Kamis, 28 Mei 2009

Ekonomi Indonesia Terkuat di ASEAN



Satu-satunya yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif.

Kepala Ekonom Allianz Group Michael Heise mengatakan
Indonesia akan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang
mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif. Pertumbuhan ini ditopang oleh
permintaan domestik yang cukup kuat. Besarnya permintaan lokal bisa
mencegah efek negatif penurunan permintaan luar negara terhadap
pertumbuhan ekonomi.

Heise memprediksi pertumbuhan produk domestik bruto riil Indonesia tahun
ini pada kisaran 3,5 persen atau lebih rendah dibanding pencapaian 2008
sebesar 6,1 persen. Tapi dia mengingatkan, pergerakan harga komoditas
perlu diwaspadai karena harga komoditas dunia bisa naik mendadak.
Kondisi ini bisa menghambat perbaikan ekonomi yang sedang berlangsung.

"Tekanan inflasi sudah tidak terasa, tapi pergerakan harga komoditas
harus diwaspadai sekarang," kata Heise di Jakarta kemarin. Berdasarkan
riset Allianz Group, secara keseluruhan riset tentang Indonesia
menunjukkan sisi yang relatif positif.

Menurut Jens Reisch, Chief Executive Officer Allianz Life Indonesia,
fundamental ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik ketimbang saat
terjadi krisis ekonomi pada 1997-1998. Fundamental ekonomi Indonesia
dinilai cukup kuat. "Kombinasi langkah kebijakan moneter dan fiskal yang
diambil pemerintah cukup baik," kata Reisch.

Selain pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, Heise mengatakan
perekonomian Asia akan kembali tumbuh pada semester kedua 2009 karena
perdagangan dunia mulai stabil. Tapi, sampai akhir 2009, pertumbuhan
ekonomi Asia masih rendah sekitar 2,7 persen.

Perbaikan ekonomi pada semester kedua bisa dilihat dari sistem perbankan
regional yang kuat, cadangan mata uang yang besar, surplus neraca
pembayaran, dan pinjaman luar negeri yang rendah. Dengan kondisi itu,
pertumbuhan ekonomi Asia pada 2010 bisa mencapai 5,6 persen atau dua
kali lipat dibanding tahun ini.

Menurut Heise, negara-negara di kawasan Asia terkena dampak krisis
ekonomi global yang sangat keras. Hal ini disebabkan oleh aktivitas
ekspor negara-negara Asia yang meningkat pesat dalam beberapa tahun
terakhir. Bahkan produk domestik bruto sepanjang 2004-2008 meningkat
rata-rata 8 persen per tahun. Kawasan Asia tumbuh menjadi wilayah yang
paling dinamis.

Heise mengatakan penurunan angka impor Amerika Serikat yang drastis
membuat model pertumbuhan Asia berubah. Selain itu, momentum ekspor akan
lebih rendah dibanding sebelum krisis keuangan terjadi dan surplus
perdagangan menurun.

Pasar Asia harus mencoba menguatkan permintaan domestik dalam jangka
menengah untuk mencapai pertumbuhan yang kuat. Heise mengatakan, meski
Asia terpukul oleh krisis keuangan global, kawasan ini tetap terhindar
dari kelesuan yang lebih panjang. *EKO NOPIANSYAH*

*Pertumbuhan Ekonomi ASIA*

*Negara* *2006* *2007* *2008* *2009* *2010*
Cina 11,6 11,9 9 6,5 7
India 9,7 9 6,5 4,5 6,5
Indonesia 5,5 6,3 6,1 3,5 4
Malaysia 5,8 6,3 4,6 -2,5 3,5
Singapura 8,4 7,8 1,1 -6 3
Korea Selatan 5,1 5 2,5 -3,5 3,5
Thailand 5,2 4,9 2,6 -3,5 3

*SUMBER: RISET ALLIANZ*
Tahun 2009 dan 2010 angka perkiraan

http://www.korantempo.com/korantempo...166413.id.html

Barcelona
Adu Keteguhan Mempertahankan Karakter

Dua pekan lalu, Barcelona memastikan gelar Copa del Rey. Tiga hari setelahnya, giliran trofi La Liga menghampiri The Catalans, yang menjadikan mereka menyandang status double winner untuk kelima kali. Di Olimpico, Rabu (27/5), Barca akan mencoba menaklukkan apa yang belum pernah didapat klub asal Ranah Matador: meraih treble!

Status tripleta nan prestisius ini akan terpatri di dada Blaugrana jika mampu menyudahi perlawanan Manchester United, sang juara bertahan sekaligus kampiun anyar Premier League. Tentu tak mudah mengingat Red Devils tengah melaju dengan rekor 25 laga tanpa kalah di kompetisi antarklub tertinggi planet Bumi.

“Kami akan bertemu Manchester United, klub terbaik di dunia saat ini. Jika kami tidak yakin akan peluang kami sendiri, maka ada 110 persen peluang kami untuk tidak menang,” begitu kata Pep Guardiola, el entrenador Barcelona, saat konferensi pers di Camp Nou, seperti dikutip AFP.

Well, inilah gaya khas Guardiola dalam memacu adrenalin dan menambah motivasi juang anak-anak asuhnya. Ia tahu persis bahwa musuh sesungguhnya ada di diri para pemain, bukan pada lawan yang mereka hadapi.

“Kami menunjukkan hal ini saat datang ke Real Madrid dan menang 6-2, di saat publik mengatakan bahwa hasil tak lagi berpengaruh. Bukan ini masalahnya dan anak-anak membuktikannya lewat ambisi besar untuk tetap meraih poin penuh,” kata Pep lagi.

Secara tak langsung, bisa kita tangkap bahwa Azulgrana akan kembali memainkan sepak bola menyerang, menghibur, dan mematikan, yang terbungkus rapi dalam bentuk permainan dominatif sekaligus intimidatif, seperti mereka perlihatkan sepanjang musim kompetisi ini.

“Saya tak bisa menebak hasil akhir pertandingan nanti. Tapi, yang jelas, kami akan mencoba untuk menguasai bola selama mungkin dan memainkan sepak bola menyerang sesuai kebiasaan kami,” ujar Guardiola. “Barca memiliki pemain-pemain bagus yang akan meneruskan performa baik sepanjang musim,” sebut Lionel Messi.

Lewat dominasi total (rata-rata hingga 65% setiap partainya), Barca memang kerap memaksa sang lawan berada pada kondisi frustrasi. Terlebih lagi, soal superioritas ini tak terbatas pada lini tengah saja, melainkan seluruh sektor permainan, mulai kiper sampai penyerang.

Trofi el zamora milik kiper Victor Valdes, yang tinggal menunggu pengesahan, membuktikan kekuatan Barca dalam menjaga pertahanan. Ball-possession mutlak mengindikasikan kepiawaian Xavi Hernandez dkk. dalam mengatur ritme dan alur bola. Sementara itu, total 156 gol di seluruh kompetisi musim ini menjustifikasi ketajaman lini penggedor.

Di luar aspek teknik seperti tersebut di atas, kita juga tak boleh melupakan faktor x Barca. Mereka ini datang dalam wujud Messi dan Andres Iniesta. Selain rajin menghujani gawang lawan (37 gol) dan sering memberi assist (17), Messi punya kelebihan dalam membuka ruang dengan menarik lebih dari satu bek ke luar dari kotak penalti.

Jika tak mendapat kawalan memadai, Messi pun bisa melewati hadangan musuh dalam sekejap. Keputusan soal kapan mengumpan dan kapan waktunya menembak juga luar biasa. Inilah yang sering membuat lawan yang menjaganya bingung dalam memutuskan langkah.

Iniesta mungkin kalah dalam urusan mengoleksi gol maupun assist. Akan tetapi, di musim ini, pemain yang pada 11 Mei kemarin genap berusia 25 tahun itu acap menjadi sosok sentral. Ketika Barca memukul tim kuat Sevilla 4-0 di Primera Liga (22/4), Iniesta menjadi lakon utama.

Pada 2nd leg semifinal LC di Stamford Bridge, jebolan akademi La Masia ini pun menjadi penyelamat Barca lewat gol penentu di masa injury-time. Tanpa gol tersebut, El Pep’s Team tak akan berlaga di Roma, melainkan Chelsea yang bakal mengulang partai final musim lalu.

“Jika kami mampu memenangi laga nanti, berarti ini merupakan hadiah setimpal dari sepak bola indah yang kami mainkan sepanjang musim ini. Namun, ini partai final dan sepak bola kerap tak mengenal kelebihan kami ini,” papar Xavi pada As.

Meski di luar kerangka pemikiran lazimnya, sang dirigen Camp Nou ini tampak ingin menyuarakan bahwa sepak bola indah tak melulu berujung dengan kemenangan. Ada kalanya dominasi total justru luluh-lantak oleh permainan ultradifensif lawan.

Kondisi nyaris terjungkal di tangan Chelsea seharusnya bisa jadi pembelajaran mahapenting buat Barca. Khususnya untuk Pep, yang akan beradu strategi dengan Sir Alex Ferguson, lelaki 67 tahun yang telah menyumbangkan 33 trofi bagi United. Permainan lugu, meski dominan, bisa takluk oleh efektivitas Cristiano Ronaldo dkk.

Sebagai penganut setia skema 4-3-3, Pep tampak tidak memiliki cadangan strategi alternatif. Pergantian pemain bisa dibilang tak pernah mengubah gaya “ortodoks” Barca. Andai bisa unggul lebih dulu, mungkin tak jadi soal. Namun, jika Blaugrana terjebak dalam situasi buntu dan faktor x tak bisa menghadirkan mukjizat, maka juara musim 05/06 ini bakal berada dalam ancaman.

Pep mengakui sendiri perihal kehebatan sang calon rival. “Inilah salah satu partai terberat dalam hidup saya. Sulit meraba kekuatan terbaik United. Di belakang mereka begitu kuat. Mereka juga bisa menahan bola lalu menyerang. Seperti Chelsea, United juga lebih baik ketimbang kami. Mereka punya Ronaldo yang sangat cepat serta Rooney. Yang pasti, nanti bakal muncul beberapa momen krusial. Karena itu saya tak pernah berhenti menyimak rekaman pertandingan United agar bisa mendapat jawaban untuk mendekati mereka,” sebut Pep, mencoba menjelaskan rencana pertemuan dengan pelatih yang begitu ia hormati. (Sapto Haryo Rajasa)

PRAKIRAAN FORMASI
---------------------------------------
BARCELONA (4-3-3) 1-Valdes; 5-Puyol, 24-Yaya Toure, 3-Pique, 16-Sylvinho; 6-Xavi, 28-Busquets, 8-Iniesta; 10-Messi, 9-Eto’o, 14-Henry
Cadangan: 13-Pinto; 2-Caceres, 15-Keita, 21-Hleb, 27-Pedro, 7-Gudjohnsen, 29-Victor Sanchez, 11-Bojan.
Pelatih: Pep Guardiola
Absen: Dani Alves, Eric Abidal (hukuman)





Sebaran Gol Barcelona
Injury-Time Maut

Menilik distribusi gol Barcelona di Liga Champion musim 2008/09 ini, maka kita akan melihat sebaran yang cukup merata. Dalam kurun waktu yang terbagi menjadi enam periode (masing-masing 15 menit), Xavi Hernandez dkk. mampu mengemas setidaknya lima biji gol.

Pengecualian ada di rentang menit 31-45 di mana mereka hanya mengumpulkan empat gol. Juga pada rentang menit 76-90 di mana ada setengah lusin gol yang berhasil dicetak. Khusus periode terakhir ini, Barca pantas mendapat sorotan ekstra.

Ini lantaran tiga dari enam gol tersebut muncul pada masa injury-time. Satu gol dibuat Seydou Keita saat Barca menang 5-2 atas Lyon di 16 besar. Sayangnya, gol tersebut kurang menentukan karena Barca sudah unggul 4-2. Sementara itu, gol Lionel Messi sarat arti karena memenangkan Barca 2-1 atas Shakhtar Donetsk. Pun gol Andres Iniesta saat semifinal kontra Chelsea. Tidak memenangkan memang, tapi meloloskan Barca ke Roma. (shr)

GOL MEMASUKKAN
---------------------------------------
Menit 00-15 5 (16%)
Menit 16-30 5 (16%)
Menit 31-45 4 (13%)
Menit 46-60 5 (16%)
Menit 61-75 5* (16%)
Menit 76-90 6 (20%)
*) 1 gol bunuh diri.

GOL KEMASUKAN
---------------------------------------
Menit 00-15 2 (15%)
Menit 16-30 0 (0%)
Menit 31-45 3 (23%)
Menit 46-60 3 (23%)
Menit 61-75 4 (30%)
Menit 76-90 1 (7%)





Gol Barcelona
Dominasi Trisula

Jika ditambah dengan kiprah di babak kualifikasi III, jumlah gol yang mampu dicetak Barcelona di Liga Champion musim 2008/09 ini adalah 34 gol. Berhubung hitungan statistik UEFA hanya mencakup partai mulai fase grup, maka total gol Barca menjadi 30 butir.

Toh torehan tersebut tetap menjadi rekor jumlah terbanyak untuk musim ini. Tentunya ketajaman Blaugrana tak lepas dari peran trisula maut lini depan yang dihuni Lionel Messi, Samuel eto’o, dan Thierry Henry. Kolaborasi mereka mampu menggelontorkan 19 gol alias 63% dari keseluruhan tim. (shr)

Penyerang: 19 * (63%)
Gelandang: 8 (26%)
Bek: 2 (6%)
Bunuh Diri: 1 (3%)
*) 2 gol penalti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar