Kamis, 28 Mei 2009

Use these Ten Keys for Finding Happiness in Your Life




1. Live on purpose. Joyful aliveness connects you with your purpose. Learn the skills you need to create happiness. Discover the activities and pursuits that make your heart sing! These engaging activities provide clues to your purpose and will assist you in finding happiness.

If you want to maintain desperation and unhappiness, then believe that life has no purpose.

2. Find Happiness right now. No other time exists for experiencing happiness. Only the present moment contains the spark of life!

You may also create misery by constantly wanting to speed ahead to some other time. Most people live their lives wanting to exist elsewhere and elsewhen.

3. Accept total responsibility for your life! You create your reality and your emotions. Your power and focus exceed your wildest dreams. See this short video about finding happiness through creating reality.

You can choose to blame and whine, pretending that your life situation came from without, rather than from within. As within, so without. Accept total responsibility for all.

4. Act in boldness. Take on challenges and pursue lofty goals. Overcoming difficulties and obstacles provide some of the most exquisite joys in life.

To create misery, play it totally safe. Never do anything scary or risky. Follow your fears and let them guide your actions. For happiness and joy - feel the fear, and do it anyway!

5. Expect happiness. Hope consists of a perfect expectation of desirable things to come. Picture desirable things to come. You choose what to think about, and what to visualize in your mind's eye! Imagine yourself finding happiness.

Despair consists of a perfect expectation of undesirable things to come. To increase despair, simply imagine in detail terrible things that may happen to you. The better your imagination, the deeper the despair. You get what you truly expect, so expect happiness.

6. Increase your awareness. Feel your emotions consciously. Identify your core beliefs. Constantly learn and grow from the inside. Your unhealthy attitudes, habits, and behaviors will start to drop away like fall leaves. Watch this quick video on identifying emotions.

To maintain apathy and misery, just remain unaware. Allow clarity to flee from you like a deer from a hunter. Remain in unconsciousness and cloudiness - afraid to explore your beliefs.

7. Build your connections. Our relationships give life meaning and happiness. All of us truly connect to one another in the inner world. Building connections in the physical world builds on this inner reality and helps us in finding happiness.

To create misery, simply separate yourself from others. Think that you exist as an independent entity, and other people merely drag you down. Insist on separateness and division. Deny the truth of connectedness and pursue unreality.

8. Learn and read daily. We grow in large measure due to the people we meet and the books we read. Did you read 52 books last year? Did you foster more friendships? We create happiness when we grow and increase our wisdom.

To prevent happiness, try not to meet any new people this year, and don't read any new books either. Simply stay just the same person with the exact same ideas. For optimal joy, go for optimal growth and learning!

9. Serve other people. Truly recognize other people as real people, with needs and wants just like your own. Think how you can bring a smile to someone, and then do it! Give increased life in every encounter. Service is a huge key for finding happiness in your life.

To create misery, ignore other people and totally concern yourself with your own needs. Don't think of other people as real.

10. Prioritize your actions. Know your goals and purposes, and put power and faith into every action. Do each action with focus and purpose, and know why you choose the activities you expend your energy on.

If you want to decrease joy, simply do as many things as you can each day. Never think of which tasks connect with your goals, simply busy yourself with work.
Enjoy the Ten Keys to Finding Happiness!


"Logic will get you from A to B. Imagination will take you everywhere."

Albert Einstein
1879-1955, Physicist

--
There is nothing you can't do, if you set your mind to it. Anything is possible."

Rick Hansen
Wheelchair Athlete, Speaker and Author

Koefisien Klub UEFA
Bukan Duel Dua Terbaik

Benarkah final Liga Champion 2009 mempertemukan dua tim terbaik di Eropa saat ini? Kalau ukurannya adalah koefisien klub UEFA, jawabannya tidak.

Duel antara Barcelona dan Manchester United disebut-sebut sebagai final impian. Ini pertemuan antara tim juara bertahan dengan tim yang permainannya paling memikat sehingga sering dianggap sebagai tim yang paling pantas menjadi kampiun berikutnya.

Melihat koefisien liga nasional UEFA, pertemuan Barcelona dan United mewakili duel antara dua liga terkuat. Premier League Inggris dan La Liga sedang beriringan menguasai ranking koefisien liga nasional UEFA.

Hingga 20 Mei, Premier League berada di puncak klasemen dengan mengumpulkan koefisien 79,499. La Liga mengikuti di bawahnya dengan koefisien 74,016. Dua kompetisi ini jauh meninggalkan liga peringkat ketiga, yaitu Italia (62,910).

Kebetulan Barcelona dan United sama-sama baru menjadi juara liga. Mereka boleh dianggap mewakili kekuatan terbaik La Liga serta Premier League saat ini. Tapi, ada beberapa kondisi yang dapat membuat duel keduanya di Stadion Olimpico Roma Rabu besok dianggap bukan pertemuan dua juara sejati.

Yang pertama adalah asal kedua tim yang mengantar mereka menjadi peserta Liga Champion 2008/09. United memang lolos ke Liga Champion 2008/09 sebagai juara Premier League 2007/08, tapi Barcelona tidak memiliki status yang sama.

El Barca finis di peringkat ketiga La Liga 2007/08. Musim ini mereka harus melalui babak kualifikasi III sebelum tampil di fase grup Liga Champion. Jadi, duel Barcelona-United sebetulnya bukan duel antarjuara kalau melihat hasil liga 2007/08.

Koefisien Klub

Kondisi kedua adalah koefisien klub. Berdasarkan daftar peringkat klub versi UEFA per 20 Mei lalu, Barcelona dan United bukan dua tim yang berada di posisi teratas.

Barcelona memang memuncaki klasemen koefisien tersebut dengan mengumpulkan 119,803 poin. Tapi, United hanya berada di peringkat keempat dengan angka koefisien 111,899.

Siapa dua klub yang berada di atas United? Mereka adalah dua rival The Red Devils di Premier League musim ini, Liverpool dan Chelsea. Dua klub tersebut berada di bawah Barcelona dengan sama-sama mengumpulkan angka koefisien 118,899.

Melihat koefisien klub, final terbaik seharusnya Barcelona-Liverpool atau Barcelona-Chelsea. Partai yang disebut terakhir sudah terjadi di semifinal.

Sudah pasti banyak yang tidak setuju apabila Barcelona-Chelsea disebut sebagai final impian. Oleh sebab itu, lebih baik jangan memperhitungkan koefisien klub. Lihat saja kondisi terkini.

Status Barcelona dan United sebagai juara Liga Spanyol dan Inggris serta potensi mereka yang mengincar trofi Liga Champion untuk melengkapi gelar lainnya yang sudah didapatkan musim ini membuat duel mereka memang pantas disebut sebagai pertarungan dua tim terbaik. (Dwi Widijatmiko)


--



Sejarah Kota Roma
Paling Tepat untuk Final

Dari segi keamanan, Roma memang tempat yang berisiko untuk menggelar sebuah partai final. Tapi, kota ini sekaligus juga yang paling tepat. Banyak bagian dari sejarah kota Roma yang cocok menggambarkan penentuan siapa yang terbaik.


Colosseum Roma, arena para gladiator. (Foto: Google)


Menurut legenda, Roma didirikan oleh Romulus setelah ia membunuh saudara kembarnya, Remus. Tadinya, Romulus dan Remus ingin mendirikan kota bersama-sama, tapi tidak bisa menentukan siapa penguasa kota tersebut.

Legenda ini pas menggambarkan persaingan Barcelona dan Manchester United pada Rabu besok. Siapa yang akan menjadi Romulus dan menjadi “pemilik” Eternal City?

Kota Roma memiliki Colosseum sebagai salah satu landmark pentingnya. Bangunan yang didirikan pada abad pertama Masehi dan berkapasitas 50.000 orang ini dulu biasa dipakai untuk menggelar tontonan publik. Peran yang paling terkenal adalah sebagai arena duel untuk para gladiator.

Ada ujar-ujar dari ilmuwan Venerable Bede untuk melukiskan pentingnya Colosseum ketika itu. “Quandiu stabit coliseus, stabit et Roma; quando cadit coliseus, cadet et Roma; quando cadet Roma, cadet et mundus (Selama Colosseum berdiri, Roma juga berdiri; saat Colosseum roboh, Roma pun akan roboh; ketika Roma roboh, roboh pula dunia),” tulis Bede.

Sekarang Stadion Olimpico menjadi Colosseum modern dengan Barcelona dan United menjadi gladiatornya. Siapa yang akan keluar sebagai gladiator pemenang, menjadi pujaan penonton, dan menerima lemparan mawar?

Sejarah juga mencatat eksisnya Kekaisaran Roma. Di puncak masa kejayaannya pada tahun 117, Roma mengontrol daerah seluas 5,9 juta kilometer persegi yang terbentang dari Britania sampai Aegyptus (sekarang Mesir) dan dari Lusitania (sekarang Spanyol) sampai Mesopotamia di Asia.

Kini Barcelona dan United sedang dalam misi menaklukkan Eropa--bahkan mungkin dunia mengingat Liga Champion dianggap sebagai kompetisi antarklub internasional terbaik di planet ini--seperti yang pernah dilakukan Kekaisaran Roma. Siapa yang akan menjadi penerus Julius Caesar? (wid)


--

Potensi Kerusuhan Suporter di Roma
Ancaman Kolaborasi Ultras

Tidak sedikit pihak yang pesimistis final Liga Champion 2009 akan berlangsung aman. Partai ini digelar di kota yang sudah akrab dengan kerusuhan suporter. Roma sampai mendapatkan julukan seram dari surat kabar Inggris, The Times, yaitu Stab City alias Kota Tikaman.

Kerusuhan biasanya dilakukan suporter AS Roma. Tifosi I Lupi tercatat sudah sering membuat ulah ketika menerima kunjungan pendukung tim-tim asal Inggris.

Pada April 2007, suporter Manchester United di dalam Stadion Olimpico dilempari oleh Romanisti. Ketika ingin memberikan perlawanan, mereka malah dihajar oleh polisi. Sebanyak 11 pendukung United dikirim ke rumah sakit.

Kejadian di luar stadion tidak kalah tragis. Enam belas orang pendukung United dikabarkan ditikam oleh suporter Roma di jalan-jalan sekitar Olimpico.

Arsenal sebagai klub terakhir yang bertandang ke Roma di babak 16 besar Liga Champion musim ini ikut kebagian jatah kengerian. Tifosi Roma lagi-lagi membuat ulah.

Suporter Roma mengepung dan menyerang sebuah bus berisi pendukung Arsenal. Seorang suporter The Gunners bahkan ditikam kakinya.

“Roma tidak pantas menjadi tuan rumah final. Mereka tidak bisa mengontrol para perusuh. Tidak ada apa-apa di sini, kecuali masalah,” ujar salah satu korban dan saksi mata, Mark Mills, kepada situs Sky Sports.

Perjanjian Penyerangan

Mengapa ancaman kerusuhan masih mengintai partai final Rabu besok, di mana Roma bukan salah satu finalis? Pihak berwenang Italia menyatakan ultras Roma mungkin merencanakan menyerang suporter United dan mereka akan melakukannya bersama-sama dengan suporter garis keras Barcelona!

Menurut majalah Panorama, Divisi Kejahatan Terorganisasi dan Penyelidikan Khusus Kepolisian Italia menangkap indikasi bahwa ultras Roma dan Barcelona sudah melakukan perjanjian. Mereka berkolaborasi dan bersama-sama akan menyerang suporter United pada malam final.

Ancaman ini membuat suara yang meminta agar partai final dipindah ke tempat lain semakin kencang terdengar. Tapi, UEFA bertahan pada keputusannya dan sekarang menjadi tanggung jawab pemerintah kota Roma untuk menjamin keamanan akan berada di level paling tinggi.

“Saya sudah meminta Kementerian Dalam Negeri untuk menambah jumlah polisi di partai final nanti,” kata Wali Kota Roma, Gianni Alemmano, seperti dikutip oleh La Repubblica.

Pemerintah kota Roma juga sudah melarang bar dan toko menjual minuman beralkohol menjelang kick-off final. Alkohol dinilai mempertinggi risiko terjadinya kerusuhan. (Dwi Widijatmiko)





Lebih Suka Chelsea

Bagaimana pendapat "pemilik" Stadion Olimpico soal laga final Liga Champion yang akan mempertemukan Barcelona dan Manchester United Rabu besok? Pelatih Roma (salah satu klub Serie A yang bermarkas di Stadion Olimpico), Luciano Spalletti, merasa pertandingan ini bukan final yang tepat.

"Saya tidak yakin apakah ini final yang ideal. Saya merasa Chelsea bagaimana pun pantas berada di final setelah melihat penampilannya sejak babak 16 besar," kata Spalletti dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Sky Italia.

Tapi, Spalletti juga menyebut bukan berarti Barcelona-United akan menjadi sebuah pertandingan yang buruk. "Satu hal yang pasti, head-to-head antara Barcelona dan Manchester akan menyajikan tontonan yang hebat untuk mereka yang netral," ujar pria gundul ini.

Spalletti mengaku akan melihat langsung pertandingan ini di tribun penonton Olimpico. "Terima kasih kepada Roma. Di tengah kesulitan keuangan, mereka ternyata masih bisa mendapatkan satu tiket untuk saya," tutur Spalletti lagi. (wid)


--

Logo Finale 2009
Harmonisasi Kejayaan

Sejak 1999 UEFA selalu meluncurkan logo khusus partai final. Temanya tentu tidak jauh dari ciri khas kota penyelenggara guna memberikan identitas dan cita rasa spesial.

Mengingat tahun ini kota Roma terpilih menjadi host, tak salah jika Radiant, perusahaan asal London yang mendesain logo ini, memilih aromaKekaisaranRomawiKuno sebagai tema utama.

Gambar interior Colosseum dipilih sebagai latar belakang. Bangunan yang di masa jayanya digunakan untuk pertandingan gladiator, petarung profesional, ini dipilih karena merupakan salah satu landmark kota Roma. Tak hanya itu, kemegahan bangunan yang saat masih utuh mampu menampung 50.000 orang itu juga bisa dibandingkan dengan besarnya Olimpico.

Simbol lain yang menyita perhatian tentu gambar rangkaian daun yang mengitari trofi Liga Champion.

Ini bukan gambar biasakarena dizamanKe kaisaran Romawirangkaian tersebut merupakan sebuah mahkota khusus bagi komandan tentara kerajaan yang berhasilmemimpin anak buahnya menaklukkan tentara kerajaan asing secara telak dan membunuh setidaknya 5 . 000 prajurit lawan.

Secara tradisi, status sosial dan politik orang yang mengenakan mahkota ini akan segera melambung dan memiliki pengaruh kuat dalam kerajaan.

Kemasyhuran nama Julius Caesar, Gnaeus Pompeius Magnus, atau Marcus Iunius Brutus, yang menerima gelar terhormat itu, bisa dijadikan gambaran betapa tingginya prestise mahkota tersebut.

Well, jika dikaitkan dengan konteks Liga Champion, penempatan coroncine d'alloro ini merupakan pertanda betapa kerasnya perjuangan tim juara dalam meraih kejayaan.

TerakhirangkaRomawi MMIX (2009), yang berada di tengah trofi, menjadi penegas kapan partai penting itu berlangsung.

“Ini semua tentang mengharmonisasikan simbol kejayaan di masa lalu dengan apa yang ada dizaman modern ini,” cetus Direktur Kompetisi UEFA, Giorgio Marchetti. (gun)


--


Kesiapan Roma dan Olimpico
Tinggal Tunggu Peluit

Kesiapan kota Roma dan Stadion Olimpico guna menggelar final Liga Champion 2009 tak perlu dipertanyakan lagi. Maklum, sudah tiga tahun UEFA memilih kota berjuluk Eternal City alias Kota Abadi ini sebagai tuan rumah.

Badan Sepak bola tertinggi Eropa itu memang memiliki perencanaan matang dalam memilih tempat penyelenggaraan partai puncak Liga Champion. Melalui mekanisme rapatKomiteEksekutif, UEFA biasanya memilih empat tuan rumah final untuk dua kejuaraan sekaligus, Liga Champion dan Europa League.

Sebagai contoh, rapat Executive Committee tahun ini menentukan tuan rumah final LC 2011 di Wembley, Inggris, dan 2012 di Allianz Arena, Jerman. Untuk Europa League, Lansdowne Road (Irlandia) dan Stadion nasional Bukarest (Rumania) yang terpilih.

Khusus tahun lalu, UEFA hanya menunjuk Santiago Bernabeu sebagai host penutupan LC 09/10 dan Hamburg Arena (Jerman) menjadi final pertama kejuaraan baru pengganti Piala UEFA. Nah, stadion Olimpico sendiri sudah terpilih sebagai tuan rumah sejak 4 Oktober 2006.

Dalam menentukan tuan rumah, UEFA tidak memiliki preferensi subjektif karena adanya standar penilaian bagi kota yang mendaftar. Beberapa faktor utama yang sangat vital adalah kapasitas stadion, akses transportasi, fasilitas untuk suporter, potensi komersial, serta keamanan.

Untuk stadion sekelas Olimpico, yang mengantongi lisensi stadion bintang lima dari UEFA dan kota sebesar Roma, semua persyaratan ini jelas bukan masalah serius.

Namun, belakangan urusan keamanan menjadi isu hangat, khususnya bagi publik Inggris. Alasannya apa lagi kalau bukan kericuhan yang melibatkan kelompok suporter dari negara kerajaan itu.

Pada Desember 2007, tujuh fanManchester United dilarikan ke rumah sakit karena terlibat kericuhan sesaat sebelum menghadapi AS Roma di Liga Champion. Tahun ini, giliran seorang pendukung Arsenal ditusuk tifosi I Lupi saat kedua tim berhadapan di 16 besar.

Pahami Kekhawatiran

Meski didesak sejumlah pihak untuk memindahkan venue final, UEFA tetap mantap pada pilihannya menggunakan stadion yang di pakai bersama oleh Lazio dan Roma ini.

Bruno Conti sebagai duta Finale 2009 memahami kekhawatirantersebut.

“Iklim sepak bola di Roma luar biasa. Banyak suporter garis keras berkeliaran di kota ini. Tapi, itulah yang membuat Olimpico bergairah. Mereka memberi pemain motivasi luar biasa. Meski begitu, kota ini akan menyambut semua tamu dengan cara yang benar,” ucap Conti, yang juga menjabat sebagaiDirekturTeknik I Lupi, di situs UEFA.

“Pertandingan ini adalah kesempatan bagus untuk menunjukkan keramahan kota ini. Mari kita berdoaagarsegala kekhawatiran publik selama ini tidakakan terjadi,”sebut Presiden FIGC, Giancarlo Abete.

Dengan beberapa hari tersisa, tidak banyak yang bisa dilakukan lagi untuk melakukan perubahan drastis. Sekarang Roma dan Olimpico tinggal menunggu peluit wasit tanda dimulainya partai pamungkas tersebut. (Anggun Pratama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar