Rabu, 15 Juli 2009

What makes up the spine?



The lower spine consists of five bones, called the lumbar vertebrae. The vertebrae support the body and protect the spinal core and nerves. Between each vertebra is a disk filled with a jelly-like material. The disks act as shock absorbers for the vertebrae. Along the spine are many nerves. Injury to these nerves can cause pain.

What can cause low back injuries?
Many things can cause low back injuries - muscle strain or spasm, sprains of ligaments (which attach bone to bone), joint problems or a "slipped disk." The most common cause of low back pain is using your back muscles in activities you're not used to, like lifting heavy furniture, playing basketball or doing yard work.
A slipped disk happens when the disk between the bones bulges and presses on nerves. This is often caused by twisting while lifting. But many people won't know what caused their slipped disk.
Back pain can also follow normal activities such as bending over the sink to brush your teeth. Back pain may be made worse by stress, long periods of inactivity or being in an unusual position for a long time.
Call your doctor if

* Pain goes down your leg below your knee.
* Your leg, foot, groin or rectal area feels numb.
* You have fever, nausea or vomiting, stomach-ache, weakness, or sweating.
* You lose control over going to the bathroom.
* Your pain was caused by an injury.
* Your pain is so intense you can't move around.
* Your pain doesn't seem to be getting better after two to three weeks.

What should I do when I've hurt my lower back?
The best position for relief when your back hurts is to lie on your back on the floor with pillows under your knees, with your hips and knees bent and your feet on a chair, or just with your hips and knees bent. This takes the pressure and weight off your back.
If you're resting a hurt back, you may need a few days of this sort of rest. Resting longer than this can cause your muscles to weaken, which can slow down your recovery. Even if it hurts, walk around for a few minutes every few hours.
If you're resting a tired back, stay in one of these positions for five to 25 minutes at a time.
Heating pads can help to relax painful muscle spasms. Use heat for 20 to 30 minutes at a time. Ice packs and massages may also give relief. Medicines that reduce pain or swelling include ASA (some examples are Aspirin, Entrophen), ibuprofen (some examples are Advil, Medipren, Motrin IB) and acetaminophen (some examples are Panadol, Tylenol).
Is there relief for ongoing back problems?
Treatment of ongoing back problems must be directed at the cause. This may mean losing weight (because being overweight can make back pain worse), getting your muscles in better shape, and improving your posture when you're standing, sitting and sleeping. Most people feel much better within a few weeks. Serious problems are rare.
Tips for preventing back strain

* Don't lift by bending over. Lift an object by bending your hips and knees and then squatting to pick up the object.
* Keep your back straight and hold the object close to your body. Avoid twisting your body while lifting.
* Push rather than pull when you must move heavy objects.
* If you must sit at your desk or at the wheel of a car or truck for long hours, break up the time with stops to stretch.
* Think about your posture.
* Wear flat shoes or shoes with low heels 2.5 cm (1 inch) or lower.

What's the best position for standing?
If you must stand for long periods, rest one foot on a low stool to relieve pressure on you lower back. Every five to 15 minutes, switch the foot you're resting on the stool. Move around as much as you can. Maintain good posture: keep your ears, shoulders and hips in a straight line, with your head up and your stomach pulled in.
What's the best way to sit?
Sitting puts more pressure on your back than any other position, even more than standing. To reduce this pressure, sit in chairs with straight backs or low-back support. Keep your knees a little higher than your hips. Adjust the seat or use a low stool to prop your feet on.
Turn by moving your whole body rather than by twisting at your waist. Use a swivel chair to help reduce twisting.
When driving, sit straight and move the seat forward. This helps you not lean forward to reach the controls. You may want to put a small pillow or rolled towel behind your lower back if you must drive or sit a long time.
What's the best position for sleeping?
The best way to sleep to reduce the pressure on your back is on your side with your knees bent. You may put a pillow under your head to support your neck. You may also put a pillow between your knees.
If you sleep on your back, put pillows under your knees and a small pillow under you lower back. Don't sleep on your stomach unless you put a pillow under your hips.
Use a firm mattress. If your mattress is too soft, use a board of 1.3 cm (1/2 inch) plywood under the mattress to add support.
What exercises can I do to help my back?
Some specific exercises can help your back. One is to gently stretch your back muscles. Lie on your back with your knees bent and slowly raise your left knee to your chest. Press your lower back against the floor. Hold for five seconds. Relax and repeat the exercise with your right knee. Do 10 of these exercises for each leg, switching legs.
While some exercises are specific for your back, it's also important to stay active in general. Bicycling or walking is good overall exercises to improve your fitness.

Imperio Azulgrana!

Meminjam judul di situs Marca, kota Roma memang menjadi tempat kejayaan Imperio Azulgrana, Kekaisaran Biru Merah. Barcelona sukses menjuarai Liga Champion.


Barcelona, menaklukkan Eropa dengan cara yang spektakuler. (Foto: AFP)


Barcelona mengalahkan Manchester United 2-0 di partai final, Rabu (27/5) di Stadion Olimpico, Italia. Ini merupakan gelar ketiga buat El Barca setelah musim 1991/92 dan 2005/06. Ini juga merupakan kali pertama klub Spanyol mampu meraih treble winner: juara La Liga, Piala Raja, dan trofi level Eropa.

Imperio Azulgrana pantas bertahta. Skor dua gol tanpa balas menunjukkan dominasi Barcelona dan memang itulah yang terjadi di atas lapangan. El Barca hanya memberikan sepuluh menit pertama kepada United untuk mengendalikan permainan. Sisanya menjadi milik tim asuhan Pep Guardiola, yang menampilkan sentuhan dan pergerakan memukau.

Awalnya United menjadi tim yang lebih agresif. Dalam waktu hanya sembilan menit, Cristiano Ronaldo sudah membuat tiga peluang bagus. Barcelona kemudian mengajari bagaimana menyelesaikan peluang. Serangan pertama mereka langsung menjadi gol lewat aksi brilian Samuel Eto'o melewati Nemanja Vidic.

Setelah memimpin, Barcelona tidak pernah membiarkan United mengembangkan permainan. Di babak kedua, The Red Devils sempat mencoba bangkit dengan memasukkan Carlos Tevez dan Dimitar Berbatov. Tapi, sundulan akurat Lionel Messi, yang memanfaatkan assist Xavi Hernandez, menyelesaikan perlawanan United.

Saking frustrasinya, pemain-pemain United sampai beberapa kali melakukan pelanggaran keras. Tujuannya jelas, mencoba mengganggu aliran permainan Barcelona. Statistik menegaskan dominasi Barcelona. Messi dkk. lebih banyak menguasai bola. Mereka juga membuat delapan shot on target, berbanding dua yang dilakukan United.

Bahkan pelatih United, Sir Alex Ferguson, mengakui timnya adalah nomor dua malam itu. "Sejujurnya, kami dikalahkan tim yang lebih baik. Gol pertama adalah pembunuh kami. Itu serangan pertama mereka dan langsung berbuah gol. Kami kecewa, tapi tim ini masih muda dan kami masih bisa berkembang."

Skuad Spektakuler

United tidak perlu malu dan terlalu kecewa kalah dari Barcelona. Musim ini seantero Eropa memang takluk di bawah kaki Imperio Azulgrana. Dalam langkahnya menjuarai Liga Champion, Barcelona mampu menaklukkan enam tim juara liga nasional di Eropa.

Wisla Krakow (Polandia) menjadi korban pertama di babak kualifikasi III. Di fase grup, Shakhtar Donetsk (Ukraina) serta Basel (Swiss) mendapatkan giliran. Lyon (Prancis) dilewati di babak 16 besar dan Bayern Muenchen (Jerman) di perempat final. Mengalahkan United sebagai juara Inggris menyempurnakan musim penaklukan yang diusung Barca.

"Kami berada di titik tertinggi yang bisa kami capai. Tidak ada kata-kata lain yang bisa menggambarkannya. Musim ini berjalan spektakuler buat kami," kata gelandang andalan Barcelona, Andres Iniesta.

"Sebagai seorang Barcelonistas, saya merasa sangat bangga. Pep Guardiola dan para pemain memberikan musim terbaik untuk Barcelona. Ini adalah skuad Barca terbaik sepanjang sejarah, skuad yang setia kepada filosofi kami," sebut Presiden Joan Laporta.

Guardiola sendiri menjadi pelatih termuda yang menjuarai Liga Champion. Dia juga menjadi orang keenam yang berhasil menjuarai Piala/Liga Champion sebagai pemain dan pelatih. Setelah di awal musim sempat diragukan karena minim pengalaman, Pep menciptakan sebuah skuad Barcelona yang kini sukses menguasai Eropa.

Yang menarik, Guardiola mendedikasikan kemenangan ini untuk sepak bola Italia dan kapten Milan, Paolo Maldini, yang pekan lalu mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari suporter sendiri di pertandingan perpisahannya.

"Trofi ini saya dedikasikan kepada Maldini. Dia tak perlu khawatir karena seantero Eropa mengaguminya. Kalau Maldini berniat mengubah keputusannya dan ingin bermain setahun lagi, dia bisa bermain bersama Barcelona saya," kata Guardiola.

DATA-FAKTA
--------------------------------
BARCELONA VS MANCHESTER UNITED 2-0
Waktu: 27 Mei (20.45)
Stadion: Olimpico (72.700 penonton)
Wasit: Massimo Busacca (Swiss)
Gol: 1-0 Eto'o 10', 2-0 Messi 70'
Kartu Kuning: Pique 16' (B); Ronaldo 78', Scholes 80', Vidic 90+3' (M)
Tembakan ke Gawang: 8-2
Tembakan Melebar: 2-9
Penguasaan Bola: 52%-48%
Pelanggaran: 7-10

BARELONA (4-3-3) 1-Valdes; 5-Puyol, 24-Toure, 3-Pique, 16-Sylvinho; 10-Messi, 6-Xavi, 28-Busquets; 8-Iniesta/27-Pedro 90+2', 9-Eto'o, 14-Henry/15-Keita 72' Cadangan: 13-Pinto; 2-Caceres, 7-Gudjohnsen, 11-Bojan, 46-Muniesa Pelatih: Josep Guardiola (Spa)

MAN. UNITED (4-3-3) 1-Van der Sar; 22-O'Shea, 5-Ferdinand, 15-Vidic, 3-Evra; 11-Giggs/18-Scholes 75', 8-Anderson/ 32-Teves 46', 16-Carrick; 13-Park/ 9-Berbatov 66', 7-Ronaldo, 10-Rooney Cadangan: 29-Kuszcak; 17-Nani, 21-Rafael, 23-Evans Pelatih: Sir Alex Ferguson (Sko)





Pique Menggunting Jala Gawang
Sebagai Memento

Ada sebuah alasan sederhana mengapa dua pemain Barcelona, Thierry Henry dan Gerard Pique, dikejar mayoritas wartawan seusai laga. Ini lantaran mereka berdua amat lancar berbahasa Inggris karena pernah bermain di Premier League.

Pique sendiri kemudian ditunjuk mewakili tim untuk diwawancarai Sky Sports sesudah laga karena sebuah alasan penting lainnya. Sebagai eks bek sentral Manchester United, ia dititipi pesan oleh pelatih Pep Guardiola untuk menyatakan apresiasi Barca betapa kubu Setan Merah amat mereka hormati karena tetap bermain positif secara terbuka.

“Mereka bermain baik tapi menelan kekalahan. Kami tahu rasanya mengalami hal seperti itu,” ujar pemain jangkung berumur 22 tahun itu.

Hal yang patut dipuji dari kekasih Miss Universe UK 2008, Lisa Lazarus, itu adalah keengganannya untuk menyebut kepindahan ke Barcelona yang berbuah treble winner sebagai sebuah proses transfer impian. Ia ternyata masih menjaga perasaan bekas teman-temannya di United.

Nah, guna mengingat momen kemenangan di Olimpico, Pique pun tertangkap kamera sempat menggunting jala gawang di sebelah timur. Ritual ini dilakukannya setelah Barca melakukan victory-lap untuk meniru sebuah tradisi dalam olah raga hoki es.

Bila di hoki es pemotongan jala gawang dipakai untuk memperingati sebuah rekor penampilan seorang kiper, Pique menyebut jala gawang Olimpico yang kini disimpannya itu sekadar untuk dijadikan barang kenangan semata. “Sebuah memento, untuk mengingat kejadian penting dalam karier saya ini,” katanya.


--

--


Kota Roma Tanpa Alkohol
Ternoda Penusukan

Sosok yang paling sibuk menghadapi Roma Finale pekan ini adalah Wali Kota Gianni Alemanno. Upaya sang pejabat untuk membersihkan ibu kota Italia dari minuman beralkohol patut diacungi jempol, meski sempat ditentang keras lembaga perlindungan konsumen lokal.

Alemanno pun sudah mengantisipasi agar sekitar lima ribu pendukung Barca dan United, yang tidak kebagian tiket, dapat terakomodasi dengan baik lewat pembuatan beberapa zona fan di sekitar Olimpico.

“Saya sudah meminta Menteri Dalam Negeri Roberto Maroni untuk memaksimalkan pengamanan, sementara saya berusaha juga mencegah peredaran tiket palsu,” katanya pada Avanti!

Apa daya, ternyata semua kerja keras Alemanno punah lantaran kasus penusukan seorang suporter United bernama Greg Wheldon (34) pada Rabu (27/5) pagi. Wheldon menurut juru bicara kepolisian Roma, Marcello Cardona, terkena sayatan di bagian kaki setelah diserang empat orang yang tak dikenali identitasnya.

Sang korban dinyatakan dalam kondisi stabil setelah dirawat di rumah sakit Santo Spirito. Sebelumnya polisi juga sempat menahan dua warga Inggris yang kedapatan mabuk di kawasan turis Campo de Fiori. Wah, dapat alkoholnya dari mana mereka, ya?





Bahasa Busacca

Di tengah sorotan terhadap wasit Eropa belakangan ini, kinerja Massimo Busacca di final Liga Champion terbilang memuaskan. Selain pengambilan keputusan yang tepat, wasit asal Swiss ini juga bisa berkomunikasi dengan pemain Barcelona maupun Man. United yang berasal dari berbagai negara.

Wajar saja, Busacca memang mahir berbicara dalam bahasa Jerman, Italia, Prancis, dan Roman (Latin). Keempat bahasa tersebut adalah yang lazim digunakan di negaranya. Selain itu, ia juga fasih menggunakan bahasa Spanyol dan Inggris.

Tapi, bukan faktor itu saja yang membuat Busacca layak meniup peluit di Olimpico. Ia adalah satu dari sepuluh wasit terbaik FIFA saat ini. Mengawali karier pada 1990 dan menjadi wasit berlisensi FIFA sembilan tahun kemudian, Busacca memimpin sejumlah laga penting seperti putaran final Piala Dunia '06, final Piala UEFA '07, dan Piala Eropa '08.

Bagi kedua finalis, pengusaha yang hobi bermain tenis ini juga bukan sosok asing. Busacca memimpin laga Barca kontra Brondby di babak III Piala UEFA 03/04 (menang 2-1) dan versus Bremen di Grup A LC 06/07 (M, 2-0). Ia juga memimpin laga MU melawan Debrecen di kualifikasi III LC 05/06 (M, 3-0) dan kontra Porto di leg II perempat final LC musim ini (M, 1-0).

Saat Blaugrana dan Setan Merah berhadapan di leg I perempat final LC tahun lalu, Busacca juga yang menjadi pengadil. Kala itu, anggota Wasit Elite FIFA ini menghadiahkan penalti karena menganggap Gabriel Milito handball di kotak terlarang. Hanya pertandingan tetap berakhir tanpa gol karena eksekusi Cristiano Ronaldo saat itu melenceng.


--




Wawancara Graeme Le Soux
Puji Iniesta dan Xavi

Rabu (27/5) siang di lapangan mini Champions Festival, BOLA berbincang-bincang dengan mantan pemain Chelsea, Graeme Le Soux. Hari itu, ia tampil membela tim Eropa melawa nItalia, yang diperkuat mantan-mantan pesepak bola . Graeme Le Soux memberikan pandangannya menjelang final.Sungguh tepat, kepada BOLAia menyebut dua nama yang akan menjadi kunci di pertandingan malam ini bila Man. United gagal tampil seperti kemampuan terbaik mereka.

BOLA dan Graeme Le Soux, memprediksi dengan tepat peran sentral Iniesta dan Xavi. (Foto: Weshley Hutagalung)

Bagaimana menurut Anda perbedaan Barcelona dengan tim-tim Inggris?

Karakter Liga Inggris dan Spanyol memang beda. Premier League sangat mengandalkan keunggulan fisik dan stamina. Barcelona telah berhasil memperlihatkan pada kita kekuatan mereka menguasai permainan.

Setelah pertandingan yang menghebohkan di semifinal, apakah Man. United tak berbeda dengan Chelsea ?

Anda tak bisa membandingkan Man. United dan Chelsea. Dua tim ini punya perbedaan yang akan menuntut sejauh mana kehebatan Barcelona. Saya yakin United tak akan memilih taktik seperti Chelsea.

Suka permainan Barcelona?

Ya, tentu saja. Hanya orang yang tak mengerti sepak bola yang tak suka melihat mereka bermain. Sangat menghibur, bukan?

Bagaimana melihat kekuatan Barcelona?

Dari tengah ke depan, tim ini unggulatas Man. United. Tapi ,saya agak khawatir di belakang.

Ada pemain yang mendapat perhatian khusus?

Ya, saya suka dengan permainan Andres Iniesta dan Xavi Hernandez. Kemampuan mereka mengolah bola dan menjaga ritme mengagumkan. Anda lihat bagaimana Iniesta menjaga keyakinannya saat melawan Chelsea, kan?

Siapa yang akan tampil lebih baik?

Wah, saya tak bisa menjawab pertanyaan ini. Bagaimana kalau Iniesta di babak I, Xavi di babak II. Adil, bukan?

Di final ini, semua orang membicarakan duel Messi vs Ronaldo. Siapa yang lebih baik?

Mereka punya kelebihan masing-masing. Messi dengan kontrol bolanya dan Ronaldopunya keunggulan fisikyanglebih baik dari Messi. Tapi ,Ronaldo sangat membutuhkan dukungan rekan-rekannya agarbisatampil seirama .Messi bisa tiba-tiba menonjol walau belum tentu membawa hasil. Keduanya sama-sama terbaik tahun ini.

Messi atau Ronaldo?

Ha… ha… Anda memaksa saya. Saya suka keduanya.


--

Liga Champion 2009/10
Berubah di Kualifikasi

Liga Champion tidak akan sama lagi mulai musim 2009/10. UEFA melakukan perubahan. Sistem baru dipakai di babak kualifikasi, yang kini ada empat tahap.

Kompetisi utama tidak berubah. Fase grup akan diikuti 32 tim, yang dibagi ke delapan grup. Ada 22 tim yang lolos otomatis ke fase grup. Tiga negara teratas dalam koefisien UEFA langsung memiliki tiga wakil di fase grup, negara ranking 4-6 mempunyai dua klub, dan negara peringkat 7-12 bisa mengirim satu tim langsung ke fase grup.

Negara ranking 13, yaitu Belgia, juga mendapatkan satu tiket langsung ke fase grup. Pasalnya, juara bertahan 2008/09 dipastikan tampil lagi di musim 2009/10 dengan memakai posisi finis di liga domestik. Jadi, jatah tiket untuk juara bertahan tidak dipakai dan diberikan ke Belgia.

Perubahan besar terjadi di babak kualifikasi. Mulai musim depan ada empat tahap eliminasi tim, yaitu kualifikasi I, II, III, dan babak play-off. Di babak kualifikasi ini UEFA membuat dua rute, yaitu “champions path” serta “best-placed path”. Champions path merupakan rute untuk tim-tim juara liga dari negara ranking 14-53, sedangkan best-placed path adalah rute tim-timbukan juara liga. Tim dari dua rute yang berbeda tidak bisa bertemu di babak kualifikasi.

CHAMPIONS PATH
Kualifikasi I (Q1): juara negara ranking 48-53 ----> tiga pemenang
Kualifikasi II (Q2): tiga pemenang Q1 + juara negara ranking 16-47 ----> 17 pemenang.
Kualifikasi III (Q3): 17 pemenang Q2 + juara negara ranking 13-15 ----> 10 pemenang.
Play-Off : 10 pemenang Q3 ----> 5 pemenang lolos ke fase grup.

BEST PLACED PATH
Kualifikasi III (Q3): tim peringkat 3 dari negara ranking 6 + runner-up negara ranking 7-15 ----> 5 pemenang
Play-Off: 5 pemenang Q3 + tim peringkat 4 dari negara ranking 1-3 + tim peringkat 3 dari negara ranking 4-5 ----> 5 pemenang lolos ke fase grup.

Tim-tim yang kalah di babak kualifikasi III Liga Champion mendapatkan tiket ke babak play-off UEFA Europa League, sedangkan tim yang kalah di babak play-off Liga Champion kebagian tiket ke fase grup UEFA Europa League.

Kompetisi utama Liga Champion 2009/10 akan dimulai 15 September 2009 dan berakhir 22 Mei 2010. Finalnya, yang untuk pertama kalinya berlangsung di hari Sabtu, akan digelar di Stadion Santiago Bernabeu, Spanyol.

PESERTA LIGA CHAMPION 2009/10*
-------------------------------------------------------------
Fase Grup
Manchester United-Liverpool-Chelsea (Inggris); Barcelona-Real Madrid-Sevilla (Spanyol); Inter-Juventus (Italia); Bordeaux-Marseille (Prancis); Wolfsburg-Bayern Muenchen (Jerman); Rubin Kazan-CSKA Moskva (Rusia); Porto (Portugal); AZ (Belanda); Rangers (Skotlandia); Dynamo Kyiv (Ukraina); Standard Liege (Belgia)

Babak Play-Off
Champions Path : -
Best Placed Path : Arsenal (Inggris); Lyon (Prancis); Stuttgart (Jerman)

Babak Kualifikasi III
Champions Path : Olympiacos (Yunani); Slavia Prague (Rep. Ceska); Zurich (Swiss)
Best Placed Path : Dynamo Moskva (Rusia); Celtic (Skotlandia); Anderlecht (Belgia); Sporting (Portugal); Twente (Belanda); Shakhtar Donetsk (Ukraina)

Babak Kualifikasi II
Stabaek (Norwegia); Copenhagen (Denmark); Red Bull Salzburg (Austria); Partizan (Serbia); Maccabi Haifa (Israel); Kalmar (Swedia); Slovan Bratislava (Slovakia); Debrecen (Hongaria); Dinamo Zagreb (Kroasia); APOEL (Siprus); Maribor (Slovenia); Inter Turku (Finlandia); Ventspils (Latvia); Zrinjski (Bosnia); Ekranas (Lituania); Sheriff Tiraspol (Moldova); Bohemians (Irlandia); Makedonija (Masedonia); Hafnarfjorfur (Islandia); WIT Georgia (Georgia); BATE (Belarusia); Levadia (Estonia); Baku (Azerbaijan); Tirana (Albania); Pyunik (Armenia); Aktobe (Kazakstan); Glentoran (Irlandia Utara); Rhyl (Wales); EB Streymur (Kep. Faroe); Dudelange (Luksemburg)

Babak Kualifikasi I
Hibernians (Malta); Sant Julia (Andorra)

Ket.: * = yang sudah dipastikan hingga 25 Mei.


--


Keamanan Suporter
“Dua Wajah Roma”

Suhu panas di kota Roma seolah menandai kegelisahan warga Italia menyambut kehadiran suporter Manchester United. Sejarah kelam sepak bola Italia dan Inggris, yang terjadi saat duel Juventus dan Liverpool dalam tragedi Heysel 1985, seperti terus terkuak dalam dua tahun terakhir.

Pemukulan yang dilakukan polisi kota Roma terhadap pendukung Man. United di Stadio Olimpico tahun 2007 serta ketegangan antarsuporter AS Roma dan Arsenal bak menjadi latar belakang tak sedap kehadiran Man. United di Stadio Olimpico bertemu Barcelona dalam Roma Finale 2009.

Sorotan terhadap kemampuan petugas keamanan Stadio Olimpico memang menjadi “mainan” media massa Inggris. Hal ini diakui Alvaro Moretti, wartawan Tutto Sport penggemar Lazio.

“Kejadian dua tahun lalu memang sial bagi Italia. Dunia menyorot pemukulan terhadap suporter Man. United karena polisi memang terpaksa masuk stadion. Saat itu, pedukung United mulai brutal menembus batas wilayah yang ditujukan buat mereka di dalam stadion karena ingin mengejar fan Roma,” ujar Morreti, yang putranya menjadi penggemar Man. United sejak Juan Sebastian Veron bermain untuk klub berjuluk Setan Merah itu.

Situasi di second leg, menurut Morreti, tak jauh beda, “Namun, aksi brutal polisi Manchester terjadi di luar stadion, tak banyak kamera televisi yang tahu dan menyiarkannya ke seluruh dunia seperti kejadian di Stadio Olimpico.”

Carabinieri dan Kemping

Sehari menjelang final LC 2009, diperkirakan sekitar 40 ribu orang Inggris datang ke kota Roma. Lima ribu dari mereka tak memiliki tiket masuk stadion. “Mereka hanya pindah kota untuk minum bir dan senang-senang.” Begitu ledek beberapa wartawan peliput final Liga Champion.

Sehari menjelang final, sejumlah lokasi wisata mendapat penjagaan ketat polisi. Berbeda dengan hari Senin (25/5), Selasa lalu Champions Festival di Colosseum dipadati ratusan pengunjung. Mereka bukan turis biasa karena banyak yang mengenakan atribut kedua finalis.

Mengantisipasi hal yang tak diinginkan, Carabinieri, polisi elite Italia, tampak bermunculan dengan mata tajam mengawasi gerak-gerik pengunjung. Sehari sebelumnya, tak satu pun petugas polisi yang ditakuti warga Italia ini menampakkan batang hidungnya. Dengan seragam hitam dan nyaris tanpa senyum, Carabinieri menjadi jaminan keseriusan tuan rumah ingin membuktikan bahwa mereka bisa menjadi penyelenggara yang baik dan aman.

Namun, ketegasan pemerintah daerah Roma bahwa mereka tak membolehkan toko-toko dan bar menjual bir dan minuman beralkohol di hari H seperti mendua. Bagaimana dengan ratusan suporter Man. United yang kemping sekitar dua kilometer dari Utara stadion? Bukankah di dalam tenda-tenda itu mereka punya persediaan bir yang cukup untuk meneruskan kebiasaan minum-minum sebelum dan setelah pertandingan?

Pertanyaan terbesar adalah kenapa mereka dibolehkan menggelar tenda-tenda yang tentu saja mengeliminasi kontrol petugas keamanan?





“Dua U di Olimpico”

Ada hal menarik ketika panitia menempatkan pendukung Manchester United di sisi utara Stadio Olimpico. Benarkah hal ini demi menghindari kerusuhan seusai pertandingan? Menilik sejarah tiga partai final kejuaraan antarklub elite Eropa itu di kota Roma, sisi utara punya cerita unik.

Tahun 1977, Liverpool menjadi juara di Olimpico dengan mengalahkan Borussia Moenchengladbach 3-1. Tujuh tahun kemudian, klub berjuluk The Reds dari kota asal grup band ternama Beatles itu kembali menjadi yang terbaik. Kali ini, tuan rumah AS Roma dibekap di final melalui duel adu penalti (4-2).

Apa persamaan gelar Piala Champion yang diperoleh Liverpool? Panitia menempatkan suporter klub Inggris ini di bagian utara Stadio Olimpico.

Bagaimana dengan kala Olimpico menggelar final untuk ketiga kalinya? Di mana suporter Juventus, sang juara, ditempatkan? Ternyata, pada tahun 1996 itu letak resmi tifosi Juve ada di bagian selatan. Bisakah ini menepis anggapan bahwa suporter tim yang akan menempati bagian utara stadion akan menjadi juara?

Well, ketika Juventus juara di Olimpico lawannya adalah Ajax, tim asal Belanda, bukan Inggris.

Rabu kemarin, United membuktikan tuah utara di Olimpico tak lagi ampuh. Mereka gagal mengikuti jejak Liverpool di kota Roma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar