Selasa, 14 April 2009

STRATEGI PERENCANAAN KARIR






Keberhasilan ataupun kemandegan karir bisa bermula dari diri karyawan sendiri dan dapat pula disebabkan oleh manajemen perusahaan yang tidak mendukung pengembangan karir karyawan. Sebagai karyawan, Anda tentu tidak dapat dengan mudah mengubah manajemen perusahaan agar karir Anda berjalan mulus. Lalu apa yang dapat Anda lakukan apabila karir Anda berhenti di tempat? Tulisan berikut ini akan memberikan beberapa alternatif tindakan yang dapat Anda lakukan dalam merencanakan karir.

PERSIAPAN KE POSISI YANG LEBIH TINGGI

Para eksekutif yang berhasil tidak mengandalkan orang lain untuk mengelola karir mereka. Mereka lebih mengutamakan kerja keras dan kemampuan dalam meraih kesempatan. Senada dengan ini, kemandegan karir seseorang sering disebabkan oleh kepasifan orang tersebut dalam mengelola karirnya. Jika Anda merasa dikecewakan perusahaan karena telah bertahun-tahun bekerja, sementara promosi atau peningkatan karir tidak kunjung datang, Anda perlu lebih aktif memanajemeni karir melalui tiga tindakan berikut ini.

Pertama, menganalisis dan meningkatkan kompetensi Anda.

Kompetensi di sini berarti mempunyai kemampuan dan sikap yang matang, bukan hanya mempunyai masa kerja yang paling lama. Misalnya, Anda seorang supervisor yang telah menduduki posisi tersebut bertahun-tahun dan tidak juga naik jabatan atau pangkat. Anda perlu introspeksi diri: apakah Anda telah berfungsi sebagai supervisor yang baik? Apakah Anda mempunyai kemampuan teknis dalam bidang anda, mampu memimpin bawahan serta mengambil keputusan secara tepat? Apakah sikap anda menunjukkan sikap seorang pemimpin yaitu penuh inisiatif, dapat menjadi teladan dan dapat bekerjasama dengan baik?

Kedua, mengembangkan diri ke arah pemilikan persyaratan jabatan yang diinginkan.

Seorang karyawan yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya saat ini belum dapat dipastikan bahwa ia akan berhasil menangani pekerjaannya mendatang. Oleh karena itu, agar muncul sebagai karyawan yang berpotensi dipromosikan ia harus mengembangkan diri untuk dapat memiliki persyaratan tersebut. Seseorang dapat meningkatkan diri melalui pelatihan, bahan bacaan maupun dengan mempelajari pengalaman orang-orang sekitarnya yang telah berhasil. Jika memungkinkan ia dapat secara langsung belajar dari atasannya (mentoring) teknik-teknik yang ingin ia kembangkan. Jadi, bila Anda ingin meraih posisi tertentu, Anda harus menjadi orang yang paling siap menduduki posisi tersebut karena dengan demikian atasan Anda akan melihat bahwa Andalah orang yang paling tepat untuk dipromosikan.

Ketiga, menciptakan nilai tambah (plus) untuk memperlancar jalan ke posisi yang diinginkan.

DR. Schwartz (The Magic of Thinking Big) menyatakan bahwa salah satu rahasia keberhasilan adalah kebiasaan bertindak sebagai pengambil inisiatif atau sukarelawan. Misalnya: seorang wiraniaga sebuah perusahaan farmasi menemukan kelemahan perusahaannya yaitu tidak mempunyai data-data tentang konsumen pengguna obat. Ia kemudian membicarakan perlunya penelitian tentang pasar kepada semua orang. Mula-mula ia tidak didengar, tetapi ia benar-benar terobsesi oleh gagasannya sehingga memberanikan diri menemui pimpinan perusahaan. Ia minta ijin untuk menyiapkan laporan bulanan tentang fakta-fakta pemasaran obat dari berbagai sumber. Wiraniaga ini terus melakukan hal tersebut sampai akhirnya manajemen dan wiraniaga lain merasa benar-benar tertarik. Setahun kemudian ia memulai penelitian pasar dan dibebaskan dari tugas-tugas rutin. Lima tahun berikutnya sang wiraniaga menjadi direktur penelitian pasar di perusahaan menengah tersebut.

Perusahaan dapat memfasilitasi agar karir Anda berjalan dengan baik, tetapi Andalah yang menentukan kelancaran karir Anda. Mudah-mudahan tulisan di atas dapat membantu Anda menghadapi kesulitan karir Anda saat ini atau mendatang. (Sumber: http://www.lppm.ac.id/)


---

TIPS MENGATASI BOS ANDA


Jika anda mengalami masalah dengan bos anda, ikuti beberapa tips berikut ini:

1. Jangan mencoba untuk mengubah perilaku atasan anda : Sesuaikan perilaku anda dengan atasan anda.
2. Jangan berasumsi bahwa anda tahu pasti tujuan-tujuan atasan anda : Pastikan hal-hal apa saja yang ingin dicapai oleh atasan anda, jika perlu tanyakan langsung untuk mengklarifikasi dan catat semua hal yang menurut anda tidak konsisten

3. Pastikan bahwa prioritas anda sejalan dengan prioritas atasan anda

4. Jangan "ngambek"

5. Pelajari kepribadian atasan anda : Caritahu saat terbaik dan cara terbaik untuk menyampaikan pendapat anda kepada atasan anda, atau

6. Jika atasan anda tidak setuju dengan gagasan atau saran anda, cobalah untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang atasan anda.


---

WAKTU ANDA TERBUANG ?

Hal-hal apakah yang membuat waktu anda terbuang sia-sia dan bagaimana cara mengatasinya? Ikuti beberapa tips berikut ini:

1. Tidak berani mendelegasikan tugas : Yakinkan diri anda bahwa tidak perlu semuanya dikerjakan oleh anda.

2. Tidak berani mengatakan "tidak" terhadap suatu permintaaan : Tentukan apa yang harus dan ingin anda lakukan.

3. Terlalu sibuk menerima telepon : Sedapat mungkin carilah orang lain yang dapat menyeleksi telepon yang masuk, gunakan "answering machine"

4. Menunda : Kerjakan pekerjaan yang sukar terlebih dahulu, pisahkan tugas-tugas yang berat menjadi bagian-bagian kecil dan ringan.

5. Membagi perhatian pada banyak hal untuk dikerjakan sekaligus : Tentukan prioritas apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu


---

DISCOVER MY TALENT

Orang yang hebat adalah orang yang bisa berprestasi dalam bidang pekerjaan yang tidak disukainya, ujar seorang teman yang kebetulan memegang posisi sebagai senior general manager di sebuah perusahaan besar di negeri ini. Semula saya sempat terdiam dan memikirkan secara serius apa yang dikatakan sang teman ini. Dalam hati saya berkata, "Memang benar pernyataan tersebut namun rasanya sangat sulit bagi seseorang untuk bisa memberikan yang terbaik, apalagi menggapai prestasi maksimal, pada sebuah pekerjaan yang tidak disukainya? Bukankah manusia cenderung tidak betah ketika melakukan sesuatu yang pada dasarnya tidak disukainya?"

Mengenai cara menemukan talenta, saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rick Warren (penulis buku Purpose Driven Life) bahwa kita harus menanyakannya kepada Sang Pencipta. Ini sangat wajar karena sebagai Sang Pencipta, Dialah yang paling mengetahui dalam bidang apa kita harus berkarya di muka bumi ini. Hal ini sama persis dengan seorang pencipta sebuah alat yang mengetahui secara persis bagaimana cara menggunakan atau mengoperasikan alat tersebut sehingga alat tersebut memiliki kinerja yang maksimal. Untuk itu, kita harus tekun berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai kehendak-Nya bagi hidup kita. Saya sendiri menemukannya lewat jalan ini.

Memang, selain itu ada sejumlah cara, metode atau alat bantu yang bisa digunakan untuk menemukan talenta kita. Teman-teman yang berprofesi sebagai psikolog dapat sangat membantu dalam hal ini meski tidak selalu akurat. Mentor saya yang juga guru kepemimpinan Kristen, Dr. John C. Maxwell pernah mengajarkan saya sebuah pendekatan untuk menemukan talenta seseorang. Maxwell yang juga seorang pendeta itu menyarankan agar kita mencari bidang pekerjaan yang membuat kita bergairah (passion) atau bidang yang kita ahli (strength).

Kini saya tahu bahwa talenta saya sebagai penulis buku pengembangan diri, pembicara seminar dan trainer (kerap orang menjuluki saya sebagai motivator) sangat erat kaitannya dengan panggilan hidup saya untuk menjadi berkat bagi hidup orang lain. Saya tahu Tuhan memanggil saya dan memperlengkapi saya agar saya bisa membantu orang lain bertumbuh menjadi insan yang lebih baik sebagaimana Ia sendiri telah menuntun saya dengan penuh kesabaran.

Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu... - Nasihat Paulus kepada muridnya, Timotius. Bercermin dari hal di atas, saya kerap mengatakan, keluarkan orang dari zona nyaman (comfort zone) namun tidak dari zona talentanya (talent zone). Misalnya, sebagai penulis, saya harus terus berusaha agar semakin baik dalam menulis karena itulah talent zone saya.



Sumber: Paulus Winarto


---
WORKING WITH YOUR HEART


Ada orang yang bekerja dengan kepandaian dan pengetahuannya (head), ada pula yang mengandalkan koneksinya. Namun semua itu tidak menjamin bahwa mereka dapat menikmati pekerjaannya, sampai mereka bekerja dengan hatinya (heart). Selain bisa menikmati yang dikerjakan, bekerja dengan sepenuh hati hasilnyapun akan maksimal. Ketika kita bekerja dengan hati, kemauan kita akan lebih kuat. Pikiran kita akan semakin tajam, sehingga akan lebih produktif dibanding bekerja tanpa hati. Dorongan hatilah yang menggerakkan pikiran, kemauan dan tindakan kita.

Bagaimana bekerja dengan hati ? Mulailah dengan lima langkah berikut ini :

1. Tetapkan tujuan dalam hati.
Banyak tujuan yang bisa kita temukan ketika bekerja, mungkin untuk mendapatkan uang, pengalaman, posisi atau gengsi dan beberapa tujuan lainnya. Namun dalam persaingan bisnis yang ketat dan di tengah kesulitan akibat berbagai krisis, mereka yang bekerja digerakkan oleh tujuan-tujuan mulia yang lahir dari hati nurani, seringkali bertahan dan meraih sukses.

2. Temukan kepuasan dalam hati.
Kepuasan finansial, kepuasan karir dan kepuasan-kepuasan lain yang bersifat fisik, tidak ada habisnya sehingga seringkali membuat orang lupa diri dan terjebak dalam penyimpangan-penyimpangan bisnis yang akhirnya menimbulkan persoalan besar. Pencarian kepuasan batin atau hati akan menjaga seseorang melakukan cara-cara yang benar dan aman dalam berbisnis.

3. Bekerja dengan ketetapan hati yang teguh.
Halangan terbesar dalam bekerja adalah kondisi mental hati kita. Kurang antusias, kalah sebelum berperang, perasaan kurang mood dan berbagai kondisi mental yang melemahkan lainnya akan menjadi penghalang kesuksesan kita. Jika kita yakin terhadap motivasi hati kita yang bersih dan yakin dengan tujuan-tujuan mulia dalam hati kita, maka apapun halangannya akan dapat kita atasi dengan ketetapan hati yang teguh.

4. Bangun team dengan kesehatian.
Tidak ada orang yang bisa sukses maksimal dengan bekerja sendirian. Bekerjasama dengan team maka kita dapat mencapai hasil lebih maksimal. Team yang kuat, utuh solid dan kompak, hanya bisa diwujudkan melalui kesehatian satu sama lain.

5. Bekerja dengan sepenuh hati.
Apapun yang dikerjakan dengan sepenuh hati, keseriusan, fokus dan totalitas akan menghasilkan kualitas prima. Kesuksesan selalu diraih oleh mereka yang bekerja dengan segenap hatinya. (Oleh : Jakoep Ezra, MBA, CBA)




Jakarta - Kaka hanya satu dari sekian banyak pemain bola yang terkenal religius, yang memperlihatkan simbol-simbol keyakinannya ke tengah lapangan. Siapa lainnya, dan bagaimana mereka menunjukkannya?

Situs Guardian memuat kesaksian beberapa fans tentang pemain-pemain yang membawa Tuhan dalam aksinya di lapangan hijau. Salah satunya seorang fans klub divisi tiga dalam hirarki Liga Inggris, Walsall.

Menurutnya, pernah ada pemain asal Brasil yang setiap habis mencetak gol selalu membuka baju luarnya untuk memperlihatkan kaos dalam yang bertuliskan, "Jesus lives in Walsall" atau "Tuhan Yesus tinggal di Walsall".

Tidak jelas apakah Junior mengubah kalimat tersebut karena setelah di Walsall ia kerap pindah klub, dari Derby County, Rotherham United, Watford, lalu hijrah ke Swedia dan saat ini tercatat sebagai pemain klub Liga Denmark, FC Nordsjælland.

Terkait pemain Brasil yang taat, ada versi yang mengabarkan bahwa sebagian besar pemain tim Samba membuat slogan-slogan serupa di balik jersey mereka ketika memenangi Piala Dunia 2002. Tapi yang kelak paling terkenal adalah Kaka dengan "I Belong to Jesus"-nya. Ia memperlihatkan itu setelah Brasil mengalahkan Jerman di final, meskipun sepanjang turnamen itu hanya bermain 25 menit, dan tidak tampil di partai puncak.

Kaka juga pernah menjahitkan kalimat "God is Faithful" di lidah sepatunya. Lalu, dalam selebrasi kemenangan 4-1 Brasil atas Argentina di final Piala Konfederasi 2005, ia dan beberapa rekannya memakai baju bertuliskan "Jesus Loves You" dalam berbagai bahasa.

Selain Kaka, pemain Brasil lain yang masih setia melakukan "ritual" tersebut adalah bek Bayern Munich, Lucio. Dalam beberapa kesempatan ia memamerkan kaos dalam berkalimat macam-macam, seperti "100% Jesus" dan "Jesus is the Life".

Franck Ribery adalah salah satu simbol paling terkenal saat ini di kalangan pesepakbola beragama Islam. Pria Prancis yang menjadi muslim sejak menikah dengan wanita keturunan Maroko itu selalu mengangkat kedua tangannya dan berdoa di tengah lapangan, lalu mengusapkannya ke wajah, sebelum kickoff.

Frederic Kanoute juga kerap menampilkan keislamannya saat bertanding. Seusai bikin gol dia selalu mengacungkan telunjuk kanannya ke atas, juga sedikit mendongak, sebagai sebuah isyarat dirinya selalu ingat kepada Tuhan. Gaya dia yang lain adalah membuka kedua telapak tangannya, membuat gerakan orang Islam saat berdoa.

Di luar simbol materi atau gerakan, banyak pula pemain bola yang menunjukkan ketaatannya dalam beragama lewat pernyataan-pernyataannya. Satu yang bisa dijadikan contoh adalah Marvin Andrews, pemain belakang asal Trinidad & Tobago.

Ketika bermain di Glasgow Rangers, Andrews sering menyebut nama Tuhan atas semua petunjuk Dia dalam karirnya, mulai dari sejarah transfer sampai ketika harus menjalani operasi lutut.

Andrews juga pernah berkomentar tentang homoseksual, yang dinilainya "menentang kehendak Tuhan". Dia mengatakan, "Alkitab menjelaskan bahwa hal itu sangat dibenci Tuhan. Tuhan menciptakan laki-laki untuk bersama perempuan, dan sebaliknya."

Di luar nama-nama pemain di atas, tentu masih banyak sosok dari dunia lapangan hijau yang secara eksplisit bangga dalam menunjukkan keyakinannya dalam beragama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar