Sabtu, 10 April 2010

Belajar dari Kegagalan Honda

Kegagalan merupakan label yang seringkali kita hubungkan dengan suatu tindakan yang tidak berhasil. Saat diterapkan, label ini membuat kita dikatakan sebagai orang yang tidak mampu, sehingga hal ini dapat menurunkan semangat kita untuk menjadi orang yang sukses. Pada saat kita masih kecil, kegagalan tidak mempunyai makna karena kita tidak mempunyai konsep ’kegagalan’. Jika kita memiliki konsep kegagalan, maka kita tidak akan dapat berbicara, menulis, dan berjalan. Karena untuk berbicara, menulis, dan berjalan, kita harus melalui kegagalan yang tak terhitung jumlahnya. Demikian juga dalam dunia kepemimpinan, juga dapat meniru kegagalan kita di masa kecil dan kita dapat belajar dari kegagalan tersebut.

Soichiro Honda sudah harus keluar dari sekolah pada 1922. Ia hanya mengenyam pendidikan selama delapan tahun. Anak yang baru berusia 15 tahun dari kota kecil merasa bangga dengan memperbaiki 10 mobil pada saat ramai. Ia diangkat sebagai asisten mekanik, tetapi pekerjaannya kadang-kadang hanya sebagai ‘baby-sitter’ anak laki-laki pemilik bengkel tersebut. Honda bermimpi untuk menjadi ahli mekanik mobil dan ia tidak pernah mendapat kesempatan itu. Ia frustasi, kemudian mengemasi tasnya dan keluar dari pekerjaannya dan meninggalkan kota besar. Enam bulan kemudian, saat bengkel membutuhkannya, ia dipanggil untuk membantu memperbaiki mobil. Akhirnya, ia memperoleh peluang untuk meraih mimpinya.

Seperti halnya negara lain, Jepang dihantam depresi besar pada tahun 1930-an. Pada tahun 1938, ketika memulai membuka bengkel dan mengembangkan konsep piston berbentuk cincin, Soichiro Honda masih sekolah. Ia berencana untuk menawarkan idenya kepada Toyota Ia bekerja siang dan malam, bahkan sering tidur di bengkel. Ia selalu percaya bahwa ia dapat menyempurnakan rancangan dan memproduksi suatu produk yang bermanfaat. Untuk memulai usaha, ia menggunakan modal berupa perhiasan dari istrinya. Ketika rancangan tersebut dibuat sampel dan ditawarkan kepada Toyota, piston tersebut tidak memenuhi standar. Para teknisi mentertawakan rancangannya. Meskipun gagal, ia tetap kukuh pada pendiriannya dan belajar dari kegagalannya. Setelah dua tahun lebih bertahan dan merancang ulang, ia memenangkan kontrak dari Toyota. Ia membangun pabrik untuk memenuhi permintaan Toyota, tetapi pabriknya dibom dua kali semasa perang, sehingga menjadi berantakan. Ia tetap gigih untuk mewujudkan impiannya untuk mendirikan pabrik, tetapi sekali lagi pabriknya dihancurkan oleh gempa bumi yang dahsyat.

Setelah perang usai, terjadi kekurangan bahan bakar yang memaksa orang-orang untuk berjalan atau menggunakan sepeda. Honda membuat mesin kecil yang dapat dipasang di sepeda, tetapi ia kesulitan mendapatkan material, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan. Honda menulis surat kepada 18.000 pemilik toko sepeda, tetapi ia hanya memperoleh uang yang sedikit. Meskipun demikian, dengan uang seadanya tersebut, ia membuat mesin kecil untuk sepeda. Pada model pertama, hasilnya terlalu memakan tempat agar dapat bekerja secara baik. Oleh karena itu, ia terus mengembangkan dan mengadaptasi sampai akhirnya menghasilkan mesin yang kecil. ‘The Super Cub’ menjadi kenyataan dan meraih sukses. Setelah sukses di Jepang, Honda mulai mengekspor ke Eropa dan Amerika

Pada 1970-an terjadi kelangkaan bahan bakar, maka di Amerika orang-orang berpindah dari kendaraan besar ke kendaraan yang lebih kecil. Honda dengan cepat menangkap trend ini. Sekarang, Honda Corporation mempunyai karyawan lebih dari 100.000 orang di Amerika dan Jepang, membawahi 43 perusahaan di 28 negara yang merupakan salah satu perusahaan kendaraan terbesar di dunia dan menjadi perusahaan peringkat 26 yang paling mengagumkan dunia pada tahun 2003. ”Apa yang dilihat orang pada kesuksesan saya hanya 1 %, tetapi apa yang tidak mereka lihat 99 %, yaitu kegagalan-kegagalan saya,” kata Soichiro Honda.


--

Keberanian Itu Kunci Keberhasilan
Thomas J. Stanley, Ph.D., dalam bukunya The Millionaire Mind, menjelaskan bahwa ada hubungan signifikan antara keberanian dan keberhasilan. Dalam meraih kekayaan yang besar diperlukan keberanian mengambil resiko.

Seorang penemu berhasil karena keberaniannya dalam terus mencoba ide-ide baru. Mereka tidak takut percobaannya akan gagal. Seorang pemilik bisnis yang sukses berani menginvestasikan kekayaannya, berani meminjam uang, dan berani menerima tanggung jawab dari para investor. Mereka juga berani memunculkan inovasi-inovasi produk baru yang tidak ada jaminan akan laku dipasaran.

Begitu juga seorang penjual yang sukses dan anggota bisnis jaringan yang berhasil meraup penghasilan besar. Mereka memiliki kualitas keberanian yang cukup untuk terus menawarkan produk, jasa, atau bisnis mereka. Mereka tidak takut ditolak atau mendapat ejekan dari prospek mereka. Tidak ada kesuksesan tanpa keberanian bertindak.

Bagaimana agar kita berani? Salah satu cara untuk mendapatkan keberanian ialah selalu melakukan prinsip "Just Do It". Hidup ini penuh dengan kepastian, maka bertindaklah. Jika menurut Anda ada suatu tindakan yang akan memperbaiki hidup Anda, maka bertindaklah. Selalu ada hasil dari tindakan yang benar, baik berhasil maupun gagal.

Keberhasilan memberikan kepada kita kekayaan materi, dan kegagalan akan memberi kita kekayaan batin yang nantinya akan berujung pula pada kekayaan materi.

Percayalah!

--

Jangan Menyerah
Bila ada yg tidak beres seperti layaknya kadang2
Bila jalan yg kautempuh tampaknya semua
menanjak
Bila keuangan menipis dan utang menumpuk
Kau ingin tersenyum tapi harus menghela
nafas
Bila urusan membuatmu sedikit tertekan
Beristirahatlah kalau perlu, tapi jgn menyerah

Hidup ini aneh, penuh lika-liku
Sebagaimana kita semua mengalaminya
Dan banyak orang berbalik arah
Ketika sebenarnya mereka bisa berhasil jika
bertahan
Jangan menyerah walau langkah tampak
pelan
Kau bisa berhasil dengan satu pukulan lagi

Sering sasaran lebih dekat daripada yg
terlihat
Bagi orang lemah dan tidak teguh
Sering pejuang menyerah
Ketika ia bisa jadi pemenang
Dan ia terlambat tahu ketika malam datang
Betapa dekat ia ke mahkota kemenangan

Keberhasilan adalah kegagalan yg dibalikkan
Secercah sinar awan keraguan
Dan kau tak pernah tahu seberapa dekat
Mungkin tak jauh ketika tampak jauh
Maka gigihlah berjuang ketika mendapat
pukulan terkeras
Ketika keadaan tampak terburuklah, kau tak
boleh menyerah.

--

Jangan Memperumit Masalah
Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penjerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan.

Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?"

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh, tetapi ternyata, ah... kijang.

Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur. Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, "Rusa!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga.

Tidak jarang orang-orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Demikian juga dengan seseorang yang bergumul dengan pasangan hidup yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa.

Berpikir sederhana, bukan berarti tanpa pertimbangan logika yang sehat. Kita tentunya perlu mempunyai harapan dan idealisme supaya tidak asal tabrak. Tetapi hendaknya kita ingat bahwa seringkali Tuhan mengajar manusia dengan perkara-perkara kecil terlebih dahulu sebelum mempercayakan perkara besar dan lagipula tidak ada sesuatu di dunia yang perfect yang memenuhi semua idealisme kita. Berpikirlah sederhana.

1 komentar:

  1. Kesuksesan apapun yang telah terjadi di dunia ini, 90% hasil dari kerja keras yang disertai dengan tidak takut gagal, tidak putus asa karena ditolak .... sedangkan 10% sisanya karena menrima warisan atau hibah.

    (~_~) GO TO THE CHANNEL GRACE
    http://admaiorem.web.officelive.com/maybe.aspx

    BalasHapus