Sabtu, 18 April 2009

Panik




Rasa panik, tegang, bingung, sakit, kerap kali kita keluhkan dan hindari dalam kehidupan kita. Kita kagum pada orang yang tidak pernah panik. Apakah panik itu buruk?

Saya sering melihat seorang pebisnis atau seorang teman atau seorang karyawan yang tidak juga panik, padahal deadlinenya tinggal 1 hari. Padahal pekerjaan itu kalau kita lihat sudah pasti akan membutuhkan waktu lebih dari 10 jam. Dan saya bingung karena orang-orang tersebut menganggap enteng terhadap deadline dan waktu penyelesaian pekerjaan.

Nah, kita butuh rasa panik, rasa tegang, rasa bingung, rasa kesulitan ini untuk memperbaiki hidup kita untuk memacu kita, mau memaksa kita untuk bekerja lebih keras. Banyak orang tidak panik walaupun tahu sebenarnya deadline sudah hampir sampai, sehingga besok setelah terlambat cuma berasalan, "Wah… ya, terlambat." "Wah Pak, maaf tidak sempat diselesaikan." Bahkan tanpa rasa bersalah.

Nah ini berbahaya. Seperti seorang manusia yang membutuhkan rasa nyeri, rasa sakit, rasa lapar, untuk memberi tanda ke badan untuk mau makan, untuk supaya kita berobat. Bayangkan perut anda sakit tapi tidak terasa sakit. Ini akan berbahaya sekali. Semua dokter atau ahli kesehatan tahu benar bahwa kebutuhan akan rasa sakit itu sangat penting. Kalau kita tidak merasakan sakit, maka kita tidak tahu sebenarnya tubuh kita membutuhkan penyembuhan. Tanpa rasa lapar kita tidak tahu sudah saatnya makan.

Nah, untuk jiwapun kita butuh rasa panik. Rasa ini penting kalau kita merasa waktunya hampir mencapai deadline. Ini sangat kita butuhkan sekali supaya kita menyadari bahwa pekerjaan kita belum selesai. Dan banyak yang harus kita lakukan sehingga kita bersemangat, lebih memaksa diri untuk mengerjakan tugas, deadline, pekerjaan ataupun hal-hal lain yang penting dalam keterbatasan waktu yang ada.

Tentu panik yang berlebihan akan membuat kita celaka, segalanya yang berlebihan berbahaya, panik dalam proporsi yang cukup lah, sebuah peringatan untuk mau bekerja lebih cepat, lebih giat, dan melakukannya dengan segera.

Banyak sekali orang yang tidak memiliki merasa panik ini, tidak punya “Sense Of Urgency” dan menganggap bahwa hidup ini berjalan dengan sendirinya sampai ke titik yang harus dicapai. Upaya besar, perubahan, dan semangat tempur akan menjadi lebih kuat bila kita merasa panik, asalkan tidak berlebihan, dan tau cara menyelesaikan tugas dan pekerjaan kita. Salam sukses untuk anda.

Love Don't Ask "Who Are You?"

Love Only Says "You Are Mine !"

"People need love the most when they deserve it the least."

Love Don't Ask " Where Are You From?"

Love Only Says "You Lives In My Heart !"

"When you wake up in the morning, kiss your loved one on the forehead and wish them a good day."

Love Don't Ask "what Do You Do?"

Love Only Says "You Make My Heart To Beat !"

"Love from one side hurts, but love from two sides heals."

Love Don't Ask "Why Are You Faraway?"

Love Only Says "You Are Always With Me !"

"I would give up everything for one moment with you;

For one moment is better than a life time of never knowing you."

Love Don't Ask "Do You Love Me?"

Love Only Says...

I LOVE U...





--

Eminem, born Marshall Bruce Mathers III, 17 October 1973, Kansas City, Missouri, USA. This white rapper burst onto the US charts in 1999 with a controversial take on the horrorcore genre. Mathers endured an itinerant childhood, living with his mother in various states before eventually ending up in Detroit at the age of 12. He took up rapping in high school before dropping out in ninth grade, joining ad hoc groups Basement Productions, the New Jacks, and D12. The newly named Eminem released a raw debut album in 1997 through independent label FBT. Infinite was poorly received, however, with Eminem earning unfavourable comparisons to leading rappers such as Nas and AZ. His determination to succeed was given a boost by a prominent feature in Source's Unsigned Hype column, and he gained revenge on his former critics when he won the Wake Up Show's Freestyle Performer Of The Year award, and finished runner-up in Los Angeles' annual Rap Olympics. The following year's The Slim Shady EP, named after his sinister alter-ego, featured some vitriolic attacks on his detractors. The stand-out track, "Just Don't Give A fuck", became a highly popular underground hit, and led to guest appearances on MC Shabaam Sahddeq's "Five Star Generals" single and Kid Rock's Devil Without A Cause set. As a result, Eminem was signed to Aftermath Records by label boss Dr. Dre, who adopted the young rapper as his protege and acted as co-producer on Eminem's full-length debut. Dre's beats featured prominently on The Slim Shady LP, a provocative feast of violent, twisted lyrics, with a moral outlook partially redeemed by Eminem's claim to be only "voicing" the thoughts of the Slim Shady character. Parody or no parody, lyrics to tracks such as "97 Bonnie & Clyde" (which contained lines about killing the mother of his child) and frequent verbal outbursts about his mother were held by many, outside even the usual Christian moral majority, to be deeply irresponsible. The album was buoyed by the commercial success of the singles "My Name Is" and "Guilty Conscience" (the former helped by a striking, MTV-friendly video), and climbed to number 2 on the US album chart in March 1999.

Eminem subsequently made high profile appearances on Rawkus Records' Soundbombing Volume 2 compilation and Missy "Misdemeanor" Elliott's Da Real World. He was also in the news when his mother filed a lawsuit claiming that comments made by the rapper during interviews and on The Slim Shady LP had caused, amongst other things, emotional distress, damage to her reputation and loss of self-esteem. None of which harmed the sales of Eminem's follow-up album, The Marshall Mathers LP, which debuted at number 1 on the US album chart in May 2000 and established him as the most successful rapper since the mid-90s heyday of 2Pac and Snoop Doggy Dogg. By the end of the year, however, his troubled personal life and a serious assault charge had removed the gloss from his phenomenal commercial success. Despite criticism from gay rights groups, the rapper swept up three Grammy Awards the following February. He also reunited with his D12 colleagues to record the transatlantic chart-topping Devil's Night.

Eminem's new studio album, The Eminem Show, was premiered by single "Without Me". The track, which debuted at UK number 1 in May 2002, featured a sample from Malcolm McLaren's "Buffalo Girls" and was supported by a controversial video which saw the rapper dressing up as Osama Bin Laden. The album debuted at number 1 on both sides of the Atlantic. Later in the year, Eminem made his mainstream acting debut in 8 Mile. The lead single from the soundtrack, "Lose Yourself", gave the rapper his first US number 1 single in November.

Grafite
Predator Pekerja Keras

Bayern Muenchen dikenal memiliki barisan pertahanan tangguh. Tapi, gara-gara ulah satu orang, Philipp Lahm dkk. terlihat bak sekumpulan pasukan amatir dalam duel spieltag 26 Bundesliga. Sang pelaku adalah ujung tombak Wolfsburg bernama Edinaldo Batista Libano alias Grafite.

Grafite, bomber tersubur di Bundesliga saat ini. (Foto: AFP)

Seorang diri, Grafite menembus lini belakang Muenchen. Dengan aksi individual yang spektakuler, ia berhasil mengecoh empat orang pemain FC Hollywood sekaligus dan mencetak gol kelima Wolfsburg dalam pertandingan tersebut.

Gol itu langsung mendapat label Goal of the Year dari situs resmi Bundesliga. “Gol yang memastikan kemenangan 5-1 bagi Wolfsburg merupakan gol terbaik yang pernah saya buat,” ucap Grafite seperti dilansir situs Bundesliga.

Dengan total 20 gol hingga pekan ke-27, Grafite tercatat sebagai pemain tersubur di Bundesliga 2008/09. Bukan hanya itu, ia juga berhasil menorehkan rekor sebagai striker paling agresif dengan rata-rata mencetak gol setiap 72 menit. Ia mematahkan rekor Gerd Mueller pada Bundesliga 1971/72, yang mencetak gol setiap 77 menit.

Sebuah prestasi yang membuat pihak Wolfsburg tak menyesal telah merogoh kocek hingga delapan juta euro, saat ini setara dengan 114,9 miliar rupiah, demi meminang pesepak bola kelahiran Sao Paulo tersebut dari Le Mans dua tahun silam.

“Grafite berbeda dari kebanyakan pemain Brasil,” sebut pelatih Wolfsburg, Felix Magath, yang konon merupakan sosok paling ngotot ingin merekrut Grafite pada musim panas 2007.

“Dia sangat disiplin dan selalu memberikan kemampuan terbaiknya. Selain itu, jika memang tak diperlukan Grafite tidak terlalu suka memamerkan gaya sepak bola indah ala Brasil,” kata arsitek tim berdarah Jerman-Puerto Riko tersebut.

Grafite tidak pernah menyangka namanya bakal meroket. Maklum, ia kudu melalui jalan panjang dan berliku demi menyandang status sebagai pesepak bola profesional.

Meski mengaku sudah jatuh cinta terhadap sepak bola sejak masih sangat belia, ada masa-masa saat Grafite terpaksa melupakan impiannya menjadi bintang lapangan hijau hanya untuk memberi makan keluarganya. Dalam wawancara dengan situs FIFA, Grafite mengaku pernah berprofesi sebagai penjual tempat sampah keliling.

“Sebetulnya itu bukan pekerjaan aneh karena hingga kini masih banyak orang yang menjual tempat sampah dari rumah ke rumah. Ini adalah pekerjaan halal dan saat itu saya sangat membutuhkan uang,” ujar Grafite.

“Saya tidak akan pernah melupakan momen tersebut karena saat itulah saya banyak belajar hal positif, salah satunya untuk tidak menyerah di saat terpuruk,” sebutnya.

Sekeras Batu Grafit

Kerja keras merupakan prinsip hidup Grafite. Bahkan karena wataknya tersebut, penyerang asal Brasil ini mendapatkan nama bekennya, Grafite.

“Nama saya berasal dari kata graphite (batu grafit) dan saya mendapatkannya dari seorang mantan pelatih. Menurutnya, saya punya kemauan keras seperti batu. Kebetulan sebelumnya pelatih itu juga punya pemain bernama Grafite, yang punya ciri-ciri fisik dan watak seperti saya,” katanya.

Grafite sendiri pernah bertualang ke beberapa klub sebelum mendarat di Volkswagen Arena. Ia sempat menjajal keberuntungan bersama Gremio lantas bergabung bersama klub Korea Selatan, Anyang LG.

Kesuksesan baru menghampirinya setelah memperkuat Sao Paulo pada musim 2003. Selama tiga tahun, ia berhasil mencetak 17 gol dalam 44 penampilan.

Pada 2006, Grafite memilih hijrah ke Le Mans. Berkat penampilan yang konsisten, setahun kemudian ia dipinang Wolfsburg.

"Wolfsburg adalah klub terbaik yang pernah saya perkuat. Dukungan manajemen dan suporter membuat saya dapat dengan mudah menyesuaikan diri," tutur Grafite. (Wieta Rachmatia)

DATA DIRI
----------------------
Nama Lengkap: Edinaldo Batista Libano
Posisi: Penyerang
Kebangsaan: Brasil
Tanggal Lahir: 2 April 1979
Tempat Lahir: Campo Limpo Paulista, Sao Paulo, Brasil
Postur: 189 cm/79 kg

Karier Klub
1999-2001 Matonese -
2001 Ferroviaria -
2001 Santa Cruz 22/5
2002 Gremio 6/-
2003 Anyang LG 9/-
2003 Goias 20/12
2003-06 Sao Paulo 44/17
2006-07 Le Mans 51/17
2007-... Wolfsburg 41/31

Tim Nasional
2005 Brasil 1/1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar