Jumat, 10 Juli 2009

Jadi Pengusaha Setelah Pensiun, Kenapa Tidak?




Jakarta - Pensiun merupakan suatu proses perubahan yang besar dalam kehidupan kita. Mengubah kebiasaan bekerja sebagai karyawan yang selalu berhubungan dengan peraturan dan budaya perusahaan selama puluhan tahun, menjadi individu yang bebas melakukan pilihan untuk mengisi sisa hidup ini tidaklah mudah. Apa mau dikata, kita harus menentukan pilihan.

Salah satu pilihan yang banyak diambil adalah melakukan bisnis (wirausaha) untuk kegiatan setelah pensiun nanti. Mari kita bahas siasat jitu dalam menyikapi kehidupan baru sebagai pengusaha setelah pensiun.

Perubahan cara berpikir (mindset) mutlak harus dilakukan. Dari seorang pekerja yang terbiasa menggantungkan penghasilan dari gaji, tunjangan dan bonus dari perusahaan, kini harus mampu mengelola dana yang ada, baik dari tabungan selama masa kerja maupun dari uang pesangon, untuk mencukupi kebutuhan sisa hidup ini. Artinya, apapun usaha yang akan anda geluti, harus memiliki harapan baik akan menciptakan pendapatan (income) pengganti penghasilan anda.

Lantas, bagaimana kita memulainya? Pertama yang harus dilakukan adalah menguatkan keberanian anda.

Banyak orang mengurungkan niat menjadi pengusaha karena tidak mampu mengatasi rasa takut untuk memulai usaha. Takut gagal (bangkrut), takut tertipu dan masih banyak ketakutan-ketakutan yang lain.

Saya teringat gurauan seorang teman menyikapi hal tersebut. Ketakutan yang berlebihan tidak akan membawa kita menuju sukses. Sukses diawali dengan tindakan. Bayangkan saja seperti kita buang air di WC. Kita tidak pernah berfikir, akan sukseskah buang air kita sekarang? Kita bertindak dan tiba-tiba semuanya mencapai titik akhir. Melegakan berarti sukses. Kalau belum sukses, siasati dengan makan pepaya atau obat pencahar. Sederhana kan?

Mulailah usaha anda dengan mengembangkan ide-ide yang orisinal dan unik. Yang terpenting anda menyukai ide-ide tersebut. Bagaimana unik dan orisinalnya ide anda, kalau anda tidak menyukainya, anda akan melakukannya dengan setengah hati. Sesuatu yang kita lakukan dengan setengah hati, hasilnya tidak akan maksimal. Kemudian ciptakan perbedaan dari produk usaha anda. Karena perbedaan itulah yang membuat langgeng usaha anda. Setelah itu rencanakanlah usaha anda dengan baik.

Perencanaan Usaha dimulai dengan melakukan perencanaan keuangan pribadi setelah menerima pesangon dari perusahaan untuk mempertahankan kualitas sisa kehidupan anda cukup terjaga.

Lunasi Hutang. Pastikan bahwa sudah tidak ada lagi kewajiban hutang kepada pihak lain. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat tidak ada lagi pendapatan rutin (gaji) seperti masa anda masih bekerja. Beban hutang hanya akan menjadi 'hantu' kehidupan yang akan selalu mengganggu ketenangan sisa masa hidup anda.

Sisihkan biaya hidup. Dalam usaha, ada 2 hal yang akan terjadi, kalau tidak untung ya rugi. Awal usaha adalah proses awal belajar. Tentu resiko belum dapat mencetak keuntungan cukup besar. Disisi lain, kita sudah tidak ada lagi pendapatan rutin. Untuk itu, perlu kita menyisihkan biaya hidup kita paling tidak untuk 6 sampai 12 bulan mendatang. Biaya hidup diperhitungkan atas dasar rata-rata pengeluaran rutin kita setiap bulan. Dana untuk biaya hidup ini dapat kita simpan dalam instrumen keuangan yang mudah dicairkan (liquid). Tabungan biasa yang memiliki ATM misalnya.

Bentuk dana darurat. Usia yang sudah tidak muda lagi biasanya membutuhkan dana yang relatif lebih besar untuk menjaga kesehatan dibandingkan waktu kita masih muda. Sisihkanlah sejumlah dana untuk keperluan tersebut, minimal setara dengan 3 bulan biaya hidup kita. Karena sifatnya yang tidak rutin, Dana Darurat dapat disimpan pada instrumen yang relatif liquid, namun memliki kemampuan perkembangan nilai yang cukup baik. Deposito misalnya.

Masih ada tanggungan Pendidikan Anak? Jika ya, sisihkanlah sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai pendidikan anak kita tersendat ditengah jalan. Bagi anda yang sudah memiliki dana pendidikan anak baik itu dalam bentuk asuransi dana pendidikan, reksadana pendidikan anak ataupun instrumen lain, pastikan jumlah yang tersedia sudah sesuai dengan kebutuhan aktual saat ini dan memenuhi nilai masa depan (future value) sampai si anak selesai kuliah. Jika belum cukup, sisihkan sebagian uang pesangon untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Setelah peta pertahanan finansial pribadi anda sudah terencana dengan baik, barulah sisa pesangon yang masih ada kita manfaatkan sebagai modal pengembangan aset yang kita miliki.
Kurang bijaksana bila seluruh dana yang tersedia di manfaatkan seluruhnya sebagai modal usaha. Harus ada dana cadangan untuk menghadapi kemungkinan usaha kita tidak berjalan dengan baik. Kami sarankan perbandingan antara Dana cadangan dan Modal usaha adalah sebagai berikut :

70 % sebagai dana cadangan. Manfaatkan dana cadangan ini untuk bisa berkembang melalui investasi. Penempatan dana cadangan bisa pada instrumen instrumen investasi yang bersifat konservatif, moderat, mengingat profil risiko investasi sebagai pensiunan (usia tidak muda lagi) yang anda miliki. Instrumen yang dapat dipilih antara lain Deposito berjangka, reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran.

30% sebagai modal usaha. Mengapa untuk modal usaha 'hanya' 30 %? Mengawali sebuah usaha yang notabene adalah kegiatan yang relatif baru bagi anda, akan menghadapi kemungkinan resiko terburuk, yaitu gagal. Kegagalan dalam usaha adalah salah satu proses pembelajaran. Pengalaman akan kegagalan inilah yang akan membuat anda semakin lihai dalam berbisnis. Yang berarti semakin dekat pada kesuksesan usaha anda. Ingatlah, Kesuksesan seorang pengusaha ditentukan leh berapa kali ia mampu bangkit dari kegagalannya. Dengan adanya dana cadangan, kemampuan anda untuk bangkit kembali disisi finansial masih terbuka lebar.

Nah sekarang, peta pertahanan finansial pribadi anda sudah terbentuk. Anda dapat lebih fokus untuk melanjutkan perencanaan usaha anda setelah pensiun.
Ide-ide anda sebagai modal utama dapat anda sinergikan dengan kekuatan modal keuangan yang tersedia. Usahakanlah untuk menggunakan modal sendiri dulu untuk memulai usaha yang baru anda rintis. Setelah usaha berjalan sesuai dengan harapan, tambahan modal berupa kredit usaha dari bank layak untuk dipertimbangkan.

Perencanaan selanjutnya sangat bergantung pada jenis usaha yang akan anda geluti. Buatlah perencanaan serinci mungkin. Semakin rinci perencanaan anda, akan semakin mudah menyikapi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) dan ancaman (threadness) usaha anda. Ini akan sangat membantu pengelolaan usaha anda selalu berada pada jalur yang benar dan arah yang tepat. Jangan lupa untuk memperkaya kemampuan intelektual anda dengan membaca literatur-literatur terkait.

Anda telah menjatuhkan pilihan untuk menjadi pengusaha. Anda menjadi kepala bukan ekor. Apakah kemudian badan anda besar atau kecil, tentu tergantung bagaimana anda mengelola usaha anda. Jangan khawatir, ilmu dan teknologi manajemen usaha dewasa ini sudah sangat maju dan mudah di dapat. Anda tinggal menerapkannya.

Dunia usaha dapat dianalogikan seperti antrian. Siapa yang datang lebih dulu, akan mendapatkan kesempatan lebih dulu. Jadi jangan menunda niat anda untuk menjadi pengusaha. Wujudkan segera.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda. Selamat datang di dunia Usaha, dan sukses untuk anda.


Budi Cahyadi, CFP®, Perencana Keuangan pada TGRM Financial Planning Services

5 Alasan Pria Sulit Ucapkan 'I Love You'
- Umumnya perempuan itu senang dihujani kata-kata cinta oleh pasangannya. Namun yang sering dijumpai adalah kaum pria jarang mengobral kata sakti seperti "I Love You". Kenapa ya?

Jangan buru-buru beranggapan pasangan tak cinta pada Anda bila ia jarang menghujani Anda dengan kata-kata cinta. Soalnya dibandingkan perempuan, pria lebih sulit mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata. Bagi pria jauh lebih nyaman mewujudkan rasa cinta melalui tindakan daripada sekedar kata-kata belaka. Namun ada baiknya kita intip rahasia hati pria, mengapa mereka sulit mengungkapkan rasa sayangnya secara verbal..

1. Menurut Dr. Brenda Shoshanna, psikolog dan penulis sejumlah buku seperti Zen And The Art of Falling In Love, mengatakan "I love you," sama artinya dengan menawarkan komitmen. Bagi banyak pria, cinta diekspresikan melalui tindakan, sehingga kata-kata ini adalah janji mengenai apa tindakan selanjutnya. Hanya dengan membalas ucapan Anda, pria akan merasa harus menyetujui dukungannya pada Anda. Misalnya, menikah, membelikan rumah, dan sebagainya.

2. Pada pasangan yang masih dalam tahap pacaran, pria enggan mengucapkan kalimat tersebut karena belum yakin apakah dirinya memang betul-betul mencintai pasangannya. Bagi mereka, kata cinta harus diucapkan dari hati, dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar untuk menyenangkan hati pasangannya (meskipun ada juga yang melakukan hal ini).

3. Pria yang lain memang cenderung sulit mengekspresikan perasaannya. Orang yang sejak kecil tidak dibiasakan mengungkapkan rasa sayang kepada orangtua melalui kata-kata, ketika dewasa pun akan cenderung seperti itu. Baginya, lebih baik rasa sayang diperlihatkan melalui perbuatan, atau pemenuhan kebutuhan pasangan. Misalnya, menyediakan waktu untuk menemani Anda berbelanja di hypermarket, meskipun ia tidak menyukainya.

4. Pria yang lain lagi tidak ingin terlihat cengeng dengan mengucapkan kalimat tersebut, apalagi jika kepergok mengucapkannya di depan teman-temannya. Jika ia tahu lingkungan pergaulannya termasuk yang memiliki kebiasaan yang sama, mungkin ia pun akan melakukannya. Jika tidak, lebih baik tidak mencari masalah.

5. Pria yang pernah menghadapi kegagalan dalam hubungannya, seperti bercerai, berebut hak asuh anak, dan sejenisnya, juga akan berpikir lebih lama untuk menambahkan komitmen baru ke dalam dirinya (lihat nomor 1). Ia akan memilih lebih berhati-hati, karena tidak ingin melukai perasaan Anda, dan mengulang kesalahan yang sama.

Nah, jika Anda merasa belum yakin apakah Si Dia memang mencintai Anda, kenapa tidak langsung mengingat-ingat apa yang telah dilakukannya untuk Anda? Buat catatan mengenai hubungan Anda: Bagaimana ekspresinya saat Anda sedang sedih atau Anda sedang bersama pria yang tidak Anda kenal (bisa jadi saat cemburu pun Si Dia tidak mengungkapkannya)? Apakah ia selalu mempersilakan Anda yang memilih tempat makan? Apakah ia tidak pernah keberatan jika Anda pamit ingin jalan-jalan dengan teman-teman?

Setelah mencatat semua yang pernah diberikan pasangan kepada Anda, ucapkan terima kasih padanya, dan katakan betapa Anda beruntung memilikinya. Dan, jangan lagi mendesaknya dengan pertanyaan, "Cinta nggak sih, sama aku?"

Semua Tergantung Pilihan Anda

Seorang
mahasiswa meminjam buku “suhu” Hing (Hingdranata Nikolay:be Hapy! and Get What You Want!) di tempat saya, dan tiga hari kemudian mengembalikannya dengan komentar yang
mencengangkan, meski saya tidak heran: “pak
Sem, saya benar-benar tercerahkan. Selama
ini saya kira sudah nasib saya yang selalu sial, tidak bisa mandiri karena
dimanja berlebihan oleh orang tua, ketergantungan pada minuman keras, kuliah
sudah delapan tahun belum selesai; sebagai
nasib yang tidak bisa diubah. Sekarang saya tahu, bahwa semua tergantung saya,
dan bahwa saya dapat membuat keputusan untuk melakukan yang saya inginkan dan
kemudian dapat menjadi apapun yang saya inginkan.”
Untuk
menambah percaya dirinya, dan memperkuat kesimpulan yang telah menjadi
pengetahuan yang bermanfaat baginya itu, saya lalu teringat pernah menyaksikan sebuah
video dari Youtube yang
berkaitan dengan topik ini dan menceriterakan kepadanya.
Sekawanan
anjing di tempatkan di satu kurungan. Kurungan tersebut terbuat dari bambu dan dibuat sedemikian rapatnya
sehingga bahkan seekor tikus kecil pun mustahil dapat masuk kedalamnya. Bagian atap terbuat dari seng. Ruang gerak anjing-anjing itu hanya seluas
kandang berukuran sekitar 3 x 5 meter. Kerjaan mereka hanya makan,
tidur-tiduran, menggonggong bila dibutuhkan, dan tentu hal lainnya yang menjadi kebiasaan kaum anjing.
Semua
nampaknya pasrah dengan keadaan mereka, kecuali satu ekor anjing remaja yang
perilakunya berbeda. Ia terus menggaruk-garuk dinding dari satu titik berpindah
ke titik lainnya, dan berpindah lagi, terus menerus tanpa putus asa. Kawanan lainnya hanya menyalak seakan-akan
memprotes perilakunya yang mengganggu ketenangan mereka.
Anjing
kecil ini tidak putus asa. Meskipun nampaknya usaha itu mustahil mengingat
bambu-bambu tersebut cukup kokoh, dia tetap lakukan pekerjaannya setiap hari. Menggaruk,
memanjat, bahkan semua lubang kecil dicobanya. Pada suatu waktu dia menemukan pijakan yang cukup tinggi lalu dia
mencoba menggaruk-garuk di ketinggian. Karena ia terus mencoba, garukannya
mengenai bagian ujung sebuah bambu lapuk, dan kraaaack, patah seketika! Sebuah lubang agak besar sudah tercipta, meskipun
belum cukup untuk memasukan kepalanya. Ia terus saja berusaha dengan memasukan
kepala, namun selalu saja gagal, gagal dan gagal. Pada kesempatan yang lain, ia
tidak lagi memasukan kepala, melainkan melekatkan jari-jari kuku kedua kaki
depannya lalu merayap naik. Setelah beberapa kali mencoba, hup! Dia berhasil menginjakkan kedua kaki belakangnya di ujung
bambu yang patah itu, lalu kepalanya menyentuh atap seng. Beruntunglah si anak anjing tersebut karena
paku seng bagian bawah telah longgar sedemikian sehingga dia dapat mengeluarkan
kepalanya. Anak anjing tersebut pun dengan
mudahnya melompat turun, dan plung! Berhasil…berhasil… berhasil!
Kawanan
anjing lainnya yang melihat kejadian itu beramai-ramai menyalak keras seolah-olah
hendak melapor ke tuan mereka. Mungkin
juga mereka memarahi dan mencaci anak anjing “kurang ajar” itu.
Seandainya
kita bertanya pada kawanan anjing-anjing itu, apakah kalian bahagia? Apakah kalian menjalani kehidupan yang
sukses? Mungkin anjing-anjing itu akan berkata, “bukan salah kami berada di sini,” atau “kami memang sial ditempatkan di sini,” atau “mau gimana lagi, ini sudah nasib kami,” atau bisa juga, “kami memiliki tuan yang kejam dan tidak toleran,” tuan kami otoriter
dan tidak membiarkan kami bertumbuh, sudahlah di sini keadaan kami kan tidak buruk-buruk
amat, kami dapat makanan free kok,” dan seterusnya. Jelaslah anjing-anjing
itu (sadar ataupun tidak sadar --mana
tahu akh!) telah memilih untuk berada di kurungan itu. Tetapi kalau kita bertanya
pada anjing remaja yang telah meloloskan diri, tentu jawabannya lain dan
pilihannya berbeda, bukan?
Moral
ceritera: ketika berada dalam masalah, keterbatasan, dan nampaknya tidak ada
peluang sama sekali, tetaplah berusaha. Memang, mungkin bukan salah Anda untuk
berada di dalam situasi tertentu, tetapi Anda dapat MEMUTUSKAN untuk TETAP
berada di situ, atau KELUAR. Apapun pilihannya, Andalah yang memutuskan
untuk diri Anda.
Haripun menjadi
lebih cerah,
Semangat pun
menjadi lebih berkobar,
Cinta pun
semakin mekar.

Tak terukur kasihMu Tuhan!

Lalu berkatalah Israel kepada Yusuf: “Tidak kusangka-sangka, bahwa aku akan melihat mukamu lagi, tetapi sekarang Allah bahkan memberi aku melihat keturunanmu.” (Kejadian 48:11)

Ini adalah kesaksian hidup Yakub menjelang ajalnya. Seperti Yakub, banyak di antara kita dapat berkata: “Tidak kusangka-sangka bahwa …, tetapi sekarang Allah bahkan ….”

Misalnya: >>>

“Tidak kusangka-sangka bahwa suamiku bakal bertobat, ternyata suamiku bukan hanya bertobat, tapi juga melayani Tuhan.”

“Tidak kusangka-sangka aku bisa menikah, ternyata aku bukan saja menikah, tapi rumah tanggaku sangat bahagia.”

“Tidak kusangka-sangka masa tuaku bakal bahagia, ternyata aku bukan saja sehat, tidak penyakitan, bahkan banyak teman, berlimpah kasih, sukacita, damai sejahtera.”

“Tidak kusangka-sangka aku bisa melanjutkan pendidikan, ternyata aku bukan saja lulus jadi sarjana, tapi juga mendapat pekerjaan yang baik.”

Dia, bukan Tuhan yang pas-pasan. Dia adalah Tuhan yang selalu memberi, memberkati dengan berlimpah.

Mari kita jangan pelit dengan puji, syukur dan sembah kita kepadaNya. Mari menyembah Dia dengan penuh ucapan syukur. Tidakkah kita harus seringkali berkata: “Tuhan, tak kusangka Engkau akan berbuat sebanyak ini bagiku, bahkan jauh melampaui apa yang sanggup aku minta atau pikirkan?”

Saya harap ini menjadi bagian dari kata-kata perpisahan kita menjelang ajal: “Bahwa sejauh menyangkut kebaikan Tuhan, setengahnya belum diceritakan. Tuhan telah menyimpan yang terbaik, bagi saat-saat terakhir hidup kita. Akhir hidup kita di dunia ini adalah awal dari pesta yang terus berlanjut sampai ke surga. Kita menemukan Tuhan semakin baik, dan semakin baik. Ternyata Tuhan lebih besar dari segala yang kita takuti, lebih baik dari segala yang kita harapkan, lebih indah dari segala yang kita inginkan. Tuhan begitu baik, sampai-sampai melalui tindakan kasih karuniaNya, Dia melakukan jauh melampaui apa yang bisa kita pikirkan atau bayangkan.

Selamat bersyukur kepada Tuhan.


Bagaimana mengalami berkat Tuhan

“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.” (Efesus 1:3)
Dalam suatu pesta makan prasmanan (buffet), semua makanan disediakan untuk tamu, ada mie goreng, ayam goreng, mie bakso, sayur asem, tahu, tempe, dsb.
Walau tamu boleh makan semua makanan yang disajikan, yang betul-betul dinikmati oleh tamu hanyalah makanan yang mereka ambil dan makan.

Begitu pula dengan Kristus. Dalam Kristus, segala berkat rohani “telah” dan bukan “akan” dikaruniakan kepada orang percaya. Dalam Kristus, ada berkat pengampunan dosa, kesembuhan, pemulihan pribadi, pemulihan keluarga, kepenuhan Roh, kecukupan, dsb. Semuanya telah diberikan kepada kita sewaktu kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Tetapi berkat yang betul-betul kita alami dan nikmati, hanyalah berkat-berkat yang kita ambil dengan iman. Dan iman kita bertumbuh seiring dengan pertumbuhan pengenalan kita akan Allah.
Semakin kita mengenal si Pemberi berkat, semakin kita mengalami berkat-berkatNya.
Itu sebabnya sewaktu berdoa untuk orang-orang percaya di Efesus, rasul Paulus berdoa dan “…meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” (Efesus 1:17).
Kiranya ini juga menjadi doa kita. Kiranya Allah mengaruniakan kepada kita Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Karena semakin kita mengenal si Pemberi berkat, semakin kita mengalami berkat-berkatnya.
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar