Jumat, 01 Mei 2009

Kaya, Aset, Liabilitas, dan Kebebasan Finansial




Apakah anda ingin kaya? Ya, mayoritas dari kita pasti ingin kaya. Tapi apakah kaya menurut anda? Apakah punya rumah bagus, atau mobil mewah? Apakah memiliki usaha sendiri? Apakah memiliki tabungan uang bermilyar-milyar? Saya yakin meskipun kita semua atau mayoritas kita ingin menjadi kaya, tapi beragam jawaban definisi yang akan diberikan, atau bahkan kita tidak memiliki jawaban apakah kaya itu. Hal ini penting, karena segala sesuatu kita lakukan harus memiliki tujuan yang jelas. Kalau anda ingin kaya, maka anda perlu tahu apa itu kaya, atau paling tidak menurut definisi anda sendiri apa itu kaya. Ada mungkin sebagian orang bahwa menjadi kaya adalah tidak baik, membawa kita kepada keserakahan, lupa diri, dan hal-hal yang negatif. Hal ini adalah keliru. Kemiskinan dan tidak memiliki keamanan finansial itu adalah sumber dari banyak masalah hidup.

Menurut Robert T Kiyosaki kekayaan adalah berapa lama harta anda mampu menghidupi anda ketika anda tidak bekerja atau tidak menghasilkan pemasukan apapun. Anda bisa dikatakan kaya, kalau anda dapat hidup seumur hidup anda secara terjamin tidak kurang suatu apa, meskipun saat ini tidak bekerja lagi atau tidak menghasilkan pemasukan. Menurut saya hal ini lebih masuk akal dan dan fungsional. Meskipun anda memiliki uang sangat banyak belum tentu anda lebih kaya dari orang lain yang memiliki uang atau harta yang lebih sedikit dari anda. Anda memiliki uang 10 juta, dan pengeluaran anda sebulan 2 juta, maka kekayaan adan adalah 5 bulan. Sedangkan orang yang memiki uang 20 juta, tetapi pengeluaran bulanannya 5 juta, kekayaannya adalah 4 bulan. Tapi apabila pengeluaran anda sebulan 2 juta, sedangkan uang anda sedangkan tabungan anda 1, 5 milyar, secara hitung kasar cukup untuk menghidupi pengeluaran anda seumur hidup, Itu artinya anda kaya. Sekarang coba anda jawab, apakah anda sudah kaya saat ini dan apakah anda ingin kaya atau hidup terjamin seumur hidup?

Untuk menjadi kaya hal yang harus dimengerti pertama kali adalah tahu dan bisa membedakan aset dan liabilitas, kemudian berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan atau mengusahakan aset dan menekan atau meminimalisir pemilikan liabilitas. Beberapa kali kita sudah membicarakan aset dan liabilitas. Tapi mari kita bahas sekarang dengan lebih jelas. Aset adalah segala sesuatu yang kita miliki yang dapat menghasilkan pemasukan untuk kita. Sederhananya, apa saja yang anda miliki yang dapat memasukkan uang ke dompet anda. Sedangkan Liabilitas adalah apa saja yang anda miliki yang dapat mejadi sumber pengeluaran kita. Atau apa saja yang kita miliki sekarang ini yang dapat mengeluarkan uang dari dompet anda. Segala sesuatu yang anda miliki itu pada dasarnya dibagi menjadi dua itu saja. Tapi saya yakin kita kebanyakan memiliki liabilitas lebih banyak daripada aset. Contoh aset : Deposito menghasilkan interest, Saham menghasilkan deviden, Rumah dikontrakkan menghasilkan uang kontrakan, Komputer dan internet menghasilkan uang online busines, warnet, toko, rental mobil, franchise, reksadana, obligasi dan masih banyak lagi. Itu semua menghasilkan uang untuk anda. Sedangkan contoh liabilitas adalah : Handphone menghabiskan pulsa, televisi menghabiskan listrik, komputer dan internet yang hanya digunakan untuk kesenangan dan mencari gambar porno, mobil, rumah tempat tinggal, mesin cuci, kulkas, dan masih banyak lagi.

Coba anda lihat kesekeliling anda sebentar. Saya yakin kebanyakan dari kita memiliki lebih banyak liabilitas daripada aset. Mungkin anda akan menanyakan, kalau televisi adalah liabilitas. Apakah kita tidak boleh memilikinya? Bagaimana dong nanti tidak bisa nonton sinetron? Yang perlu anda lakukan adalah menyadari bahwa televisi adalah liabilitas. Kalau anda ingin kaya maka anda harus menekan liabilitas, dengan cara apa? Kurangi penggunaan televisi. Jangan biarkan televisi nyala terus meski tidak ada yang nonton, atau tetap menyala meskipun anda tertidur. Dengan menyadari televisi adalah liabilitas, janganlah membeli televisi yang terlalu berlebihan, ukuran besar dengan konsumsi listrik yang besar. Mungkin anda akan mengatakan saya ingin menikmati hidup, kenapa saya tidak boleh beli televisi yang mahal? Boleh, anda boleh menikmati itu semua setelah anda kaya dan mencapai kebebasan finansial.

Ya, kita boleh menikmati gaya hidup yang kita inginkan tanpa terbatas jika anda sudah kaya dan mencapai kebebasan finansial. Sebelum kaya, anda perlu mencapai kebebasan finansial. Kebebasan finansial adalah suatu kondisi dimana pemasukan dari seluruh aset yang anda miliki lebih banyak daripada pengeluaran hidup dan pengeluaran dari seluruh liabilitas anda. Misalkan anda memiliki 3 rumah yang dikontrakkan (aset), dan 3 rumah tersebut bersih menghasilkan 60 juta/tahun, sedangkan pengeluaran bulanan anda total adalah 4 juta (48 juta/tahun), maka itu berarti anda sudah mencapai kebebasan finansial. Ya, kita perlu mencapai kebebasan finansial. Ketika kita sudah mencapai kebebasan finansial, maka hidup kita akan menjadi lebih baik dan bermakna. Anda dapat menjadi dan memilih hidup seperti apapun yang anda inginkan tanpa ada kekawatiran anda tidak bisa menghidupi keluarga. Anda ingin tidak bekerja sama sekali? Anda ingin mendharmakan hidup anda untuk agama dan sosial? atau anda ingin terus bekerja untuk menambah bekal anak atau untuk aktualisasi diri daripada menganggur? Anda ingin memperbesar bisnis dan aset anda? Semua bisa anda pilih dengan perasaan tenang ketika kebebasan finansial sudah anda capai. Bagaimana cara menjadi bebas finansial dan kaya? kuncinya adalah aset .. aset .. aset .. dan kurangi liabilitas .. liabilitas .. liabilitas. Mari sejak saat ini, kita lebih bijaksana dengan menekan nafsu untuk membeli liabilitas dan berusaha meningkatkan aset.





Pengantar Cashflow Quadrant

Belajarlah yang rajin, biar dapat nilai baik dan ranking. Kuliahlah diperguruan tinggi terbaik, dan dapatkan pekerjaan yang baik di perusahaan besar yang bonafide, agar kamu sejahtera. Daftarlah sebagai pegawai pemerintah, kamu akan hidup tenang dan terjamin sampai tua. Gak usah bisnis segala macam, nanti kamu ditipu orang. Cepat cari kerja, jangan bisnis-bisnisan yang nggak menghasilkan. Nasihat-nasihat ini tentu populer buat kita kebanyakan. Orang tua, saudara, teman sekitar seringkali memberikan nasehat ini. Ini nasehat yang baik, tapi untuk era jaman industri, dimana kita memang dituntut memiliki skill yang baik untuk bekerja diberbagai industri. Kita memerlukan lulus dari perguruan tinggi yang baik agar dapat diterima kerja diperusahaan industri yang terkenal. Untuk masuk perguruan tinggi diperlukan nilai-nilai yang baik disekolah. Tapi kita disini didorong untuk menjadi pekerja, buruh.

Sedangkan untuk Indonesia sendiri, menjadi PNS masih menjadi dambaan banyak orang. Saya tidak bermaksud merendahkan profesi PNS, menjadi PNS adalah pekerjaan yang mulia dan perlu, akan tetapi kalau anda ingin kaya, rasanya agak sulit. Hal ini bisa dimengerti, karena selama lebih dari 350 tahun kita pernah dijajah, sehingga waktu itu adalah suatu yang terhormat apabila dapat bekerja kepada pemerintah/company, dan menjamin arus pemasukan yang tetap. Sedangkan profesi lain waktu itu sangat dibatasi,mayoritas adalah petani dan pekerja kasar, sangat sulit untuk masuk dalam ranah bisnis dan perdagangan pada waktu itu, karena dimonopoli oleh penjajah dan kelompok pendukung penjajah. Secara tidak sadar, budaya dan pemikiran seperti ini masih terpatri di banyak warga Indonesia. Budaya menjadi pekerja dan mencari yang aman-aman saja, tidak berani mengambil resiko.

Pernahkah anda mendengar nasehat-nasehat ini sebelumnya. Berbisnilah, jangan cari kerja kalau ingin jadi kaya. Selain belajar rajin disekolah, belajarlah untuk menghasilkan uang sejak masih muda. Kumpulkan uangmu, kemudian dibelikan aset sedikit demi sedikit. Buatlah anggaran keuangan bulanan dan catatlah yang baik nak. Mulailah membangun bisnis, jangan takut mengambil resiko, kalau gagal bangunlah bisnismu yang lain. Berinvestasilah sedini mungkin. Jangan boros, tabunglah uangmu. Hematlah, belanja seperlunya. Mungkin kita belum pernah mendengar nasehat-nasehat ini, atau pun kalau pernah mendengar mungkin tidak segencar nasehat diatas sebelumnya. Ini adalah nasehat-nasehat kecerdasan finansial. Mengapa kebanyakan dari kita jarang mendapatkan nasehat-nasehat kecerdasan finansial? karena mayoritas orang tua dan sekitar kita memang tidak diajarkan itu oleh kakek nenek kita dan lingkungannya. Dalam dunia penuh kesulitan ekonomi karena penjajahan, jangankan berfikir untuk berbisnis atau berinvestasi, untuk makan saja sudah susah, selain itu memang tidak diinginkan munculnya penduduk asli yang mampu berbisnis kuat. Penjajah berbisnis dengan cara monopoli, kekayaan dan harta dikuras habis untuk selanjutnya dikirimkan kenegara asalnya.

Dalam hal ini mungkin kita perlu belajar kepada saudara-saudara kita Tionghoa. Mereka sejak kecil sudah dikenalkan dengan bisnis keluarga. Apabila anak nya memiliki bakat atau kecerdasan tinggi, maka akan disekolahkan tinggi-tinggi agar mencapai kedudukan yang baik, tetapi apabila biasa-biasa saja, maka mereka didik untuk bisa berbisnis, terutama berdagang, sebagai bekal masa depannya. Sejak kecil, sepulang sekolah, mereka diminta untuk membantu mengurus toko keluarga, atau belajar menghitung uang. Dengan cara ini mereka mengajarkan kecerdasan finansial secara langsung, atau on the job training. Terkait dengan ini anda bisa mempelajari dengan lebih baik melalui berbagai sumber yang lain. Berdasarkan pengamatan saya, pola ini memang diterapkan. Teman-teman Tionghoa sepulang sekolah banyak yang jaga toko Bapaknya, seperti toko emas, toko baju, dan toko-toko yang lain. Secara ekonomi, mereka baik, karena mereka bergerak dibidang bisnis dan investasi. Jarang kita temui saudara-saudara Tionghoa mencari pekerjaan dan berkarir merangkak dari bawah.

Saya bukanlah anti pendidikan, karena saya sendiri dulu kuliah di PTN terkemuka di kota Bandung. SD, SMP, SMU saya lalui dengan prestasi akademis yang memuaskan, rangking 1-3 kelas atau sekolah selalu menghiasi raport. Saya sangat mendukung pendidikan. Tetapi yang saya sayangkan, rasanya selama sekolah dan kuliah, sangat sedikit pelajaran mengenai uang, cara mengelola, cara memperolehnya agar kita menjadi makmur dan terjamin hidup kita secara ekonomi dan sosial. Meskipun sebagian besar umur kita nantinya akan bergelut dengan mencari nafkah dan kesejahteraan, tetapi sangat sedikit dibahas dalam pendidikan kita. Dalam sistem pendidikan, kita didik menjadi penghafal segala sesuatu, penghitung segala sesuatu, dan menjadi seorang troubleshooting. Kita didik menjadi pencari kerja yang baik, bukan sebagai pembuat lapangan kerja yang baik. Jujur saja, berapa persenkah pelajaran-pelajaran disekolah dan kuliah yang masih kita ingat dengan baik dan kita gunakan sehari-hari? Bahkan masih ingatkah anda mata pelajaran apa saja yang anda terima ketika SD, ketika SMP, ketika SMU, dan ketika Kuliah dengan detil? Bahkan yang dekat-dekat saja, berapa persen pelajaran kuliah yang anda gunakan ketika bekerja?

Saya melihat setiap tahun puluhan ribu orang diwisuda dari perguruan tinggi, kebanyakan memiliki mimpi indah yang sama, mendapatkan pekerjaan yang layak di perusahaan besar. Demikian juga saya ketika itu. Tetapi ternyata kenyataan tidaklah seindah mimpi. Jumlah lowongan pekerjaan yang sesuai lebih sedikit daripada lulusan yang dihasilkan PT. Meskipun itu perguruan tinggi terkenal, ternyata wisudanya rata-rata memerlukan waktu menunggu cukup lama untuk mendapat pekerjaan. Dari pengamatan saya rata-rata menunggu untuk mendapat pekerjaan adalah 6 bulan, ada yang cepat, ada yang lambat. Saya cukup beruntung, termasuk rata-rata, dan pernah bekerja di 2 perusahaan besar, tetapi bagaimana dengan yang lebih lama dari rata-rata? Sedangkan mereka memegang ijasah perguruan tinggi terkemuka? Tentu beban psikologi akan menjadi sangat berat. Itu bukan isapan jempol, saya pernah menemui teman kuliah seangkatan, sedang test kerja di kampus, dan belum pernah bekerja samasekali meskipun pada waktu itu sudah memasuki tahun ke 4 setelah lulus kuliah. Dan yang seperti itu tidak sedikit. Saya dan banyak teman-teman lain resah, setelah lega sebentar bisa menyelesaikan kuliah,resah menunggu waktu kapan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, sedangkan hidup terus berjalan dan lingkungan menganggap kita orang berpendidikan tinggi yang sukses. Banyak yang akhirnya menghilang, memisahkan diri dari sosial, sebelum mendapatkan pekerjaan, karena merasa malu dan stress.

Poin yang ingin saya sampaikan disini, bahwa ada pilihan lain selain menjadi pekerja untuk menghasilkan uang. yaitu bisnis dan investasi. Kedua bidang ini adalah jalan cepat menuju kebebasan finansial. Apabila anda ingin menjadi kaya dan bebas secara finansial, anda harus mencari jalan anda sendiri di bidang ini dan segera membangun aset. Akan menjadi lebih baik apabila sejak kecil kita sudah ditanamkan akan kecerdasan finansial ini. Tetapi tidak perlu khawatir, meskipun anda tidak mendapatkan ini sejak kecil, anda dapat meningkatkan kecerdasan finansial dengan banyak membaca buku, seminar, diskusi, dan mencari mentor yang mau membimbing anda untuk membangun aset. Kemudian anda mensetting tujuan anda, dan mulai membangun aset dengan optimal dan semangat. Keempat bidang ini yaitu : Employee, Self Employed, Business Owner, dan Investor, akan kita bahas lebih lanjut dalam artikel selanjutnya mengenai Cashflow Qudrant.

Musuh Lama, Kisah Berbeda

Persaingan antara Manchester United versus Arsenal sudah berlangsung sengit selama bertahun-tahun. Selain menyandang status sebagai klub tersukses di Premier League, kedua klub dikenal memiliki manajer paling berpengaruh di dunia sepak bola Inggris.

Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger adalah manajer yang paling lama menangani satu klub di level atas. Keduanya dianggap sebagai jenius dalam sepak bola menyerang dan sudah mengoleksi cukup banyak trofi jika dibandingkan manajer Premier League lainnya.

Sejak menginjakkan kaki di Inggris, tepatnya di London, pada September 1996, Wenger sudah 37 kali berhadapan langsung dengan Ferguson di lapangan hijau. Hasilnya, Arsenal memetik 15 kemenangan, Manchester United hanya 14, sedangkan sisanya delapan kali seri.

Sebanyak 46 gol berhasil dibukukan masing-masing tim. Bahkan Manchester United dan Arsenal sudah mencetak 14 gol dalam empat pertemuan terakhir. Sebuah catatan yang tergolong luar biasa.

Sulit menentukan siapa yang lebih pantas diunggulkan untuk melaju ke final Liga Champion 2008/09. Manchester United sebagai juara bertahan Liga Champion dan Premier League atau Arsenal, yang hingga kini hanya bisa memendam rasa penasaran jika menyinggung kompetisi paling bergengsi di Eropa tersebut?

Dalam performa terbaiknya, Arsenal bisa mengalahkan siapa saja semudah membalik telapak tangan. Terbukti, The Gunners sukses menaklukkan Red Devils 2-1 di Stadion Emirates pada November 2008.

Pasti pertempuran antara Emmanuel Adebayor vs Rio Ferdinand, Cesc Fabregas vs Ryan Giggs, Theo Walcott versus Patrice Evra, dan Kolo Toure vs Wayne Rooney pantas dinantikan. Meski minus Andrei Arshavin dan didera badai cedera, Arsenal punya banyak kemampuan, khususnya mencetak gol melalui counter attack.

Pertahanan Kokoh

Lantas apa faktor yang menguntungkan Man. United selain mereka bakal melakoni partai tandang di second leg? Sudah menjadi rahasia umum bahwa penghuni Old Trafford tersebut punya kekuatan merata di hampir semua lini.

Sepanjang Liga Champion musim ini, gawang Manchester United hanya kebobolan satu gol di partai tandang. Edwin van der Sar dkk. juga tidak terkalahkan dalam 23 pertandingan.

Tidak boleh dilupakan, Manchester United juga punya kemampuan mencetak gol dengan cepat dari semua sudut lapangan. Keahlian yang akan sangat diperlukan saat melawat ke Stadion Emirates pada 5 Mei.

So, meski tiga semifinalis merupakan klub Premier League, ternyata masih banyak cerita yang membuat Liga Champion musim ini menarik disaksikan. Satu-satunya kekhawatiran, khususnya bagi UEFA, apakah semua orang di seluruh belahan Eropa masih tertarik menyaksikan seluruh pertandingan tersisa hingga peluit akhir dibunyikan? (maul)


--


Duel di Camp Nou
Individu Kontra Kolektivitas

Siapa pun bisa keluar sebagai pemenang dalam pertarungan antara Arsenal melawan Manchester United. Pada laga final yang digelar 27 Mei di Roma, mereka bakal menghadapi rival yang tak kalah tangguh, Barcelona atau Chelsea.

Barcelona, sang jawara pada 2006, akan menjamu Chelsea dalam laga first leg. Pertarungan yang juga sulit diprediksi.

Hampir semua gol Barcelona terjadi berkat penampilan spektakuler Lionel Messi dan Thierry Henry. Di sisi lain, El Barca punya kelemahan di barisan pertahanan.

Sementara itu, Chelsea berevolusi bersama Hiddink hanya dalam kurun waktu sembilan pekan. Kini The Blues mampu menampilkan permainan defensif nan solid jika diperlukan.

Uniknya, ini adalah pertemuan ketujuh kedua klub dalam lima musim terakhir. Baik Barcelona maupun Chelsea berhasil membukukan dua kemenangan.

Kontroversi Masa Lalu

Sebelumnya, pertemuan kedua kubu penuh dengan kontroversi. Penyebab utamanya tidak lain adalah Jose Mourinho, sang penghasut. Tapi, pertarungan keduanya selalu menarik untuk disaksikan dalam konteks gaya permainan maupun mental.

Barcelona punya lebih banyak talenta individu kelas dunia, tetapi Chelsea memiliki kesatuan tim yang lebih kuat serta bisa diandalkan.

The Blues juga percaya mereka ditakdirkan tampil di Roma guna membalas kekecewaan akibat kalah dari Manchester United di Moskow setahun yang lalu melalui babak adu penalti. Tentu sang kapten, John Terry, sangat berhasrat menghapus memori buruk tersebut. (maul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar