Keputusanku sudah final, aku tidak mau lagi berkarier sebagai bintang Film,dan sebagai penggantinya aku akan ikut suamiku ,membantunya melayani.
Inilah pernyataan mantan bintang film Colleen Evans. Waktu akan menikah dengan seorang pendeta di kota washington yang bernama Louis Evans, tawaran untuk bermain film masih berdatangan menghampiri wanita ini. Tetapi semua tawaran menggiurkan itu ditolaknya. Dia tetap pada keputusannya, mengikuti dan membantu pelayanan sang suami. Tidak terkira, betapa sulitnya dia melalui masa-masa peralihan itu.
Empat tahun sesudah pernikahan mereka, Louis diminta untuk mendirikan jemaat baru di pinggiran kota Los Angeles. Diapun menerima tantangan itu. Gajinya tidak cukup menghidupi seorang isteri dan tiga anak yang masih kecil. Dia juga tidak mungkin menggaji seorang pembantu rumah tangga. Akhirnya Colleen yang mengambil alih semua pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, membersihkan lingkungan gereja dll. Setiap hari dia sibuk melakukan pekerjaan rutinnya. Rumah dan gereja mereka menjadi satu, sehingga dia merasakan beban berat mengikut suaminya. Rasanya ia tidak pernah beristirahat bahkan dia tidak lagi sempat mencari ketenangan dan berdoa. Dia benar-benar sudah putus asa serta menyadari bahwa ia butuh pertolongan.
Pada suatu kesempatan mereka berlibur keluar kota dan merenungkan kembali keadaan yang membuatnya kehabisan tenaga.
Begitu ia "bebas"dari tugas-tugas rutin di lingkungan rumah dan gereja, ia memutuskan sungguh-sungguh berdoa mencari penyelesaian atas masalahnya.
Ada tiga masalah yang diserahkan Colleen kepada Tuhan Allah:
1.Ia merasa seperti budak/babu didalam rumahnya sendiri karena begitu banyak pekerjaannya. Mana mungkin seorang ibu sekaligus menjadi babu, tukang masak, tukang cuci, isteri dan pengawas gereja?
2.Setiap hari Ia diganggu oleh suara telepon yang tak henti-hentinya berdering dan kedatangan tamu-tamu gereja dan teman-teman.
3.Ia ingin saat teduh setiap hari tetapi bagaimana mungkin ia mampu menyisihkan waktu untuk itu?
Karena kesungguhannya berdoa, dia mendapat jawaban Tuhan akan keluhan-keluhannya dari Alkitab yang bagaikan makanan bagi jiwanya.
Colleen berkata :"Ia tidak memanjakan saya atau meniadakan segala masalah yang saya hadapi tetapi Ia mengajarkan bagaimana setiap masalah itu bisa saya atasi dengan menuntut kekuatan dari Tuhan sendiri."
Inilah jawaban yang diberikan Tuhan kepadanya:
1.Mengenai melayani,atau menjadi babu dirumahnya sendiri.
"Aku menghendaki agar anak-anakKu melayani sesamanya dalam segala hal.(Markus 10:43) Terimalah tugasmu. Yang penting ialah kesediaanmu untuk menerimanya dan selebihnya Aku yang akan mengatur. Terutama sekali,janganlah merasa kasihan terhadap diri sendiri." Yesus sendiripun menganggap kedatanganNya adalah untuk melayani semua manusia.(Markus 10:45)
2.Mengenai terlalu banyak pekerjaan, jawabanNya ialah: Pekerjaan yang terlalu banyak,tidak pernah membuat seorang mengalami gangguan syaraf. Yang membuat beban terus terlalu berat adalah kekuatiran akan hari esok. Minta kekuatan kepadaKU hari lepas hari, berdasarkan janjiKU....Selama umurmu kiranya kekuatanmu."(Ulangan 33:25) Dan belajarlah untuk sekali-kali menolak. Tanyakan dirimu,"Apakah ini kehendak manusia saja,atau kehendak Allah Bapa?"
3.Tentang gangguan-gangguan dalam pekerjaan, Yesus menganjurkan agar ia mengikuti contoh yang diberikanNya. Seringkali Yesus merindukan ketenangan tetapi Ia menanggapi setiap gangguan bukan dengan penolakan atau kekesalan, melainkan dengan menerima setiap gangguan itu sebagai kesempatan untuk mengajar dan menolong orang-orang yang datang. (Markus 6:31-46). Dia mengerti keadaan anda, karena Dia sendiri sudah mengalami yang lebih parah. Tuntutlah pertolonganNya dalam menangani setiap gangguan dalam pekerjaan sesuai dengan caraNya.
Mencari waktu teduh: Adanya anak-anak kecil dalam rumahtangga, memang hampir tidak memungkinkan kita menikmati waktu teduh yang panjang. Karenanya siap-siagalah untuk memanfaatkan setiap menit yang lowong buat berdoa. Yang menjadi pertanyaan ialah:Apakah saudara sungguh-sungguh berdoa? Tuntutlah janji Allah ini bagi ketenangan hati sebab Tuhan tidak menghendaki kekacauan,tetapi damai sejahtera..(1 Korintus 14:33)
Kini, bertahun-tahun sesudah itu, telah banyak bukti bagaimana Doa penagihan yang dipanjatkan Colleen Evans, diberkati dengan berlimpah-limpah.
"There ain't no free lunches in this country. And don't go spending your whole life commiserating that you got the raw deals. You've got to say, 'I think that if I keep working at this and want it bad enough I can have it.' It's called perseverance."
Lee Iacocca
Businessman and Former CEO of Chrysler
--
"It is a lesson which all history teaches the wise, to put trust in ideas, and not in circumstances"
Ralph Waldo Emerson
1803-1882, Essayist, Philosopher and Poet
Jumat, 08 Mei 2009
COLLEN EVANS DAN DOA PENAGIHAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar