Selasa, 19 Mei 2009

JP Morgan Naikkan Peringkat Saham RI, IHSG Lompat ke 1.803




Jakarta - Kenaikan peringkat saham Indonesia yang direkomendasikan oleh JP Morgan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semula merah langsung berbalik ke zona hijau. Saham grup Bakrie masih terus dijadikan spekulasi.

JP Morgan menaikkan peringkat saham di Rusia dan Indonesia seiring dengan pemulihan ekonomi global yang membuat pasar negara berkembang jadi tujuan utama dari investor.

Peringkat Rusia naik menjadi 'Netral' sedangkan Indonesia dinaikkan menjadi 'Overweight'. Sementara peringkat China turun menjadi 'Netral' serta Afrika Selatan dan Malaysia menjadi 'Underweight'.

"Kami memperkirakan pasar emerging market secara umum akan kembali positif," ujar analis JP Morgan Adrian Mowat, Senin (18/5/2009).

Pada penutupan perdagangan saham Senin (18/5/2009) IHSG melompat 52,654 poin (3,01%) menjadi 1.803,568. Pada sesi satu IHSG turun 12,708 poin (0,73%) menjadi 1.738,206.

Indeks LQ-45 naik 9,220 poin (2,7%) menjadi 350,197 dan Jakarta Islamic Index (JII) naik 7,147 poin (2,52%) menjadi 291,047.

Perdagangan saham hari ini mencatat transaksi sebanyak 148.380 kali, dengan volume 14,999 miliar unit saham, senilai Rp 5,821 triliun. Sebanyak 161 saham naik, 40 saham turun dan 41 saham stagnan.

Saham-saham yang naik harganya antara lain, Bumi Resources (BUMI) naik Rp 180 menjadi Rp 1.970, Darma Henwa (DEWA) naik Rp 58 menjadi Rp 245, Energi Mega Persada (ENRG) naik Rp 40 menjadi Rp 405, Bakrie & Brothers (BNBR) naik Rp 7 menjadi Rp 91 dan Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) naik Rp 50 menjadi Rp 750 dan Truba Alam Manunggal Engineering (TRUB) naik Rp 31 menjadi Rp 167.

Sedangkan saham-saham yang turun harganya antara lain Astra International (ASII) turun Rp 200 menjadi Rp 18.100, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 75 menjadi Rp 2.575 dan Bank CIMB Niaga (BNGA) turun Rp 20 menjadi Rp 700.

Sementara bursa saham Asia pada hari ini bervariasi seperti Hang Seng naik 1,38%, KOSPI turun 0,36%, Nikkei turun 2,44%, Shanghai naik 0,28%, STI Singapura naik 1,26% dan Taiwan naik 1,37%.

--
Broken Window Theory.

Bila sebuah rumah yang tidak berpenghuni, ada jendelanya yang pecah, dan tidak segera diperbaiki, maka sebentar lagi akan ada maling masuk dan mencuri barangnya, kemudian akan ada orang lagi mengambil perabotnya, dan kemudian ada lagi yang akan mencuri jendela nya, dan kemudian kusen nya pun akan sekalian dicopot, dan seterusnya.

Sebaliknya bila jendela yang pecah itu segera diperbaiki, orang tidak akan berani mencuri karena menganggap bahwa rumah tersebut dijaga dan diawasi orang, dan rumah itu tetap akan dalam kondisi utuh untuk waktu yang lama.

Dalam banyak kehidupan bisnis dan pribadi kita, konsep ini berlaku secara umum dan konsiten. Bila kita memahaminya maka kita akan dapat menggunakannya untuk keuntungan kita.

Bilamana karyawan anda dikantor dibiarkan terlambat 10 menit dari waktu kerja yang seharusnya, maka besoknya ada lagi yang terlambat 20 menit, dan akhirnya semua akan serba terlambah sampai sejam sekalian dan produktifitas terganggu.

Korupsi kecil dibiarkan, menjadi lebih banyak, lebih besar, seperti wabah virus yang menyebar kemana mana, dan setiap kali menjadi semakin besar semakin parah.

Kebiasaan pribadi penundaan kerja, satu hal kita tunda dan biarkan, hal kedua ikut juga, akhirnya seluruh persoalan tertunda semuanya, dan menunda menjadi kebiasaan kita.

Mengatasi persoalan ketika masih belum membesar dan belum menjadi budaya perusahaan akan membuat kerja kita lebih produktip dan perusahaan lebih maju. Memperbaiki kekeliruan pribadi akan lebih mudah waktu persoalan itu masih kecil. Selamat berpikir dan membuat strategi lebih produkip menuju sukses. Salam.

Mulai Frustrasi, Roman?

London - Jarang jadi pilihan utama, striker Tottenham Hotspurs Roman Pavlyuchenko menunjukkan tanda-tanda mulai frustrasi. Bisa jadi, kemarahannya ketika ditarik keluar merupakan bukti. Sebuah sikap yang mendatangkan kecaman dari sang manajer.

Sejak kedatangan Robbie Keane dari Liverpool awal tahun ini, Pavlyuchenko mulai terpinggirkan. Terakhir kali ia bermain penuh adalah ketika menghadapi Bolton (31/1/2009). Setelah itu, ia jarang mendapatkan kepercayaan.

Ia hampir selalu ditarik keluar ketika laga belum berakhir. Peran sebagai pemain pengganti bahkan tak jarang ia jalani. Sejak awal Februari hingga saat ini, striker jangkung ini praktis tidak pernah bermain penuh.

Bahkan ia sempat hanya menghangati bangku cadangan dalam tiga laga yang dilakoni Spurs. Sejak mulai terpinggirkan, ketajaman Pavyluchenko menurun. Hingga saat ini, hanya dua gol yang bisa ia persembahkan bagi Spurs.

Kondisi ini boleh jadi membuat pemain nasional Rusia itu frustrasi. Kemarahan itu memuncak ketika ia diganti di menit ke-75 dalam laga melawan Manchester City akhir pekan lalu. Alih-alih bergabung dengan rekan-rekannya ke bangku cadangan, Pavlyuchenko justru langsung menuju lorong dan masuk ke ruang ganti pemain.

"Saya tidak suka dengan tindakannya," komentar manajer Harry Redknapp seperti dikutip dari Sky Sport tentang perbuatan anak asuhnya.

Di mata sang manajer, sikap Pavlyuchenko merupakan hal yang merendahkan orang lain. "Saya pikir yang ia tunjukkan adalah tindakan yang tidak menghormati rekan satu tim, ketika seorang pemain berlari langsung ke lorong tanpa duduk di bangku cadangan, di mana ia bisa memberi dukungan moral bagi rekan-rekannya di lapangan," pungkas Redknapp.

Bagaimana masa depan Pavlyuchenko di White Hart Lane?


--




Adu Tajam Di Vaio-Ibra

Jakarta - Gelar juara Seri A musim ini sudah jatuh ke tangan Inter Milan. Yang masih seru untuk dinantikan adalah perburuan gelar top skorer musim ini, di mana dua nama, Marco Di Vaio dan Zlatan Ibrahimovic, menjadi yang terdepan.

Sampai saat ini, Di Vaio masih mengungguli perolehan gol Ibra. Penyerang Bologna ini telah mengoleksi 23 gol, atau unggul satu gol atas koleksi yang dimiliki Ibra.

Selama merumput di Seri A, keduanya belum pernah mendapatkan gelar capocannonieri. Pencapaian terbaik Di Vaio dalam semusim adalah ketika ia memperkuat Parma pada musim kompetisi 2001/02. Kala itu, ia mengoleksi 20 gol dalam satu musim.

Selanjutnya perolehan golnya pun menurun. Selama dua musim memperkuat Juve, ia hanya mampu menghasilkan 18 gol. Ia sempat bertualang ke luar Italia dengan membela Valencia dan Monaco, tetapi akhirnya kembali lagi pada tahun 2006 untuk memperkuat Genoa.

Di sini ketajamannya juga belum kembali. Barulah ketika ia bermain untuk Bologna pada 2008 kesuburannya kembali. Di Vaio seperti menemukan kembali dirinya di masa lalu.

Sementara bagi Ibra, musim ini juga merupakan musim tersuburnya di Seri A. Sebelumnya, raihan tertingginya hanyalah sampai pada angka 17. Catatn tersebut diraihnya pada musim lalu, ketika Alessandro Del Piero tampil sebagai pencetak gol terbanyak dengan 21 gol.

Ada satu hal menarik jika menyangkut capocannonieri. Di sini kerap muncul penyerang-penyerang gaek yang akhirnya malah menjadi pemain tersubur. Sebut saja Igor Protti pada tahun 1996, Dario Hubner (2002), Cristiano Lucarelli (2005), dan terakhir Del Piero (2008).

Jika melihat fakta unik tersebut, Di Vaio bisa dibilang sedikit "diuntungkan". Usianya kini sudah mencapai angka 32, sementara Ibra baru 27.

Kini Seri A hanya tinggal menyisakan dua pekan lagi. Waktu untuk membuktikan siapa yang paling tajam semakin sempit. Baik Di Vaio dan Ibra pun harus memanfaatkannya dengan baik.

Jika perolehan gol keduanya malah mandek, bukan tak mungkin ada nama lain yang bakal menyalip, dan dia adalah Diego Milito. Sejauh ini Milito telah mencetak 20 gol atau tertinggal tiga gol di belakang Di Vaio. ( roz / a2s )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar