Senin, 27 Juli 2009

ORIGENES MULAI MENULIS (TAHUN 205)



Pada awalnya, kekristenan dicemooh sebagai agama orang-orang miskin dan tidak terpelajar, dan memang sesungguhnya banyak penganutnya datang dari kalangan rendah. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Rasul Paulus, bahwa di gereja “untuk ukuran manusia, tidak banyak orang bijak, tidak banyak orang berpengaruh, tidak banyak orang terpandang” (1 Kor 1:26)



Namun menjelang abad ketiga, cendekiawan terhebat pada masa itu adalah seorang Kristen. Bagi Kafir, penganut ajaran sesat maupun orang Kristen, semuanya mengagumi Origenes. Ia mempunyai pengetahuan luas dan ilmu yang tinggi, yang berpengaruh penting bagi pemikiran Kristen di kemudian hari.



Origenes lahir di Alexandria pada tahun 185. Ia berasal dari keluarga Kristen yang saleh. Kira-kira pada tahun 201, ayahnya – Leonidas – dipenjarakan dalam satu gelombang penyiksaan oleh Septimus Serverus. Origenes pun menulis surat kepada ayahnya di penjara agar tidak memungkiri Yesus demi keluarganya. Meskipun Origenes ingin menyerahkan diri kepada penguasa agar dapat menjadi martir bersama-sama dengan ayahnya, namun ibunya mencegahnya dengan menyembunyikan pakaiannya.



Setelah Leonidas mati sebagai martir, hartanya disita, dan jandanya terlantar dengan tujuh orang anak. Origenespun mulai menanggulangi keadaan dengan bekerja sebagai guru sastra Yunani dan penyalin naskah. Karena banyak di antara cendekiawan senior telah meninggalkan Alexandria dalam gelombang penyiksaan, maka sekolah kateketik Kristen sangat membutuhkan tenaga pengajar. Pada usianya yang kedelapan belas, origenespun memangku jabatan kepala sekolah tersebut dan memulai karir mengajarkan yang panjang, termasuk belajar dan menulis.



Ia menjalani kehidupan asketis, menghabiskan waktunya pada malam hari dengan belajar dan berdoa, serta tidur di lantai tanpa alas. Mengikuti titah Yesus, ia memiliki hanya satu jubah dan tidak mempunyai alas kaki. Ia bahkan mengikuti Matius 19:12 secara harfiah; mengebiri dirinya untuk mencegah godaan jasmani. Origenes berhasrat setia pada gereja dan membawa kehormatan bagi nama Kristus.



Sebagai seorang penulis yang sangat produktif Origenes dapat membuat tujuh sekretarisnya sibuk dengan dikteannya. Ia telah menghasilkan lebih dari 2000 karya, t ermasuk tafsiran-tafsiran atas setiap buku dalam Alkitab serta ratusan khotbah. Karyanya Hexapla merupakan prestasi dalam bidang kritik teks. Di dalamnya, ia mencoba menemukan terjemahan Yunani yang terbaik bagi Perjanjian Lama, dan dalam enam kolom sejajar ia membentangkan Perjanjian Lama Ibrani, sebuah transliterasi Yunani, tiga terjemahan Yunani dan Septuaginta. Against Celsus adalah karya besar yang merupakan pertahanan bagi kekristenan terhadap serangan kafir. On First Principles merupakan upaya pertamanya dalam teologi sistematis; di sini Origenes dengan seksama meneliti keyakinan Kristen tentang Allah, Kristus, Roh Kudus, Penciptaan, jiwa, kemauan bebas, keselamatan dan Kitab Suci.



Origenes bertanggung jawab atas peletakan dasar-dasar penafsiran alegoris terhadap Kitab Suci yang berpengaruh pada Abad-abad Pertengahan. Pada setiap teks, ia percaya ada tiga tingkat pengertian: pengertian harfiah, pengertian moral, yaitu untuk memperbaiki jiwa dan pengertian alegoris atau pengertian rohani, yakni pengertian tersirat yang penting untuk iman Kristen. Origenes sendiri mengabaikan makna harfiah atau gramatikal-historis teks dan lebih menekankan makna alegoris.



Origenes berupaya menghubungkan kekristenan dengan ilmu pengetahuan dan filsafat pada masanya. Ia percaya bahwa filsafat Yunani merupakan persiapan untuk memahami Kitab Suci dan secara analogi yang kemudian dianut Augustinus, bahwa khazanah pengetahuan orang kafir digunakan oleh orang Kristen, seperti orang Israel “merampasi orang Mesir itu” (Kel 12:35-36)



Dalam mempelajari filsafat Yunani, Origenes telah mengambil banyak gagasan Plato yang sangat asing dengan kekristenan Ortodoks. Dari kesalahan-kesalahannya, yang paling mencolok adalah paham Yunani bahwa benda dan dunia ini jahat. Ia percaya akan eksistensi roh sebelum lahir dan mengajarkan bahwa keberadaan manusia di atas bumi ini ditentukan oleh perilakunya ketika dalam keadaan praeksistensi (sebelum lahir). Ia menolak paham kebangkitan daging dan memeprtimbangkan gagasannya bahwa akhirnya Allah akan menyediakan keselamatan bagi semua manusia dan malaikat. Karena Allah tidak mungkin menciptakan bumi ini tanpa berhubungan langsung dengan zat awal, maka Sang Bapa memperanakkan Putra-Nya untuk menciptakan bumi yang abadi ini. Ketika Sang Putra mati di kayu salib, maka itu hanya kemanusiaan Yesus yang mati sebagai tebusan bagi iblis atas kejahatan dunia.



Karena kesalahan-kesalahan semacam ini, maka Uskup Demetrius dari Alexandria mengadakan sidang yang mengekskomunikasi Origenes dari Gereja. Meskipun Roma dan Barat menerima ekskomunikasi ini, namun Gereja di Palestina dan sebagian Gereja Timur tidak menerimanya. Mereka masih mencari Origenes karena pengetahuan, kebijaksanaan dan kecendekiawannya.



Dalam golombang penyiksaan pada masa Decius, Origenes dipenjarakan, disiksa dan diputuskan untuk dihukum mati pada tiang. Tetapi hukuman itu tidak terlaksana karena kaisar telah meninggal dunia. Karena penderitaan (batin) inilah Origenes jatuh sakit, kemudian meninggal sekitar tahun 251. Ia telah berbuat banyak, lebih daripada yang orang lain pernah lakukan untuk meningkatkan pemikiran Kristen dan membuat Gereja dihormati di mata dunia. Di kemudian hari, Bapa Gereja di Barat maupun di Timur merasakan pengaruhnya. Keanekaragaman pikiran dan tulisannya telah membawa reputasi baginya sebagai bapa ortodoksi dan bapa ajaran sesat.

Ditunggu, Barisan Sakit Hati dari Kubu SBY
Kamis, 23 Juli 2009 | 17:08 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik

JAKARTA, KOMPAS.com — Formasi dan kekuatan oposisi di parlemen ke depan juga turut ditentukan oleh SBY jika dinyatakan menang dalam putusan Pemilu Presiden 2009.

Fungsionaris PDI Perjuangan, Panda Nababan, sangat yakin bahwa kekuatan oposisi yang siap dibangun PDI-P, dan mungkin Golkar, jika jadi akan turut diramaikan oleh barisan sakit hati dari partai-partai yang semula mendukung pasangan SBY-Boediono.

"Sangat ditentukan formasi kabinet yang dibentuk SBY. Kok saya yakin kalau ada yang berkoalisi sekarang akan lari balik ke kita karena kecewa. Itu bisa saja terjadi," ujar Panda seusai diskusi bertajuk "Membangun Tradisi Oposisi Politik" di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Kamis (23/7).

Menurut Panda, saat ini tentu banyak partai pendukung yang bermimpi mendapat bagian di kabinet. Namun, faktanya, kursi di kabinet tentu tak cukup untuk dibagi rata. Belum lagi jika merujuk kepada tipe SBY, seperti saat memutuskan Boediono menjadi wakilnya, yang tidak dapat diduga.

"Misalnya, ada partai, dia mimpi dapat tiga, eh cuma dikasih satu. Bisa saja, dia lari ke kita kan. Kemungkinan- kemungkinannya ada saja," tandas Panda.


--

Menelisik Dalang-dalang Bom Mega Kuningan

Pasca-meledaknya bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz-Carlton di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, polisi menyelidiki dugaan keterlibatan Al-Qaeda dan jaringan teroris Noor Din Mohd. Top. Dari penyelidikan yang dilakukan, polisi memperoleh nama Nur Aziz, yang diduga menjadi pengebom JW Marriott. Lelaki itu diketahui check-in di kamar 1808 Hotel JW Marriott pada 15 Juli, dengan nama Nur Aziz. Untuk menginap tiga hari di kamar deluxe bertarif US$ 154 itu, Nur Aziz menaruh deposit tunai US$ 264. Dari rekaman CCTV hotel diketahui, Nur Aziz check-in di resepsionis hotel sekitar pukul 15.00. Penampilannya sama persis dengan gambar yang tertangkap CCTV menjelang ledakan.

Polisi menduga, dua aksi pengeboman itu dimatangkan di kamar 1808 yang dijadikan markas darurat. Di kamar mewah itu ditemukan satu paket bom utuh. Rangkaian bom yang disimpan dalam tas laptop ukuran 14 inci itu dibungkus dengan kardus warna hijau, yang dijejali ratusan mur dan baut, seta dililit dengan lakban warna hitam.

Dua lampu kecil warna merah menyembul dari kotak plastik yang mewadahinya. Ketika bom itu dievakuasi dari kamar 1808, wartawan Gatra Gandhi Achmad melihat dua kabel warna merah dan biru terjuntai dan bergoyang-goyang. Pada saat ditemukan polisi, bom rakitan yang siap diledakkan itu berada di atas meja di sisi tempat tidur. Entah apa maksudnya ditinggal begitu saja oleh si empunya.

Semula ada dugaan, bom itu akan diledakkan untuk menghancurkan kamar dan menghilangkan barang bukti di situ. Pertanyaannya: bukti apa yang hendak dilenyapkan? Di kamar itu tak ada bukti lain selain bom tadi. Spekulasi pun sempat merebak: jangan-jangan ada pihak lain yang sengaja meletakkan bom tersebut di sana dengan maksud mengecoh. Misalnya untuk memberi kesan kuat bahwa pelakunya adalah kelompok tertentu, seperti Jamaah Islamiah, yang biasa menggunakan bom rakitan model itu.

Spekulasi ini pun sulit dibuktikan. Apalagi, ada spekulasi lain bahwa mungkin saja bom itu digunakan untuk meledakkan target lain. Polisi belum hendak membedah spekulasi-spekulasi ini. Yang jelas, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Nanan Soekarna, menegaskan bahwa antara dua bom yang meledak dengan bom tidak meledak yang ditemukan di kamar 1808 ada kesamaan.

''Sama-sama terbuat dari campuran black powder yang tergolong low explosive, ditambah mur dan baut untuk menambah efek merusak,'' kata Nanan kepada Gatra. Bom seperti ini juga sama dengan bom yang ditemukan polisi di Cilacap, Jawa Tengah, dua pekan lalu. Bom dan bahan pembuat bom itu ditemukan di halaman belakang rumah Baridin alias Bahrudin Latif di Kampung Mulele, Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap. Baridin, yang diburu polisi karena diduga terlibat dalam jaringan teroris Noor Din Mohd. Top, sampai kini masih buron.

Polisi pun menduga, Nur Aziz adalah Nur Hasbi, yang disebut polisi sebagai orang lama dalam jaringan teroris Noor Din Mohd. Top. Hasbi pula yang menyewakan rumah buat Noor Din Mohd. Top --gembong teroris asal Malaysia-- di Wonosobo, Jawa Tengah. Pada 2006, polisi menggerebek rumah itu. Noor Din lolos, sedangkan dua rekan Hasbi, Jabir dan Abdul Hadi, tewas.

Benarkah Nur Aziz adalah Nur Hasbi atau Nur Said? Siti Lestari, mertua Nur Said, yakin bahwa Nur Aziz seperti tampak pada rekaman CCTV Hotel JW Marriott bukanlah Nur Said menantunya. Menurut Siti, yang tinggal di Klaten, Jawa Tengah, perawakan Nur Aziz beda dari perawakan Nur Said. Paman Nur Said, Hasyim, mengatakan kepada Arif Koes Hernawan dari Gatra, ''Saya tak yakin Said terlibat pengeboman.' '

Siapa di belakang para operator lapangan itu? Betulkah sang dalang sesungguhnya adalah pihak intelijen Barat?

--

Ahmad Jenggot, Penghubung Jaringan Teroris Cilacap-Sumatera
Kamis, 23 Juli 2009 | 19:06 WIB | Posts by: Sugeng Wibowo |


CILACAP | SURYA Online - Pasca penyerahan diri Ahmadi alias Ahmad Jenggot, ke Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Jateng), saat ini di kalangan warga beredar dugaan bahwa Ahmadi bukan sekadar pedagang sapu dan keset ke Lampung. Akan tetapi, ia sekaligus dicurigai sebagai penghubung kelompok teroris Cilacap dan Sumatera.

Soal dugaan itu memang belum ada konfirmasi, tetapi seringnya Ahmadi bepergian ke Lampung dengan alasan menjual sapu dan keset itu menguatkan dugaan itu.

Sebelumnya, Kepala Polda Jateng Irjen Alex Bambang Riatmojo menyebutkan, pria berinisial A yang ditangkap di Cilacap itu diduga sebagai anggota jaringan Noordin M Top.

Sejumlah warga Dusun Sigaru, Desa Cikaco, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, menyatakan, Ahmadi sering bepergian ke Lampung untuk menjual sapu dan keset, meskipun warga tak pernah melihat dia membuat barang kerajinan dari kelapa itu. Juga tak pernah warga melihat Ahmadi membawa barang dagangannya.

Ahmadi sebenarnya warga asli Desa Cikaco. Ia lahir dan besar di desa itu, tetapi kemudian ikut orangtuanya transmigrasi ke Lampung. Sekitar 10 tahun lalu dia kembali ke Cikaco dan menikahi Ikah, gadis setempat. Dari perkawinan itu lahir seorang anak yang sekarang berusia 9 tahun. Saat ini, Ikah tengah mengandung tujuh bulan.

Sehari-hari, Ahmadi dikenal sebagai peternak dan memelihara ayam di kandang samping rumah mertuanya. Akan tetapi, dia lebih sering bepergian dibandingkan di rumah. Kadang sebulan, kadang dua minggu dia meninggalkan rumah.

Kalau di rumah, Ahmadi diketahui sering datang ke rumah Syaefudin Zuhri yang sudah ditangkap polisi pada bulan Juni lalu. Sejak penangkapan Zuhri itu, warga tak pernah melihat Ahmadi, sampai kemunculannya pada hari Selasa lalu. mohamad burhanudin/kcm

--

Pemilu berjalan aman meski terjadi ketidakpuasan di sebagian masyarakat. Harapan bahwa Indonesia akan bangkit secara ekonomi dan politik tampak cerah. Masyarakat Indonesia dan banyak negara lain menaruh harapan besar terhadap proses demokratisasi dan keamanan di Indonesia yang akan menjadi modal pembangunan ekonomi.

Tiba-tiba bom meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Semua orang tersentak dan marah. Presiden membuat pernyataan. Ada kekecewaan, kekhawatiran, dan kemarahan atas tragedi ini.

Muncul reaksi terhadap pidato Presiden. Sebagian menganggap pidato ini ditujukan kepada pihak-pihak tertentu. Sebagian lain melihat itu sebagai pernyataan yang harus dibuat oleh seorang kepala negara, bukan sebagai seorang capres yang sementara sedang unggul dalam perhitungan suara dalam pemilu presiden yang baru lalu. Yang jelas, tragedi ini terjadi dalam situasi yang tidak menguntungkan. Sensitivitas masih melingkupi interaksi kekuatan-kekuatan politik pada pascapemilu ini.

Lawan terorisme

Dalam situasi seperti itu, aksi terorisme telah berhasil mempermainkan emosi dan merusak harapan-harapan kita ke depan. Terorisme juga berhasil mengusik kebersamaan kita untuk membangun kehidupan politik dan ekonomi pascapemilu.

Inilah yang harus kita sikapi bersama dengan tidak saling menyalahkan yang sekaligus seolah membuat para teroris bersorak gembira terhadap keberhasilan mereka dan sikap kita. Apa pun dan siapa pun kita, serangan terorisme mestinya membuat kita lebih teguh untuk tidak membiarkan semua kekuatan perusak menghancurkan Indonesia.

Sejarah mencatat, bangsa ini telah menunjukkan kegigihannya melewati masa-masa sulit. Kita mewarisi negeri yang luar biasa hebat, baik secara geografis, sejarah, keragaman sosial-budaya, maupun kekayaan alam. Kita dituntut untuk menjaganya dan memajukannya dengan membuat sistem politik, ekonomi, dan hukum yang adil untuk mewujudkan Indonesia bagai kapal yang besar dan kuat, dengan mesin yang andal mengarungi lautan bebas dan membawa persahabatan kepada semua bangsa di dunia.

Kapal besar dibuat untuk menantang gelombang besar guna mengarungi perjalanan laut/samudra yang luas. Sementara itu, kapal kecil, betapa pun canggihnya, tidak dirancang untuk mengarungi samudra besar. Karena itu, jangan pernah menyerah kepada terorisme karena kita tidak ingin mewariskan Indonesia yang rusak kepada generasi penerus kelak.

Anak cucu dan keturunan kita kelak akan marah dan mengutuk karena mewarisi Indonesia yang hancur, terlebih jika hancur karena ulah para teroris.

Tanpa kompromi

Masyarakat juga harus sepenuhnya mengembangkan sikap tidak kompromi (zero tolerance) terhadap terorisme, apalagi melihat mereka bak pahlawan karena kesalahan penanganan terhadap para teroris, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun media massa.

Ekspose besar-besaran menjelang eksekusi Amrozi cs beberapa waktu lalu pada tingkat tertentu justru menjadikan mereka bagai ”pejuang” ketidakadilan. Perlu digarisbawahi bahwa terorisme juga tidak dapat dibenarkan dengan alasan reaksi atas ketidakadilan. Meski terorisme bisa disebabkan oleh ketidakadilan, hal itu tidak dapat diterima jika ketidakadilan membenarkan aksi terorisme.

Penyebab bukanlah suatu alasan untuk melakukan kekerasan, kekejian, dan kejahatan. Kemiskinan bisa menyebabkan orang untuk merampok, tetapi kemiskinan tetap tidak bisa membenarkan tindakan perampokan. Ends (and causes) do not justify the means.

Ekstrem-radikal

Terorisme selalu bermain pada tataran ideologis dan psikologis. Ia adalah anak ideologi ekstrem-radikal. Sifatnya mendadak, semua dicekam dalam situasi tidak menentu, dan tidak tahu kapan serangan akan dilakukan. Kita semua sering dibuat kalah satu langkah atau lebih. Kita sering bereaksi sesaat dan setelah itu kehidupan dianggap normal. Pada saat itulah teroris hidup lebih leluasa di tengah-tengah masyarakat.

Karena itu, upaya melawan terorisme memerlukan komitmen total baik pemerintah maupun masyarakat untuk menindak dan menghilangkan penyebab terorisme (root causes). Kita harus menang melawan terorisme dan jangan lagi dipermalukan dan dihancurkan oleh aksi-aksi brutal mereka. [Edy Prasetyono Manajer Riset dan Publikasi FISIP UI; Peneliti IODAS, Kompas]

-------

Sebaiknya..

Sebaiknya, peristiwa terorisme yang baru saja terjadi bisa menjadi tonggak penyambung kembali benang-benang pengusutan jaringan terorisme di Indonesia yang selama ini terputus-putus dan belum bisa tuntas. Rasa kebersamaan bernegara dan bermasyarakat justru diharapkan menjadi semakin baik, bersatu, walau kewaspadaan masyarakat pun terus diuji untuk semakin perhatian, menjadi polisi bagi diri, keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitarnya.

Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat!

Uji Coba Serie A
Semakin Serius

Persiapan klub-klub Serie A menjelang musim kompetisi 2009/10 semakin serius. Hampir semua klub memiliki jadwal uji coba akhir pekan ini. Beberapa di antaranya bahkan akan menghadapi lawan-lawan berat.

Roma misalnya, bertemu klub Premier League Inggris, Blackburn Rovers, Kamis (16/7). Tiga hari kemudian, tiga raksasa, Inter, Milan, dan Juventus, bakal beruji tanding melawan klub-klub tangguh.

Inter berjumpa Club America. Ini adalah awal dari eksibisi World Football Challenge. Beberapa laga dari ajang ini bisa dinikmati di Indonesia lewat layar kaca TV One.

Sementara itu, Milan bertemu dengan LA Galaxy sebelum juga tampil di World Football Challenge. Juventus sendiri akan melawan klub Ligue 1 Prancis, Nancy. (wid)

DATA-FAKTA
----------------------------------
Hasil Uji Coba
12/7: LAZIO vs Auronzo 10-0 (Pandev [3], Mauri [2], Rocchi [2], Inzaghi, Kolarov, Firmani); UDINESE vs Poliziana 12-0 (Floro Flores [3], Orellana [3], Corradi [2], Jaime, Isla, Pinzi, Lukovic)
15/7: JUVENTUS vs Cisco Roma 4-1 (Trezeguet, Zanetti, Amauri, Immobile); PALERMO vs St. Andra 3-1 (Miccoli, Succi, Conti)

Jadwal Uji Coba
16/7: INTER vs California Sellection; PALERMO vs Klagenfurt; ROMA vs Blackburn Rovers; UDINESE vs Figline
18/7: GENOA vs Stubaital; LAZIO vs Universitatea Craiova; LIVORNO vs Valdaora; PARMA vs Malles Sellection; SAMPDORIA vs Monti Pallidi; SIENA vs Dimaro Folgarida
19/7: ATALANTA vs Monte Baldo; BOLOGNA vs Faro Gaggio Montano; CATANIA vs Besiktas; CHIEVO vs Pergocrema; FIORENTINA vs Cortina; INTER vs Club America (World Football Challenge); JUVENTUS vs Nancy; MILAN vs LA Galaxy; PALERMO vs Villacher; UDINESE vs Ascoli



Masa Pra-Musim
Belajar Peran Baru

Selain mencoba skema baru, masa pramusim juga digunakan pelatih untuk mengutak-atik peran dan posisi pemain.

Contoh pertama adalah Diego Milito. Sadar posisi penyerang utama tidak akan lepas dari Zlatan Ibrahimovic, Milito legowo dan rela menjadi sekadar “pelayan” sang bintang.

Padahal statusnya selama di Genoa adalah bomber utama tim. Lihat saja koleksi 24 golnya musim lalu yang hanya terpaut satu dari Ibra, sang pemegang gelar il capocannoniere.

“Tidak akan ada masalah dengan duet saya bersama Zlatan. Faktanya, saya berniat membantu Ibra memuncaki daftar pencetak gol terbanyak untuk dua musim berturut-turut,” ujar Milito di awal masa ritiro.

Pemain selanjutnya yang juga belajar peran baru adalah Mauro Zarate. Penyerang tajam nan lincah ini bakal diposisikan sebagai gelandang sayap dalam skema 4-2-3-1 yang saat ini sedang dicoba pelatih Davide Ballardini.

Untuk segi ofensif, pria yang baru ditebus 20 juta euro dari Al Sadd ini tidak mengalami masalah. Tapi, urusan bertahan, Zarate masih harus banyak belajar.

“Zarate adalah pemain bagus, tapi ia juga harus turut membantu rekan-rekannya. Bahkan pemain besar sekalipun tetap harus ikut bertahan,” ucap Ballardini. (gun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar