Menurut kamus, kata Inspirasi berarti petunjuk yang datang dari Tuhan dan terbit di hati. Jadi inspirasi adalah sesuatu yang positif dan ilahi. Sesuatu yang bersifat negatif atau merusak bukanlah hal yang berasal dari Tuhan karena inspirasi selalu membuat kehidupan manusia menjadi semakin baik.
Seseorang akan disebut sebagai 'inspirator' ketika ia menjadi seorang yang memberikan inspirasi dan dapat mewujudkannya. Hasil final dari apa yang telah dilakukannya itu ialah terinspirasinya orang-orang disekitarnya. Anda bisa saja mendapat inspirasi yang dahsyat, tetapi itu tidak akan membuat Anda menjadi inspirator bagi orang lain sampai anda mewujudkannya dan menjadi inspirasi bagi orang lain.
1 % inspirasi + 99 % kerja keras = Inspirator
Tetapi sebaliknya, Anda bisa bekerja keras dan memang Anda adalah seorang pekerja keras, tetapi tanpa inspirasi maka pada dasarnya Anda tidak melakukan apa-apa. Ada banyak tokoh di dunia ini yang menjadi inspirator bagi jutaan orang lainnya. Ada banyak orang di dunia ini yang menjadi inspirator bagi umat manusia dan apa yang telah mereka lakukan membawa perubahan yang positif bagi kehidupan manusia.
Di dalam Alkitab, kita juga mendapati orang-orang yang menjadi inspirator. Dan Yesus adalah salah satu yang terhebat, yang tidak hanya menginspirasi murid-muridNya di generasiNya melainkan semua orang yang membawa kisahNya. Matius pernah menuliskan suatu fakta sejarah di mana Yesus ingin memberikan inspirasi kepada murid-muridNya untuk melakukan sesuatu yang adi kodrati yaitu berjalan diatas air. Melalui kisahNya tersebut kita akan belajar, bagaimana menjadi seorang inspirator.
1. Lakukan Yang Benar Dengan Benar.
Mat 14:23 - Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
Banyak di antara pembaca Alkitab, terjebak hanya melihat satu sisi yang menonjol dan hasil klimaksnya yaitu : "Yesus berjalan diatas air" dan lupa bahwa ayat sebelumnya menempatkan waktu dan situasi sebelum kejadian di atas yaitu, "...Ia berdoa hampir semalaman."
Mari pertanyakan, bagaimana caranya (kok bisa ya), Yesus bisa berjalan diatas air? Jawaban Pertamanya : Yesus melakukan hal yang benar. Ada banyak orang menjadi alergi dengan perkara-perkara supranatural. Mereka tidak percaya adanya kuasa kesembuhan, karunia Roh kudus dalam gereja, adanya penglihatan, nubuatan dan mukjizat-mukjizat. Hal-hal seperti ini terjadi hanya ketika Anda berada di luar kuasa Roh kudus, misalnya Anda pergi ke dukun dan akhirnya sembuh dari sakit atau Anda pergi memohon petunjuk kepada paranormal dan lain-lain. Aksi atau tindakan berjalan di atas air bukanlah hal yang negatif atau berdosa. Perkara-perkara rohani memang banyak tidak masuk akalnya dan orang-orang lebih sering menghindari hal-hal seperti ini.
Kedua : Yesus melakukan dengan benar. Sebelum Ia berjalan di atas air, Ia terlebih dahulu berdoa. Melalui ruang doanya itu Ia menerima pewahyuan dari Bapa di Surga yang meyakinkanNya untuk dapat melakukan hal tersebut. Perhatikan ini, Yesus berdoa lebih dulu dan mendapatkan rhema (pewahyuan), baru sesudah itu Ia bertindak dalam iman dan berjalan di atas air. Poin ini mengarahkan nilai baru bagi Anda, janganlah hanya meniru apa yang dilakukan oleh orang lain tanpa Anda sendiri mendapatkan pewahyuan dariNya terlebih dahulu. Lihat, Yesus mendapatkan inspirasi ketika Ia membangun hubungan dengan BapaNya. Praktisnya, Ia menantikan firman Tuhan datang berbicara kepadaNya, bukan hanya tertulis tetapi menjadi rhema (pewahyuan).
2. Lakukan Yang Baru Walau Banyak Rintangan
Belum pernah dalam sejarah menuliskan ada seorang sebelum Yesus yang berjalan di atas air. Apakah Anda pernah mendengar nama Musa yang terkenal dengan aksinya yang memukulkan tongkatnya ke air dan akhirnya lautan terbelah menjadi dua bagian dan membuat jalan bagi jutaan orang Israel yang terancam bahaya oleh bangsa Mesir? Serupa tapi tidak sama, Elia dan Elisa pun melakukan tindakan yang luar biasa yaitu dengan membelah sungai. Kisah Yesus berjalan di atas air ini tentunya merahasiakan sesuatu yang penting. Mengapa Ia menyusul murid-muridNya dengan cara seperti itu? Apakah waktu itu Ia tidak menemukan perahu atau kenapa Ia tidak melakukan apa yang Ia sendiri tahu bahwa Musa, Elia dan Elisa pernah membelah kumpulan air yang banyak? Tentunya Yesus mempunyai alasan yang sangat kuat atas tindakannya itu. Melakukan sesuatu yang baru bukan sekedar supaya kelihatan berbeda. Maksud tindakanNya itu ialah : "Ia mau mengajar muridNya dan menginspirasikan kepada mereka bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang percaya."
3. Lakukan dengan apa yang ada bukan yang tidak ada
Mat 14:28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." 29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Apa yang dimiliki oleh Yesus dan Petrus untuk dapat berjalan diatas air? Jawabannya ialah "Rhema Firman Tuhan." Banyak orang berpikir bahwa untuk menjadi inspirator dibutuhkan banyak keahlian, bakat, talenta dan karunia. Mereka berkata : "saya ngga punya talenta dan keahlian, saya orang biasa dan sangat terbatas..." Tahukah Anda bahwa tidak ada seorangpun di muka bumi ini yang tidak mempunyai apa-apa! Meskipun mereka tidak mempunyai uang, pakaian, makanan dan talenta atau bakat seperti orang lain, paling tidak mereka mempunyai panca indra, pikiran dan hati yang murni.
Ada banyak contoh dalam Alkitab yang sebenarnya hanya memiliki sedikit nilai sumber daya manusianya (SDM) bahkan sesuatu yang tidak masuk hitungan :
Yakub memulai karirnya hanya dengan bermodalkan tongkat (Kej 32:10 sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan).
Musa harus menghadapi Firaun hanya dengan tongkat (Kel 4:1-3,17 - Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?" TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya. Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat").
Daud menghadapi Goliat hanya dengan batu plus umban dan tongkat (1 Sam 17:40-43 - Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu. Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud).
Apa yang ada dalam tangan Anda sekarang? Gunakan itu segera. Dan jangan lupakan ruang doa dan firman Tuhan! Ingatlah bahwa tindakan Anda akan menjadi inspirasi bagi banyak orang di rumah, kantor atau perusahaan dan di dunia di mana Anda berkelana. Selamat menjadi inspirator-inspirator bagi kemuliaan Tuhan!
Klik Disini untuk Melihat Profil Penulis
Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :
Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!
---
Cita-Cita vs Panggilan TUHAN
Paulus: "Kepada penglihatan (visi) yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat"
Untuk memperoleh sesuatu yang baik, selalu ada harga yang harus dibayar. Kalau kita ingin makan yang enak, harganya pasti lebih mahal dari makanan biasa. Untuk lulus dari kampus terbaik, ada harga yang harus dibayar. Untuk mempunyai karier yang meningkat terus-menerus, ada harga yang harus dibayar. Untuk punya bisnis yang berhasil, ada harga yang harus dibayar. Untuk hidup dalam panggilan yang terbaik dari Tuhan pun, tentunya ada harga yang harus dibayar.
Hal itu saya alami dalam kehidupan saya. Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang pendeta tapi kemudian Tuhan memanggil saya. Saya yakin ini adalah panggilan mulia yang tidak diperoleh sembarangan orang. Namun, ada harga yang harus dibayar untuk mendapat panggilan tersebut.
Kehidupan kita akan ditentukan oleh keputusan kita dalam membayar harga ketika mengikut Tuhan. Ada banyak orang yang mau mengikut Tuhan sebatas kenyamanan mereka. Bagaimana memiliki hati yang rela membayar harga?
1. Tatap yang tak terlihat.
Ibr. 11:27
Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
Tahun 1952, Florence Chadwick berusaha menjadi wanita pertama yang berenang dari Pulau Catalina ke pantai California. Keduanya berjarak hampir 34 kilometer dan sangat sukar untuk direnangi karena alirannya yang deras. (Saat itu, dia sudah menjadi perenang wanita pertama yang berenang menyeberangi Selat Inggris).
Pada pagi tanggal 4 Juli 1952 jutaan orang menonton dia di TV nasional. Lautan saat itu seperti kolam es dan kabut begitu tebal sampai dia tidak bisa melihat kapal yang mendampingi dia. Ikan hiu berenang-renang di dekatnya dan harus diusir dengan tembakan senapan. Selama 16 jam, Florence berenang di selat Catalina. Kemudian dengan jarak hanya tinggal 3/4 kilometer, tiba-tiba dia menyerah! Ketika reporter bertanya kenapa dia menyerah, Florence berkata: Bukan rasa lelah, air dingin atau ikan hiu yang mengalahkan saya... tapi kabutnya -dia tidak bisa melihat sasarannya. Dia tidak bisa melihat daratan ... jadi dia menyerah! 2 bulan kemudian, Florence mencoba lagi. Kali ini, kabutnya tetap sama tebal ... tapi dia membayangkan sasarannya dengan jelas di pikirannya ... dan dia berhasil! Florence Chadwick menjadi wanita pertama yang menyeberangi Selat Catalina... dan memecahkan rekor perenang pria dengan selisih waktu 2 jam!
Kalau engkau tidak bisa melihat sasaranmu... engkau juga akan menyerah! Sebaliknya, sama seperti Florence yang membayangkan sasarannya di pikirannya dan berhasil sampai, kita pun akan tetap bertahan dan rela membayar harganya kalau kita bisa membayangkan sasaran yang Tuhan berikan.
Hal yang sama akan membuat kita rela membayar harganya, yaitu jikalau kita tahu apa sasaran kita dalam hidup ini. Orang tidak akan hitung-hitungan dalam membayar harga asalkan mereka tahu untuk apa mereka harus membayar harga.
2. Ingat upah kekal yang menanti kita.
2 Tim. 4:7-8
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Pada akhir Perang Dunia II, Jenderal Eisenhower pulang dari perang Eropa. Ketika dia keluar dari pesawat di New York, orang banyak membawa spanduk yang mengucapkan, "Selamat datang, Jenderal!" Dan mereka menggelar karpet merah dan ribuan orang hadir untuk merayakan kemenangannya. Di dalam pesawat yang sama ada seorang misionari yang menghabiskan seumur hidupnya di Afrika, melayani Tuhan. Isteri dan anak-anaknya semuanya meninggal karena malaria, dan dia sendiri sedang hidup kesulitan, bangkrut, dan sakit-sakitan. Saat dia keluar dari pesawat, tidak ada satu orangpun yang menyambut dia. Saat dia melihat semua spanduk dan kerumunan orang dan karpet merah, dia mulai mengasihani diri dan menyesal. Dia merasa bahwa iblis berbisik di telinganya, berkata, "Kamu seharusnya bisa memiliki semua ini, tapi engkau melepaskannya. Engkau melayani Tuhan selama 50 tahun dan tidak ada orang di sini yang datang untuk menyalamimu, tidak ada orang di sini yang menyambutmu, tidak ada orang di sini yang membuat engkau bahagia dan merasa diterima. Engkau sudah menyia-nyiakan hidupmu!" Dia berkata bahwa dia mulai merasa sangat buruk terhadap dirinya, dan kemudian, tiba-tiba, Tuhan seolah berbisik di telinganya dan berkata, "Tunggu sebentar, anakKu, tapi engkau kan belum sampai di rumah!"
Kita melayani Tuan yang baik yang tidak hanya berorientasi kepada hasil semata-mata. Tuhan menghargai semua yang kita kerjakan bagi Dia dan memberi kita upah yang kekal sekalipun hasilnya tidak selalu seperti yang kita harapkan. Bukannya Tuhan tidak memperhatikan produktivitas kita tapi saya percaya Tuhan lebih mementingkan motivasi daripada aksinya. Itu alasan mengapa saya mau membayar harga dalam melayani Tuhan Yesus Kristus.
---
Bertahan Hingga Menang
Art Berg adalah atlet berbakat yang memiliki masa depan cerah. Ia punya perusahaan konstruksi dan seorang tunangan yang baik dan cantik. Pada malam Natal, dalam perjalanan menuju rumah tunangannya di Utah untuk menuntaskan acara pernikahan mereka. Karena perjalanan panjang, ia lelah dan mengantuk hingga mobilnya menabrak tiang pembatas jalan dan terjun ke jurang. Ia terlempar dari mobil dan jatuh ke tanah dengan leher patah. Akibatnya ia lumpuh dari dada ke bawah dan tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Dokter berkata ia tidak akan pulih dari kelumpuhan. Teman-temannya menasehatinya agar ia melupakan pernikahannya.
Art Berg takut dan putus asa. Namun ibunya datang dan berbisik, "Nak, hal sulit membutuhkan waktu. Hal mustahil perlu waktu sedikit lebih lama." Karena kata-kata itu, harapannya muncul kembali. Ia berlatih keras hingga akhirnya bisa mandiri. Sebelas tahun kemudian ia kembali memimpin perusahaannya sendiri, bisa menyetir dan berolahraga, serta menikah dengan tunangannya dan punya dua anak. Sekarang ia menjadi pembicara profesional dan penulis buku yang mendorong dan memotivasi banyak orang.
Kadang-kadang sesuatu tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Jika Anda saat ini mengalami hal itu, jangan putus asa! Hal sulit membutuhkan waktu. Hal mustahil perlu waktu sedikit lebih lama. Tetapi orang yang bertahan sampai akhir akan menang.
Kamis, 16 April 2009
Inspirator
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar