Rabu, 01 Juli 2009

SBY MENCARI ULAR MEMBAKAR SARANG




Oleh Willy Aditya
lulusan Defence and Security Studies ITB – Cranfield University

Hati-hati dalam mengeluarkan statement (pernyataan) dan berbicara dengan pihak-pihak tertentu. Ada petinggi di lingkungan Angkatan Darat yang memobilisasi membentuk tim sukses. Ada yang menyebut ABS, Asal Bukan Capres S.
(Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 29 Januari 2009)

Kata-kata itu meluncur dari mulut Presiden SBY saat berpidato membuka rapat bersama Panglima Tentara Nasional Indonesia dan Kepala Kepolisian di Istana Negara. Namun SBY buru-buru menambahkan, jika tudingan itu hanya sekadar isu. ”Saya telah memaafkan,” kata SBY.

Tudingan SBY mengingatkan kembali mengenai peran militer dalam politik Indonesia. SBY dalam kesempatan itu juga menyatakan sakit hati bila masih ada elit TNI yang partisan dalam Pemilu. Reformasi TNI yang dicanangkan sejak 1998 seolah-olah sia-sia katanya. “Saya tekankan sekali lagi, TNI dan Polri harus benar-benar netral."

Netralitas TNI menjadi cerita di sini, meski sejarah membuktikan pimpinan TNI di masa lalu telah mendesain militer menjadi kekuatan yang mandiri dan tidak diam begitu saja terhadap soal-soal politik. TNI terlibat politik sesungguhnya telah melekat sejak awal Indonesia berdiri.

TNI memahami dirinya dan Indonesia tidak lepas dari konstruksi awal kelahirannya yang sering dianggap ”khas". Kekhasan militer Indonesia karena "menciptakan dirinya sendiri,” tidak diciptakan oleh suatu pemerintahan maupun oleh suatu partai politik. Pendek kata, TNI memahami dirinya sebagai militer yang memiliki "jati diri" yang berbeda dengan militer di negara lain. Karena itu, peleburan batas antara fungsi kemiliteran dan kehidupan sehari-hari rakyat (ranah politik), dipahami TNI sebagai "sesuatu yang historis dan khas Indonesia".

Ketika Reformasi datang, salah satu tuntutan adalah mendesak TNI mundur dari keterlibatan dalam politik. Jatah TNI di parlemen berhasil dihilangkan. Setiap pejabat militer yang duduk di jabatan politik harus pensiun terlebih dulu. Namun, tetap saja, menarik TNI dari politik bukan masalah sederhana, sampai-sampai Presiden SBY saja merasa perlu membuka kata dalam rapat resmi dengan Panglima TNI.

Sejak awal kelahirannya, TNI tidak pernah mempersoalkan presiden dari kalangan sipil atau militer. TNI tidak mendesak perlunya pimpinan nasional dari kalangan militer. Panglima Besar Jenderal Soedirman sudah memberikan keteladanan dalam membentuk sikap TNI itu. Ketika Soedirman kembali ke Yogyakarta dari medan gerilya, TNI tetap mengakui kekuasaan tertinggi berada di tangan tokoh sipil, Presiden Soekarno. Sikap dasar tersebut juga menjadi kesadaran pimpinan TNI sekarang bahwa TNI juga akan bersikap netral terhadap partai-partai politik yang ada. Karena itu tidak ada alasan historis bagi TNI untuk memihak salah satu partai seperti pada zaman Orde Baru.

Perubahan ABRI menjadi TNI dan Polisi juga mengharapkan masing-masing institusi bisa bekerja lebih profesional. Perubahan akan berlangsung terus, baik secara institusional maupun pemikiran. Militer Indonesia terus berkembang ke arah militer profesional yang bekerja dan mengembangkan solidaritas tidak hanya atas dasar "semangat patriotisme" tapi atas dasar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan khusus (profesi). Tanggung jawabnya terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia bisa ditafsirkan sebagai tanggung jawab profesi. Kalau dulu tanggung jawab ini ditafsirkan secara politis-ideologis, kini perlu dimaknai sebagai tanggung jawab profesional. Kalau dulu TNI diidentifikasi dan dikenal sebagai tentara rakyat kini harus tampil sebagai militer profesional atau jika tidak, TNI adalah tentara profesional yang mengabdi kepada rakyat.

Demokrasi menempatkan militer di bawah otoritas sipil sekaligus memberikan ruang yang cukup bagi militer untuk menjalankan pertimbangan profesional dan kegiatan yang menjadi bidang mereka dalam batas-batas parameter kebijakan yang ditetapkan oleh sipil. Lebih jauh lagi, jika politisi sipil ingin efektif dalam menguasai dan memelihara pengakuan militer atas supremasi sipil, maka hal ini juga akan melibatkan partisipasi substansial dari militer dalam anggaran, strategi dan keputusan kebijakan yang dilakukan sipil. Ekspansi peran militer atau kudeta militer juga seharusnya proses yang dikendalikan secara politik; dengan cara yang sama, upaya meraih supremasi sipil juga harus dilakukan secara politik.

Demokrasi dipahami sebagai usaha memisahkan pemerintah dan masyarakat dan juga memberikan pembatasan-pembatas an fungsi berdasarkan hukum. Sehingga demokrasi mempunyai dua dimensi penting. Pertama, demokrasi merupakan prosedur atau fasilitas bagi terselenggaranya proses keterlibatan orang dalam pemerintahan. Demokrasi ditentukan oleh keterbukaan bagi partisipasi yang luas dan rasionalitas untuk menyerap partisipasi yang ada.

Kedua, karena fasilitas itu selalu terbuka dan meminta keikutsertaan semua orang secara langsung, maka di saat yang sama demokrasi selalu juga berarti ketidakmungkinan. Tidak akan pernah ada supremasi politik yang benar-benar memungkinkan semua orang ikut secara langsung. Dengan demikian demokrasi yang semakin baik membutuhkan instrumen atau prosedur yang sengaja dibuat dan diarahkan untuk meningkatkan partisipasi dan otentisitas pilihan publik. Benar bahwa demokrasi memang menyediakan prosedur dan fasilitas, tetapi demokrasi tidak pernah menyediakan sistem etis dalam dirinya sendiri.

Di sinilah politik, berada pada jalur di mana segala macam orang akan berada pada kebersamaan. Semua tokoh termasuk dari kalangan militer berebut ruang publik. Dalam konteks Indonesia saat ini, terlepas dari proses transisi pasca-Orde Baru ini akan menuju ke suatu keadaan yang lebih demokratis atau tidak, bayang-bayang kegagahan dan ketegasan sosok militer masih terngiang-ngiang di tengah kebangkrutan sistem politik yang dibangun elit sipil. Apapun yang menjadi hasilnya justru sangat tergantung pada kuat/lemahnya lembaga-lembaga demokratis sendiri. Dengan kata lain, figur atau calon militer senantiasa akan menjadi penentu, sebagai konsekuensi lemahnya lembaga-lembaga demokratis.

Ketokohan ini pula yang mampu membangun jaringan di dalam tubuh militer. Salah besar bila masih berasumsi militer adalah “sekelompok atau beberapa kelompok orang bersenjata, terlatih, digaji dan diperintah oleh negara, dengan organisasi dan tugas yang tetap”. Faktualnya, tidak semua militer berada dalam formasi modern yang setia kepada negara dan rantai komando. Muncul suatu kelompok dengan ikatan yang longgar -sering dipimpin seorang pribadi kharismatik di pusat - di mana seseorang dapat bergabung atau ke luar secara spontan. Loyalitas apapun namanya tidak sepenuhnya ditujukan kepada negara, tetapi kepada ikatan-ikatan yang militer sendiri memahaminya sebagai bagian dari nilai yang mereka anggap sebagai rawatan atas ideologi dan keutamaan yang mereka miliki.

Berikutnya muncul pertarungan antarklik yang dibangun seorang pribadi kharismatik tersebut. Lontaran SBY di depan Panglima TNI menjadi penanda ketegangan antarklik ini. SBY terkesan membakar sarang dengan tujuan untuk membunuh ular. Dan sarang yang semakin panas tentu membuat sang ular bereaksi. Mungkingkah ular akan keluar?



--
1 Indian English - 143
2 English - I love you
3 Afrikaans - Ek het jou life
4 Albanian - Te dua
5 Arabic - Ana behibak (to male)
6 Arabic - Ana behibek (to female)
7 Armenian - Yes kez sirumen
8 Bambara - M'bi few
9 Bangla - Aamee tuma ke bhalo aashi
10 Belarusian - Ya tabe kahayu
11 Bisaya - Nahigugma ako kanimo
12 Bulgarian - Obicham te
13 Cambodian - Soro lahn nhee ah
14 Cantonese Chinese - Ngo oiy ney a
15 Catalan - T'estimo
16 Cheyenne - Ne mohotatse
17 Chichewa - Ndimakukonda
18 Corsican - It tengu caru (to male)
19 Creol - Mi aime jou
20 Croatian - Volim te
21 Czech - Miluji te
22 Danish - Jeg Elsker Dig
23 Dutch - I hou van jou
24 Esperanto - Mi amas vin
25 Estonian - Ma armastan sind
26 Ethiopian - Afgreki'
27 Faroese - E.g. Elski teg
28 Farsi - Doset daram
29 Filipino - Mahal Kita
30 Finnish - Mina rakastan sinua
31 French - Je t'aime, Je t'adore
32 Gaelic - At gra agam ort
33 Georgian - Mikvarhar
34 German - Ich liebe dich
35 Greek - S'agapo
36 Gujarati - Hu tane prem karoo chhoo
37 Hiligaynon - Palangga ko ikaw
38 Hawaiian - Aloha wau IA OI
39 Hebrew - Ani ohev otah (to female)
40 Hebrew - Ani ohev et otha (to male)
41 Hiligaynon - Guina higugma ko ikaw
42 Hindi - Hum Tumhe Pyar Karte hai
43 Hmong - Kuv hlub koj
44 Hopi - Nu' umi unangwa'ta
45 Hungarian - Szeretlek
46 Icelandic - E.g. Elska tig
47 Ilonggo - Palangga ko ikaw
48 Indonesian - Saya cinta padamu
49 Inuit - Negligevapse
50 Irish - Taim I ngra leat
51 Italian - It amo
52 Japanese - Aishiteru
53 Kannada - Naanu ninna preetisuttene
54 Kapampangan - Kaluguran daka
55 Kiswahili - Nakupenda
56 Konkani - Tu magel moga cho
57 Korean - Sarang Heyo
58 Latin - Te amo
59 Latvian - Es tevi miilu
60 Lebanese - Bahibak
61 Lithuanian - Tave myliu
62 Malay - Saya cintakan mu / Aku cinta padamu
63 Malayalam - Njan Ninne Premikunnu
64 Mandarin Chinese - Wo AI in
65 Marathi - Me tula prem karto
66 Mohawk - Kanbhik
67 Moroccan - Ana moajaba bik
68 Nahuatl - In mits neki
69 Navaho - Ayor anosh'ni
70 Norwegian - Jeg Elsker Deg
71 Pandacan - Syota na Kita!!
72 Pangasinan - Inaru Taka
73 Papiamento - Mi at stimabo
74 Persian - Doo-set daaram
75 Pig Latin - Iay ovlay ouyay
76 Polish - Kocham Ciebie
77 Portuguese - Eu te amo
78 Romanian - Te ubesk
79 Roman Numerals - 333
80 Russian - Ya tebya liubliu
81 Scot Gaelic - Tha gra\dh agam ort
82 Serbian - Volim te
83 Setswana - Ke a go rata
84 Sign Language - (represents position of fingers when signing'I Love You')
85 Sindhi - Maa tokhe pyar kendo ahyan
86 Sioux - Techihhila
87 Slovak - Lu`bim at
88 Slovenian - Ljubim te
89 Spanish - Te quiero / Te amo
90 Swahili - Ninapenda wewe
91 Swedish - Jag alskar dig
92 Swiss-German - Ich lieb Di
93 Tagalog - Mahal Kita
94 Taiwanese - Wa Ga ei li
95 Tahitian - Ua Here Vau Ia Oe
96 Tamil - Nan unnai kathalikaraen
97 Telugu - Nenu ninnu premistunnanu
98 Thai - Chan rak khun (to male)
99 Thai - Phom rak khun (to female)
100 Turkish - Seni Seviyorum
101 Ukrainian - Ya tebe kahayu
102 Urdu - mai aap say pyaar karta hoo
103 Vietnamese - Anh ye^u em (to female)
104 Vietnamese - Em ye^u anh (to male)
105 Welsh - 'Rwy'n dy garu
106 Yiddish - Ikh hob dikh
107 Yoruba - Mo in few..e...



--


*TEMPO /Interaktif/ *, *Jakarta* - Hariadhi, 23 tahun, diperiksa
Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus Polda Metro Jaya terkait berita
palsu tentang teh Botol Sosro.

"Saat ini penyidik masih meminta keterangannya," kata Kepala Satuan
Cyber Crime Ajun Komisaris Tomi Watulio melalui sambungan telepon,
Selasa (30/6). Menurut dia, polisi belum memutuskan menahan mahasiswa
semester akhir Institut Kesenian Jakarta itu. "Tergantung pemeriksaan,"
kata dia.

Hariadhi dilaporkan PT Sinar Sosro, produsen the Botol Sosro, karena
dinilai menyebarkan berita palsu melalui situs pribadinya di
www.hariadhi. wordpress. com. Di situs itu ia menyebutkan Hydroxylic Acid
yang terkandung dalam teh botol itu adalah racun yang sangat berbahaya
bagi manusia. Kemudian isi blog itu disebarkan ke berbagai milis
pemasaran.

Senior Marketing Manager PT Sinar Sosro Alex Rumondor kepada wartawan
menyebutkan Hydroxillic Acid disebut bahan berbahaya adalah informasi
menyesatkan. "Itu nama lain dari air dalam bahasa Kimia," katanya
(30/6). Karena itu, katanya, tidak ada alasan kalau cairan itu disebut
berbahaya.

Pencemaran nama baik ini mulai dilaporkan pada 19 Juni lalu. Alex
menceritakan pihaknya mendapat informasi beredarnya informasi ini sejak
awal Mei 2009. Kemudian perusahaan mereka mengumpulkan semua
tulisan-tulisan yang beredar di milis, dan melakukan klarifikasi di
milis itu, termasuk di situs resmi mereka.

Pihaknya, kata Alex, tidak berniat menuntut Hariadhi hingga penjara.
Laporan yang mereka lakukan, diakuinya untuk sekedar mengobati 'luka'
yang timbul akibat tulisan yang dibuat oleh Hariadhi. Karena itu
pihaknya membuka pintu damai bagi Hariadhi. "Bagi kami cukup permintaan
maaf secara resmi," kata dia.

Karena akibat dari tulisan yang sudah menyebar iitu, pemesanan Teh Botol

Sosro di masyarakat sempat terhenti. Dan pihaknya dibuat repot dengan
menurunkan semua personilnya untuk melakukan klarifikasi ke para
konsumen dan pedagang.

Alex mengaku Hariadhi sudah meminta maaf langsung saat diperiksa pertama

kali oleh polisi siang tadi. Ia juga mengaku menyesal, dan menyebutkan
motif penulisan itu hanya ingin mencoba efek dari sebuah tulisan dari
blog di internet. "Dia hanya iseng," kata Alex.

Transfer Real Madrid
Misi Menjebol Mestalla

Sebuah pengakuan disampaikan Jorge Valdano, sosok yang aktif melakukan pemetaan kekuatan baru Real Madrid. Sang direktur mengaku David Villa memang menjadi target perburuannya.

Kepada Onda Madrid, Valdano mengatakan kesepakatan antara El Real dan kubu Valencia sudah di depan mata. Namun, perubahan kebijakan di Mestalla membuat deal itu menjauh dari kenyataan.

Belakangan, Presiden Madrid, Florentino Perez, menyebut akan mengalihkan anggaran yang sedianya untuk menggaet David Villa ke Bayern Muenchen. Ya, sekali lagi Madrid dihubungkan dengan Franck Ribery. Bahkan Perez bersedia mem­bayar tunai transfer Ribery sebesar 59 juta euro, tidak dengan perjanjian yang memakan waktu seperti pembelian pemain lain.

Gayung bersambut. Agen Ribery, Alan Miglaccio, disebut-sebut sudah mengadakan pembicaraan dengan petinggi Madrid. Bahkan pada RAC-1 ia mengatakan telah terjadi pertemuan antara Ribery dan Zinedine Zidane, eks bintang Prancis dan Madrid yang kini bekerja untuk Perez.

Benarkah Ribery sungguh ingin keluar dari Muenchen? "Itu bukan berita bohong. Saat ini pembicaraan kedua klub terhenti karena pengurus Muenchen tengah berlibur sampai akhir bulan," ujar Miglaccio.

Situasi semakin hangat ketika Bixente Lizarazu menyebut Ribery bakal cocok bermain bersama Madrid. Mantan pemain Muenchen dan Athletic Bilbao itu menyebut Madrid-lah tempat paling pas kalau Ribery meninggalkan Muenchen.

Bagaimana bila Ribery dijadi­kan alat permainan Valdano dalam melaksanakan misi menjebol benteng Mestalla? Penawaran 40 juta euro dari Barcelona untuk David Villa jelas ikut berperan dalam pertarungan di bursa transfer.

Tentu pihak Madrid terus menunggu seberapa baik jalan keluar Valencia dari jerat utang sehingga enggan melepas Villa yang berharga mahal. Menunggu Madrid datang dengan angka di atas 40 juta? Bisa saja.

Sambil membaca gerak-gerik manajemen Valencia, Valdano disebut-sebut sudah berhasil men­jebol benteng Mestalla dan menarik keluar salah satu bek tangguh El Che. Ya, dengan biaya 15 juta euro, sekitar 216 miliar rupiah, Raul Albiol kini menjadi anggota baru ketiga keluarga Santiago Bernabeu setelah Kaka dan Cristiano Ronaldo.

Raul Albiol (23) sudah, berhasilkah Perez dan Valdano mengeluarkan David Villa, plus David Silva, dari Mestalla? Misi memanfaatkan situasi buruk yang menimpa keuangan Valencia belum selesai. (Weshley Hutagalung)

PEMAIN INCARAN MADRID*
--------------------------------------------------
1. David Villa (Striker, Valencia)
2. David Silva (Gelandang, Valencia)
3. Franck Ribery (Gelandang, Muenchen)
4. Maicon (Bek, Inter)
5. Xabi Alonso (Gelandang, Liverpool)
6. Alvaro Arbeloa (Bek, Liverpool)
7. Cristian Chivu (Bek, Inter)
8. Ivan Marcano (Bek, Santander)
9. Gael Clichy (Bek, Arsenal)
10. Patrice Evra (Bek, Man. United)
11. Daniele De Ross (Gelandang, AS Roma)
12. Karim Benzema (Striker, Lyon)
Keterangan *: Sumber Marca, nama yang dicetak tebal disebut sebagai target prioritas Madrid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar