Komunikasi,,, yaa brow... ini menjadi kata kunci dalam pergaulan/relationship..
lebih dari 60% manusia berkomunikasi secara nonVerbal(tanpa kata2)..
Semoga membantu....
1. Personal Space/Jarak Berdiri Antara 2 orang
Menandakan:
• Wilayah geografis yang dipersepsikan sebagai teritori pribadi.
• Jarak yang menunjukkan jauh dekatnya suatu hubungan antara 2 orang.
Manfaat:
• Untuk memacu keakraban, dengan sengaja perdekat jarak secara gradual
saat berkenalan atau melobby seseorang.
2. SenyumOR
Menandakan:
• Perasaan orang sedang senang hati, nyaman, setuju.
Manfaat:
• Tersenyum lebih dahulu, untuk merangsang orang match dengan Anda.
• Gabungkan senyuman Anda dengan anggukan.
3. Ekspresi muka OR
Menandakan:
• Kondisi pikiran seseorang.
Manfaat:
• Berdampak sangat besar pada pembentukan persepsi.
• Ada orang yang ekspresi mukanya selalu nampak mismacth (bawaan lahir)
maupun habituasi (controlled face, poker face, wall face).
4. Open PostureOR
Menandakan:
• Seseorang merasa terbuka, percaya diri.
Manfaat:
• Membuat orang lain merasa Anda yakini.
Hindari:
• Menyilangkan tangan.
• Memasukkan tangan ke dalam saku/di belakang.
• Memeluk barang secara defensif (tas wanita, dompet, dll)
5. Forward Lean (Tubuh condong ke depan ke arah lawan bicara)
Menandakan:
• Lawan bicara tertarik pada pembicaraan kita.
Manfaat:
• Membuat lawan bicara merasa nyaman, condongkan tubuh Anda, posisikan
menghadap lawan bicara.
• Bila posisi Anda di sampingnya, lakukan dengan agak miring.
6. Touch
Menandakan:
• Orang merasa mulai akrab.
Manfaat:
• Mempercepat keakraban, misalnya memberikan sentuhan berupa jabat
tangan di awal pertemuan.
• Lakukan sentuhan sepanjang dilakukan dengan sopan dan memungkinkan.
• Sentuhan dianggap "netral" di punggung tangan. Lakukan sealami mungkin,
tidak kelihatan nafsu atau menyengaja.
7. Eye Contact (soft and warm)OR
Menandakan:
• Keterbukaan, apa adanya, terus terang.
Manfaat:
• Meningkatkan kepercayaan lawan bicara pada kita dengan cara selalu
bertatapan dengan mata lawan bicara secara hangat (senyum).
• Tatapan di daerah sekitar area mata dan hidung.
• Jangan main mata/piknik ke da erah erogen.
8. Anggukan kepala
Menandakan:
• Persetujuan, afirmasi, akrab, suka.
• Terkecuali orang India.
Manfaat:
• Pada saat mendengarkan lawan bicara, anggukan kepala dengan halus dan
sinkron. Saat terbaik adalah di setiap jeda kata lawan bicara, atau saat
kalimat mereka memerlukan persetujuan.
• Saat mengucapkan kalimat untuk mendapatkan persetujuan (termasuk
kalimat perintah), maka anggukkan kepala Anda sendiri.
9. Meletakkan tangan seperti bertopang dagu/menelpon dengan kepala dan badan tegak
Menandakan:
• Kondisi seseorang sedang menganalisa/menimbang pembicaraan orang lain.
Manfaat:
• Hindari meletakkan tangan seperti itu saat mendengarkan lawan bicara.
10. Mengangkat satu kaki dan kedua tangan di belakang kepala
Menunjukkan:
• Seseorang tengah merasa dominan, menantang, berkuasa.
Manfaat:
• Hindari bersifat seperti ini.
11. Menggaruk belakang kepala/leher
Menandakan:
• Kesan bohong/ragu.
• Kesan lebih kuat jika muka dialihkan dari lawan bicara.
Manfaat:
• Hindari melakukan seperti itu.
12. Menjulurkan tangan kepada lawan bicara dengan telapak tangan di atas
Menandakan:
• Kesan jujur, terus terang.
Manfaat:
• Saat mengatakan suatu fakta atau menanggapi tuduhan yang tidak benar,
lakukan hal ini dengan disertai senyum datar.
13. Memukul tubuh sendiri (kepala, dahi atau paha)(hahaha Lebay,,,)
Menandakan:
• Sedang kelupaan atau menyalahkan diri sendiri.
Manfaat:
• Jika lawan bicara melakukan itu, terima saja, jangan disalahkan lagi,
gunakan sebagai face saving.
14. Tangan membentuk Piramid
Menandakan:
• Sikap percaya diri, punya pendapat yang diyakini.
Manfaat:
• Lakukan saat diperlukan.
15. Menguasai Gerakan Tangan (menggambarkan sesuai dengan perkataan)
Menandakan:
• Pembicara adalah orang yang berpikir secara visual.
Manfaat:
• Untuk meningkatkan impresi kata-kata, gerakkanlah tangan mengikuti kata
yang Anda jelaskan.
• Akan lebih mudah diingat.
Tidak ada manusia yang bisa menyimpan rahasia.
Bila bibirnya diam;
ia akan berceloteh dengan ujung jarinya;
Rahasia terbersit dari seluruh pori-pori kulitnya.
Sigmund Freud
--
10 hal penyebab kesialan
Jika Anda merasa sebagai orang yang tak beruntung, yang sebenarnya bisa jadi sebagian besar itu semua Anda sendiri yang menciptakannya. Coba cermati 10 hal penyebab sial di bawah ini, jika ternyata Anda melakukan kesalahan-kesalahan di bawah ini, maka sudah selayaknya pemikiran dan keyakinan Anda perlu diubah lagi.
1. Tidak Punya Selera Humor
Jika Anda tipe orang yang menanggapi segala hal secara serius, maka Anda masuk daftar pertama ini. Mulailah belajar tertawa. Tawa adalah obat paling ampuh dalam segala hal. Jika Anda tak dapat menjadikan permasalahan yang Anda hadapi sebagai lelucon, malah sebaliknya mengeluh panjang lebar tentang masalah tersebut, bisa jadi masalah ini sebenarnya tak seburuk yang Anda pikirkan. Sekali Anda buktikan, maka sepanjang hidup semua masalah tak seburuk yang Anda kira.
2. Menyalahkan Pihak Lain
Kenapa Anda begitu mudah patah? Bukan berarti mengatakan orang lain tak bersalah, tapi saat menunjuk pada hal itu, Anda akhirnya malah mengubah uang Anda sendiri. Sekali lagi, berhentilah merasa menyesali diri dan berhentilah mengeluh. Jika usaha yang Anda lakukan tak membawa hasil seperti yang diharapkan, maka lakukan hal yang berbeda. Jadi orang yang berbeda sesekali, bisa jadi hal bagus buat diri Anda. Ingat, mulailah dengan berhenti mengeluh, dan berdamailah dengan segala keadaan yang Anda hadapi.
3. Tak Bahagia Dengan Diri Sendiri Saat Melihatnya di Kaca
Kenapa bisa begitu? Dengan standard siapa Anda membandingkan diri sendiri? Anda sendiri atau orang lain? Yang Sebenarnya, Anda bisa menemukan sesuatu dalam diri sendiri yang membuat Anda bahagia, atau melakukan perubahan. Lakukan keduanya jika Anda mau. Tak seorangpun di dunia ini yang dapat menghentikan Anda berpikir bahwa Anda menarik.
4. Tak Punya Harapan Atau Stuck
Tak seorangpun yang dapat membuat Anda merasa lebih baik selain diri Anda sendiri. Anda tak bisa mengharapkan dunia berubah untuk Anda sebelum Anda mengubah diri.
5. Bertindak Lebih Dari Kemampuan
Tindakan ini membuat Anda jadi tumpul, dan khususnya tak berarti ‘Semua pekerjaan dan tak ada permainan.’
6. Khawatir Berlebihan
Semakin Anda khawatir, semakin kurang keyakinan Anda kalau segala sesuatunya akan berjalan dengan baik. Bagaimana Anda dapat mengharapkan mendapat tempat dalam kehidupan jika Anda tak punya keyakinan atau rasa percaya diri? Biarkan semua berjalan apa adanya. Rileks.
7. Iri Dengan Keberuntungan Orang Lain
Kapanpun Anda mendengar orang lain mendapat keberuntungan Anda selalu berseru, ‘Orang itu bikin aku sangat kesal!’ Mungkin jika Anda ikut bergembira dengan keberuntungan orang lain, maka keberuntungan yang sama bisa menular pada Anda.
8. Menyalahkan Tuhan
Kadang Anda berpikir betapa Tuhan tidak adil pada Anda. Mungkin sebaiknya mulai sekarang Anda belajar bersyukur dan maka hal-hal baik akan datang menggantikan hal-hal buruk. Anda bisa memulainya dengan bersyukur bangun dalam keadaan sehat di pagi hari.
9. Tak Menghargai Hal-Hal Baik Yang Anda Miliki
Sebagai contohnya, Anda tak pernah mensyukuri kalau Anda masih bisa bangun pagi ini dan melihat sinar matahari? Benar begitu? Mulai sekarang, Anda bisa menghitung kebaikan yang Anda miliki dalam hidup dari hal-hal kecil yang Anda miliki.
10. Mengeluh Terus Menerus
Sebenarnya, mengeluhkan satu hal malah akan lebih banyak hal lain yang Anda keluhkan. Dan yang pasti semua orang merasa terganggu dengan orang yang suka mengeluh.
Bagaimana menurut Anda? Jika benar dari 10 hal di atas ada pada diri Anda. Coba lakukan perubahan, dan ketidakberuntungan itu hanya akan tinggal bayang-bayang. Bahwa sesungguhnya orang lain terganggu dengan sikap-sikap anda diatas.
Source : kapanlagi.com
Hidup tak Semangat Dekat pada Kematian
by : kompas.com
APA jadinya bila kita menjalani hidup ini tanpa semangat, tanpa tujuan yang ingin dicapai, tanpa dorongan melakukan sesuatu. Kehidupan mungkin akan terasa hampa dan berlalu begitu saja seiring berjalannya waktu.
Selain menjadi tak bermakna, hidup tanpa semangat juga dapat membuka jalan atau mendekatkan diri pada gerbang kematian. Secara ilmiah, hal ini telah dibuktikan melalui sebuah penelitian.
Riset ilmuwan Jepang mengindikasikan, seseorang yang tak memiliki "ikigai" - diartikan sederhana sebagai semangat dan tujuan hidup - cenderung akan meninggal lebih cepat dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan riset tersebut, meningkatnya risiko kematian juga ditentukan faktor lain seperti penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) dan penyebab eksternal terutama upaya bunuh diri.
Dimuat jurnal Psychosomatic Medicine edisi Juli/Agustus, Dr. Toshimasa dari Sone Tohoku University Graduate School of Medicine di Sendai meneliti untuk pertama kalinya pengaruh 'ikigai' terhadap risiko kematian seseorang. Toshimasa juga mengklaim bahwa risetnya adalah yang kedua meneliti kematian akibat penyebab yang spesifik.
Dalam risetnya, Toshimasa melibatkan 43.391 pria dan wanita berusia 40 hingga 79 tahun yang tinggal di wilayah Ohsaki. Partisipan dipantau selama tujuh tahun dan sepanjang periode itu tercatat 3.048 orang meninggal dunia.
Selama riset partisipan disodori pelbagai pertanyaan termasuk "Apakah Anda memiliki Ikigai dalam hidup Anda?". Sebanyak 59 persen mengatakan 'Ya', sebanyak 36,4 persen mengatakan 'Tidak Yakin', dan 4,6 persen menyatakan 'Tidak'.
Mereka yang mengaku tak punya ikigai cenderung berstatus belum menikah dan tak punya kerja. Mereka juga berpendidikan rendah, kualitas kesehatan yang buruk, mengalami stres mental dan sering merasakan sakit. Mereka juga cenderung memiliki fungsi fisik yang terbatas.
Walaupun peneliti telah menggunakan teknik statistik untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut, orang yang tak punya ikigai tetap mengalami peningkatan risiko kematian selama periode penelitian dibandingkan mereka yang punya ikigai. Hubungan antara faktor-faktor ini juga bersifat independen setelah memperhitungkan sejarah penyakit dan konsumsi alkohol.
Hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan, orang yang tak punya ikigai tercatat 50 persen berisiko lebih besar meninggal oleh pelbagai sebab selama periode penelitian dibanding mereka yang punya semangat dan arti hidup .
Orang yang tak punya ikigai berisiko 60 persen lebih besar mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskuler, terutama stroke, dan 90 persen cenderung meninggal oleh faktor eksternal. Tercatat sebanyak 186 kematian partisipan terjadi karena penyebab eksternal dan 90 di antaranya adalah bunuh diri.
Sabtu, 10 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar