Kamis, 29 April 2010

TIPS Keluar Dari Cengkraman Kemiskinan


By Kevin Wu*



Sebuah harian sore nasional yang terbit di Jakarta pada
15 Agustus 2003 menulis begini tentang Hari Dharmawan, pendiri Matahari
Departemen Store;

“Saya menyebut Hari Dharmawan sebagai ”The Legend”. Saya
kira ia pantas disebut seperti itu karena prestasi bisnisnya selama 40 tahun
lebih. Ukuran yang sederhana bisa kita pakai untuk melihat sukses Hari adalah
semua orang mengenal Matahari sebagai jaringan ritel raksasa di Indonesia. Kata
matahari bukan saja diasosiasikan sebagai sumber cahaya dan energi, tetapi juga
sebuah ritel yang ada di mana-mana. Kini, meski sang legenda sudah 62
tahun, tetapi geloranya dalam menyampaikan gagasannya masih seperti orang muda.
Saya kira, semangat bisnisnya juga masih menggelora seperti bicaranya. Saya
melihat Hari Dharmawan seperti seorang yang tidak pernah kering energinya. Hal
seperti inilah saya kira yang membuatnya sukses, di samping kecerdasan, kerja
keras, dan merintis usaha ini dari kecil sekali.”



Siapa yang tak kenal Departement Store Matahari? Ritel
untuk kalangan menengah atas ini berada di 86 lokasi yang sebagian besar
tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surbaya, Medan, dan
Jogjakarta. Ritel ini termasuk yang paling diminati masyakarat karena kualitas
barang dan harga jual yang bersaing. Melalui PT. Matahari Putra Prima
Tbk, perusahaan yang menaungi Matahari, Hari juga mengelola 45 hypermart dan 90
timezone, arena bermain untuk anak-anak. Bahkan pada 2003, Hari mendirikan
ritel yang sangat unik, Value Dollar, sebuah ritel yang semua barangnya dijual
dengan harga Rp5.000.



Kerja keras dalam merintis usaha, energi yang melimpah,
semangat yang tak pernah padam, dan kecerdasan merupakan aset pribadi yang maha
penting untuk mencapai sukses. Tak ada keberhasilan yang dapat diraih tanpa
kerja keras dan semangat pantang menyerah. Apalagi jika usaha dirintis dari
nol. Jangan pernah berharap dengan usaha dan kemauan yang sedikit, akan
dihasilkan sesuatu yang besar yang mendorong Anda untuk sukses. Jika seorang
petani tidak bekerja keras untuk merawat padi yang ditanamnya, dia mungkin akan
gigit jari karena sebelum masa panen tiba, padi telah rusak diserang hama.



Quality
Implementation (QI) Person yang merupakan bagian dari prinsip besar QI Leadership,
mengajarkan, untuk sukses, kita harus menginvestasikan aset kita, baik yang
berbentuk uang (materi), waktu, diri kita sendiri, dan orang-orang di sekitar
kita. Mengapa waktu, diri kita, dan orang-orang di sekitar kita perlu
diinvestasikan juga?



Jika kita menginvestasikan waktu kita, maka kita akan
berfikir bagaimana caranya menggunakan waktu dengan sebaik mungkin, sehingga
tak semenit pun terbuang sia-sia dan tidak mendatangkan manfaat bagi hidup
kita, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Ingat, tujuan orang
berinvestasi adalah mendatangkan keuntungan dari apa yang ditanamkan. Maka
jadikan waktu Anda sebagai aset yang dapat mendatangkan keuntungan bagi Anda,
yakni sukses. Hari Dharmawan telah memberitahukan caranya, yakni dengan bekerja
keras, sehingga sehingga Matahari menjadi salah satu ritel terbesar di Tanah
Air.



Bagaimana cara menginvestasikan diri sendiri?

Tuhan menganugerahi kita dengan akal, kecerdasan,
kekuatan, pengetahuan, dan sebagainya. Gunakan potensi-potensi ini untuk
membuat Anda sukses. Caranya, tentu saja, manfaatkan potensi tersebut untuk
hal-hal yang dapat mendorong Anda mencapai sukses itu, dan tinggalkan prilaku
atau kebiasaan yang justru akan menjerumuskan Anda pada jurang kegagalan. Jika
kita merujuk pada biografi Hari, sang Legenda itu menggunakan kecerdasannya
untuk menciptakan ide-ide brilian yang membuat perusahaannya berkembang dan
terus berkembang. Anda pun bisa seperti itu.



Menginvestasikan orang-orang di sekitar Anda?

Oho, jangan bingung, karena siapapun yang berada di sekitar
Anda merupakan aset yang dapat mendorong Anda untuk sukses. Jika Anda bergaul
dengan orang-orang yang sukses, Anda akan termotivasi untuk seperti mereka.
Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang gagal, urakan, dan berengsek …? Hmm
…. Maka penting bagi Anda untuk menginvestasikan kehidupan sosial Anda pada
lingkungan yang tidak mendorong Anda pada kehidupan yang akhirnya hanya akan
merugikan diri Anda. Namun demikian ingat petatah petitih ini; “Penting
bagi Anda untuk mengenal orang yang telah sukses. Namun lebih penting lagi jika
orang itu mengenal Anda dan tahu bahwa Anda memiliki kredit point yang bagus”.
Mengapa? Jika Anda mengenal orang yang sukses dan orang itu tahu Anda termasuk
tipe orang yang plus plus, maka bukan mustahil dia akan mengundang Anda ketika
dia membutuhkan partner kerja.



Hasil akhir yang berkualitas dimulai dari implementasi
yang berkualitas (Quality implementation / QI).

*Kau Dengan Gunung Mu, Aku Dengan Gunung Ku*

ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom

*fotografer, penulis & grafik desainer*

*“Begitu banyak orang takut akan persaingan. Ini aneh. Karena permulaan
kehadiran kita didunia ini dimulai dalam sebuah proses persaingan. Mungkin
kita dapat belajar dari sebuah proses pembuahan. Sel sperma yang
berjuta-juta itu harus bersaing sedemikian rupa untuk membuahi satu sel
telur. Mereka harus berlomba berenang begitu cepat, berebut untuk mengawini
satu sel telur tersebut. Dan yang kuat, cepat, tangguh akan keluar sebagai
pemenang”*

Demikianlah uraian yang berulang kali ku dengar dari salah seorang ulama
yang sangat terkenal, guru sekaligus seseorang yang sangat kukagumi. Tapi
kalau boleh jujur, aku tidak terlalu sependapat dengannya. Uraian beliau
tentang persaingan kuanggap tidak seratus persen benar.

*Mengapa ?*

Aku dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang memelihara sebuah persaingan
sebagai budaya tak terlepaskan dari kehidupan mereka. (Siapa sih yang tidak
? Aku rasa kita semua mengalami nasib yang sama).

Mula-mula di dunia pendidikan. Sebagian besar dari kita terbiasa/terpaksa
belajar dan memperoleh prestasi, seolah-olah seperti dalam sebuah arena
persaingan. Juara satu, dua dan tiga. Ranking sepuluh besar. Kebiasaan ini
diteruskan dalam dunia kerja, baik dunia profesional maupun bisnis.

*Tips dan trick memenangkan kompetisi.*

*Kiat mengalahkan pesaing.*

*Cara mengetahui strategi Competitor.*

*Sebelas langkah untuk segera dipromosikan.*

*Seratus jurus untuk melampaui karir atasan Anda di kantor.*

Kepala ini sudah terlanjur terdoktrin tentang dengan hal-hal seperti itu
sehingga hampir tidak ada lagi yang berani bertanya : apakah semua ini
mutlak benar ? Benarkah segalanya begitu terbatas ? Benarkah hidup ini tidak
menyediakan kecukupan untuk semua orang ? Benarkan TUHAN yang sangat tidak
terbatas itu sedemikian miskin, sehingga kita ‘ditakdirkan’ harus saling
sikut, saling rampas, adu cepat, adu licik, main dukun, sogok sana sini
hanya atas nama memenangkan persaingan. Sementara DIA diatas sana berdiri
sebagai wasit –sang pengadu domba- mengganjari para pemenang dan menertawai
pecundang-pecundang malang.

Kontradiksi dengan semuanya itu. Bukankah sedari kecil kita juga telah
sering mendengar pengajaran-pengajaran sebagai berikut :

“Mungkin bukan rejeki kita”

“Sudah menjadi rejeki dia”

“Rejeki itu sudah kita bawa ketika kita lahir”

“Setiap manusia sudah punya rejeki masing-masing”

“Menjemput rejeki”

“Rejeki tidak mungkin tertukar”

“Iri hati kita tidak menambah atau mengurangi rejeki orang lain”

Periksalah seluruh kitab suci di atas muka bumi ini dan temukan sebuah ayat
tentang persaingan. Tentang betapa sedikitnya kemampuan TUHAN memberikan
rejeki pada umat-NYA. Tentang betapa terbatasnya segala sesuatu. Dari
sanakita akan mendapat gambaran yang jauh berbeda dengan dunia yang
didalamnya
kita sudha bernafas sejak kecil.

Lalu dari mana doktrin ini berasal ? Apakah pendapat dunia sekuler telah
begitu mencemari kita ?

Kita tahu bahwa ada dua jenis manusia didunia ini. Mereka yang beriman dan
mereka yang berotak. Ini tidak berarti orang-orang beriman tidak memiliki
otak sama sekali dikepala mereka, atau begitu juga sebaliknya mereka yang
berotak sama sekali tidak memiliki iman dihati mereka. Ini hanya sebuah
istilah yang ingin menggambarkan “tentang apa yang mendominasi kehidupan
mereka sehari-hari”.

Bagi mereka yang mengagung-agungkan otak, lebih percaya hanya kepada apa
yang mereka lihat, alami dan pelajari. Namun kaum beriman –yang seringkali
bersandar pada hati- menaruh kepercayaan pada apa yang tidak kasat mata.
Janji TUHAN, pahala, dan lain sebagainya.

Kedua golongan ini saling berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan
lain. Mungkinkah diktat besar mengenai persaingan kemudian ditandatangani
disini, lalu diterima sebagai sebuah kebenaran turun temurun ?

Kita belajar karena ingin menduduki ranking tertentu atau bahkan lebih parah
dari itu : karena takut tidak lulus dan takut tidak memenuhi syarat
pekerjaan di masyarakat. Hanya segelintir orang yang belajar karena rasa
ingin tahu yang tulus.

Ingin mendapat pendapatan atau jabatan yang lebih tinggi. Bisnis yang lebih
hebat. Uang yang lebih banyak. Lalu mulai bermanuver, politiking,
si-sa-si-ji-sa-si : sikut sana sini, jilat sana-sini. Apakah pendekatan
‘memberikan yang terbaik dan berkarya sehebat mungkin’ sudah terlalu kuno
dan kurang efektif lagi ?

Bukankah ‘memperbaiki diri’ adalah salah satu takdir yang harus kita penuhi
? Bahwa orang yang keadaannya sama saja dengan hari kemarin adalah
orang-orang yang merugi dan bahwa orang-orang yang keadaannya lebih buruk
dari kemarin adalah orang-orang terkutuk ? Sama sekali bukan alasan siapa
menang dan siapa kalah. Siapa yang mendapat dan siapa yang terpaksa
menyerahkan.

Lalu untuk apa kita belajar, memperoleh gelar Prof, Dr., SH, S. Kom, MBA,
MSI, TKW, HIV ? Untuk apa seluruh daya upaya, pengorbanan, keringat,
strategi, riset, kreatifitas dan usaha yang telah kita dikerahkan ?

*Untuk menggali tambang emas gunung rejeki kita masing-masing ! *

Itu juga berarti, sama sekali tidak menjadi masalah jika kita saling
membantu, saling sokong, saling memberi informasi rahasia, saling
menyumbangkan tips dan trik, karena kita tidak sedang berebutan menggali
satu gunung rame-rame, tapi yang kita lakukan adalah menggali gunung rejeki
kita masing-masing, yang sudah ditentukan TUHAN menjadi bagian kita sejak
kita lahir.

Saling jegal ? Buat apa !?

Itu hanya sebuah pemborosan energi yang sudah pasti membuat pekerjaan
menambang emas kita masing-masing jauh lebih lambat dari kecepatan
sebenarnya. Lebih jauh dari itu, hanya merupakan kegiatan yang mengotori
hati nurani dan mengundang hal-hal buruk terjadi pada hidup kita.

Sedikit banyak ini merupakan kabar baik bagi para pencundang, bahwa ternyata
masih begitu banyak harapan dalam hidup ini. Sebaliknya merupakan kabar
buruk buat mereka-mereka yang selama ini membusungkan dada, karena merasa
telah mengalahkan banyak orang dalam hidupnya. Bahwa ternyata kemenangan
yang mereka raih adalah palsu. Para pemenang palsu ini berlari kesetanan
padahal tidak ada yang mengejar mereka. Menggali membabi buta, padahal yang
mereka gali adalah gunung mereka sendiri, yang tidak mungkin diganggu gugat
oleh siapapun. *Oooh poor fake winner*…

Bahkan Sun Tzu dalam strategi perangnya mengatakan secara implisit bahwa
musuh yang sebenarnya ada dalam diri kita. Sehingga seorang jenderal perang
yang ceroboh, akan terbunuh. Penakut, akan tertangkap. Lekas marah, akan
mudah terprovokasi dan mereka yang begitu sensitif akan kehormatan akan
dengan mudah dipermalukan. Bukankah itu semua ada dalam diri kita ? Dengan
kata lain yang membuat kita terbunuh, tertangkap, marah, dan dipermalukan
adalah diri kita sendiri dan sama sekali bukan orang lain. Jadi pemenang
sejati adalah mereka yang mengalahkan bagian dari diri mereka yang buruk dan
sama sekali bukan mengalahkan orang lain.

*Jadi bagaimana membuat persaingan tidak relevan lagi ? *

Agak sedikit berbeda dengan pendekatan yang Blue Ocean Strategy tawarkan
(ada baiknya jika kita kembali kepada kebenaran awal, takdir mula-mula
manusia) bahwa : kau berhadapan dengan gunung rejeki mu dan aku berhadapan
dengan gunung rejeki ku.

*Otomatis persaingan menjadi sangat tidak relevan lagi.*

Apakah perenungan ini valid ? Apakah ini sebuah kebenaran yang terlupakan
atau lamunan iseng keblinger dari orang yang baru hidup sepertiga abad ?
Semuanya kembali kepada diri kita masing-masing tetapi apapun itu :
“Terjadilah sesuai dengan iman mu !!!” atau dalam bahasa lain “TUHAN adalah
seperti prasangka hamba-NYA”.

Oh iya ada sesuatu yang hampir saja terlupakan. Mengenai analogi sel sperma
dan sel telur diatas.

Mungkin ada baiknya jika kita melihat dari sudut pandang berbeda. Yaitu
sudut pandang sel telur. Bahkan satu sel telur tidak perlu merasa kuatir
akan sel sperma untuknya, karena TUHAN telah menyediakan berjuta-juta sel
sperma, yang tanpa diminta berenang dan berusaha membuahinya.

Pola pandang seperti ini memang cenderung ganjil dan nyeleneh.

Tapi paling lewat pola pandang seperti ini berakibat

hidup menjadi begitu luar biasa,

sesama yang selama ini dipandang sebagai ancaman, berubah menjadi partner
yang menyenangkan,

hati yang semula bergejolak dalam pertempuran yang tidak perlu kini mengalir
teduh dan

TUHAN dimuliakan karena ketidakterbatasan kemampuan BELIAU menyediakan
segala sesuatu untuk semua.

*What a wonderfull world !*

*What an abundance life !!*

*What an exciting journey !!!*

Sulit menerima kelebihan & kesuksesan orang lain adalah "miskin mental". Selama kita memelihara terus "jiwa kerdil" itu, sukses yang akan kita peroleh pun akan terbatas!

Jika dibandingkan dengan harta kekayaan, berapa pun besarnya, tentu POTENSI DIRI dan KEHIDUPAN KITA saat ini memiliki nilai yang jauh lebih berharga.

Ingat: selama kita memiliki kehidupan, tubuh yang sehat, hati nurani yang bersih, dan semangat juang yang luar biasa, setiap usaha kita niscaya akan diridhoi oleh Yang Maha Kuasa dan kesuksesan pasti dapat kita raih!!

Mari, t

KESAKSIAN BUDDHIST WANG CHING TAO MASUK KRISTEN

KESAKSIAN "BUDDHIST (BUDHA) "WANG CHING TAO" MASUK KRISTEN : " TIGA PULUH SATU LAWAN SATU"
(Diceritakan oleh : Pdt. I.M. Nordmo, Pemberita Injil di Tiongkok Utara)


Si cantik Wang Ching Tao hidupnya sangat berbahagia, ia anak dari seorang petani yang kaya. Lalu ia menikah dengan seorang pemuda yang kaya-raya dan tampan. Keduanya saling mengasihi dan saling membagikan kebahagiaan, benar-benar pasangan yang serasi.

Dari tahun ketahun mereka benar-benar dapat menikmati kebahagiaan bersama, namun nampaknya kebahagiaan ini tak boleh berlangsung terlalu lama. Serangan penyakit melanda Wang, dan sakit Wang bukanlah suatu penyakit yang mudah diobati, melainkan suatu penyakit yang sulit diobati. Seisi rumah berdukacita untuk malapetaka yang menimpa kedua sejoli itu.

Dari dokter sampai ke dukun-dukun terkenal malah sampai ke nujum mereka berusaha mencarikan obat untuk penyembuhan penyakit Wang, namun nampaknya usaha mereka tetap sia-sia. Tak ada perubahan apa-apa yang terjadi dalam diri nyonya muda ini. Sedang kondisi Wang sendiri makin hari makin lemah, seolah-olah tidak ada harapan lagi untuk kesembuhan tubuhnya. Oleh karena itu seorang Biku Budha mendatangi keluarga Wang, dan ketika melihat penyakit Wang semakin parah ia menganjurkan agar Wang semakin menjauhkan diri dari kesukaan dunia, bertarak daging serta menjalankan pelajaran sang Budha dengan benar-benar. Petani yang masih muda ini kini telah kehilangan akal, apapun yang terasa baik ia jalankan menurut keyakinan batinnya juga termasuk usul dari Biku tersebut. Apa saja yang dianggap baik asalkan istrinya yang sangat ia cintai mendapatkan kesembuhan, ia rela menjalankannya.

Maka mulailah istrinya menjalankan kebatinan, sedikit demi sedikit ia masuk ke dalam filsafat agama Budha dan menghampakan diri dari segala keinginan duniawi, bertarak makan terutama daging. Jarang sekali orang mengerti hal Nirwana dan karma yang berbelit-belit itu, namun dalam waktu yang singkat Wang dapat memahaminya. Sedikit demi sedikit ilmunya mulai berkembang sampai pada akhir kalinya iapun harus memutuskan hubungannya dengan suaminya tercinta serta anak-anaknya. Ia ingin menyerahkan diri sepenuhnaya pada sang Budha.

Betapa sedih suami dan anak-anaknya ketika Wang mengambil keputusan semacam itu, berarti mereka tidak lagi dapat berkumpul seperti waktu-waktu sebelumnya. Tak jauh dari rumahnya didirikan pura kecil, sebuah gedung baru khusus didirikan bagi sang Budha. Di tengah-tengah pura itulah didirikan patung dewa-dewa. Sedang patung patung lainnya membentuk lingkaran disekeliling ruangan itu, dan sebuah bilik kecil khusus bagi Wang sendiri. Di situlah ia menjalankan pertapaannya. Dalam bilik itu ada kang yang rendah dan sebuah meja kecil terbuat dari kayu. Sebuah kursi tak bercat semuanya berada dekat dinding sebelah utara, di meja kecil itu ada mangkuk tempat kemenyan.

Ketika semuanya telah siap, mulailah wanita itu menjalankan semedinya kurang lebih selama 10 tahun. Inilah permulaan hidup baru bagi Wang. Satu masa yang dipenuhi dengan perjuangan batin secara berturut-turut. Setiap kali ia menerima tantangan yang hebat, ia yakin ia dapat mengatasi atas bantuan roh sang Budha. Jiwanya terasa sangat lelah,berulangkali ia mengalami stres semacam itu. Segala keinginan hatinya ditekan sampai ia dapat mencapai tujuan yang hebat dan melakukan hal yang luar biasa. Dari tahun ketahun ia duduk bersila diatas kang, dan untuk pertama kalinya ia harus melayani diri sendiri, dalam pembakaran kemenyan, dan menaruh kemenyan ke meja kecil dalam puranya itu dan lain sebagainya.

Setelah beberapa waktu ia menjalankan sendiri, tak beberapa lama kemudian pura kecil itu ternyata bertambah penghuninya. Beberapa orang berkunjung ke Pura kecil itu, lalu beberapa di antara wanita-wanita itu akhirnya mengabdikan diri menjadi murid Wang. Wanita-wanita ini sangat mendambakan kesucian dan kehidupan secara hampa untuk mencapai Nirwana seperti halnya Wang sendiri. Wang mendapat julukan Chy yang suci karena pertapaanya telah mengundang perhatian banyak orang, mereka menyaksikan sendiri betapa khusuknya Chy dalam pertapaannya. Selain julukan di atas ia juga dianggap pimpinan yang keramat, bahkan pura itupun dianggap pura keramat. Kini tugasnya membakar kemenyan dan menyajikannya di meja pura dilaksanakan oleh murid-muridnya. Chy sendiri lebih khusuk bersila dalam pertapaannya dan memberikan filasafat kepada murid-muridnya.

Dua puluh tahun lamanya ia bertapa semacam itu tanpa berbaring sedikitpun. Inilah cara untuk mendapatkan derajat yang tinggi, daging dan lemak tak pernah terselit di antara giginya malah telur ia pantang. Menurut dia makin banyak pantangan makin dekatlah ia pada sang Budha. Caranya ia menyiksa diri, benar-benar sangat menakjubkan. Dari 20 tahun. 17 tahun ia duduk bersila tanpa berbaring tidur sekejabpun. Orang datang dari mana-mana berjiarah ke pura keramat itu. Kemasyuran tersebar diberbagai wilayah, bahkan dari Propinsi ke Propinsi. Nampaknya masyarakat bangga punya orang suci semacam dia.

Saat yang bersamaan Injil pun berkembang ke wilayah Barat yaitu desa Kao Kia Chy kurang lebih 2,5 mil jauhnya dari rumah Wang. Banyak orang menerima ajaran baru dan membakar berhalanya serta menerima Kristus. Diantaranya ada beberapa cucu Wang sendiri. Mereka inilah yang kemudian membawa berita Injil ke rumah keluarga Wang. Kebaktian terus-menerus diadakan, lebih hari lebih banyak yang diselamatkan, orang-orang sakit disembuhkan, dan yang baru sama sekali dibimbing melangkah menuju iman yang baru. Cerita perkembangan Injil inipun sampai ke keluarga Wang.

Kurang lebih dua setengah tahun saat Injil diberitakan di daerah Wang, tiba-tiba Wang terserang sakit yang keras, tujuh hari tujuh malam ia berbaring seperti mayat. Kalau saja ia tidak sedang menggenggam sebuah cermin pastilah ia disangka telah mati, dan pastilah upacara secara besar-besaran diadakan untuk menghormati jenazahnya, seperti biasa dilakukan upacara kematian terhadap orang-orang suci yang telah tiada, upacara air dan angin dan upacara keramat tertentu. Para imam dan murid-murid Wang berkumpul di depan pura kecil dekat bilik Wang, mereka membunyikan genta dan bunyi-bunyian lainnya sambil menghafal mantera. Dan beberapa kertas sembahyang di bakar untuk melunasi hutang yang telah mati atas perintah Yeh Wang ( si Raja Maut).

Inilah yang menentukan siksaan yang harus dijalankan oleh si mati, setelah siksaan selesai barulah manusia dapat menjalani hidup barunya. Namun pada hari ke tujuh tiba-tiba Wang bangkit lagi. Betapa gembiranya murid-murid Wang melihat guru yang dicintai hidup kembali. Mereka menganggap hutang telah terbayar dan telah terlunasi. Bagi Wang sendiri timbul keragu-raguan apa lagi ketika ia merasakan sakit sekali di bagian paha kanannya. "Barang kali pahamu diambil oleh Yeh Wang Chy", kata para pemuka Budha. Pemujaan yang sangat membosankan terpaksa harus diulangi sekali lagi. Ia harus dengan semangat baru.

Kertas-kertas sembahyang diletakkan dalam mangkuk sembahyang sebagi kurban sehingga apinya membumbung keseluruh ruangan. Matera-mantera diucapkan agar hutangnya cepat lunas. Dalam ucapan itu banyak biku Budha yang dirasuk roh-roh setan, mereka lalu mengadakan hubungan dengan dunia roh, udara menjadi pengap oleh bau dupa dan kertas sembahyang.

Penyakit Chy bukannya sembuh malah menjadi-jadi. Para Biku minta nasehat dewa-dewa. Dukun-dukun Prewangan yang telah siuman menyampaikan pesan dewa-dewa. Semua perintah dilaksanakan dengan sangat teliti namun penyakit Wang malah menjadi-jadi. Keluarga Wang berupaya mencari orang-orang pandai di segala penjuru untuk menolong Wang, namun semua usaha tetap sia-sia. Tak ada hasil yang dapat diharapkan. Karena lelahnya Wang sendiri terpaksa berdusta, ia katakan penyakitnya telah berkurang agar orang-orang itu pulang dan tidak terus membuat upacara-upacara yang membisingkan. Sepulang orang-orang itu Wang merasakan sakitnya tak tertahan lagi, ia sungguh-sungguh putus asa.

Seorang murid Wang memberanikan diri menghadap gurunya, "Chy yang mulia, dapatkah Chy memanggil orang Kristen, mereka mempunyai Allah yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit, kalau orang Kristen dipanggil saya yakin Chy akan sembuh. Banyak orang sakit sembuh oleh doa-doa mereka." Pemudi itu menatap gurunya dan menunggu dengan harap-harap cemas, maukah gurunya ini menerima usulnya ?

Mata Chy yang sayu menatap muridnya, ia malah ingin mendengar lebih bayak cerita mengenai orang Kristen itu, "Teruskan ceritamu," katanya serak.

"Chy kenal si tukang kayu itu bukan ? Ia telah dikabarkan mati oleh banyak orang, bahkan anaknya yang datang dari jauh pulang khusus untuk menghadiri upacara kematian ayahnya. Namun betapa terkejutnya ia ketika menemukan ayahnya justru segar bugar dan berjalan-jalan di kebunnya." Pemudi itu diam sebentar menantikan reaksi gurunya, gurunya mengangguk-angguk dan dengan isyarat menyuruh muridnya meneruskan ceritanya.

"Bahkan peti mati pun telah diserahkan kepada keluarganya untuk jenasah Kao, namun yang mati telah bangkit kembali berkat doa-doa yang dinaikkan orang-orang Kristen tersebut. Sekarang Kao dan anak buahnya sibuk mendirikan gedung milik orang kaya di sebelah Utara Gunung itu."

Cerita ini agaknya menyentuh hati Wang, memang muridnya yang satu ini pandai bercerita. Ia kenal siapa yang diceritakan muridnya ini, ia tukang kayu yang dikenal di wilayahnya, dan ia juga sudah mendengar tentang kematian si tukang kayu itu. Dan memang sangat mengherankan kalau sekarang ia hidup kembali.

"Banyak orang sakit yang disembuhkan oleh doa-doa orang Kristen, Chy," kata muridnya Chy. "Pasti Chy lebih banyak tahu dari pada saya ini," katanya pula merendah. "Chy tentunya juga kenal Wang si penderita kanker itu, juga Tai Shin yang lumpuh itu, lalu Ho yang buta itu. Oh, guru yang tercinta, sudilah guru mendengarkan tutur kata anakmu ini". Wang Chy mengangguk tanda setuju, ia kan mencobanya. Maka ia menyampaikan keputusannya pada suaminya.

Mendengar keputusan itu, suaminya segera menyampaikan keputusan ini pada cucunya menjemput ibu Chen agar orang Kristen segera mendoakannya. Sebelum bertobat ibu Chen seorang ahli nujum, nujum ibu Chen terkenal sampai ke wilayah. Undangan itu diterima dengan senang hati oleh ibu Chen, ia lalu pergi dan berlutut di tepi tempat tidur Chy yang tengah sakit. Allah benar-benar menjawab doa ibu Chen, secara ajaib Wang disembuhkan, rasa sakit pada pahanya hilang sama sekali.

Namun tidak semudah itu ia lalu beralih ke agama asing itu. Wang yang sudah puluhan tahun mengabdi pada sang Budha telah terlanjur lelap dalam kebudayaanya. Oleh karena itu tak heran kalau kini ia mulai merasakan kebimbangan yang sangat setelah ia disembuhkan. Apalagi orang mulai ramai membicarakan halnya karena ia mulai berpaling pada Allah asing itu. Mereka merasa malu kalau Wang bersikap semacam itu. Mengapa Wang tidak menghormati dirinya sendiri dan mau saja disembuhkan oleh Allah asing itu? Ini benar-benar merupakan penghinaan bagi dewa-dewa. Oleh karena itu Wang Chy harus meredakan kemarahan dewa-dewa dan mencucikan Pura dengan asap dupa. Oleh desakan anak buahnya Wang sendiri tidak keberatan melaksanakan, ia telah sembuh jadi tak ada lagi urusan dengan Allah asing itu.

Wang lalu menyediakan gulungan kertas sembahyang sebanyak yang diperlukan untuk pencucian puranya. Semua gulungan kertas diletakkan dalam mangkuk di meja persembahan. Pencucian dilaksanakan untuk membendung kemarahan dewa-dewa. Setelah selesai upacara pengikutnya pulang ke rumah meereka masing-masing dengan perasaan lega. Kehormatan mereka dan kehormatan pada Budha telah dipulihkan dan disucikan. Namun Wang sendiri setelah ditinggalkan, tiba-tiba merasakan kecemasan luar biasa. Rasa sakit pada pahanya kambuh lagi. Ia menyesali perbuatannya, mengapa ia begitu bodoh, ia telah menipu Allah orang Kristen. Jelas Allah tidak menghendaki persembahan dan penyembuhan pada berhala, karena hal semacam ini justru melawan Allah.

Sekali lagi Wu Tsung Chen diberi kabar, agar ia sudi datang lagi untuk mendoakan dirinya. Chen tidak menolak, ia datang kembali untuk mendoakan Wang yang sakit. Kasih Allah sangat besar. Allah kembali menjamah Wang. Setelah ia didoakan rasa sakitnya hilang. Namun ketika Chen pulang, murid-muridnya sekali lagi mendesaknya agar ia melakukan penyembahan dewa-dewa. Wang tak bisa menolak permintaan murid-muridnya, ia melaksanakan saja permintaan murid-muridnya. Namun baru saja melaksanakan pemujaan terhadap dewa-dewa rasa sakitnya kembali kambuh, dan rasa sakit yang sekarang nampaknya lebih hebat dari yang sudah-sudah. Wang kini insaf kepada Allah orang Kristen, ini sungguh besar kuasanya dan tak dapat dipermainkan. Ia merasa sangat bodoh, dan dengan rendah hati sekali ia mengundang Chen untuk mendoakannya. Ibu Chen yang merasa dipermainkan tak mau lagi datang. Wang tidak saja mempermainkan dirinya namun ia telah mempermainkan Allahnya dengan nyata-nyata. Oleh karena itu ia menolak mendoakan Wang sekali lagi.

Suami Wang tidak berputus asa, ia segera pergi ke Yaosi mendatangi Penginjil yang bekerja di daerah itu. Penginjil itupun tidak segera melaksanakan permintaan suami Wang, terlebih dahulu ia berdoa minta petunjuk Tuhan, apakah Tuhan Allah yang setiawan itu memperkenankan ia pergi mendoakan Wang. Allah menyuruh si Penginjil menemui, dan menyertakan Chen dalam pelayanan ini. Allah juga menyuruh mereka memberitakan berita keselamatan terlebih dahulu sebelum mereka mendoakan si sakit. Dan undangan untuk mengambil keputusan harus disampaikan dengan jelas.

Penginjil mentaati suara Tuhan, ia datang ke rumah ibu Chen dan mengajak ibu Chen untuk mendoakan Wang, semua perintah Allah mereka laksanakan. Wang ditantang apakah ia mau sembuh dan membuang semua berhalanya ataukah ia akan meneruskan pemujaan yang sia-sia yang terus akan menyiksanya ? Inilah kesempatan terakhir baginya untuk mengambil keputusan. "Allah sangat memperdulikan anak-anak-Nya bahwa sampai hal yang sekecil-kecilnya Allah akan memperhatikan" Ia bersabda : " Barangsiapa mengikut Yesus dan percaya kepada-Nya ia tak akan dikecewakan, Ia sendiri akan menjadi jaminan dalam segala hal. Dan kalau Wang mau berdoa kepada Tuhan Yesus saja, apa yang diminta Wang akan dijawab Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya.

Wang mulai memikirkan untung ruginya kalau ia mengikut Yesus. Ia telah punya Pura sendiri, murid-murinya cukup banyak, puluhan tahun ia mengabdikan diri pada sang Budha. Ia tak boleh salah pilih, menghindarkan diri dari pilihan tak mungkin baginya. Allah orang Kristen ini selalu tahu apa isi hatinya, ia tak berani lagi menipu Dia. Kini ia mulai merenungkan berhalanya, bahkan ratusan kertas telah dibakarnya, namun tak sebuah doapun dikabulkan oleh dewa-dewa itu. Beda sekali dengan Allah asing ini, ia tahu apa artinya bila ia memilih Yesus. Juga semua murid-muridnya akan dikembalikan pada kebijaksanaan sang Pencipta. Setelah merenungkan semua itu, akhirnya Chy memilih Yesus.

Mendengar keputusan ini kedua hamba Tuhan ini segera berlutut, mereka memohon belas kasihan Allah untuk Wang dan menyembuhkan penyakit Wang. Allah yang telah mempersiapkan hati wanita Budha ini segera bertindak. Dengan nyata Allah memberikan anugerah-Nya pada Wang. Wang sembuh seketika. Wang terharu oleh jamahan kasih Allah yang tak memandang dosanya. Ia tak mau lagi mengingkari janjinya, ia benar-benar bertobat, ia tak mau lagi mengulangi perbuatannya yang tolol seperti waktu-waktu lalu.

Duapuluh tahun ia telah terikat oleh pemujaan yang sia-sia, tubuhnya disiksa sehingga dimasa tuanya kondisinya sangat lemah. Oleh karena itu tak mungkin lagi ia berjalan. Maka setiap hari Minggu kalau ia ke gereja ia ditandu oleh keluarganya. Dalam sisa tuanya ia mengabdikan diri pada Kristus. Pura yang dulunya berisi gong dan berhala kini berubah menjadi tempat memuji Allah oleh anak-anak Allah. Kuasa dewa-dewa telah dipatahkan, berhala yang jumlahnya 31 buah itu dihancurkan oleh kuasa Tuhan Yesus Juruselamat. Rumah Wang kini dipakai untuk tempat kebaktian, banyak mujizat terjadi justru di rumah itu. Puji-pujian terus berkumandang siang dan malam di rumah itu. Allah benar-benar dipermuliakan.

Sumber : Kesaksian dan pengalaman Pdt. I. M. Nordmo yang telah bertahun-tahun tinggal dan bekerja sebagai Pemberita Injil di Tiongkok Utara, Indonesia di Kalimantan Barat dan Pulau Bangka. Dalam rangka pelayanan Pendeta Nordmo ingin mengungkapkan melalui bukunya ("Roh-Roh Jahat Terusir"), apakah akibatnya bila orang dikuasai Iblis.Dari berbagai pengalamannya Pendeta Nordmo menjelaskan lebih dalam betapa sengsaranya seseorang yang diikat kuasa iblis itu. Namun anugerah Kristus yang penuh Kuasa dan Pengasih senantiasa mengejar orang berdosa, manusia yang mau percaya dan mau menyerahkan dirinya kepada Kasih Kristus secara mutlak mereka akan dibebaskan. (Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) Departemen Literatur, Jl. Trunojoyo 2 Batu Malang-Jatim )

--

Minggu, 25 April 2010

great

Sahabat Indonesia yang super,
yang sedang berjalan dengan sabar di atas pilihan karir
dan dalam misi kehidupannya.

Jika NAIK adalah tujuan perjalanan karir dan kehidupan kita,
marilah kita cermati beberapa masukan sederhana berikut ini:

Sesungguhnya setiap jiwa menua untuk sesuatu.

Ada yang menua untuk menjadi pribadi yang bernilai,
dan ada yang menua untuk menyesalkan usia muda yang telah disia-siakannya.

Tidak ada karir dan kehidupan yang berjalan datar.

If we are not going up, we are certainly going down.


Jika kita tidak sedang dalam perjalanan naik, kita pasti sedang dalam perjalanan turun.

Memang itu tidak enak di dengar, tetapi akan lebih tidak enak lagi masa depan kita – jika kita tidak menjadikan diri ini lebih tabah, lebih bersungguh-sungguh, dan lebih berani.

Marilah kita perhatikan, bahwa …

Semua nasehat bagi kebaikan kita, selalu sederhana.
Yang tidak sederhana adalah pelaksanaannya.

Karena, …

Kesulitan dalam memperbaiki sesuatu, sangat ditentukan oleh besarnya kerusakan yang kita sebabkan sebelumnya.

Jika pengabaian kehidupan yang kita lakukan sebelum hari ini - besar, maka kesungguhan yang dituntut dari kita untuk memperbaiki diri – tidak mungkin kecil.

Maka, …

Jika kita TIDAK sedang membaikkan kehidupan, setidaknya kita TIDAK mempersulit diri sendiri.

Dan, jika ada orang yang hanya terkesan oleh nasehat yang panjang dan pelik, dia pasti orang yang tindakannya sederhana – yaitu mengabaikan nasehat.

Maka, temukan dan muliakanlah nasehat-nasehat kebaikan yang sederhana, agar sederhana juga bagi Anda untuk menyegerakan tindakan untuk memulai.

Semakin panjang perjalanan Anda, harus semakin segera Anda memulainya.

Dan, …

Dalam perjalanan naik itulah, kita menjangkarkan diri kita untuk setia kepada hal-hal yang benar dan yang menaikkan.

Jika kita kesulitan menemukan titik berangkat untuk mencapai impian kehidupan kita, gunakanlah PEMULIAAN WANITA ANDA sebagai landasan luncur menuju karir dan kehidupan kebintangan Anda.

Muliakanlah wanita dalam kehidupan Anda.

Ibunda Anda, istri Anda, anak wanita Anda, saudara wanita Anda, nenek Anda, guru wanita Anda, dan semua wanita di dunia …

Ingatlah, bahwa …

Tidak ada pria yang lebih gallant dan attractive,
yang disyukuri dan dirindukan kehadirannya oleh wanita,
selain pria yang menjatuhkan semua bawaan-nya dan meninggalkan semua kesenangan pribadinya – untuk menggembirakan wanitanya.

………..

WANITA YANG DIMULIAKAN OLEH PRIANYA,
AKAN MENJADI WANITA MULIA, YANG MEMULIAKAN PRIANYA.

Pria yang mudah menerima pencurahan cinta dari wanitanya, adalah dia yang bersedia meminta maaf, meski pun dia tidak bersalah.

Tidak ada wanita yang akan menyia-nyiakan pria-nya yang tidak bersalah, tetapi yang ikhlas ‘menghibur’ wanita kecintaannya, dengan ‘mengambil alih’ kesalahan sang wanita.

Bagi wanita, tindakan ‘kecil’ itu adalah langkah anggun keperwiraan seorang pria.

Pria seperti itu sangat percaya diri, karena ke-pria-annya tidak akan terganggu oleh penyerapan dari semua kesalahan yang ada di dalam keluarganya. Dia tidak kehilangan kedamaian mengenai yang benar di dalam dirinya, hanya karena dia meminta maaf - sebagai cara untuk membahagiakan wanitanya.

Minta maaf-lah kepada Ibu Anda, walau pun Anda tidak bersalah; karena beliau telah ikhlas menjadikan diri dan kehidupannya sebagai saluran kehadiran Anda dalam tugas kepemimpinan Anda di dunia ini.

Minta maaf-lah kepada istri Anda, meski pun Anda tidak bersalah, karena dia telah bersedia melahirkan anak-anak Anda, dan ikhlas menua bersama Anda – sambil menunggu janji-janji Anda yang belum kunjung mewujud.

Karir yang utama dan terbaik dalam kehidupan ini, adalah keluarga.

Jika ada yang meragukan nasehat sederhana itu, mohon Anda sampaikan beberapa kalimat yang berikut ini:

Tujuan dari semua keberhasilan adalah pulang ke rumah dalam perasaan damai.

Karena, apakah guna dari semua keberhasilan, jika kita tidak damai?

Keluarga adalah kehidupan kita yang sebenarnya.
Tidak ada siapa pun yang bisa disebut berhasil, jika dia tidak membahagiakan keluarganya.

Karena,

Orang yang menelantarkan keluarganya untuk membahagiakan keluarga orang lain, adalah sepalsu-palsunya orang.

………..


Sahabat saya yang super,
marilah kita mensyukuri keberadaan kita di dalam keluarga kita.

Bersabarlah dengan masalah-masalah yang ada dalam keluarga Anda.

Janganlah berharap Anda dilahirkan dalam keluarga lain, karena itu tidak akan pernah terkabul. Dan janganlah berharap Anda berada dalam pernikahan lain, karena Anda-lah yang memutuskan untuk menikah.

Tumbuhkanlah diri Anda untuk menjadi pribadi yang lebih kuat daripada masalah-masalah Anda.

Kita tidak mungkin diberikan masalah yang tidak bisa kita selesaikan. Tuhan memberi-tahu bahwa kita sudah naik kelas dalam kemampuan kita, dengan memberikan masalah yang lebih besar.

Ingatlah, bahwa ...

Masalah adalah rahmat yang tidak kita sukai rasanya.

...........

Pilihlah untuk menjadi pribadi yang berbahagia.

Kemampuan asli untuk berbahagia, sudah ada di dalam diri Anda.
Gunakanlah. Anda berhak untuk berbahagia.

Jangan syaratkan orang lain untuk menjadi baik lebih dulu, sebelum Anda bersedia untuk meramahkan diri.

Mulailah dengan tindakan-tindakan kecil yang bisa Anda lakukan untuk menjadi pribadi baik, yang tulus, yang ramah, dan yang ikhlas menerima,

bahwa, …

tidak mungkin Tuhan sampai hati membiarkan Anda, sebagai jiwa kecintaan-Nya, berlama-lama dalam penistaan dan pelukaan oleh orang-orang yang sampai hati.

Tuhan mendengar rintihan hati Anda dan melihat rambat lambat turunnya butir-butir air mata itu, jauh sebelum Anda terluka oleh perendahan dan penyepelean itu.

Apakah Tuhan sampai hati membiarkan jiwa kecintaan-Nya ini - mengabaikan semua haknya untuk kesejahteraan dan kemuliaan, dan menukarkannya dengan permintaan sederhana agar ia dibebaskan dari pilunya hati?

Bersabarlah.

Mereka yang ‘menjahati’ kita itu, sebetulnya tidak ingin berlaku jahat kepada kita.

Mereka sedang sebetulnya diperankan oleh Tuhan untuk menjadi pribadi yang menguji keberserahan kita kepada Tuhan.

Sabarkanlah diri Anda.

Semua yang terjadi, terjadi karena kehendak Tuhan.
Semua yang terjadi, terjadi dengan tujuan untuk memuliakan Anda.

Dan ingatlah, bahwa …

Keburukan yang menjadikan kita baik, adalah kebaikan.

--

Anda akan menjadi ahli dan terkemuka dalam apa pun,
jika Anda berupaya keras untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama.

Jika Anda harus membuat kesalahan, pastikanlah itu adalah kesalahan yang baru.

Siapa pun yang mengeluhkan kesalahan-kesalahan yang sama, adalah orang yang tidak belajar dari kesulitan yang disebabkan oleh kesalahan yang sudah sering dibuatnya.


Padahal, kesalahan mempunyai kelas, dan menunjukkan kelas dari orang yang melakukannya.

Sadarilah, bahwa melakukan kesalahan pada tingkat yang tinggi – bisa lebih mulia daripada tidak melakukan kesalahan dalam kehidupan kecil yang penuh kekhawatiran.

Maka,

Janganlah hanya menghindari kesalahan. Tetapi terutama, hindarkanlah diri dari melakukan kesalahan yang sama.

Karena,

Hanya orang yang tidak tumbuh kemampuan dan kebijakannya, yang membuat kesalahan yang sama.

………..


Sahabat saya yang sedang melebihkan kekuatannya untuk membangun kehidupan yang sejahtera dan berbahagia,

Kita diuntungkan oleh keputusan-keputusan kita yang tepat, dan dirugikan oleh kesalahan-kesalahan kita.

Marilah kita perhatikan,

Mengulangi keputusan yang tepat, bahkan yang sama, bahkan yang mengenai hal yang itu-itu juga – selama tepat, akan tetap menguntungkan kita.

Tetapi,

Mengulangi keputusan yang salah, yang sama, dan mengenai yang itu-itu juga – adalah tanda rendahnya perhatian.

Orang yang tidak memperhatikan bagaimana kehidupan ini memperlakukannya saat membuat kesalahan, akan dipaksa merasakan kerugian berulang dari rendahnya keikhlasan untuk belajar.

Yang tidak memperhatikan kehidupan, tidak akan diperhatikan oleh kehidupan.

Maka marilah kita memperhatikan formula sederhana ini, bahwa

Kualitas Hidup = Ketepatan - Kesalahan

Perhatikanlah dampak dari keputusan-keputusan Anda, baik keputusan yang Anda buat, atau saat Anda memutuskan untuk tidak memutuskan.

Orang yang bersyukur dan mengingat keuntungan dari keputusannya yang tepat, dan menyesal dan mengingat kerugian dari kesalahannya, akan menjadi pribadi yang sejahtera, berbahagia dan terhormat.

Orang yang menyombongkan diri dan memboroskan keuntungan dari keputusannya yang tepat, dan marah dan menyalahkan selain dirinya karena kerugian dari kesalahannya, akan menjadi pribadi yang serba kekurangan, gerah hatinya, dan dijadikan contoh yang buruk.

………..

Sahabat saya yang sangat dikasihi Tuhan,
dan adik-adik dan anak-anak saya yang direncanakan untuk menjadi pemimpin masa depan bangsa,

Seandainya saja kita lebih ikhlas memperhatikan.

Semua orang yang hidupnya baik, mencapai kebaikan itu dengan memperhatikan dan mengulangi yang telah dilakukan dengan baik oleh orang-orang yang sebelumnya.

Lalu, mengapakah ada orang muda yang hidupnya masih sulit dan lemah – menantang ketepatan pikiran dan ketulusan dari kakak-kakak dan para orang tua yang telah membuktikan nilai dari kebaikan?

Jika dia demikian cerdas dan hebat, mengapakah yang dibanggakannya itu belum membaikkan kehidupannya?

Mengapakah dia yang merasa lebih benar daripada mereka yang telah berhasil, marah karena yang berhasil itu belum berderma kepadanya?

Memang menyedihkan, tetapi memang …

Akan selalu ada orang yang melebihkan keangkuhan daripada keikhlasan untuk memperhatikan.

Hanya saja, jangan sampai semua keluhan kita di hari perhitungan nanti, dijawab dengan pertanyaan:

“Apakah engkau tidak berpikir?”

Dan kemudian diteruskan, dengan …

“Bukankah engkau diturunkan ke dunia ini sebagai pemimpin, dan bukankah telah diturunkan kepadamu pelajaran, dan telah disampaikan kepadamu berita gembira?

Jika engkau memilih untuk tidak mengikhlaskan dirimu kepada kebaikan, kepada apa lagi-kah kau ikhlaskan kehidupanmu?”

………..

Sahabat baik hati saya,

Mudah-mudahan Tuhan menunjukkan kepada kita jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah dirahmati-Nya dengan nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai-Nya, dan bukan jalan mereka yang sesat.

Hidup ini penting sekali, hanya sekali, dan sama sekali bukan untuk eksperimen.

Marilah kita belajar untuk sedikit lebih patuh.

--

Anda berbakat untuk menjadi pribadi yang damai dan kuat, jika Anda tegas menyikapi yang kecil sebagai yang kecil, dan
yang besar sebagai yang besar.

Ukuran dari kekhawatiran-kekhawatiran seseorang adalah tanda dari ukuran pribadinya.

Kekhawatiran kecil tidak akan pantas menjadi pengisi kesadaran seseorang yang besar, atau yang sedang membangun kebesaran pribadinya.

Maka, khawatirkanlah hal-hal yang besar, yang pencapaian atau penyelesaiannya penting bagi kebaikan banyak orang.


Ingatlah,

Anda hanya sebesar yang Anda khawatirkan.

………..

Sahabat saya yang besar hatinya,

Anda disebut pribadi yang kuat, jika Anda-lah yang memutuskan jenis dan ukuran dari yang masalah yang Anda khawatirkan.

Dan,

Anda disebut pribadi yang lebih kuat lagi, jika masalah yang membuat orang lain terhina – justru mentenagai kesungguhan Anda untuk menghebatkan diri.

Karena, Anda menyadari bahwa …

Penghinaan tidak akan merendahkan pribadi yang sedang meninggikan derajat.

Dan, pujian tidak akan meninggikan orang yang merendahkan martabatnya sendiri.

Maka,

Anda berbakat untuk menjadi pribadi yang damai dan kuat, jika Anda tegas menyikapi yang kecil sebagai yang kecil, dan
yang besar sebagai yang besar.

………..

Sahabat saya yang sangat dikasihi Tuhan,

Kita tidak mungkin naik kelas dalam kehidupan kita TANPA diminta untuk menunjukkan kesesuaian kita bagi tugas-tugas yang lebih besar, dan bagi kenikmatan-kenikmatan yang lebih haru.

Maka,

Marilah kita menyikapi masalah sebagai pemberitahuan untuk memperkuat diri, dan menyambut besarnya masalah sebagai penghormatan kepada ukuran diri kita di hadapan Tuhan.

Mudah-mudahan kita dikuatkan HARI INI, karena …

Segera setelah kita menyatakan keinginan untuk menjadi pribadi yang damai, kita akan diuji dengan masalah yang memberikan kesempatan kepada kita untuk membuktikan bahwa kita lebih kuat daripada masalah kita.

Sahabat saya yang hatinya lembut,

Bersabarlah. Kuatkan diri Anda.
Sadarilah bahwa semua masalah adalah sementara.
Ikhlaskanlah diri untuk merasakan cubitan dari masalah Anda. Niat Tuhan selalu baik.
Alihkan semua pikiran dan perasaan Anda untuk menemukan cara untuk menjadikan diri lebih kuat daripada penyebab masalah ini.
Sibukkanlah diri dalam pekerjaan yang memperkuat diri.
Santunkan dan ramahkanlah diri kepada orang lain.
Tersenyumlah. Senyum yang paling indah bagi Tuhan, adalah senyum yang mengalir keluar dari hati yang ikhlas – melalui genangan air mata, dan tampil sebagai pengindah wajah Anda.
Tautkanlah hati Anda kepada Tuhan.
Jangan putuskan kesadaran bahwa Anda sedang diperhatikan oleh Tuhan.

Damailah …

………..

Sahabat saya, yang menjadi tujuan dari kerja keras saya,

Mudah-mudahan Tuhan menampilkan keindahan masa depan Anda sebagai mimpi-mimpi pengindah tidur Anda, dan sebagai keinginan-keinginan penguat kesungguhan dalam kerja Anda.

Kita akan bertemu suatu ketika nanti ya? Lalu kita berjabat-tangan, dan berbincang, dan tertawa, dan menemukan suasana yang ramah dan akrab di antara kita, seperti kita sudah menjadi saudara dan sahabat sejak masa kecil kita.

--

Anda akan mencapai apa pun
jika Anda bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Tetapi, berapa banyakkah orang yang kesibukannya betul-betul berhubungan dengan yang akan dicapainya?

Berapa banyakkah orang yang ingin menjadi orang kaya yang kesibukannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan berhemat dan memperbesar pendapatan?


Apakah mungkin kita menjadi kaya dengan kebiasaan yang memiskinkan diri?

Apakah mungkin kita panjang umur dengan kebiasaan yang merusak kesehatan?

Dan apakah mungkin kita menjadi orang besar dan dimuliakan dengan kebiasaan mencela dan bermusuhan dengan orang lain?

Marilah kita ikhlaskan diri ini untuk terlibat hanya dalam hal-hal yang berguna.

Tenaga yang kita sia-siakan untuk mengeluhkan kehidupan, adalah sebetulnya tenaga yang kita butuhkan untuk memperbaiki kehidupan.

Maka,

Bertenagalah untuk yang membaikkan.

………..

Sahabat saya yang jernih pikirannya,

Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang terpelajar, jika kita malas belajar.

Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang kuat dan sejahtera, jika kita hanya mendahulukan yang mudah dan yang aman-aman saja.

Marilah kita sadari, bahwa ...

Ketidak-bahagiaan di tempat yang membayar kecil – adalah perintah untuk mengupayakan rezeki di tempat yang lebih berkah, dalam pekerjaan yang bermanfaat bagi sesama.

Tidak ada yang tidak diketahui oleh Tuhan.
Tidak ada yang terjadi yang tanpa ijin-Nya.
Dan. tidak ada yang diijinkan-Nya terjadi yang bukan untuk kebaikan kita.

Maka sambutlah keadaan buruk, sebagai perintah agar kita tegas hanya melibatkan diri dalam pikiran, dalam perasaan, dan dalam pekerjaan yang lebih bermanfaat.

Jika yang Anda inginkan sedikit, maka penuhilah syarat yang juga sedikit bagi pencapaiannya.

Tetapi, ...

Jika yang Anda inginkan besar dan banyak, maka besarkanlah peran Anda bagi kebaikan banyak orang.

Tanpa sebuah sebab, tidak akan ada akibat.

Kita-lah sebab bagi kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan kita sendiri.

………..


Sahabat saya yang baik hatinya,
yang sedang dinantikan kesungguhan kerjanya - yang sesuai bagi kebesaran hidup yang diimpikannya.

Mudah-mudahan Tuhan segera membantu kita menemukan jalan keemasan yang akan menjadikan kita jiwa-jiwa yang bermanfaat bagi sesama.

Untuk setiap hak, ada kewajiban.

Maka marilah kita pastikan bahwa kita ikhlas bekerja dalam seutuh-utuhnya ketulusan.

Tuhan adalah sebaik-baiknya Penghitung dan Penyejahtera. Jangan pernah ragukan itu.

--

Anak buah membayar pengabdiannya kepada atasannya, dengan usia.

Jika anak buah salah memilih atasan, dia telah menyia-nyiakan usianya.

Sebagaimana-besarnya pun keinginan seseorang untuk menjadikan Anda sebagai bawahannya,
dan sebagaimana mendesak pun kebutuhan kehidupan Anda,
Anda tetap bisa menolak untuk bekerja di bawah kepemimpinan seseorang.


Jika dia tidak menghormati Anda,
dan tidak memungkinkan Anda untuk tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan terhormat, untuk apakah Anda berlama-lama bekerja di bawahnya?

Maka perhatikanlah, bahwa

Bekerja untuk siapa, bisa menjadi lebih penting daripada yang Anda kerjakan.

………..

Sahabat saya yang disayangi Tuhan,

yang sama haknya bagi kesejahteraan dan kebahagiaan dengan siapa pun yang telah mencapainya.

Mudah-mudahan Tuhan menguatkan kita untuk berlaku setegas yang kita ketahui harus kita lakukan.

Jika bukan kita yang memutuskan bagi kebaikan hidup kita sendiri, siapakah yang kita tunggu untuk memutuskannya bagi kita?

Jika kita tidak memutuskannya segera, apakah masih banyak waktu yang boleh kita boroskan dalam keluhan dan perasaan sebagai korban?

Jika telah terbukti tidak ada kejayaan dalam keraguan dan ketakutan, mengapakah kita tidak mencoba mereguk janji hadiah bagi mereka yang ikhlas untuk berani?

Maka marilah kita menjadi jiwa-jiwa yang ikhlas memberanikan diri, untuk bekerja dalam kebaikan dan berharap hanya kepada Tuhan, bukan kepada orang yang tidak menghormati pengabdian kita.

Ingatlah,

Bekerja untuk siapa, bisa menjadi lebih penting daripada yang Anda kerjakan.

--

Ada orang yang mengumpulkan dan membawa puing-puing kegagalannya di masa lalu, untuk menghalangi perjalanannya ke masa depan.

Yang terjadi di masa lalu adalah pelajaran bagi penguatan Anda hari ini.

Anda tidak boleh menggunakannya sebagai pelemah upaya Anda hari ini.

Jadilah pribadi yang memudahkan tercapainya masa depan yang baik.

Ingatlah, bahwa

Masa kini yang baik adalah pemungkin bagi masa depan yang baik, yang akan menjadi pemaaf bagi masa lalu yang seperti apa pun.


...........

Sahabat saya yang super,

Mudah-mudahan hari ini Tuhan menghadiahkan ketegasan yang Anda butuhkan untuk menyingkirkan pikiran dan perasaan yang tidak berpihak kepada keberhasilan Anda, dan menguatkan Anda untuk tegas mengutamakan sikap dan tindakan yang sudah Anda ketahui sebagai yang penting.

Keberhasilan Anda hari ini adalah kemampuan lebih besar yang Anda butuhkan untuk berhasil lebih baik lagi besok.

Mudah-mudahan hati Anda digembirakan dengan pengertian yang membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi Anda.

--

Masalah yang terjadi karena kurangnya tindakan, hanya bisa diperbaiki dengan tindakan.

Jika kita telah melebihkan doa tetapi kurang bertindak, kita harus melebihkan tindakan, tanpa mengurangi doa.

Maka,

Janganlah kita hanya berdoa, tetapi tidak melakukan sesuatu yang menjadi sebab terjawabnya doa.


Sebuah upaya belumlah lengkap, jika hanya berisi doa untuk diringankannya beban, tanpa diikuti dengan tindakan pasti dan tegas untuk menjadikan kita lebih kuat daripada beban kita sekarang.

Karena,

Bukan besarnya beban yang menyiksa kita, tetapi kecilnya kemampuan.

Itu sebabnya,

Keluhan yang disebabkan oleh besarnya beban, adalah pemberitahuan untuk memperkuat diri.

Maka berketetapanlah untuk menjadikan diri lebih kuat daripada beban-beban kita sekarang, karena beban kehidupan hanya akan membesar.

Dan marilah kita bersikap ekstra hati-hati, jika sebagian besar dari isi doa kita adalah keluhan dan permintaan yang disemangati oleh rendahnya kemampuan.

Marilah kita ingat, bahwa

Upaya = Doa + Tindakan

Maka, segera setelah kita berdoa, marilah kita melibatkan diri dalam pergaulan dan pekerjaan yang menjadikan kehadiran kita berguna.

Karena,

Jika seseorang hadir tidak untuk menambahkan nilai, untuk apakah dia hadir?

Dan siapa pun yang kehadirannya menyebabkan perubahan yang baik, akan dimuliakan oleh lingkungannya.

Dan dia yang kehadiran dalam hari-harinya menjadi pendamai hati, menjadi pelurus pikiran, dan menjadi peneladan indahnya tindakan, akan menerima peran dari langit sebagai rahmat bagi sesamanya.

Dan itulah tujuan dari agama, yaitu
menjadikan kita rahmat bagi semua jiwa yang hadir dalam kehidupan kita dan dalam kehidupan para penerus kita.

………..

Sahabat saya yang sedang bekerja keras agar hanya kebaikan yang menjadi pengisi kehidupannya,

Agama adalah pembaik.

Maka siapa pun yang mengeluhkan kualitas hidupnya, harus mengembalikan agamanya sebagaimana agamanya – seharusnya.

Agama adalah pembaik.

Jika seseorang telah beragama, tetapi belum sampai pada kehidupan yang damai dan sejahtera, itu pasti karena ada bagian-bagian dari pembentuk agamanya yang belum diberdayakannya.

Agama adalah pembaik.

Maka tidak ada satu jiwa pun yang tidak baik hidupnya, jika dia memerankan agamanya dengan seutuhnya dalam kehidupannya.

Dan yang mencapai tingkat-tingkat yang tinggi dari kita, adalah dia yang memerankan dirinya dalam penegakan agamanya.

Karena,

Siapa pun yang menolong agamanya, tidak akan dibiarkan hidup tanpa pertolongan.

Dan salah satu cara yang cantik untuk menolong agama, adalah membuktikan bahwa agama kita membaikkan kehidupan bagi diri sendiri dan bagi sesama.

Maka marilah kita lebih berhati-hati dalam mengunggulkan yang kita yakini, jika cara-cara hidup kita tidak membuktikan nilai dari yang kita yakini.

Agama adalah pembaik.

Dan seperti semua alat, keefektifannya ditentukan oleh ketepatan dari penggunaannya.

Dan seperti semua jalan, keselamatan kita di jalan itu ditentukan oleh kebijakan kita dalam menjalaninya.

Maka siapa pun yang telah beragama, tidak boleh mempertanyakan ketepatan dari agamanya, saat mencari alasan bagi kelemahan dan kelambanan hidupnya, tetapi mencermatkan perhatian kepada keindahan cara-caranya dalam memerankan agama dalam kehidupannya.

Dan karena agama adalah pembaik, maka jiwa-jiwa yang hidup setulusnya dalam kebaikan akan melihat agama sebagai kehidupan yang sebenarnya.

Maka, sempurnalah agama kita bagi kita, saat kita ikhlas menerima, bahwa

Agama adalah kehidupan, dan kehidupan adalah agama.

Tuhan telah menyempurnakan agama kita bagi kita, tetapi kitalah yang harus menyempurnakannya dalam kehidupan kita masing-masing.

Dan,

Jiwa yang menyempurnakan agamanya, menyempurnakan kehidupannya.

………..

Sahabat saya yang super,
yang baik hatinya,
yang besar impiannya,
dan yang sama haknya untuk hidup sejahtera dan berbahagia,

begitu dulu ya?

Kita teruskan bahasan kita nanti, dalam Super Note berikutnya.

Kita mungkin belum pernah bertemu atau bertegur-sapa, atau belum saling berjabat-tangan, tetapi karena kita bersaudara dan bersahabat – maka sudah lengkaplah tugas saya dan para sahabat di Mekkah untuk meneruskan doa dan harapan Anda di Tanah Suci ini.

Kami memohonkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, untuk mendamaikan dan membahagiakan Anda dan keluarga terkasih.

Kami memohonkan kepada Tuhan Yang Maha Kaya, untuk memperkaya dan memperkasakan kehidupan Anda dan keluarga terkasih.

Kami memohonkan kepada Tuhan Yang Maha Penyayang untuk membukakan pintu-pintu rahmat bagi Anda dan keluarga terkasih.

Dan bagi Anda yang merindukan perjamuan yang indah dan nikmat yang dihamparkan bagi tamu-tamu kehormatan Tuhan di Tanah Suci, kami mendoakan agar Tuhan Yang Maha Menyegerakan mengundang Anda, memampukan Anda, dan menghadirkan Anda di sini.

Dan bagi kita semua tanpa pengecualian, kami mendoakan agar Tuhan memelihara keindahan dari persaudaraan dan persahabatan kita di ruang keluarga besar MTSC yang ramah dan saling memuliakan ini, dan melimpahi kehidupan kita dengan dunia yang tersambung indah dengan surga.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan nanti ya?

Duh …, seandainya kita bisa duduk-duduk mengobrol bersama dan bergelimang dalam berbagi keindahan mutiara-mutiara pelajaran, yang dicurahkan oleh Tuhan dalam perjalanan ibadah yang penuh keharuan ini.

--

Hal-hal terbaik dalam hidup ini - bebas dan bebas biaya.

Bisakah Anda bayangkan berapa biaya yang harus kita keluarkan jika kita harus membayar semua hal yang memungkinkan kita untuk tetap hidup?

Berapakah harga udara, harga kesehatan, harga kelengkapan indera kita, harga kasih sayang dalam keluarga kita, dan harga dari nama baik orang tua?

Tetapi kita memiliki kecenderungan untuk menelantarkan yang tampaknya mudah didapat.

Hal-hal sangat penting tersebut kita perlakukan seolah-olah mereka tidak bernilai, sampai suatu saat - salah satu dari hal-hal itu direnggut dari kita. Seperti rusaknya nama baik, terlukainya kesehatan, gersangnya kasih sayang dalam keluarga, dan terancamnya keselamatan.

Sebetulnya, setiap orang dibatasi oleh sesuatu.

Batasan itulah yang menjadikan seseorang sebagai pribadi yang bebas , atau yang terpenjara.

Pribadi yang berbakat bagi kebesaran,
memperlakukan batasannya sebagai garis-garis tepi dari lapangan yang memberikannya kebebasan untuk menyanyikan lagu-lagu ketulusan hatinya dan melenggokkan tarian-tarian keikhlasan upayanya.

Pribadi yang berbakat bagi kesedihan,
memperlakukan batasan sebagai dinding yang bergerak menghimpitnya; … bukan karena dinding itu bergerak mempersempit kehidupannya,
tetapi karena dia sibuk meratap dan merekatkan dirinya kepada satu batasan, dan tidak berlari dan menengadah dengan selebar-lebarnya dada – untuk bergabung dengan kita yang telah lama menemukan keindahan,
dalam menjadi pribadi yang sebebas-bebasnya dalam sesempit-sempitnya batasan.

Hm … wouldn’t that ber beautiful?

Menjadi pribadi yang sebebas-bebasnya, dalam sesempit-sempitnya batasan.

Tuhan Maha Besar!

Maka marilah kita terima dengan ikhlas, bahwa tidak ada pribadi yang terbebas dari batasan. Dan karena tidak ada maksud Tuhan selain memuliakan kita, maka bagi jiwa yang ikhlas – batasan adalah pemulia.

Batasan adalah pemulia.

Sebetulnya …,

Kita dibatasi oleh sesuatu yang akan memuliakan kita.

Semua batasan kita adalah pagar dan dinding yang mengarahkan hati, pikiran, dan tindakan kita menuju keadaan-keadaan di mana kita menjadi lebih kuat dari batasan-batasan itu sendiri.

Maka, jiwa yang ikhlas menerima batasannya sebagai pemulia-nya, akan mensyukuri kebebasan yang ada dalam keterbatasannya, dan hidup dan bekerja membangun kebahagiaan di dalamnya.

Sehingga yang kita sebut sebagai kebebasan adalah sebetulnya kualitas hidup yang baik - yang berada dalam batasan-batasan yang membuat kita masih disebut sebagai pribadi yang baik.

Bagi jiwa yang ikhlas, mudah baginya untuk mengerti bahwa …

Kebebasan yang sebetulnya - berada dalam kebaikan.

Hanya orang-orang yang hidup dalam kebaikan yang bisa disebut bebas.

Siapa pun yang beroperasi di luar kebaikan, akan harus menjelaskan dan membayar denda bagi perusakan yang dilakukannya – terutama yang terhadap dirinya sendiri.

Mereka yang melampaui batas kebaikan - akan masuk ke wilayah yang tidak menenangkan, yang membuatnya sulit menghormati dirinya sendiri, dan yang menjadikannya pencuriga yang mengharuskannya berjaga-jaga bahkan terhadap orang yang paling dipercayainya.

Bukankah sering terjadi - seorang penjahat meminta bantuan seseorang yang luhur budinya untuk menjadi penengah dalam perselisihan antara sesama orang jahat?

Semua batasan ditetapkan untuk membaikkan kehidupan.

Sehingga sebetulnya,

Batasan adalah kebaikan.

Dan tidak ada orang yang bisa melanggar batas, tanpa melanggar kebaikan.

Itu sebabnya, Tuhan tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas.

………..

Sahabat saya yang baginya telah disiapkan kehidupan yang damai dan sejahtera,

Kebebasan adalah landasan bagi kebahagiaan.

Tidak ada orang yang bisa berbahagia jika ia tidak bebas untuk menjadi orang baik.

Tidak sedikit dari saudara kita yang menyerahkan hak fitrah-nya sebagai manusia yang bebas - untuk ditukarkan dengan gengsi palsu, dengan kesenangan sementara, dan dengan keamanan sesaat.

Mungkin karena keterdesakannya, dia membatasi kebaikan yang mungkin dilakukannya, dengan mengutamakan keburukan yang terlihat paling mudah dan yang sudah dipilih banyak orang.

Janganlah kita mengira bahwa keburukan telah menjadi kebaikan, hanya karena telah banyak orang besar melakukannya.

Hanya seseorang yang pada dasarnya bukan orang baik, yang bisa bertenang-hati dalam merusak kebaikan asli pribadinya.

Besarnya ketenangan dalam melakukan keburukan, adalah tanda besarnya siksaan hati yang sedang ditangguhkan baginya.

Dan semua yang ditangguhkan, akan disampaikan.

Maka marilah kita selalu mengingat bahwa apa pun yang selain kebaikan, adalah penjara; mungkin kumuh dan dingin, atau mewah dan hangat - tetapi semua hal yang berada di luar kebaikan adalah penjara.

Marilah kita melihat ke sekeliling kita, dan bertanya …

Dapatkah seorang penguasa yang membangun kekuasaan dan kekayaan dengan cara-cara yang tidak jujur - berbicara tentang kejujuran, tanpa hatinya sendiri mencemoohkan dirinya sendiri?

Janganlah kemapanan orang lain dalam berlaku buruk, mengganggu kedamaian hati kita untuk tetap setia menjadi pribadi yang baik.

Marilah kita perluas pengertian kepada mereka yang berada dalam jangkauan persahabatan kita, bahwa

Meratap meminta ampunan agar dikeluarkan dari kesulitan - tidak se-mulia tindakan yang mencegah terulangnya sebuah kesulitan.

Orang-orang lemah sering membuat kita kagum dengan kemampuannya untuk berpanjang-larut dalam ratapan-ratapan permohonan ampun, seolah-olah Tuhan Yang Maha Mengetahui itu tidak akan cukup mengerti jika dia tidak mengulangi ungkapan penderitaannya sebanyak mungkin.

Nasehatkanlah kepada adik-adik yang muda dan anak-anak kita,
bahwa …

Tuhan Yang Keberadaan-Nya Tak Berbanding itu mengetahui yang menyesakkan hati-mu, bahkan jauh sebelum rasa sakit di hatimu itu mulai menyayat.

Maka muliakanlah Tuhan dengan mencukupkan laporan penderitaan-mu, lalu gunakanlah sebagian kejelasan pikiran-mu untuk mengerti apa yang menghantarkan-mu ke dalam kesulitan itu.

Ingatlah bahwa

Orang lain tidak pernah sepenuhnya salah, dan engkau tidak akan pernah sepenuhnya benar.

Sesungguhnya dalam keikhlasan seperti itu tersinari pengertian mengenai cara-cara perbaikan hidup-mu.

Lalu, bersegeralah terlibat dalam kesibukan yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain, karena
dalam tindakan yang berguna bagi orang lain itu-lah terdapat obat bagi semua penyakit.

Ulangilah,

Dalam tindakan yang berguna bagi sesama, terdapat obat bagi semua penyakit.

Seperti dirimu, setiap pribadi yang hidup bebas dalam kebaikan - sudah dengan sendirinya meneladankan kebaikan, dan dengannya dia terbebaskan untuk menyampaikan kebaikan.

Kemudian,

Perbedaan baik yang dihasilkan karena kebaikan yang kau sampaikan itulah, yang menjadikan mu seorang pemimpin.

Engkau disebut pemimpin jika engkau menyebabkan perbedaan yang mendamaikan dan menyejahterakan sesama.

Teladankanlah kebaikan.

Karena, telah banyak pribadi mulus dan licin yang menjanjikan kedamaian dan kesejahteraan agar kita dudukkan mereka sebagai pemimpin,
… dan yang kemudian meninggalkan kita untuk mengurus kedamaian kita sendiri.

Maka marilah kita lebih bijak dalam memilihkan pemimpin bagi kedamaian dan kesejahteraan kita bersama.

Marilah kita menjadikan diri kita masing-masing sebagai pemimpin pertama bagi kehidupan kita.

………..

Adik-adik saya yang kemudaannya menjanjikan kebesaran dari perannya bagi kebaikan hidup sesama,

Hidangkanlah keindahan hidup dalam sebersih-bersihnya cawan.

Jika cawan yang tersedia - tidak tercuci dengan baik, jadikanlah dua telapak tangan Anda sebagai mangkuk untuk menyajikan nektar manis sari-sari kemuliaan langit kepada saudara-saudara kita yang letih dan haus.

Selalu temukanlah cara untuk mengacung-kibarkan bendera kecil yang Anda bawa, agar mereka yang membutuhkan kejelasan arah - dapat menemukan arahnya, karena mereka menemukan Anda.

Marilah kita teladankan keyakinan diri, bahwa

Satu-satunya jalan kepemimpinan adalah kebebasan melayani sesama dalam kebaikan.

………..

Sahabat saya yang sama berhaknya dengan siapa pun bagi kesejahteraan dan kebahagiaan,

Saya berharapan baik bahwa catatan sederhana di atas dapat mendampingi kesungguhan Anda untuk menjadikan diri Anda pemulia kehidupan diri dan keluarga Anda terkasih.

Mudah-mudahan Tuhan tidak berlama-lama lagi menangguhkan hadiah-hadiah besar yang sudah pantas bagi kejernihan pikiran Anda, bagi kebeningan hati Anda, dan bagi keindahan perilaku Anda.

Keluarga kita berhak bagi kebanggaan dan kesyukuran karena diberkati dengan anak, saudara, Ibu, dan Ayah seperti kita.

Mudah-mudahan Tuhan menurunkan kekuatan dari sisi-Nya yang mulia, yang menolong kita dalam memajukan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri dan keluarga kita tercinta.

Marilah kita bersama membisikkan …

Tuhanku yang sangat aku sayangi,

Jadikanlah aku kekasih Mu.

Kekasih Mu yang letih ini, membutuhkan penguatan Mu
Kekasih Mu yang terluka ini, membutuhkan perawatan Mu
Kekasih Mu yang terbatasi ini, membutuhkan pembebasan Mu
Kekasih Mu yang kebingungan ini, membutuhkan petunjuk Mu
dan …
Kekasih Mu yang bersedih ini, membutuhkan penggembiraan Mu

Kekasih Mu ini, membutuhkan Mu

Engkau Tuhan ku,
tak ada yang tak kumiliki jika aku memiliki Mu.

Tuhan ku, aku kekasih Mu

Maka kasihilah aku.

Amien …

--

Keberanian adalah kesediaan untuk melakukan yang 'meskipun'. Saya tidak menggunakan kata kekuatan', tetapi 'kesediaan';
karena:

Bagi orang yang kuat - kekuatan adalah sesuatu yang biasa,
dan bagi orang yang ikhlas - kesediaan adalah juga sesuatu yang wajar.
Hanya bagi orang yang lemah - kekuatan itu mengagumkan;
dan hanya bagi orang yang masih menghitung - keikhlasan itu mengherankan.

Dengannya -

Anda hanya sekuat kesediaan Anda untuk melakukan yang wajarnya tidak akan dilakukan oleh orang lain.

Seorang yang berani, bersedia melakukan sesuatu yang penting bagi kecemerlangan hidupnya, ...

meskipun dia belum berpengalaman
meskipun dia tidak memiliki uang untuk itu
meskipun banyak orang meragukan kesempatan keberhasilannya
meskipun telah banyak orang gagal dalam upaya yang sama
meskipun sama sekali tidak ada jaminan
meskipun sebetulnya dia sangat ketakutan
dan
meskipun lebih mungkin baginya untuk gagal.

Keberanian adalah kesediaan
untuk melakukan yang 'meskipun'.

Dengannya,

keberanian tidak ada hubungannya dengan kepandaian, pendidikan, umur, kematangan, pengalaman, perhitungan, feasibility study, analysis and projections, jaminan, ramalan dukun, nasib dan peruntungan, agama, keyakinan, ras atau suku, tahyul, harta dan modal, bank guarantee, katabelece, relasi, koneksi, mertua yang kaya, dukungan, persetujuan, bantuan, bakat, ketampanan dan kecantikan, nama besar, warisan, wangsit, wisik, mimpi baik atau buruk, infotainment, denger-denger, demam, kesurupan, kedutan, atau geringgingan.


Keberanian - tidak ada hubungannya dengan itu semua.

Mohon Anda yakini,
Keberanian adalah kesediaan
untuk melakukan yang 'meskipun'.

--

Acara: Mario Teguh Golden Ways (MTGW)
Tanggal: 21.02.2010
On: Metro TV

Saudara kita di Yogyakarta dan sekitarnya itu adalah bagian dari saudara kita, mungkin mereka belum terberdayakan seutuhnya dalam keadaan ekonomi atau jenjang sosial mereka; tetapi mereka memiliki pendapat yang utuh mengenai bagaimana kehidupan ini sebaiknya dipimpin,dan bagaimana kejujuran menjadi sebagai penuntun bagi kehidupan.

Dari perjalanan di Yogyakarta, banyak yang bisa kita unduh dari kebijakan saudara-saudara kita yang bersahaja hidupnya, mulai dari petani, para pengurus dusun, camat; yang mendasarkan kekuatan kehidupannya, dari keikhlasan untuk membangun keluarga yang mulia.

Mereka bekerja dengan kesungguhan untuk berlaku jujur kepada satu sama lain. Mereka hidup dengan kesadaran bahwa, pemilik bumi dan langit ini adalah pengawas yang paling lekat.

--

Sahabat saya yang mengutamakan kebaikan sebagai pengisi hati dan pikirannya,

Marilah kita mulai dengan satu kalimat yang meyakini keindahan asli pribadi kita, bahwa:

Kalimat-kalimat yang menerangkan adalah yang mengingatkan kita mengenai keindahan asli pribadi kita.

Seperti, contohnya;

Kita disebut mengasihi Tuhan jika kita mengutamakan cara-cara hidup yang membahagiakan Tuhan.


Tuhan Maha Mendengar, maka kita menjaga agar hati dan mulut kita hanya menyuarakan yang baik.

Tuhan Maha Mengetahui, maka kita menjaga agar pikiran kita hanya terlibat dalam analisa, rencana, dan rancangan yang baik.

Tuhan Maha Melihat, maka kita menjaga agar diri kita hanya melakukan yang baik-baik.

Marilah kita melihat kepada diri kita sendiri saat ini, untuk menanyakan:

Jika kekasih belahan jiwa Anda bisa mendengar suara hati Anda, mengetahui rencana Anda, dan melihat yang Anda lakukan saat terpisah darinya, apakah dia akan merasa berbahagia?

Jika jawaban kita adalah ‘tidak’, kira-kira sudah berapa lamakah kita meminta Tuhan untuk mendengar, mengetahui, dan melihat yang tidak membahagiakan belahan jiwa dan keluarga kita?

Jika jawaban Anda adalah ‘ya’, Anda tidak perlu menjelaskan apa pun, karena kualitas hidup Anda yang indah itu adalah tanda dari kesetiaan Anda untuk menjaga hati, pikiran, dan tindakan yang membahagiakan Tuhan.


Kalimat-kalimat yang menerangkan adalah petunjuk.

Sebagian besar orang yang letih dalam perjalanan hidup yang panjang dan yang belum tentu sampai, adalah orang yang mengambil petunjuk yang menjauhkan.

Dua orang yang berbeda, dengan usia yang sama – belum tentu sampai pada kualitas hidup yang sama. Yang satu telah berjaya, dan yang satu lagi masih dalam perjalanan yang meletihkan.

Tetapi, mengapakah mudah bagi sebagian dari kita untuk mempertahankan cara-cara yang tidak memuliakan kehidupannya?

Kita tidak lagi menggunakan pompa air yang berusia 50 tahun, karena teknologi dan keefektifan operasinya sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan efisiensi kita hari ini.

Sebetulnya, pemikiran yang sama kita tetapkan atas semua hal yang tidak menghasilkan.

Sehingga,

Jika kita masih mempertahankan sebuah metode hingga hari ini, betapa pun usia dari rancangan petunjuknya, itu berarti metode itu tetap berdaya-guna dalam meningkatkan kualitas kehidupan kita.

Agama kita, telah berapa lama ada?

Fakta bahwa agama masih dipertahankan keberadaannya oleh kemanusiaan sampai hari ini, berarti perannya bagi pemuliaan kehidupan kita, dari dulu dan sampai kapan pun – ada, nyata, pasti, dan tidak bisa dilepaskan dari sendi kehidupan apa pun.

Dengannya, tidak patut bagi seseorang untuk mengatakan bahwa kehidupannya dan agamanya adalah dua hal yang terpisah.

Agama adalah nasehat.

Dan, tidak ada keraguan di dalamnya.

………..

Telah banyak kehidupan yang dimuliakan oleh kesetiaan kepada agama.

Dan masih banyak jiwa yang menyesalkan lambatnya diri mereka sendiri dalam menerima yang telah jelas berpihak kepada kebahagiaan mereka, tetapi sedang menikmati kesenangan sementara yang akan membesarkan penyesalan di masa tua mereka.

Dan berapa banyak jiwa yang sedang merindukan keindahan dari kebaikan, tetapi yang masih sulit membawa dirinya untuk mulai patuh?


Kalimat-kalimat yang menerangkan adalah berita gembira bagi orang-orang yang mengasihi Tuhan.

Periksalah semua landasan dari kegembiraan dan kedamaian Anda, dan segera hati Anda akan tertunduk haru dengan kesyukuran bahwa kebaikan hidup yang telah diijinkan untuk Anda nikmati – adalah karena keikhlasan Anda dalam menjadikan petunjuk Tuhan sebagai pemandu ketepatan hidup Anda.

Itu sebabnya kita harus berbicara mengenai kebaikan dan petunjuk mengenai kebaikan – dengan cara-cara yang penuh kasih sayang, karena kebaikan bukanlah sesuatu yang mendamaikan untuk didengar oleh orang yang masih membiarkan dirinya berjalan tanpa petunjuk.

Jika kalimat penerang adalah berita yang menggembirakan bagi yang beriman, maka yang merasa tidak damai mendengar kalimat penerang – adalah orang beriman yang tahu bahwa dia belum berlaku seperti yang diimaninya. Dan itu tidak mungkin mendamaikan.

Dengannya,

Ketidak-damaian adalah tanda penuh kasih yang secara khusus ditujukan kepada jiwa-jiwa baik yang sedang mendahulukan kesenangan sementara.

Itu sebabnya, jika semakin besar keyakinan kita atas kebenaran yang kita nasehatkan, harus semakin tinggi kualitas kesabaran kita.

Karena sesungguhnya, dalam menasehatkan yang baik – tugas kita bukanlah untuk menjamin terjadinya perubahan kepada yang membutuhkan perbaikan, tetapi apakah kita telah berupaya menjadi penyampai nasehat dengan cara se-pengasih mungkin.

Perubahan kualitas hidup seseorang sepenuhnya adalah hak Tuhan.

Jika keluhan kita penuh berisi ketidak-nyamanan, kekurangan, kesulitan, dan keterbatasan dalam hidup – akan indah sekali jika kita menengadahkan wajah, membuka telapak tangan, dan melamatkan ratapan hati kita ke langit – ke arah kerajaan langit yang sistem pemerintahannya di tata dalam keterhubungan langsung antara setiap jiwa dengan Tuhan-nya Yang Maha Berkuasa.

Ya ..., langsung - antara satu jiwa dengan Tuhan-nya.

Dan,

Untuk setiap jiwa yang sedih, Tuhan Yang Maha Mendengar sedang menanti ketulusan keluhannya, yang termasuk mengakui perannya sendiri dalam mendekatkan dirinya dengan yang menyedihkannya.

Untuk setiap jiwa yang merasa diperlakukan tidak adil, Tuhan Yang Maha Adil sedang menanti pengertiannya untuk ikhlas menerima keadaan yang diijinkan oleh Tuhan untuk terjadi, dan juga berlaku adil kepada sesama dan kepada Tuhan.

Untuk setiap jiwa yang marah, Tuhan Yang Maha Perkasa sedang menanti keterbukaannya bahwa kemarahannya adalah tenaga yang harus digunakan untuk memindahkan dirinya sendiri dari sikap-sikap dan cara-cara yang memarahkan, dan naik kelas ke keadaan-keadaan yang lebih baik.

Untuk setiap jiwa yang pedih karena perendahan oleh orang lain, Tuhan Yang Maha Memuliakan akan menemaninya dalam perjalanan tenggelam dalam kesedihannya, menemuinya di dasar kesedihannya, dan dengan penuh kasih akan menyisipkan kekuatan yang magis kedalam pikiran, hati, dan otot-ototnya untuk bangkit dan menghadapi perendahan dengan gagah berani - sebagai jiwa yang berhak bagi kemuliaan, yang menyandarkan harapannya bagi kemuliaan diri hanya kepada Tuhan Yang Maha Mulia.

Dan untuk setiap jiwa yang hampir menyerah, Tuhan Yang Maha Penolong akan mendekatkan telinga dari jiwa yang hampir menyerah itu kepada suara-suara yang menasehati, menampilkan teladan baik bagi penglihatannya, dan memasukkannya kedalam pergaulan dengan orang yang menyabarkan diri dan kemudian dimuliakan karena kesabarannya.

………..

Dan Tuhan menggetarkan hati yang mengerti, dengan kesyahduan yang tak dapat dijelaskannya, ... tetapi hatinya tahu.

Hatinya menjadi lembut, selembut kulit bayi yang menjadi pembungkusnya di hari lahirnya.

Matanya menjadi sangat dekat dengan air mata yang menggelimang dengan sinar damai dari kasih sayang Tuhan kepadanya.

Lehernya memanjang karena terulur oleh deretan pujian dan kesyukuran yang menghubungkan dasar hatinya dengan nama-nama Tuhan Yang Maha Utama.

Pengertiannya menjadi lebih ikhlas menerima niat-niat Tuhan yang tidak mungkin selain dari yang memuliakannya.

………..

lalu,

Dengan keseluruhan raga yang dihidupkan dengan nyawanya dan yang di-individu-kan oleh jiwanya, dia menjadikan dirinya lebih utuh dalam keimanannya.

Dan dengan tiada keraguan, dia menerima bahwa …

Kalimat-kalimat Tuhan yang menerangkan, adalah petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman.

………..

Maha Besar Tuhan dengan segala ilmu-Nya,

Dua ayat saja, telah mulai memberitakan pengertian yang besar dan dalam, jika kita ikhlas membuka pintu hati dan pikiran kita bagi pengertian yang berpihak kepada penyejahteraan, pembahagiaan, dan pemuliaan kehidupan kita.

Sehingga, bukan hanya banyaknya kalimat penerang yang kita hapal, tetapi juga pengertian yang mengindahkan penerangan itu, yang akan memelihara kita di jalan lurus yang menghubungkan kehidupan kita di dunia, dengan kehidupan kita di surga bersama semua jiwa yang kita cintai dan yang dicintai Tuhan.

...........

Sahabat saya yang hatinya menjadi pelabuhan bagi merapatnya dan berangkatnya kebaikan bagi pemuliaan kehidupan sesama,

Marilah kita mengkekasihkan diri kita kepada Tuhan Yang Maha Memaafkan, yang dengan pemaafan-Nya kita akan dimuliakan dengan kehidupan yang sejahtera, yang penuh kebahagiaan, dan yang cemerlang.

MARILAH KITA BERLAKU TEGAS UNTUK YANG MEMBAHAGIAKAN.

Mudah-mudahan Tuhan tidak menunda lagi jawaban bagi harapan-harapan hati Anda yang merindukan kesejahteraan dan kebahagiaan diri dan keluarga yang Anda kasihi.



--

Sahabat saya yang mulia harapan-harapannya bagi keluarga,
Ambillah rumah kecil yang sesederhana apa pun.
Ia akan lebih indah daripada istana semegah apa pun yang berisi pertengkaran.

Ingatlah, bahwa
Tujuan dari semua keberhasilan adalah pulang ke rumah dengan perasaan damai.

Apakah yang sebetulnya kita harap untuk dicapai dengan upaya berkelanjutan dan tanpa letih, untuk menemukan kesalahan satu sama lain,
dan menggunakan semua muslihat untuk membuktikan
bahwa pasangan kita salah?


Apakah kita membutuhkan kemarahan dan kebencian sebagai jalan untuk mencapai kehidupan yang baik dan berbahagia?

Mengapakah kita tidak memilih suasana yang damai,
pengertian yang menerima dan memaafkan,
ketulusan yang memesrakan,
dan kepolosan yang menggembirakan satu sama lain?

Mengapakah demikian penting bagi kita untuk merasa benar
di atas kesalahan kekasih hati kita?

Jika kita saling mengasihi,
mengapakah kita mengupayakan kepuasan dari penyiksaan hatinya?

Mengapakah kita tidak saling mengupayakan kegembiraan bagi satu sama lain?

Mengapakah kita tidak melihat bahwa kesedihan hati kekasih kita
adalah pencacatan kehidupan kita sendiri?

Mengapakah penting bagi kita untuk merasa menang dalam keluarga yang pasangannya terkalahkan dan terkecilkan?

Marilah kita lebih berkasih sayang.

Bahagiakanlah kekasih Anda,
karena itu adalah cara terdekat untuk membahagiakan diri Anda sendiri.

Indahkanlah kecintaan Anda kepada keluarga,
karena cara terdekat untuk memperbaiki rezeki
adalah meningkatkan kualitas kasih sayang dalam keluarga.

Berlakulah lebih damai,
lalu perhatikan apa yang terjadi.

...........


Sahabat saya yang berbakat menyayangi,

Bangunlah persahabatan dengan setiap jiwa di keluarga Anda.

Sebuah kebersamaan yang tidak dibangun di atas sebuah persahabatan, akan menjadi sebuah istana pasir yang menunggu air pasang naik.

Ingatlah bahwa,

Bukan tidak cukupnya kasih sayang,
yang membuat sebuah kebersamaan itu tidak membahagiakan – tetapi tidak cukupnya persahabatan.


Saya menantang Anda

untuk berani meninggalkan semua pertempuran dalam karir dan hidup Anda, mengabaikan semua ancaman, dan meninggalkan semua kekhawatiran Anda,
untuk pergi berdua saja dengan pasangan Anda, dan mentampankan dan mencantikkan diri bagi satu sama lain,
dan melihat dalam-dalam masuk ke mata masing-masing dengan perasaan rindu akan masa-masa indah berpacaran dulu.

Berbicaralah dengan kesyahduan dan keanggunan seorang pesinetron muda yang lebay.
Mendesah-desahlah, bergeraklah lambat, dan katakanlah apa pun yang menjadikannya merasa sebagai mutiara terindah dalam hati Anda.

Mohon Anda menahan tawa saat Anda memandang wajahnya.

Jagalah wajah Anda lurus dan anggun dalam berbicara mesra dengan suara lembut Anda – yang hampir berbisik dan mendesah itu.

Jika Anda tetap tidak tertawa dalam melakukan ini, pasangan Anda yang akan tertawa terbahak-bahak.

………..

Kapankah Anda terakhir kali makan malam yang mesra, hanya berdua saja?

………..

Sahabat saya yang berada dalam perhatian baik Tuhan,

Mudah-mudahan Tuhan menjadikan kita lebih mudah berlaku mesra kepada anggota keluarga kita, dan memampukan kita menikmati kebersamaan dalam keluarga kita dalam kedamaian dan kesyukuran.

Janganlah kita menemukan kebersamaan lain yang lebih indah daripada kebersamaan dengan keluarga kita.

Mudah-mudahan Tuhan menjadikan kasih sayang Anda kepada keluarga, sebagai pengharus bagi penjawaban semua doa dan harapan dalam kerja keras Anda.

--

Nasib itu - tidak permanen.
Sesuatu yang kita sebut 'nasib' itu bukanlah sebuah keadaan yang permanen.
Dia sangat lentur, luwes, dan reaktif.
Dia berespon kepada kualitas sikap dan tindakan tindakan kita - tanpa menyumbangkan pendapatnya sendiri.
Dia – nasib itu, berupaya sangat netral; meskipun sebetulnya dia sangat berpihak kepada keberhasilan dan kebahagiaan kita.
Nasib sudah berdiri di samping peraduan Anda sejak mata Anda terpejam tadi malam.
Dia tidak sabar menunggu kebangunan Anda, agar pagi ini Anda mengupayakan pelayanan kepada orang lain – kebaikan bagi orang lain yang penting bagi kebaikan sang nasib.
Tetapi, lebih sering daripada tidak, nasib itu dikecewakan oleh orang yang terjaga- tetapi tidak bangun.
Bagi mereka yang bangun - yang tegap dan bertenaga – dalam pekerjaannya; nasib akan mengambil bentuk sebuah istana yang megah dan gemerlap.
Tetapi, bagi mereka yang tidak bangun, walau pun terjaga; nasib akan mengambil bentuk sebuah penjara.

Keberuntungan. Kapan kah Anda akan berpihak kepada saya?
Sebagian orang hanya mempercayai adanya satu nasib – yaitu nasib buruk.
Dan dia akan menggunakan keyakinannya itu untuk menjelaskan kesulitan hidupnya.
Sebagian yang lain hanya mempercayai satu nasib yang satu lagi - yaitu nasib baik.
Dan dia akan menggunakan yang diyakininya itu untuk menjelaskan keberhasilan orang lain yang tidak disukainya.
Nasib itu ada yang buruk, dan ada juga yang baik.
Itu sebabnya kita harus membuktikan bahwa kita bernasib baik, melalui keberanian untuk memutuskan dan bekerja keras untuk menjadikan keputusan itu sebuah keputusan yang baik; yaitu keputusan yang menjadikan kita bernasib baik.

Se-untung-untungnya seseorang yang lupa, tetap lebih untung orang yang ingat.
Bila Anda terus ingat dengan hak Anda untuk mencapai impian-impian kepemimpinan Anda, maka mudah bagi Anda untuk menyiapkan diri bagi peran-peran yang mengharuskan kebaikan dan perbaikan di lingkungan Anda.
Dan karena Anda termasuk pribadi yang siap, Anda akan melihat bahwa ternyata nasib baik lebih berpihak kepada dia yang siap.
Maka jawab lah pertanyaan ini.
Semua yang sedang Anda kerjakan sekarang, termasuk juga pekerjaan yang sedang Anda hindari itu - apakah
mereka akan menjadikan Anda seorang pribadi yang lebih siap?
Dan bila jawaban Anda adalah 'Ya', kesiapan untuk apa kah itu?
Apa kah Anda mengetahui dengan pasti untuk apa kah kesiapan yang sekarang sedang Anda bangun itu?

Kartu Apakah Yang sedang anda Pegang?
Seandainya semua kemenangan dalam permainan kartu ditentukan oleh kualitas kartu yang dipegang oleh seseorang, maka teknik paling penting dalam permainan kartu adalah teknik membagi kartu -bukan memainkannya.
Lalu, segera setelah seseorang menerima pilihan kartu yang buruk, dia harus segera menyerah.
Dan rekannya yang mendapatkan pilihan kartu yang baik - harus segera melompat berdiri dan mengumumkan kemenangannya.
Tetapi apakah memang begitu?
Kemenangan dalam kehidupan ini, persis seperti permainan kartu -yaitu, bukan kartu yang Anda pegang yang menentukan kemenangan Anda, tetapi bagaimana Anda memainkan kartu apa pun yang ada pada Anda.
Kualitas yang prima tidak menjamin keberhasilan bagi siapa pun, tetapi penggunaan yang bersungguh-sungguh dari kualitas apa pun yang kita miliki - itu lah jalan terbaik menuju jaminan yang Anda inginkan.

Penderitaan tidak menyebabkan penderitaan.
Lebih jauh, sebuah penderitaan tidak harus menyebabkan terlahirnya penderitaan yang lebih besar lagi.
Karena, penderitaan bisa datang bahkan dari sebuah kebahagiaan - bila kebahagiaan itu ditelantarkan.
Penderitaan adalah kualitas perasaan yang pada pribadi-pribadi bintang seperti Anda, sebetulnya adalah kekuatan asli yang terjahitkan dalam upaya Anda untuk keluar dari penderitaan.
Tetapi, sebagian orang berhasil memisahkan perasaan sakit itu dari upaya-nya, sehingga dia bisa meratap dalam perasaan sakit-nya, tanpa terlibat dalam upaya untuk memperbaiki keadaannya.

Penderitaan adalah hasil dari pilihan sikap dan perilaku yang memperbesar kesempatan datangnya penderitaan - maka pilih lah sikap dan perilaku yang memudahkan tercapainya kebahagiaan.
Keberhasilan yang paling manis adalah keberhasilan yang dicapai melalui kesulitan dan penderitaan.
Bila semuanya mudah, maka keberhasilan tidak akan disebut keberhasilan - ia biasanya disebut “. terang aja!”..

Penderitaan bukan lah hasil dari sebuah penderitaan.
Bila semuanya mudah, maka tidak ada hasil yang bisa disebut keberhasilan.
Sadari lah bahwa seruling yang melantunkan kemerduan suara surgawi itu - berasal dari buluh bambu yang disayat oleh pisau yang tajam dan dilubangi oleh batang besi yang membara.

--

Sahabat saya yang mulia hatinya,

Mohon Anda perhatikan, bahwa tidak sedikit dari kita berlaku dengan keramahan yang tidak cukup baik untuk betul-betul mengerti kehidupan.

Tidak sedikit dari kita yang hanya ‘tampak’ mendengar, tetapi sebetulnya sedang merencanakan apa yang akan dikatakannya – segera setelah lawan bicaranya selesai berbicara.


Sehingga, banyak perdebatan yang sebetulnya hanyalah kesibukan dua pihak yang saling membicarakan pendapatnya masing-masing, tanpa keterbukaan hati untuk mendengarkan dan mengerti pendapat orang lain.

Bukankah tidak mungkin bagi siapa pun untuk menjadikan dirinya seratus persen salah, atau menjadi seratus persen benar?

Bukankah kita diperintahkan untuk menemukan keindahan di dalam perbedaan?

Bukankah Tuhan Yang Maha Perkasa itu akan langsung saja menjadikan kita semua satu umat dengan satu pendapat, jika Tuhan tidak mengilhamkan keindahan di dalam keberagaman dari semua ciptaan-Nya?

Dan bukankah keberagaman yang tersederhana tetapi yang paling utama dalam kehidupan ini, adalah penciptaan segala sesuatu yang berpasang-pasangan?

Marilah kita sadari, bahwa di saat kita meyakini sesuatu, ada sesuatu yang lain yang memberikan alasan bagi orang lain untuk meragukannya.

Maka janganlah kita meyakini apa pun yang tidak memuliakan kehidupan.

...........

Sahabat saya yang besar impian-impian hatinya,

Marilah kita menasehatkan kebenaran dan kesabaran bagi satu sama lain.

Janganlah berlama-lama mengisi kehidupan dengan perbantahan yang lebih mengutamakan tidak berubahnya pendapat lama yang tidak memuliakan kehidupan.

Marilah kita menyegerakan keterlibatan dalam kehidupan yang ceria dan sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang meningkatkan kualitas hidup kita.

Kemudian, jika kita merindukan tempat-tempat yang mulia dalam kehidupan kita di dunia dan di surga, marilah kita melebihkan kecintaan yang menjadikan diri dan pekerjaan kita rahmat bagi sesama.

Marilah kita memuliakan kehidupan.

--

Wanita Adalah Pemulia Bangsa.

Memuliakan peran wanita sebagai pemimpin keindahan keluarga, sebagai tiang negara, dan sebagai perhiasan terindah bagi pria Indonesia yang super.

MARIO TEGUH GOLDEN WAYS (LIVE)
EDISI KLARIFIKASI TWITTER, WANITAKU, PEMULIAKU


GRAND STUDIO METRO TV
28 Februari 2010, 17:00 – 20:00 WIB

------------------------------

Sahabat Indonesia yang super,

yang setia kepada tujuan-tujuan kebaikan hidupnya.

mudah-mudahan sapa saya ini mendapati Anda dalam kesungguhan yang besar untuk menjadikan hari ini sebagai hari yang besar perannya bagi keberhasilan Anda di minggu ini.

Kami memuji kemuliaan Tuhan dan menyampaikan rasa syukur yang tak berbatas kepada Dzat Yang Maha Agung - yang mensaudarakan dan mensahabatkan Anda - pribadi-pribadi dengan jiwa-jiwa yang bening – kepada kami.

Indah sekali rasanya bahwa kita bersaudara dan bersahabat dalam kebenaran dan kesabaran.

Mudah-mudahan Tuhan menjadikan kebersamaan kita ini sebagai pengharus bagi dituangkannya kesejahteraan besar kepada Anda, yang disertai dengan pelingkupan perlindungan dari Tuhan - yang mendamaikan dan membahagiakan kehidupan Anda dan keluarga terkasih.


Sebagai ‘pengantar’ bagi PENUTUPAN POLEMIK #MTOF dan pengunduran kita dari Twitter, bersama ini saya sertakan koleksi #MTOF 3 – 12 dari account Twitter kita sebelumnya, bagi penikmatan di ruang keluarga MTSC yang ramah dan santun ini. #MTOF 1 – 2 berisi salam pembuka hari dan cerita bahwa saya sedang mengantar Ibu Linna dan anak-anak makan siang. Saat itu, 20 Februari 2010.

Please kindly enjoy, absorb, and apply.

#MTOF 3. Kekhawatiran betul2 terjadi kepada dia yang hanya khawatir n mengeluuuuh terus.

#MTOF 4. Kita tdk akan bisa mnyelesaikan kkhawatirn yg tdk kita ketahui nama-nya.Apkh nama dr kkhawatiran Anda?

#MTOF 5. Orang yg u/ mandi saja butuh disemangati,tidak pantas u/ penyemangatan apa pun.

#MTOF 6. Wanita yg pas u/ teman pesta,clubbing,brgadang smp pagi,chitchat yg snob,mroko,n kadang mabuk – tdk mungkin direncanakan jadi istri.

#MTOF 7. Pria yg pas u/ wanita #MTOF 6.tdk akn jadi suami yg setia n ayah yang menghebatkan anak2.

#MTOF 8. Karakter asli orang selalu baik,kelakuan buruknya yg menjadikannya dinilai harus memperbaiki diri.

#MTOF 9. Orang yg gelisah n protes saat mndengar nasehat baik, adlh orang baik yg sdang salah sikap.

#MTOF 10. Jodoh itu di tangan Tuhan & akan lbh baik jk kita periksa apkh kita mmpersulit orang yg ingin memperjodoh kita.

#MTOF 11. Hidup berbahagialah dg istri Anda yg baik,atau suami Anda yg anggun. Tdk ada kebahagiaan di yg selain kebaikan.

#MTOF 12. Pd akhinya kt hrs mmilih wanita yg baik u/ istr,pria yg baik u/ suami,n mebangun klrg yg baik.Jk tidk segera pasti nanti.

--

1.Anda tidak akan pernah mengetahui seberapa besar yang bisa Anda capai, sampai Anda ikhlas mencoba yang selama ini Anda takuti.

2.Kebodohan yang berani akan mengalahkan kepandaian yang ragu-ragu.

3.Jika Anda lebih berani, Anda akan mengambil tugas yang lebih besar dan tidak memantaskan diri untuk dihargai kecil.

4.Peningkatan kemampuan mengikuti peningkatan keberanian. Tidak ada gunanya kemampuan tanpa keberanian.

5.Lebih beranilah. Jangan mengikhlaskan diri untuk gaji kecil asal ada pensiun, kemudian mengeluh sampai pensiun dan setelahnya.

6.Jika Anda tertarik untuk memasuki kehidupan yang lebih sejahtera, justru lakukanlah yang selama ini Anda takuti.

--

Anda tidak boleh bernegosiasi
dengan impian Anda.
Bernegosiasilah dengan apa yang harus
Anda lakukan untuk mencapainya.



Anda memang mungkin akan berakhir dengan keharusan untuk menerima yang kecil,
jika Anda kalah dalam bernegosiasi dengan orang lain.

Tetapi itu adalah kemungkinan yang bisa Anda perbaiki
dengan menjadikan diri Anda lebih ahli dalam jalan dan cara negosiasi.

Tetapi, Anda akan hanya mengharapkan sebuah kehidupan yang kecil,
jika Anda menang bernegosiasi melawan impian Anda sendiri.

Maka, jangan tawar impian Anda.
Jangan kurangi yang mungkin Anda capai.

Apa pun yang Anda impikan, biarkanlah ia besar dan tinggi.

Lalu, besarkanlah harapan Anda, tuluskanlah doa Anda, ikhlaskanlah kelebihan pelayanan Anda,
dan utuhkanlah keberserahan Anda.

Jangan kalahkan hak Anda untuk berhasil.

...........

Seorang nenek kebetulan berlalu saat saya berjalan menelusuri sisa-sisa dari yang dulunya adalah bangunan-bangunan tua nan elok di pinggiran sungai Batang Arao, Padang.

Dia membawa semua harta yang dapat dibawanya, dengan senyum dan keramahan yang membekukan langkah saya.

Jiwa yang kuat dan ikhlas seperti ini belum tentu berlabuh dalam badan-badan yang lebih muda, yang lebih kuat, dan yang lebih sehat.

Kekuatan jiwa adalah masalah keputusan.

Anda memutuskan untuk kuat, atau tidak.

Itu pilihan Anda. Bukan pilihan orang lain.

Jangan harapkan orang lain, yang akan memutuskan apa yang harus Anda hidupi dengan berani.

Ini kehidupan Anda.

Keputusan kehidupan adalah keputusan pribadi.

Putuskanlah dengan berani,

Karena,

Keberanian adalah bukti dari iman.

--

1. Dia menerima saya sebagai pribadi mandiri yang masih bisa diperbaiki.

2. Dia menjadi SAHABAT dan KEKASIH saya, dan IBU yang super bagi keluarga.

3. Dia membebaskan saya dari hal-hal yang tidak perlu, terutama: uang, sertifikat-sertifikat tanah & rumah, BPKB mobil-mobil, dan semua.

4. Semua yang dipikirkannya adalah memastikan saya tampil prima, bicara cerdas, dengan senioritas yang anggun.

5. Dia membuat saya merasa ikhlas tidak pegang uang, agar katanya saya lebih tulus dan murni dalam melayani publik.


6. Pernikahan itu seperti sebuah jalan. Bukan jalanannya yang menjadikan kita sampai, tetapi kesungguhan dari yang berjalan.

7. Wanita sering dikira lemah. Bukan, itu kelemah-lembutan. Kekuatan yang telah mengendalikan kaisar-kaisar dalam sejarah.

8. Memaafkan saya jika salah, dan segera berlaku mesra dan menyayangi saya seperti saya tidak akan salah lagi.

9. Sangat pelit untuk membelikan yang saya sukai, tetapi sangat royal untuk yang menjadikan saya lebih hebat.

10. Dia mengerti bahwa saya minta maaf meskipun tdk salah, terus marah sedikit lagi, tapi kemudian saya disayaaang lagi.

--
Sahabat Indonesia yang super,

yang sedang menjadikan dirinya pembangun keluarga dan berperan sebagai tiang negara.

Saya dan Pak Mario Teguh, bersama ini menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang setulus-tulusnya atas dukungan moril dan anjuran-anjuran yang sangat baik bagi pengembangan persaudaraan dan persahabatan yang indah di negara kita yang tercinta ini. Sekali lagi, terima kasih.

Perkembangan terakhir yang berkenaan dengan keputusan MTSC Management untuk menarik pelayanan kami dari Twitter, mengharuskan kami memikirkan cara-cara yang lebih mudah diterima oleh para sahabat kita, yang menjadi tujuan pelayanan kita - tetapi yang justru menjadi gundah dan bahkan murka, karena belum lengkap menerima konsep-konsep keindahan hidup yang kami layankan dengan sangat luas di publik, yang bukan hanya ditujukan secara khusus kepada mereka.


Saya adalah penyaksi yang paling dekat mengenai ketulusan Pak Mario untuk memuliakan wanita.

Beliau bukan hanya mengatakan, tetapi membuktikan dalam perilaku kesehariannya bahwa Pak Mario menghormati 3 wanita paling penting dalam hidupnya, yaitu Ibu-nya, istri-nya, dan anak perempuan-nya.

Tetapi, sejak menikah, ada satu tambahan wanita lagi yang menurut Pak Mario adalah wanita yang paling berbahaya jika tidak dilayaninya dengan baik, yaitu Ibu Mertua-nya.

Kembali mengenai Twitter.

Sebagai istri yang sangat berkepentingan bagi keberhasilan tugas suaminya, saya juga sempat agak gregetan membaca komentar wanita-wanita yang tidak mengerti bahwa maksud dari nasehat-nasehat Pak Mario adalah untuk kebaikan mereka.

Pak Mario tersenyum dan berkata kepada saya:

Benar atau salah, tetapi jika orang merasa tidak damai karena kebenaran yang kita sampaikan, kita harus meminta maaf.

Kegundahan orang lain kepada kita, saat kita menyampaikan kebenaran, adalah perintah untuk memperbaiki cara dalam menyampaikan kebenaran.

Kita tidak boleh memaksakan cara dalam menyampaikan kebenaran, karena itu akan mengakibatkan orang yang membutuhkan perbaikan hidup itu justru mencemoohkan kebenaran.

Kita tidak boleh meminta maaf atas kebenaran yang kita sampaikan, tetapi kita harus meminta maaf jika kekurang-mampuan kita dalam menyampaikannya mengganggu kedamaian orang lain.

Kita tidak boleh menjadi penyampai kebenaran yang justru membuat orang menjauhi kebenaran.

………..

Lalu Pak Mario mengajak saya membayangkan sebuah perbincangan imajiner, antara beliau dengan seorang keponakan perempuannya, yang mempersulit dirinya sendiri untuk mengerti yang baik bagi diri dan kehidupannya sendiri.

...........

Pak Mario menghela nafas yang dalam, lambat-lambat, dengan senyum yang hampir tidak nampak, tetapi terasa keramahannya, lalu beliau berkata:

Kalau kamu tidak mau mendengarkan nasehat saya sekarang, tidak apa. Asal kamu berdoa kepada Tuhan agar jangan sampai kamu dimasukkan kedalam keadaan yang membutuhkan nasehat saya sekarang ini.

Seperti misalnya, engkau membantahku karena menurutmu teman-teman pria-mu tidak akan merasa ragu merencanakan untuk memperistri mu, jika engkau tidak memuliakan dirimu sendiri.

Engkau menolak melihat kebaikan dari nasehatku bahwa:

“Wanita yang pas untuk teman pesta, clubbing, bergadang sampai pagi, chit chat yang snob, merokok dan kadang mabuk – tidak mungkin direncanakan jadi istri”

Berdoalah agar Tuhan tidak memasukkan mu kedalam keadaan nyata yang akan membuatmu menyesali penolakanmu sekarang, misalnya:

. engkau bisa saja lama tidak mendapatkan pasangan karena pria yang engkau taksir hanya mau enjoy aja dengan mu, tetapi nanti ‘seriusan’ sama wanita yang berlaku dalam tuntunan agama yang indah, kemudian menikah, dan membesarkan anak-anak yang sehat-sehat dan lucu-lucu,

. anak perempuan mu sering terlambat bangun dan menghindari sekolah karena sering keluar malam dengan teman-teman laki-laki yang berganti-ganti, dan bergaulnya hanya dengan laki-laki dewasa yang suka kehidupan malam.

. hampir setiap bulan engkau ketakutan jika menstruasi anak perempuanmu terlambat.

. anak laki-lakimu jadi malas sekolah dan boros uang karena bergaul dengan teman wanita yang perilakunya seperti anak perempuanmu.

. anakmu yang terakhir, lahir premature dan banyak kelemahan fisik, karena saat hamil, engkau merokok dan minum alkohol, meskipun tidak sering tetapi kadang-kadang sampai mabuk.

. suami mu tidak disukai oleh para atasan dan rekan sekantornya karena kata mereka, istri suamimu sering bicara sok lebih kaya dari orang lain, sok Barat, sok modern, tidak pernah keluar negeri tapi ceritanya jalan-jalan ke Paris.

. suami mu masih sering menyinggung mengenai keraguannya apakah anak pertama mu adalah betul anak dia, karena engkau dulu punya banyak teman keluar malam - laki-laki yang sering mengajak mu pergi sampai pagi, sebelum engkau bertemu dia.

. suami mu sering pulang marah-marah karena dia bertemu klien-klien yang mengatakan dulu pernah jalan sama diri mu, dan mereka bilang engkau orang nya enjoy aja, cuwek, dan easy going.

. ayah mu yang sedang sakit menelepon dan menangis, dan bercerita bahwa ibumu tidak menjaganya di rumah sakit, tetapi pergi rame-rame dengan teman-temannya. Yang menjemput perempuan, tapi malam yang mengantar pulang laki-laki. Ayah mu sakit paru-paru, sehingga sering sampai sesak nafas karena baju dan rambut ibu mu bau rokok yang kental dan padet sekali.

. anak-anakmu membantah mu kalau kau nasehati agar lebih suka di rumah, belajar, dan menemani mu yang sering juga ditinggal suami mu entertain klien di kelab malam sampai pagi. Mereka bilang mereka punya hak azasi untuk memilih jalan hidup sendiri, karena mama dulu juga begitu, papa juga sering pulang malam, tapi terus terima telpon dari perempuan lain dan bicaranya keluar di halaman depan rumah, nenek juga begitu. Kata mereka, masa’ kita yang muda-muda disuruh tinggal di rumah, nanti bisa kaya’ kakek yang sakit paru-paru.

. ibu mu sedang bertengkar dengan dokter paru-paru ayah mu, karena dia tidak suka dilarang merokok di ruang opname rumah sakit.

………..

Cerita bayangan tentang masa depan mu itu memang semua cuma khayalan, tetapi jangan sampai engkau mengabaikannya dengan cara yang membuatmu jadi pantas masuk kedalam keadaan yang kau cemoohkan. Tidak usah semua poin kau alami, satu saja rasanya tidak akan membahagiakanmu.

Jadi kesimpulannya, sekarang ini setelah engkau lebih mengerti,

Engkau tidak boleh langsung menolak sesuatu yang tidak kau mengerti.

Kalau engkau tidak mengerti, engkau harus bertanya dulu, bukan langsung menolak dengan pengertian yang tidak cukup.

Malu khan?, kalau engkau tadinya galak-galak menolak hanya karena suka menolak, tapi terus ketahuan engkau yang kurang mau berpikir atau tidak rendah hati untuk bertanya.

Karena hidup dan masa depan mu penting, maka engkau harus lebih hati-hati, yang artinya menggunakan hati baik, dan berpikir dengan pikiran yang baik.

Engkau tidak boleh menggunakan jiwa dan kehidupan mu untuk mencoba membuktikan bahwa yang dianjurkan oleh agama itu baik bagimu, dan engkau tidak boleh menggunakan kehidupan anak-anakmu sebagai percobaan untuk membuktikan bahwa Tuhan sangat serius dalam menetapkan larangan.

Engkau harus mematuhi kebaikan, karena kebaikan adalah satu-satunya jalan kebahagiaan bagimu dan semua yang kau kasihi.

Sudah kau lihat sekarang, bahwa penolakanmu terhadap nasehatku ini bukan tentang kesetaraan antara pria dan wanita, tetapi:

Penolakanmu adalah tanda bahwa engkau berupaya mempertahankan kebiasaan yang kau ketahui akan merugikanmu sendiri.

Lebih berkasih sayanglah engkau kepada dirimu sendiri.

………..

Sahabat Indonesia yang super,

Terima kasih atas perhatian dan dukungan baik Anda, yang menjadikan kami lebih damai dalam menjalankan pelayanan bagi kebahagiaan kita semua.

--

1. Jangan pernah katakan CUMA mau sukses dan bahagia, karena Anda dan hidup Anda lebih mahal daripada CUMA.

2. Apakah orang yang tidak menghormati dirinya sendiri bisa menginginkan sesuatu yang besar dan penting?

3. Apakah kecilnya keinginan Anda, menunjukkan kecilnya kesediaan Anda untuk berupaya?

4. Hidup kita terlalu penting untuk digunakan melakukan yang kecil. Itu sebabnya Stress = Mimpi Besar : Kesungguhan Kecil

--

Turning Your Passion Into The Source Of Wealth
Menjadikan Kecintaan Anda Sebagai Sumber Kekayaan

Semua orang yang kita kagumi keberhasilan finansialnya, adalah pribadi-pribadi yang berhasil menjadikan kecintaan mereka sebagai sumber kekayaan.
Memang ada orang yang berhasil mengumpulkan harta melalui kecintaan-kecintaan yang merugikan orang lain, tetapi ukuran kepemilikan seperti itu tidak mungkin kita kagumi, karena kualitasnya yang rendah.
Tetapi, mereka yang berhasil mencapai kekayaan-kekayaan yang terhormat selalu mencapainya dengan cara-cara yang menguntungkan orang banyak; itulah yang menjadikan kekayaan mereka bernilai, dan kesungguhan pribadi mereka – kita kagumi.


Maka marilah kita menjernihkan pikiran dan hati – untuk mengenali apakah ada kecintaan di dalam diri ini, dan apakah kecintaan kita adalah kecintaan yang memperkuat, membesarkan, dan meninggikan kita; dan bukan yang melemahkan, mengecilkan, atau merendahkan kita.


Kecintaan adalah kekuatan penghebat yang dikirimkan dari langit untuk menjadi pengisi hati Anda.
Hati Anda adalah penumbuh dari segala kekuatan, dan tempat pemberangkatan dari semua perjalanan ke masa depan yang sejahtera, berbahagia, dan memuliakan.

Pada pribadi yang tidak berhati-hati, hatinya adalah penumbuh dari kekuatan yang mengkerdilkan, dan pembatal bagi semua perjalanan menuju kebaikan - tetapi penyegera bagi perjalanan menuju yang buruk.

Karena tidak ada niat Tuhan kecuali memuliakan Anda, maka Beliau mengirimkan kecintaan ke dalam hati Anda, sebagai kekuatan penghebat bagi Anda dan kehidupan Anda.

Perhatikanlah, bagaimana orang-orang yang tadinya biasa dan perlakukan biasa oleh orang lain – menjadi pribadi-pribadi yang berhasil dengan cemerlang, melalui kecintaan yang mereka wujudkan dalam pelayanan yang menguntungkan orang banyak

Kecintaan adalah kekuatan yang melebih-lebihkan.
Kecintaan memiliki kecenderungan untuk melebih-lebihkan, karena bila kecintaan Anda tidak mendorong dan menarik Anda untuk berlaku berlebihan – perasaan Anda itu tidak bisa disebut kecintaan.

Maka pastikanlah bahwa kecintaan Anda adalah kecintaan kepada yang baik, untuk melakukan yang baik, dan untuk tujuan yang baik. Karena kecintaan kepada dan dengan kualitas selain yang baik – akan membuat Anda melakukan semua hal yang bertentangan dengan kepentingan Anda untuk berhasil.

Kendalikanlah kecintaan Anda. Berhati-hatilah, karena kecintaan Anda membuat Anda melebihkan apa pun; yang bila tidak Anda kendalikan dengan bijak, ia akan menguasai Anda.

Kecintaan adalah bayangan surga dengan aroma bebungaan taman langit, yang menjadi pelangi penghantar ke surga bagi dia yang setia kepada kecintaannya.

Kecintaan adalah perajut impian yang sebetulnya. Kecintaan Anda akan menciptakan bayangan-bayangan di kesadaran dan tidur Anda mengenai bentuk-bentuk indahnya di masa depan.

Bila Anda setia kepada kecintaan Anda – ia akan menunjukkan jalan-jalan untuk sampai ke keindahan masa depan Anda, ia akan juga menjadi jalan Anda, dan ia akan memastikan bahwa perjalanan Anda indah.


Kekuatan hati Anda adalah tenaga bagi kecintaan Anda.
Kecintaan yang tergeletak di hati yang lemah, akan lenyap menguap hanya dengan mendekatnya bayangan masalah, seperti kabut pagi yang lari menghindari senyum matahari.

Tetapi, kecintaan yang terpelihara di hati yang kuat, akan justru menyala terang melawan masalah, seperti api unggun yang tersiram minyak.

Maka bila hati Anda telah terisi dengan sebuah kecintaan, pastikanlah bahwa hati Anda menyediakan seluruh kekuatannya untuk menjadikan kecintaan Anda sebuah tenaga yang memperkuat Anda, yang membesarkan Anda, dan yang meninggikan Anda.

Pastikanlah bahwa kecintaan Anda harus memuliakan Anda, karena bila ia bertentangan dengan hak Anda untuk mencapai keberhasilan, maka perasaan itu bukanlah kecintaan - tetapi ketertarikan yang menjebak Anda ke dalam kesulitan dan kelemahan.

Segera setelah ini, bekerjalah dalam kesungguhan-kesungguhan baru untuk menjadikan kecintaan Anda sebagai sumber dari kekayaan Anda.

--

BAGIAN KEDUA

………..

Sahabat ku yang kesungguhannya sedang dinantikan oleh kehidupan,

Janganlah engkau membantah yang ini, bahwa

Nilai dari yang kau lakukan, menentukan nilai dari yang kau capai.

Maka pertanyaanku kepadamu, adalah

Apakah yang sedang kau lakukan itu bernilai?

Jika tidak, mengapakah engkau masih bertahan dalam melakukannya?


Apakah yang kau segerakan adalah yang akan menyegerakan kebahagiaan mu?

Jika tidak, mengapakah engkau mengeluhkan kelambatan hidup mu?

Apakah yang kau pertahankan saat ini adalah kesejahteraan yang harus kau pelihara?

Jika engkau tidak sejahtera, mengapakah engkau mempertahankan tempat dan cara-cara yang tidak menyejahterakan mu?

Apakah pendapat yang kau bela mati-matian itu adalah mesin penghasil kehebatan hidup mu?

Jika engkau harus berbicara tinggi untuk menutupi kerendahan kebanggaan mu terhadap dirimu sendiri, mengapakah engkau mempertahankan pendapat yang tidak menghebatkan mu?

Sekarang,
Janganlah engkau menjauh dari ku.

Ke sinilah engkau.
Dekat-dekatlah sini.

Janganlah kau patuhi kebiasaan mu yang selama ini menjauhkan mu dari nasehat-nasehat baik.

Jika engkau merasa gelisah karena mendengar yang baik, engkau harus mengakui bahwa yang tidak baik telah lebih kuat menjadi tuan rumah di hati baik mu.


Sahabat ku yang aku kasihi,

Ketahuilah bahwa engkau adalah kekasih Tuhan.

Tuhan sangat mencintai mu.
Bukankah sebetulnya hati mu mengetahui hal ini?

Tetapi mungkin kesulitan dalam hidup mu telah mendorong mu untuk mempertanyakan kasih sayang Tuhan.
Meskipun sebetulnya engkau tahu, bahwa engkau adalah pemeran utama dalam penyulitan hidup mu sendiri.

Engkau memperhatikan-Nya atau tidak, Tuhan tetap memperhatikan mu.
Engkau meminta atau tidak, Tuhan tetap memberi mu.

Tetapi ini yang harus kau ingat, bahwa

Jika engkau ingin Tuhan melebihkan perhatian-Nya kepada mu, lebihkanlah perhatian mu kepada-Nya.

Jika engkau ingin Tuhan melebihkan pemberian-Nya kepada mu, lebihkanlah alasan bagi kelebihan penerimaan mu.

Dan,

Jika engkau ingin Tuhan melayani mu, layanilah sesama mu.


Engkau yang hatinya baik,

Jadikanlah ini pegangan mu,
karena sesama adalah semua ciptaan Tuhan, maka:

Melayani sesama adalah satu-satunya cara melayani Tuhan.

Maka sebelum aku meninggalkan mu untuk menyegerakan semua kecintaan ku,
agar engkau menyegerakan kebaikan yang telah merindukan keceriaan mu,
ini yang aku pesankan kepada mu untuk kau lakukan hari ini:

Bersegeralah untuk memperbarui perasaan mu dengan kegembiraan.

Bersegeralah untuk mentenagai gerakan mu dengan kecepatan yang terukur.

Bersegeralah untuk merupawankan wajah mu dengan senyum.

Bersegeralah untuk memperindah tutur kata mu dengan keramahan.

Bersegeralah untuk menganggunkan perilaku mu dengan kesantunan.

Dan,

Bersegeralah untuk mengutuhkan semua yang kau lakukan dengan doa.

Lalu,
dalam damai hati mu,
perhatikan apa yang terjadi.

Sesungguhnya yang segera menjadi kualitas hidup mu, adalah yang kau segerakan.

Maka pertanyaan ku di akhir minggu ini untuk mu, adalah:

Apakah yang kau segerakan?

--

BAGIAN PERTAMA
…….

Sahabat saya yang baik hatinya,

Jika Anda menemui adik yang masih muda, yang lebih mendahulukan istirahat daripada belajar untuk menjadikan dirinya pandai, atau menunda pekerjaan yang akan menjadikannya mampu, sampaikanlah ini dalam kalimat-kalimat Anda sendiri.

………..

Adikku yang menjadi tujuan dari semua pelayananku,

Ketahuilah bahwa aku sering lebih mempercayai kualitas-kualitas yang ada pada dirimu, daripada engkau sendiri dalam mempercayai yang seharusnya engkau percayai itu.


Mungkin karena aku tidak sepenuhnya hidup dalam hidupmu, aku hanya mencatat yang kau katakan saat engkau melambung ke langit dalam kebanggaan dari rencana-rencanamu, dan tidak turut merasa tak berdaya dalam malam-malam mu yang tanpa tidur – saat engkau menjadi tuan rumah bagi semua keraguan hati mu.

Engkau dilahirkan dengan semua kemungkinan yang sama untuk menjadi pribadi yang sejahtera, berbahagia, dan cemerlang.

Engkau dibesarkan dengan tujuan untuk menjadi lebih kuat sebagai pelaksana dari semua tindakan yang dibutuhkan untuk menjadikan dirimu pribadi yang lebih mampu.

Engkau diberikan ketergesaan sebagai nama dari gerakan pertama dan utama dari hatimu.

Engkau dilahirkan di antara banyak orang yang menasehatkan dan meneladankan yang baik, dan yang membuktikan kebaikan dari kebaikan.

Di antara mereka, ada juga yang mencontohkan ketidak-setiaan kepada yang baik, agar engkau melihat ketidak-baikan yang menyiksa, dan agar engkau percaya bahwa tempat mu hanya ada di dalam kebaikan.


Tetapi, sahabat hatiku,

Camkanlah ini, bahwa:

Semua kehebatan mu dalam bermimpi, kelengkapan mu dalam berencana, dan kelantangan mu dalam berjanji; tidak lebih kuat daripada kecenderungan mu untuk menunda.

Ingat-ingatlah lagi.

Bukankah telah banyak malam-malam yang bermata lebar terjaga dalam impian-impian sadar mengenai hal-hal besar yang ingin kau capai?

Bukankah telah sering engkau berbaring gelisah menanti pagi yang tak kunjung merebak, karena engkau tak sabar untuk segera melakukan yang kau yakini malam itu sebagai jalan keluar dari kesulitan mu, yang juga adalah jalan masuk mu ke kehidupan impian mu?

Tetapi,

Untuk kemudian kau buktikan bahwa ketergesaan mu untuk bertindak – tertahan oleh perasaan kecil yang sederhana, yang berkata dalam hatimu bahwa nanti adalah saat yang tepat untuk melakukannya, dan bahwa sekarang bukanlah waktunya.

Lawan dari ketergesaan untuk berhasil bukanlah kelambanan.
Lawan dari ketergesaan untuk berhasil adalah ketergesaan untuk menunda yang memberhasilkan.


Sahabatku yang hatinya baik,

Sadarilah bahwa sebenarnya Tuhan hanya menyertakan kekuatan bersama kelahiran mu. Engkau sama sekali tidak dibekali kelemahan.

Lunak tulang-belulang mu saat kelahiran mu adalah kekuatan yang mengharuskan kehati-hatian pada perilaku orang-tua mu.

Kecil tubuh mu adalah kekuatan yang mengharuskan perlindungan dari orang-orang yang lebih besar.

Lucunya rancangan wajah dan anggota tubuh mu adalah kekuatan yang mewabahkan perasaan gemas untuk menjadikan mu harta keluarga.

Bisu dan gagu dari lidah mu sebagai bayi adalah kekuatan yang mengharuskan semua yang dewasa untuk berbicara dan bertingkah dengan semua cara yang belum mereka coba – agar engkau mengerti atau setidaknya sedikit tersenyum.


Sahabat jiwa-ku,

Sebetulnya engkau dilahirkan sangat hebat.

Dan aku tak bisa membayangkan kekuatan yang bisa kau bangun, kebesaran yang bisa kau bentuk, dan ketinggian yang bisa kau capai – jika engkau betul-betul menyegerakan penggunaan dari semua kekuatan diri mu.

Tetapi apa yang kemudian terjadi pada perhitungan mu, sama sekali sulit aku mengerti.

Engkau menggunakan ketidak-sabaran mu, sebagai kekuatan untuk tidak bersabar terhadap yang baik.

Engkau menggunakan kekuatan untuk bersabar, sebagai kekuatan untuk pasrah dan menerima yang tidak membesarkan mu.

Engkau menggunakan ketergesaan mu, sebagai kekuatan untuk memasukkan mu ke dalam masalah.

Dan yang lebih sering,

Engkau menggunakan ketergesaan mu, sebagai kekuatan untuk menyegerakan penundaan dan mendahulukan yang tidak bernilai.

--

Kumpulan Tips Motivasi Mario Teguh
October 10th, 2008 • Related • Filed Under
Filed Under: Diary • Referency
Tags: Diary • motivasi
feature photo

Anda pasti kenal dengan Mario Teguh sang Inspirator yang wajahnya sering menghiasi salah satu TV swasta di Jakarta, dan juga seorang bergerak di bidang Bussiness Efectiveness Consultant. Selain wajahnya yang teduh sekaligus pembawaannya dalam menyampaikan yang khas. Tentu yang takkan pernah terlupakan adalah tips dan motivasinya. Berikut ini adalah Tips Motivasi dari Mario Teguh mudah-mudahan menjadi pemompa semangat bagi kita yang ingin maju.

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan

Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
baik, maka andalah yang akan dicari uang

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan

--

Mario Teguh Berkukuh Kalimatnya Benar
Kamis, 25 Februari 2010 | 09:16 WIB
Besar Kecil Normal

TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski dihujani banyak kritik motivator kondang Mario Teguh yakin bahwa kalimat yang dia nyatakan mengandung kebenaran.

Sebelumnya, di situs jejaring Twitter, Mario menyatakan "Wanita yang pas untuk teman, pesta, clubbing, begadang sampai pagi, chitchat yang snob, begadang dan kadang mabuk-tidak mungkin direncanakan jadi istri."

"Kalimat itu memang yang saya buat, tetapi tujuan awal nasihat itu sebetulnya untuk anak putri saya yang khawatir memasuki pergaulan bebas," kata Mario Teguh saat diwawancarai TVONE, Kamis (25/2).

Menurut Mario kalimat itu ditujukan untuk keluarga dan terutama untuk putrinya yang suatu saat nanti akan memiliki suami.

Sebelumnya Mario dalam wawancara dengan sebuah teve juga mempertanyakan hal tersebut kepada presenter laki-laki yang mempersoalkan kalimat tersebut. "Apakah Anda sebagai laki-laki akan merencanakan menikah dengan wanita yang suka pesta, clubbing, begadang sampai pagi, chitchat yang snob, begadang dan kadang mabuk?" tanya Mario. Dia juga menekankan kembali kata "merencanakan"

Mario menilai orang memahami pernyataannya sepotong-sepotong. "Ini bukan hanya untuk saya, dan keluarga, mungkin nasihat-nasihat seperti ini cocok dan bermanfaat untuk banyak orang," ujar Mario.

Mario mengaku mesti banyak yang protes dengan pesan-pesannya, tapi lebih banyak lagi yang mendukungnya. Dia mengaku tak terganggu dengan protes itu. Dia hanya terganggu dengan protes yang menggunakan kalimat yang tidak santun.

Dalam wawancara tersebut, Mario Teguh juga mengatakan tidak akan mengaktifkan kembali Twitternya sampai kapan pun juga. "Terpaksa ditutup bukan karena tekanan, jelasnya tidak akan membuka twitter lagi, cukup sampai disini saja," katanya.

--

Anda akan menjadi ahli dan terkemuka dalam apa pun,
jika Anda berupaya keras untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama.

Jika Anda harus membuat kesalahan, pastikanlah itu adalah kesalahan yang baru.

Siapa pun yang mengeluhkan kesalahan-kesalahan yang sama, adalah orang yang tidak belajar dari kesulitan yang disebabkan oleh kesalahan yang sudah sering dibuatnya.


Padahal, kesalahan mempunyai kelas, dan menunjukkan kelas dari orang yang melakukannya.

Sadarilah, bahwa melakukan kesalahan pada tingkat yang tinggi – bisa lebih mulia daripada tidak melakukan kesalahan dalam kehidupan kecil yang penuh kekhawatiran.

Maka,

Janganlah hanya menghindari kesalahan. Tetapi terutama, hindarkanlah diri dari melakukan kesalahan yang sama.

Karena,

Hanya orang yang tidak tumbuh kemampuan dan kebijakannya, yang membuat kesalahan yang sama.

………..


Sahabat saya yang sedang melebihkan kekuatannya untuk membangun kehidupan yang sejahtera dan berbahagia,

Kita diuntungkan oleh keputusan-keputusan kita yang tepat, dan dirugikan oleh kesalahan-kesalahan kita.

Marilah kita perhatikan,

Mengulangi keputusan yang tepat, bahkan yang sama, bahkan yang mengenai hal yang itu-itu juga – selama tepat, akan tetap menguntungkan kita.

Tetapi,

Mengulangi keputusan yang salah, yang sama, dan mengenai yang itu-itu juga – adalah tanda rendahnya perhatian.

Orang yang tidak memperhatikan bagaimana kehidupan ini memperlakukannya saat membuat kesalahan, akan dipaksa merasakan kerugian berulang dari rendahnya keikhlasan untuk belajar.

Yang tidak memperhatikan kehidupan, tidak akan diperhatikan oleh kehidupan.

Maka marilah kita memperhatikan formula sederhana ini, bahwa

Kualitas Hidup = Ketepatan - Kesalahan

Perhatikanlah dampak dari keputusan-keputusan Anda, baik keputusan yang Anda buat, atau saat Anda memutuskan untuk tidak memutuskan.

Orang yang bersyukur dan mengingat keuntungan dari keputusannya yang tepat, dan menyesal dan mengingat kerugian dari kesalahannya, akan menjadi pribadi yang sejahtera, berbahagia dan terhormat.

Orang yang menyombongkan diri dan memboroskan keuntungan dari keputusannya yang tepat, dan marah dan menyalahkan selain dirinya karena kerugian dari kesalahannya, akan menjadi pribadi yang serba kekurangan, gerah hatinya, dan dijadikan contoh yang buruk.

………..

Sahabat saya yang sangat dikasihi Tuhan,
dan adik-adik dan anak-anak saya yang direncanakan untuk menjadi pemimpin masa depan bangsa,

Seandainya saja kita lebih ikhlas memperhatikan.

Semua orang yang hidupnya baik, mencapai kebaikan itu dengan memperhatikan dan mengulangi yang telah dilakukan dengan baik oleh orang-orang yang sebelumnya.

Lalu, mengapakah ada orang muda yang hidupnya masih sulit dan lemah – menantang ketepatan pikiran dan ketulusan dari kakak-kakak dan para orang tua yang telah membuktikan nilai dari kebaikan?

Jika dia demikian cerdas dan hebat, mengapakah yang dibanggakannya itu belum membaikkan kehidupannya?

Mengapakah dia yang merasa lebih benar daripada mereka yang telah berhasil, marah karena yang berhasil itu belum berderma kepadanya?

Memang menyedihkan, tetapi memang …

Akan selalu ada orang yang melebihkan keangkuhan daripada keikhlasan untuk memperhatikan.

Hanya saja, jangan sampai semua keluhan kita di hari perhitungan nanti, dijawab dengan pertanyaan:

“Apakah engkau tidak berpikir?”

Dan kemudian diteruskan, dengan …

“Bukankah engkau diturunkan ke dunia ini sebagai pemimpin, dan bukankah telah diturunkan kepadamu pelajaran, dan telah disampaikan kepadamu berita gembira?

Jika engkau memilih untuk tidak mengikhlaskan dirimu kepada kebaikan, kepada apa lagi-kah kau ikhlaskan kehidupanmu?”

………..

Sahabat baik hati saya,

Mudah-mudahan Tuhan menunjukkan kepada kita jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah dirahmati-Nya dengan nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai-Nya, dan bukan jalan mereka yang sesat.

Hidup ini penting sekali, hanya sekali, dan sama sekali bukan untuk eksperimen.

Marilah kita belajar untuk sedikit lebih patuh.

--

Anda berbakat untuk menjadi pribadi yang damai dan kuat, jika Anda tegas menyikapi yang kecil sebagai yang kecil, dan
yang besar sebagai yang besar.

Ukuran dari kekhawatiran-kekhawatiran seseorang adalah tanda dari ukuran pribadinya.

Kekhawatiran kecil tidak akan pantas menjadi pengisi kesadaran seseorang yang besar, atau yang sedang membangun kebesaran pribadinya.

Maka, khawatirkanlah hal-hal yang besar, yang pencapaian atau penyelesaiannya penting bagi kebaikan banyak orang.


Ingatlah,

Anda hanya sebesar yang Anda khawatirkan.

………..

Sahabat saya yang besar hatinya,

Anda disebut pribadi yang kuat, jika Anda-lah yang memutuskan jenis dan ukuran dari yang masalah yang Anda khawatirkan.

Dan,

Anda disebut pribadi yang lebih kuat lagi, jika masalah yang membuat orang lain terhina – justru mentenagai kesungguhan Anda untuk menghebatkan diri.

Karena, Anda menyadari bahwa …

Penghinaan tidak akan merendahkan pribadi yang sedang meninggikan derajat.

Dan, pujian tidak akan meninggikan orang yang merendahkan martabatnya sendiri.

Maka,

Anda berbakat untuk menjadi pribadi yang damai dan kuat, jika Anda tegas menyikapi yang kecil sebagai yang kecil, dan
yang besar sebagai yang besar.

………..

Sahabat saya yang sangat dikasihi Tuhan,

Kita tidak mungkin naik kelas dalam kehidupan kita TANPA diminta untuk menunjukkan kesesuaian kita bagi tugas-tugas yang lebih besar, dan bagi kenikmatan-kenikmatan yang lebih haru.

Maka,

Marilah kita menyikapi masalah sebagai pemberitahuan untuk memperkuat diri, dan menyambut besarnya masalah sebagai penghormatan kepada ukuran diri kita di hadapan Tuhan.

Mudah-mudahan kita dikuatkan HARI INI, karena …

Segera setelah kita menyatakan keinginan untuk menjadi pribadi yang damai, kita akan diuji dengan masalah yang memberikan kesempatan kepada kita untuk membuktikan bahwa kita lebih kuat daripada masalah kita.

Sahabat saya yang hatinya lembut,

Bersabarlah. Kuatkan diri Anda.
Sadarilah bahwa semua masalah adalah sementara.
Ikhlaskanlah diri untuk merasakan cubitan dari masalah Anda. Niat Tuhan selalu baik.
Alihkan semua pikiran dan perasaan Anda untuk menemukan cara untuk menjadikan diri lebih kuat daripada penyebab masalah ini.
Sibukkanlah diri dalam pekerjaan yang memperkuat diri.
Santunkan dan ramahkanlah diri kepada orang lain.
Tersenyumlah. Senyum yang paling indah bagi Tuhan, adalah senyum yang mengalir keluar dari hati yang ikhlas – melalui genangan air mata, dan tampil sebagai pengindah wajah Anda.
Tautkanlah hati Anda kepada Tuhan.
Jangan putuskan kesadaran bahwa Anda sedang diperhatikan oleh Tuhan.

Damailah …

………..

Sahabat saya, yang menjadi tujuan dari kerja keras saya,

Mudah-mudahan Tuhan menampilkan keindahan masa depan Anda sebagai mimpi-mimpi pengindah tidur Anda, dan sebagai keinginan-keinginan penguat kesungguhan dalam kerja Anda.

Kita akan bertemu suatu ketika nanti ya? Lalu kita berjabat-tangan, dan berbincang, dan tertawa, dan menemukan suasana yang ramah dan akrab di antara kita, seperti kita sudah menjadi saudara dan sahabat sejak masa kecil kita.

--

Anda akan mencapai apa pun
jika Anda bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Tetapi, berapa banyakkah orang yang kesibukannya betul-betul berhubungan dengan yang akan dicapainya?

Berapa banyakkah orang yang ingin menjadi orang kaya yang kesibukannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan berhemat dan memperbesar pendapatan?


Apakah mungkin kita menjadi kaya dengan kebiasaan yang memiskinkan diri?

Apakah mungkin kita panjang umur dengan kebiasaan yang merusak kesehatan?

Dan apakah mungkin kita menjadi orang besar dan dimuliakan dengan kebiasaan mencela dan bermusuhan dengan orang lain?

Marilah kita ikhlaskan diri ini untuk terlibat hanya dalam hal-hal yang berguna.

Tenaga yang kita sia-siakan untuk mengeluhkan kehidupan, adalah sebetulnya tenaga yang kita butuhkan untuk memperbaiki kehidupan.

Maka,

Bertenagalah untuk yang membaikkan.

………..

Sahabat saya yang jernih pikirannya,

Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang terpelajar, jika kita malas belajar.

Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang kuat dan sejahtera, jika kita hanya mendahulukan yang mudah dan yang aman-aman saja.

Marilah kita sadari, bahwa ...

Ketidak-bahagiaan di tempat yang membayar kecil – adalah perintah untuk mengupayakan rezeki di tempat yang lebih berkah, dalam pekerjaan yang bermanfaat bagi sesama.

Tidak ada yang tidak diketahui oleh Tuhan.
Tidak ada yang terjadi yang tanpa ijin-Nya.
Dan. tidak ada yang diijinkan-Nya terjadi yang bukan untuk kebaikan kita.

Maka sambutlah keadaan buruk, sebagai perintah agar kita tegas hanya melibatkan diri dalam pikiran, dalam perasaan, dan dalam pekerjaan yang lebih bermanfaat.

Jika yang Anda inginkan sedikit, maka penuhilah syarat yang juga sedikit bagi pencapaiannya.

Tetapi, ...

Jika yang Anda inginkan besar dan banyak, maka besarkanlah peran Anda bagi kebaikan banyak orang.

Tanpa sebuah sebab, tidak akan ada akibat.

Kita-lah sebab bagi kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan kita sendiri.

………..


Sahabat saya yang baik hatinya,
yang sedang dinantikan kesungguhan kerjanya - yang sesuai bagi kebesaran hidup yang diimpikannya.

Mudah-mudahan Tuhan segera membantu kita menemukan jalan keemasan yang akan menjadikan kita jiwa-jiwa yang bermanfaat bagi sesama.

Untuk setiap hak, ada kewajiban.

Maka marilah kita pastikan bahwa kita ikhlas bekerja dalam seutuh-utuhnya ketulusan.

Tuhan adalah sebaik-baiknya Penghitung dan Penyejahtera. Jangan pernah ragukan itu.



--

Salam super Pak Mario
Tips apa yang bisa menjadi pegangan saya agar kesuksesan dapat saya raih baik di pekerjaan maupun di kuliah, sehingga saya dapat lebih maju dan berkembang?

Terimakasih

Saudara Dipo dari Medan
ditanyakan pada Rabu, 01 April 2009 13:46:49 +0700

Mario Teguh menjawab:


Saudara Dipo yang baik, terima kasih atas pertanyaan Anda.

Bangunlah perasaan-perasaan yang kuat mengenai keinginan-keinginan Anda untuk menjadi pribadi sebagaimana yang Anda impikan, untuk mampu melakukan yang Anda sukai, dan untuk memiliki yang Anda idamkan. Kemudian, segera ubah-lah perasaan-perasaan kuat itu ke dalam aktifitas dan kegiatan yang nyata.

Untuk setiap keinginan, akan selalu ada harga yang harus dibayar untuk mencapainya.
Keadaan-keadaan yang ingin Anda capai itu hanya bisa dicapai dengan tindakan nyata, dengan pekerjaan dan kerja keras yang sebenarnya. Impian-impian Anda tidak akan menjadi kenyataan hanya dengan menuliskannya dalam bentuk slogan dan meneriakkannya dengan penuh semangat.

Itu sebabnya, bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi keberhasilan, tetapi tidak cukupnya tindakan, dan bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan hidup ini, tetapi kurangnya penggunaan dari pikiran dan kecerdasan.
Begitu dulu ya, Saudara Dipo. Please absorb and apply.

Terima kasih dan Salam Super,
Mario Teguh


Extracted by
Elisa Christanto