Rabu, 01 Juli 2009

Meningkatkan Cash Flow Usaha Kecil




Menjalankan usaha membutuhkan keterlibatan secara emosional dan finansial. Tentu saja ini tuntutan yang sangat tinggi, terlebih jika bisnis baru saja dimulai atau mengalami masalah cash flow.

1. Mengelola dengan bijak
Seseorang yang menjalankan usahanya harus mengabdikan seluruh waktunya untuk mengelola bisnisnya jika ingin menutup investasinya dan membuat profit yang diinginkan. Sikap disiplin diperlukan dalam mengelola usaha terlebih usaha kecil sampai menengah.

2. Cash Flow adalah segala-galanya
Cash flow bisnis mengacu pada pendapatan usaha dan kecocokan pengeluaran. Dalam istilah yang sederhana, cash flow usaha menunjukkan bisnis memang menghasilkan keuntungan atau merugi. Dengan menentukan cash flow usaha, pengusaha bisa membuat perhitungan jika usaha dijalankan sendiri, yang berarti mampu membayar pengeluaran usaha dengan uang yang berasal dari usahanya tersebut.

Cash flow negatif berarti bisnis tidak bisa berjalan dengan sendirinya dan memerlukan dukungan finansial tambahan setiap bulannya. Jika ini terjadi, yang terbaik adalah melihat lebih dekat apa yang salah dalam operasional bisnis untuk menghindari kerugian lebih jauh.

3. Menentukan Flow Anda
Untuk menentukan cash flow bisnis, pemilik harus mencatat pengeluaran bisnis setiap bulannya dan melihat darimana pembayaran pengeluaran ini berasal. Jika pendapatan usaha mampu mendukung dan membayar pengeluaran bisnis, maka ini merupakan cash flow yang baik atau positif. Jika tidak, bisnis akan bermasalah dan membutuhkan evaluasi yang serius.

4. Mengelola Dana Secara Strategis
Jadi, bagaimana seorang pengusaha meningkatkan cash flow usahanya? Cash flow positif membutuhkan pengelolaan cash yang strategis. Ini berarti pengusaha harus mencari cara strategis untuk meningkatkan inflow pendapatan dan mengurangi jumlah pengeluaran bisnis. Artinya, meningkatkan profit margin bisnis dibandingkan dengan pendapatan dan pengeluaran yang dihasilkan.

5. Menentukan harga produk dengan cerdas
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan cash flow adalah dengan meningkatkan harga produk atau jasa yang dijual. Tentu, ini bukan solusi yang mudah karena akan mempengaruhi pola konsumen yang selalu mengamati kenaikan harga.

Jika produk yang dijual dianggap efisien dan sangat bermanfaat bagi konsumen, maka menaikkan harga bukanlah masalah karena mereka akan melihat efektivitas biaya atas produk yang dibeli. Banyak konsumen yang sangat memperhatikan harga tapi mereka menjadi lebih kritis dengan kualitas produk.

6. Menjaga Mutu
Untuk memelihara kelangsungan hidup suatu produk dan meningkatkan penjualan, pengusaha harus menjaga mutu produk atau jasanya. Produk-produk yang tidak mengalami masalah meski harga naik adalah produk yang dianggap terbaik dalam kategorinya, produk di ceruk pasar dan produk yang selalu dibutuhkan dan hanya dihasilkan oleh beberapa pabrik.

Ketika memilih strategi ini, pengusaha harus menganalisa dampak kenaikan harga dalam volume penjualan. Harga produk tertentu bisa dinaikkan tanpa membuat konsumen kesal melalui pengembangan fitur.

7. Meminimalkan Pengeluaran
Cara lain untuk meningkatkan cash flow usaha adalah dengan meminimalkan pengeluaran khususnya biaya pemeliharaan usaha. Dengan memilih mesin bisnis yang bermanfaat, bisnis bisa berjalan lebih produktif dengan upah buruh yang lebih rendah. Pengusaha juga bisa mengawasi fungsi outsource bisnis yang tidak dibutuhkan usaha secara reguler atau yang lebih murah jika dioutsourcekan daripada jika dijalankan sendiri.

Sebagian besar pengeluaran overhead terkait dengan upah buruh, sehingga pengusaha harus mengevaluasi staf untuk menentukan posisi bisa dilakukan secara efisien oleh satu orang atau posisi tersebut sama sekali tidak diperlukan.

8. Memiliki Sistem Billing Profesional
Usaha dengan cash flow negatif harus mereview pemasukan yang tidak terkumpul atau adanya kredit yang melebihi jatuh tempo. Pengusaha harus mengupayakan strategi yang efisien untuk merubah hutang usaha menjadi uang tunai. Usaha yang mengalami cash flow negatif dikarenakan kegagalan merubah check atau hutang menjadi uang tunai .

Oleh: Trevor Marshall
Sumber:www.weknowca shflow.info


--
REALITY SHOW DAN VULGARISASI TELEVISI

Menurut Burdrillard, kevulgaran pada media televisi tidak ditandai dengan ketelanjangan. Melainkan karena tidak lagi ruang private. Apa yang menjadi private tersingkap menjadi vulgar, terreduksi menjadi sebuah tontonan sekejab. Ketelanjangan tidak seketika menerobos ruang pribadi karena ada adengan yang dimainkan yang lepas dari realitas hidup si pelaku. Namun dalam sebuah kevulgaran ruang private yang kompleks dan menyangkut pribadi yang paling telanjang, karena adanya ekspresi yang bersifat personal tersingkap menjadi tontonan murahan.

Peringatan akan kevulgaran yang diangkat oleh Budrillard seolah menjadi sebuanya kenyataan saat ini. Setidaknya ini dibuktikan dari maraknya acara reality show yang mengangkat kehidupan nyata dari orang-orang . Mulai dari sekedar untuk mengungkap perasaan terdalam sebagai bukti cinta hingga membongkar kebohongan pasangan suami istri. Semua menjadi tersingkap secara telanjang. Tidak ada lagi tembok-tembok kamar yang biasa menuntupi konflik pribadi. Semua sekejap menjadi terbuka melalui layar televisi.

Reduksi Pengalaman Hidup
Perselingkuhan, ungkapan cinta, konflik dan maaf adalah bagian dari kehidupan yang kaya akan makna. Karena ada dimensi kontemplasi di dalamnya yang bisa merubah arah kehidupan seseorang. Hal ini mengakibat setiap segmen kehidupan yang paling kritis maupun paling mendebarkan, dalam berbagi kultur disakralkan. Bahkan dalam masyarakat paling kolektif sekalipun persoalan rumah tangga dan antar keluarga tidak dapat serta merta dicampuri oleh pihak lain.

Hal ini karena ada sebuah nuansa perasaan dan kompleksitas kesadaran yang tidak dipahami oleh orang lain. Kehidupan bersama dan pergaulan menciptakan sebuah dunia yang dialami bersama, yang tidak serta merta dapat diakses oleh orang lain di tersebutluar margin hubungan. Hanya diantara mereka yang berinteraksi nuansa tersebut dapat dikomunikasikan dan kemudian menjadi titik untuk menentukan arah kehidupan selanjutnya.

Namun ketika kompleksitas hubungan tersebut menjadi bagian dari sesuatu yang dipertontonkan. Maka elemen kompleksitas manusia menjadi samar. Berbagai konflik terreduksi menjadi sekedar tontonan. Yang real menjadi disamakan dengan yang tidak real. Reality show penyelesaian konflik sebuah rumah tangga yang bakal berdampak bagi kehidupan mereka pasangan suami istri demikian juga kepada anak-anaknya bagi penonton tidak lebih berharga dari sebuah tayangan komedi atau kuis yang ditampilkan tidak secara alami. Bahkan didramatisir, dengan musik maupun pembawa acara yang menciptakan konteks sedemikian rupa agar menyerupai kisah kehidupan nyata tersebut menjadi melodrama yang mengetarkan.

Etika vs Kevulgaran
Oleh sebab itu meskipun acara reality show sama menguntungkannya dengan sebuah acara sinetron striping, menjadi pundit-pundi penjaring iklan. Namun tidak serta merta ruang pribadi dapat dibredel dengan alasan profit.

Kalaupun mereka yang mengekspos kehidupan pribadnya adalah berdasarkan keputusannya sendiri. Namun popularitas dan materi dapat membuat seseorang buta akan sakralnya ruang pribadinya. Dan ada baiknnya stasiun televis ikut menjaganya.

Menghadapi manusia berarti menghargai ruang dimana ia menentukan arah hidupnya. Biarlah ruang itu tetap sakral dan tidak menjadi sebuah tontonan yang mereduksi maknanya semata-semata sebagai tontonan yang bersifat hedonisme.

Sebagaimana televisi memiliki etika yang membatasi dalam penayangan acara. Khususnya untuk acara-acara kekerasan maupun seksual. Namun kekerasan dan ketelanjangan yang sama juga ada dalam penyingkapan berbagai konflik yang sangat pribadi. Oleh sebab itu televisi perlu dibatasi untuk menangkat hal yang berhubungan dengan kehidupan nyata yang kaya akan nuansa perenungan. Dan tidak menjadikannya semata-mata tanyangan pengisi jam tayang untuk mendatangkan pundit-pundi uang dari iklan.

Utang Liverpool
Pelunasan Diundur

George Gillett dan Tom Hicks pada 24 Juli nanti harus melunasi pinjamannya yang dilakukan saat membeli Liverpool di 2007. Namun, BBC Sport pada pertengahan pekan ini membuat pernyataan Royal Bank of Scotland bahwa Gillett dan Hicks bisa memperbarui perjanjian dengan mekanisme pembayaran baru.

Hal ini jelas melegakan Gillett, yang terpaksa menjual 80% sahamnya di Montreal Canadiens, sebuah klub hoki di NHL, yang bernilai 330 juta pound (Rp 5,6 triliun). Jumlah itu dinilai tidak cukup untuk membenahi sistem keuangan Reds, yang hingga Agustus 2008 tercatat mengalami kerugian tahunan sebesar 42,6 juta pound (Rp 729,5 miliar).

Jumlah kerugian itu sebagian besar muncul lantaran besarnya biaya yang Liverpool keluarkan untuk menggaji pemain dalam setahun, yaitu sekitar 30 juta pound (Rp 513,8 miliar). Total utang Liverpool hingga Juni ini adalah sebesar 350 juta pound (Rp 5,99 triliun) dan akan terus membesar meski kenaikan pajak penghasilan murni dibebankan kepada para pemain. (toen)


--
Setanta Sports Bangkrut
Siaran Diambil ESPN

Seharusnya Jumat pekan lalu Setanta Sports melunasi pembayaran hak siar yang telah disepakatinya kepada Premier League. Televisi berbayar asal Republik Irlandia itu baru mem­berikan 40 juta pound dari 130 juta pound yang dijanjikannya untuk menyiarkan Premiership sejak 2008/09 hingga 2012/13.

Keringanan telah diberikan pada Setanta sehingga mereka hanya diwajibkan memberikan 10 juta pound lebih dulu pekan lalu. Hitungannya karena Setanta masih bisa diselamat­kan dari kebangkrutan bila perusahaan tersebut jadi diambil alih miliarder AS, Leonard Blavatnik.

Melihat pembicaraan Setanta dengan Blavatnik terhenti tanpa solusi, akhirnya Premier League melepas hak siar pada ESPN dengan harga miring, yaitu sekitar 90 juta pound (Rp 1,54 triliun).

Selama ini televisi olah raga yang dimiliki Disney tersebut hanya mendapatkan limpahan siaran Liga Premier dari Sky dengan jumlah terbatas. Sekarang ESPN bisa menyiarkan 46 pertandingan tambahan di musim 2009/10 serta 23 laga di musim 2010/11 hingga 2012/13.

Proses perubahan ini menurut Guardian jelas makin memperkuat posisi Sky serta ESPN sebagai penyiar Premier League di Britania Raya dan seluruh dunia. Hal yang belum jelas adalah bagaimana nasib para pelanggan Setanta, yang jumlahnya mencapai 1,2 juta orang, di Inggris Raya. (toen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar