Kamis, 25 Juni 2009

SOTO JEROAN PEMICU GOUT


Artritis gout memang tidak mengancam jiwa. Tapi kalau penyakit akibat tingginya kadar asam urat dalam darah ini sempat menyerang, penderita bisa mengalami cacat persendian tangan dan kaki. Supaya tidak teridap, soto jeroan dan kawan-kawannya perlu dihindari.



Tengah malam Iwan tiba-tiba terbangun. Gara-garanya sendi ibu jari kaki kanannya terasa nyeri dan kaku. Kulit di atas sendi itu tampak membengkak kemerahan. Baru pertama kali pemuda berusia 20-an ini merasakan pengalaman seperti itu pada dirinya.

Dari hasil pemeriksaan darah ternyata diketahui, kadar asam urat dalam darahnya meningkat menjadi 9 mg%. Normalnya, kadar asam urat kurang dari 7 mg%. Usut punya usut biang keladinya ternyata kedoyanan Iwan pada makanan yang mengandung purin kadar tinggi, seperti soto jeroan sapi, sate kambing, paru goreng, dll. Jenis makanan seperti itu memang mudah meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Ujung-ujungnya, Iwan pun menderita gangguan tadi, yang dalam ilmu kedokteran disebut artritis gout.

Asam urat atau uric acid merupakan hasil akhir nucleic acid atau metabolisme zat purin (salah satu unsur protein) dalam sel tubuh. Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan bersama air seni. Ginjal yang sehat akan mengatur kadar asam urat dalam darah agar selalu dalam kadar normal. Namun, asam urat yang berlebihan tidak akan tertampung dan terolah seluruhnya oleh tubuh. Kelebihan itu akhirnya menumpuk pada sendi dan jaringan.

Asam urat, dalam jumlah terbatas, juga diproduksi dari makanan yang dicerna. Asam ini lewat usus besar akan dihancurkan bakteri menjadi zat kimia yang dikeluarkan bersama faeses.

Produksi asam urat yang berlebihan (hyperuricaemia) berisiko tinggi terhadap beberapa gangguan seperti penyakit artritis gout, batu ginjal, kerusakan ginjal, serta tekanan darah tinggi. Gangguan artritis gout merupakan salah satu jenis rematik (ada lebih dari 150 jenis artritis). Kelainan metabolik ini kebanyakan menyerang sendi-sendi perifer atau tunggal.

Gejala nyeri dan kaku bersifat akut pertama-tama menyerang sendi-sendi ibu jari kaki (sendi bunion) sampai ke jari-jari lain. Pada taraf lebih lanjut, bisa sampai pergelangan kaki, lutut, siku, serta sendi-sendi kecil lain pada tangan. Siksaan nyeri dan pembengkakan tersebut sering kali menyebabkan penderita sulit berjalan. Malah ada kalanya peradangan disertai demam dan di daerah sendi yang bengkak terasa panas. Penderitaan bisa berlangsung 24 - 36 jam. Bahkan, bisa lebih lama lagi tergantung parah tidaknya peradangan.

Namun, serangan akut artritis gout tidak selalu harus dalam keadaan asam urat tinggi. Fluktuasi kadar asam urat yang cenderung turun-naik, juga bisa mengakibatkan serangan akut. Misalnya, seseorang dengan kadar asam urat normal bisa terkena serangan akut beberapa jam setelah makan semangkuk soto jeroan sapi. Soalnya, soto ini menyebabkan kadar asam urat naik secara mendadak. Sebaliknya, seseorang dengan kadar asam urat tinggi bisa mendapat serangan akut kalau melakukan diet terlalu ketat atau minum obat penurun asam urat (allopurinol) dosis tinggi. Diet ketat atau konsumsi obat tersebut menyebabkan kadar asam urat turun drastis (di bawah 5 mg%).

"Paling tepat, kadar asam urat tidak diturunkan secara drastis, tapi secara perlahan-lahan," kata dr. Caecilia R. Padang, Ph.D., FACR, konsultan rematologi dari Pusat Rematik Indonesia , Jakarta . Setelah serangan pertama, saran Caecilia, sebaiknya kadar asam urat terus dipantau. Kalau sampai mendapat serangan kedua, serangan-serangan akut berikutnya bakal semakin sering muncul, bahkan berkepanjangan dan kronis.

Selain dari makanan, alkohol (termasuk tape dan tuak), serta obat-obatan tertentu seperti obat bersifat diuretik penurun tekanan darah tinggi (menaikkan produksi air seni dan mineral), atau dosis kecil aspirin dalam jangka panjang untuk mencegah serangan jantung, pun bisa melambungkan kadar asam urat. "Memang kedua macam obat tersebut sering menjadi pemicu pada pasien berpotensi gout. Namun, hal ini jarang terjadi pada individu yang tidak mempunyai bakat gout," jelas Caecilia, yang meraih gelar doktornya di Australia.

Jangan ditunda

Caecilia menambahkan, bila kadar asam urat dalam darah terlalu lama dibiarkan di atas 7 mg%, kristal monosodium urat (MSU) akan menumpuk dalam sendi-sendi dan jaringan. Kumpulan kristal ini lama-kelamaan membentuk gumpalan di bawah kulit, yang kemudian membentuk tophi. Bila endapan kristal MSU terjadi dalam ginjal, bisa mengakibatkan terjadinya batu ginjal, bahkan bisa merusak jaringan ginjal, yang dikhawatirkan akan mengakibatkan gagal ginjal.

Untuk mengurangi risiko terkena gangguan ginjal, selain kadar asam urat terus dipantau dan diobati, disarankan agar penderita minum banyak air putih (1 - 2 l sehari atau 3 - 4 l di musim panas). Warna serta bening tidaknya urine dapat untuk menilai cukup tidaknya konsumsi air. Khusus ketika bangun pagi, warna urine pertama biasanya lebih tua dan kurang bening. Setelah itu, warna urine seharusnya bening.

Tophi memiliki ukuran berlainan. Yang kecil atau microtophi hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Yang besar mudah terlihat dan dirasakan. Tophi yang semakin membesar akan menyebabkan kecacatan: sendi kaki atau tangan menonjol dan menjadi kaku.

Agar tidak menjadi tophi, saran Caecilia, penderita gout hendaknya terus memantau penyakitnya. Pertama-tama untuk menghilangkan radang, diberikan obat antiradang (NSAID = non-steroidal anti-inflammatory drugs) atau colchicine yang sudah dikenal lebih dari 1.500 tahun dapat mengobati peradangan. Obat ini menunjukkan hasilnya dalam dua hari. Selanjutnya, diberikan obat penurun asam urat allopurinol serta probenesid selama 6 bulan - 2 tahun dalam dosis terbatas. Tophi berat membutuhkan pengobatan selama lima tahun atau lebih. Ada kalanya penderita disarankan minum obat penurun asam urat darah seumur hidup kalau serangan gout akut terjadi lebih dari lima kali setahun. Atau, penderita sudah menderita tophi dan atau menderita batu ginjal.

Caecilia mengingatkan agar penderita artritis gout tidak sekali-kali berusaha mengobati diri sendiri dengan membeli obat bebas tanpa resep dokter. "Banyak kasus berakibat fatal gara-gara terlalu sering minum obat penghilang sakit atau penghilang radang," tuturnya.

Dengan allopurinol, pasien memang tidak bisa sembuh dalam sekali pengobatan. Sering kali masih disertai dengan beberapa kali serangan akut. Soalnya, setelah kristal urat pada sendi tersedot habis, masih diteruskan pengurasan kristal urat yang menumpuk pada jaringan. Hal ini bisa menimbulkan radang sendi kembali akibat keluarnya benda asing tersebut. "Sering kali penderita berhenti minum allupurinol bila serangan tetap timbul setelah minum beberapa kali. Mereka mengira obat ini tidak ada khasiatnya," tambah dr. Caecilia. "Sebab itu kini obat itu dikombinasikan dengan obat pencegah serangan sampai kadar asam urat stabil."

Obat-obatan kortikosteroid seperti prednisone atau prednisdolone juga sering digunakan untuk mengobati artritis gout. Namun, obat ini tidak dianjurkan untuk pengobatan jangka panjang.

Lebih banyak pria

Di Indonesia, penyakit artritis gout pertama kali diteliti oleh seorang dokter Belanda, dr. van den Horst, pada 1935. Saat itu, ia menemukan 15 kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di Jawa. Hasil penelitian tahun 1988 oleh dr. John Darmawan di Bandungan, Jawa Tengah, menunjukkan, di antara 4.683 orang berusia 15 - 45 tahun yang diteliti, 0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita di antara mereka sudah sampai pada tahap gout).

Awal tahun '90-an, Prof. Dr. E. Tehupedori pernah meneliti kemungkinan adanya perbedaan kadar asam urat pada etnik tertentu di Ujungpandang. Ternyata tidak! Namun ditemukan, 50% penderita di kota itu datang berobat setelah 6,5 tahun menderita gout, bahkan 7 - 9 tahun kemudian saat keadaannya sudah lebih parah (menderita gout tophikronik) .

Caecilia sendiri pernah meneliti daerah kelahirannya, Sulawesi Utara, di mana faktor risiko artritis gout cukup tinggi, khususnya di pedesaan. Begitu "akrab"-nya masyarakat di sana dengan penyakit ini sehingga artritis gout dianggap penyakit turun-temurun. "Akibatnya, mereka kurang menghiraukan gejala dini dan rata-rata baru datang berobat setelah mengalami kecacatan akibat gout tophi kronik," katanya. Padahal faktor risiko utamanya, menurut dokter ahli penyakit rematik ini, kemungkinan besar dari pola makan mereka sehari-hari secara turun-menurun.

Terungkap pula, di Indonesia artritis gout diderita pada usia lebih awal dibandingkan dengan di negara Barat. Di Indonesia 32% serangan gout terjadi pada pria usia di bawah 34 tahun. Sementara di luar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria di atas usia tersebut.

Pada mereka yang setiap hari menenggak alkohol tradisional (tuak atau tape), menurut Caecilia, faktor risiko gout menjadi 50%. Pada mereka yang minum alkohol lebih dari seminggu sekali faktor risikonya 40%. Demikian pula mereka yang kebiasaan sehari-hari makan makanan laut (udang, kepiting, tiram, remis), jeroan, kaldu kental (soto), daging anjing, kelelawar, dan kambing.
Keluarga yang mempunyai riwayat positif penyakit gout, menurut Caecilia, 60% anggota keluarganya terkena serangan gout, dan hampir 47,4% di antaranya kaum pria. Pria gemuk punya kecenderungan lebih tinggi ketimbang yang kurus. Sebaliknya, gout lebih sedikit diderita pada anak-anak atau wanita di bawah usia menopause.

Gout sering kali disertai penyakit tekanan darah tinggi (22%) dan batu ginjal (13%). Ada kalanya, gout juga menjadi pemicu penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus atau kencing manis. Sekitar 86% gangguan ginjal ditemukan pada penderita artritis gout di Minahasa. Namun, belum jelas apakah gangguan ginjal menyebabkan kadar asam urat meninggi atau sebaliknya. Perlu pula diteliti apakah tekanan darah tinggi yang sulit turun juga ada hubungannya dengan faktor gangguan ginjal. Jadi, faktor risiko pemunculan artritis gout bisa karena sejarah keluarga, pola makan, kegemukan,serta gangguan ginjal.

Sudah saatnya pendidikan tentang pencegahan serta perawatan artritis gout disebarluaskan sampai ke pelosok pedesaan. "Tenaga paramedis puskesmas dapat ikut memberikan penjelasan tentang penyakit ini serta tindak lanjutnya, baik dari pola makan maupun perawatannya," ujar Caecilia. "Informasi dengan menggunakan booklet tampaknya belum tertangkap, dan obat penurun asam urat pun belum disebarkan sampai ke puskesmas."

Kalau dulu penyakit artritis gout dikatakan hanya diderita kaum pria golongan menengah ke atas, penelitian terakhir menunjukkan, penyakit itu tidak mengenal kelas.

Sekali terjerat penyakit ini, seseorang harus memperhatikannya seumur hidup. Dengan mempelajari riwayat penyakit keluarga, mengatur pola makan, rajin mengontrol serta mengobati secara teratur, artritis gout akan mengalami masa remisi. Artinya, bila asam urat tetap dipertahankan pada kadar normal, serangan gout diharapkan tidak akan berulang kembali. (Nanny Selamihardja)

Berhasil dan Gagal



Rani sangat tidak puas ketika bulan ini Andi kembali menjadi juara

pertama lagi. Masalahnya dulu mereka diterima bekerja di bagian

penjualan bersama-sama. Mereka telah bekerja selama tujuh bulan.

Tapi sejak empat bulan yang lalu prestasi Andi tiba-tiba meningkat.

Kini Andi telah empat bulan berturut-turut menjadi juara karena

hasil penjualannya paling tinggi. Sungguh, Rani sangat kesal.

Motivasinya menurun karena merasa tak mungkin mengalahkan Andi.

Untuk apa bersusah payah menjual kalau selalu Andi yang menang? Ia

kehilangan harapan. Ia merasa apapun yang dilakukannya pasti gagal.



Iman juga merasa kesal melihat Andi menang terus. Ia merasa gagal.

Iman lalu mencari apa penyebab keberhasilan Andi. Ia ingin

mempelajarinya. Ternyata Andi bisa menelepon minimal dua puluh tujuh

orang perhari, sedangkan Iman hanya sempat menelepon dua belas

orang. Catatan data pelanggan yang dimiliki Andi sangat lengkap.

Andi tahu kapan si A pulang dari luar negeri, kapan si B tiba di

kantor, dan sebagainya.



Andi selalu siap membantu setiap calon pelanggan meskipun mereka

terkadang merepotkan. Rupanya Andi sangat serius dalam bekerja. Ia

tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Dari hasil analisanya, Iman

mencoba memperbaiki dirinya dalam bekerja. Pelan tapi pasti,

prestasi Iman mulai menunjukkan peningkatan. Iman memperoleh hasil

dari usahanya.



Deffi yang bekerja di perusahaan lain juga memiliki prestasi

penjualan yang bagus. Ia hampir selalu mencapai hasil tertinggi

setiap bulan.



Anehnya rekan-rekan kerjanya kurang menyukainya. Selidik punya

selidik, rupanya mereka melihat atasannya sangat menyukai Deffi.

Jelas dong, hasil penjualannya paling tinggi. Tapi semua rekan

kerjanya menjadi iri hati. Ketika Deffi akan diangkat menjadi

supervisor, hampir semua orang menentang. Alasannya karena mereka

tidak menyukai Deffi. Tapi untunglah atasannya cukup bijaksana, ia

tetap mempromosikan Deffi, tapi ia juga menasehati Deffi untuk

membagikan ilmunya pada yang lain. Deffi dengan senang hati

membagikan semua yang diketahuinya.



Hasil perjuangan



Setahun kemudian, Deffi dan rekan-rekannya menjadi tim penjualan

yang paling berprestasi di perusahaan.



Sayangnya Rani tidak dapat memetik manfaat dari keberhasilan Andi.

Ia lupa bahwa keberhasilan Andi yang gemilang dibangun dari

perjuangannya tiap hari yang tidak selalu mulus. Kadang-kadang

gagal, kadang-kadang berhasil, kadang-kadang kesal, kadang-kadang

gembira. Bagi Andi, itulah hidup. Yang penting baginya adalah tidak

pernah berhenti belajar, baik dari keberhasilan maupun dari

kegagalan.



Paul Galvin, pendiri Motorola, pernah mengatakan: " Jangan takut

terhadap kesalahan. Kebijaksanaan biasanya lahir dari kesalahan".

Rani lupa bahwa semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan

mengalami kegagalan. Begitu juga Andi dan Iman. Bedanya hanyalah,

Andi dan Iman memanfaatkan kesalahan dan kegagalan itu untuk belajar

menjadi lebih baik, sedangkan Rani malah iri, kesal pada diri

sendiri dan berhenti berusaha.



Ketika Elvis Presley mengadakan show Opry pertamanya pada 1954, Jim

Denny, manajer Grand Ole Opry berkata padanya: "Kamu takkan berhasil

menjadi penyanyi...Kamu harus kembali menjadi sopir truk!" Apa yang

sebenarnya terjadi pada waktu itu? Jim Denny bukan orang bodoh. Ia

manajer Grand Ole Opry. Ia berpengalaman. Ia ahli di bidang musik.

Tak mungkin ia salah menilai orang hingga separah itu.



Kemungkinan besar yang terjadi adalah penampilan Elvis Presley

memang buruk pada waktu itu. Untunglah Elvis tidak putus asa. Ia

terus berusaha untuk maju. Ia mencapai sukses bukan karena

kebetulan, tapi karena ia terus berusaha menjadi lebih baik.



Harris ingin menjadi pemain tenis yang hebat seperti para idolanya.

Setiap kali melakukan kesalahan, ia mengatakan pada dirinya bahwa

hal yang sama pasti telah dialami juga oleh para bintang pemain

tenis. Tak ada manusia yang sempurna. Tidak ada orang yang tidak

pernah gagal.



Dari setiap kesalahan pukulan, kesalahan langkah, dan sebagainya,

lahirlah pengalaman yang sangat berharga. Mereka belajar dari

kesalahan. Dari bulan ke bulan permainan Harris makin sempurna. Tak

lama lagi ia akan maju ke tingkat Kabupaten.



Noni berjualan aksesoris rambut di sebuah plaza. Ketika ia mulai

berjualan, ia memasang tulisan "Jepit Rambut. Rp10.000 dapat 7".

Selama beberapa hari tulisan itu dipasang tapi tak ada orang yang

tertarik untuk membelinya. Memasuki minggu ketiga ia mulai

menganalisa apa yang harus dilakukannya. Ia kemudian mengganti

tulisan itu menjadi "Jepit Rambut. Rp10.000 dapat 3". Betul! Segera

ia memperoleh banyak pembeli.



Rupanya orang kurang tertarik mendapat tujuh jepit rambut karena

terasa terlalu banyak. Untuk apa membeli tujuh buah jepit rambut?

Tapi untuk membeli tiga buah jepit rambut, rupanya banyak orang

merasa masih mau.



Noni belajar dari kesalahan dan kegagalannya sendiri. Iman belajar

dari kegagalannya sendiri dan keberhasilan orang lain. Keduanya

memanfaatkan kesalahan dan kegagalan untuk mencapai keberhasilan.

Never stop learning! You will succeed!



Sumber: POTENSI DIRI - Berhasil dan Gagal oleh Lisa Nuryanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar