Selasa, 14 April 2009

Kerja Di Rumah Saja




Lebih enak mana, kerja kantoran atau kerja di rumah saja? Tergantung! Kalau Anda jenis manusia yang tidak suka diatur-atur dan diperintah orang lain, kerja mandiri dari rumah jelas menjadi pilihan menarik.

Namun kerja di rumah harus butuh kedisiplinan tinggi dan tanggung jawab yang besar lho. Apalagi kalau Anda jenis orang yang gengsian, kerja di rumah seperti 'tidak serius dan sekadar selingan'. Untuk orang jenis ini, kerja dari rumah mungkin jadi prioritas ke sekian di antara beragam pilihan.

Mau tahu plus-minus kerja dari rumah? Berikut saya kutipkan sejumlah tips dari Ronni Eisenberg dan Kate Kelly, penulis Organize Your Home Office:

1. Hemat uang dan waktu. Tidak perlu sewa kantor yang mahal dan tak usah takut stress kena macet di jalan. Kecuali kalau harus bertemu klien, tentu.

2. Anda sang bos. Bisa enak memilih waktu kerja: siang, pagi, sore atau malam. Saat jenuh, boleh sekadar jalan-jalan sebentar tanpa takut kena omelan atasan.

3. Harus menguasai manajemen waktu dan penguasaan diri untuk mencapai sukses.

4. Kalau rumah tak cukup memadai sebagai tempat kerja, harus siap investasi membangun ruangan tambahan, berikut perlengkapan, mulai komputer, mesin faks hingga meja-kursi tamu.

5. Tidak kenal yang namanya gosip kantor.

6. Bisa meluangkan waktu lebih banyak untuk anak dan pasangan.

7. Punya modal kuat: selain uang, mental juga harus disiapkan.

Karena kerja di rumah berarti harus siap memikul risiko sendiri, termasuk tak bisa menggaji diri sendiri saat tak ada job atau orderan.

Nah, bagaimana...masih betah jadi warga 'jam 9 ke jam 5' atau siap mandiri?

--

Pandangan Yang Salah Mengenai Kekayaan (2)

Tuhan marah kepada umat Israel yang tidak bisa menjadi hambaNya yang penuh sukacita walau mereka berkelimpahan atas segalanya. Perhatikan klausa ‘kelimpahan akan segalanya' yang menunjukkan mereka tidak mengalami kekurangan apapun juga! Tuhan memberikan kekayaan berlimpah hanya dengan tujuan membuat mereka menjadi hambaNya. Namun mereka ternyata tidak menyadari kebenaran ini. Mereka merasa bahwa kekayaan yang diberikan kepada mereka boleh digunakan semata-maya untuk memenuhi semua keinginan pribadi. Akibatnya, Tuhan marah dan memberikan kemiskinan sebagai ganti kekayaan (Ulangan 28:48). Oleh karena itu, umat Tuhan seharusnya sadar bahwa kekayaan dan kemiskinan yang ada dalam hidup mereka memiliki tujuan hanya untuk membuat mereka menjadi hambaNya dan memiliki hubungan yang baik denganNya.

Saya sering mendapat pertanyaan dalam pelayanan saya, "Mengapa ada orang yang tidak mengenalNya, tapi memiliki kekayaan berlimpah?" Saya biasanya menjawab, "Tuhanpun seringkali memberikan kekayaan kepada umatNya yang berbuat dosa." Tidak ada ayat yang menyatakan bahwa kekayaan hanyalah hak umatNya. Kekayaan juga bisa didapatkan mereka yang bukan umatNya. Jadi sekali lagi, kekayaan dan kemiskinan hanyalah cara untuk membuat umat Tuhan memiliki hubungan yang dekat denganNya. Bagi Tuhan, tidak masalah untuk memberikan kekayaan maupun kemiskinan, asalkan umatNya menjadi semakin dekat dengan Dia. Oleh karena itu, umat Tuhan yang hanya mencari kekayaan dalam hidup mereka akan menjadi orang Kristen konyol karena perhatian mereka bukan kepada Tuhan. Bisa jadi, Tuhan malahan akan membuat mereka tidak bisa mendapatkan (atau kehilangan) kekayaan karena Tuhan tahu hidup mereka akan hancur jika mereka memiliki kekayaan yang melimpah.

Pandangan 2: Mendapatkan Kekayaan VS Menjadi Seperti Yesus

Saya sama sekali tidak menyatakan bahwa mendapatkan banyak benda merupakan hal yang salah, tapi mendapatkan banyak benda bukanlah tujuan utama rencanaNya. Tuhan lebih menekankan umatNya supaya menjadi seperti yang Tuhan inginkan daripada mendapatkan banyak benda dalam kehidupan mereka. Ayat-ayat alkitab dengan jelas menyatakan tujuan setiap manusia yang ada di muka bumi ini adalah menjadi sama seperti Kristus. "Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Roma 8:29).

Sayangnya, kebenaran yang banyak dimengerti umat Tuhan ini tidak mereka hayati. Mereka menentukan tujuan utama mereka adalah mengejar berkat materi dan semua sumber daya yang mereka miliki digunakan untuk mendapatkannya. Bahkan, motivasi mereka menjadi pegikutNya juga diarahkan untuk mendapatkan materi. Mereka tidak pernah mencoba mengerti pikiran dan perasaan Tuhan, malahan mereka menggunakanNya sebagai sarana untuk mendapatkan kekayaan materi. Pandangan seperti inilah yang membuat banyak umat Tuhan menjadi "aneh" karena mereka "menggunakanNya" untuk memenuhi keinginan mereka. Tuhan bukan lagi menjadi Raja atas mereka, tapi mereka adalah "raja" dan Tuhan adalah pelayan mereka. Ini adalah kenyataan yang menggelikan.

Pandangan 3: Kekayaan Hanya Untuk Dinikmati Sendiri

Pandangan salah lainnya adalah kekayaan hanya untuk dinikmati sendiri, padahal seharusnya tidak demikian. Tuhan sebenarnya berencana agar umatNya saling melengkapi, termasuk di dalamnya, dengan kekayaan yang mereka miliki. Perhatikan rencanaNya yang dinyatakan kepada Abraham, yang berlaku juga atas semua umat Tuhan: "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kejadian 12:2-3).

Ayat tersebut dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan tidak hanya ingin umatNya mendapatkan berkat bagi kepentingan diri mereka saja; Tuhan ingin umatNya menjadi berkat. Tuhan ingin membuat umatNya sebagai saluran berkat bagi Dia sehingga Dia bisa mencurahkan berkatNya bagi semua bangsa. Apa jadinya jika Tuhan memberikan berkatNya kepada umatNya yang hanya memikirkan diri mereka sendiri? Tentu saja mereka akan lebih dahulu menggunakan berkat yang diberikanNya untuk kepentingan sendiri. Jika berkat tersebut masih tersisa, sisa ini baru akan disalurkan untuk memberkati orang lain. Padahal, biasanya "sisa" ini jumlahnya sangat kecil, bahkan seringkali mereka berpikir bahwa seharusnya tidak bersisa, sebab masih banyak keinginan yang belum terpenuhi. Kenyataan inilah yang sering membuat mereka merasa kekurangan uang, padahal yang seharusnya mereka lakukan adalah menyangkal diri mereka.

Namun, bukan berarti semua berkat yang diberikan harus seluruhnya diserahkan kepada orang lain. Ada kalanya Tuhan ingin semua berkat yang diterima umatNya digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Namun ada waktunya pula Dia ingin sebagian besar (atau seluruh) berkat yang mereka terima harus mereka berikan kepada sesama. Orang yang dipenuhi oleh keinginan-keinginan egois tidak bisa melihat hal ini. Mereka menganggap semua berkat yang mereka terima harus digunakan untuk memenuhi semua keinginan mereka. Oleh karena itu, umat Tuhan harus melatih diri agar bisa menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

Kesimpulan

Tiga pandangan yang salah ini seringkali menyebabkan umatNya hanya berfokus untuk mendapatkan kekayaan. Ketika fokus mereka hanya pada kekayaan, sering mereka melupakan rencana Tuhan yang harus mereka lakukan. Kadang-kadang hal ini malah membuat mereka mengalami maalah keuangan yang berat karena mereka tidak menerapkan firmanNya dalam kehidupan mereka.

--
Pandangan Yang Salah Mengenai Kekayaan (1)


Sebelum membahas langkah-langkah praktis yang dilakukan agar dapat keluar dari kekurangan uang, kita perlu lebih dahulu membahas berbagai pandangan salah yang dimiliki umat Tuhan tentang uang dan kekayaan. Pandangan salah ini menyebabkan banyak dari mereka tidak bisa hidup sesuai dengan rencanaNya. Ada paling tidak 3 pandangan yang salah mengenai uang dan kekayaan yang menyebabkan umat Tuhan mengalami banyak masalah dalam kehidupan finansial mereka.

Pandangan 1: Tujuan Utama Tuhan Adalah Memberi UmatNya Kekayaan

Akibat pandangan ini, banyak umat Tuhan yang mengalami hal-hal buruk dalam hidup mereka. Mereka menyangka bahwa tujuan utama yang ditetapkan Tuhan dalam hidup umatNya adalah kelimpahan kekayaan materi. Jadi ketika mereka tidak memiliki harta berlimpah, umat Tuhan merasa sedang tidak hidup dalam rencanaNya. Akibatnya, mereka akan menggunakan semua sumber daya yang mereka miliki hanya untuk mengejar 1 tujuan, yaitu memperoleh kekayaan sebanyak mungkin. Oleh karena itu, pandangan yang salah ini harus diluruskan sehingga konsentrasi mereka tetap terjaga seimbang, yaitu tetap memikirkan penggenapan rencana Tuhan ketika mereka bekerja dan mencari kehidupan yang layak.

Satu kebenaran utama yang harus dimiliki adalah kekayaan atau kemiskinan bukanlah tujuan utama Tuhan. Perhatikan ayat berikut yang menyatakan kebenarannya: "Maka apabila segala hal ini berlaku atasmu, yakni berkat dan kutuk yang telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hatimu di tengah-tengah segala bangsa, kemana Tuhan, Allahmu, menghalau engkau..." (Ulangan 30:1). Ayat tersebut dengan tegas menyatakan bahwa tujuan utama Tuhan adalah membuat umatNya menjadi sadar dalam hati mereka. Sekali lagi saya ingin menyatakan: Tuhan ingin umatNya memiliki kesadaran dalam hati mereka mengenai keberadaanNya. Pikiran ini harus ada dalam setiap jengkal kehidupan kita, sebab apapun akan dilakukan Tuhan agar bisa membuat kita mendapatkan hati yang penuh kesadaran akan keberadaanNya.

Satu di antara cara eefktif yang dilakukanNya dalam memberikan kesadaran ini adalah dengan cara memberikan kekayaan atau kemiskinan. Dengan adanya kekayaan atau kemiskinan, umat Tuhan diharapkan menghentikan rutinitas hidup sementara dan menguji tingkat keeratan hubungan yan mereka miliki dengan Tuhan. Oleh karena itu, seringkali keadaan kaya ataupun miskin adalah hal yang berubah-ubah. Ada kalanya, kemiskinan yang diijinkan Tuhan datang hanya memiliki satu tujuan, yaitu emmbangkitkan kesadaran, demikian juga halnya dengan kekayaan. Kekayaan dan kemiskinan hanyalah alat, bukan tujuan.

Sayangnya, banyak umat Tuhan yang tidak mampu menyadari kebenaran ini. Mereka selalu menganggap kekayaan adalah tanda bahwa Tuhan berkenan, dan sebaliknya kemiskinan adalah tanda bahwa Tuha tidak berkenan. Mereka menangap kehidupan keuangan mereka sebagai tolak ukur sikap Tuhan. Dengan demikian, mereka menganggap Tuhan sudah berkenan dengan kehidupan mereka saat mereka sudah memiliki banyak uang. Hal ini perlu diluruskan. Tuhan memang kadang-kadang mengambil kekayaan orang-orang yang berbuat salah kepadaNya, namun tidak semua orang yang berbuat dosa pasti diambil kekayaannya. Jadi, memiliki kekayaan belum tentu berarti mendapat perkenanan Tuhan.

Tuhan mengambil kekayaan orang berdosa

Pada kasus-kasus tertentu, Tuhan memang mengambil kekayaan orang-orang yang berdosa kepadaNya: dilakukan sebagai hukuman (seperti yang tertulis dalam Yesaya 10:12-16). Jika anda memperhatikan sekilas, ayat tersebut, memang dinyatakan bahwa akibat ketinggian hati suatu bangsa, Tuhan murka dan mengambil kekayaan yang mereka miliki. Namun demikian, hal ini tidak senantiasa terjadi. Tuhan memiliki berbagai cara lain saat menyikapi keadaan yang sama. Hal ini tidak menunjukkan ketidak-konsistenan-Nya, Tuhan mengerti dengan sangat jelas apapun yang Dia lakukan.

Orang yang berbuat dosa tetap bisa memiliki kekayaan

Memang, Tuhan sering tidak melakukan apapun pada kekayaan suatu bangsa, meskipun Dia tidak berkenan pada hidup mereka. Di bawah ini adalah beberapa ayat yang menunjukkan bahwa Tuhan mengijinkan kekayaan orang berdosa tetap ada dalam diri mereka.

Sungguh, telah Kaubuang umatMu, yakni kaum keturunan Yakub, sebab di mana-mana mereka melakukan tenung seperti yang di Timur dan sihir seperti orang Filistin, dan orang-orang asing di antara mereka terlalu banyak. Negerinya penuh emas dan perak dan tak terbatas harta bendanya; negerinya penuh kuda dan tak terbatas jumlah keretanya. (Yesaya 2:6-7). Ayat tersebut menyatakan bahwa keturunan Yakub yang melakukan tenung ternyata memiliki kekayaan melimpah, bahkan dapat dikatakan bahwa jumlahnya tidak terbatas. Ini menunjukkan bahwa walaupun umatNya melakukan kekejian, ternyata mereka masih bisa memiliki kekayaan dalam jumlah yang sangat besar.

Zakheus, salah seorang pemungut cukai yang sering melakukan pemerasan dan penipuan, ternyata juga memiliki kekayaan yang melimpah. "Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya." (Lukas 19:2). Komentar Tuhan Yesus sendiri yang menyatakan bahwa orang kaya sangat sukar masuk dalam kerajaan Surga, menunjukkan kekayaan bukanlah tanda yang selalu baik. "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah." (Markus 10:25).

Jadi, Tuhan tidak pernah menetapkan tujuan utama bagi kehidupan umatNya adalah memiliki kekayaan yang berlimpah ruah. Tuhan memang bisa memberikan kekayaan, namun ini bukanlah tujuan utama yang Dia rencanakan. Tujuan utamaNya adalah untuk memiliki hubungan yang dekat dengan umatNya. Ada kalanya, Tuhan membiarkan umatNya tetap memiliki kekayaan meskipun hidupnya tidak berkenan kepadaNya. Mungkin mereka sebenarnya diberi kesempatan supaya memiliki hubungan yang dekat denganNya. Namun, ketika mereka tetap tidak sadar, maka Tuhan bisa saja mengambil semua kekayaan yang mereka miliki. Kebenaran ini bisa dilihat dengan jelas pada ayat ini: "Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada Tuhan, Allahmu, dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya..." (Ulangan 28:47).

Friendship Quotes - Funny Friendship Quotes

Friendship is not a big thing - its a million little thingz.



****************



Only your real friends will tell you when your face is dirty.



****************



The friend is the man who knows all abt you, and still likes you.



****************



The most I can do 4 my friend is simply be his friend.



****************



It is easier 2 forgive an enemy than to forgive a friend.



****************



A friend knows the song in my heart and sings it to me wen my memory fails.



****************



Friends r those rare people who ask how u are and then wait for the answer.



****************



The language of friendship iz not words but meanings.



****************



Nothing bt heaven itself is better than a friend who is really a friend.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar