Kamis, 30 Juli 2009

Korban Accumulator



Menggadaikan Warisan di Singapura

Kisah sedih tentang krisis keuangan global belum seberapa. Kemarin-kemarin, kita baru mendengar kerugian para investor di bursa saham. Sementara cerita nasabah bank yang bangkrut karena bermain produk derivative di saat krisis belum banyak terdengar. Padahal nilai kerugian investor di produk terstruktur ini tak kalah massif. Simak saja kisah Sari, seorang warga Surabaya.

Kesulitan bisa datang dari mana saja. Sari, nama samara seorang warga di Surabaya, menyebut kefasihannya berbahasa Inggris sebagai asal muasal ia menjadi korban transaksi derivative valuta ini.

Selama ini Sari menjadi nasabah sebuah bank asing asal Amerika Serikat, kita sebut saja Bank Krisis. Bank itu menawarkan produk accumulator karena perempuan berumur sekitar 40 tahunan ini menyimpan dana lebih dari US$ 4 juta. “Padahal tidak semua uang itu milik saya”, ujarnya kepada KONTAN saat mengawali kisah sedih ini di kantor pengacara Agustinus Hutajulu, akhir pekan lalu.

Sari ingat, awal menjadi nasabah Bank Krisis 1990-an silam. Ia mewarisi uang milik kedua orangtuanya. Ada banyak alas an sehingga Sari yang tinggal di Surabaya mau repot-repot menyimpan uang dalam bentuk deposito dolar di Bank Krisis cabang Singapura.

Di saat krisis moneter menimpa Indonesia, lima-enam kerabat sari ikut menitipkan dana di depositonya. Para kerabat ini tak mau repot membuka rekening baru dan memilih menitipkannya kepada Sari yang dianggap faham karena fasih berbahasa Inggris.

Karena tak pernah diutak-atik, tentu deposito berjangka itu menggendut seiring perjalanan waktu. Pada 2006, Sari yang meskipun termasuk well off namun belum bisa disebut super kaya, masuk ke dalam radar manajer pemasar produk accumulator Bank Krisis.

Setelah empat kali mendapatkan penawaran, akhirnya Sari bersedia menemui sang pemasar. Sari yang sehari-hari tinggal di Surabaya dan sang pemasar yang berkantor di Singapura sepakat untuk bertatap muka di Jakarta.
Sang pemasar accumulator menggelar presentasi di coffee lounge Hotel Grand Hyatt, Jakarta. “Bagi nasabah yang dananya di atas US$ 5 juta, mereka presentasi di business lounge di lantai 22 Grand Hyatt,” ujar Sari.

Singkat kata, sang pemasar berhasil meyakinkan Sari. Ada satu kalimat sang manajer yang diingat betul oleh Sari, “Anda tak perlu takut, toh yang dimainkan dalam transaksi ini bukan uang anda, tapi uang bank.” Jika melihat cara kerja accumulator, kalimat sang manajer ini benar-benar menyesatkan.

Beginilah kurang lebih, mekanisme accumulator. Bank Krisis menyalurkan pinjaman dalam mata uang yen kepada Sari, sebesar nilai deposito Sari. Supaya tak menimbulkan kecurigaan karena seorang ibu rumah tangga bisa mendapat pinjaman yen, Bank Krisis merancang sebuah skema.

Kredit mengalir ke rekening perusahaan yang berbasis di Swiss sebagai proksi dari Sari. Perusahaan inilah yang namanya tercatat di buku bank sebagai debitur. Perusahaan ini juga yang menjadi proksi Sari dalam menjual dan membeli berbagai produk derivative.

Sementara peran Sari sebagai nasabah adalah merelakan depositonya sebagai jaminan transaksi.

Cara accumulator mendulang untung tak ubahnya dengan transaksi carry forward. Intinya, Sari meminjam valuta rendah, lalu kemudian menginvestasikannya ke mata uang yang berbunga tinggi. Tentu transaksi carry forward ini tak lepas dari asumsi bahwa nilai tukar kedua valuta tak akan mengalami fluktuasi yang drastis.

Sepanjang 2007, Sari sempat mendulang untung dari accumulator. Bank Krisis pun pernah menaikkan pagu pinjaman Sari sampai US$ 11 juta. Namun bulan madu Sari dengan accumulator tidak berlangsung lama. Ia mengingat petugas Bank Krisis menghubunginya di masa libur Lebaran. Kabarnya singkat dan membingungkan Sari. Ia diminta menambah isi deposito sebagai jaminan atau melikuidasi asset.

Sari pun berangkat ke Singapura pada 7 Oktober untuk mencari tahu. “Baru saat itu saya benar-benar membaca kontraknya yang mengatakan bahwa deposito saya menjadi jaminan accumulator,” ucapnya sedih.

Menurut hitungan sang bankir, jika Sari memilih melikuidasi seluruh asetnya, masih ada peluang ia akan mendapatkan dana sekitar US$ 300.000. Daripada kehilangan seluruh duit, Sari pun mengiyakan.

Namun sungguh perubahan angin di pasar uang saat itu sedang keras-kerasnya. Sekedar mengingatkan, di pekan-pekan itulah, nilai tukar yen melonjak drastic terhadap dollar Amerika dari 120 yen per dolar AS menjadi 80 yen per dolar AS. Sementara valuta yang menjadi mesin pemutar asset accumulator, mulai dari dolar Australia, dolar Selandia Baru, maupun rupiah, justru longsor nilainya.

Permintaan likuidasi Sari baru terlaksana empat hari kemudian. “Bank saya kesulitan mencari lawan pembeli,” tutur Sari. Karena waktu likuidasi berbeda, tentulah hitungan kerugian berbeda pula.

Sari tak Cuma kehilangan seluruh depositonya. Ia juga masih harus membayar kerugian sekitar US$ 600.000 karena di saat melikuidasi accumulator, nilai yen sedang tinggi-tingginya.

Sari mengaku tak sanggup menutup kerugian yang tersisa. “Saya minta bank member keringanan. Toh manajernya tak member penjelasan lengkap,” tukasnya pahit.

Kini Sari belum menemukan cara menjelaskan kisah tragis ini pada kerabatnya.

Disclaimer: kebenaran mengenai mekanisme produk accumulator menjadi tanggung jawab penulis

--


Setelah lama nggak muncul karena proyek thesis yang berkaitan juga tentang forex (tapi trading ya nddak ditinggalkan, tetep! ) saya akhirnya muncul lagi karena ada sesuatu hal yang belum mengerti tentang forex trading, yaitu mengenai persaingan antara broker lokal (terlegalisasi dari Bapebti) dan broker online--yang sering jadi favorit kita-kita seperti fxopen, marketiva, NF, dll..

Pertanyaan saya: kenapa sih broker lokal kok suka sirik sama broker online? Kita sering banget mendengar orang orang dari (yah sebut saja) Millenium atau Solid Gold atau bahkan Valbury, sering berkoar-koar:

- " Awas jangan main forex di internet! Legalitasnya nggak terjamin! "
- " Awas jangan main forex di internet! brokernya suka curang..!"
- " Awas jangan main forex di internet! Uang Anda nggak terjamin!"

Ini mungkin sering kita alami ya, tetapi jarang sekali kita membicarakan apa penyebab mereka begitu (selalin tuntutan bisnis dan perut tentunya)

Mungkinkah mereka melakukan itu untuk menutupi kelemahan mereka sendiri, yaitu: butuh margin besar untuk deposit minimal 30 jt, leverage rendah, Spread lebar, kena SWAP, dan yg lebih parah,A.E.yg pinter ngomong saat prospecting tapi guoblok saat disuruh trading dan ngabisi-ngabisin duit orang doang..? Mungkinkah begitu?

--

AUGMENTED PRODUCT
Kalau Anda bepergian ke satu daerah mempergunakan pesawat terbang, pastilah
sang pramugari akan menjelaskan waktu tempuh penerbangan ke daerah yang Anda
tuju. Pramugari yang baik biasanya akan menyampaikan waktu tempuh yang
sedikit lebih lama dibandingkan waktu sebenarnya. Biasanya pula, total waktu
tempuh adalah pada saat pesawat benar-benar menghentikan pesawatnya di
landasan.

Dengan menyampaikan waktu tempuh yang lebih lama, pramugari tersebut
sebenarnya ingin mengatur ekspektasi dari para penumpang. Kalau Anda
diinformasikan bahwa waktu tempuh adalah dua jam, sementara dalam waktu satu
jam lima puluh menit sudah sampai, Anda pastilah merasa puas. Tapi bayangkan
jika Anda ternyata baru sampai setelah dua setengah jam, sudah pasti Anda
merasa tidak puas.

Marketer yang baik akan selalu memperhatikan ekspektasi (harapan) pelanggan.
Ketika handphone baru muncul, konsumen cukup puas dengan adanya fitur SMS.
Adanya SMS menggantikan produk pager sehingga konsumen tidak perlu membeli
dua produk: handphone dan pager. Namun pada saat sekarang, konsumen sudah
mengharapkan fitur lain yang seharusnya menjadi standar seperti true tone,
pemutar musik, pen-download gambar dan lain-lain. Artinya, marketer harus
menambah fitur-fitur yang diharapkan oleh pelanggan.

Sebenarnya dalam dunia pemasaran ada tingkatan yang lebih tinggi dari
sekadar expected product yakni augmented product. Setiap produk yang telah
memasuki tahap augmented product cenderung sudah melebihi apa yang
diharapkan. Pada fase ini setiap produk diibaratkan sudah ditambahkan
"bumbu-bumbu" atau "toping-toping" yang diluar harapan pelanggan. Setiap
orang yang datang ke hotel mengharapkan di setiap kamar ada televisi, shower
air panas dan bath tube. Namun ada tambahan-tambahan lain yang tidak
diharapkan namun menyenangkan buat konsumen. Misalnya saja, tersedia video
game di kamar atau layanan mini bar di kamar Anda ternyata gratis.

Tentu saja, augmented product lama kelamaan akan menjadi expected product.
Dahulu tambahan fitur kamera masih menjadi optional, tapi kini sudah menjadi
kewajiban di beberapa tipe handphone. Oleh karena itu, tantangan marketer
adalah bagaimana menciptakan augmented product yang terus-menerus. Artinya
kita harus terus menggali value-value baru apa menarik buat konsumen.

Harapan pelanggan memang harus dicari terlebih dahulu. Kalau produk Anda
ternyata tidak bisa memenuhi harapan konsumen, jangan harap produk Anda akan
diterima oleh konsumen. Kalau produk Anda sudah memenuhi harapan konsumen,
itu berarti produk Anda sudah diterima oleh konsumen. Tantangannya cuma,
berapa harga yang pantas untuk dibeli. Namun kalau produk Anda sudah
melebihi harapan pelanggan, itu artinya konsumen sudah rela membayar lebih
untuk produk Anda.

Jadi pertanyaannya, apakah Anda ingin bersaing dengan tingkatan harapan yang
standar diinginkan oleh konsumen atau melebihi harapan? Kalau Anda menempuh
opsi pertama, itu artinya Anda harus siap memasuki pertarungan harga. Tapi
kalau Anda memilih opsi kedua, itu artinya Anda bisa menjual produk dengan
harga yang di atas harga rata-rata.

Tantangannya tentu saja, mencari apa yang belum diharapkan pelanggan saat
ini. Mencari tahu harapan pelanggan relatif lebih mudah. Namun mencari apa
yang melebihi harapan pelanggan seringkali tidak mudah. Konsumen harus
memiliki daya imajinasi yang kuat untuk menggambarkan apa yang melebihi
harapannya. Kalau disurvei apa yang menjadi harapan konsumen terhadap sebuah
jam, semuanya akan menjawab hal-hal yang memang sudah ada sekarang seperti
tahan air, ada navigasi, tahan lama, dan lain-lain. Namun mungkin tidak ada
konsumen yang mengharapkan jamnya dilengkapi dengan alat komunikasi
handphone. Siapa konsumen yang punya daya imajinasi ke sana ? Mungkin para
pembaca dan penonton film Star Trek atau Star Wars yang punya pikiran
kesana.

Tantangan kedua adalah besarnya biaya untuk menciptakan augmented product.
Setiap tambahan value pasti akan menciptakan cost baru. Semakin banyak value
yang di-deliver, semakin banyak cost yang harus dikeluarkan. Tentunya hal
ini akan berpengaruh terhadap harga jual. Keberanian Anda akan dilihat dari
besarnya harga yang berani Anda tetapkan.

Tantangan lain adalah peniruan dari para pesaing. Cape-cape Anda membuat
produk yang bersifat augmented, dalam waktu singkat apa yang Anda lakukan
sudah ditiru oleh pesaing. Bahkan mereka mungkin membuat produk yang sudah
lebih baik dari Anda. Marketer zaman sekarang memang hidup di era para
follower. Mereka dengan cepat mengadopsi apa yang sudah dilakukan orang lain
dan hal ini bisa merugikan Anda.

Makanya, apapun produk Anda, biasakan diri Anda untuk melakukan observasi
(pengamatan) . Observasi membantu Anda untuk terus menggali apa yang
kira-kira melebihi ekspektasi pelanggan pada masa sekarang. Jalan-jalan ke
pasar, kalau perlu jalan-jalan ke luar negeri, mengamati pesaing,
memperhatikan perilaku konsumen ketika mengkonsumsi produk Anda, adalah
beberapa contoh observasi. Semuanya ini bisa memberikan inspirasi baru bagi
Anda.

Kedua, biasakan untuk membuat value innovation, yakni berinovasi dalam hal
value yang ditawarkan. Jika Ada belum bisa melakukan inovasi dalam hal
produk, berinovasi dululah dalam hal value. Tentu saja, value added yang
Anda tawarkan harus lebih baik dan berbeda dengan kompetitor.

Singa Afrika Siap Mengaum di Italia

Jakarta - Salah satu penyerang terhebat yang pernah dilahirkan bumi Afrika akan memulai petualangannya di Italia. Berikut data-fakta Samuel Eto'o, yang telah meninggalkan Barcelona dan resmi menjadi pemain Inter Milan.

* Eto'o lahir di Nkon, Kamerun, pada 10 Maret 1981

REAL MALLORCA

* Meninggalkan Akademi Olahraga Kadji untuk bergabung dengan Real Madrid tahun 1997 setelah tampil mengilap dalam tur di Spanyol.

* Tahun 2000 resmi menjadi milik Mallorca setelah sebelumnya berada di klub tersebut dengan status pinjaman.

* Memenangi Piala Raja bersama Mallorca di tahun 2003 dan menjadi top skorer sepanjang masa klub tersebut di Liga Spanyol dengan total mencetak 54 gol, sebelum meneken kontrak dengan Barcelona tahun 2004 dengan banderol 24 juta euro.

BARCELONA

* Menjadi top skorer Barcelona di tahun pertamanya setelah menyumbang 24 gol buat klub Catalan itu. Dia juga langsung mengantar The Catalans memenangi La Liga Primera, gelar yang sudah enam tahun tak pernah mereka menangi.

* Barca meraih double winners setahun berikutnya (2006) dengan Eto'o memuncaki daftar top skorer setelah melesakkan 26 gol ke gawang lawan.

* Mencetak gol penyama kedudukan ke gawang Arsenal pada laga final Liga Champions. Barcelona menjadi kampiun Eropa setelah menang 2-1.

* Cedera lutut mulai mengganggu Eto'o di dua musim berikutnya. Dia sempat berencana dibuang Barcelona yang merasa skuadnya terlalu gemuk, namun kedatangan Pep Guardiola membatalkan kepergiannya dari Nou Camp.

* Mencetak 30 gol di musim 2008/09 serta menjadi salah penentu kemenangan 2-0 atas Manchester United di final Liga Champions setelah mencetak gol pertama ke gawang Edwin Van der Sar. Di musim tersebut Barcelona menjadi klub Spanyol pertama yang memenangi treble.

* 27 Juli 2009 mengakhiri kerjasama dengan Barcelona setelah sepakat meneken kontrak berdurasi lima tahun dengan Inter Milan. Kepindahan Eto'o ke Giuseppe Meazza merupakan bagian dari kesepakatan penjualan Zlatan Ibrahimovic.

KARIR INTERNASIONAL

* Menjalani debut dengan timnas Kamerun sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-16 pada 1997 dalam laga persahabatan menghadapi Costa Rica.

* Menjadi pemain termuda di Piala Dunia 1998 saat diturunkan sebagai pemain pengganti dalam laga menghadapi Italia.

* Tahun 2000 dalam ajang Piala Afrika, Eto'o mencetak gol pertamanya buat Kamerun, di tahun yang sama dia mengantar Kamerun memenangi memenangi medali emas Olimpiade Sidney dengan menundukkan Spanyol dalam laga final.

* WAntara tahun 2004 hingga 2006 terpilih sebagai pemain terbaik Afrika.

* Menjadi pencetak gol terbanyak di Piala Afrika 2008 setelah total dia membukukan 14 gol sepanjang kompetisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar