Sebuah keluarga bagai sebuah perusahaan, membutuhkan perencanaan. Tidak banyak perbedaan mengelola keuangan sebuah perusahaan dengan keuangan keluarga. Keduanya sama-sama memiliki pemasukan dan juga pengeluaran. Tentunya tujuan-tujuan keuangan keduanya memiliki perbedaan. Tapi tetap memiliki sebuah tujuan yang sama mencapai kesejahteraan serta keuntungan bagi anggotanya.
Apakah dengan perencanaan, kesuksesan finansial pasti menjadi kenyataan? Kami bisa katakan ‘tidak'. Mengapa? karena banyak sekali faktor yang bisa mengubah jalur perencanaan yang sudah kita tetapkan di depan.
Apakah Anda tau, musuh terbesar dalam mencapai kesuksesan keuangan? Apakah bank? Atau kartu kredit? Kami bisa katakan ‘bukan'. Bila Anda harus memilih musuh terbesar Anda dalam mencapai kesuksesan finansial, dimana Anda akan mencarinya?
Jawabnya, lihatlah ke cermin. Orang inilah yang harus Anda waspadai dengan baik. Orang inilah yang memiliki kartu kredit terlalu banyak, orang inilah yang melihat berbagai iklan di TV dan membaca berbagai majalah dan mengambil keputusan hanya karena iklan. Inilah orang yang kurang teliti dalam hal keuangannya dan jatuh dalam kesulitan.
Alasan Kegagalan
Untuk itulah, kami mencoba berbagai beberapa hal yang menurut hemat kami harus dihindari agar kesuksesan finansial yang Anda inginkan bukan hanya sekedar mimpi tapi adalah kenyataan.
Alasan pertama, kurangnya pengetahuan atau lebih tepatnya, kurangnya dorongan untuk terus belajar. Coba berusaha untuk membaca berbagai informasi mengenai keuangan keluarga mulai dari majalah, Koran atau bahkan buku-buku keuangan. Dengan pengetahuan dasar seperti konsep bunga berbunga akan membuka mata Anda betapa pentingnya memulai investasi sedini mungkin.
Kami yakin Anda sudah memahami Rule of 72. Rule 72 ini membantu Anda menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dana Anda berkembang menjadi dua kali lipat. Caranya, dengan membagi 72 dengan bunga yang Anda peroleh dari investasi yang ditempatkan.
Hasilnya adalah waktu yang dibutuhkan dana Anda untuk tumbuh menjadi dua kali lipat. Misalkan, bunga yang Anda peroleh dari tabungan adalah sebesar 6%, maka dana Anda akan bertumbuh menjadi dua kali lipat dalam waktu 12 tahun (72/6 = 12). Bagaimana bila hasil investasinya 12%?
Tentunya jangka waktu uang Anda menjadi dua kalipat akan semakin pendek, enam tahun. Dan semakin panjang waktu yang Anda miliki akan memberikan tingkat perkembangan yang sangat besar, karena compound interest bukan merupakan persamaan linear, 1,2, 3, 4 dst. Tapi itu merupakan fungsi geometrik 1, 2, 4, 8, 16, 32 dan seterusnya. Perhatikan bahwa perkembangannya akan semakin besar dengan berjalannya waktu.
Alasan kedua mengapa kita gagal mencapai kesuksesan finansial adalah karena gagal untuk memulai perencanaan. Dalam salah satu bukunya Ric Edelman menyebutkan sedikitnya empat masalah utama yang membuat orang gagal menciptakan kesuksesan finansial sebagaimana mereka harapkan, yakni:1. Sikap suka menunda-nunda (procrastination);2. Kebiasaan menghabiskan (spending habits);3. Inflasi yang terus meningkat (inflation); dan ...4. Pajak (taxes).
Dua hal pertama yang disebutkan Edelman lebih merupakan masalah personal/pribadi, sementara dua hal lainnya boleh dikatakan sebagai masalah "sosial". Atau dapat juga dikatakan bahwa dua hambatan pertama merupakan faktor "internal", sementara dua yang lainnya bersifat "eksternal".
Faktor "internal" harus diatasi dan diselesaikan pada level personal. Sikap suka menunda-nunda perencanaan keuangan, misalnya, hanya dapat diatasi oleh pihak yang bersangkutan dan tidak mungkin diselesaikan oleh pihak lain, termasuk oleh financial planner. Demikian juga soal kebiasaan membelanjakan uang.
Berbeda dengan faktor "internal" yang lebih merupakan tanggung jawab pribadi, faktor "eksternal" berkaitan dengan kondisi sosial dan perekonomian suatu negara. Tidak banyak orang yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan mengatur soal perpajakan dalam suatu negara. Yang mungkin dapat dilakukan oleh orang perseorangan dalam mengatasi hal ini adalah mengantisipasi berbagai kemungkinan yang muncul dengan menarik pelajaran dari sejarah masa lalu. Artinya, sekalipun inflasi dan pajak tidak dapat kita kontrol, namun kita tetap dapat menentukan sikap pribadi terhadap hal-hal tersebut.
Alasan ketiga, mengabaikan persoalan hutang yang dimiliki. Hutang kartu kredit sangat membahayakan kestabilan keuangan keluarga Anda. Mengetahui bahwa Anda berhutang kepada sebuah perusahaan dan Anda dibebani bunga lebih dari 40% pertahunnya. Ketakutan Anda tidak dapat melunasi hutang tersebut akan selalu menghantui Anda siang dan malam.
Berkaitan dengan penggunaan kertu kredit, kami menyarankan untuk menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran keperluan sehari-hari atau biaya bulanan yang sudah dianggarkan. Sehingga bila tagihan bulanan datang, Anda dapat langsung membayar lunas. Kami juga menyarankan untuk menggunakan kartu kredit untuk keperluan darurat. Dengan memiliki kartu kredit kita memiliki plafon hutang yang tersedia langsung untuk kebutuhan darurat.
Alasan keempat, gagal merencanakan proteksi bagi keluarga. Risiko kehilangan pendapatan keluarga lebih berbahaya daripada hanya sekedar kerugian investasi.
Kehilangan pendapatan regular bisa mengakibatkan perubahan keadaan keuangan yang tadinya aman dan tentram berubah menjadi berantakan. Risiko kehidupan seperti kematian dan PHK dapat berdampak buruk terhadap keuangan keluarga bila anda tidak menjaga dan merencanakannya dengan bijak. mulailah merencakan kebutuhan proteksi keluarga.
Alasan kelima, tidak memiliki disiplin menabung yang baik. Dengan penghasilan yang terbatas, Anda harus menyisihkan uang sedikit demi sedikit secara regular. Pola investasi dollar cost averaging menjadi keharusan. Lakukan penyisihan uang untuk tujuan masa depan Anda secara terus menerus.
Dengan investasi sedikit pada awalnya, dengan berjalannya waktu dan terus menyisihkan dana, pada akhirnya akan terkumpul juga dana yang besar. Waktu adalah satu-satunya yang akan membuat uang sedikit yang Anda investasikan menjadi kekayaan. Namun, lakukan hal tersebut terus menerus, jangan putuskan rantai bunga berbunga.
Dan terakhir, kebiasaan menunda-nunda. Banyak orang gagal untuk memulai program menabung sampai itu sudah terlambat. Banyak orang yang menunda-nundanya dengan berbagai alasan. Misalnya, Anda mengatakan "Saya pikir saya tidak memiliki uang untuk disisihkan". Jawaban kami adalah dengan bermodalkan dana terbatas Anda dapat memulai untuk berinvestasi di Reksadana.
Atau Anda berkata "Saya takut melakukan hal yang salah". Maka jawaban kami dalam hal ini adalah dengan tidak melakukan sesuatu akan lebih parah dari pada Anda melakukan kesalahan dan terus memperbaikinya.
Satu hal yang menurut hemat kami sangat penting adalah perubahan yang terjadi di sektor keuangan pastinya lebih cepat dari perubahan kehidupan yang Anda jalani. Oleh karenanya kami kami berharap bahwa Anda melihat pentingnya untuk melakukannya sekarang, kami maksud adalah saat ini.
Hidup Dalam Sikap Mental Positif
Saya tumbuh sambil mendengar semua tentang Sikap Mental Positif. Saya sudah membaca Earl Nightingale, Napoleon Hill, Zig Ziglar, Robert Schuller dan banyak lainnya dengan pengajaran yang serupa. Selama bertahun-tahun konsep ini diberikan oleh banyak nama lainnya, namun saya tetap melihat prinsip dasar yang sama terus berdatangan. Dalam kitab Amsal 23:7 kita membaca : Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.
Apakah yang kamu pikirkan? Saya seringkali mengatakan pada orang-orang bahwa kita akan berakhir dengan indah ditempat dimana kita berharap untuk ada disana. Ini adalah contoh bagus :
Ketika Imaculee Ilibagiza datang ke Amerika serikat dari Rwanda, dia memutuskan ingin bekerja di kantor PBB di Manhattan. Dia datangi website PBB, mencetak direktori tempat daftar nama pegawai dan jabatannya, dan kemudian menambahkan namanya sendiri di daftar itu. Dia bahkan memberi ektension telepon pribadi bagi dirinya. Kemudian dia mencetak direktori itu dan memaku kertas itu di dinding rumahnya dimana dia harus melihatnya setiap hari. Sekarang ini adalah bagian terpentingnya. Dia tidak hanya sekedar memvisualisasi atau memimpikan atau memikirkan hal itu secara positif atau sekedar berdoa.
Dia juga membuat aplikasi lamaran, menyertakan resume dan membuat hubungan telepon dengan gigih, terus mencoba bertahan dengan ribuan orang lain yang juga mengirimkan lamaran pada posisi yang sama. Namun dia menjaga arahnya, percaya bahwa pekerjaan itu menjadi miliknya, dan berdoa setiap hari hingga akhirnya telepon berbunyi. Sudah pasti, dia berada di jajaran atas kandidat dan akhirnya ditawarkan posisi itu setelah wawancara yang pertama.
Apakah ini kedengarannya seperti "berpikir positif" semata?. Apakah ini seperti menipu pikiran anda untuk membayangkan hal-hal yang belum nyata? Atau apakah ini bentuk langkah pada satu kemungkinan yang sebenarnya telah tersedia bagi kita?.
Jika seseorang bergerak maju dengan yakin searah dengan mimpinya, dan berusaha keras untuk hidup didalam apa yang ia bayangkan, maka ia akan bertemu dengan satu kesuksesan yang tidak diduga-duga dalam waktu-waktu yang biasa sekalipun - Henry David Thoreau 1817
Ada Jinx yang Cantik
Mayoritas warga Planet Bumi tentu mengenal sosok James Bond. Rataan pemasukan world wide sebesar 527 juta dolar AS yang diambil dari box office pemutaran 22 film resminya saja membuktikan bahwa karakter agen rahasia Inggris yang diadaptasi dari novel buatan Ian Fleming ini begitu tenar.
Saking ngetop-nya, pada awal 90-an salah satu stasiun televisi swasta di Tanah Air sempat membuat serial parodi berjudul Jim Bong. Kolaborasi antara tokoh ganteng, cewek-cewek cantik, alur cerita ringan, dan teknologi canggih membuat film diterima seluruh lapisan.
Dari strata sosial terendah hingga tertinggi, usia ABG sampai manula, rela menyisihkan uang dan waktu untuk melihat film agen berkode 007 ini di layar lebar ataupun kaca. Bagi kaum adam, dan mungkin sebagian perempuan, menantikan kehadiran film Bond guna mencari tahu penampilan para pendamping Bond yang biasa dikenal dengan Bond Girl itu.
Maklum, selain cantik, lazimnya mereka juga seksi-seksi. Kemolekan wajah serta tubuh proporsional Ursula Andress, Britt Ekland, Jane Seymour, Maud Adams, Talisa Soto, Izabella Scorupco, Teri Hatcher, Sophie Marceau, Denise Richards, Halle Berry, Eva Green, dan Olga Kurylenko nyaris tak tertandingi.
Dari sekian nama yang terhampar, di mata pribadi saya, Halle Berry menjulang di posisi teratas. Tidak semata karena ia berkulit paling cokelat, tapi juga lantaran aktris blasteran bule dan African-American ini merupakan satu-satunya Bond Girl yang mampu menyabet Piala Oscar berkat peran yang ia mainkan di film Monster’s Ball.
Keruan saja akting Berry di film Bond berjudul Die Another Day bisa dibilang paling kuat ketimbang cewek-cewek Bond lainnya. Berpasangan dengan Pierce Brosnan, Berry memainkan karakter agen NSA bernama Giacinta Johnson. Namun, di situ ia akrab disapa Jinx.
Nah, kata jinx menjadi inspirasi saya dalam membuat catatan ini. Jika pembaca merasa preambul soal Bond terlalu bertele-tele, saya harap Anda semua akan terpuaskan dengan ending yang berkorelasi erat pada kata jinx, yang dalam terminologi sehari-hari memiliki arti nasib sial.
Dalam film Die Another Day, sutradara Lee Tamahori tak hanya mempertemukan Bond dengan Jinx. Ia juga melebur aroma Inggris dengan Spanyol. Inggris tentu terwakili oleh Bond, sedangkan aroma kuat Spanyol ada di venue pengambilan gambar yang direkam di kota Cadiz, Spanyol.
Kebetulan pula tatap muka antara dua negara ini akan terjadi pada Selasa (10/3). Hanya bukan lagi dalam cakupan layar lebar, melainkan di rumput hijau Stadion Anfield tatkala tuan rumah Liverpool bersua tamunya, Real Madrid, di 2nd leg perdelapan final Liga Champion.
Partai ini dirasa paling cocok untuk disorot secara khusus. Selain karena jumlah trofi LC terbanyak di antara mereka (Madrid punya sembilan dan Liverpool memiliki lima), juga karena adanya bau santer faktor jinx yang mengitari udara kubu Los Merengues.
Seperti kita saksikan bersama di musim panas kemarin, Spanyol baru saja memupus nasib sial ketika menjuarai Euro 2008. Gelar prestisius ini lahir setelah La Furia Roja berpuasa selama 44 tahun! Publik sepak bola dunia seolah sepakat bahwa jinx berupa label under-achiever yang selalu menyertai El Matador di pentas besar antarnegara bisa dihentikan.
Ironis, lenyapnya jinx di seragam timnas justru memindahkan nasib sial ke klub-klub Primera Division La Liga. Setidaknya, hasil 1st leg 16 besar LC membuktikan bahwa Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, dan Villarreal terkulai di hadapan lawan-lawannya. Madrid jelas paling parah karena menderita kekalahan kandang 0-1 dari Reds.
Atleti dan Villarreal juga kurang optimal lantaran cuma bermain imbang di rumah. Sementara itu, skor seri Barca didapat di laga away. Kepindahan jinx tak habis di sini. Valencia dan Deportivo La Coruna, yang tampil di Piala UEFA, justru sudah pasti terdepak sehingga ajang kasta kedua Eropa ini tak memiliki wakil La Liga di 16 besar untuk pertama kalinya dalam 18 tahun terakhir.
Dalam 90 menit waktu normal –ditambah perpanjangan waktu dan adu penalti bila perlu– segalanya masih memungkinkan bagi kuartet La Liga ini. Kemenangan di pihak mereka (kecuali Madrid yang harus unggul minimal 2-1, 3-2, 4-3, dst.) akan memastikan keempatnya menembus delapan besar.
Sukseskah kuartet Ranah Matador menuntaskan misi sulit ini? Tergantung selebar apa Madrid, Barca, Atleti, dan Villarreal mau membuka kotak pikiran mereka. Selama jinx sepak bola menjadi faktor dominan saat melangkah ke dalam lapangan, sebaiknya lupakan kontinuitas kucuran prize-money dari UEFA. Tapi, apabila punya keyakinan seperti Tuan Bond menaklukkan “jinx” di film Die Another Day, cerita akhir pun amat mungkin berujung cantik bak Bond Girl.
Selasa, 14 April 2009
Kegagalan Finansial, Apa Penyebabnya?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar