Selasa, 02 Juni 2009

Narsisme, Egoisme, dan Generasi Baru.




Ada hasil riset baru yang agak berbeda, katanya, dalam jaman dimana anak kecil tidak pernah lagi dimarahi, tetapi selalu dipuji, bahkan untuk hal yang paling kecilpun, ternyata melahirkan melahirkan generasi haus pujian. Disekolah, dirumah, dikampus, selalu mengharapkan pujian.

Ketika mereka masuk dunia nyata, dan melihat kehidupan kerja dan masyarakat yang keras, dan mereka tidak lagi dipuji oleh orang sekeliling mereka, maka terasa sebuah ketidak nyamanan yang dalam. Ada kekecewaan dan rasa rendah diri, mereka menganggap dirinya tidak mampu, dan menjadi orang yang gagal dalam hidupnya. Padahal sebenarnya hanya biasa biasa saja, sebuah perjalanan hidup yang umum. Apalagi ketika ditegur dimarahi, langsung saja putus asa.

Pujian yang berlebihan juga membawa narsisme. Narsisme adalah kekaguman akan diri sendiri yang berlebihan, tanpa empati dan perhatian pada orang lain.

Facebook, bersama dengan teknologi lainnya, membuat hal ini menjadi berkembang. Ucapan Selamat Ulang tahun dari 83 orang, yang disebabkan karena teknologi yang memudahkan semua orang tahu tanggal lahir anda, membuat kita mulai merasa jadi orang penting. Seperti juga ada orang lewat depan kita dan tersenyum, kita merasa menjadi selebriti, merasa orang itu menghormati kita.

Teknologi membuat kita makin individualistik, dan narsis. Kita menjauhi orang yang tidak sesuai dengan pandangan kita, dan hanya berkumpul dengan orang yang mau memuji saja. Dijaman dulu, kalau anda tidak suka dengan teman anda, susah menggantinya, karena dia hidup dekat dengan anda, tapi dijaman ini tinggal klik klik klik, selesai.

Kenaikan taraf hidup masyarakat secara umum, juga melahirkan pemanjaan, anak ingin beli apa saja dituruti, terutama dengan sibuknya orang tua, yang menimbulkan rasa bersalah ortu terhadap anak, membuat apapun yang diminta sang anak, disetujui saja. Generasi narsis pun makin menjadi egois, tidak mau perduli kepentingan orang lain. Dunia ini dianggap berputar untuk dirinya sendiri, porosnya ada pada jiwa kerdilnya.

Pembelajaran apa yang bisa kita dapat, apa yang bisa kita lakukan?

1. Mendidik anak: Keseimbangan dalam mendidik anak menjadi penting, teknologi harus dibarengi dengan kearifan dan pembelajaran akan kehidupan.

2. Koreksi diri sendiri: Menyadari hal ini, baik untuk menyadarkan diri kita kembali; kembali ke dunia nyata yang lebih realistik, lebih menginjak bumi.

3. Marketing: Jaman baru penuh dengan egoisme dan narsisme, perlu personafikasi target market, harga bukan hal yang utama, pemuasan ego pelanggan akan menjadi kunci sukses marketing.

Bagaimana pendapat anda?

Tanadi Santoso, SF, 1 Juni 2009

*) Bahkan tagging inipun, pada 30 orang, yang ditempelkan pada wall2 orang yang belum kita kenal benar, juga sebuah tindakan narsis. Tentu andapun bisa segera me-removenya, haha. Salam Narsis.

Brain food for thought
A French epicurean once said, "Tell me what you eat, and I will tell you what you are." But can eating certain foods make you smarter, happier, or more able to constructively respond to stress? Could junk food lead to a junk attitude? Connections are being made all the time between the foods we eat and the way we feel, think, and act.
Did you know, for instance, that depression and aggression have been linked to diets that are high in harmful fats and low in beneficial fruits and veggies? Or that eating fish and seafood may reduce the risks of developing dementia and Alzheimer's disease? Or that tea may bring on a calm yet alert state of mind?
Memory, alertness, and mood can all be impacted by your nutritional choices. And while intelligence and mental functions are complex and involve many bodily systems and processes, there are a few key nutrients that could help to boost your cerebral stamina.
Foods to boost your brain power:

* Antioxidants: Foods and supplements containing antioxidants (e.g., omega-3 fatty acids, phytochemicals, catechins) could boost your brain health and longevity. Omega-3 fatty acids found in many kinds of seafood, including salmon, halibut, and scallops, have been linked to reduced brain inflammation and nerve cell regeneration. Not into seafood? Antioxidants can be found in less fishy sources, too: darkly coloured vegetables and fruits contain phytochemicals (blueberries, in particular), and green tea is packed with catechins.
* B vitamins: B is for brain, that's for sure. The B family of vitamins is a rich source of food for the nervous system. The messages our brain sends back and forth between our nerves depend on B-complex vitamins, especially folic acid, vitamin B6, and choline. Finding foods full of B-complex vitamins isn't too hard. Folic acid can be found in dark greens, including spinach, asparagus, romaine lettuce, and turnip or mustard greens. Loads of beans contain folic acid, too. Try black, garbanzo, or pinto for a folic acid feast. Crack an egg for choline: egg yolks contain this B-vitamin in abundance. Other sources include soybeans, peanut butter, potatoes, or whole wheat bread.
* Iron: Iron helps our blood supply oxygen to our body. Deficiencies in iron have been associated with ADHD, learning disabilities, and lowered IQ. It stands to reason, then, that our reasoning skills could benefit from foods that contain iron. Find iron in foods like spinach, blackstrap molasses, lentils, tofu, broccoli, and Brussels sprouts.
* Vitamin E: Some stave off mental decline with a daily crossword or Sudoku puzzle. Foods with vitamin E could keep you sharp, too! Vitamin E, especially taken along with vitamin C, has been linked to reduced cognitive decline with aging. Take note of vitamin E-rich foods: mustard and turnip greens, spinach, and broccoli. And if green is not your colour, you can pop sunflower seeds, almonds, or olives for a dose of vitamin E.

Lagu untuk Messi

Barcelona Berpesta
Jakarta - Performa menawan yang dipertunjukkan Lionel Messi di final Liga Champions menjadi inspirasi buat seorang musisi. Sebuah lagu yang bercerita tentang sepak terjang pemuda Argentina itupun tercipta.

Adalah musisi papan atas Argentina bernama Ariel Prat yang tergerak untuk menciptakan lagu bertemakan Messi di dalamnya. Lagu tersebut muncul dalam album terbaru Prat yang diberi titel Negro y Murguero.

Diberitakan Goal, lagu tersebut diberi judul El Zurdito oleh Prat. Dalam bahasa Inggris, El Zurdito berarti 'Si Kaki Kiri Kecil'. Selain ditujukan untuk Messi, lagu tersebut juga didedikasikan buat legenda Argentina lainnya, Diego Maradona.

Dalam video klipnya yang berdurasi empat menit dan 30 detik itu, muncul gambar-gambar slide show yang menunjukkan aksi Messi di atas lapangan serta foto-foto tua yang menggambarkan perjalanan karir Maradona.

Setelah sangat populer dengan menjadi bintang iklan yang muncul di poster serta media cetak dan televisi, Messi bisa jadi akan menguasai tangga lagu di negaranya. ( din / krs )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar