Selasa, 30 Juni 2009

Terimakasih untuk tidak berbohong.




Saat ini Kejujuran sulit di dapati, mungkin karena banyak dari kita
yang kurang menghargainya, Kita lihat saat ini pemimpin sering tidak
jujur dalam penyelenggaraan negara sehingga merugikan kita sebagai
rakyatnya, Pedagang berbohong kepada Pembeli sehingga sering
mengecewakan pembeli, pendidik sering menggunakan kata-kata yang tidak
benar dalam mendidik, sehingga akan
timbul generasi yang mengutamakan ketidak benaran. Menurut Wikipedia
Bohong adalah pernyataan yang salah dibuat oleh seseorang dengan
tujuan pendengar percaya. Fiksi meskipun salah, tetapi bukan bohong.
Orang yang berbicara bohong dan terutama orang yang mempunyai
kebiasaan berbohong disebut pembohong.

Kenapa sih manusia itu suka berbohong? karena berbohong itu mudah,
karena dengan berbohong dia bisa menutupi kelemahan atau kekuranganya,
Karena dengan berbohong seseorang terhindar dari hukuman atau
terhindar kelihatan kekurangan atas dirinya. Tapi apakah kebohongan
itu akan kekal dan membawa bahagia, Saya yakin kebohongan tidak akan
membawa kebahagian dalam hidup, mungkin dengan berbohong anda selamat
hari ini, tapi anda akan terus dihantui rasa bersalah seumur hidup
anda dimana anda takut kalau kebohongan yang anda buat terbongkar, apa
lagi kalau hal itu menyangkut hal yang besar,
mungkin anda takut hal tersebut bisa berakibat Fatal.

Adakah yang namanya bohong baik, banyak orang yang mengatakan bahwa
dia terpaksa berbohong untuk kebaikan, tapi menurut saya sekali
berbohong tetap berbohong, tidak ada namanya bohong yang baik, mungkin
akan lebih baik kita mengungkapkan suatu kebenaran walau kebenaran itu
memang sulit dan pahit, tetapi anda telah berjiwa besar, untuk
melakukanya dan anda tidak harus
menutupi kebohongan seumur hidup anda. Namun mengapa orang harus
berbohong? Orang berbohong biasanya disebabkan tiga hal, yaitu
kebiasaan, kerakusan dan kedengkian. Satu saja sebab ini ada pada diri
kita, dapat dipastikan kita pasti gemar
berbohong.

Perlu diingat sekali kita berbohong itu tidak akan cukup, kenapa,
karena sekali berbohong tentang suatu hal pasti kita akan merambat ke
hal-hal yang lain, jadi mau tidak mau pasti kita akan terus berbohong,
mau kah kita hidup dalam kebohongan satu e kebohongan yang lain. Kalau
saya mengatakan tidak mau, katakan salah itu salah dan benar itu
benar, tidak ada daerah abu-abu.
kecuali orang yang berfikir tidak baik selalu melihat daerah abu-abu
untuk tujuan tidak benar.

Kejujuran adalah bahasa universal, agama apa pun, di tanah mana pun
kita berdiri, dan di waktu kapan pun kejujuran tetap berlaku. Namun
nampaknya keuniversalan tersebut semakin teralienasi, dimana justru
saat ini yang lebih sering dianggap biasa dan lumrah adalah
ketidakjujuran. Di kantor, rumah, persahabatan, rumah tangga semakin
mudah ditemui warna-warna dusta dengan berbagai ragam dan bentuknya.
Dan justru pula disaat yang sama,kejujuran menjadi barang langka dan
seringkali dianggap aneh untuk kita semua.

Kebohongan itu menghancurkan, beberapa bukti besar dapat kita lihat
bagaimana koruptor yang ditelanjangi di pengadilan selalu menggunakan
kebohongan-demi kebohongan untuk menutupi pada akhirnya menghancurkan
dirinya sendiri, contohnya tokoh politik P3 Al-amin Nur nasution,
begitu banyak kebohongan yang di keluarkan saat pertama tertangkap,
tetapi kebohonganya terungkap satu demi satu, dan hal itu membuat dia
tidak dapat dipercaya lagi, sungguh ironis, Al-Amin yag berarti dalam
bahasa arab dapat
dipercaya menjadi orang yang tidak dapat dipercaya. Dan banyak contoh
lainya betapa seorang yang berbohong untuk korupsi pada saat akhirnya
terungkap mereka terlihat menyedihkan, dari seorang yang terhormat
menjadi orang yang terhujat. kasihan...

Pernah ingat nasihat orang tua saat kita kecil, pasti kita pernah
mendengar orang tua menasehati supaya harus menjadi orang yang jujur.
Dalam mendidik dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang yang
jujur, kerap kali dikemukakan bahwa menjadi orang jujur itu sangat
baik, akan dipercaya orang, akan disayang orang tua, dan bahkan
mungkin sering dikatakan bahwa kalau
jujur akan disayang/dikasihi oleh Tuhan. terkadang terlontar pikiran
nakal, bagaimana orang tua menasihati anak untuk jujur sedangkan orang
tua tidak jujur dalam kehidupan pribadinya.. . kita mengajarkan jujur
tetapi kita sendiri berbohong... .

Dalam kehidupan sehari-hari, saya sering melihat (bahkan juga ikut
terlibat) dalam berbagai macam bentuk aktivitas interaksi sosial
dimasyarakat, yang justru kebanyakannya adalah wujud realisasi dari
sikap tidak jujur dalam skala yang sangat bervariasi, seperti:

Sering terjadi, orang tua bereaksi spontan saat melihat anaknya
terjatuh dan berkata "Oh, tidak apa-apa! Anak pintar, enggak sakit,
kok! Jangan nangis, yah!". Menurut saya, dalam hal ini secara tidak
langsung si-anak diajarkan dan dilatih kemampuan untuk dapat
"berbohong", menutup-nutupi perasaannya (sakit) hanya karena suatu
kepentingan (supaya tidak menangis). mungkin
seharusnya orang tua berkata "jangan menangis ya, sakit itu wajar
nanti kita obati agar lekas sembuh" agar kita mengjarkan kejujuran
kepada anak kita.

Selain itu saya juga sering melihat dan mengalami kejadian seperti:
Saat seseorang bertamu kerumah orang lain, ketika ditanya: " Sudah
makan, belum?", walaupun saya yakin tawaran sang tuan rumah "serius"
biasanya dengan cepat saya akan menjawab "Oh, sudah!! Kita baru saja
makan ", padahal sebenarnya saya belum makan. mungkin kita bisa
menjawab "Saya tidak lapar, atau oh Nanti saja dirumah" kita cenderung
berbohong untuk hal remeh seperti ini bagaimana kita membiasakan jujur
untuk hal besar, kalau hal kecil saja kita berbohong. Seorang yang
sering berbohong lambat laun orang lain akan menyadari dan mencium
aroma dusta di lidah anda. Perlahan tapi pasti, setiap orang akan
mendeteksi kebohongan anda. Di saat itu terjadi, anda akan terkejut
menyadari betapa sempitnya dunia ini ketika semua orang mengetahui
kebohongan anda.

Dalam lingkungan usaha / dagang, kejujuran sering disebut-sebut
sebagai modal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan. Akan tetapi
sangat kontroversial dan lucunya kok dalam setiap transaksi dagang
itulah justru banyak sekali kebohongan yang terjadi. Sebuah contoh
saja: penjual yang mengatakan bahwa dia menjual barang "tanpa untung"
atau "bahkan rugi" hampir bisa diyakini pasti bohong. mungkin pedagang
bisa berkata, "maaf pak harganya sekian saya beli, mungkin bapak mau
kasih saya berapa, atau mungkin tidak berkata apa-apa lebih baik dari
pada harus berbohong.

Pernah membayangkan juka hidup di dunia ini tidak ada bohong Maka
dibayangkan pasti ketika tidak ada kebohongan maka akan tidak ada
perusahaan yang dirugikan oleh kecurangan pegawainya, negara tidak
bangkrut karena ulah para koruptor kelas kakap, tak ada keretakan
rumah tangga karena senantiasa terlindung oleh bingkai kejujuran,
tidak ada pengkhianatan, tidak ada
kemunafikan, tidak ada bencana besar yang timbul akibat satu bentuk
ketidakjujuran yang terlalu sering dianggap sepele. Maka juga, bisa
dipastikan hari itu adalah hari yang sangat dirindukan oleh kita
semua. mungin tidak ya.. berharap itu semua bisa terjadi.... Dan saya
akan mengucapkan Terimaksih untuk tidak berbohong, kepada orang yang
jujur.

Di Momentum yang tepat di bulan yang sakral bagi umat islam saya
mengajak seluruh Warga negara Indonesia untuk kembali merefleksikan
diri dan membiasakan diri untuk hidup Jujur, Saya akan mencoba
mengkampanyekan untuk hidup jujur, dari hal yang terkecil, dimulai
saat ini, dimulai dari diri kita sendiri, didalam apa pun yang anda
kerjakan. Ijinkan saya mengucapkan
kepada Sahabat semua " Terimakasih untuk tidak berbohong... "

'Pengkhianatan yang paling besar ialah engkau memberi informasi kepada
saudaramu, yang informasi itu mereka percayai, padahal engkau sendiri
berdusta (Bukhari dan Abu Dawud).

Jika Anda bangun pagi ini dengan lebih sehat daripada sakit, Anda lebih diberkati daripada jutaan orang yang tak akan selamat melewati minggu ini

Jika Anda punya makanan di kulkas Anda, pakaian di tubuh Anda, atap di kepala Anda, dan tempat untuk tidur, Anda lebih kaya daripada 75 persen dunia ini.

Jika Anda punya uang di bank atau di dompet Anda, Anda berada di antara 8 persen yang terkaya di dunia.

Jika Anda mengangkat kepala Anda dengan senyum di wajah Anda dan benar-benar bersyukur, Anda diberkati karena kebanyakan orang bisa, tapi sebagian tidak melakukannya.


Thanks For All The Thing Happen To Your Life

Saya BERSYUKUR untuk istri yang memberiku makanan yang sama dengan malam kemarin karena istriku di rumah malam ini,dan tidak bersama orang lain ...

BERSYUKUR untuk suami yang duduk bermalasan di sofa sambil baca koran males-malesan , karena doi bersama aku di rumah dan tidak keluyuran,apalagi ke bar malam ini.

BERSYUKUR untuk anakku yang selalu PROTES di rumah, karena artinya dia sedang di rumah dan TIDAK sedang keluyuran di jalanan.

BERSYUKUR untuk pajak yang saya bayar, karena artinya saya bekerja atau punya penghasilan.

BERSYUKUR untuk rumah yang berantakan, karena artinya saya masih punya kesempatan
melayani orang-orang yang mengasihi saya.

BERSYUKUR untuk baju yang mulai kesempitan, karena artinya saya bisa lebih dari cukup untuk makan.

BERSYUKUR pada bayangan yang mengikutiku, karena artinya aku tidak disilaukan oleh matahari.

BERSYUKUR untuk Kebun yang harus dirapikan dan perkara yang harus dibetulkan di rumah, karena artinya saya punya rumah.

BERSYUKUR akan berita orang yang lagi demo, karena artinya kita masih punya kebebasan untuk berbicara.

BERSYUKUR untuk dapat tempat parkir yang paling jauh, karena artinya saya masih bisa berjalan kaki dan diberkati dengan kendaraan yang saya bisa bawa.

BERSYUKUR untuk cucian, karena artinya saya punya baju yang bisa dipakai.

BERSYUKUR karena kepenatan dan kelelahan kerja setiap hari, karena artinya saya mampu bekerja keras setiap hari.

BERSYUKUR mendengar alarm yang mengganggu di pagi hari, karena artinya saya masih hidup.

Hiduplah, Senyumlah & Kasihi sesama dengan seluruh HATIMU .. !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar