1) Your heart beats faster when you hear their name
2) Your body melts when you are in their arms
3) They are the only one that you want to be with
4) No one else is even worth looking at
5) You would walk 3 miles in the snow just to see them
6) You will do everything in your power to make them happy
7) When someone asks for your number, you say "you can call my boy/girl friend and get it from them
Cool When every romantic thing makes you think of them
9) When you cry when you won't see each other for a while
10) You go to sleep thinking about them
11) You wake up thinking about them
12) You want to spend every moment with them
13) You don't mind if all they want to do is cuddle
14) Silence doesn't bother you
15) They are not only your lover, but also your best friend
16) You can tell them anything
17) You can go to the movies and actually WATCH the movie
1Cool They are always there for you
19) They are there when times are rough
20) When you say, "I LOVE YOU" and mean it...
Tadi ceritanya aku lagi asik nge-Google dalam rangka bernarsis-narsis ria, mencari tahu seberapa terkenalkah nama Ivan Prasetya di dalam dunia maya ini dan aku mendapati ternyata namaku disebut-sebut di kompas.com!!! Terkenal juga yach hehehe. Ternyata, penulisan namaku tersebut terkait dengan surat pembaca yang pernah aku tulis di sini dan tanggapannya ditulis di sana :
Berikut adalah cuplikannya:
Dengan hormat,
Sehubungan dengan keluhan pelanggan dengan nomor 62898680xxxx atas nama Bapak Ivan Prasetya di website KOMPAS.com tanggal 16 Maret 2009, kami telah menghubungi dan memberikan penjelasan kepada pelanggan yang bersangkutan. pemasalahan ini telah diselesaikan dengna baik dan pelanggan telah mengerti penjelasan yang diberikan.
Sebagai operator GSM yang sangat memperhatikan kepuasan para pelanggannya, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh Bapak Ivan dan mengucapkan terima kasih atas masukkan yang telah disampaikan. Kami juga terus berupaya untuk selalu meningkatkan pelayanan guna memberikan fasilitas telekomunikasi GSM yang memberikan nilai tambah.
Apabila Bapak Ivan memiliki masalah ataupun kritik dan saran mengenai layanan kartu ˜3", silahkan menghubungi kami ke 123 dari Kartu ˜3" atau ke nomor 089644000123 dari PSTN dan operator lain, serta melalui email ke 3care@three.co.id.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
SB. Diah Pudjiastuti
Hutchison CP Telecommunications
Jakarta
Sebenarnya surat di atas sifatnya hanya menanggapi keluhanku saja, tetapi tahukah kalian apa yang sebenarnya dia lakukan?! Pertama-tama dia meneleponku menjelaskan duduk perkara atas hilangnya pulsa Three-ku. Sebenarnya pulsaku telah dikembalikan, tetapi ketika CS-nya memberikan penjelasan, tentunya aku jadi merasa diperhatikan oleh perusahaan. Tak berapa lama setelah aku menutup telp, tiba-tiba ada sms masuk memberitahu bahwa aku berhasil melakukan pengisian pulsa sebesar sekian puluh ribu rupiah. Mulanya aku menyangka ada orang yang salah mengisi pulsa dan memasukkannya ke nomerku, tetapi tak lama kemudian telp-ku berbunyi lagi. Ternyata atas ketidaknyamanan yang aku rasakan, pihak Three memberikan compliment berupa pulsa gratis kepadaku. Walaupun tadinya aku merasa kecewa kepada Three, tetapi mungkin sekarang aku bisa berubah menjadi pelanggan yang setia, karena aku telah yakin bahwa Three merupakan provider yang bisa dipercaya.
Cerita lainnya datang dari Gramedia PVJ. Sebenarnya aku cukup sering berbelanja di sana. Mungkin setiap minggunya aku berbelanja minimal 2 buku di sana (padahal dalam 1 bulan juga paling cuman beres baca 2 buku aja). Bulan itu, mungkin merupakan bulan paling sial dalam hidupku. Kenapa?! Karena selama sebulan penuh aku harus bolak-balik ke sana hanya untuk menukarkan buku yang cacat.
NB: Kalo ada yang belom tau, di Gramedia itu bisa koq buker buku yang cacat, asalkan disertai dengan bon pembelian. *promosi*
Bulan itu, setiap minggunya aku beli 2 buku di sana, dan sialnya, setiap minggunya pula entah kenapa selalu aja ada 1 buku yang cacat. Terpaksa dech bolak balik ke sana nuker itu buku. Kalo biasanya orang laen nuker buku kan harus disertai bon, tetapi karena sudah terlalu seringnya ke sana, si CS-nya jadi uda kenal, aku sich ga pake bon juga gpp haha.
Minggu pertama sampai ketiga berjalan biasa aja. Aku yang tadinya kesel karena bukunya banyak yang cacat, karena fasilitas boleh nuker itu jadi merasa lega sedikit. Sampai pada kejadian minggu ke-4 aku nuker buku:
Mbak, ini bukunya cacat lagi. Mau dituker. Tapi bon-nya gatau ilang kemana.
Oh boleh, Mas Ivan!!! Sebentar yach saya ambilkan dulu bukunya yang baru *Loh?! Si mbak koq hafal namaku sich, padahal kita kan ga perna kenalan secara resmi haha.
Beberapa saat kemudian dia datang lagi membawa buku baru.
Mas Ivan, bukunya bole saya buka? Mau saya periksain aja takut ada halaman yang cacat, nanti kasian Mas-nya bolak-balik teruz ke sini.
Oh boleh, Mbak!!! Terima kasih yach.
Dengan tindakan seperti itu, pelanggan yang tadinya kecewa mungkin bisa berubah menjadi pelanggan yang loyal. Singkat cerita, selanjutnya pelayanan Gramedia PVJ sangat memuaskan buatku. Mereka pernah meneleponku mengabarkan ada buku baru yang sangat laku (Brisingr) dan menanyakan apakah mau dibooking dulu atas namaku dan dititipkan di informasi atau tidak. Mereka juga pernah meneleponku meminta pendapat tentang suatu acara yang hendak mereka gelar, mending digelar di Hotel Horison atau di Sabuga. Di sini mereka mencoba membuat bagaimana agar pelanggan dapat merasa menjadi bagian dari perusahaan dan hal tersebut tentunya dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.
Cerita lainnya aku dapatkan dari Singapore Airlines. Alkisah pada saat itu ada seseorang yang hendak pulang dari Singapore ke Indonesia naik Singapore Airlines, tetapi entah kenapa penerbangannya tersebut harus ditunda keesokan harinya. Mengingat orang ini ada kerjaan di Indonesia, pastilah ia mencak-mencak kepada Singapore Airlines. Dia sudah berencana sesampainya di Indonesia ia akan komplain habis-habisan itu perusahaan penerbangan.
Dan benar saja, sesampainya di Indonesia ia menceritakan tentang semua pengalamannya bersama Singapore Airlines. Jika Anda tahu, orang ini bernama Hermawan Kertajaya. Ia, yang tadinya berencana untuk mencak-mencak, sekarang justru berubah malah memberikan word-of-mouth yang positif untuk Singapore Airlines. Loh, koq bisa?!
Ternyata, untuk menunggu keterlambatan keberangkatan pesawatnya tersebut, di Singapore ia diberi fasilitas kamar hotel yang lumayan mewah, ditambah lagi pemberian uang saku yang nilainya lumayan untuk belanja. Hahaha. Hoki banget tuch si perusahaan penerbangan karena ia telah membuat seorang Hermawan Kertajaya loyal dan menyebarkan berita ini ke mana-mana, sehingga dapat membuat pelanggan lainnya semakin loyal saja terhadap Singapore Airlines.
Hal yang serupa juga mungkin dapat kita temui di Mc Donald beberapa waktu yang lalu Mc D menggunakan jam pasir sebagai penghitung waktu selama 1 menit Jika pesanan kita datang lebih dari 1 menit, maka kita akan mendapatkan kentang goreng/minuman/Mc Flurry, dsb. Umumnya, konsumen akan merasa kecewa jika mereka mendapatkan pelayanan yang lama, tetapi uniknya, ternyata di sini konsumen lebih memilih agar mereka dikecewakan oleh Mc Donald.
Sebenarnya masih ada beberapa contoh lainnya seputar masalah membuat customer yang kecewa menjadi customer yang loyal, tetapi pada intinya sama saja. Ketika customer Anda kecewa, cobalah untuk mendengarkan keluhan mereka lalu berikanlah penjelasan secukupnya kepada mereka, atau jika perlu Anda memberikan kompensasi ganti rugi atas ketidak-puasan mereka. Mungkin customer Anda tetap akan merasa kecewa, tetapi yakinlah bahwa di dalam hatinya mereka akan melihat bahwa perusahaan Anda sangat memperhatikan dirinya. Dan suatu saat nanti mereka akan berbalik menjadi pelanggan Anda yang loyal. Karena, ketika pelanggan Anda cerewet, itu tandanya mereka sayang terhadap perusahaan Anda. Tetapi pelanggan yang biasa-biasa saja, ketika mereka kecewa, mereka tidak akan basa-basi lagi dengan Anda, tetapi langsung meninggalkan perusahaan Anda.
--
Darren Fletcher
Susul Keano-Scholes
Sir Alex Ferguson mengung-kapkan bahwa dirinya merasa pesimistis soal kartu merah yang diterima Darren Fletcher dalam laga 2nd leg semifinal Liga Champion kontra Arsenal. Kata sang gaffer, upaya banding yang dilakukan kubu Manchester United kepada UEFA pun hanya sebatas formalitas.
Darren Fletcher, urung menjajal final LC. (Foto: Getty Images)
“Kami telah melayangkan surat permohonan banding ke UEFA,” begitu kata Sir Alex akhir pekan kemarin seperti dikutip Reuters. “Terus terang kami sama sekali tak merasa optimistis. Namun, kami wajib melakukan hal ini untuk Darren. Ia harus mendapatkan kelayakan ini,” ujar Fergie tentang pengusiran gelandang andalannya itu oleh wasit Italia, Roberto Rossetti.
Awalnya pria Skotlandia yang telah menukangi The Red Devils selama 23 tahun ini memang menyayangkan keputusan pengadil yang memimpin pembukaan sekaligus partai puncak Euro 2008 itu. Akan tetapi, setelah menyaksikan tayangan ulang, ketegaran hati Fergie mulai melunak.
“Kami menyadari bagaimana sistem yang berlaku (di sepak bola). Secara jujur saya pun meyakini bahwa wasit telah melakukan keputusan yang tepat pada waktu itu. Dari sudut pandangnya, dan juga dari tempat saya berdiri, saya pikir penalti tersebut pantas diberikan,” kata Sir Alex lagi.
Jika dilihat dari perspektif United, pelanggaran yang dibuat Fletcher bisa dibilang merugikan. Pasalnya, tatkala kaki Fletcher naik terlalu tinggi guna menghentikan laju Cesc Fabregas, Si Setan Merah tengah unggul 3-0 (agregat 4-0). Laga di Stadion Emirates pun tinggal menyisakan 15 menit saja. Secara logika, rasanya The Gunners mustahil bisa mencetak empat gol dalam rentang ini.
Apa daya, pelanggaran yang seharusnya bisa dikategorikan sebagai professional foul –jika posisi United terancam– itu memaksa Fletcher absen di laga final versus Barcelona. “Dia sungguh anak yang tenang dan tidak emosional. Ia benar-benar bersikap dewasa meski tampak kecewa,” ucap Fergie.
Absennya Fletcher pun memunculkan kembali memori United di final LC 1998/99, di mana mereka harus kehilangan Roy Keane dan Paul Scholes akibat sanksi. Beruntung bagi kubu Old Trafford, hilangnya Keano-Scholes terbukti tak menghentikan laju Fergie’s babes menuju tahta Eropa. Bagaimana kali ini? (shr)
MEREKA GAGAL TAMPIL DI FINAL
-------------------------------------------------------------
Eric Abidal (Barcelona) LC 2008/09
Dani Alves (Barcelona) LC 2008/09
Pavel Nedved (Juventus) LC 2002/03
Roy Keane (Man. United) LC 1998/99
Paul Scholes (Man. United) LC 1998/99
Michael Ballack (Jerman) PD 2002
Laurent Blanc (Prancis) PD 1998
Claudio Caniggia (Argentina) PD 1990
Kamis, 14 Mei 2009
20 Signs Of True Love!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar