Selasa, 19 Mei 2009

Dunia Bukan Dilanda Krisis Ekonomi, Tapi Ekonomi Reset





Jakarta - CEO Microsoft Steve Ballmer menilai perekonomian dunia yang lunglai sejak akhir tahun lalu bukan merupakan indikasi dari krisis ekonomi. Dedengkot Microsoft ini menilai, situasi tersebut lebih menjurus kepada ekonomi reset. Maksudnya?

Menurut Kertapradana Subagus, EPG Major Account Manager Microsoft Indonesia yang mengikuti seluruh agenda meeting Ballmer ketika berkunjung ke Indonesia, Ballmer mengatakan bahwa saat ini kita bukan sedang mengalami krisis ekonomi dimana ekonomi naik, turun dan kemudian naik lagi.

"Beliau lebih memilih untuk menggunakan kata 'economic reset' dimana ekonomi turun dan ...tetap turun," ujar Kertapradana dikutip detikINET dari blognya yang juga dipublikasikan di Facebook.

Alhasil, lanjutnya, perusahaan harus mulai dari awal dan membangun kembali kesuksesan-kesuksesan yang pernah mereka dapatkan di waktu sebelumnya. Jadi, nantikan masa pemulihan yang perlahan dan cukup menyakitkan, terutama di AS dan Eropa.

Indonesia Bisa

Ballmer juga mengatakan bahwa berbeda untuk Indonesia, negara ini terlihat lebih menjanjikan dibandingkan negara lain di APAC. Pasalnya, pemerintah Indonesia masih memperkirakan adanya pertumbuhan ekonomi positif di tahun 2010. Ia pun mengakui kekuatan Indonesia terhadap guncangan ekonomi tersebut.

Demografi Indonesia dikatakan terdiri dari kelas atas yang berjumlah kecil, kelas menengah yang berjumlah medium dan masyarakat yang terdapat di bawah piramida ekonomi yang berjumlah besar.

"Adalah merupakan gerakan dua kelas berikutnya yang akan menghantar kita pada pertumbuhan Indonesia yang telah lama dinantikan. SteveB percaya bahwa Indonesia akan mencapai ini (pada saat saya masih menjabat sebagai CEO Microsoft)," tutupnya. ( ash / faw )

kenapa bangsa indonesia dulu lebih unggul
Tahukah Anda?
Ini adalah perbedaan besar antara anak SMU jaman Sukarno Hatta dengan anak SMU sekarang.
1. Di masa penjajahan Belanda, seorang anak SMU (HBS, Hogere Burger School) menguasai 4 bahasa sekaligus, Belanda, Inggris, Perancis, dan Jerman.
2. Selama tiga tahun masa sekolahnya diwajibkan membaca minimal 25 buku sastra kelas dunia dari 4 bahasa itu.
3. Mereka diwajibkan membuat sekurang-kurangnya 100 tulisan, baik ilmiah maupun karya sastra.
Lihat buku-buku besar bacaan Sukarno-Hatta waktu masih di HBS di file "Rahasia Keunggulan Para Tokoh Besar". Menguasai bahasa asing, seperti Inggris, berarti menguasai bahasa ilmu pengetahuan dunia. Menguasai 4 bahasa, berarti mempunyai akses dan menyerap ilmu pengetahuan besar jauh lebih banyak.

Bagaimana anak Indonesia sekarang?
Menurut budayawan Taufik Ismail (Kompas, 4 Desember 2007), anak-anak sekarang paling hanya membuat 1 tulisan setahun. Jumlah bacaannya pun sudah begitu sedikit, dan mungkin mereka tidak pernah sekalipun pernah membaca buku dalam bahasa Inggris, apalagi bahasa lainnya. Dan harga buku sekarang juga sangat mahal, selain itu akses pada buku-buku pengetahuan yang bagus pun sangat terbatas. Dan jangankan menguasai 4 bahasa sekaligus, 1 bahasa Inggris saja sekarang sudah pas-pasan.

Tahukah Anda ?
Salahsatu kunci Kebangkitan Eropa, Renaissance, adalah penemuan Mesin Cetak Gutenberg. Akibat Mesin Cetak ini, buku menjadi jauh lebih murah dan mudah didapat di seluruh Eropa. Apa hasilnya? Ini menciptakan terjadinya Revolusi Besar terhadap akses Eropa kepada seluruh pengetahuan terunggul dunia. Seluruh Eropa dilanda demam membaca, dan proses belajar serta kecerdasan Eropa akhirnya melampaui bangsa-bangsa lainnya. Eropa menguasai dunia.

Jepang di jaman kebangkitannya, Restorasi Meiji, mengimpor habis-habisan teknologi Revolusi Industri dari Barat (Eropa dan Amerika). Tapi sebelum itu, mereka mengimpor habis-habisan beragam buku tentang peradaban Barat, sejarah, proses pembelajaran, sains, dan teknologinya. Dengan pengetahuan yang luas, penyerapan teknologi baru di Jepang jauh lebih mudah. Mereka bahkan punya badan khusus untuk mempelajari buku-buku Barat, "Bansho Shiraibesho", Institut Penelitian Buku Asing.

Mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada umat manusia adalah ilmu, yang kemudian terangkum, dalam sebuah buku.

Bagaimana dengan orang-orang terbesar dalam sejarah dunia? Alexander the Great, Napoleon Bonaparte, Kennedy, Leonardo da Vinci, Einstein, Andrew Carnegie, Bill Gates, darimana sumber kekuatan dan pengetahuan unggul mereka?

Jadi apakah kebangkitan peradaban semata-mata adalah kebangkitan pengetahuan manusianya? Dan itu bisa mulai dilakukan dengan masalisasi pengetahuan unggul, lewat buku?

Catatan Sepakbola
Final Ideal Liga Champions

London - Final Liga Champions: Manchester United versus Barcelona. Dengan segala hormat kepada pendukung klub bagus lain, inilah final ideal yang diinginkan penggemar bola Eropa bahkan dunia.

Barcelona yang dianggap sebagai tim terbaik Eropa saat ini berhadapan dengan juara bertahan Liga Champions Manchester United. Keduanya juga sudah menjadi juara di liga masing-masing. Yang "kurang" adalah, kedua klub yang masuk dalam jajaran elit Eropa ini tergolong sedikit prestasinya di Liga Champions: Barcelona baru dua kali juara, MU tiga.

Antisipasi penggemar bola berpusar pada kenyataan bahwa Barcelona saat ini dianggap berkemampuan tekhnik terbaik di Eropa, sementara MU dianggap mempunyai variasi permainan paling lengkap. Kesamaan di antara keduanya adalah bernaluri menyerang. Tetapi bukan sekadar gaya permainan dan teknikalitas, sejarah kedua klub itu juga sama ramainya.

Mes que un club, bukan sekadar sebuah klub, semboyan Barcelona. Memang sejarah Barcelona adalah sejarah perlawanan, sejarah keteguhan sikap, sejarah kemerdekaan berpikir, bagian dari sejarah perlawanan warga Catalan atas dominasi Spanyol yang menjadikan mereka sebagai "hanya" bagian dari sebuah negara.

Sejarah politik mencatat bagaimana warga Catalan tidak pernah benar-benar bisa menerima diri mereka sebagai bagian dari Spanyol seutuhnya. Bahkan hingga kini. Lewat Barcelona -- klub Catalan paling sukses -- walau di tingkat "Real Politik" mereka kalah, warga Catalan merasa leluasa terus mewujudkan perlawanannya.

Itulah sebabnya pertandingan melawan Real Madrid yang dianggap sebagai perwujudan penjajah Spanyol karena dulu merupakan klub kesayangan diktator Spanyol Jenderal Franco, membawa aura tidak sekadar pertandingan sepakbola, tetapi lebih dalam lagi.

Di awal tahun 1970-an ketika Rinus Michels datang ke Barcelona dan kemudian diikuti Johan Crujff memperkenalkan Total Football. Sistem dengan segala kerumitan dan tuntutan teknikalitasnya yang sangat tinggi.

Barcelona di bawah Michels hanya memenangkan La Liga tahun 1974, tetapi yang pertama sejak tahun 1960, dan Copa del Rey tahun 1978. Namun yang lebih penting lagi adalah gaya permainan mereka dianggap lebih superior dari saingan berat mereka, Real Madrid. Barcelona dianggap memainkan sepakbola yang sesungguhnya. Catalan boleh terjajah tetapi mereka merasa memenangkan nilai moral, setidaknya dalam sepakbola ini.

Terjadilah kemudian simbiosis mutualistis. Barcelona menemukan bentuk permainan yang mereka ingin mainkan dan memberikan harga diri moral, lalu pada gilirannya menjadi murid paling disiplin dalam memegang teguh sistem ini, di luar Belanda tentunya. Barcelona enggan untuk melepas kemenangan moral itu apapun taruhannya.

Tak heran kalau puluhan pemain Belanda pernah bermain di Barcelona. Selain Rinus Michels, tercatat Louis Van Gaal, Frank Rijkard, dan tentu saja Johan Crujff sempat menjadi pelatih di klub ini. Semuanya kental dengan konsep bermain Total Football.

Kesebelasan Barcelona yang bermain sekarang adalah turunan langsung dari sepakbola jaman Michels ini. Pep Guardiola, pelatih Barcelona sekarang, adalah kapten Barcelona saat mendominasi La Liga tahun 1990-an dan ketika mereka memenangi Liga Champions pertamanya di tahun 1992. Pelatih Barcelona saat itu tak lain dan tak bukan adalah Johan Crujff, si anak emas sistem Total Football.

Pep Guardiola tak segan untuk mengakui bahwa ia hanya sekadar meneruskan apa yang dipelajarinya dari Crujff. Menekan tanpa henti dan menyerang tanpa sendatan, apapun situasinya apapun kondisinya. Posisi pemain memang tak selentur dalam Total Football, tetapi cetak biru bahwa setiap pemain bertahan bersama, menyerang bersama, menyempitkan bidang serang lawan, dan memanfaatkan lebar lapangan untuk membangun serangan tetap dipegang teguh.

MU adalah klub yang juga memegang filosofi menyerang sebagai senjata utamanya. Sebutan Red Devils atau 'Setan Merah' mempunyai sejarah yang panjang, sepanjang sejarah klub itu sendiri.

Berawal dari klub bernama Newton Heath di seperempat akhir abad 19, mereka mendapat julukan 'The Heathen'. Konon sebutan Red Devils berasal dari kata heathen ini. Karena walau Heathen berarti pemain dari Newton Heath, tetapi heathen di kamus juga berarti mereka yang menentang Tuhan, karenanya setan. Ketika di awal abad 20 mereka memutuskan untuk mengganti seragam mereka menjadi merah, para penonton yang melihat permainan mereka yang berlari dan kesetanan menyerang tanpa henti, mengatakan seperti menonton setan itu sendiri yang berseragam merah, red heathen—red devil—setan merah. Julukan itu lekat walau Newton Heath telah berubah menjadi Manchester United.

Para pengurus klub sejak awal, atau setidaknya setelah berganti nama menjadi Manchester United, bermaksud untuk menghadirkan permainan menyerang dan tontonan yang menghibur, setia dengan julukannya sebagai Setan Merah. Manchester sebagai salah satu kota industri terbesar dunia dipergantian abad 20 memerlukan hiburan massal yang murah untuk penduduknya, dan MU ingin menyediakan hiburan itu. Satu lagi yang mereka inginkan: merekrut sebanyak mungkin pemain lokal.

Kalau di Rinus Michels Barcelona menemukan orang yang menyuntikkan kemenangan moral yang mereka dambakan, Manchester United menemukannya di Sir Matt Busby di tahun 1950-an.

Sir Busby menjaga nyawa sepakbola menyerang tetapi juga memperkenalkan keseimbangan. Pada dasarnya pertahanan yang kuat diperlukan untuk membangun serangan yang bagus dan serangan tidak dibangun dengan hanya asal menyepak bola sejauh mungkin ke garis pertahanan lawan dan menyerahkannya kepada duo striker yang biasanya tinggi besar, tapi lamban dan kecil namun cekatan. Serangan bisa dilakukan dengan menyusur tanah memanfaatkan pemain tengah dan sayap yang bagus dan bertenaga.

Tetapi sekali lagi harus ada keseimbangan, pemain bertahan tugas utamanya adalah bertahan, pemain tengah melindungi pemain bertahan dan mengalirkan serangan, pemain depan mencetak gol. Konsep konservatif sepakbola ini harus dipegang dengan disiplin tinggi, demikian Sir Matt Busby.

Sir Busby adalah salah satu pelatih di Inggris yang kemudian juga memperkenalkan konsep serangan balik mematikan lewat umpan cepat menyusur tanah memanfaatkan presisi umpan dan (atau) kecepatan pemain sayap, persis seperti yang ditiru Sir Alex Ferguson saat ini. Tentu diperlukan pemain yang bagus untuk mengeksekusi konsep serangan seperti ini karena kadang jendela waktu untuk melakukan serangan ini hanya sekitar 40 detik maksimum dari gawang ke gawang. Gol ketiga Cristiano Ronaldo ke Arsenal di semifinal Liga Champions yang hanya lewat sembilan sentuhan dan dibawah 30 detik adalah contoh paling mutakhir.

Dengan memanfaatkan jaringan gereja Katolik di Manchester, MU bukan klub keagamaan tetapi hirarki kepemilikan dan pelatihan dulunya adalah penganut Katolik yang taat, Sir Busby mendapat pasokan pemain berbakat lokal. Hasilnya adalah tim Busby Babes pertama yang dipuja tidak hanya di Inggris tetapi juga Eropa, tetapi sayangnya tidak sempat memenuhi potensinya karena kecelakaan pesawat di Muenchen tahun 1958. Busby Babes kedua tidak sehebat yang pertama tetapi mengantar MU menjadi klub Inggris pertama yang memenangi Piala Champions tahun 1968.

Sir Matt Busby menjadi dewa di MU dan bukan kebetulan kalau klub ini selalu menjaga cetak biru permainan yang diletakkan olehnya. Apalagi Alex Ferguson adalah salah satu pengagumnya dan mengaku menjaga tinggalan gaya permainan Busby adalah sebuah kewajiban baginya.

Barcelona vs Man United? Kalau keduanya setia dengan gaya permainan mereka, setia dengan perjalanan sejarah mereka, benar-benar akan menjadi final impian.


--

MU Terbaik Musim ini: Vidic

Manchester - Manchester United kembali memenangi Liga Inggris. Siapa pilar terbaik skuad 'Setan Merah' musim ini? Bukan pemain terbaik pilihan asosiasi pemain (PFA) Ryan Giggs, melainkan Nemanja Vidic.

Bek tengah asal Serbia itu terpilih sebagai Player of the Year, baik berdasarkan voting fans MU melalui situs resminya, maupun atas rekomendasi para pemain Red Devils.

Penganugrahan itu dilakukan di Old Trafford hari Minggu (17/5/2009) malam waktu setempat, atau sehari setelah MU memastikan gelar juara Premiership, walaupun kompetisi masih tersisa satu pekan.

Atas prestasi itu Vidic berhak mengoleksi trofi Sir Matt Busby Player of the Year dan piala Players' Player. Saat menerimanya, ia pun tentu saja mendapat standing ovation dari hadirin.

"Saya merasa terhormat. Luar biasa sekali bisa mendapatkan penghargaan-penghargaan ini, mengingat setiap hari saya bermain dengan banyak pemain berkualitas di sini. Terima kasih buat kalian, fans, dan rekan-rekan setim," ucap pria 27 tahun itu dalam sambutannya.

Bagaimana Ronaldo, adakah penghargaan interen buat dirinya? Ada. Dia kebagian anugrah Goal of the Season, lewat gol jarak jauhnya di leg kedua babak perempatfinal Liga Champions bulan lalu. Tahun lalu bintang Portugal itu memperoleh tiga penghargaan.

Pada kategori lain, Federico Macheda memenangi Jimmy Murphy Academy Player of the Year, sebuah penghargaan untuk pemain tim muda atas performanya di semua level di musim ini. Pemuda Italia itu mencuat berkat dua gol krusialnya bersama tim pertama MU di Premiership.

Sementara itu polling detiksport menghasilkan Ronaldo sebagai pemain terbaik MU di musim ini. Dari total 1.184 jumlah suara, ia mendapatkan 582 atau 49,16 persen. Pemain terbaik pilihan asosiasi pemain (PFA), Ryan Giggs, di tempat kedua dengan 15,29%, disusul Vidic (19,93%), Wayne Rooney (10,22%), dan Rio Ferdinand (5,24%)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar