Selasa, 30 Juni 2009

Terimakasih untuk tidak berbohong.




Saat ini Kejujuran sulit di dapati, mungkin karena banyak dari kita
yang kurang menghargainya, Kita lihat saat ini pemimpin sering tidak
jujur dalam penyelenggaraan negara sehingga merugikan kita sebagai
rakyatnya, Pedagang berbohong kepada Pembeli sehingga sering
mengecewakan pembeli, pendidik sering menggunakan kata-kata yang tidak
benar dalam mendidik, sehingga akan
timbul generasi yang mengutamakan ketidak benaran. Menurut Wikipedia
Bohong adalah pernyataan yang salah dibuat oleh seseorang dengan
tujuan pendengar percaya. Fiksi meskipun salah, tetapi bukan bohong.
Orang yang berbicara bohong dan terutama orang yang mempunyai
kebiasaan berbohong disebut pembohong.

Kenapa sih manusia itu suka berbohong? karena berbohong itu mudah,
karena dengan berbohong dia bisa menutupi kelemahan atau kekuranganya,
Karena dengan berbohong seseorang terhindar dari hukuman atau
terhindar kelihatan kekurangan atas dirinya. Tapi apakah kebohongan
itu akan kekal dan membawa bahagia, Saya yakin kebohongan tidak akan
membawa kebahagian dalam hidup, mungkin dengan berbohong anda selamat
hari ini, tapi anda akan terus dihantui rasa bersalah seumur hidup
anda dimana anda takut kalau kebohongan yang anda buat terbongkar, apa
lagi kalau hal itu menyangkut hal yang besar,
mungkin anda takut hal tersebut bisa berakibat Fatal.

Adakah yang namanya bohong baik, banyak orang yang mengatakan bahwa
dia terpaksa berbohong untuk kebaikan, tapi menurut saya sekali
berbohong tetap berbohong, tidak ada namanya bohong yang baik, mungkin
akan lebih baik kita mengungkapkan suatu kebenaran walau kebenaran itu
memang sulit dan pahit, tetapi anda telah berjiwa besar, untuk
melakukanya dan anda tidak harus
menutupi kebohongan seumur hidup anda. Namun mengapa orang harus
berbohong? Orang berbohong biasanya disebabkan tiga hal, yaitu
kebiasaan, kerakusan dan kedengkian. Satu saja sebab ini ada pada diri
kita, dapat dipastikan kita pasti gemar
berbohong.

Perlu diingat sekali kita berbohong itu tidak akan cukup, kenapa,
karena sekali berbohong tentang suatu hal pasti kita akan merambat ke
hal-hal yang lain, jadi mau tidak mau pasti kita akan terus berbohong,
mau kah kita hidup dalam kebohongan satu e kebohongan yang lain. Kalau
saya mengatakan tidak mau, katakan salah itu salah dan benar itu
benar, tidak ada daerah abu-abu.
kecuali orang yang berfikir tidak baik selalu melihat daerah abu-abu
untuk tujuan tidak benar.

Kejujuran adalah bahasa universal, agama apa pun, di tanah mana pun
kita berdiri, dan di waktu kapan pun kejujuran tetap berlaku. Namun
nampaknya keuniversalan tersebut semakin teralienasi, dimana justru
saat ini yang lebih sering dianggap biasa dan lumrah adalah
ketidakjujuran. Di kantor, rumah, persahabatan, rumah tangga semakin
mudah ditemui warna-warna dusta dengan berbagai ragam dan bentuknya.
Dan justru pula disaat yang sama,kejujuran menjadi barang langka dan
seringkali dianggap aneh untuk kita semua.

Kebohongan itu menghancurkan, beberapa bukti besar dapat kita lihat
bagaimana koruptor yang ditelanjangi di pengadilan selalu menggunakan
kebohongan-demi kebohongan untuk menutupi pada akhirnya menghancurkan
dirinya sendiri, contohnya tokoh politik P3 Al-amin Nur nasution,
begitu banyak kebohongan yang di keluarkan saat pertama tertangkap,
tetapi kebohonganya terungkap satu demi satu, dan hal itu membuat dia
tidak dapat dipercaya lagi, sungguh ironis, Al-Amin yag berarti dalam
bahasa arab dapat
dipercaya menjadi orang yang tidak dapat dipercaya. Dan banyak contoh
lainya betapa seorang yang berbohong untuk korupsi pada saat akhirnya
terungkap mereka terlihat menyedihkan, dari seorang yang terhormat
menjadi orang yang terhujat. kasihan...

Pernah ingat nasihat orang tua saat kita kecil, pasti kita pernah
mendengar orang tua menasehati supaya harus menjadi orang yang jujur.
Dalam mendidik dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang yang
jujur, kerap kali dikemukakan bahwa menjadi orang jujur itu sangat
baik, akan dipercaya orang, akan disayang orang tua, dan bahkan
mungkin sering dikatakan bahwa kalau
jujur akan disayang/dikasihi oleh Tuhan. terkadang terlontar pikiran
nakal, bagaimana orang tua menasihati anak untuk jujur sedangkan orang
tua tidak jujur dalam kehidupan pribadinya.. . kita mengajarkan jujur
tetapi kita sendiri berbohong... .

Dalam kehidupan sehari-hari, saya sering melihat (bahkan juga ikut
terlibat) dalam berbagai macam bentuk aktivitas interaksi sosial
dimasyarakat, yang justru kebanyakannya adalah wujud realisasi dari
sikap tidak jujur dalam skala yang sangat bervariasi, seperti:

Sering terjadi, orang tua bereaksi spontan saat melihat anaknya
terjatuh dan berkata "Oh, tidak apa-apa! Anak pintar, enggak sakit,
kok! Jangan nangis, yah!". Menurut saya, dalam hal ini secara tidak
langsung si-anak diajarkan dan dilatih kemampuan untuk dapat
"berbohong", menutup-nutupi perasaannya (sakit) hanya karena suatu
kepentingan (supaya tidak menangis). mungkin
seharusnya orang tua berkata "jangan menangis ya, sakit itu wajar
nanti kita obati agar lekas sembuh" agar kita mengjarkan kejujuran
kepada anak kita.

Selain itu saya juga sering melihat dan mengalami kejadian seperti:
Saat seseorang bertamu kerumah orang lain, ketika ditanya: " Sudah
makan, belum?", walaupun saya yakin tawaran sang tuan rumah "serius"
biasanya dengan cepat saya akan menjawab "Oh, sudah!! Kita baru saja
makan ", padahal sebenarnya saya belum makan. mungkin kita bisa
menjawab "Saya tidak lapar, atau oh Nanti saja dirumah" kita cenderung
berbohong untuk hal remeh seperti ini bagaimana kita membiasakan jujur
untuk hal besar, kalau hal kecil saja kita berbohong. Seorang yang
sering berbohong lambat laun orang lain akan menyadari dan mencium
aroma dusta di lidah anda. Perlahan tapi pasti, setiap orang akan
mendeteksi kebohongan anda. Di saat itu terjadi, anda akan terkejut
menyadari betapa sempitnya dunia ini ketika semua orang mengetahui
kebohongan anda.

Dalam lingkungan usaha / dagang, kejujuran sering disebut-sebut
sebagai modal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan. Akan tetapi
sangat kontroversial dan lucunya kok dalam setiap transaksi dagang
itulah justru banyak sekali kebohongan yang terjadi. Sebuah contoh
saja: penjual yang mengatakan bahwa dia menjual barang "tanpa untung"
atau "bahkan rugi" hampir bisa diyakini pasti bohong. mungkin pedagang
bisa berkata, "maaf pak harganya sekian saya beli, mungkin bapak mau
kasih saya berapa, atau mungkin tidak berkata apa-apa lebih baik dari
pada harus berbohong.

Pernah membayangkan juka hidup di dunia ini tidak ada bohong Maka
dibayangkan pasti ketika tidak ada kebohongan maka akan tidak ada
perusahaan yang dirugikan oleh kecurangan pegawainya, negara tidak
bangkrut karena ulah para koruptor kelas kakap, tak ada keretakan
rumah tangga karena senantiasa terlindung oleh bingkai kejujuran,
tidak ada pengkhianatan, tidak ada
kemunafikan, tidak ada bencana besar yang timbul akibat satu bentuk
ketidakjujuran yang terlalu sering dianggap sepele. Maka juga, bisa
dipastikan hari itu adalah hari yang sangat dirindukan oleh kita
semua. mungin tidak ya.. berharap itu semua bisa terjadi.... Dan saya
akan mengucapkan Terimaksih untuk tidak berbohong, kepada orang yang
jujur.

Di Momentum yang tepat di bulan yang sakral bagi umat islam saya
mengajak seluruh Warga negara Indonesia untuk kembali merefleksikan
diri dan membiasakan diri untuk hidup Jujur, Saya akan mencoba
mengkampanyekan untuk hidup jujur, dari hal yang terkecil, dimulai
saat ini, dimulai dari diri kita sendiri, didalam apa pun yang anda
kerjakan. Ijinkan saya mengucapkan
kepada Sahabat semua " Terimakasih untuk tidak berbohong... "

'Pengkhianatan yang paling besar ialah engkau memberi informasi kepada
saudaramu, yang informasi itu mereka percayai, padahal engkau sendiri
berdusta (Bukhari dan Abu Dawud).

Jika Anda bangun pagi ini dengan lebih sehat daripada sakit, Anda lebih diberkati daripada jutaan orang yang tak akan selamat melewati minggu ini

Jika Anda punya makanan di kulkas Anda, pakaian di tubuh Anda, atap di kepala Anda, dan tempat untuk tidur, Anda lebih kaya daripada 75 persen dunia ini.

Jika Anda punya uang di bank atau di dompet Anda, Anda berada di antara 8 persen yang terkaya di dunia.

Jika Anda mengangkat kepala Anda dengan senyum di wajah Anda dan benar-benar bersyukur, Anda diberkati karena kebanyakan orang bisa, tapi sebagian tidak melakukannya.


Thanks For All The Thing Happen To Your Life

Saya BERSYUKUR untuk istri yang memberiku makanan yang sama dengan malam kemarin karena istriku di rumah malam ini,dan tidak bersama orang lain ...

BERSYUKUR untuk suami yang duduk bermalasan di sofa sambil baca koran males-malesan , karena doi bersama aku di rumah dan tidak keluyuran,apalagi ke bar malam ini.

BERSYUKUR untuk anakku yang selalu PROTES di rumah, karena artinya dia sedang di rumah dan TIDAK sedang keluyuran di jalanan.

BERSYUKUR untuk pajak yang saya bayar, karena artinya saya bekerja atau punya penghasilan.

BERSYUKUR untuk rumah yang berantakan, karena artinya saya masih punya kesempatan
melayani orang-orang yang mengasihi saya.

BERSYUKUR untuk baju yang mulai kesempitan, karena artinya saya bisa lebih dari cukup untuk makan.

BERSYUKUR pada bayangan yang mengikutiku, karena artinya aku tidak disilaukan oleh matahari.

BERSYUKUR untuk Kebun yang harus dirapikan dan perkara yang harus dibetulkan di rumah, karena artinya saya punya rumah.

BERSYUKUR akan berita orang yang lagi demo, karena artinya kita masih punya kebebasan untuk berbicara.

BERSYUKUR untuk dapat tempat parkir yang paling jauh, karena artinya saya masih bisa berjalan kaki dan diberkati dengan kendaraan yang saya bisa bawa.

BERSYUKUR untuk cucian, karena artinya saya punya baju yang bisa dipakai.

BERSYUKUR karena kepenatan dan kelelahan kerja setiap hari, karena artinya saya mampu bekerja keras setiap hari.

BERSYUKUR mendengar alarm yang mengganggu di pagi hari, karena artinya saya masih hidup.

Hiduplah, Senyumlah & Kasihi sesama dengan seluruh HATIMU .. !!

Tips motivasi diri





Tidak ada orang yang bisa memiliki motivasi lebih baik dari memotivasi dirinya sendiri. Motivasi diri sendiri seperti ini datang dari diri kita sendiri bukan dari orang lain.

Ada beberapa tips motivasi diri sendiri :

1. Melakukan refleksi terhadap apa yang akan kita capai lalu menuliskannya di selembar kertas.

Untuk bisa melakukan motivasi terhadap diri kita, kita harus tahu apa tujuan yang ingin kita capai. Lalu kita harus mengembangkan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Jalan mana yang akan kita pilih, haruslah mendukung dan sesuai logika. Kita tidak bisa memilih jalan yang kita sendiri tahu bahwa kita tidak akan sanggup menjalaninya. Akhirnya yang akan kita temui adalah kegagalan dan keputusasaan sebelum kita mampu mencapai tujuan kita tersebut.
Setelah kita menuliskan tujuan kita bersama dengan rencana yang kita buat untuk mencapainya, tempelkan kertas tersebut di tempat yang akan sering kita lihat setiap saat. Bisa di cermin dalam kamar, di lemari, di dinding, atau dimanapun yang menurut kita akan membuat kita sering melihat dan membacanya. Setiap hari paling tidak kita harus melihat dan membacanya sekurangnya 5 kali. Hal ini kita lakukan agar kita selalu teringat dengan tujuan yang ingin kita capai.
Setiap hari kita juga harus mencatat apa saja hal yang telah kita lakukan untuk semakin mendekatkan kita dengan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan begitu kita bisa menyadari dan merasakan apakah tujuan itu masih jauh, semakin dekat atau hampir tercapai.

2. Berhentilah menunda

Menunda-nunda adalah hal yang bisa membunuh impian kita. Juga mampu membunuh motivasi dalam diri kita sendiri. Tetapkan batas waktu untuk mencapai satu tujuan, dan berpeganglah dengan batas waktu yang kita tentukan sendiri. Dengan memiliki perasaan dikejar batas waktu, kita juga akan lebih fokus dan berusaha untuk memenuhi tujuan tersebut. Namun berhati-hatilah dengan menentukan batas waktu, jangan sampai waktu yang kita tentukan sendiri membuat kita stres dan frustasi, sehingga malah merusak mental dan pikiran kita. Pikirkanlah batas waktu yang tepat dan tetap membuat anda nyaman dalam menjalaninya. Terburu-buru juga bukanlah hal yang baik.

3. Menghadiahi diri sendiri

Setiap orang merasa senang bila diberikan hadiah atau penghargaan ketika menyelesaikan sesuatu atau tujuan tertentu. Jadi cobalah untuk memberikan hadiah atau menghargai diri kita sendiri ketika kita menyelesaikan satu bagian dalam perencanaan kita untuk mencapai tujuan akhir kita. Hal ini membuat kita akan memiliki harapan untuk bisa menyelesaikan bagian-bagian berikutnya untuk memperoleh hadiah yang lebih baik. Kita bisa coba berjanji pada diri sendiri, misalnya ; kita tidak akan membeli baju baru sampai salah satu rencana kita selesai. Jadi ketika rencana tersebut selesai kita akan memiliki rasa bangga pada diri sendiri.
Ingat juga, setelah kita menyelesaikan satu rencana cobalah membuat rencana baru lagi dan pastikan batas waktunya. Orang yang sukses akan selalu mencari cara untuk mengembangkan diri mereka dan kehidupan mereka.

4. Bersenang-senanglah

Dalam melakukan pekerjaan kita sering dihadapkan dengan masalah ataupun beban pikiran yang berat, jadi rasa humor yang cukup bisa menjadi salah satu kunci untuk sukses. Cobalah untuk tidak terlalu berat memikirkan masalah dan pekerjaan. Belajarlah untuk menikmati apa yang kita lakukan setiap hari, sehingga kita bisa tetap termotivasi dan merasa antusias. Dan dengan tetap memiliki perasaan tersebut, kita bisa membantu diri sendiri mengontrol tingkat stres yang kita miliki.

Motivasi diri sendiri memiliki keuntungan tersendiri dan juga memacu diri kita untuk bisa lebih berkembang, lebih baik, dan mengarah pada kesuksesan.
Dengan memotivasi diri sendiri, berarti kita juga bisa menciptakan jalan-jalan baru untuk melangkah mencapai tujuan kita.

Dikirim oleh: Andreas Leonardo

--

Guratan Luka Trading Forex

Pertengahan tahun 2008 tepatnya bulan Agustus lalu, Aku mendapatkan tawaran dari seorang teman yang berprofesi sebagai Oversea Consultant Warga Malaysia bersama Trader Senior lainnya dari Balikpapan “jalan-jalan” ke Kawasan Timur Indonesia, yaitu Kota Makassar. Lebih kurang 6 bulan aku bermukim di perumahan Villa Surya Mas Jl. Toddopuli Raya Timur.

Dari kawasan aku bermukim inilah, banyak cerita tentang Trading Forex yang memilukan yang aku dengar dan meninggalkan tanda tanya besar dalam hati. Seperti biasanya disaat-saat aku “libur” lebih banyak waktuku dihabiskan di warung kopi. Karena aku tidak mengenal betul kota ini, ku pilih Bengkel Kopi (kalo tidak salah ingat namanya) tempatku menikmati Kopi Toraja minuman terkenal yang akhirnya menjadi favoritku juga tidak jauh dari temapt tinggalku, karena di Bengkel Kopi ini menyediakan fasilitas WIFI gratis untuk berinternet bagi pengunjungnya maka betahlah aku berlama-lama disana walau hanya membeli secangkir Kopi Toraja.

Disaat aku sedang serius memperhatikan monitor notebook bututku, tiba-tiba seseorang mendekat dan bertanya “…trading forex ya pak ?” sebetulnya aku kaget dengan pertanyaan itu, mengingat waktu itu tampilan di monitorku bukan chart yg biasa aku gunakan dalan trading, tapi berita-berita perang Palestina - Israel yang sedang hangat-hangatnya waktu itu. Sekenanya aja aku menjawab “..iya” .. bingung tahu dari mana dan orang ini siapa, bathinku.

Orangnya ramah, bersahabat dan gak pelit bercerita itu, memperkenalkan dirinya bahwa dia adik dari pemilik Bengkel Kopi tersebut, pasteslah ! Bengkel Kopi ini ramai karena keramahan pemiliknya yang dikunjungi setiap hari para eksekutif muda Makassar dari berbagai golongan bahkan para calon politisi yang ikut sibuk mempersiapkan strategi mereka dalam pemilihan caleg mendatang, “kakak saya bilang abang trading forex ” .. sambil merapatkan duduknya disisi tempatku duduk.

Kamipun menjadi akrab dan dia tidak sungkan-sungkan lagi untuk bercerita, dan semakin penasaran mendengar cerita tentang Trading Forex maupun pengalaman pribadinya selama ini.

“Ceritanya begini..” Ditahun yang sama, teman saya ini ditawarin untuk ikut trading forex oleh seseorang yang dikenalnya dengan baik dengan memperlihatkan hasil trading beliau dari Investasi awal Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) berkembang menjadi Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) HANYA dalam waktu beberapa bulan saja. Dengan bahasa propaganda PASTI UNTUNG BESAR dan si trader ini (saya panggil saja si trader karena sudah lupa namanya) berani menjaminkan rumah, tanah dan mobilnya sebagai jaminan jika mengalami kerugian.

ALHASIL, teman aku tergoda untuk ikut bergabung, tapi tidak sendirian loh. Mereka bergabung 4 orang dengan total Investasi Rp.1 Milyard. Kemudian perjanjian dibuat dengan si trader tadi diatas kertas hitam putih bermaterai dengan jaminan rumah, tanah dan sebuah mobil.

sebagian cerita ini tidak saya ungkapkan… bagi Anda yang pernah ikut investasi mungkin sudah bisa menebak kira-kira bagaimana perangai si trader ini sehari-harinya dalam transaksi. Kemudian muncul berita uang yang di gunakan traksaksi di forex itu HABIS, lebih enak saya gunakan bahasa LUDES ! Masalah keduapun muncul para investor dan temanku ini menuntut apa yang telah dijanjikan bahwa pasti untung, karena tidak menemukan solusi lagi satu-satunya jalan adalah menyita semua barang-barang yang sudah dijaminkan sebelumnya. Untung tak dapat diraih malapetakapun datang tanpa di undang ternyata semua barang jaminan itu berstatus MASIH KREDITAN. Mau tidak mau pihak ketigapun dilibatkan yang ujung-ujungnya si trader tadi merasakan dinginnya tidur di hotel prodeo pak polisi.

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar cerita temanku ini, setengah tidak percaya “masak sih bang sampai kejadian begitu ?” … “betul Lex ini aq sendiri yang alami” katanya.

Di Propinsi yang sama namun berbeda kota, masih dari cerita teman ku ini. Dari hasil kongkow-kongkow diwarung kopi, seorang saudagar tertarik mendengar cerita temannya tentang kehebatan mesin forex ini dalam menghasilkan uang. Diam-diam saudagar kaya ini meng-investasikan semua uangnya, tidak tanggung tanggung Rp. 25 Milyard. Tanpa belajar tanpa banyak bertanya tanpa bimbingan dan nasehat seseorang yang sudah berpengalaman di bidang ini. Saudagar tadi menghabiskan uangnya dalam waktu satu hari ! Luar biasa percaya tidak percaya aku mendegar cerita temanku ini. ..“masa sih bang ?” kataku lagi. “iya Lex bahkan waktu itu si saudagar ini menghubungi salah satu keluarganya minta di jemput disalah satu gudang miliknya” jawab teman ku ini. “waktu didatangi ke gudang ternyata si saudagar sudah kaku menjadi mayat” kata temanku lebih lanjut.

Aku hanya menggeleng-geleng mendengar cerita temanku ini, ternyata banyak guratan luka trading forex yang membekas di hari para pencintanya.

Namun tak kalah menariknya ketika temanku ini bercerita salah satu korban berikutnya adalah korban trend forex. “Ada juga temanku yang ikut-ikutan trading forex dan melakukan transaksi, namun begitu menutup komputer yang digunakannya untuk trading dia lupa trading di mana” katanya.

“he..he..he..jangan becanda ah..masa sih ada yang sampai begitu?” aku menimpali ucapannya

“iya Lex.. aku sempet nanya dia, kamu trading diplatform mana ? dia bilang lupa nama websitenya kemudian tertawa” katanya lagi.

“wakakakakak..” untuk kali ini aku bener bener gak bisa menahan ketawaku lagi, walaupun tadi sempet terhanyut dengan cerita-cerita sedih seputar kerugian yang seharusnya tidak perlu terjadi jika pandai mensiasati tingkah laku kita dalam trading, tentunya tidak serakah, sabar dan mau mencoba simulasi tradingnya sebelum betul betul menginvestasikan uang kita.

Cerita ini didaptkan penulis langsung dari sumbernya bulan Desember 2008 di Kota Makassar, sore hari di hujan deras yang tak ada putus putusnya dari pagi.

Salam Kangen Makassar

(upload pertama kali di www.bbroker2010.com baca juga artikel-artikel menarik lainnya tentang pengalaman trading forex yang lucu, menggenaskan maupun menyenangkan disini.)

---

China Reiterates Call for New World Reserve Currency


By Bloomberg News

http://www.bloomberg.com/apps/news?p...d=av2lPCU6D0E0


June 26 (Bloomberg) -- China’s central bank renewed its call for a new global currency and said the International Monetary Fund should manage more of members’ foreign-exchange reserves, triggering a decline in the U.S. dollar.

“To avoid the inherent deficiencies of using sovereign currencies for reserves, there’s a need to create an international reserve currency that’s delinked from sovereign nations,” the People’s Bank of China said in its 2008 review released today. The IMF should expand the functions of its unit of account, Special Drawing Rights, the report said.

The restatement of Governor Zhou Xiaochuan’s proposal in March added to speculation that China will diversify its currency reserves, the world’s largest at more than $1.95 trillion. Chinese investors, the biggest foreign owners of U.S. Treasuries, reduced holdings by $4.4 billion in April to $763.5 billion after Premier Wen Jiabao expressed concern about the value of dollar assets. That reduction came a month after China boosted its holdings by $23.7 billion to a record.

“Zhou Xiaochuan sees the current international financial system is flawed, putting too much emphasis on the dollar as a reserve currency,” said Kevin Lai, an economist with Daiwa Institute of Research in Hong Kong.

President Barack Obama needs the support of China as the U.S. tries to spend its way out of recession. The Dollar Index that measures the currency’s performance against six trading partners fell as much as 0.8 percent to 79.779 at 1:11 p.m. in London. U.S. Treasuries were little changed with the 10-year yield at 3.53 percent.

‘Unlikely’ Shift

“It’s extremely unlikely the dollar will be replaced as the reserve currency,” said Glenn Maguire, chief Asia-Pacific economist at Societe Generale SA in Hong Kong. “A currency needs to be internationalized and that requires a fully convertible capital account, which China doesn’t have. The second is that it needs to be adopted.”

At the end of 2008 the dollar accounted for 64 percent of global central bank reserves, down from 73 percent in 2001, according to the IMF in Washington.

On June 13, Russian Finance Minister Alexei Kudrin reassured investors of the country’s confidence in the greenback by saying it was “still early to speak of other reserve currencies.” Brazilian Finance Minister Guido Mantega said on June 10 the government’s decision to switch some reserves into IMF bonds wasn’t aimed at weakening the dollar.

Federal Reserve holdings of Treasuries on behalf of central banks and institutions rose by $68.8 billion, or 3.3 percent, in May, the third most on record, Bloomberg data show.

Diversifying Holdings

China has started to pare its holdings, trimming them by $4.4 billion to $763.5 billion in April, the first monthly reduction since February 2008, according to U.S. Treasury Department data. Figures for May have yet to be released.

“There may be signs here of tensions mounting between the PBOC’s economic concerns over China’s holdings of dollars and the Chinese government’s diplomatic reasons for doing so,” Stephen Gallo, head of market analysis at Schneider Foreign Exchange in London, wrote in an e-mail.

Russian President Dmitry Medvedev, Chinese President Hu Jintao, Indian Prime Minister Manmohan Singh and Brazilian President Luiz Inacio Lula da Silva called for a “more diversified” monetary system to reduce dependency on the greenback at a June 16 meeting in the Russian city of Yekaterinburg. In May, China and Brazil began studying a proposal to move away from the dollar and use yuan and reais to settle trade instead.

Group of 20

Group of 20 leaders on April 2 gave approval for the IMF to raise $250 billion by issuing Special Drawing Rights, or SDRs, the artificial currency that the agency uses to settle accounts among its member nations. It also agreed to put another $500 billion into the IMF’s war chest. This month, Russia and Brazil announced plans to buy $20 billion IMF bonds, while China said it is considering purchasing $50 billion.

“Special drawing rights of the IMF should be given full play, and the international body should manage part of its members’ reserves,” the central bank report said.

IMF First Deputy Managing Director John Lipsky said on June 6 it’s possible to take the “revolutionary” step of making SDRs a reserve currency over time.

SDRs were created by the IMF in 1969 to support the Bretton Woods exchange-rate system that collapsed in 1971. They act as a unit of account rather than a currency. The cash is disbursed in proportion to the money each member nation pays into the fund.

Widening the Basket

The value of SDRs are based on a basket of currencies, shielding them from swings in a single currency. One SDR is valued at $1.54. China is proposing the basket be broadened. The current weighting is: 44 percent for the dollar, 34 percent for the euro and 11 percent each for the yen and the pound. It doesn’t include the yuan.

The dollar’s dominance of global finance buffeted developing nations last year. Investors abandoned emerging markets after the September bankruptcy of Lehman Brothers Holdings Inc. eliminated demand for all but the safest, most easily traded assets, such as Treasuries and the dollar. A shortage of the U.S. currency forced central banks to pump reserves into their economies.

“The excessive reliance on the credit of several sovereign currencies have added to the extent of risks and crises,” the central bank report said. “A currency with stable value in the long term is required.”
Last Updated: June 26, 2009 08:35 EDT

Guerilla Marketing : Rahasia Mindset Marketing





Inti Guerilla Marketing sebenarnya ada pada mindset atau pola pikir Anda. Selalu fokuskan pikiran pada marketing sepanjang waktu. Tanyakan terus pada diri anda, “Bagaimana yaa supaya produk saya bisa menarik perhatian pembeli?”

Tidak mudah memang, karena kita semua tidak terlahir dengan mindset marketing. Yang dikatakan bakat dagang itu pun sebenarnya cuma mitos saja. Bukan karena bakat, orang bisa sukses. Tapi karena mindset mereka yang selalu terobsesi pada satu tujuan. Jualan, jualan dan jualan.

Bagaimana kita bisa punya mindset marketing? Yang paling mudah adalah buka mata lebar-lebar. Selagi menonton tv misalnya, iklan seperti apa yang bisa menarik perhatian anda?

Headline berita koran mana yang lebih dulu tertangkap mata anda? Brosur apa yang tetap anda simpan? Dan brosur seperti apa yang langsung anda buang?

Terus cari hal-hal yang bisa “menjual” di sekeliling kita setiap hari. Juga perhatikan apa saja yang bisa menurunkan minat anda pada suatu produk. Jadikan ini kebiasaan baru anda dan mindset marketing pun nanti terbentuk dengan sendirinya.

Dengan mindset marketing, kita bisa temukan cara beriklan yang lebih efektif misalnya. Atau, apa sih sebenarnya yang membuat pembeli memilih suatu produk?

Gali terus trend produk/jasa, kebiasaan pembeli, dan cara menjual yang paling efektif. Jaga mindset anda agar tetap fresh dan aktif sepanjang waktu. Believe me, ide atau solusi bisnis anda akan mengalir dengan sendirinya.

--

Fading of the Dollar's Dominance


http://www.washingtonpost.com/wp-dyn...062303397.html

Other Nations See Opening to Boost Their Currencies
The financial crisis has intensified the debate over whether the dollar should remain the world's dominant currency. (By Mark Wilson -- Getty Images)


The days of calling the dollar almighty may be numbered.

Since World War II, when the dollar eclipsed the British pound as the king of world currencies, the United States has reaped the rewards of its monetary strength. The greenback's sense of indestructibility allowed the U.S. government to borrow cheaply and gave rise to an era of rich American globetrotters toting the world's most easily convertible form of cash.

But the financial crisis that started in the United States is dramatically intensifying the debate over the future of the dollar, and whether it can, or should, remain at the top of the financial food chain. Although a meaningful shift away from the dollar is likely to take years or more, some analysts believe that the debate is now reaching a tipping point.

Last week, the leaders of Brazil, Russia, India and China -- whose governments are some of the world's largest dollar holders -- jointly declared the need for a "more diversified international monetary system," sparking a drop in the greenback on world markets. In recent months, China in particular has led a campaign for a new world monetary order, arguing that the financial crisis has exposed profound vulnerabilities in the U.S. economy and financial system. Those flaws, critics argue, show it is simply too risky for the world's central banks to rely largely on the dollar for their global reserves.

At the same time, Beijing has taken unprecedented steps to increase the international role of its own currency, the yuan, to a level commensurate with China's relatively new status as a major economic power. In the coming weeks, the International Monetary Fund -- the institution charged with the monitoring and stability of the global economy -- will issue a vast amount of currency-like assets known as Special Drawing Rights, which some analysts see as a long-term substitute for the hordes of dollar reserves being held by central banks around the world. Some now envision that the dollar will fall from its recent levels of 60 to 65 percent of international reserves to less than 50 percent a decade from now.

A diminishing of the dollar's global role has far-reaching implications for the United States. The value of the dollar versus other major currencies could markedly drop as it slips from supremacy, making millions of Americans overseas feel poorer while potentially fueling a new golden era for U.S. exporters as American goods become more cost-competitive. The U.S. government may also be forced to pay higher rates to investors when selling, for instance, Treasury bonds to raise cash -- making it far more costly in the future to cover the kind of massive stimulus spending the government is now undertaking.

"The dollar's global status has allowed the U.S. to have a free pass on financing our deficit as opposed to countries like Brazil, who are punished by international currency investors for risky behavior," said Martin Weiss, author of the "Ultimate Depression Survival Guide." "But if the dollar is no longer the currency everybody wants or must have to continue doing business, that is going to be much, much harder to do."

Despite the current campaign to lessen the dollar's role, analysts note that there has not yet been a major push by foreign governments or private investors to shed it. In fact, over the course of the financial crisis, the dollar -- which had been on a downward trajectory for months -- has actually strengthened against major currencies, including its closest rival, the euro.

That is partly because even nations like China -- with the world's largest dollar-denominated reserves, at close to $2 trillion worth -- have shied away from dumping the dollar, fearing it could trigger a global run that would severely damage the value of their holdings. Additionally, other mighty currencies like the euro have lost their chance to claim the dollar's crown because their issuing nations are in even worse economic shape than the United States. In times of crisis, the dollar, as well as dollar-denominated U.S. Treasury bonds, are still seen as safe havens.

"The U.S. had to screw something up to lose the dominance of the dollar, and you could argue that the U.S. starting a global financial crisis is a pretty big screw-up," said C. Fred Bergsten, director of the Peterson Institute of International Economics and a top economic official during the Carter administration. "But the Europeans haven't been able to take advantage of that to advance the euro immediately, largely because they've made some pretty big screw-ups themselves."

That said, economists including Bergsten are now saying the end of the dollar's dominance appears increasingly inevitable. During the 19th and early 20th centuries, for instance, the British pound enjoyed a similar supremacy. It gradually lost that role as Britain's empire crumbled, was devastated by two world wars and saw the United States emerge as the world's dominant superpower.

By the same token, economists see the current financial crisis, and the doubts it has raised about the U.S. economy, as accelerating the creation of a new economic order. The easy monetary policy embraced by the Federal Reserve to spark a recovery -- including zero-interest rates and the printing of cash to support stimulus spending -- is also working against the strength of the dollar.

--


PENGINJIL BERUSIA ENAM TAHUN




(Tom White)



Di Teheran, Iran, seorang anak laki-laki berusia enam tahun sedang menonton siaran televisi Kristen ilegal yang membahas mengenai Yesus Kristus. Ketika mendengar para pengikut Yesus ini, is menghafal lagu yang mereka nyanyikan, bernyanyi bersama-sama mereka, dan berdoa ketika mereka berdoa. Suatu pagi saat sedang sarapan, sebelum pergi ke sekolah ia berkata kepada ibunya, “saya ingin menceritakan kepada guru saya tentang Yesus. Apa yang dapat saya lakukan?” Bersama-sama mereka memikirkan sebuah rencana. Saat ibunya berjalan bersamanya menyusuri jalan-jalan menuju ke sekolah, ibunya berdoa untuk keselamatan-nya, ia bertanya-tanya, Apakah Allah sungguh menginginkan ketaatan penuh atau pengorbanan semacam ini dari keluarga saya?



Anak laki-laki itu memasuki ruang kelas yang penuh semangat, ribut, dan meletakkan tas ranselnya yang lebih berat dari biasanya di atas meja. Semua anak duduk di kursi mereka dan pelajaran pagi itu pun dimulai. Saat para murid sedang memperhatikan buku tulis mereka, anak laki-laki ini dengan tenang berjalan mendekati meja sang guru dengan selembar kertas pelajaran.



Ia berbisik kepada sang guru, “Apakah ibu mau tahu tentang Yesus?” Sang guru menganggukkan kepalanya bahwa ia ingin tahu.



“Baiklah, inilah yang akan saya lakukan. Ketika nanti jam istirahat, saya akan meletakkan tas ransel saya dekat pintu kelas, membuka resletingnya dan membiarkannya terbuka. Setelah semua murid meninggalkan kelas, baru ibu boleh menghampirinya dan mengambil Alkitab dan video dari tas ransel saya.”



Kemudian di pagi itu, semua anak berlarian keluar kelas untuk bermain. Tas ransel itu sekarang sudah berada dekat pintu. Kemudian, ketika sekelompok anak-anak yang manis berlari bahagia kembali masuk ke dalam kelas, anak laki-laki ini mengambil tas ransel itu kembali ke mejanya. Sekarang tas ransel tersebut tidak terlalu berat lagi.



Keesokan harinya ia bertanya kepada sang guru, “Apakah ibu sudah membaca Alkitabnya? Apakah ibu sudah menonton videonya? Bagaimana pendapat ibu tentang Yesus?”



Sementara itu di seberang kota, seorang kakek dengan kumisnya yang putih berjalan-jalan di atas trotoar. Angin sore bertiup sepoi-sepoi, sehingga banyak keluarga keluar berjalan-jalan atau hanya duduk di atas selimut di pinggir sungai. Sang kakek itu berhenti dan melihat seorang bayi, mengelus kepala, dan berjalan mengunjungi sebuah daerah persaudaraan orang-orang Iran.



Setelah berbicara beberapa saat dengan sebuah kelompok yang tertarik, ia membagikan beberapa buku kecil, brosur, dan terkadang sebuah kitab Perjanjian Baru kepada yang penasaran, yang mau menerima. Keesokan harinya kakek ini keluar lagi, tetapi kali ini polisi berseragam ada di sana. Mereka merampas literaturnya dan menjatuhkan kaca-mata bulat peraknya dari wajahnya. Menggiringnya menuju ke mobilnya, mereka menemukan satu kotak Alkitab Perjanjian Baru di kursi belakang mobilnya. Yang membuat keadaannya lebih buruk, ia adalah Muslim yang telah menjadi pengikut Kristus. Para petugas membawanya ke penjara. Beberapa minggu kemudian, setelah keluarganya mengajukan banding dan sebuah “hadiah” yang besar, sang hakim pun membebaskannya.



Beberapa bulan berlalu. Di sisi lain di kota itu, seorang yang tidak asing lagi berjalan pincang menyeberangi sebuah jembatan pejalan kaki yang lebar dengan tenangnya. Ia lagi, dengan literatur dan brosur di dalam tasnya, kata-kata penuh kasih, percakapan santai tentang kasih, Allah, masalah-masalah, arti hidup.



Seorang anak yang berusia enam tahun dan seorang kakek – para pengikut Yesus Kristus di sebuah negara yang dicap sebagai pengekspor terorisme. Keadaan apa yang telah menghasilkan orang Kristen berani ini? Bagaimana ini mungkin bahwa mereka begitu berani atau bahwa mereka ini benar-benar ada?



Di Iran, kelompok etnis yang diijinkan untuk menjalankan Kekristenan, seperti orang-orang Armenia, terdiri hanya kurang dari 10% populasi Iran. Kebanyakan orang percaya memilih tidak membagi iman mereka karena membahayakan. (Ada pahlawan-pahlawan Kristen di antara kelompok injili Armenia. Selama 15 tahun terakhir, banyak yang dipenjarakan atau mati martir). Walaupun penindasan yang luar biasa dan kurangnya orang-orang percaya, kelaparan rohani yang hebat sedang berkobar di seluruh negeri.



Selama perjalanan terakhir saya ke Iran, pemandu saya, orang Iran asli, tidak tidur semalaman membaca kitab Perjanjian Baru yang saya berikan kepadanya. Saat sarapan pagi, ia menanyakan berbagai pertanyaan dan menyatakan beberapa komentar positif tentang Yesus Kristus. Ia masih muda, sudah berkeluarga, juga seorang lulusan sastra Inggris. Ia membawa saya ke rumahnya untuk minum teh dimana istrinya dan anak-anaknya yang ramah, menyambut saya dengan penuh hormat dan keramah-tamahan.



Keluarga ini mewakili orang Iran yang tidak dikenal, bukan seperti gerombolan-gerombolan orang yang berteriak di jalan, bukan barisan-barisan panjang para peratap yang berjalan sepanjang jalan, tetapi sekelompok orang yang ramah, orang-orang luar biasa yang lapar akan firman Allah. Iran adalah suatu bangsa dengan populasi salah satu paling ramah dan berpendidikan di muka bumi ini, sebuah populasi yang didominasi oleh orang-orang muda yang dewasa di bawah usia 30 tahun, yang telah berkali-kali memilih orang muda, parlemen yang berpikiran progresif yang terus menerus ditolak oleh jari yang menindas dari dewan para ulama yang berkuasa. Yesus mengekspresikan pendapat-Nya mengenai tirani keagamaan di dalam Matius 23.



Selama 30 tahun, kekuasaan Iran telah mengekspor teror dan melahirkan pengikut-pengikut kebencian dan di alam nama allah di bangsa-bangsa. Dan hal ini terus saja berlanjut hingga sekarang. Di pertengahan jalan menuju kampanye Islamisasi yang keras, kebanyakan orang Iran yang tidak keluar dari negara mereka kini telah menjadi lelah dengan kekejaman, penindasan, kesetiaan tanpa kasih kepada allah yang dituntut oleh negara Islam mereka. Kecuali saat pawai dan pengerahan massa, sebahagian besar udara (rakyat) telah meninggalkan balon (slogan-slogan) yang dibawah masuk oleh Ayatollah Khomeini di tahun 1979.



Selama kunjungan saya ke Iran, kepada saya telah diberitahukan bahwa Dewan Wali yang terdiri dari para ulama, demikian juga para tokoh politik keagamaan lainnya yang memegang kekuasaan mutlak, mereka memiliki tabungan sendiri di bank Dubai, dimana ada ratusan juta dollar di sana tetapi tidak pernah dibagikan kepada rakyat Iran. Keserakahan mereka tetap aman dibawah nama allah. Betapa tragisnya bahwa beribu-ribu rumah berdinding lumpur dengan mudahnya runtuh dalam gempa bumi di Iran, membunuh banyak orang miskin, sementara itu para pemimpin politik keagamaan yang tidak dikenai pajak secara bersama-sama tumbuh jauh lebih makmur daripada Shah (rejim demokrasi sebelum pemerintahan Republik Islam) yang digulingkan.



Dapat dimaklumi, banyak orang Iran yang putus asa menemukan kenyamanan dalam heroin yang berjumlah sangat besar yang melintasi perbatasan-perbatasan Iran. Januari tahun 2006, kantor-kantor berita melaporkan bahwa Iran memiliki persentasi tertinggi di dunia akan orang-orang yang kecanduan obat-obat terlarang, tanda dari orang-orang yang tak berpengharapan.

Di negara Barat, banyak kota yang memiliki misi penyelamatan dimana orang-orang yang putus asa bisa mendapatkan pertolongan dari tanda salib (gereja atau organisasi misi). Di Iran, tanda salib yang melingkar di leher biasanya berarti si pemakai adalah orang-orang Kristen Orthodoks. Orang-orang Muslim Iran hanya tahu bahwa orang-orang Kristen Orthodoks tinggal di negara mereka memiliki kebiasaan dan hak legal untuk menjual minuman alkohol tanpa larangan, sedangkan orang Muslim tidak boleh. Banyak orang Muslim menghargai bentuk “Kekristenan” ini sebagai pintu belakang mereka untuk secara diam-diam membeli minuman keras.



Masih di tengah-tengah kegelapan ini, sepercik harapan sedang tumbuh menjadi kobaran api ketika orang-orang Iran mengalami kasih Allah. Di satu kota saya memberi sebuah Perjanjian Baru yang dibungkus dengan kertas kado kepada seorang manejer yang saya jumpai. Ia menyembunyikan di dalam lacinya dan berlari ke seberang gedung untuk menceritakan dengan semangat kepada lima orang perempuan lainnya. Sebagian dari perempuan itu melambaikan beberapa carik kertas kepada saya. Saya mendekati, dan salah satu dari mereka berkata kepada saya, “Mohon Pak, kami juga ingin memiliki satu.” Saya memberikan kepada mereka lebih banyak kitab Perjanjian baru yang diselipkan du antara halaman-halaman surat kabar Iran. Mereka menyembunyikannya di balik jubah hitam mereka karena orang-orang Iran tidak dapat terang-terangan membaca Firman Tuhan.



Bab berikutnya didalam Berserah Kepada Tuhan adalah beberapa kumpulan kecil kesaksian yang mewakili pertumbuhan terbesar dan tercepat dari pergerakan Muslim di dunia: Orang-orang Muslim di Iran yang menjadi Kristen. Kebanyakan dari orang Kristen berlatar belakang Muslim ini mengambil resiko segalanya untuk datang kepada Kristus. Tidak peduli apa status mereka, negara Islam menentang mereka.



Kolonel Iran, Hamid Pourmand, dijatuhi hukuman selama tiga tahun di penjara pada 17 Pebruari 2005, ketika diketahui bahwa ia adalah juga seorang pendeta. Ia ditangkap saat menghadiri suatu konperensi gereja dalam suatu penyergapan dimana ia dan lusinan pemimpin gereja lainnya dijebloskan ke dalam penjara. Non-Muslim tidak diijinkan untuk memegang posisi kemiliteran. Pourmand, yang berpindah keyakinan kepada Kristen dari Islam, 25 tahun yang lalu, dijatuhi hukuman penipuan keyakinan di dalam angkatan bersenjata Iran.



Pada tahun 2006, Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad dengan marahnya menyatakan bahwa ada sekitar 500 hingga 6oo orang Kristen baru berlatar belakang Muslim setiap bulannya di Iran, ia salah. Jumlah mereka lebih banyak dari itu. Di buku ini hanyalah sebagian dari kisah mereka. Nama-nama di dalam buku ini telah diganti untuk melindungi identitas mereka. Dalam kesaksian mereka, yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris (dan banyak bahasa termasuk Indodesia – red), kami tetap memakai beberapa ekspresi yang janggal dan tata bahasa yang tidak semestinya untuk menggambarkan kesaksian mereka dengan lebih akurat. Orang-orang percaya ini adalah petobat baru, jadi beberapa pernyataan teologi mereka tidak sempurna secara doktrin di mata beberapa pembaca. Tetapi mereka mempunyai Kitab Suci dan persekutuan dan keinginan kuat untuk mengikut Kristus.



Ketika Anda membaca buku ini, sekiranya Anda dikuatkan oleh orang-orang percaya beriman ini dan tergerak berdoa bagi Iran.



Kesaksian dari Tom White, yang diterjemahkan dari buku "Iran Desperate for God", by VOM @2006. Kesaksian ini HANYA UNTUK ANDA SENDIRI.
Harapan saya, agar kesaksian ini menjadi berkat bagi Anda dan Andapun dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Mohon agar kesaksian ini TIDAK disebarkan kepada mereka yang BUKAN KRISTEN!

Deng Xiaoping, seorang pria Taiwan yang sangat kaya tetapi tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris tiba di airport New York.

Setelah mengantri di imigrasi, saat mencap paspor, petugas menanyakan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kunjungannya ke USA.

Pertanyaan pertama imigrasi: "Apa nama terakhir dari Presiden Pertama kami?"

Karena tidak mengerti bahasa Inggris dengan baik, dia menduga bahwa petugas menanyakan nama keluarganya (surname). Lalu dia menjawab: "Wo xing Deng (dibaca: wo sing Teng)." Dalam Mandarin berarti: "Marga saya Deng"). Fyi, dalam budaya Chinese, orang Chinese selalu memperkenalkan marganya dulu saat kenalan pertama kali.

Petugas mendengar "Washington! " (sama bunyinya) lalu dia melanjutkan ke pertanyaan ke-2: "Untuk apa kamu mau pergi ke US?"

Pikirnya, secara logis tentu sekarang dia menanyakan nama saya. Lalu dia menjawab: "Xiaoping."

Petugas mendengar : "Shopping!"

Pertanyaan ke-3: "Kendaraan apa yang kamu kendarain di Taiwan?"

Turis itu berpikir, dia ditanyakan statusnya di Taiwan, dan menjawab dalam bahasa Hokkien: "Bo bo.” (dalam Hokkien berarti: "Belum beristri").

Dan petugas mendengar: "Volvo!" lalu dia tersenyum dengan hormat dan bertanya lagi.

Pertanyaan ke-4: "Siapa penyanyi pop yang paling terkenal di USA?”

Saat ini lelaki Taiwan sudah mulai tidak sabar dan mulai berkata dengan keras dalam bahasa Hokkien: "Mai Ko Cai Seng." (arti: "Jangan main-main lagi dengan saya").

Petugas mendengar: "Michael Jackson!"

Kagum akan pengetahuan si turis, petugas mencap paspornya.

--
WANITA MEMANG SUSAH DIBUAT "BAHAGIA"
Jika dikatakan cantik dikira menggoda ,
jika dibilang jelek di sangka menghina ..
Bila dibilang lemah dia protes,
bila dibilang perkasa dia nangis .

Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak
(sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)

Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut
(sambil ngomel,Egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)

Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya ,
tapi kenapa ya ..... lebih bangga jadi wanita karir,
padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkankan,
mukanya merah..
bila di ajari mukanya merah,
bila di sanjung mukanya merah
jika marah mukanya merah,kok sama
semua ? bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam;
ditanya tidak atau ya, jawabnya diam;
ditanya ya atau ya, jawabnya :diam,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya ; diam,
ketika didiamkan malah marah
(repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya).

Di bilang ceriwis marah,
dibilang berisik ngambek,
dibilang banyak mulut tersinggung,

tapi kalau dibilang S u p e l
wadow seneng banget...padahal sama saja maksudnya.

Dibilang gemuk engga senang
padahal maksud kita sehat gitu lho

dibilang kurus malah senang

padahal maksud kita "kenapa elho jadi begini !!!"

Itulah WANITA makin kita bingung makin senang DIA !

Jumat, 26 Juni 2009

Seratus Hari Penuh Arti




Tajuk Rencana - Kompas, Jumat, 1 Mei 2009

Seratus hari lalu, Barack Obama mengawali masa kepresidenannya dengan mandat penuh dari rakyat AS. Kepercayaan dan harapan rakyat dipanggulnya.

Setumpuk harapan ditaruh di atas bahu Obama. Bukan hanya harapan rakyat Amerika, tetapi juga harapan rakyat di negara lain. Dibayangkan sekaligus diharapkan bahwa Obama akan menjadi presiden yang mampu mengatasi berbagai persoalan dunia.

Seperti tidak hendak mengecewakan rakyatnya — dan dunia — Obama, presiden kulit hitam pertama di AS, yang meraih 53 persen suara dalam pemilu lalu, segera bertindak. Ia berusaha menanamkan impresi, kesan memuaskan, melegakan, kepada para pemilihnya bahwa mereka tidak salah memilih dirinya. Obama juga berusaha mengatakan kepada para pemilihnya lewat tindakan nyata bahwa ia tidak hanya menebar janji, tetapi juga melaksanakan janjinya.

Obama berusaha menyelamatkan perekonomian AS yang berada di ambang jurang kehancuran dengan mengeluarkan serangkaian kebijakan ekonomi misalnya, paket stimulus, strategi penyelamatan bank-bank dan industri otomotif. Ia juga membabat para ”petualang ekonomi” yang hanya mementingkan kantong sendiri.

Di panggung internasional, Obama berusaha membangun kembali reputasi AS yang tercabik-cabik karena pendahulunya yang cenderung menerapkan kebijakan luar negeri yang ”melukai” negara-negara lain atau menempatkan AS lebih tinggi daripada negara lain.

Dengan berjanji akan menutup kamp di Teluk Guantanamo, sebuah kamp bagi mereka yang oleh AS dianggap sebagai teroris, wajah garang AS yang semula dianggap kurang manusiawi mulai sedikit terhapus.

Obama juga menawarkan untuk membuka dialog dengan Iran dan Suriah yang sebelumnya selalu dianggap sebagai musuh AS. Bahkan, Obama dengan tanpa sungkan-sungkan berjabatan tangan dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez, tokoh terdepan dari Amerika Selatan dalam kampanye menentang dan melawan AS.

Obama juga berjanji akan menarik pulang tentara AS dari Irak, salah satu mandala perang terlama dan terkejam dalam sejarah AS. Afganistan pun mendapat perhatian, dengan berjanji menuntaskan misi militer di negeri itu.

Memang, masih banyak persoalan yang belum disentuh atau bahkan ia terlihat seperti begitu ambisius. Obama mengakui hal itu. Ia menyadari begitu banyak persoalan yang menumpuk di depannya yang harus diselesaikan.

Terlepas dari semua itu, apa yang dilakukan itu merupakan pemenuhan janji kampanyenya. Ia bertindak, tidak hanya bicara. Seorang pemimpin akan dinilai dari tindakannya yang berguna bagi masyarakat banyak ketimbang dari omongannya yang muluk-muluk. Omongan tanpa perbuatan adalah sia-sia.

-------

Beruntunglah Obama kecil sempat belajar di Indonesia, paling tidak kita bisa lebih mendekatkan hati, jiwa dan spiritnya untuk menjadi contoh, ikon teladan dan panduan bagi praktik para pemimpin dunia, khususnya Indonesia saat ini dan ke depan.

Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat!

--




Kenapa kita membeli Hp yang jauh lebih mahal dari keperluan kita ?
Kenapa harus beli mobil yg mahal sekali yg jauh daripada kebutuhan kita ?
Kenapa kita sering tak mau mengalah dan terlibat dalam perdebatan dengan orang lain ?
kenapa banyak orang berkelahi bahkan sampai membunuh hanya karena tersinggung oleh masalah kecil ?
Kenapa Orang banyak berhutang untuk Gaya Hidup yang Maksimal, dengan Pendapatan minimal?

Jawabnya Demi gengsi...satu kata yang cukup membuat harga diri kita terusik. kita gengsi kalo tak punya baju bagus..mobil mewah..rumah bagus, HP terbaru, Atau Gadget Mutakhir.. bahkan kita gengsi untuk meminta maaf meskipun kita tau kita salah ato karena usia kita lebih tua. Manusia ingin dihargai, ini bagus. Sayangnya kita sering kebablasan, kita haus akan kebanggaan diri yg tidak ada habis2nya. Diri kita ingin selalu menang dari orang lain, ingin selalu dihormati, ingin dilayani. Kita mati2an melindungi diri kita agar tidak disinggung orang, agar tidak direndahkan atau dihina. Maka seumur hidup kita sibuk melindungi harga diri kita.Kenapa orang bangga kalau punya barang mewah? Kenapa orang malu kalau tak punya? Hanya karena orang ingin merasa diri lebih baik daripada orang lain. Padahal kita pasti nggak lebih baik karena kaya.

gengsi adalah ’kehormatan dan pengaruh yang diperoleh karena perbuatan besar’. Ingat karena sebuah perbuatan besar. bukan barang/kepemilikan yang besar ”besar”. Saat ini Kelihatannya memang masyarakat kita semakin materialistis, orang dipuji karena kekayaan materi. Kalau kaya Bangga Kalau miskin Malu dan terhina. Maka orang berebut menjadi kaya atau disebut kaya dengan jalan apapun, entah itu menipu, mencuri, korupsi atau apapun, yg penting kaya dan menjadi orang terpandang. itulah efek negatif dari sebuah gengsi.

Banyak orang salah kaprah Gengsi diawali dari kebanggaan yang berlebihan atas apa yang dimilikinya dan dirasa sempurna daripada orang lain. Sehingga dapat memperkecil kepekaan sosial. Ia bisa saja menganggap semua urusan diluar dirinya bukan urusannya. Terutama pada kaum yang lebih rendah dibawahnya. Seandainya gengsi atau malu bisa dihilangkan asalkan pekerjaan tersebut halal dan tidak melanggar hukum saya kira pengangguran bisa ditekan. Masih banyak disekeliling kita bahwa setelah selesai sekolah atau kuliah ada bekerja di tempat yang sesuai jurusannya, atau dengan kata lain menjadi karyawan disebuah perusahaan atau pegawai negeri. Harus diakui Gengsi itu memberi rasa nikmat pada ego kita. Banyak orang yang karena memakan Gengsi hidup dalam sebuah dilema, Gonta-ganti HP, punya barang bagus, tetapi Ujung-ujungnya Hutang Yang besar dan menggunung serta dikejar-kejar oleh Debt Kolektot, Malu engga sih.

Starbuck di negara asalnya, adalah kedai kopi yang menawarkan suasana. Jadi, para peminum bisa menikmati kenyamanan saat duduk dan bukan hanya sekedar rasa kopinya. Di Indonesia, sebagian dari benefit ini mulai bergeser. Ini terjadi, karena sebagian konsumen yang pergi ke kedai kopi ini memang hanya ingin mengejar status belaka. Demikian juga, banyak kafe-kafe yang berkelas, sengaja membiarkan kafenya terbuka dan mudah dilihat orang. Karena gengsi, maka banyak konsumen yang tertarik dan mereka sudah mendapatkan kepuasannya bila status mereka terangkat saat memasuki kafe-kafe yang mahal ini. Padahal, mereka bisa mendapatkan dengan harga yang jauh lebih murah dan dengan rasa yang tidak kalah. Mereka membeli gengsi, bukan membeli makanan dn minumannya.

Mengapa terkadang memilih membeli jas-jas buatan desainer dunia yang namanya kondang setinggi langit Bukan karena ukurannya yang mungil, bukan juga karena potongannya yang lebih ramping. Label yang dijahitkan di jas itu membuat kita turut melambung bersama, dan secara tak langsung diasosiasikan dengan sesuatu yang mahal. Mengapa kita serang meminta menulis nama dan gelarnya selengkap mungkin. Prof Dr XXX, Eng, MM, Msi. Orang yang memilih gengsi sebenarnya tak punya apa-apa yang patut dibanggakan. Maksudnya, perbuatan besar. Karena itu, untuk memperoleh rasa hormat secara mudah dan instan kita melakukan semua kegiatan ”besar” itu.

Apa yang menyebabkan gengsi ini? Pertama sudah pasti karena budaya dan norma kita. Paling tidak ada ketiga budaya dan norma yang membuat gengsi ini menjadi kebutuhan yang cepat terjadi. Pertama, konsumen Indonesia menyukai untuk sosialisasi. Ini kemudian mendorong seseorang untuk pamer atau tergoda untuk saling pamer. Kedua, kita masih menganut budaya feodal. Inilah yang menciptakan kelas-kelas sosial. Akhirnya, terjadi pemberontakan untuk cepat pindah kelas. Walau belum sesungguhnya pindah kelas, tetapi bisa dimulai dengan pamer terlebih dahulu. Ketiga, masyarakat kita mengukur kesuksesan adalah dengan materi dan jabatan. Akhirnya, banyak di antara kita ingin menunjukkan kesuksesan dengan cara memperlihatkan banyaknya materi yang dimiliki.

Cobalah merenung apa sih berfikir apalah gunanya dihargai orang hanya dengan menunjukkan hal semacam itu. Saya lebih bangga jika saya bisa banyak membantu orang tapi orang itu tidak tahu, dibanding berbuat sedikit tapi dibesar-besarkan, hal itu hanya memperlihatkan ketiadaan saja, hanya menghasilkan kesombongan diri, tida perlu gengsi. orang yang mengejar gengsi itu sebenarnya sedang kehausan untuk dihargai? Karena bisa jadi, penghargaan yang datang dari diri sendiri tidaklah mencukupi untuk memuaskan batin. Saya dan teman saya masih perlu mencari dan mendapatkan tambahan dosis pengakuan dari luar. Penghormatan dari luar untuk perilaku yang tidak bermanfaat, apalah gunanya?

Beberapa tips Untuk menghilangkan Gengsi
- Nikmati saja apa yang Anda punyai, dan bukan yang tidak Anda punyai.
- Lakukan sesuatu dengan hati yang memang tahu mengapa Anda patut melakukan itu, tak ada lagi yang namanya ikut-ikutan trend. yang pasti hanya sesaat.
- Jadi pandai. Berikan kesempatan diri Anda dihargai karena hasil Fikiran dan Perbuatan Anda.
- Menjadi rendah hati & Hidup Sederhana
- Jadilah Diri anda sendiri, anda adalah unik
- Banyak Berbuat

Penyakit hati ini memang tidak mudah untuk ditindas. Gengsi akan terus ada selama kita tidak menyadarkan diri sendiri dengan observasi bahwa manusia itu sama. Diciptakan dengan kulit yang bersih dan sewaktu-waktu bisa kotor oleh tanah, juga diciptakan dengan rasa malu. Jadi tak ada alasan buat kita untuk gengsi melakukan hal yang baik meskipun banyak yang berada di luar kebiasaan manusia. Pendorong dari gengsi adalah gencarnya iklan dan promosi yang menempatkan gengsi sebagai bagian utama. Akibatnya, masyarakat yang sudah memiliki potensi untuk mementingkan gengsi.Sering dengar padi yang makin berisi itu seharusnya makin merunduk. Tetapi, isi padi masyrakat yang terlalu mementingkan gengsi cuma seringan kapas. Jadi Masihkan Perlu Gengsi dalam Hidup.. Coba tanyakan Ke Hati Dan Akal anda.

"Hidup untuk mempertahankan gengsi adalah hidup yg sangat berat"

"...Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebiahan. "(A1 An'am: 141)

Stress di Kantor ? Coba Gerakan Ini




Mendadak bos Anda datang sambil membawa tumpukan berkas. "Tom, bikin
proposal penawaran secepatnya. Ini semua bahannya. Pelajari dan nanti
jam 9 malam, proposal itu sudah ada di meja saya!" katanya. Ini adalah
perintah yang Anda harus kerjakan. Tak peduli tiba-tiba bos Anda jadi
lebih mirip monyet, atau wanita yang baru Anda kenal membuang jauh-jauh
kartu nama Anda karena ingkar janji makan malam, atau timbunan rasa
penat yang mendadak muncul, toh proposal itu harus selesai tepat pada
waktunya.

Apa yang kita hadapi di kantor, di rumah, di jalan, terkadang membuat
Anda mendadak stres. Belahan dada sekretaris bos yang sejak pagi menjadi
hiburan hari ini, mendadak menjadi menyebalkan. Semuanya menyebalkan:
Mulai dari komputer, pulpen, kopi, dinding, sepatu, AC, dan sebagainya.

Sebelum stres itu membunuh Anda, Caninews memberikan 4 jurus pamungkas
yang mungkin bisa mengurangi rasa penat yang tiba-tiba muncul (tentu
saja Anda tak berpikir konyol bahwa kami bisa mengurangi pekerjaan Anda
kan?). Bahkan, membuka sejenak halaman Caninews, dan melupakan sejenak
himpitan yang datang tiba-tiba, bisa menjadi obat yang manjur. Tapi
baiklah, inilah empat cara pembunuh stres Anda:

1) BUAT LEHER ANDA RELAKS.
Angkat tangan kiri Anda dan lingkarkan di atas kepala sampai menyentuh
kuping kanan. Tarik kepala Anda ke arah kiri menjauhi bahu kanan, lalu
tahan. Lakukan untuk sisi lainnya.

2) TEKAN TANGAN ANDA.
Satukan telapak tangan Anda , dan tekan jari Anda secara bersamaan
sambil menarik nafas.

Kemudian buang nafas ketika mengendurkan tekanan pada jemari Anda.
Lakukan ini sebanyak lima atau enam kali.

3) ATUR MAKAN.
Jika Anda sedang dalam keadaan stres berat, sebaiknya makanlah makanan
yang rendah lemak dan kaya protein seperti ikan. Sebab, percayalah,
stres bisa membuat nafsu makan Anda bertambah.

4) BERDIRI SAAT MENERIMA TELEPON.
Anda akan meregangkan otot Anda dan bernafas lebih dalam, sehingga
mengalirkan darah yang kaya akan oksigen lebih banyak ke otak Anda.

Ketika Anda berpikir bahwa gerakan ini begitu sederhana, cobalah di saat
Anda merasa stres. Anda akan terkejut sendiri melihat efektivitas
gerakan ini. Kami telah buktikan sendiri -sehingga mendadak, sekretaris
yang menyebalkan itu menjadi cantik kembali. Hip... hip... hurrraaaa!!! !

Stress di tempat kerja: Kenali dan Kelola

Stress bisa dipicu masalah kecil, seperti bunyi telpon yang terus
berdering, peralatan kantor yang sebentar-sebentar rusak, dan
sebagainya. Atau lantaran masalah besar, seperti terlalu banyak atau
terlalu sedikit pekerjaan, tidak menyukai pekerjaan, kekhawatiran bakal
dipecat, atau tidak bisa akur dengan atasan.
Umumnya, masalah-masalah besar mudah menyulut stress, sehingga orang
menjadi merasa tidak bahagia dan kehilangan produktifitas. Namun stress
dalam tingkatan yang tidak terlalu berat justru dapat merangsang orang
untuk menjadi kreatif dan banyak akal. Tapi bila beban stress sudah
terlalu berat, bukan hanya berdampak pada psikis namun juga pada fisik
yang cukup parah.

Oleh karena itu, kenalilah sumber utama yang dapat memicu stress.

- Kewenangan
Banyak studi menunjukkan bahwa pekerja yang merasa mempunyai
tanggungjawab yang besar, namun hanya mempunyai sedikit kewenangan dalam
pengambilan keputusan, beresiko mengalami masalah pembuluh jantung, dan
berbaggai penyakit yang terkait dengan stress.

- Kompetensi
Apakah Anda peduli pada kemampuan Anda untuk selalu tampil prima? Apakah
Anda merasa cukup tertantang? Anda merasa tidak aman dengan pekerjaan
Anda? Perasaan tidak aman pada perkerjaan adalah pemicu utama stress
pada banyak pekerja.

- Kejelasan
Perasaan ketidakpastian pada tugas-tugas, berbagai perubahan, atau
ketidakjelasan tujuan perusahaan dapat memicu munculnya stress.

- Komunikasi
Tekanan di tempat kerja sering diakibatkan oleh buruknya komunikasi,
yang dapat berujung stress. Ketidakmampuan mengekpresikan kepedulian,
frustasi, atau emosi dapat memicu stress.

- Dukungan
Ketiadaan dukungan rekan kerja, akan mempersulit upaya mengatasi
masalah-masalah dalam pekerjaan sehingga menyebabkan stress.

- Signifikansi
Bila Anda mengganggap bahwa pekerjaan yang Anda lakukan tidak berharga
dan tidak merasa bangga karenanya, Anda akan merasakan tekanan stress.

- Tanggungjawab bertambah
Tambahan tanggungjawab kerja akan menambah tekanan stress.

Nah agar tidak menjadi korban deraan stress, maka Anda perlu mengelola
stress di tempat kerja. Anda perlu berbuat sesuatu untuk memperingan
tekanan yang bisa memicu stress

- Temui atasan Anda
Sedikitnya setahun sekali (lebih sering lebih baik), Anda perlu
membicarakan kinerja Anda dengan atasan. Sambil mencaritahu kelemahan
yang perlu dibenahi dan kekuatan yang perlu dikembangkan, Anda dapat
mencari "bocoran" tentang arah kebijakan perusahaan. Selain itu, Anda
pun dapat mengkonfirmasikan isu-isu yang mungkin menyebabkan
ketidaknayamanan dalam bekerja. Dengan demikian Anda dapat
mempersiapakan diri Anda, untuk menghadapi hari-hari mendatang, tanpa
terkaget-kaget.

- Atur waktu sebaik-baiknya
Tinggalkan pekerjaan Anda di kantor, jangan dibawa ke rumah. Bila Anda
sering mengorbankan waktu bebas untuk menyelesaikan pekerjaan,
tanda-tanda stress adalah ganjaran yang bakal Anda dapatkan. Bila
majikan Anda menawarkan jadwal kerja yang fleksibel, manfaatkan
kesempatan tersebut dengan menyesuaikan gaya kerja Anda. Misal, datang
lebih pagi agar bisa menikmati waktu istirahat siang yang lebih panjang,
atau pulang lebih cepat. Manfaatkan wakktu luang tersebut untuk
berolahraga atau bersantai.

- Matikan alat komunikasi
Ponsel dan internet memungkinkan setiap orang untuk dihubungi setiap
saat. Namun jangan biarkan teknologi menghapus batas antara waktu Anda
dan jam kerja Anda. Tinggalkan ponsel Anda, atau putuskan untuk tidak
menerima telepon ketika Anda sedang beristirahat, atau bersantai bersama
keluarga. Hindari memeriksa e-mail kerja ketika sedang di rumah.

- Tahu kapan harus keluar
Bila Anda merasa sangat menderita lantaran didera stress pekerjaan, dan
saran di atas tidak berhasil, mungkin sudah saatnya Anda berpikir untuk
berganti pekerjaan. Namun Anda harus yakin bahwa masalahnya ada pada
perkerjaan atau pada Anda. Sebaiknya, Anda meluangkan waktu untuk
mencari pekerjaan sebelum benar-benar mengundurkan diri. Menjadi
pengangguran juga dapat menyebabkan stress. Idealnya, Anda telah
mendapat pekerjaan baru sebelum mengundurkan diri, meskipun terkadang
sulit terlaksana. Oleh karena itu putuskan, mana yang lebih baik;
menjadi pengangguran atau menderita karena pekerjaan.

--

PEMIMPIN YANG BERPRINSIP
Stephen R. Covey

Dalam situasi bisnis sekarang ini tampaknya mudah sekali orang membenarkan
cara-cara kasar demi tujuan baik. Bagi mereka, "bisnis adalah bisnis",
sedangkan "etika dan prinsip terkadang harus mengalah pada keuntungan".
Selain itu, banyak juga kita lihat para pelaku dan pemimpin bisnis yang
tampak berhasil menumpuk kekayaan, namun di belakang kehidupan mereka tampak
kacau dan mengenaskan. Padahal bila kita tinjau, hampir setiap minggu muncul
teori manajemen baru, namun tampaknya sedikit sekali yang meninggalkan hasil
yang diharapkan. Mengapa demikian?

Menurut Stephen R. Covey, penulis buku terkenal, "Seven Habits of Highly
Effective People", dalam bukunya yang lain "Principle Centered Leadership",
hal ini disebabkan mereka tidak lagi berpegang pada prinsip dasar yang
berlaku di alam ini. Padahal hukum alam, berdasarkan pada prinsip, berlaku
tanpa peduli apakah kita menyadarinya atau tidak. Oleh karena itu semestinya
kita meletakkan prinsip-prinsip ini di pusat kehidupan, hubungan,
kontrak-kontrak manajemen dan seluruh organisasi bisnis anda.

Covey percaya bahwa kesuksesan kita, baik pribadi maupun organisasi, tidak
dapat diraih begitu saja. Kesuksesan harus datang dari "dalam diri" dengan
berdasarkan pada apa yang kita pahami dan yakini untuk menjadi prinsip yang
tak tergoyahkan. Dengan demikian kepemimpinan yang berprinsip memusatkan
kehidupan dan kepemimpinan kita pada prinsip-prinsip utama yang benar.

Artikel ini tidak membahas apa itu prinsip menurut Covey, namun meringkas
ciri-ciri pemimpin yang berprinsip. Ciri-ciri dari pemimpin yang mendasarkan
tindakannya pada prinsip. Dengan demikian setidaknya kita bisa mengenal
bagaimana kepemimpinan yang berpusat pada prinsip itu. Ada delapan ciri-ciri
pemimpin yang berprinsip.

1--Mereka terus belajar.

Pemimpin yang berprinsip menganggap hidupnya sebagai proses belajar yang
tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan mereka. Di saat yang
sama, mereka juga menyadari betapa lingkaran ketidaktahuan mereka juga
membesar. Mereka terus belajar dari pengalaman. Mereka tidak segan mengikuti
pelatihan, mendengarkan orang lain, bertanya, ingin tahu, meningkatkan
ketrampilan dan minat baru.

2--Mereka berorientasi pada pelayanan.

Pemimpin yang berprinsip melihat kehidupan ini sebagai misi, bukan karier.
Ukuran keberhasilan mereka adalah bagaimana mereka bisa menolong dan
melayani orang lain. Inti kepemimpinan yang berprinsip adalah kesediaan
untuk memikul beban orang lain. Pemimpin yang tak mau memikul beban orang
lain akan menemui kegagalan. Tak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual,
pemimpin harus mau menerima tanggung jawab moral, pelayanan, dan sumbangsih.

3--Mereka memancarkan energi positif.

Secara fisik, pemimpin yang berprinsip memiliki air muka yang menyenangkan
dan bahagia. Mereka optimis, positif, bergairah, antusias, penuh harap, dan
mempercayai. Mereka memancarkan energi positif yang akan mempengaruhi
orang-orang di sekitarnya. Dengan energi itu mereka selalu tampil sebagai
juru damai, penengah, untuk menghadapi dan membalikkan energi destruktif
menjadi positif.

4--Mereka mempercayai orang lain.

Pemimpin yang berprinsip mempercayai orang lain. Mereka yakin orang lain
mempunyai potensi yang tak tampak. Namun tidak bereaksi secara berlebihan
terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat saat
menemukan kelemahan orang lain. Ini membuat mereka tidak menjadi naif.

5--Mereka hidup seimbang.

Pemimpin yang berprinsip bukan ekstrimis. Mereka tidak menerima atau menolak
sama sekali. Meraka sadar dan penuh pertimbangan dalam tindakannya. Ini
membuat diri mereka seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, dan
bijak. Sebagai gambaran, mereka tidak gila kerja, tidak fanatik, tidak
menjadi budak rencana-rencana. Dengan demikian mereka jujur pada diri
sendiri, mau mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan sebagai hal yang
sejalan berdampingan dengan kegagalan.

6--Mereka melihat hidup sebagai sebuah petualangan.

Pemimpin yang berprinsip menikmati hidup. Mereka melihat hidup ini selalu
sebagai sesuatu yang baru. Mereka siap menghadapinya karena rasa aman mereka
datang dari dalam diri, bukan luar. Mereka menjadi penuh kehendak,
inisiatif, kreatif, berani, dinamis, dan cerdik. Karena berpegang pada
prinsip, mereka tidak mudah dipengaruhi namun fleksibel dalam menghadapi
hampir semua hal. Mereka benar-benar menjalani kehidupan yang berkelimpahan.

7--Mereka sinergistik.

Pemimpin yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan.
Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih baik. Karena
itu, mereka selalu produktif dalam cara-cara baru dan kreatif. Dalam
bekerja mereka menawarkan pemecahan sinergistik, pemecahan yang memperbaiki
dan memperkaya hasil, bukan sekedar kompromi dimana masing-masing pihak
hanya memberi dan menerima sedikit.

8--Mereka berlatih untuk memperbarui diri.

Pemimpin yang berprinsip secara teratur melatih empat dimensi kepribadian
manusia: fisik, mental, emosi, dan spiritual. Mereka selalu memperbarui diri
secara bertahap. Dan ini membuat diri dan karakter mereka kuat, sehat dengan
keinginan untuk melayani yang sangat kuat pula.

(Stephen R. Covey, Principle Centered Leadership)

Pengahargaan atas Kerja Keras dan Keuletan




Tak terbayang bagi Febritrianto, ia bakal menjadi Wirausaha Muda Terbaik 2008-2009 dalam Dji Sam Soe Award yang diumumkan di Jakarta, Jumat (17/4) malam. Pengakuan atas dedikasi keuletan, konsistensi, dan kerja keras mengantar pengusaha muda berusia 27 tahun uni ke puncak penghargaan.

Febritrianto (27) bergerak di bidang pengolahan singkong menjadi makanan ringan, seperti tela-tela dan nugget tela. Sementara, penghargaan Wira UKM Terbaik di raih Mohammad Baedowy yang bergerak di bidang usaha sampah daur ulang.

Inilah pertama kali PT HM Sampoerna Tbk menggelar kategori wirausaha muda terbaik. Kategori ini dikhususkan untuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berusia 20-35 tahun. Selama empat tahun ajang penghargaan tahunan ini dila kiikan hanya memberikan peng hargaan untuk wirausaha keel dan menengah terbaik berusia di atas 35 tahun.

Febritrianto yang menyisihkan 30 wirausaha muda yang lolos seleksi tahap pertama mengatakan, “Saya tidak menyangka meraih penghargaan ini. Sebetulnya ada begitu banyak yang belum diungkapkan dari hasil kerja saya kepada dewan juri”.

Awalnya Febri, begitu biasa dipanggil, hanya berjualan voucer handphone dan membuka rental komputer. Tetapi, usahanya tidak berhasil. Bahkan, karena utang yang menumpuk di bank, rumah yang menjadi jaminan hampir disita. Dia pun berpikir untuk membuat usaha yang lebih prospektif.

Ketika itu, di Yogyakarta ada makanan ringan bernama ketela keju. Namun, bentuknya yang berupa ketela utuh dan berukuran besar membuat tidak praktis. Febri bersama ketiga saudaranya punya ide memoditikasi ketela menjadi berukuran Iebih simpel dan praktis sehingga mudah dibawa pembeli.

Untuk mendapatkan modal awal, Febri dan ketiga saudaranya mengajukan kredit ke bank dan melihat siapa yang kredit nya disetujui perbankan. Akhirnya, salah satunya disetujui dengan pinjaman Rp 3,5 juta yang digabungkan untuk membuat gerobak dan keperluan lainnya.

Pertama kali berjualan, Febri berjualan di depan Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan mendapat respons bagus. Tetapi, kendalanya adalah larangan berjualan di depan kampus. Akhirnya, dengan penuh percaya diri akan datangnya peminat, Febri berjualan di depan rumahnya sendiri. Pelanggannya adalah para mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang kos di dekat situ:

Kegigihan memasarkan merupakan salah satu kunci kesuksesannya. Dia pun mengikuti Atmajaya Expo dan mendapat respons yang lebih bagus lagi. Akhirnya, seorang pengusaha memberikan bantuan modal untuk usaha ini.

Karena produk yang dihasilkan merupakan produk baru, penjualannya pun semakin meningkat. Bahkan, banyaknya permintaan harus membuka Cabang di berbagai daerah. Pertengahan tahun 2006, Ferbi mulai membuat system franchise atau waralaba untuk usaha ini. Hingga juni, sudah ada 1.600 franchise di seluruh Indonesia.

Tela-tela tidak hanya memiliki satu jenis produk dengan nama tela-tela itu sendiri. Hingga saat ini, jenis produknya antara lain singkong gaul, nugget tela, kentang, dan tela cordon bleu. Semuanya disajikan dengan berbagai rasa, seperti keju, jagung bakar, pedas manis, barbercue atau campuran.

Rata-rata omzet yang diperoleh setiap gerai sebesar Rp 2,5 juta per bulan. Itu berarti, total omzet 1.600 gerai bisa mencapai Rp 24 miliar per tahun.

Lain halnya dengan Baedowy yang menyisihkan 90 wira UKM pada tahap pertama. Menurut dia, perjalanan sembilan tahun sesungguhnya belum apa-apa. Melatih seluruh warga di Tanah Air dengan alat bantu mengolah sampah menjadi biji plastik bukanlah pekerjaan mudah.

“Untuk menjadi sukses, ternyata dibutuhkan kegilaan. Sampah bukanlah menjadi masalah, tetapi membawa berkah.” kata Baedowy. Sejak diselenggarakan penghargaan ini tahun 2005, sebanyak 5.107 UKM di seluruh Indonesia telah ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi ini yang terdiri dan 3.320 wira UKM dan 1787 wirausaha muda yang merupakan kategori baru Dji Sam Soe Award 2008-2009.

Penghargaan ini dipandang bergengsi, mengingat enam pemerhati UKM dan pakar bisnis di bidang usaha dilibatkan menjadi juri kehormatan, yaitu Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kemenneg Koperasi dan UKM Choirul Djanihari, akademisi Prof. Dr. Jr. Mangara Tambunan, Ketua Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia yang juga Presiden Direktur PT Nyonya Mener Charles Saerang, pemiik Kemchick Bob Sadino dan pengusaha muda Sandiaga Uno. Penghargaan kali ini bertema “Berani Maju Menuju Kesempunnaan”.

Sandiaga memandang, wirausaha muda yang tampil dalam ajang penghargaan ini betul-betul memiliki kompetensi kuat. Dibandingkan wirausaha muda negara lain, wirausaha Indonesia sesungguhnya tidaklah kalah.

Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM Suryadharma Ali dalam sambutannya mengatakan, penyelenggaraan Dji Sam Soe Award ini dapat berfungsi sebagai media untuk mengembangkan wacana pemberdayaan UKM. Melalui kompetensi semacam ini, sering mengemuka gagasan yang kreatif, kritis, dan sehat. Selain itu juga menciptakan jaringan usaha di antara para pelaku usaha.

Menurut Suryadharma, karakteristik yang dibutuhkan UKM adalah kemampuan memanfaatkan peluang bisnis, keberanian mengambil risiko, dan terbiasa jatuh bangun menghadapi persaingan.

Lebih dahsyat lagi, lanjut Suryadharma, para peserta umumnya secara unik memanfaatkan bahan-bahan baku yang semula bernilai ekonomi rendah, tetapi dengan kreasi, inovasi, dan sentuhan teknologi tinggi, bahan-bahan tersebut di ubah menjadi produk bernilai dan bercita rasa tinggi serta di terima baik oleh konsumen sehingga tidak lagi sulit mengembangkan pasar.

Bisnis yang dijalani juga bukanlah bisnis bersifat cepat menghasilkan dan dengan serara keuntungan dapat dinikmati. Diperlukan ketekunan, keuletan, kedisiplinan, dan konsistensi.

“Kalau semangat dan mentalitas kewirausahaan dapat tersebar, mewabah, dan menjankiti para UKM, tujuan kita menciptakan lapangan kerja, memerangi jumlah penganggur, dan menekan kemiskinan secara signifikan dapat terwujud,” ajar Suryadharma.

Kita tentu tidak ingin terus-menerus menyaksikan para pemuda berdesak-desakan, berbondong-bondong antre dalam bursa kesempatan kerja yang jumlahnya memang terbatas. Karena itu, dibutuhkan semangat menumbuhkan suasana dan langkah konkret untuk memfalitasi generasi muda menjadi wirausaha. (OSA)

210_Wirausaha_Muda_Award

------

Ispirasi Karya Kreatif di Inacraft 2009

“Selama ini usaha kecil mampu membuktikan dirinya tangguh. Karenanya layak dijuluki “jaring pengaman sosial” berkat kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Jasanya cukup nyata dalam menciptakan lapangan pekerjaan, bahkan dalam kondisi krisis sekali pun.

Itulah mengapa usaha kecil patut didukung agar semakin maju. Kesempatan perlindungan dan pengembangan yang seluas-luasnya layak diberikan. Beberapa kendala seperti minimnya modal, ketrampilan manajemen, serta masalah mental diharapkan teratasi memlalui sinergi terpadu berbagai pihak, baik pemerintah, perbankkan maupun kalangan swasta.”

Inacraft 2009

“Berbagai expo/pameran, baik di dalam maupun diluar negeri merupakan bagian penting dari promosi dan pengembangan pasar dan produk. Pameran Inacraft diharapkan bermanfaat bagi usaha kecil serta perekonomian nasional secara keseluruhan melalui ketekunan dan kemandirian sektor industri yang diimbangi dengan kemampuan berinovasi, kreativitas, penguasaan wawasan, dan penerapan teknologi informasi yang optimal.

Pameran yang digelar setiap tahun ini berlangsung 22-26 April 2009 di Jakarta Convention Center. Inacraft diikuti oleh produsen dan eksportir produk kerajinan UKM dari seluruh Indonesia dan beberapa dari Luar negeri.” [VAL] ** BNI’46, melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa.

------

Bebaskan Mereka Berkreasi

Selasa, 21 April 2009 | 03:24 WIB

Oleh : YUNI IKAWATI

Kreativitas tercipta ketika muncul tantangan. Namun, ide cemerlang dari para cendekia yang brilian sering tumbuh dalam suasana yang tidak terlalu mengekang. Untuk menghasilkan generasi yang kreatif itu, pemerintah dan guru memegang peranan yang penting.

Itulah inti dari perbincangan lima perempuan ilmuwan penerima Laureates Award tahun 2009 dengan Ahmed H Zewail, peraih Nobel Bidang Kimia tahun 1999, di Paris, Perancis, awal Maret (5/3) lalu.

Para perempuan itu adalah Tebello Nyokong, fisikawan dari Afrika Selatan; pakar ilmu material, Akiko Kobayashi; ahli kimia asal Rusia yang menetap di Kanada, Eugenia Kumacheva; dan fisikawan Inggris, Athene M Donald, serta astronom dari Brasil, Beatriz Barbuy.

Meski menggeluti disiplin ilmu berbeda-beda, mereka memegang komitmen yang sama kuat hingga menerobos kendala yang menghalangi di sekitarnya.

”Sains bukanlah hal yang mudah dan memerlukan komitmen kuat,” ucap Eugenia yang mengembangkan material baru untuk berbagai aplikasi. Apa nasihatnya bagi wanita muda yang ingin mengikuti jejaknya? Hal pertama yang harus ditanyakan kepada diri sendiri adalah seberapa pentingnya ilmu itu sebelum siap berkompromi. ”Saya katakan, saya dapat berhasil dikeduanya — di bidang ilmu dan bahagia dalam kehidupan pribadi,” ujar ibu dari dua anak yang telah dewasa ini.

Eugenia yang menjadi profesor di Universitas Toronto itu mengakui, seorang perempuan ilmuwan lebih banyak berkorban karena harus menyeimbangkan dengan tanggung jawab pada keluarga.

Bagi Akiko — perancang metal organik untuk peralatan elektronik — pilihan menjadi ilmuwan tidak terkendala karena dorongan ayahnya, seorang fisikawan. Akiko, guru besar dari Nihon University, memang beruntung mendapat suami yang toleran.

Namun tak demikian bagi perempuan Jepang lainnya. Mereka menghadapi dominasi pria yang umumnya tak menginginkan kaum perempuan keluar dari urusan domestik. Di Jepang tak banyak panutan perempuan ilmuwan sehingga tak banyak wanita muda mau jadi ilmuwan.

Memajukan kaum perempuan di bidang penelitian ilmiah itu merupakan sasaran UNESCO dan L’Oreal Foundation. Mereka menggelar ajang pemberian penghargaan kepada para perempuan ilmuwan senior dan memberi dana hibah penelitian di bidang lPA dan ilmu kehidupan bagi perempuan muda di seluruh dunia sejak 10 tahun lalu.

Ahmed juga melihat perlunya model panutan, terutama guru, yang mampu memperkenalkan ilmu dengan baik kepada muridnya juga pada anak usia dini.

Athene — guru besar Fisika Eksperimen di Universitas Cambridge — yang mengembangkan sistem deteksi untuk material fisika yang halus, memutuskan akan menjadi fisikawan pada usia 13 — karena gurunya telah menunjukkan fisika dengan cara menyenangkan. Dia didukung ibu dan suaminya yang menjadi mentornya.

”Usia dini memang menentukan bagi seseorang memilih jalan hidupnya,” ujar Tebello, ilmuwan asal Lesotho yang mengembangkan fototerapi untuk kasus kanker. Cita-cita Tebello — guru besar di Rhodes University Grahamstown Afsel — adalah mendorong lebih banyak pelajar memilih bidang sains. Masa kecilnya terbagi antara bersekolah dan menggembalakan biri-biri. Berkat dorongan sang ayah dia menjadi ilmuwan terkemuka.

”Pada masa kecilku, aku sering memanjat pohon plum kuning hingga ke cabang yang tertinggi, berkontemplasi di sana sambil memandang langit hingga sebelum makan malam tiba. Koneksiku dengan astronomi mungkin telah dimulai di sana,” ujar Barbuy yang meneliti komposisi kimiawi bintang untuk mengetahui evolusi galaksi.

Peran pemerintah

Dunia riset di suatu negara dapat berkembang karena banyak faktor. Namun yang paling berpengaruh adalah pemerintah yang mendorong kegiatan ilmiah di semua disiplin ilmu dan menjadikannya sebagai jalan hidup masyarakatnya, lontar Zewail yang kini menjadi Direktur Pusat Fisika Biologi di California Institute of Technology.

Pendapat Ahmed yang juga Ketua Dewan Juri L’Oreal-UNESCO Awards for Women in Science 2009 bidang ilmu fisika itu berdasar temuan tim L’Oreal-UNESCO tentang persepsi pemerintah dan masyarakat terhadap ilmu dan karier ilmiah. Penelitian itu dilakukan L’Oreal Foundation di Inggris, Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, AS, Meksiko, China, Dubai, dan Afsel.

Carole Muller, yang terkait dalam survei, mengatakan, dari 10.000 responden di 10 negara itu 84 persen berpendapat ilmu dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Sekitar 57 persen responden berpendapat ilmu dapat menginspirasi dan hanya 38 persen menganggapnya hal yang sulit.

Hibah penelitian

Pada UNESCO-L’Oreal Fellowships 2009 terpilih 15 peneliti bidang ilmu kehidupan (life science) dari lima kawasan di dunia, yaitu Lebanon, Mauritania, Suriah, China, Malaysia, Pakistan, Jerman, Irlandia, Serbia, Argentina, Meksiko, Peru, Mauritius, Afsel, dan Tanzania.

Program yang telah berjalan 10 tahun ini memilih 135 perempuan peneliti dari 71 negara, di antaranya diberikan kepada tiga peneliti Indonesia, yaitu Ines Atmosukarto (2004), Made Tri Ari Penia Kresnowati, pengajar teknik kimia di ITB (2008), Fenny M Dwivany.

Julia Hasler, Program Specialist Division of Basic and Engineering Sciences Natural Science Sector UNESCO dalam sambutannya pada penyerahan The UNESCO-L’Oreal Fellowships 2009, mengatakan, penerima penghargaan akan menerima dana riset maksimum 40.000 dollar AS untuk dua tahun — 10 tahun sebelumnya jumlahnya 10.000 dollar AS. Jumlah peneliti penerima penghargaan dari 10 orang dijadikan 15 orang.

Penghargaan ini diberikan kepada peneliti pada program doktor dan pasca-doktor yang risetnya menjanjikan hasil yang bisa membantu pemecahan masalah di negaranya. ”Hasil penelitian mereka harus relevan, realistik, reasonable, feasible, dan berguna bagi negaranya,” ujarnya.

--

Pesan untuk Para Kandidat

Senin, 20 April 2009 | 02:57 WIB

Perhelatan demokrasi terbesar telah menghasilkan bayangan kepemimpinan nasional lima tahun mendatang. Belum bisa dipastikan pasangan presiden dan wakil presiden yang akan bertarung pada Juli, tetapi upaya koalisi yang sedang gencar menarik diamati karena sedikit banyak akan berpengaruh pada pembangunan ekonomi nasional lima tahun ke depan.

Apabila platform ekonomi partai politik besar dibandingkan, sebenarnya tidak banyak perbedaan yang bisa menjadi acuan. Praktis semua partai politik, demikian pula kandidat presiden-wakil presiden nantinya, menginginkan perekonomian Indonesia yang lebih baik, tumbuh lebih cepat, dan lebih menyejahterakan rakyat.

Perbedaan sedikit muncul pada cara parpol atau kandidat presiden mencapai cita- cita perekonomian nasional yang lebih baik tersebut. Ada yang menekankan pada perlunya melanjutkan kebijakan yang ada. Ada yang menekankan pada perlunya pemihakan kepada rakyat kecil dan pedesaan. Dan, ada pula yang memprioritaskan kedaulatan ekonomi nasional.

Apa pun perbedaan tujuan atau cara mencapai tujuan itu, satu hal yang seharusnya menjadi pijakan dasar para kandidat yang akan bersaing menjadi presiden RI adalah bagaimana mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada. Pertanyaan ini sepertinya tidak baru lagi, tetapi harus diakui dalam era demokrasi dan desentralisasi saat ini menjadi lebih sulit bagi pimpinan negara untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Sangat dimengerti apabila koalisi yang sedang berproses tidak hanya sekadar mencari batas minimum untuk mengajukan kandidat, tetapi juga menjaga kelancaran pemerintahan lima tahun ke depan dalam konteks hubungan pemerintah dan DPR. Bahkan, dalam rangka optimalisasi potensi ekonomi tersebut, akan lebih baik apabila koalisi yang nantinya dibentuk selain bersifat permanen dan mengikat, juga memerhatikan peta politik di daerah yang dalam era desentralisasi ini mempunyai otonomi membuat kebijakan ekonomi lokal.

Pertanyaan yang muncul adalah potensi apakah yang harus dioptimalkan. Status sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, negara demokrasi terbesar ketiga, serta negara Muslim terbesar harus dilihat sebagai berkah dan bukan sebagai beban. Perkembangan ekonomi saat ini menegaskan bahwa size does matter atau dengan kata lain potensi kekuatan ekonomi dunia di masa depan ada pada perekonomian dengan jumlah penduduk besar dan wilayah luas.

Fenomena BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) menegaskan tren tersebut. Penduduk yang mungkin selama ini menjadi beban harus dilihat sebagai kekuatan yang membuat ekonomi lebih tahan guncangan. Krisis saat ini membuktikan bahwa kekuatan ekonomi domestik menjadi basis bagi Indonesia meredam dampak krisis.

Indonesia mengalami bonus demografi yang cukup panjang, ditandai oleh kian banyaknya penduduk usia produktif yang siap mengisi pasar kerja. Padahal, beberapa negara Asia, seperti China, Jepang, dan Korea, mengalami ketidakseimbangan, di mana penduduk usia lanjut menjadi beban penduduk usia produktif.

Berkaitan dengan penduduk, besarnya produk domestik bruto Indonesia yang masuk 20 besar dunia, kelima terbesar di Asia, terbesar di Asia Tenggara, dan ketiga terbesar di negara Muslim adalah modal yang luar biasa untuk terus bertumbuh menjadi kekuatan ekonomi dunia. Paling tidak, lima tahun ke depan Indonesia berpotensi masuk 15 besar dunia.

Perkiraan tersebut tentunya ditunjang kenyataan bahwa Indonesia adalah satu dari sangat sedikit negara di dunia yang menjadi produsen utama dunia untuk berbagai komoditas perkebunan dan pertambangan.

Meskipun berlokasi di ring of fire, tidak ada keraguan bahwa Indonesia diberkahi kekayaan sumber daya alam yang besar. Selama pemerintah bisa mengelola kekayaan tersebut dengan baik sekaligus berkelanjutan, bukan mustahil jalan menjadi negara maju sebenarnya sudah di depan mata.

Di balik segala potensi tadi, jangan dilupakan bahwa indeks pembangunan manusia Indonesia sangat rendah (bahkan di antara negara-negara ASEAN), daya saing dan daya tarik investasi jauh dari harapan, serta tentunya peringkat negara terkorup yang masih relatif tinggi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan ekonomi yang ada sampai saat ini masih jauh dari upaya mengoptimalkan potensi.

Begitu kontrasnya antara potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia mengindikasikan bahwa para kandidat mempunyai tanggung jawab yang berat untuk mendekatkan kesenjangan potensi dan kenyataan. Apabila dalam waktu lima tahun tidak ada terobosan kebijakan berani, tegas, dan inovatif, potensi hebat tadi bisa jadi hanya menjadi kenangan suatu saat.

Sinkronisasi pusat-daerah

Salah satu prinsip dasar kebijakan ekonomi lima tahun ke depan adalah adanya hubungan yang konstruktif antara pemerintah pusat dan daerah. Era pemerintah pusat mengerjakan segalanya sudah berakhir. Pemerintah yang sukses ke depan adalah pemerintah yang mampu menggalang dukungan daerah untuk menyukseskan kebijakan ekonomi nasional sekaligus menciptakan sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah.

Penerapan standar pelayanan nasional di setiap daerah untuk pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur adalah langkah awal menuju pembangunan ekonomi yang berorientasi rakyat, mengurangi kesenjangan, sekaligus menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Alokasi serta pengelolaan APBN dan APBD akan menjadi kunci pencapaian standar tersebut, di mana tidak ada toleransi lagi bagi keterlambatan pencairan anggaran dan alokasi yang tidak jelas juntrungannya.

Di sisi kebijakan makro, penciptaan nilai tambah komoditas primer harus menjadi tema utama pembangunan industri. Kenaikan harga komoditas perkebunan dan pertambangan mungkin akan masih terjadi pada masa depan, tetapi krisis ekonomi sekarang menunjukkan betapa rapuhnya ketergantungan pada ekspor komoditas yang harganya sangat fluktuatif.

Efektivitas dari kebijakan di atas pada akhirnya akan bergantung pada eksekusi dan implementasi kebijakan itu sendiri. Inilah saatnya kandidat presiden-wapres serta para anggota Dewan yang untuk pertama kali dipilih dengan suara terbanyak menorehkan sejarah sebagai eksekutif dan legislatif yang meletakkan dasar Indonesia sebagai negara maju.

Masalah-masalah yang masih menggantung, seperti masalah tenaga kerja, pembebasan lahan, serta pemberantasan korupsi, harus dituntaskan segera, dan di atas semuanya, kestabilan politik dan keamanan dalam kehidupan demokrasi harus dijaga. Saat ini negara-negara anggota ASEAN kagum atas kestabilan dan kehidupan demokrasi Indonesia dan lima tahun ke depan adalah momentum yang paling tepat untuk memperluas kekaguman tersebut pada pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkualitas, pertumbuhan yang menyejahterakan seluruh masyarakat. [Bambang PS Brodjonegoro Guru Besar Fakultas Ekonomi UI dan Direktur Bank Pembangunan Islam - Kompas]

Si Brilian di Negeri Merlion





Imlek sudah lama berlalu. Tapi tulisan Gong Xi Fa Cai masih menempel di dinding kamar asrama Wahyu Saputra di Singapura.

”Biar selalu ingat keluarga di Medan,” kata Wahyu, mahasiswa asli Medan yang kini memasuki semester empat di program sarjana Nanyang Technological University (NTU) Jurusan Teknik Kimia dan Biomolekuler.

Sekalipun berotak encer, belajar di negeri orang tidak selalu mudah dilalui. Tahun pertama merupakan saat tersulit. Bahasa, lingkungan, budaya, dan kultur akademis semua berbeda dengan di Tanah Air.

Awalnya, Wahyu mengenal NTU dari kakaknya yang terlebih dahulu berkuliah di universitas itu. Keluarganya lantas mendorong Wahyu mengikuti jejak sang kakak.

Wahyu yang pernah mengikuti Olimpiade Matematika Tingkat Provinsi Sumatera Utara itu lolos seleksi. Bahkan ia pun lolos seleksi dan menerima beasiswa bergengsi CN Yang.

Beasiswa yang dinamai sesuai penerima Nobel Fisika tahun 1957, Chen Ning Yang, bertujuan meng-kader generasi muda periset.

Beasiswa lebih dari Rp 100 juta per tahun itu tanpa ikatan, tetapi sebagai penerima tuition grant atau semacam subsidi dari Pemerintah Singapura, Wahyu akan menjalani ”ikatan dinas” selama tiga tahun.

Mahasiswa lainnya, Pascal Gekko, memilih jadi mahasiswa National University of Singapore (NUS) Jurusan Teknik Elektro. Ia mengetahui tentang NUS dari kunjungan wakil universitas itu ke sekolahnya di SMAK 1 BPK Penabur. Biaya kuliah ditutupi dari tuition grant dan beasiswa Sembcorp yang totalnya mewajibkan dia untuk bekerja bagi perusahaan terdaftar Singapura selama enam tahun.

Kompetitif

Menemukan mahasiswa asal Indonesia berprestasi, sebut saja para peserta olimpiade keilmuan tingkat internasional, di universitas publik Singapura tidak terlalu susah. ”Di sini mengaku juara olimpiade kalau hanya tingkat kabupaten atau provinsi, malu,” ujar Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di NTU (PINTU) Budi Raharjo Santoso.

Para mahasiswa berpendapat, universitas- universitas di negara itu jauh lebih agresif dalam menawarkan kesempatan dan kemudahan belajar ketimbang universitas di negeri sendiri.

Selain mendapat beragam fasilitas, di Singapura, para mahasiswa tersebut belajar di tengah iklim yang dibangun sangat kompetitif. Di mata Director Office of Admissions National University of Singapore (NUS) R Rajaram, kompetisi menjadi suatu kewajaran. ”Di sini berkumpul mahasiswa internasional dari lebih dari 30 negara. Mereka biasanya pemuda-pemuda terbaik di negaranya,” ujarnya.

Kompetisi di kalangan mahasiswa juga terlihat dari penelitian yang mereka lakukan. Wahyu, misalnya, meneliti carbon nanotubes, sejenis material sangat menjanjikan. ”Material itu punya daya tahan seribu kali lebih kuat daripada besi, tetapi sepuluh kali lebih ringan dan pengantar listrik yang baik. Sudah diproduksi, tetapi masih skala kecil dan belum stabil,” ujarnya.

Sistem kompetisi itu pula yang rupanya mendorong David Hartono Widjaja bekerja ekstra keras. Di kalangan teman-temannya, tersiar kabar David menghasilkan temuan perangkat lunak komputer bernilai tinggi.

”Temuan ini dikhawatirkan berdampak ekonomi luas,” kata Iwan Piliang, Ketua Tim Verifikasi Kematian David Hartono. David diketahui tewas di kampusnya di Singapura pada 2 Maret 2009 dan hingga kini kematiannya masih penuh misteri.

Tak mau kalah

Salah seorang alumnus dari NUS yang kini bekerja di Singapura, Risyad, masih mengingat ungkapan khas di kalangan pelajar. ”Istilahnya, kiasu... kiasu.... Semacam ungkapan memperolok-olok yang artinya takut atau tidak mau kalah. Iklimnya memang semua tidak mau kalah,” ujar Risyad.

Sistem penilaian di universitas- universitas mendukung atmosfer tersebut. Di kalangan pelajar dikenal sistem kurva bel.

Nilai mereka ditentukan pula oleh kemampuan siswa-siswa lain yang mengikuti subyek tersebut. ”Kalau merasa mampu mengerjakan tugas dan ujian, tetapi ternyata anak-anak lain lebih bagus lagi, otomatis nilainya jeblok. Tidak ada pilihan lain, harus belajar semampu kita dan mengusahakan yang terbaik,” ujar Anthony Lie, mahasiswa NTU yang peraih medali perunggu di Olimpiade Sains Nasional Bidang Kimia tahun 2005.

Pesaing terberat biasanya mahasiswa asal Republik Rakyat China. Mereka belajar sangat keras dan sebagian besar penerima beasiswa yang indeks prestasi kumulatifnya tidak boleh kurang dari 3,5 dari 5. ”Itu kira-kira harus rata-rata B plus,” kata Budi.

Para pemuda Singapura sendiri, menurut sejumlah mahasiswa Indonesia, lebih nyantai. Ada yang berpendapat, para pemuda Singapura sebelumnya menjalani wajib militer atau tugas negara selama dua tahun dengan disiplin ketat sehingga di kampus mereka ingin menikmati masa-masa di perguruan tinggi.

Kompetisi dipertajam dengan adanya top lima persen yang disebut ”daftar dekan” atau dean list. Daftar mahasiswa dengan nilai-nilai tertinggi tersebut diumumkan terbuka. Pelajar Indonesia termasuk yang unjuk gigi terkait daftar itu. Pascal dan Wahyu, misalnya, termasuk dalam daftar dekan semester lalu. Indeks prestasi kumulatif Wahyu terakhir malah mencapai 5, yang merupakan angka sempurna dan bukan pertama kalinya dia masuk dalam daftar dekan.

Di tengah iklim penuh persaingan, kegiatan di luar akademis menjadi oase. Perhimpunan- perhimpunan mahasiswa Indonesia, misalnya, aktif mengadakan berbagai kegiatan. ”Biasanya kami olahraga bersama atau ngumpul-ngumpul makan, Indonesian dinner,” ujar Budi.

Pascal mengikuti berbagai kegiatan di asrama atau hall di tengah kesibukannya belajar guna mendapatkan suasana berbeda. Kamar mungil Pascal yang berantakan penuh tempelan stiker dan kertas warna-warni.

Di atas meja tergeletak pelat tugas elektro yang belum selesai dia kerjakan berdekatan dengan sebuah raket tenis, alat olahraga kesayangannya.

Tiba-tiba telepon selulernya berdering. Rupanya teman paduan suara Pascal menanyakan kostum yang akan mereka kenakan pada pertunjukan mendatang. Alangkah sibuknya anak-anak brilian di Negeri Merlion, Singapura... .

------



Pendidikan praksis

Hari-hari ini para elite politik di Indonesia sedang menjalani masa orientasi pendidikan praksis; melobi, menjajagi dan saling menguji calon pasangan koalisi. Demikian pula siswa-siswi SMU pun hari ini pun mulai menjalani tahap penting pendidikannya, yaitu Ujian Nasional (UN). Keduanya sama-sama dalam proses tahap belajar dan sama2 sedang menghadapi masa2 ujian nasional - untuk masa depan Indonesia. Siapa yang tekun, rajin, disiplin dan giat belajar dalam menggapai prestasi, kecerdasan dan kemampuannya, maka merekalah yang akan berhasil untuk membawa kemajuan tahap kehidupan bangsa Indonesia selanjutnya.

Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat!

--

Sumpah palapa yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada tercantum dalam catatan sejarah. Dan sang maha patih, memegang teguh sumpah itu hingga dia bisa menunaikannya. Orang-orang yang konsekuen tidak sembarangan mengumbar sumpah. Sebab, mereka tahu bahwa sumpah itu pantang dilanggar. Dan jika seseorang bersumpah, biasanya kita menjadikan sumpah itu sebagai pegangan bagi sebuah kepercayaan. Bagaimana seandainya yang bersumpah itu adalah Tuhan? Guru mengaji saya disurau dulu menyampaikan sebuah petikan dari kitab suci yang menyatakan bahwa Tuhan bersumpah demi waktu. Lho, mengapa kok Tuhan bersumpah demi waktu?

Dalam sebuah penerbangan international, kami berhenti untuk transit selama dua jam disebuah bandara. Para penumpang memanfaatkan waktu 2 jam itu untuk urusan masing-masing. Ada yang mampir ke toko buku. Ada yang mejeng di cafe. Dan, tentu saja ada yang belanja belanji. Satu jam lima puluh lima menit kemudian seluruh penumpang sudah kembali berada di pesawat untuk meneruskan perjalanan. Setidaknya begitulah yang dipikirkan orang-orang. Namun, tidak demikian halnya dengan data yang ada dalam catatan awak kabin. Sehingga pilot mengumkan bahwa pintu pesawat belum bisa ditutup karena masih menunggu 2 orang penumpang yang belum kembali.

Para penumpang lain tidak terlampau peduli dengan pengumuman itu karena toh masih ada waktu 5 menit untuk terbang. Namun, ketika lima menit kemudian penumpang yang ditunggu itu belum juga kembali, mulai ada yang menggerutu. Sepuluh menit sesudah itu; mereka tidak kunjung muncul juga. Sudah ada yang mulai marah. Dan sekitar lima belas menit kemudian dari arah depan terdengar suara berisik. Oh, rupanya penumpang yang ditunggu-tunggu itu sudah masuk kedalam pesawat. Kedua tangan mereka menggenggan beragam barang belanjaan. Dan, ketika mereka melintasi gang menuju ketempat duduknya mereka berkata sambil cengar-cengir; "Walaaah pada nungguin..., sory sory ya...hihihi. ...." mendengar cekikikannya, orang tahu bahwa mereka sama sekali tidak menyesal. Dalam hati saya berbisik; "duh, ternyata mereka orang Indonesia... ...."

Dari jaket seragam yang dikenakannya, kita bisa tahu bahwa mereka berangkat dalam rombongan. Dan ketika mereka sampai ke kursi bersama rombongannya, temannya menegur;"kemana aja sih elo? Penumpang laen udah pada kesel tuch...."

Salah satu orang yang telat itu menjawab;"tapi kita ditunguin kaaaann....hihihi. ...." Hati saya kembali menjerit. Ingin rasanya telinga ini mendengar penumpang berkebangsaan lain berkata;"Tenang saja mas, kami semua tidak mengerti apa yang bangsa anda katakan..... "

Diruang meeting sebuah kantor di Jakarta; seorang penyelenggara rapat duduk menunggu. Lalu muncul seorang direktur. "Lho, yang lain pada kemanan nih?"
"Masih belum pada datang Pak," jawabnya.
"Wah, kalau begitu saya balik ke ruangan dulu. Kalau yang lain sudah datang, kasih tahu saya." Lalu beliau keluar dari ruang meeting.

Setelah itu, direktur lain datang. Mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu pergi lagi. Direktur lainnya lagi datang. Bertanya lagi. Dan pergi lagi. Akhirnya, penanggung jawab rapat yang terbilang paling yunior itu hanya bisa mengurut dada.

Pada kesempatan lain, ada rapat sebuah lembaga pelayanan masyarakat. Para tokoh diundang untuk hadir membicarakan kepentingan masyarakat. Diundangan tertera rapat dimulai jam 19.30 WIB. Anehnya, tepat pada jam itu ditempat rapat baru ada 2 orang manusia aneh. Walhasil, rapat dimulai jam sembilan malam. Dan diisi perdebatan seru hingga larut malam.

Dua minggu kemudian, rapat lanjutan dilakukan. Seperti biasa, diundangan ditulis rapat dimulai jam 19.30 WIB. Kali ini, prestasi dicapai dengan lebih baik, karena rapat sudah berhasil dimulai pada jam 20.30 WIB. Lalu, salah seorang peserta rapat yang sok sibuk, dan pura-pura menghargai waktu angkat bicara. "Bapak pimpinan rapat," katanya. "Saya sangat menghargai rapat ini..." katanya. Seluruh mata memandang tajam kearahnya. "Karena," orang itu melanjutkan. "Rapat kali ini lebih baik dari rapat sebelumnya. Jika rapat sebelumnya kita molor satu setengah jam dari jadwal, namun rapat kali ini hanya molor satu jam saja." Semua orang memelototinya seperti melihat alien yang baru mendarat di kebun jagung orang.

"Saya berharap semoga rapat mendatang bisa terlambat setengah jam. Dan rapat-rapat selanjutnya, bisa terlambat enol menit......" Sang alien mengakhiri pidatonya. Setelah itu, terdengar tertawaan nyaris seperti di panggung pentas srimulat. Setelah argumen ini dan itu keluar, sang Alien akhirnya menyadari bahwa kata-katanya tidak bisa mengubah keadaan.

Ketiga peristiwa yang saya ceritakan itu adalah kisah-kisah nyata yang sungguh-sungguh terjadi didunia ini. Hanya saja, saya sedikit menyamarkannya supaya tidak menyinggung kepentingan siapapun. Tapi, jika saya mengingat peristiwa-peristiwa itu; saya jadi mulai lebih mengerti; mengapa Tuhan bersumpah atas nama waktu. Mungkin saja kita tidak akan mengerti sepenuhnya mengapa Tuhan melakukan itu. Tapi, setidaknya itu menunjukkan bahwa Tuhan pun sangat prihatin dengan bagaiman cara kita menghargai waktu. Dan menghargai orang-orang yang menghargai waktu.

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://www.dadangka darusman. com/

Catatan Kaki:
Menjadi orang yang menghargai waktu, kadang-kadang terlihat aneh. Namun, jika semakin banyak orang yang bersedia menjadi 'aneh' seperti itu, menghargai waktu bisa menjadi sesuatu yang tidak aneh lagi.


--

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana, kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, "Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya."

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan . Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, "Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja."

Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut "Sandal".



Renungan :



Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita dan diri kita sendiri, dan bukan dengan jalan mengubah dunia itu.

Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia dalam pikiran kita terkadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yang terlibat di sana , sebab seringkali dalam pandangan kita, dunia adalah bayangan diri kita sendiri.

Ya, memang jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau melapisi hati kita dengan kulit pelapis agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

--

Ma'af, sekedar nambahin, cara ilangin stress : just arrange your Mind!...stress and happiness is only the choices of our thinking, right?..."tidak ada yang bisa membuat saya stress, marah, tertawa ataupun bahagia..TANPA SEIZIN saya...?!...