Kamis, 14 Mei 2009

DISELAMATKAN LEWAT SAKSI YEHOVA




Oleh : Yeremia Ibrahim Harahap

Mencari makna dan tujuan hidup
Setelah lulus SMA, saya ikut saudara ke Jakarta. Saat itu saya tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Tamat SD - SMP - SMA berlalu begitu saja. Suatu kali saya mengunjungi monas, naik ke atas menara dan memperhatikan mobil-mobil dan orang-orang yang berlalu lalang. Saya bertanya pada diri saya sendiri, 'apa sebenarnya yang saya cari dalam hidup ini?' Saya ingin mencari pengalaman dan pengetahuan, dan inilah yang menjadi visi saya waktu itu.

Menjalin hubungan dengan wanita yang tidak seiman
Saya seorang muslim, dan ketika kuliah saya menjalin hubungan dengan seorang wanita beragama kristen. Saya sangat mencintainya dan saya menemukan ada 'kasih' yang lain pada dirinya. Namun saya saat itu tidak mengerti kenapa orang kristen itu bisa menyembah Yesus. Saya ingin tahu lebih banyak dan membaca Alkitabnya.

Pernah pada suatu kesempatan saya bertanya pada dosen agama islam di kampus, 'kalau Yesus itu bukan Tuhan, kenapa orang Kristen menyembahNya?' Ia hanya memberikan buku-buku miliknya untuk saya baca. Saya berusaha untuk mendalami dan mempelajari tentang kehidupan Yesus lewat alkitab pacar saya, alquran saya dan buku-buku yang diberikan oleh dosen saya.

Semakin saya mempelajarinya, semakin kagum saya dengan pribadiNya. Kemana-mana saya selalu membicarakan tentang Yesus, hingga teman-teman saya sempat mengkritik saya, bahkan saudara-saudara saya menuduh saya sudah murtad dan sesat. Saya selalu mengatakan bahwa Yesus adalah orang yang Revolusioner, pejuang HAM, rela mati demi sesama dan tidak munafik seperti ahli-ahli agama pada umumnya.

Saya sempat memimpin ibadah di mesjid kampus dan berbicara tentang Isa Al Masih. Ada salah satu umat yang memprotes saya dan menuduh saya sebagai orang kristen yang menyusup. Ia memaksa saya untuk memperlihatkan KTP saya dan setelah saya menyerahkan kepadanya barulah ia sadar bahwa saya seorang muslim asli. Ia lalu minta maaf dan bahkan berusaha untuk mencium tangan saya.

Keputusan untuk menikah
Semakin hari saya semakin mencintai Yesus. Saya tetap rajin beribadah dam sering menangis saat sujud berdoa. Teman-teman dan saudara-saudara saya semakin bingung dan saya pun ikut bingung. Saya tetap mencintai pacar saya, namun tidak tahu bagaimana jadinya. Haruskah kami berpisah? Saya sangat berputus asa dan patah hati seperti mau mati rasanya. Saya tidak bisa menjadi seorang Kristen seperti dia, dan dia pun tidak mau meninggalkan Yesus, Tuhannya.

Dalam keadaan seperti itu saya mendapat kunjungan dari dua orang yang mengaku sebagai orang Kristen juga. Namun mereka menjelaskan bahwa Yesus bukan Allah seperti yang disembah oleh agama Kristen mayoritas. mereka menerangkan bahwa Yesus hanyalah tuan, bukan Tuhan. Nama Allah sendiri adalah Yehuwa. Saya dapat menerima keyakinan mereka dan mau belajar lebih banyak dari mereka.

Akhirnya saya memutuskan untuk menjadi Kristen aliran mereka dan di baptis, karena Kristen aliran ini tidak mengganggu iman saya, dan saya dapat menikah dengan pacar saya yang sangat saya cintai secara Kristiani. Iman saya saat itu tetaplah islam, namun saya dibabtis secara kristen hanya untuk sebagai syarat supaya saya bisa menikah dengan pacar saya.

Saat perjalanan ke Sulawesi untuk menikah di sana, saya naik kapal dengan segala beban di hati, dengan perasaan galau dan tidak tahu kemana nasib membawa saya dengan seribu macam pertanyaan yang tidak terjawab dalam pikiran saya.

Saya teringat kata-kata bijak dari seorang Norma Edwin, seorang penjelajah, pendaki gunung dan penelusur gua yang mati beku di gunung Everest. Ketika mayatnya ditemukan, ada selembar kertas di tangannya yang bertuliskan, "Hidup ini menuntut keberanian, berani menghadapi tanda tanya tanpa bisa menjawab, berani menghadapi tantangan tanpa bisa melawan, oleh karena itu, hadapilah dengan berani!" Inilah yang saya pegang.

Saya berdoa dalam hati, 'Jika Allah yang saya sembah pagi, siang dan malam dan yang disembah oleh nenek moyang saya tidak mau saya dibabtis dan menikah di sulawesi, biarlah kapal yang saya tumpangi ini tenggelam dan biarlah saya mati kaku di dalam laut!'

Beberapa saat kemudian, di kapal itu saya melihat ada orang asing, saya mengira ia orang amerika. saya sekedar menyapa saja,
"Are you christian?"
"Yes, you?" balasnya.
"I am Jehova Witness" jawab saya.
Dia agak kaget mendengar jawaban saya, namun sesaat kemudian dia menanyakan apakah saya mau diajak berdoa bersama dengannya.
"Ok!" saya setuju. Lalu, sambil berdiri kami menghadap ke laut, dia kemudian merangkul saya dengan satu tangan dan tangan yang lain ia angkat tinggi ke langit. Urapan yang luar biasa saya rasakan, beban berat yang menghimpit saya lenyap begitu saja, dan begitu ringan ketika saya mencoba berjalan. Setelah selesai berdoa, saya berkata kepadanya,
"If Jesus is here now, we can see Him walks on water!"
Dia tertawa, dan entah apa yang dia katakan saat itu, tetapi saya mengetahui dengan pasti bahwa Yesus sedang berjalan dalam lautan hati saya. Saya telah menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat saya.

Saya akhirnya tiba di sulawesi dengan selamat, dibabtis dan menikah di gereja dengan lancar dan saya menemukan suatu bentuk ibadah yang sempurna, yang sungguh bisa merasakan dekatnya hadirat Allah. ada lagu pujian yang selalu terngiang-ngiang di telinga saya:

"Ajaib, ajaib, ajaib, ajaiblah Tuhanku,
Ajaib, ajaib, ajaib, ajaiblah yang sungguh,
Besarlah rahmatNya, heranlah kuasaNya,
Ajaiblah Engkau Tuhan, ajaib, ajaib."

Pada suatu saat saya mengalami sakit, divonis dokter kena TBC dan Tipus. Isteri saya pulang gereja membawa perjamuan kudus dan meminta saya untuk memakan dan meminumnya. Ia mengatakan bahwa ini adalah Tubuh dan Darah Tuhan Yesus, kalau saya memakan dan meminumnya, maka saya menyatu dengan Tuhan dan segala sakit penyakit yang saya alami akan ditanggung olehNya. Saya menyerahkan hidup saya kepada Tuhan dan menerima perjamuan kudus, dan saya sembuh total secara ajaib. Sebab memang Tuhan sudah menanggung sakit penyakit kita di atas kayu salib.

Yesaya 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Inilah kesaksian saya, tentang Yesus yang tadinya asing bagi saya, kemudian menjadi idola saya, lalu barulah saya mengakuinya sebagai Tuhan dan Juruselamat saya, yang mengampuni dosa-dosa saya dan menyembuhkan segala penyakit saya. Sebenarnya masih banyak lagi kesaksian saya, terutama karena saya sekarang telah berjalan bersama Tuhan Yesus, namun rasanya 30 halamanpun masih kurang untuk menuliskan semuanya.

Demikianlah kesaksian saya,
--

Aleksandar Kolarov
Roberto Carlos dari Serbia

Ia bermain sebagai bek kiri yang agresif membantu serangan dan kuat menjaga lawan. Tendangan jarak jauh keras nan akurat menjadi ciri khasnya. Kita tidak sedang membicarakan sosok Roberto Carlos, melainkan Aleksandar Kolarov (23).

Aleksandar Kolarov, cahaya terang bagi Lazio. (Foto: AFP)

Wajar perbandingan seperti ini hadir. Keduanya memang memiliki kemampuan serupa, khususnya dalam tembakan jarak jauh. Hampir seluruh gol yang Kolarov ciptakan sepanjang kariernya berasal dari sepakan keras di luar kotak penalti.

Tak mengherankan jika media Eropa lantas menjulukinya sebagai Serbian Roberto Carlos alias Roberto Carlos dari Serbia.

Inilah kenapa Lazio menjadi klub yang sangat beruntung. Dengan bermodal 800.000 euro atau sekitar 11 miliar rupiah, Gli Aquilotti berhasil memperoleh banyak kualitas dalam diri eks punggawa OFK Belgrad ini.

Laziale sejak Kecil

Hoki Lazio bertambah karena bek kiri tim impian di Piala Eropa U-21 2007 itu ternyata seorang Laziale. “Sejak kecil saya sering menyaksikan Lazio di televisi karena banyak menurunkan pemain asal Serbia,” ucapnya seperti dikutip situs Quotidiano.net.

Meski Kolarov tidak menyebut nama, sosok Vladimir Jugovic, Dejan Stankovic, atau Sinisa Mihajlovic, yang pernah memperkuat skuad Elang Muda, pastilah pemain yang dimaksud.

Kolarov langsung bersinar di musim perdananya bersama Lazio. Sejumlah 26 laga menjadi buktinya. Sayang, lulusan akademi sepak bola FK Cukaricki ini sempat meredup di awal 2008/09 karena kalah bersaing dari Stefan Radu yang satu posisi. Namun, menurunnya penampilan bek Rumania belakangan ini membuat pelatih Delio Rossi “terpaksa” kembali memercayakan pos tersebut kepada Kolarov.

Tidak salah karena pengidola Dejan Stankovic ini mendadak menjadi secercah cahaya di tengah terpuruknya Lazio musim ini. Sejak terus dipercaya sebagai starter pada Februari, sudah tiga kali ia mencetak gol. Laga final Coppa Italia pun terwujud karena golnya saat menghadapi Juventus di semifinal.

“Meski mengawali musim dengan buruk, Kolarov mampu meyakinkan Rossi agar menggunakan tenaganya. Saat ini, tidak sulit untuk menyimpulkan ia adalah pemain yang paling berkembang di Lazio, secara teknis maupun taktik,” tutur Toni Malco, kolumnis harian ternama di kota Roma, La Repubblica. (Anggun Pratama)

DATA DIRI
-----------------------
Nama Lengkap: Aleksandar Kolarov
Lahir: 10 November 1985, Belgrado
Kewarganegaraan: Serbia
Posisi: Bek atau gelandang kiri
Postur: 187 cm / 83 kg
Debut Serie A: 25 Agustus 2007 (vs Torino 2-2)

Karier Klub
2004-05 FK Cukaricki S. 27/2
2005-07 OFK Belgrado 38/5
2007-... Lazio 47 /4

Karier Timnas
2007 Serbia U-21 8/2
2008-... Serbia 5/0





Sudah Dua Korban

Mau tahu seberapa kuat hasil tendangan Kolarov? Tanyakan saja pada Sebastiano Siviglia dan Massimiliano Saccani.

Mungkin jawaban mereka tidak akan menghasilkan data ilmiah seperti berapa joule atau satuan ukur energi lainnya. Tapi, yang pasti terucap adalah: sakit!

Ya, keduanya pernah merasakan langsung dampak tendangan ayah dari Una (1) ini ketika mengenai tubuh. Siviglia terpaksa absen merumput selama satu bulan untuk memulihkan tiga jari di tangan kirinya yang retak.

Cedera ini didapat setelah ia mencoba menepis tendangan rekan barunya itu pada sesi latihan tim akhir September 2007. Bek veteran berusia 36 tahun ini bahkan langsung dioperasi sesaat setelah kejadian tersebut.

Saccani masih lebih beruntung. Sang wasit “hanya” membutuhkan perawatan sekitar lima menit setelah roboh di lapangan. Waktu itu bola menghantam wajahnya ketika sedang memimpin laga Lazio kontra Torino 14 Februari silam di Serie A. (gun)


--

Shaktar dan Bremen ke Final
Jalur Tamu Berbeda

Dua tuan rumah bernasib berbeda walau sama-sama meraih keuntungan dari partai pertama. Ketika Shakhtar Donetsk maju ke final dengan menang secara mendebarkan, Hamburg malah tersalip. Bremen melakukan comeback luar biasa.

Hamburg tampak siap meneruskan keyakinan tinggi efek kemenangan 1-0 di Weserstadion sepekan silam. Pada semifinal II di kandang, Kamis (7/5), HSV semakin di atas angin ketika Ivica Olic membuka skor pada menit ke-13 melanjutkan tusukan dan sodoran bek Joris Mathijsen.

Namun, Bremen membuka harapan mempermalukan sesama klub Jerman ini. Pengatur serangan, Diego, meneruskan kerja samanya dengan Claudio Pizarro. Ia melambungkan bola melewati kiper Frank Rost (29').

Werder mengulang kembali aksi bangkit dari posisi tertinggal seperti yang dilakukan saat menyingkirkan Milan di babak 32 Besar. Pizarro (66') membuat HSV ganti tertekan. Frank Baumann mencetak gol ketiga Bremen saat duel tinggal tujuh menit.

Olic mencetak gol keduanya empat menit berselang. Namun, gol itu malah terasa lebih menyakitkan daripada menghibur. Skor 2-3 tak cukup bagi HSV. Bremen maju ke final karena lebih agresif di kandang lawan.

“Kami tak sebaik laga pertama di Bremen, sementara Werder tampil dengan presisi yang lebih tinggi,” ujar Martin Jol, bos Hamburg, di situs UEFA.

“Duel ini sangat menarik dengan intensitas tinggi yang tersaji. Pada akhirnya kami sedikit lebih tangguh dibanding Hamburg. Tim saya memperlihatkan diri memiliki niat dan kepercayaan kuat menembus final," tutur pelatih Bremen, Thomas Schaaf.

Sejarah Shakhtar

Hamburg gagal mengantisipasi determinasi Die Gruen-Weissen alias Si Hijau-Putih. Tapi, tidak demikian dengan Shakhtar, walau rival senegara, Dynamo Kyiv, juga menunjukkan kengototan.

Gebrakan awal Shakhtar terbayar pada menit ke-17. Kegagalan Betao menyapu umpan Darijo Srna memungkinkan Luiz Adriano menyentuh bola ke arah Jadson. Nama terakhir mengirimkan bola ke pojok atas jaring gawang.

Saat paruh kedua baru berjalan dua menit, Dynamo mencetak gol penyeimbang melalui aliran bola apik. Ismael Bangoura menuntaskannya dengan melambungkan bola melewati kiper Andriy Pyatov.

Ilson Pereira Dias Junior alias Ilsiho tampil sebagai pahlawan. Semenit sebelum laga berakhir, gelandang Brasil ini membawa bola dari sisi kanan melewati Badr El-Kaddouri dan Ayila Yussuf sebelum menempatkan bola ke tiang jauh.

Shakhtar ke final antarklub Eropa untuk pertama kali. “Kami mencapai sesuatu yang luar biasa. Kami kini adalah bagian dari sejarah sepak bola Eropa,” ujar pelatih Mircea Lucescu. “Partai yang berat karena Dynamo sedang berada dalam performa terbaik. Hasil ini pantas kami dapatkan,” sebut Lucescu. Bos asal Rumania ini mengaku hampir mengganti Ilsinho karena kram kaki.

Karena itu, dalam final di Istanbul pada 20 Mei nanti, pantaslah penggemar mengharapkan determinasi yang sama. (Christian Gunawan)

DATA-FAKTA
-----------------------------
SHAKHTAR vs DYNAMO KYIV 2-1
Waktu: Kamis 7 Mei (19.30)
Stadion: RSC Olympiyskiy Stadium
Wasit: Olegario Benquerenca (Por)
Gol: 1-0 Jadson 17’, 1-1 Bangoura 47’, 2-1 Ilsinho 89’
Kartu Kuning: Hubschman 68’, Gladkiy 93’ (S), El Kaddouri 23’, Bangoura 38’, Aliyev 38’, Vukojevic 45’ (D)
Kartu Merah: ---
Tembakan ke Gawang: 3-3
Tembakan Melebar: 3-6
Penguasaan Bola: 55%-45%
Pelanggaran: 18-22
Sepak Pojok: 3-2
Off-side: 7-2
Penonton: 24.000

HAMBURG vs BREMEN 2-3
Waktu: Kamis 7 Mei (19.30)
Stadion: Arena Hamburg
Wasit: Frank De Bleeckere (Blg)
Gol: 1-0 Oliv 13’, 1-1 Diego 29’, 1-2 Pizarro 66’, 1-3 Baumann 83’, 2-3 Olic 87’
Kartu Kuning: Alex Silva 41’, Jarolim 51’, Boateng 92’ (H), Diego 41’, Naldo 49’, Hugo Almeida 92’ (B)
Kartu Merah: ---
Tembakan ke Gawang: 8-7
Tembakan Melebar: 3-7
Penguasaan Bola: 48%-52%
Pelanggaran: 23-20
Sepak Pojok: 10-6
Off-side: 1-2
Penonton: 51.200




Tidak ada komentar:

Posting Komentar