Saya ingin menyampaikan point-point pikiran Robert T Kiyosaki yang disampaikan melakui buku-bukunya. Pelajaran personal finance dari Robert T Kiyosaki didirikan dan dikembangkan berdasarkan kisahnya tentang ayah kayanya (rich dad) dan ayah miskinnya (poor dad) yang ditulis secara rinci pada buku pertamanya Rich Dad Poor Dad. Kiyosaki membandingkan pandangan-pandangan hidup kedua ayahnya yang sukses dibidang masing-masing, akan tetapi mempunyai hasil yang berbeda dalam hal kesuksesan finansial. Buku ini menjadi best seller di bidang personal finance, dan saya mengamati, sejak pertama kali diterbitkan sampai dengan sekarang ini, buku-buku seri Kiyosaki masih dengan mudah kita temui di toko-toko buku. Memang kisah ini masih menuai pro kontra terkait dengan keontentikan kisah ayah kayanya. Pada kesempatan ini saya tidak ingin membahas pro kontra hal ini, akan tetapi mengambil hikmah dari kisah-kisah yang mencerahkan dan membangkitkan motivasi.
Berdasarkan cerita Kiyosaki, dia dilahirkan dari sebuah keluarga yang terpandang di Hawai, terutama dalam bidang pendidikan dan menjadi kepala dinas pendidikan di Hawai pada waktu itu. Ayah kandungnya adalah seorang berpendidikan tinggi dan sangat cerdas. Ayahnya mendapat pendidikan sampai Ph.D kemudian dilanjutkan ke Stanford University, University of Chicago dan Nothwestern University. Untuk pendidikan tingginya ,semua dibiayai oleh beasiswa. Kiyosaki dalam kisahnya menyebut ayah kandungnya sebagai ayah yang miskin (poor dad), karena meskipun sukses dalam pendidikan dan karir, pada akhir hidupnya meninggalkan banyak hutang dan tidak kaya. Sedangkan ayah satunya adalah bukan ayah kandungnya akan tetapi ayah dari temannya, yang darinya Kiyosaki banyak belajar tentang filosofi uang dan kebebasan finansial. Ayah kayanya (rich dad) tidaklah memiliki pendidikan setinggi ayah miskinnya, bahkan tidak lulus pendidikan tingkat 8 nya ( SLTP mungkin kalau di Indonesia) . Akan tetapi diakhir hidupnya, dia menjadi orang terkaya di Hawai. Keduanya adalah orang yang sukses dibidangnya, akan tetapi didalam kebebasan finansial, keduanya berakhir dengan hasil yang berbeda.
Pada saat ayah kayanya belum kaya dan ayah miskinnya belum miskin, kedua orang ayahnya adalah orang yang berusaha keras untuk sukses di bidangnya. Ayah miskinnya bekerja keras di jalur pendidikan dan ingin hidup tenang sebagai pegawai pemerintahaan yang baik, sedang ayah kayanya berusaha keras membangun kerajaan bisnisnya. Kedua ayah Kiyosaki ini memiliki cara pandang yang sangat berbeda terkait uang, pengelolaan, dan tujuan finansialnya. Ayah miskinnya mengatakan bahwa mencintai uang adalah sumber dari segala setan, sedangkan ayah kayanya mengatakan bahwa kehabisan dan kekurangan uang adalah sumber dari setan. Ayah miskinnya mengatakan bekerjalah dengan keras, dapatkan pekerjaan yang baik dan capailah karir setinggi-tingginya, sedang ayah kayanya menyarankan agar segera membangun aset dan mencapai kebebasan finansial (finansial freedom).
Ayah miskinnya, hanya sedikit menyinggung tentang uang dan bagaimana memperolehnya, sedang ayah kayanya setiap hari mengasah otaknya dengan kecerdasan finansial dan mengembangkan bisnisnya.
Berikut beberapa perbedaan pandangan ayah miskin (PD) dan ayah kaya (RD)Kiyosaki terkait tentang uang dan kebebasan finansial :
1. PD : Rumah adalah aset
RD : Rumah yang ditinggali adalah liabilitas.
Rich dad mengatakan, jika kamu berhenti bekerja saat ini, aset akan memasukkan uang kedalam kantongmu, sedangkan liabilitas mengambil uang dari kantongmu. Seringkali orang biasa mengatakan liabilitas sebagai aset, dan ini adalah pelajaran pertama kalau ingin kaya, harus bisa membedakan mana aset dan mana liabilitas.
2. PD : Saya tidak mampu untuk melakukannya
RD : Apa yang saya lakukan agar mampu?
Pernyataaan saya tidak mampu melakukannya akan mematikan otak kita, dengan pertanyaan yang tepat, pikiran akan terbukan dan akan berusaha menemukan jawabannya.
3. PD : Alasan saya tidak kaya karena kamu nak
RD : Alasan saya harus menjadi kaya karena memiliki kamu nak.
4. PD : Saya tidak tertarik dengan uang
RD : Uang adalah power
5. PD : Apabila berkaitan dengan uang, jangan mengambil resiko, bermainlah dengan aman saja
RD : Belajarlah untuk mengelola resiko.
6. PD : Bayar aku yang terakhir.
RD : Bayar aku yang pertama.
Ayah kayanya selalu mengambil keuntungan dari pendapatannya dan meletakkan uang itu kedalam account investasi yaitu untuk membeli aset-aset dia. Ayah miskinnya membelanjakan semua uangnya pertama dan tidak pernah terpikir untuk berinvestasi.
7. PD : Konsentrasilah pada pendidikan.
RD : Fokuslah pada kecerdasan finansial sebagaiman juga kecerdasan akademik.
8. PD : Belajarlah hanya kata-kata pendidikan.
RD : Belajarlah kata-kata keuangan, kata-kata adalah tool kamu yang paling powerfull.
9. PD : Aku bekerja untuk uang.
RD : Uang bekerja untukku.
10.PD : Berfikir untuk menghasilkan uang akan menyelesaikan masalah keuangan.
RD : Mengetahu bahwa pendidikan finansial adalah jawaban masalah keuangan.
Bukan berapa uang yang bisa anda dapatkan yang terpenting, akan tetapi berapa banyak uang dapat anda pegang dan berapa lama uang tersebut anda pegang.
Kaya, Aset, Liabilitas, dan Kebebasan Finansial
Apakah anda ingin kaya? Ya, mayoritas dari kita pasti ingin kaya. Tapi apakah kaya menurut anda? Apakah punya rumah bagus, atau mobil mewah? Apakah memiliki usaha sendiri? Apakah memiliki tabungan uang bermilyar-milyar? Saya yakin meskipun kita semua atau mayoritas kita ingin menjadi kaya, tapi beragam jawaban definisi yang akan diberikan, atau bahkan kita tidak memiliki jawaban apakah kaya itu. Hal ini penting, karena segala sesuatu kita lakukan harus memiliki tujuan yang jelas. Kalau anda ingin kaya, maka anda perlu tahu apa itu kaya, atau paling tidak menurut definisi anda sendiri apa itu kaya. Ada mungkin sebagian orang bahwa menjadi kaya adalah tidak baik, membawa kita kepada keserakahan, lupa diri, dan hal-hal yang negatif. Hal ini adalah keliru. Kemiskinan dan tidak memiliki keamanan finansial itu adalah sumber dari banyak masalah hidup.
Menurut Robert T Kiyosaki kekayaan adalah berapa lama harta anda mampu menghidupi anda ketika anda tidak bekerja atau tidak menghasilkan pemasukan apapun. Anda bisa dikatakan kaya, kalau anda dapat hidup seumur hidup anda secara terjamin tidak kurang suatu apa, meskipun saat ini tidak bekerja lagi atau tidak menghasilkan pemasukan. Menurut saya hal ini lebih masuk akal dan dan fungsional. Meskipun anda memiliki uang sangat banyak belum tentu anda lebih kaya dari orang lain yang memiliki uang atau harta yang lebih sedikit dari anda. Anda memiliki uang 10 juta, dan pengeluaran anda sebulan 2 juta, maka kekayaan adan adalah 5 bulan. Sedangkan orang yang memiki uang 20 juta, tetapi pengeluaran bulanannya 5 juta, kekayaannya adalah 4 bulan. Tapi apabila pengeluaran anda sebulan 2 juta, sedangkan uang anda sedangkan tabungan anda 1, 5 milyar, secara hitung kasar cukup untuk menghidupi pengeluaran anda seumur hidup, Itu artinya anda kaya. Sekarang coba anda jawab, apakah anda sudah kaya saat ini dan apakah anda ingin kaya atau hidup terjamin seumur hidup?
Untuk menjadi kaya hal yang harus dimengerti pertama kali adalah tahu dan bisa membedakan aset dan liabilitas, kemudian berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan atau mengusahakan aset dan menekan atau meminimalisir pemilikan liabilitas. Beberapa kali kita sudah membicarakan aset dan liabilitas. Tapi mari kita bahas sekarang dengan lebih jelas. Aset adalah segala sesuatu yang kita miliki yang dapat menghasilkan pemasukan untuk kita. Sederhananya, apa saja yang anda miliki yang dapat memasukkan uang ke dompet anda. Sedangkan Liabilitas adalah apa saja yang anda miliki yang dapat mejadi sumber pengeluaran kita. Atau apa saja yang kita miliki sekarang ini yang dapat mengeluarkan uang dari dompet anda. Segala sesuatu yang anda miliki itu pada dasarnya dibagi menjadi dua itu saja. Tapi saya yakin kita kebanyakan memiliki liabilitas lebih banyak daripada aset. Contoh aset : Deposito menghasilkan interest, Saham menghasilkan deviden, Rumah dikontrakkan menghasilkan uang kontrakan, Komputer dan internet menghasilkan uang online busines, warnet, toko, rental mobil, franchise, reksadana, obligasi dan masih banyak lagi. Itu semua menghasilkan uang untuk anda. Sedangkan contoh liabilitas adalah : Handphone menghabiskan pulsa, televisi menghabiskan listrik, komputer dan internet yang hanya digunakan untuk kesenangan dan mencari gambar porno, mobil, rumah tempat tinggal, mesin cuci, kulkas, dan masih banyak lagi.
Coba anda lihat kesekeliling anda sebentar. Saya yakin kebanyakan dari kita memiliki lebih banyak liabilitas daripada aset. Mungkin anda akan menanyakan, kalau televisi adalah liabilitas. Apakah kita tidak boleh memilikinya? Bagaimana dong nanti tidak bisa nonton sinetron? Yang perlu anda lakukan adalah menyadari bahwa televisi adalah liabilitas. Kalau anda ingin kaya maka anda harus menekan liabilitas, dengan cara apa? Kurangi penggunaan televisi. Jangan biarkan televisi nyala terus meski tidak ada yang nonton, atau tetap menyala meskipun anda tertidur. Dengan menyadari televisi adalah liabilitas, janganlah membeli televisi yang terlalu berlebihan, ukuran besar dengan konsumsi listrik yang besar. Mungkin anda akan mengatakan saya ingin menikmati hidup, kenapa saya tidak boleh beli televisi yang mahal? Boleh, anda boleh menikmati itu semua setelah anda kaya dan mencapai kebebasan finansial.
Ya, kita boleh menikmati gaya hidup yang kita inginkan tanpa terbatas jika anda sudah kaya dan mencapai kebebasan finansial. Sebelum kaya, anda perlu mencapai kebebasan finansial. Kebebasan finansial adalah suatu kondisi dimana pemasukan dari seluruh aset yang anda miliki lebih banyak daripada pengeluaran hidup dan pengeluaran dari seluruh liabilitas anda. Misalkan anda memiliki 3 rumah yang dikontrakkan (aset), dan 3 rumah tersebut bersih menghasilkan 60 juta/tahun, sedangkan pengeluaran bulanan anda total adalah 4 juta (48 juta/tahun), maka itu berarti anda sudah mencapai kebebasan finansial. Ya, kita perlu mencapai kebebasan finansial. Ketika kita sudah mencapai kebebasan finansial, maka hidup kita akan menjadi lebih baik dan bermakna. Anda dapat menjadi dan memilih hidup seperti apapun yang anda inginkan tanpa ada kekawatiran anda tidak bisa menghidupi keluarga. Anda ingin tidak bekerja sama sekali? Anda ingin mendharmakan hidup anda untuk agama dan sosial? atau anda ingin terus bekerja untuk menambah bekal anak atau untuk aktualisasi diri daripada menganggur? Anda ingin memperbesar bisnis dan aset anda? Semua bisa anda pilih dengan perasaan tenang ketika kebebasan finansial sudah anda capai. Bagaimana cara menjadi bebas finansial dan kaya? kuncinya adalah aset .. aset .. aset .. dan kurangi liabilitas .. liabilitas .. liabilitas. Mari sejak saat ini, kita lebih bijaksana dengan menekan nafsu untuk membeli liabilitas dan berusaha meningkatkan aset.
Pengantar Cashflow Quadrant
Belajarlah yang rajin, biar dapat nilai baik dan ranking. Kuliahlah diperguruan tinggi terbaik, dan dapatkan pekerjaan yang baik di perusahaan besar yang bonafide, agar kamu sejahtera. Daftarlah sebagai pegawai pemerintah, kamu akan hidup tenang dan terjamin sampai tua. Gak usah bisnis segala macam, nanti kamu ditipu orang. Cepat cari kerja, jangan bisnis-bisnisan yang nggak menghasilkan. Nasihat-nasihat ini tentu populer buat kita kebanyakan. Orang tua, saudara, teman sekitar seringkali memberikan nasehat ini. Ini nasehat yang baik, tapi untuk era jaman industri, dimana kita memang dituntut memiliki skill yang baik untuk bekerja diberbagai industri. Kita memerlukan lulus dari perguruan tinggi yang baik agar dapat diterima kerja diperusahaan industri yang terkenal. Untuk masuk perguruan tinggi diperlukan nilai-nilai yang baik disekolah. Tapi kita disini didorong untuk menjadi pekerja, buruh.
Sedangkan untuk Indonesia sendiri, menjadi PNS masih menjadi dambaan banyak orang. Saya tidak bermaksud merendahkan profesi PNS, menjadi PNS adalah pekerjaan yang mulia dan perlu, akan tetapi kalau anda ingin kaya, rasanya agak sulit. Hal ini bisa dimengerti, karena selama lebih dari 350 tahun kita pernah dijajah, sehingga waktu itu adalah suatu yang terhormat apabila dapat bekerja kepada pemerintah/company, dan menjamin arus pemasukan yang tetap. Sedangkan profesi lain waktu itu sangat dibatasi,mayoritas adalah petani dan pekerja kasar, sangat sulit untuk masuk dalam ranah bisnis dan perdagangan pada waktu itu, karena dimonopoli oleh penjajah dan kelompok pendukung penjajah. Secara tidak sadar, budaya dan pemikiran seperti ini masih terpatri di banyak warga Indonesia. Budaya menjadi pekerja dan mencari yang aman-aman saja, tidak berani mengambil resiko.
Pernahkah anda mendengar nasehat-nasehat ini sebelumnya. Berbisnilah, jangan cari kerja kalau ingin jadi kaya. Selain belajar rajin disekolah, belajarlah untuk menghasilkan uang sejak masih muda. Kumpulkan uangmu, kemudian dibelikan aset sedikit demi sedikit. Buatlah anggaran keuangan bulanan dan catatlah yang baik nak. Mulailah membangun bisnis, jangan takut mengambil resiko, kalau gagal bangunlah bisnismu yang lain. Berinvestasilah sedini mungkin. Jangan boros, tabunglah uangmu. Hematlah, belanja seperlunya. Mungkin kita belum pernah mendengar nasehat-nasehat ini, atau pun kalau pernah mendengar mungkin tidak segencar nasehat diatas sebelumnya. Ini adalah nasehat-nasehat kecerdasan finansial. Mengapa kebanyakan dari kita jarang mendapatkan nasehat-nasehat kecerdasan finansial? karena mayoritas orang tua dan sekitar kita memang tidak diajarkan itu oleh kakek nenek kita dan lingkungannya. Dalam dunia penuh kesulitan ekonomi karena penjajahan, jangankan berfikir untuk berbisnis atau berinvestasi, untuk makan saja sudah susah, selain itu memang tidak diinginkan munculnya penduduk asli yang mampu berbisnis kuat. Penjajah berbisnis dengan cara monopoli, kekayaan dan harta dikuras habis untuk selanjutnya dikirimkan kenegara asalnya.
Dalam hal ini mungkin kita perlu belajar kepada saudara-saudara kita Tionghoa. Mereka sejak kecil sudah dikenalkan dengan bisnis keluarga. Apabila anak nya memiliki bakat atau kecerdasan tinggi, maka akan disekolahkan tinggi-tinggi agar mencapai kedudukan yang baik, tetapi apabila biasa-biasa saja, maka mereka didik untuk bisa berbisnis, terutama berdagang, sebagai bekal masa depannya. Sejak kecil, sepulang sekolah, mereka diminta untuk membantu mengurus toko keluarga, atau belajar menghitung uang. Dengan cara ini mereka mengajarkan kecerdasan finansial secara langsung, atau on the job training. Terkait dengan ini anda bisa mempelajari dengan lebih baik melalui berbagai sumber yang lain. Berdasarkan pengamatan saya, pola ini memang diterapkan. Teman-teman Tionghoa sepulang sekolah banyak yang jaga toko Bapaknya, seperti toko emas, toko baju, dan toko-toko yang lain. Secara ekonomi, mereka baik, karena mereka bergerak dibidang bisnis dan investasi. Jarang kita temui saudara-saudara Tionghoa mencari pekerjaan dan berkarir merangkak dari bawah.
Saya bukanlah anti pendidikan, karena saya sendiri dulu kuliah di PTN terkemuka di kota Bandung. SD, SMP, SMU saya lalui dengan prestasi akademis yang memuaskan, rangking 1-3 kelas atau sekolah selalu menghiasi raport. Saya sangat mendukung pendidikan. Tetapi yang saya sayangkan, rasanya selama sekolah dan kuliah, sangat sedikit pelajaran mengenai uang, cara mengelola, cara memperolehnya agar kita menjadi makmur dan terjamin hidup kita secara ekonomi dan sosial. Meskipun sebagian besar umur kita nantinya akan bergelut dengan mencari nafkah dan kesejahteraan, tetapi sangat sedikit dibahas dalam pendidikan kita. Dalam sistem pendidikan, kita didik menjadi penghafal segala sesuatu, penghitung segala sesuatu, dan menjadi seorang troubleshooting. Kita didik menjadi pencari kerja yang baik, bukan sebagai pembuat lapangan kerja yang baik. Jujur saja, berapa persenkah pelajaran-pelajaran disekolah dan kuliah yang masih kita ingat dengan baik dan kita gunakan sehari-hari? Bahkan masih ingatkah anda mata pelajaran apa saja yang anda terima ketika SD, ketika SMP, ketika SMU, dan ketika Kuliah dengan detil? Bahkan yang dekat-dekat saja, berapa persen pelajaran kuliah yang anda gunakan ketika bekerja?
Saya melihat setiap tahun puluhan ribu orang diwisuda dari perguruan tinggi, kebanyakan memiliki mimpi indah yang sama, mendapatkan pekerjaan yang layak di perusahaan besar. Demikian juga saya ketika itu. Tetapi ternyata kenyataan tidaklah seindah mimpi. Jumlah lowongan pekerjaan yang sesuai lebih sedikit daripada lulusan yang dihasilkan PT. Meskipun itu perguruan tinggi terkenal, ternyata wisudanya rata-rata memerlukan waktu menunggu cukup lama untuk mendapat pekerjaan. Dari pengamatan saya rata-rata menunggu untuk mendapat pekerjaan adalah 6 bulan, ada yang cepat, ada yang lambat. Saya cukup beruntung, termasuk rata-rata, dan pernah bekerja di 2 perusahaan besar, tetapi bagaimana dengan yang lebih lama dari rata-rata? Sedangkan mereka memegang ijasah perguruan tinggi terkemuka? Tentu beban psikologi akan menjadi sangat berat. Itu bukan isapan jempol, saya pernah menemui teman kuliah seangkatan, sedang test kerja di kampus, dan belum pernah bekerja samasekali meskipun pada waktu itu sudah memasuki tahun ke 4 setelah lulus kuliah. Dan yang seperti itu tidak sedikit. Saya dan banyak teman-teman lain resah, setelah lega sebentar bisa menyelesaikan kuliah,resah menunggu waktu kapan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, sedangkan hidup terus berjalan dan lingkungan menganggap kita orang berpendidikan tinggi yang sukses. Banyak yang akhirnya menghilang, memisahkan diri dari sosial, sebelum mendapatkan pekerjaan, karena merasa malu dan stress.
Poin yang ingin saya sampaikan disini, bahwa ada pilihan lain selain menjadi pekerja untuk menghasilkan uang. yaitu bisnis dan investasi. Kedua bidang ini adalah jalan cepat menuju kebebasan finansial. Apabila anda ingin menjadi kaya dan bebas secara finansial, anda harus mencari jalan anda sendiri di bidang ini dan segera membangun aset. Akan menjadi lebih baik apabila sejak kecil kita sudah ditanamkan akan kecerdasan finansial ini. Tetapi tidak perlu khawatir, meskipun anda tidak mendapatkan ini sejak kecil, anda dapat meningkatkan kecerdasan finansial dengan banyak membaca buku, seminar, diskusi, dan mencari mentor yang mau membimbing anda untuk membangun aset. Kemudian anda mensetting tujuan anda, dan mulai membangun aset dengan optimal dan semangat. Keempat bidang ini yaitu : Employee, Self Employed, Business Owner, dan Investor, akan kita bahas lebih lanjut dalam artikel selanjutnya mengenai Cashflow Qudrant.
Seabad Teater Mimpi
Arya Perdhana - detiksport
Getty Images/Julian Finney
Jakarta - Seratus tahun lalu, sebuah stadion baru di kota Manchester untuk pertama kalinya dibuka untuk umum. Setelah satu abad, stadion Old Trafford menegaskan diri sebagai stadion istimewa.
Tahun 1909, Chairman Manchester United John Henry Davies mengeluarkan uang 60 ribu poundsterling (kini Rp 860 juta) untuk membangun kandang baru buat timnya. Davies lantas menunjuk Archibald Leitch, seorang arsitek Skotlandia yang juga arsitek Stadion Hampden Park di kota Glasgow, sebagai desainer.
Berbulan-bulan, konstruksi dikerjakan oleh firma Messrs Brameld and Smith of Manchester. Dan setelah siap, pembukaan pun dilakukan pada 19 Februari 1910, ditandai dengan laga Manchester United vs Liverpool.
Sekitar 45 ribu penonton, yang kebanyakan fans United, dibuat bersorak ketika tim tuan rumah melaju 3-0. Tapi Liverpool terlalu liat untuk dikalahkan. Empat gol balasan dari The Reds membuat tuan rumah kalah 3-4 di laga pembuka stadion kebanggaannya.
Old Trafford tidak cuma berarti penting bagi MU, tapi juga buat sepakbola Inggris. Mengingat saat itu belum ada Stadion Wembley, maka final Piala FA digilir di sejumlah stadion di Inggris.
Old Trafford kebagian menggelar laga final ulangan Piala FA 1911 antara Bradford City vs Newcastle United. Di stadion itu pula, final Piala FA 1915 antara Sheffield United vs Chelsea.
Pada 27 Desember 1920, Old Trafford mencatat rekor penting dengan diisi 70.504 penonton saat MU kalah 1-3 dari Aston Villa. Itulah rekor penonton terbesar untuk pertandingan Liga Inggris sebelum Perang Dunia II.
Perang Dunia II adalah masa menyedihkan bagi Old Trafford. Akibat bom yang dijatuhkan tentara Jerman, Old Trafford rusak parah dan MU pun dipaksa mengungsi di Stadion Maine Road milik Manchester City.
Setelah dibuka lagi pada tahun 1949, Old Trafford terus berbenah. Pemasangan atap, penghilangan tribun berdiri dan diganti dengan kursi, dan perbaikan-perbaikan lain terus dilakukan selama berpuluh-puluh tahun sesudahnya.
Kini, Old Trafford berkapasitas 75.957 kursi, terbesar di antara stadion milik klub dan cuma kalah besar dari Stadion New Wembley. Dengan seluruh kursinya selalu nyaris penuh tiap kali MU tampil di kandang, rataan penonton The Red Devils adalah yang tertinggi di Eropa.
Di lapangan berukuran 105x68 m yang terbentang di stadion yang dijuluki sebagai Theater of Dreams oleh Sir Bobby Charlton itu, telah tampil para pemain terhebat di dunia, dari generasi ke generasi. Mulai dari Sandy Turnbull, George Best, Eric Cantona, hingga Cristiano Ronaldo.
Entah akan sampai kapan Old Trafford bakal terus berdiri dan menjadi markas kebanggaan MU dan pendukungnya, yang jelas, kini 'Teater Mimpi' telah berusia seabad.
--
Bikin Gol di Usia Senja
Andi Abdullah Sururi - detiksport
Sheringham (bbc)
Jakarta - Lewat di usia 35 tahun sudah dianggap pemain gaek di dunia sepakbola era sekarang. Maka mencetak gol di usia senja di kompetisi seketat Liga Inggris merupakan sebuah prestasi yang cukup spesial.
Kevin Phillips, 36, menjadi veteran terakhir yang mendulang gol di Premier League, ketika striker Birmingham City itu mengukir dua gol di menit-menit terakhir melawan Wolverhampton, Minggu(7/2/2010), untuk membawa timnya menang 2-1.
Berikut ini 10 pemain tertua yang pernah menorehkan gol di Liga Inggris, seperti dikutip detiksport dari situs Dailymail:
Teddy Sheringham (West Ham) 40 tahun 268 hari - 2006
Sheeringham mengukir sejarah Premiership ketika mencetak gol hiburan untuk West Ham saat kalah 1-2 dari Portsmouth pada Boxing Day 2006. Enam bulan kemudian eks penyerang internasional inggris itu pindah ke divisi Championship bersama Colchester, di mana dia mencetak gol terakhir dalam karirnya pada Januari 2008, dalam kemenangan 3-1 atas Peterborough di babak ketiga Piala FA, dalam usia 41 tahun.
Stuart Pearce (West Ham) 38 tahun 215 hari - 2000
Mantan bek kiri internasional Inggris itu mencetak gol kedua saat West Ham mengalahkan Southampton 3-2 di tahun 2000. Itulah gol terakhir Pearce di Premier League karena di musim berikutnya ia bergabung dengan Manchester City di divisi Championship sampai gantung sepatu.
Mark Hughes (Blackburn Rovers) 38 tahun 149 hari - 2002
Sambil menjabat pemain merangkap pelatih timnas Wales, Hughes masih bisa mencetak gol di level klub. Ia membukukan gol terakhir dalam karirnya untuk Blackburn saat menundukkan Leicester City 2-1. Dua tahun kemudian ia pensiun dan kembali ke Ewood Park sebagai manajer.
Kerimoglu Tugay (Blackburn Rovers) 38 tahun 98 hari - 2008
Menghabiskan delapan musim di Blackburn, Tugay yang merupakan salah satu pemain favorit publik Ewood Park gantung sepatu pada musim panas lalu. Gelandang Turki itu menorehkan gol terakhirnya untuk The Rovers melalui tembakan spektakuler ke gawang Portsmouth pada November 2008.
Graham Alexander (Burnley) 38 tahun 67 hari - 2009
Sampai saat ini pun masih aktif bermain untuk Burnley. Ia menjadi pemain tertua yang mencetak gol dalam debutnya di Premier League. Raja algojo penalti itu telah mengemas lima gol di musim ini, dan yang terakhir dibuatnya saat Burnley bermain 1-1 melawan Arsenal di Turf Moor.
Mick Harford (Wimbledon) 38 tahun 34 hari - 1997
Di klub ke-11 dalam karirnya itu Harford membuat gol terakhirnya di Premier League untuk The Crazy Gang dalam laga berkesudahan 1-1 melawan West Ham di tahun 1997.
Gary Speed (Bolton) 37 tahun 351 hari - 2007
Mantan pemain Leeds, Newcastle, Everton dan Bolton itu mencetak gol terakhirnya di Premiership di Reebok Stadium pada Agustus 2007 saat Bolton menang 3-0 atas Reading. Enam bulan kemudian Speed turun ke divisi Championship untuk bermain buat Sheffield United.
Peter Schmeichel (Aston Villa) 37 tahun 336 hari - 2001
Kiper legendaris Manchester United itu menjadi kiper pertama yang mencetak gol di pertandingan Premier League ketika memperkuat Aston Villa. Ia melakukannya pada Oktober 2001, di masa injury time melalui tendangan voli dari kemelut sepak pojok, tapi timnya kalah 2-3 dari Everton.
Les Ferdinand (Bolton) 37 tahun 268 hari - 2004
Gol pamungkasnya di Premiership dibuat di menit 90 saat Bolton menahan Manchester United 2-2. Setelah itu ia meninggalkan divisi teratas Liga Inggris itu dan bermain untuk Reading dan Watford.
John Wark (Ipswich) 37 tahun 177 hari - 1995
Bek Skotlandia ini mencetak satu-satunya gol untuk Ipswich ketika kalah 1-4 dari Blackburn Rovers pada Januari 1995. Ia baru gantung sepatu dua tahun kemudian.
Sabtu, 10 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar