Jumat, 10 Juli 2009

SAYA RIBUT KARENA SAYA SAYANG!



7 Hal Mengenai Pertengkaran yang Patut Dipertimbangkan
Oleh: Hingdranata Nikolay
Bertengkar antara pasangan? Bukan hal yang buruk. Bertengkar bahkan sebuah hal yang sangat baik, saat diarahkan ke yang bermanfaat dan dilakukan dengan fokus dan cara yang sehat. Berikut beberapa hal yang patut untuk dipertimbangkan oleh pasangan, sehubungan dengan pertengkaran.
1. Saya permasalahkan karena saya sayang kita berdua!
Ingat, bahwa komplain adalah tanda peduli. Kita komplain karena kita ingin sesuatu berubah demi kenyamanan bersama. Saya ulangi, kenyamanan bersama. Tidak semua pasangan bercuap-cuap hanya untuk kenyamanan sendiri. Ingat bahwa saat Anda berdua, kenyamanan bersama adalah yang penting. Masing-masing punya keinginan, karena itu kompromi adalah jalan tengah yang masuk akal! Ingat, bahwa kita justru harus berterimakasih pada pasangan saat ia protes atau mempermasalahkan sesuatu, karena itu tanda bahwa ia peduli. Pasangan yang tidak peduli, entah pura-pura suka, pura-pura tidak tahu, membisu, lalu melakukan hal-hal yang lebih merusak hubungan!
2. Kata-kata dan Perilaku Saya tidak Mewakili Niat Saya!
Emosi membuat pikiran tersumbat! Supply kata-kata maupun perilaku menjadi terbatas! Ini saatnya untuk saling sadar bahwa apapun kata-kata yang diucapkan dan bahasa tubuh yang ditunjukkan tidak mewakili NIAT sang pasangan. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, serta minimnya kedewasaan, bisa membuat masing-masing pasangan mengeluarkan kata-kata yang 'bodoh' atau menyakiti. Dan catat, bahwa itu sama sekali tidak mewakili dirinya dan NIAT-nya! Karena itu, stop menganalisa panjang dan membawa-bawa asumsi-asumsi yang tidak perlu! Kita semua pernah dan berhak untuk bertindak 'bodoh', teledor, canggung.
3. Meminta Maaf itu Tanda Peduli, Bukan Harus Berarti Rasa Bersalah
Saat pasangan saling bertengkar, yang sering dipancing adalah rasa bersalah di pihak pasangannya. Kepuasan bisa datang saat salah satu berhasil melemparkan rasa bersalah ke yang lain. Karena itu pula seringkali kata 'maaf' jadi sulit keluar, seolah dengan kata itu, kita jadi di pihak yang bersalah. Catat dan pertimbangkan ini: apakah masuk akal Anda tidak ingin diri Anda disakiti justru dengan menyakiti? Rasa bersalah itu menyakitkan, karena itu masing-masing tidak perlu saling melemparkan itu. Kata 'maaf' itu tanda peduli dan tidak perlu dihubungkan dengan rasa bersalah atau pengakuan bersalah. Itu tanda peduli dan sayang. Cukup di situ saja.
4. Memaafkan Tidak Sama dengan Membenarkan Perilaku Pasangan
Ini juga menjadi catatan penting. Seringkali pasangan tidak mau saling memaafkan karena seolah dengan melakukan itu, ia membenarkan perilaku pasangan yang menyebabkan pertengkaran tersebut. Padahal, memaafkan sama sekali tidak berarti membenarkan atau menyetujui perbuatan pasangan! Itu tanda kita sadar bahwa pasangan kita tidak sempurna dan kita peduli kebersamaan! Jadi memaafkan adalah hal yang sederhana sekali!
5. Pertengkaran itu Alat Pengenalan, bukan Ajang Tuntutan
Pertengkaran adalah ajang untuk mengenal dengan baik keinginan dan hasrat tersembunyi pasangan. Berterimakasihlah pada kesempatan untuk pengenalan ini. Seringkali keinginan asli pasangan keluar dalam argumentasi atau dalam protesnya. Dan ingat, ini bukan ajang menuntut. Ini ajang saling mengenai keinginan masing-masing! Berpasangan adalah ajang saling melengkapi dan sekaligus kompromi apabila terjadi perbedaan!
6. Rasa Sakit Hati Disebabkan karena Proses Berpikir Kita Sendiri!
Proses berpikir kita mengenai apa yang terjadilah yang menyebabkan kita sakit hati! Kita sakit hari karena akumulasi dari pemikiran kita menyangkut kejadian-kejadian sebelumnya, perasaan-perasaan sebelumnya, asumsi NIAT pasangan, memori kita, apa yang pernah kita dengar sebelumnya, asumsi yang terjadi berikutnya, di samping kasus yang terjadi. Jadi kita tidak melihat hal-hal apa adanya. Kita melihat dengan berbagai referensi dan asumsi, sehingga emosi kita meninggi. Kalau dia baru melakukan ini sekali, Anda tentu bereaksi berbeda bukan? Berarti Anda menilai dengan menjumlah kasus ini dengan asumsi sebelumnya! Berhentilah menghubung-hubungka n dan menganalisa yang tidak perlu! Sederhanakah kejadiannya!
7. Apapun yang Terjadi, Dia Adalah Pasangan Saya!
Kalau kehidupan berpasangan adalah sebuah gelas, Anda tidak akan bisa minum lagi dari gelas tersebut! Kalau itu adalah sebuah rumah, maka kerusakannya akan terlalu parah untuk bisa menghadapi badai yang lebih besar! Saat terjadi pertengkaran, ingatlah Anda akan kembali ke rumah itu, sebelum Anda melakukan hal-hal lebih bodoh lagi dan merusak rumah itu hanya agar Anda puas. Anda gores, Anda lukai, Anda tusuk terus-menerus, seorang pasangan yang baik dan sabar sekalipun, tetap akan terluka. Ingat, bahwa ia adalah pasangan kita! Lindungi dia, seperti Anda melindungi diri sendiri!


--
Dimana Anda “Memancing” Selama Hidup ?

Pada sebuah kesempatan pulang kampung ke Bali, aku menyempatkan diri untuk menjenguk rumah baru kakak ku. Rumah dengan design unik dengan dua buah kolam ikan. Satu di depan yang dihuni oleh para Koi, yang lain dibelakang. Ini incaranku. Kolam untuk perut. Pancing, goreng dan sikaaaaattt. .

Tetapi walaupun memancing dikolam sendiri, ternyata tidak semudah perkiraanku. Sudah sepuluh menit aku bengong disini. Aku dan bamboo kecil melengkung ini. Namun belum ada seekor bayi ikanpun berhasil diseret keluar. Ikan-ikan ini tidak dapat dipandang sebelah mata. “Coba perhatikan umpannya”, teriak ayahku sambil tersenyum. Umpan ? Oke..saran yang patut didengar. Kuangkat pancingku keluar dari air. Ternyata ia benar. Cacing pucat, yang bergantung loyo itu sudah bergeser dari mata pancing. Mata kailnya tidak tersamar lagi, ujung runcing menyeruak keluar. Ikan manapun tidak akan dengan sengaja menggigit besi itu tanpa alasan. Kecuali kedua matanya jereng.”perlu kesabaran dan kreatifitas…”, kata ayahku untuk kedua kalinya. Hasilnya mulai tampa ketika aku menuruti nasehat itu. Strike !! Seekor ikan berukuran sedang berhasil kudapatkan. Satu persatu, dalam berbagai ukuran, walau kadang ada yang terlepas. Asyik juga…

Tiba-tiba sebuah wangsit dari Mbah Jambrong menghampiriku. Sebuah pertanyaan naïf. Apakah rejeki dalam hidup seperti ini juga. Seperti memancing ikan dikolam sendiri. Seperti rejeki yang sudah ada ketika kita lahir kedunia, ikan-ikanpun sudah tersedia disini. Satu-satunya yang diperlukan adalah menjemputnya. Tetapi persoalannya memancing ikan dikolam sendiri tentu berbeda dengan memancing ikan bersama-sama orang lain disebuah pemancingan ikan. Yang satu adalah one to one, yang lain many to one. Yang satu berurusan dengan kolamnya sendiri, yang lain rebutan dalam sebuah kolam. Memancing di kolam pemancingan melibatkan satu kata yang kadang memunculkan benci tapi rindu. Persaingan. Benci ketika kita jadi korban dan rindu ketika kita adalah pemenangnya. Sebuah candu.Apakah memancing rejeki dalam hidup seperti memancing sendiri dikolam pribadi ataukah memancing disebuah tempat pemancingan ? Bagaimana jika seandainya yang benar adalah yang pertama. Bahwa perkara rejeki sebenarnya adalah seperti memancing dikolam sendiri. ? Dengan kata lain setiap orang –begitu ia lahir kedunia- memiliki kolamnya sendiri-sendiri. Anda tidak dapat saya dan begitu pula sebalikya. Kita tidak berkuasa menyerobot rejeki milik orang lain. Tidak ada persaingan. Jika ini benar berarti teori-teori cerdas sejenis Blue Ocean Strategy akan segera menjadi penghuni tempat sampah. Menggelikan memang. Itu juga berarti perjalanan hidup iga puluh tahun ini, aku lalui dengan begitu bodoh. Betapa tidak dalam perjalanan hidupku, begitu sering aku merasa terancam akan keberadaan “pemancing-pemancing lain”. Ketakutan akan diserobot, kadang begitu menguasaiku, sehingga hidup ini berubah tidak lagi indah. Lebih lagi, berarti selama ini TUHAN diatas sana pastilah menutup wajah dengan kedua tangan beliau. Malu hati. Manusia yang diharapkan dapat membanggakan, untuk kesekian kalinya kembali memermalukan Nya dihadapan balatentara surga. Pastilah Beliau, sudah begitusering mengirimkan para malaikat untuk memberitahu kita tentang sebuah kebenaran tentang rahasia hidup. Tetapi bagaikan berbicara dengan batu. Ilmu itu kita abaikan. Manusia terlalu sibuk dengan kebenarannya sendiri. Berarti sekian lama, iblis dan setan-setan kecil keponakannya telah begitu lama menertawai kita. Mereka berhasil menyakinkan kita betapa tidak cukupnya segala sesuatu dalam hidup ini. Karena itu harus diperebutkan, harus saling meliciki, harus saling menjegal.

Seperti kata pepatah : Sebuah kebohongan jika jika cukup keras disuarakan, oleh banyak orang dari waktu ke waktu lambat laun akan dipercaya sebagai sebuah kebenaran. Keluarga memunculkan itu kepermukaan. Lembaga pendidikan membakukan dan masyarakat memeliharanya. Lengkap sudah. Kita dipesarkan dalam sebuah pardigma lomba pemancingan.

Aku tentunya terlalu beliau untuk memutuskan mana paradigma yang benar. Begitu banyak orang tua yang bijak yang sudah mengarungi hidup ini. Mungkin hidup akan membuka rahasianya kepada kita kalau saja kita mau mendengar. Teringat sebuah kalimat yang sering berkumandang ditelinga tentang : TUHAn adalah seperti prasangka hamba-hambanya, atau dalam sebuah bahasa lain : Jadilah kepadamu menurut iman mu !! Jangan-jangan bukan hidup yang mempermainkan kita, tetapi kita para pencipta permainan. Yang mempersulit hidup yang sebenarnya simple nan indah ini, yang kemudian jatuh kedalam permainan kita sendiri.

Presentasi Kaka
"Bersama Ronaldo? Tak Masalah!"

"Terima kasih, presiden Selamat sore kepada semua Madridistas. Ini hal spesial bagi saya. Sungguh bahagia bisa meneruskan karier saya di Real Madrid."


Kaka, mengambil nomor Gago. (Foto: AFP)


Itulah kalimat resmi pertama Kaka sebagai pemain Real Madrid, Selasa (30/6) sore. Popularitas dan berita positif seputar pria bernama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite itu ternyata mampu menyedot kehadiran 40 ribu Madridistas ke Santiago Bernabeu. Jumlah ini 10 ribu lebih banyak dari penonton yang menyaksikan laga home terakhir Madrid musim lalu melawan Mallorca.

Selasa lalu, Kaka pun memperkenalkan pada dunia nomor kostum yang akan dikena­kan­nya. Mulai musim 2009/10, jersey bernomor delapan tak lagi milik Fernando Gago. Ia harus menyerahkan pada Kaka nomor yang dahulu juga dipakai bintang Madrid seperti Michel, Predrag Mijatovic dan Steve McManaman.

Apakah ini pertanda Madrid akan melepas Gago? Tidak juga. Sang gelandang bertahan kini meneruskan kostum milik Zinedine Zidane, jersey nomor lima.

Hari itu, salah satu materi pernyataan Kaka yang menarik adalah jawabannya atas keraguan banyak pihak. Ketika Cristiano Ronaldo digaet dari Man. United, apakah kehadiran Kaka menjadi mubazir dan men­ciptakan rivalitas soal siapa bintang utama di Bernabeu?

"Tak akan ada persaingan seperti itu, kami bisa cocok. Tidak ada masalah antara saya dan Ronaldo, baik di dalam maupun di luar lapangan. Kami pemain yang berpengalaman dan sudah meraih gelar juara," ujar Kaka saat jumpa pers seusai perkenalan pada Madridistas, seperti dilansir situs Madrid. (wesh)




Menjual 6,7 Juta Jersey Kaka

Dalam sehari, jersey Kaka bernomor punggung delapan laku terjual sebanyak 2.000 buah. Kalau satu kaus putih berharga 85,41 euro, sekitar 1,2 juta rupiah, pada Selasa kemarin kas keuangan Madrid bertambah 170.820 euro.

Bila Anda berbisnis dan dalam sehari ada pemasukan sebesar 2,4 miliar rupiah, beranikah mengeluarkan modal sebesar 65 juta euro? Inilah hitung-hitungan yang ada di depan mata petinggi Real Madrid.

Keberanian Madrid membeli Kaka dari AC Milan sebesar 65 juta euro diyakini akan membuat para pemasaran merchandise kerja rodi. Direktur Keuangan Barcelona, Xavier Sala i Martin, memprediksi apa yang harus dilakukan Madrid bila tak ingin bangkrut.

Pada harian Sport, Sala i Martin mengatakan Madrid kudu menjual jersey Kaka sebanyak 6,7 juta untuk menyeimbangkan keuangan klub setelah memberi Milan uang 65 juta euro dan gaji si pemain yang disebut sembilan juta per musim selama lima tahun.

Well, dengan harga 85,41 euro, penjualan jersey sebanyak 6,7 juta tentu akan menyetor kas klub sekitar 572 juta. Padahal, dengan transfer 65 juta, plus gaji sembilan juta selama lima tahun, Kaka "hanya" menyedot uang Madrid sebanyak 110 juta euro. Prediksi direktur keuangan Barca itu pun menjadi sebuah tanda tanya. (wesh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar