak karuan, Steve Case menutup bahwa itulah apa Amerika inginkan sebetulnya dalam jasa online, sebagai salah seorang penulis mengatakan," keju, saos tomat dan juga beberapa cabai." Dengan pemikiran ini, Steve Case menyiapkan AOL yang simpel dan memungkinkan agar mudah digunakan. Faktanya, itu adalah Steve Case yang memperkenalkan antar muka grafik ke dunia online, membiarkan pengguna untuk menunjuk-dan-klik cara mereka kemanapun mereka pergi di internet.

Kedua, Steve Case tahu bahwa jika mereka mengalahkan IBM dan CompuServe dalam permainan mereka sendiri, ia akan meraih pelanggan dan bagi pasar - dan cepat. Untuk mencapai ini, ia menarik training marketing P&G-nya dan mulai memberikan sampel-sampel gratis - menumpuk disket-disket AOL dengan majalah-majalah komputer populer dan menawarkan 10 jam gratis penggunaan. Itu bekerja dengan sangat baik bahwa Steve Case akhirnya membanjiri surat dengan disket-disket gratis, sebuah praktik yang masih teringat dalam inti strategi marketing AOL.

Pada pertengahan 1999, AOL - dimana hanya dua tahun lebih cepat dideklarasikan oleh para pelaku aktif internet "sebuah ide dimana memiliki waktu yang telah datang dan pergi" - telah meledak hingga lebih 17.6 juta pelanggan dan telah menjadi juara yang tak perlu diributkan lagi di dunia online. Tetapi sebagaimana perusahaannya melihat ke milenium baru, Steve Case menyadari ia tidak bisa bersandar pada apa yang sudah ada. "Meskipun kami telah didalamnya selama lebih dari satu dekade, ini seperti babak kedua sehubungan dengan pengembangan medium ini," ujar Steve Case dalam interview dengan Time Magazine pada 1999. "Bisnis online akan menjadi pasar paling kompetitif di dunia."

Steve CaseBagaimana rencana Steve Case untuk tetap bertahan dalam kompetisi? Dengan memeluk teknologi terbaru selagi tetap memberikan kustomer-kustomernya apa yang mereka inginkan - keju, saos tomat, dan terkadang beberapa cabai. "Kami berencana untuk menawarkan pelayanan ajaib yang memungkinkan," Steve Case menjelaskan. "Kekuatan kami adalah untuk menggunakan teknologi terbaru selagi menyembunyikan kompleksitasnya. Kami akan menggunakan teknologi yang ditujukan menjadi akhir, tetapi kami telah mencapai disini karena kami mencari tahu apa yang para kustomer inginkan, bukan apa yang para ahli teknologi pikir."

Kami ingin menjadi Coca Cola bagi dunia online, - STEVE CASE

Mengeluh...!

Sebuah kata sederhana yang mungkin jarang kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi seringkali kita praktekkan langsung baik secara sadar maupun tidak sadar. Beberapa waktu lalu saya berkumpul dengan teman-teman lama saya. Seperti biasanya kami membicarakan mengenai pekerjaan, pasangan hidup, masa lalu, dan berbagai macam hal lainnya.

Setelah pulang saya baru tersadar, bahwa kami satu sama lain saling berlomba untuk memamerkan keluhan kami masing-masing seolah-olah siapa yang paling banyak mengeluh dialah yang paling hebat.

'Bos gue kelewatan masa udah jam 6 gue masih disuruh lembur, sekalian aja suruh gue nginep di kantor!'

'Kerjaan gue ditambahin melulu tiap hari, padahal itu kan bukan
'job-des gue'

'Anak buah gue memang bego, disuruh apa-apa salah melulu'.

Kita semua melakukan hal tersebut setiap saat tanpa menyadarinya.

Tahukah Anda semakin sering kita mengeluh, maka semakin sering pula kita mengalami hal tersebut. Sebagai contohnya, salah satu teman baik saya selalu mengeluh mengenai pekerjaan dia. Sudah beberapa kali dia pindah kerja dan setiap kali dia bekerja di tempat yang baru, dia selalu mengeluhkan mengenai atasan atau rekan-rekan sekerjanya.

Sebelum dia pindah ke pekerjaan berikutnya dia selalu ribut dengan atasan atau rekan sekerjanya. Seperti yang bisa kita lihat bahwa terbentuk suatu pola tertentu yang sudah dapat diprediksi, dia akan selalu pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya sampai dia belajar untuk tidak mengeluh.

Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang hal ini menjadi suatu kebiasaan dan parahnya lagi mengeluh menjadi suatu kebanggaan. Bila Anda memiliki dua orang teman, yang pertama selalu berpikiran positif dan yang kedua selalu mengeluh, Anda akan lebih senang berhubungan dengan yang mana? Menjadi seorang yang pengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman kita, tetapi tidak akan membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak akan menyelesaikan masalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita mengeluh? Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita.

Bagaimana kita mengatasi hal ini. Caranya sebenarnya gampang-gampang susah, kita hanya perlu bersyukur. Saya percaya bahwa di balik semua hal yang kita keluhkan PASTI ADA hal yang dapat kita syukuri.

Sebagai ilustrasi, Anda mengeluh dengan pekerjaan Anda. Tahukah Anda berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia ?

Sekarang ini hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak bekerja, jadi bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan dan penghasilan. Atau Anda mengeluh karena disuruh lembur atau disuruh melakukan kerja ekstra. Tahukah Anda bahwa sebenarnya atasan Anda percaya kepada kemampuan Anda? Kalau Anda tidak mampu tidak mungkin atasan Anda menyuruh Anda lembur atau memberikan pekerjaan tambahan.

Bersyukurlah karena Anda telah diberikan kepercayaan oleh atasan Anda,
mungkin dengan Anda lebih rajin siapa tahu Anda bisa mendapatkan promosi lebih cepat dari yang Anda harapkan.

Bersyukurlah lebih banyak dan percayalah hidup Anda akan lebih mudah dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Anda, karena Anda dapat melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan Anda karena Anda terlalu sibuk mengeluh.

Try it now:

1. Bersyukurlah setiap hari setidaknya satu kali sehari.

Bersyukurlah atas pekerjaan Anda, kesehatan Anda, keluarga Anda atau apapun yang dapat Anda syukuri. Ambilah waktu selama 10-30 detik saja untuk bersyukur kemudian lanjutkan kembali kegiatan Anda.

2. Jangan mengeluh bila Anda menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah hal berikut ini.

Tutuplah mata Anda, tarik nafas panjang, tahan sebentar dan kemudian
hembuskan pelan-pelan dari mulut Anda, buka mata Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa suatu saat nanti Anda akan bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.

3. Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila Anda sedang bersama teman-teman yang sedang mengeluh dan beri tanggapan yang positif atau tidak sama sekali. Selalu berpikir positif dan lihatlah perubahan dalam hidup Anda.

'Semakin banyak Anda bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Anda miliki, maka semakin banyak hal yang akan Anda miliki untuk disyukuri.'

Arsenal vs Villarreal 3-0 (Agregat 4-1)
Atraksi Umpan Berkarakter

Ketika Arsenal dijamu Manchester United pada semifinal leg pertama, Rabu (29/4), tuan rumah harus menaruh perhatian khusus pada Robin van Persie, bukan Samir Nasri.

Meski Nasri yang menentukan kemenangan 2-1 Gunners atas United di London dalam laga Premier League di 8 November silam, kini RVP terlihat lebih berbahaya.

Dalam kemenangan 3-0 melawan Villarreal di Stadion Emirates, Rabu (15/4), Van Persie mencetak satu gol dan satu assist.

Penampilan gemilang The North Londoners Rabu kemarin memang diwarnai atraksi umpan-umpan berkarakter, lugas dan tepat waktu, ke dalam kotak penalti Villarreal.

Langkah Francesc Fabregas menyodorkan passing terobosan dengan tumit untuk mengawali gol cantik Theo Walcott (9’) mirip dengan aksi Van Persie di babak kedua.

Pada menit ke-58, RVP menjemput bola di depan kotak penalti lawan dan menarik Gonzalo serta Mati Fernandez untuk mendekat. Dengan cerdik pemain kidal asal Belanda itu menyodorkan umpan datar kepada Emmanuel Adebayor yang bebas di sisi kanan kotak 16 meter dan gol kedua pun tercipta.

Kiprah menawan pemain berumur 25 tahun itu diakhiri eksekusi penalti (69') setelah Walcott dijatuhkan Godin.

Protes keras yang dilakukan Sebastian Eguren sebelumnya mengundang wasit Wolfgang Stark mengeluarkan kartu kuning kedua. Mengecil sudah peluang The Yellow Submarine untuk membalikkan keadaan dan faktanya skor tidak berubah hingga bubar.

Agregat kemenangan 4-1 Gunners ini menegaskan bahwa Arsene Wenger memang menaruh prioritas utama di Liga Champion. Perlawanan mereka atas United di semifinal nanti pasti lebih keras ketimbang saat keduanya bertemu di Old Trafford pada 16 Mei di ajang Liga Premier. (toen)

DATA FAKTA
---------------------------
ARSENAL vs Villarreal 3-0 (Agg. 4-1)
Waktu: Rabu, 15 April (20.45)
Stadion: Emirates
Wasit: Wolfgang Stark
Gol: 1-0 Walcott 10', 2-0 Adebayor 60', 3-0 Van Persie 69'pen
Kartu Kuning: Eguren 44', Cani 51', Godin 59' (V), Silvestre 30' (M)
Kartu Merah: Eguren 67' (V)
Tembakan ke gawang: 7-3
embakan Melebar: 6-4
Pelanggaran: 15-8
Sepak Pojok: 3-3
Off-Side: 6-2
Penguasaan Bola: 51%-49%
Penguasaan Bola (Menit): 31'29"-29'56''
Man of the Match: Theo Walcott (Arsenal)


Robert Pires
Perdana Berakhir Pahit

Robert Pires sempat menjadi bagian tak terpisahkan bagi Arsenal. Sejak bergabung pada tahun 2000, dua gelar Liga Inggris (2002 dan 2004), tiga Piala FA (2002, 2003, 2005), dan dua Communiy Shield (2002, 2004) menjadi sumbangannya hingga pindah ke Villareal pada musim panas 2006.

Perannya yang paling besar jelas saat menjadi anggota The Invincible pada musim 2003/04. Saat itu pemain yang berposisi di sayap ini sangat tajam dengan total 57 gol dalam semua kompetisi yang membantu Arsenal menjadi tim tak terkalahkan ketika menjadi juara liga.

Sayang timing kepindahan pria kelahiran Reims, Prancis, 35 tahun silam ini ke Spanyol tidak tepat. Ya, sekitar dua bulan setelah Pires resmi berkostum kuning Villareal pada Mei 2006, stadion baru Arsenal, Emirates, resmi dibuka.

Jadilah laga 2nd leg Liga Champion antara kedua tim ini menjadi partai perdana Pires merasakan sensasi berlaga di stadion berharga 430 juta pound (lebih dari tujuh triliun rupiah).

“Ini jelas pertandingan spesial. Saya melihatnya saat masih baru dibangun dan sejak itu saya yakin stadion itu akan menjadi salah satu bangunan terindah di dunia,” ucapnya di villarrealcf.es.

Sayang, partai "debut" Pires berbuah pahit. The Yellow Submarine tumbang dengan skor 0-3. Arsenal lolos ke semifinal dengan agregat 4-1. (gun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar