Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
* Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
* Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya
walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.
* Saat kau menyukai seseorang dan berada disisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?"
* Saat kau menyayangi seseorang dan berada disisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku memelukmu?"
* Saat kau mencintai seseorang dan berada disisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...
* SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata "Sudahlah, jangan menangis."
* SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
* CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis dipundakmu sambil berkata, "Mari kita
selesaikan masalah ini bersama-sama. "
* SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,"Ia sangat cantik dan menawan."
* SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
* CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,"Buatku dia adalah anugerah terindah
yang pernah Tuhan berikan padaku.."
* Pada saat orang yang kau SUKA menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
* Pada saat orang yang kau SAYANG menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
* Pada saat orang yang kau CINTAI menyakitimu, kau akan berkata,"Tak apa dia hanya tak tau apa yang
dia lakukan.."
* Pada saat kau suka padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
* Pada saat kau sayang padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
* Pada saat kau cinta padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...
* SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
* SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
* CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.
* SUKA adalah hal yang menuntut.
* SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
* CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.
Mengembangkan Key Performance Indicators
Mengelola kinerja perusahaan (managing corporate performance) secara efektif barangkali merupakan salah satu kiat kunci untuk melesatkan bisnis ke arah yang kian menjulang. Dalam konteks inilah, pengembangan key performance indicator yang sistematis makin dirasa sebagai sebuah kebutuhan yang nyaris tak terelakkan.
Key performance indicators (atau sering disingkat KPI) sejatinya memang sebuah elemen vital dalam setiap proses pengelolaan kinerja perusahaan. KPI sendiri merupakan serangkaian indikator kunci yang bersifat terukur, dan memberikan informasi kepada kita sejauh mana kita berhasil mencapai sasaran kinerja yang dibebankan kepada kita.
Ada sejumlah catatan penting yang mungkin kudu dicermati manakala kita hendak menerapkan sistem manajemen kinerja karyawan berbasis KPI. Disini kita akan mendiskusikan tiga catatan diantaranya.
Catatan yang pertama, harus diakui tidak mudah mengidentifikasi KPI secara tepat untuk setiap posisi yang ada. Ada sejumlah posisi yang mudah menyusun KPI-nya, seperti orang di bagian pemasaran, penjualan ataupun bagian produksi. Namun agak tricky untuk mengembangkan KPI orang-orang di bagian support atau administrasi. Semisal apa sih KPI yang cocok untuk seorang sekretaris (jumlah senyuman kepada atasan dalam sehari? Atau jumlah kesalahan dalam menyusun agenda perjalanan sang bos?).
Idealnya, setiap perusahaan bisa menyusun semacam katalog KPI untuk semua posisi yang ada didalamnya (saya sendiri tengah menyusun katalog KPI ini secara rinci untuk semua posisi yang ada di perusahaan, dan kalau sudah selesai, barangkali bisa dipublikasikan secara gratis melalui blog ini). Sebagai misal, KPI untuk bagian penjualan/pemasaran tentu saja volume penjualan, atau jumlah kunjungan ke prospek, atau brand image index, dan sejenisnya. Untuk bagian SDM, contoh KPI yang lazim misalnya durasi proses rekrutmen, tingkat turn over karyawan, skor kepuasan pegawai, ataupun level produktivitas karyawan.
Catatan yang kedua, sesungguhnya yang tak kalah penting adalah menyiapkan sistem monitoring pencapaian KPI. Banyak perusahaan yang telah menyusun KPI dengan cukup baik namun mandek di tengah jalan lantaran absennya sistem pendukung dan monitoring yang baik. Sebagai misal, perusahaan sudah memiliki KPI mengenai skor kepuasan karyawan, namun ternyata mereka tidak memiliki tools untuk mengukurnya.
Atau contoh lain, bagian IT memiliki KPI mengenai rata-rata durasi perbaikan desktop, namun mereka tidak memiliki tabel monitoring untuk mencatat berapa lama rata-rata proses perbaikan mereka. Contoh lainnya lagi, sebuah bagian memiliki KPI mengenai jumlah komplain pelanggan yang bisa diselesaikan dengan tuntas; namun kemudian lupa mengembangkan mekanisme untuk mengukur proses itu. Atau bahkan definisi dan kriteria “diselesaikan dengan tuntas” ini juga tidak ada deskripsinya seperti apa.
Contoh diatas menunjukkan betapa pentingnya sistem monitoring dan pendukung untuk mendokumentasikan data realisasi KPI. Hanya dengan dukungan skema monitoring inilah, pencapaian KPI setiap bulan atau setiap triwulan bisa dikelola dan dikendalikan dengan optimal.
Catatan ketiga, tanpa sistem monitoring yang baik, pengembangan kinerja pada akhirnya bisa berujung pada apa yang saya sebut sebegai “KPI Gaming”. Atau permainan KPI. Dan biasanya gaming ini rentan terjadi pada bagian-bagian support function atau bagian administrasi. Harus diakui dimensi KPI untuk bagian-bagian ini biasanya bermuara pada dua hal yakni : tingkat akurasi penyusunan laporan (misal laporan keuangan, laporan administrasi karyawan, data penjualan, atau laporan akuntansi) dan ketepatan waktu penyusunan laporan.
Nah tanpa sistem monitoring yang rapi, data pencapaian KPI untuk dua hal diatas bisa diisi dengan sekenanya. Alhasil, yang sering terlihat data pencapaian KPI mereka cenderung selalu “bagus” (misal tingkat akurasi selalu 100%, dan ketepatan waktu selalu dinyatakan on time; padahal kriteria ketepatan waktu sendiri mereka mungkin belum punya standarnya yang baku). Jika demikian yang terjadi (dan saya sering melihatnya), maka skor KPI bagian-bagian support dan administrasi selalu cenderung tinggi (rata-rata selalu diatas 95!).
Demikianlah, tiga catatan ringkas mengenai proses penerapan manajemen kinerja berbasis KPI (key performance indicators). Saya kira jika tiga elemen diatas bisa dicermati, diatasi dan kemudian dikelola dengan tekun, maka tentu ini akan memberikan sumbangan yang besar bagi peningkatan kinerja bisnis.
You can not manage what you can not measure. Jadi kalau pekerjaan Anda tidak bisa diukur dengan baik (melalui KPI), boleh jadi itu pertanda organisasi atau kantor Anda tidak dikelola dengan baik.
Zona Degradasi
Sisakan Satu Pendamping
Sebelum kick-off jornada 37 mentas serempak pada Sabtu (23/5), sebanyak sembilan tim berpotensi terdemosi ke Segunda A Division. Sejak musim 2001/02, tak pernah muncul skenario sepelik ini di mana belum ada satu pun korban jatuh saat kompetisi tinggal menyisakan dua pekan.
Sesuai urut kacang dari posisi terbawah, dan memang pas dengan prediksi, Recreativo Huelva dan Numancia akhirnya terjun bebaslebihdulu . Dituntut menangagar selamatatau setidaknyauntuk memperpanjang na pas, keduanya justru menuai kekalahan.
Hasil mengecewakan Numancia bisa dimaklumi mengingat Los Rojillos alias Si Merah tampil away di rumah Getafe, klub yang juga tengah menghindari zona merah. Gol tunggal Roberto Soldado pada menit ke-60tak bisa dibalas. Bahkan Geta bisa unggul 2-0 jika Cosmin Contra sukses mengeksekusi penalti di injury time.
“Perasaan kami hancur,” begitukataPacheta mengawali konferensi pers di Coliseum Alfonso Perez, seperti dikutip Marca. “Dari dalam hati yang terdalam, sayabang g a dan harus mengucapkan terima kasih pada para pemain. Terlepas dari relegasi ini, seluruh komponen klub telah memberikan yang terbaik,”ucap sang entrenador yang menggantikan Sergio Kresic, medio Februari lalu , itu .
Dengan kekalahan ke-22 sepanjang musim tersebut, Jose Barkero dkk. dipastikan kembali berkelana di Segunda Asetelah baru promosi di awal tahun kemarin. “Kami sudah harus memikirkan perihal apa yang kudu diperbaiki pada kampanye musim mendatang,” kata Pacheta lagi.
Kerangka serupa tampak juga sudah harus di pi kirkan oleh Recre. Menyusul kekalahan 0-1 di Nuevo Colombino, kandang sendiri, Javi Guerrero cs. wajib menerima realita spahit ,yakni mengakhiri perjalanan tiga musim beruntun di divisi elit e pascapromosi mereka sebagai kampiun Segunda 05/06.
El entrenador Lucaz Alcaraz, yang mengisi tempat Manolo Zambrano sejak Oktober 2008, mencoba merefleksikan kiprah di musim ini. “Recre memulai musim dengan buruk. Setelah itu, beberapa pemain seperti Camunas dan Adrian menderita cedera panjang. Di laga ini kami mengera h kan segala kemampuan, tapi gagal menang,” ujar Alcaraz.
Hilangnya dua personel mengartikan bahwa tersisa satu tempat lowong. Berdasarkan hasil simultan weekend kemarin, ada lima kandidat yang siap mendampingi Recre dan Numancia. Secara matematis, Osasuna (40), Sporting Gijon (40), Real Betis (41), Getafe (41), dan Real Valladolid (42)masih mungkin turun kasta.
Partai tersengit bisa dipastikan muncul di Manuel Ruiz de Loperasaat Betis menjamu Valladolid. Nilai penuh bagi Betis sama dengan selamat. Jika sampai seri, Gijon dan Osasuna siap mendongkel. Maklum, ketika menjamu Recre, Gijon bisa diuntungkan status calon lawan yang sudah terdegradasi. Sementara itu, Osasuna pun bisa kembali menambah poin penuh karena Real Madrid sudah tak butuh angkalayaknya Barcelona ,yang “mengalah” 0-1 pada Osasuna di Camp Nou. (Sapto Haryo Rajasa)
--
Edin Dzeko
Kisah Sukses Korban Perang
Felix Magath tidak perlu berpikir dua kali saat merekrut Edin Dzeko dari FK Teplice pada musim panas 2007. Ia membutuhkan atlet dengan fisik kuat sebagai mesin gol Wolfsburg dan yakin bomber yang memiliki tinggi 192 centimeter itu adalah sosok paling tepat. Dua tahun kemudian, prediksi Magath menjadi kenyataan. Bersama Grafite, Dzeko menjelma sebagai duet bomber paling ganas di Bundesliga.
Edin Dzeko, tidak mengenal kata menyerah. (Foto: AFP)
Dzeko lahir di Sarajevo, Bosnia, pada 1986. Di usia yang masih sangat belia, ia harus bertahan hidup di tengah perang Bosnia, yang berlangsung dari 1992 hingga 1995.
Namun, di tengah penderitaan, justru Dzeko kecil tumbuh menjadi sosok yang tangguh. Sosok yang tidak mengenal kata menyerah saat menghadapi kesulitan.
“Ketika saya masih anak-anak, saya harus mengalami masa-masa sulit. Setiap hari kami harus menahan lapar karena tidak punya cukup makanan. Kami juga harus siap berlari serta bersembunyi setiap kali ada serangan bom. Bukan masa-masa yang indah,” kenang Dzeko.
“Saat itu, saya merasa sangat takut dan sering menangis. Tapi, ketika perang usai, saya akhirnya bisa mewujudkan impian menjadi seorang pesepak bola profesional,”ujarnya.
Dzeko memulai karier sepak bola di Bosnia bersama FK Zeljeznicar. Karena memiliki fisik yang kuat dan mampu menjelajah ke seluruh sudut lapangan, ia lebih sering ditugaskan sebagai seorang gelandang.
Dzeko mulai melakoni peran sebagai penyerang saat hijrah ke FK Teplice pada 2005. Ia mampu mencetak 16 gol dalam 43 penampilan bersama klub tersebut.
Prestasi yang membuat kubu Wolfsburg rela merogoh kocek sedalam empat juta euro atau saat ini setara dengan 57,4 miliar rupiah demi memboyong Dzeko ke Volkswagen Arena pada musim panas 2007.
“Edin Dzeko merupakan tipe striker yang dibutuhkan klub ini. Bukan hanya karena dia punya talenta dan fisik yang luar biasa, tetapi juga karena dia tidak egoistis. Selain itu, Edin juga punya tembakan akurat, sundulan berbahaya, plus tahu apa yang harus dilakukan saat menerima bola,” demikian penilaian Magath seperti yang dimuat dalam situs pribadi Dzeko.
Seorang diri, Dzeko mencoba mengadu nasib di negara asing. Dengan menepis rasa kesepian, cowok yang mengaku belum punya kekasih itu berusaha keras meraih sukses bersama The Wolves.
Bukan sekadar beradaptasi dengan gaya sepak bola Jerman, Dzeko juga rajin mempelajari bahasa Jerman. Ia beranggapankemampuan bahasa asing sangat berguna demi menunjang kariernya.
"Bahasa Jerman lumayan sulit, tetapi saya tidak menyerah. Saya ingin menguasai bahasa Jerman secepat mungkin agar bisamemahami ucapan pelatih dan mengerti keinginannya tanpa harus mendengarkan penjelasan penerjemah,"papar Dzeko.
Di sisi lain, Dzeko juga tergolong dekat dengan Magath ketimbang pemain Wolfsburg lainnya. Penyerang bernomor punggung sembilan itu selalu mendengarkan kata-kata sang arsitek tim.
TerbuktiDzeko menjelma sebagai super striker berkat arahan Magath. Bahkan ia mampu dua kali mencetak hattrick sepanjang Bundesliga 2008/09saat menghadapi Hoffenheim (2/5) dan Hannover (16/5).
Sebagai catatan, Dzeko merupakan satu-satunya pemain yang pernah membukukan hattrick bagi Wolfsburg.
Mimpi Jadi Kenyataan
Puncaknya, Dzeko berhasil mengantarkan Wolfsburg meraih gelar juara Bundesliga untuk pertama kalinya pada akhir musim 2008/09.
“Benar-benar sulit dipercaya,” ucap Dzeko.
“Saat menginjakkan kaki di Jerman dua tahun silam, saya tidak pernah berpikir kami akan mampu merengkuh gelar Deutscher Meister. Tapi, perkiraan saya meleset dan kini kami akan merayakannya dalam beberapa hari ke depan,”ucapnya.
Bersama Grafite, Dzeko pun menyandang status sebagai mesin gol Wolsfburg musim ini. Keduanya bahkan berhasil mencetak rekor sebagai pasangan bomber tersubur dengan total 54 gol, 26 di antaranya dibukukan Dzeko.
Mereka berhasil mengalahkan prestasi duet legendaris Muenchen, Gerd Mueller dan Uli Hoeness, yang menorehkan 53 gol pada musim 1971/72 dan 1972/73.
“Mencetak gol adalah hal menyenangkan, tetapi menyumbangkan gelar bagi klub tetap lebih penting,” tutur Dzeko.
Ya, Dzeko menjadi seorang mega bintang di tangan Magath. Sayang, mulai musim 2009/10 sang mentor sudah beranjak dari Wolfsburg untuk menangani Schalke.
Walau mengaku masih kerasan merumput bersama Wolfsburg, Dzeko tidak bisa menutupi kegalauan hatinya pasca kepergian Magath.
"Situasi di tim berubah sejak Felix Magath memutuskan pergi. Mungkin sudah saatnya bagi saya untuk mulai memikirkan pilihan-pilihan yang ada di depan mata," ujarnya.
Apa pun pilihan yang diambil Dzeko di masa depan, ia akan tetap dianggap sebagai pahlawan bagi suporter Wolfsburg. (Michael Dickhaeuser)
DATA DIRI
-----------------------
Nama Lengkap: Edin Dzeko
Lahir: 17 Maret 1986 di Sarajevo, Bosnia
Kewarganegaraan: Bosnia-Herzegovina
Posisi: Penyerang
Postur: 192 centimeter/80 kilogram
Status: Lajang
Prestasi: Juara Bundesliga 2008/09 (Wolfsburg)
Karier Klub
2003 - 2005 FK Zeljeznicar 40/5
2005 - 2007 FK Teplice 43/16
2007 - ... Wolfsburg 60/34
Karier Tim Nasional
2007 - ... Bosnia-Herzegovina 17/12
Selimut Kenangan
Edin Dzeko sudah menyimpan keinginan menjadi seorang bintang lapangan hijau sejak masih anak-anak. Tapi, di tengah situasi perang, sulit baginya untuk mewujudkan impian tersebut.
Jangankan bergabung dengan akademi sepak bola seperti yang dilakukan kebanyakan pemain sepak bola pada awal karier mereka, berlatih di halaman rumah pun menjadi hal yang mustahil karena serangan bom mengancam setiap saat. Satu-satunya benda yang membuat Dzeko enggan melepaskan impiannya adalah selimut bergambar logo klub AC Milan.
Selimut itu menjadi harta Dzeko paling berharga dan ia tidak pernah bisa tidur tanpanya. Baginya, Milan adalah klub terbaik di dunia.
Sah-sah saja jika hingga kiniDzeko masih berambisi untuk bergabung dengan I Rossoneri.
“Saya tahu Chelsea sudah melakukan pendekatan dengan agen dan pihak Wolfsburg. Tapi, impian saya adalah bermain di Liga Italia. Saya ingin memperkuat AC Milan atau Juventus,” ucap Dzeko seperti dilansir situs Goal.
Bukan tidak mungkin impian tersebut bakal segera menjadi kenyataan. Faktanya, Milan termasuk salah satu klub yang dikabarkan tergiur meminang Dzeko pada bursa transfer musim panas 2009, selain Chelsea dan Manchester United.
Jika transfer tersebut terealisasi, Dzeko berjanji akan memenuhi kamarnya dengan berbagai merchandise Milan.
"Dahulu orang tua saya hanya mampu membelikan selimut bergambar Milan. Tapi, jika saya benar-benar menjadi bagian dari Milan, kamar saya tentu akan dipenuhi berbagai benda yang berhubungan dengan Milan," ungkap Dzeko. (wta)
Rajin Baca E-mail
Sejak diluncurkan sekitar satu tahun silam, situs pribadi Edin Dzeko tidak pernah sepi pengunjung. Apalagi ketika sosok ujung tombak Wolfsburg asal Bosnia-Herzegovina itu meroket sebagai salah satu bomber paling produktif di Liga Jerman.
Bahkan Dzeko mengaku menerima puluhan surat elektronik alias e - mail dalam satu hari. Sayang, ia tidak bisa membalas semuasurat yang masuk karena kesibukannya sebagai pesepak bola profesional.
“Saya ingin berterima kasih kepada seluruh penggemar yang telah mengirimkan surat atau e - mail. Maaf saya tidak bisa membalas semuanya karena saya juga punya kewajiban kepada klub,”tutur Dzeko dalam situs pribadinya.
“Meski begitu, saya membaca hampir semuasurat yang masuk. Sejujurnyasaya tidak mengira begitu banyak orang yang bersedia memberi dukungan kepada saya. Sungguh luar biasa dan hal-hal seperti inilah yang memotivasi saya untuk tampil lebih baik,”ujarnya.
Uniknya sebagian besarsurat elektronik yang diterima Dzeko berasal dari suporter FK Teplice, klub asal Republik Ceska yang pernah diperkuat Dzeko pada 2005 hingga 2007.
Sebagian hanya ingin memberi kabar tentang FK Teplice kepada Dzeko, tapi tidak sedikit pula yang memohon agar pemuda berusia 23 tahun itu bersedia kembali ke FK Teplice.
“Saya sangat bangga karena mereka masih mengingat saya. Kalau saya punya kesempatan, saya akan sangat senang jika bisa bermain lagi untuk Teplice dan beraksi di depan suporternya,” ujar Dzeko.
--
Tiket Terakhir LC
Kian Mengarah ke Atletico
Ketika tirai Primera Division La Liga 2008/09 disingkap, akhir Agustus silam, manajemen Atletico Madrid membebani Javier Aguirre dengan selembar tiket menuju Liga Champion. Sembilan bulan berselang, 37 jornada terlewati, dan sederet permutasi mewarnai musim. Namun, Atleti masih bercokol di peringkat keempat.
Dalam bahasa sepak bola, posisi ini memiliki arti kelolosan ke LC musim depan meski tidak otomatis di fase grup , melainkan harus lewat putaran play-off. Kepastian memang masih harus menunggu hingga pekan pamungkas. Akan tetapi, mengingat lawan terakhir “cuma” Almeria ,yang tak lagi punya kepentingan, maka penyematan Atleti tinggal soal waktu saja.
Menoleh sedikit ke belakang, setidaknya sampai pekan ke-32, kesempatan Los Rojiblancos bisa dibilang sangat tipis. Selain karena berposisi ketujuh di klasemen sementara, selisih nilai pasukan Vicente Calderon pun berjarak cukup jauh dari Villarreal dan juga Valencia.
Namun, bermodal lima kemenangan beruntun, zona LC yang tak pernah lagi ditembus sejak pekan ke-16 itukembali bisa dipijak. Kemenangan terakhirdipetikpadaSabtu (23/5)saat Los Colchoneros bertandang ke San Mames, kandang Athletic Bilbao, dan pulang membawa skor telak 4-1.
“Sepak bola sungguh tak bisa diprediksi. Kami butuh level permainan yang lebih tinggi untuk menangdan kami mampu,” ujar Abel Resino, seperti dilansir situs resmi klub. “Kami jelas telah menapak jauh. Kendati begitu, ini tak akan bermakna jika kami tak mampu menyelesaikan tugas pekan depan,”sebut lelaki yang mengisi pos el entrenador pascapemecatan Aguirre, awal Februari laluitu .
Kemenangan besar Atleti ini t ak lepas dari trigol Diego Forlan di 15 menit terakhir. Kala itu, kedudukan sempat imbang 1-1 setelah Raul Garcia dan Etxeita membagi skor. “Dia (Forlan) adalah anak yang ambisius. Dia bekerja keras untuk seluruh timdan juga bisa muncul sebagai pembeda hasil akhir,” kata Resino lagi.
Secara matematis, posisi Atleti masih mungkin dikejar Villarreal. Berkat hasil gemilang di El Madrigal, El Su b m arino Amarillo berhasil menyudahi perlawanan Valencia 3-1. Sepasang gol Joseba Llorente dan gol tunggal Canihanya bisa dibalas David Villa. Villarreal pun menguntit dengan selisih dua poin (64-62).
“Kami tampak sudah bisa bangkit setelah tersungkur di Liga Champion. Mungkin kami kurang beruntung, tapi saya puas dengan hasil overall musim ini. Sekarang pikiran kami tertuju pada Mallorca, di mana kami harus menang sambil berharap (Atletico kalah),” u cap Manuel Pellegrini, pelatih Villarreal, pada As.
Di saat Si Kapal Selam Kuning menyandarkan asa pada hasil Atleti, Deportivo la Coruna juga berharap bisa mendepak Los Ches dari zona Europa League. Pekan depan, skuad Riazor butuhke menang anatas Barcelonadan mengharapkan Valencia kandas dari Bilbao di Mestalla.
Sulit memang. Tapi ,seperti penegasan Resino, bahwa sepak bola tak bisa ditebak, maka apa pun masih mungkin terjadi. Yang sudah bisa “ditebak” adalah kepastian Sevilla di posisi ketiga klasemenberkat kemenangan 1-0 atas Deportivo. (Sapto Haryo Rajasa)
Kamis, 28 Mei 2009
Suka, cinta, sayang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar