Alih Istik Wahyuni - detikFinance
Foto: Reuters
New York - Di dunia bursa saham, sosok Bernard L Madoff terbilang sangat legendaris. Pembawaan yang ramah dan karismatik membuatnya disegani banyak pihak. Apalagi ia sempat menjabat sebagai Chairman di Nasdaq, salah satu bursa saham terbesar di AS.
Hidupnya pun sangat mapan dengan apartemen penthouse di Manhattan, pesawat jet pribadi dan kapal pesiar yang ditambatkan di French Riviera.
Kehidupan Madoff memang sangat sempurna, setidaknya hingga pertengahan 2008. Karena pada akhir tahun lalu, rahasia besar di dunia investasi AS terungkap dan menyeret nama Madoff.
Desember 2008, pasar finansial AS dihebohkan dengan pembobolan dana terbesar sepanjang sejarah dengan kerugian yang mencapai US$ 50 miliar atau sekitar Rp 500 triliun, hampir setara dengan setengah APBN Indonesia.
Melalui skema investasi bernama skema Ponzi, Madoff berlaku sebagai otak penipu yang menelan banyak korban. Korbannya pun tak main-main. Mulai dari pejabat, artis, hingga orang-orang kaya di AS dan Eropa harus gigit jari akibat kelakuan licin Madoff.
Madoff menjalani usaha kotornya ini melalui perusahaan investasinya, Bernard L. Madoff Investment Securities LLC. Skema Ponzi pun diluncurkan perusahaan ini sejak 2005 untuk menjerat para korban.
Skema Pnozi
Skema Ponzi merupakan sebuah istilah untuk praktek kotor dalam bisnis keuangan yang menjanjikan pemberian keuntungan berlipat ganda yang jauh lebih tinggi dari keuntungan bisnis riil bagi investor yang mau menyimpan dana investasinya lebih lama di perusahaan investasi seperti sekuritas, bank, asuransi ataupun investment banking. Para invesor umumnya tidak tahu dan tidak mau tahu darimana perusahaan membayar keuntungan yang dijanjikan.
Nama Ponzi diambil dari seorang penipu bernama Charles Ponzi yang tinggal di Boston, AS. Ponzi terkenal dengan penipuannya karena menawarkan investasi berupa transaksi spekulasi perangko AS terhadap perangko asing di era 1919-1920.
Untung yang dijanjikan Ponzi ternyata hasil tambal sulam. Pada pertengahan Agustus 1920, audit oleh pemerintah terhadap usaha Ponzi menemukan bahwa Ponzi sudah bangkrut. Total aset yang dimilikinya sekitar US$ 1,6 juta, jauh di bawah nilai utangnya kepada investor.
Nah, yang dilakukan oleh investor kawakan Wall Street, Bernard Madoff juga demikian. Madoff menggunakan dana dari investor baru untuk membayar bunga investor lama. Nilainya terus bertumpuk-tumpuk hingga mencapai US$ 50 miliar. Penipuan Madoff baru terungkap setelah para investor menarik dananya sehubungan dengan krisis finansial. Disitu baru diketahui bahwa Madoff sudah kehabisan dana.
Penipuan Madoff tak akan jadi sebesar sekarang jika korbannya hanya orang biasa. Siapa saja yang jadi korban Madoff? Berikut daftar korban yang dikutip dari AFP, Selasa (30/6/2009).
Korban Individu
* Mantan presenter talk show, Larry King
* Chief Executive DreamWorks Animation, Jeffrey Katzenberg
* Aktor Hollywood, Kevin Bacon
* Sutradara asal Spanyol, Pedro Almodovar
* Aktor Hollywood, John Malkovich
* Pengusaha wanita terkaya di Spanyol, Alicia Koplowitz
* Taipan properti real estate, pemilik New York Daily News dan US News & World Report, Mort Zuckerman
* Senator AS, Frank Lautenberg
* Para pemilik tim baseball New York Mets, Fred Wilpon dan Saul Katz
Korban Kelompok Sosial
* Yayasan Steven Spielberg (sutradara pemenang Oscar)
* The Elie Wiesel Foundation for Humanity
Korban Investor Institusional
* Britain's Man Group investment fund
* Royal Bank of Scotland
* HSBC banking
* BNP-Paribas Perancis
* Netherland's Fortis Bank
* The EIM hedge fund yang dikendalikan miliarder Arpad Busson kekasih artis Hollywood Uma Thurman
* Banco Santander Spanyol
* Luxalpha fund, bank UBS di Luxembourg yang mengelola aset sejumlah miliarder Perancis pemilik L'Oreal, Liliane Bettencourt's.
Setelah bertahun-tahun bergelut dengan permainan kotornya, kini nama Madoff justru makin legendaris karena sering menghiasi media-media di seluruh dunia.
Senin (29/6/2009), Madoff resmi divonis kena hukuman penjara 150 tahun yang merupakan tuntutan terberat dari jaksa. Bagi Madoff yang kini berusia 70 tahun, hukuman ini sama saja dengan penjara seumur hidup.
"Pengadilan memutuskan Bernard Madoff dikenakan hukuman penjara 150 tahun," kata Hakin Denny Chin seperti dikutip AFP, Selasa (30/6/2009).
Tak cuma penjara seumur hidup, Madoff juga harus merelakan semua asetnya disita karena ia diwajibkan membayar denda US$ 170 miliar. Sang istri, Ruth Madoff, juga dikenakan denda sebesar US$ 85 juta. Akibatnya, Madoff kini melarat dan sang istri hanya punya uang tunai sebanyak US$ 2,5 juta.
Dalam persidangannya, Madoff sempat meminta maaf pada korban-korbannya.
"Saya minta maaf. Saya sudah memalukan keluarga saya. Saya bertanggung jawab atas seluruh kerugian yang terjadi," ujarnya.
Kini, Madoff kehilang segalanya. Apartemen, pesawat jet dan kapal pesiar pribadi hilang bersama denda yang harus dibayarnya. Nama baik dan prestasinya sebagai investor handal kini berganti jadi penipu ulung. Kehangatan keluarga yang menemani selama puluhan tahun pun lenyap.
"Orang yang bertanggung jawab atas semua penipuan ini bukan orang yang saya kenal selama ini," sesal sang istri, Ruth Madoff.
--
Memimpikan Galacticos
London - "Sesuatu yang paling mahal biasanya justru yang paling murah." Kalimat ini seringkali keluar dari Presiden Real Madrid Florentino Perez.
Maka tak heran kalau ia dengan ringan menggaet Kaka lalu Cristiano Ronaldo, dan mungkin beberapa pemain lain lagi, dengan harga yang membuat dunia sepakbola Eropa tergetar, bingung, tak percaya, termangu-mangu -- sebutlah semua kata-kata atributif keterhenyakan yang lain.
Kita tentu harus menunggu apakah petualangan Perez kali ini, dari segi bisnis, akan berbuah nikmat atau sengsara. Tetapi percayalah, Perez melakukan semua ini tidak seringan yang tampak di permukaan. Di belakang layar ia pasti sudah berhitung super njelimet dari sisi finansial. Toh, bagaimanapun ia seorang konglomerat di bidang konstruksi dan energi yang beroperasi di lebih dari 50 negara, mempekerjakan sekitar 150 ribu orang, dan tahun lalu memetik pemasukan empat miliar euro -- sepertiganya adalah keuntungan.
Jangan harap kekayaan pribadi Perez akan ikut membiayai kehidupan Real Madrid sebagai klub, karena itu dilarang. Peraturan klub tidak memperbolehkan pejabat klub menggunakan kekayaan pribadi untuk masuk dalam tata buku keuangan klub. Harus ada pemisahan yang jelas.
Perez memang tidak perlu menggunakan kekayaan pribadinya untuk mendanai kehidupan klub. Tetapi ia bisa menggunakan pengalaman dan kontak bisnisnya untuk ikut membantu Real Madrid. Bank-bank Spanyol dengan senang hati antre untuk membiayai petualangan Perez terbaru ini. Mereka masih ingat ketika Perez membangun galacticos pertamanya dari tahun 2000 hingga 2006.
Galacticos pertama Perez menjajarkan nama diantaranya Zinedine Zidane, Luis Figo, Ronaldo, Roberto Carlos, hingga David Beckham. Transfer dan gaji para pemain ini menyentuh langit tertinggi persepakbolaan saat itu. Langkah Perez disebut tak masuk akal dari segi bisnis. Namun, kita tahu nama-nama itu juga menarik semua perhatian penggemar bola. Pemberitaan mengenai Real Madrid iklan gratis paling efektif menjangkau ke semua sudut dunia.
Dengan masuknya nama-nama besar itu Perez dengan cerdik merundingkan ulang semua kontrak bisnis yang bersangkut paut dengan Real Madrid. Dari yang namanya kaos, sepatu, merchandise, hak siar televisi, hingga bayaran untuk tour keliling dunia. Tidak ada satu celah untuk mengeruk keuntungan yang tidak ia eksploitir. Yang kita tahu kemudian pendapatan klub melonjak hampir dua kali lipat dari 2 triliun rupiah tahun 2001 menjadi 4 triliun rupiah tahun 2005.
Dengan pemasukan itu tiba-tiba saja semua biaya transfer dan gaji semua pemain dengan nama besar terbayar dengan sendirinya. Artinya, yang dilakukan Perez hanyalah memaksimalkan hingga perasan keringat terakhir potensi pendapatan masing-masing pemain. Sederhananya pemain itu membiayai sendiri transfer maupun gajinya.
Hingga sekarang Perez belum bisa mengerti mengapa tidak ada orang yang mengikuti langkah bisnis yang dilakukannya ini. Sebuah perjudian memang tetapi bukannya tanpa sebuah perhitungan yang cermat dan masuk akal.
Tetapi bagaimana dengan prestasi di lapangan? Bagaimana bila prestasi di lapangan tidak berbanding lurus dengan berkumpulnya pemain-pemain hebat tadi? Bisakah bisnis tetap mengapung?
Sepertinya Perez tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa orang akan tertarik dengan Real Madrid, pendukung atau bukan, berprestasi atau tidak.
Ia menjadikan Real Madrid sebuah dunia sinetron-opera sabun, yang kisah-kisahnya di samping di lapangan bola selalu menarik perhatian. Kehidupan bintang-bintangnya selalu menarik perhatian. Bahkan mereka yang membenci, kemungkinan akan tetap tertarik untuk terus mengikuti kisahnya. Mereka mungkin menghujat, melontarkan sumpah serapah, tetapi tetap mengikuti untuk mengetahui akhir ceritanya. Bagi Perez baik pendukung maupun bukan, mereka adalah pasar bisnis yang layak dieksploitir.
Perez juga tidak percaya bahwa pemain-pemain bagus itu tidak akan bisa berprestasi di lapangan. Ia berkilah bahwa yang dikumpulkan adalah seniman bola bukan sekadar pemain bola. Seniman dengan daya khayal dan kreativitas tak terbatas, bukan pemain yang sekadar mengisi fungsi permainan seperti diperintahkan manajer ataupun pelatih. Seniman yang menjadikan lapangan bola sebagai panggung, kanvas, ataupun kertas untuk berekspresi.
Tahun 2000-2001 ketika Figo, Ronaldo, Raul, Zidane, Makalele, Roberto Carlos, Redondo, Fernado Hiero dan sekian nama besar lain, semuanya masih dipuncak kejayaannya dan Real Madrid menjadi juara Liga Champions, orang mengatakan Real Madrid sebenarnya tidak mempunyai pola permainan. Sebuah oxymoron permainan: kekacauan dalam sebuah harmoni, harmoni dalam sebuah kekacauan.
Pelatih Madrid saat itu, Vicente del Bosque, selalu terlihat tenang dan tanpa ekspresi di pinggir lapangan. Wajahnya seperti sebuah tulisan besar: "Apa yang harus saya instruksikan, kecuali silakan bermain bola. Anda semua sudah tahu apa yang harus dilakukan." Hasilnya adalah sebuah permainan tanpa pola yang jelas namun indah, sebuah kegembiraan, seperti melihat anak-anak kecil bermain bola tanpa beban. Sebuah gaya permainan berbeda yang mewarnai benak imajinasi penggemar bola saat itu.
Konsistensi memang menjadi persoalan. Tetapi teriakan kekaguman, "ahhhhhh", "uhhhhh", "oleee..", dan ungkapan kekaguman lain selalu menyertai mereka. Tampaknya bagi Florentino Perez itu lebih berarti dan layak dijual, walau tentu saja menjadi juara juga sama pentingnya.
Mimpi bisnis besar, mimpi keindahan, mimpi berprestasi, mimpi Galacticos, itulah rupanya mimpi Florentino Perez.
--
Selebritis2 Jenius
Semua nerd dapat mengatakannya kepada anda, menjadi lebih pintar dari orang lain sangatlah bermanfaat. Dengan buruknya kemampuan sosial, badan yang terlalu kurus atau teralu gemuk, tidak bisa olahraga, masalah kulit, mata yang buruk,.. Mungkin anda sudah dapat membayangkan maksudnya.
Namun para nerd kelas dunia ini mendobrak halangan universal mereka, mereka yang lebih pintar dari pada kebanyakan orang ini berhasil menjadi selebriti yang dikagumi dengan jutaan pemuja.
8. Natalie Portman
http://www.contactmusic.com/pics/m/cannes_amfar_11_230508/natalie_portman_1881422.jpg
Portman merupakan tipe pelajar yang terus mendapatkan nilai "A" disekolahnya. Saat sedang memerankan Queen Amidala dalam The Phantom Manace, ia bahkan melewatkan tayangan premier untuk belajar ujian akhirnya. Hal ini kemudian membawanya ke Harvard.
7. Lead Singer The Offspring, Dexter Holland
http://img411.imageshack.us/img411/3655/72869529he3.jpg
Dexter besar di rumah kontrakan di daerah pinggiran California. Ia sekolah di Pacific High School, dan tidak seperti masyarakat barat pada umumnya, ia tidak menimbulkan anarki pada masa mudanya dan lulus dengan nilai yang baik. Setelah itu ia melanjutkan studi-nya ke University of Southern California dan mendapatkan gelar Masternya dalam bidang Molekul Biologi.
6. Kate Beckinsale
http://imagecache2.allposters.com/images/pic/MMPH/258924%7EKate-Beckinsale-Posters.jpg
Kate Beckinsale merupakan sosok yang sangat berpendidikan yang menguasai banyak bahasa. Ia bahkan memenangkan penghargaan untuk cerpen yang ditulisnya. Kecintaannya dalam menulis membawanya ke Oxford University dimana ia menguasai bahasa Pernacis, Russia dan Jerman disana.
5. Kevin Grevioux
http://mag.awn.com/issue8.06/8.06images/uw03_UnderWorldRaze.jpg
Kevin Grevioux pemeran Raze tampak seperti orang yang dilahirkan untuk memerankan film horror. Pada masa studi-nya, ia pernah menjadi asisten riset di National University of Health dan mendapatkan gelar dalam mikrobiologi dari Howard University. Dalam usahanya mendapatkan gelar Master dalam genetic engineering, Grevioux beralih haluan kedunia per-film-an dan pindah ke Los Angeles.
4. Vin Diesel
http://img341.imageshack.us/img341/8320/47029866gi9.jpg
Vin atau Diesel bukanlah nama aslinya (seharusnya adalah Mark Vincent). Steven Spielberg menemukannya dalam film yang diproduksi Vin dengan biaya $3.000 (yang cukup mengejutkan ternyata ini bukan film porno). Spielberg kemudian menyediakan tempat untuknya dalam Saving Private Ryan, yang kemudian menjadi langkah awal Vin Diesel dalam kancah dunia.
Vin pernah membuka gaming development house bernama Tigon Studio karena ia muak dengan tingkah laku orang yang membuat game jelek dari film besar. Ia cukup kaget saat The Chronicles of Riddick: Escape from Butcher Bay mendapatkan review score sebesar 90 persen.
3. Bintang Porno Asia Carrera
http://img219.imageshack.us/img219/38/76398757ye7.jpg
Jessica Steinhauser mantan pemain Asia Carrera merupakan legenda dalam industri film porno. Ia merupakan salah satu nerd di masa mudanya. Ia sempat belajar piano pada masa kecil dan pada 14 tahun sempat bermain di Carnegie Hall.
Pada usia 16 tahun ia pergi ke Jepang untuk belajar bahasa Inggris. Ia merupakan pemenang dalam National Mathematic League, anggota Spanish National Honor, National Geography dan Mensa.
2. Gitaris Queen Brian May
http://img84.imageshack.us/img84/7886/60965172ox9.jpg
Pada awal 70-an ia mendapatkan gelar sarjana ilmu pengetahuan dengan pujian dari Imperial College of London dan sedang dalam studi doktoratnya untuk mempelajari bagaimana cahaya merefleksikan debu yang bertebaran di angkasa dan bagaimana pergerakan debu dalam sistem tata surya.
1. Dolph Lundgren
http://img152.imageshack.us/img152/6075/30942167cn4.jpg
Orang ini dilaporkan memiliki IQ 160. Ia merupakan lulusan Royal Institute of Technology di Swedia, mendapatkan gelar Master untuk bidang Chemical Engineering, lalu mendapatkan beasiswa penuh dari MIT. Ia juga berbicara 5 bahasa (Perancis, Swedia, Jerman, Inggris dan Italia).
Wawancara Tim Howard
Kompetitif untuk 10 Tahun
From zero to hero. Dari kebobolan enam gol di dua partai pertama Piala Konfederasi, kiper Tim Howard muncul sebagai pahlawan Amerika Serikat.
BOLA dan Tim Howard, percaya pada kekuatan tim.
Menghadapi dua tim kuat dunia, Spanyol dan Brasil, di semifinal dan final, penjaga gawang Everton ini membuat serangkaian penyelamatan gemilang.
BOLA berhasil menemui pemain yang terpilih sebagai Kiper Terbaik Piala Konfederasi 2009 ini di mixed zone seusai laga final, Minggu (28/6) di Ellis Park, Johannesburg. Berikut isi wawancara BOLA dengannya.
Tim, tim Anda luar biasa. Seperti sudah akan tersingkir karena kalah dari Italia dan Brasil di fase grup, AS malah menjadi runner-up. Apa kunci kebangkitan Anda?
Kepercayaan diri dan komitmen. Kami tidak pernah berhenti meyakini bisa terus melangkah karena kami mempercayai kekuatan tim ini.
Bagaimana perasaan Anda dan teman-teman waktu berhasil mengalahkan Mesir, bahkan kemudian Spanyol?
Tentu saja gembira dan puas bukan main. Setelah dua kali kalah di dua partai pertama, kami bekerja keras memperbaiki diri. Kerja keras itu akhirnya membuat kami berhasil menemukan bentuk permainan terbaik.
Tim Anda masih sangat muda. Hasil di Piala Konfederasi ini tentu akan membangkitkan keyakinan bahwa AS memiliki masa depan yang bagus.
Betul. Kami memiliki banyak pemain muda. Mereka masih bisa menjadi lebih baik. Pelatih Bradley melakukan kerja bagus membangun sebuah tim yang baru.
Mungkin AS sudah menemukan tim yang bisa kompetitif untuk lima atau sepuluh tahun ke depan?
Ya, mungkin saja. Seperti Anda bilang, tim kami masih muda. Pemain-pemain yang sekarang ada di tim ini mungkin masih bisa bertahan dalam sepuluh tahun ke depan.
Setelah Piala Konfederasi ini, AS harus mengamankan tiket Piala Dunia 2010.
Ya, itu target kami berikutnya. Kami ingin kembali ke sini tahun depan untuk mencoba menjalani Piala Dunia dengan meraih hasil-hasil bagus, tidak seperti 2006. (wid)
--
Untuk mengubah hidup kita hal yang diperlkan adalah...... :
1. Mengetahui identitas diri bahwa kita adalah anak Allah
2. Mengubah pola pikir kita dan mengatakan bahwa kita bisa (Yes we can)
3. Melakukan tindakan perubahan dalam hidup kita........
Hal yang terpenting adalah dengan Roh Kudus yang akan membawa kita menghasilkan buah roh dalam hidup kita.....
Senin, 06 Juli 2009
Ganjaran 150 Tahun untuk Madoff
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar