Rabu, 01 Juli 2009

Ayam Mahonara diserbu Pembeli





Rabu, 17 Juni 2009 | 20:02 WITA
Bandung, POS KUPANG.Com - Kisah duka Manohara, isteri Pangeran Tengku Muhammad Fahry dari Kesultanan Kelantan Malaysia yang berujung popularitas di tanah air juga merebak di Bandung dan sekitarnya termasuk Sumedang yang dikenal kota jajanan dan kuliner. Sebuah kedai makanan berlokasi di Jalan Angkrek no 13 Sumedang yang ikut menangguk kecipratan keuntungan hanya dengan menyediakan menu baru diberi nama "Ayam Goreng Manohara", karena terus diserbu pembeli.

Subur Setio, pemilik kedai disela-sela kesibukan melayani pembeli kepada ANTARA, Rabu (17/6/2009) mengaku mendapatkan omzet rata-rata Rp 2 juta per hari bersamaan tersedianya menu baru Manohara sejak sepekan belakangan.

Kedai itu sendiri buka dalam sepekan setelah terinspirasi ketenaran nama Manohara yang hampir setiap hari ditayangkan seluruh stasiun televisi nasional dan media cetak.

"Kedai ini tidak ada hubungannya dengan Manohara yang lagi top itu, tapi saya kira dia tidak ada masalah namanya saya pakai untuk kedai ayam goreng," ucap Subur seadanya.

Kekhasan ayam goreng Manohara di Sumedang itu berupa potongan ayam disayat, ditusuk, dan diberi bumbu serundeng. Ide disayatnya ayam ini muncul dari kisah Manohara itu sendiri yang kerap disayat oleh suaminya.

Setio yang awalnya merupakan pedagang emas ini telah berusaha untuk mempromosikan kedainya salah satunya dengan beriklan di salah satu televisi swasta.

Kedai buka dari pukul 14.00 dengan menu andalan "Ayam goreng Manohara atau sayat" yang dibandrol Rp.7000. Kedai ini banyak dikunjungi anak muda karena lokasinya dekat dengan kampus Universitas Sebelas April Sumedang. Faktor lokasi yang strategis ini membuat kedai ayam ini semakin ramai dikunjungi.

Ide penamaan tempat usaha dengan nama orang terkenal bukanlah hal baru. Sebelumnya banyak terjadi hal serupa yang dilakukan oleh orang-orang bisnis dalam menyiasati usaha mereka agar mendapat hasil yang memuaskan.

Tak hanya nama orang terkenal yang jadi inspirasi, tetapi juga peristiwa yang terjadi dan cukup menghebohkan.

Sebut saja beberapa tahun ke belakang ketika di Aceh terjadi musibah tsunami, para pengusaha kerudung membuat kerudung yang disebut "kerudung tsunami" padahal bentuk kerudungnya tak jauh berbeda dengan kerudung langsung pakai yang sudah ada di pasaran. (ANTARA

--

"An Effective Manager will HAVE TO SAY "NO" whenever he/she CANNOT SAY "YES"...!"

Menurut penelitian EIU, Europe, yang biasa dipakai untuk acuan dan menyiapkan Expats yang akan bekerja di Indonesia, menemukan bahwa Manajer Indonesia itu sering bilang "Yes"...

Padahal, dibalik kata "Yes" itu ternyata mempunyai makna GANDA... Yes I Agree dan Yes I understand, yang tentu punya makna beda. Ini yang membingungkan para Expat itu... Salah satu kelemahannya lagi, Manajer Indonesia lemah dalam 'upward communication' , komunikasi ke atas...

Dari dua titik lemah itu, makanya, sering dijumpai Manajer Indonesia sulit mengatakan "NO"...tidak setuju, tidak sefaham... Terkesan kurang jelas, kurang lugas dan kurang tegas, apalagi kalau berhadapan dengan atasannya...

Apakah alasan fundamentalnya, dan apa saja yang harus dilakukan untuk sanggup mengatakan "NO".....?

(Key: It's not the "What", but the "How")

Fiorentina
Stadion Baru di Tengah Krisis

Sepak bola Italia memang sedang tertimpa krisis. Tapi, keinginan untuk bangkit terus dilaksanakan. Salah satunya adalah Fiorentina. Diam-diam, klub asal kota Firenze itu tengah merencanakan membangun sebuah stadion.

Kabar ini sebenarnya telah tersebar sejak September 2008. Ketika itu, Presiden Kehormatan Fiorentina, Diego Della Valle, mempresentasikan rencana mereka membangun stadion baru berkapasitas 40-50 ribu tempat duduk yang dilengkapi pusat perbelanjaan dan fun park.

Namun, seiring berjalannya waktu, niat itu perlahan luput dari perhatian publik. Kendati demikian, bukan berarti usaha itu terhenti. Berselang sembilan bulan, Fiorentina mendapat secercah cahaya ketika pekan lalu situs Datasport menyebut I Viola telah mendapat formula pembayaran yang pas untuk membiayai pembangunan.

Gongnya semakin jelas terdengar saat Matteo Renzi, wali kota baru Firenze, mengatakan bakal membantu Fiorentina dengan rencana tersebut. Ini tentu sebuah langkah besar di tengah keterpurukan.

“Mengacu pada presentasi yang dilakukan Della Valle bersaudara, saat ini pihak dewan kota sedang mencari empat lokasi di seluruh Firenze yang memungkinkan dibangunnya stadion baru itu,” cetus sang wali­ kota seperti dikutip Football Italia.

“Sayangnya usaha ini akan sedikit memakan waktu karena tidak banyak tempat yang cukup luas di kota ini untuk bangunan sebesar stadion. Tapi, jangan khawatir, proyek itu tidak lama lagi akan dimulai,” ucapnya.

Della Valle sendiri merasa optimistis proyeknya ini bakal membantu ekonomi kota plus menambah pemasukan bagi klubnya. Sayang, ia tidak menyebut anggaran yang digunakan untuk bangunan itu.

“Yang pasti masa pembangun­an akan memakan waktu sekitar tiga tahun begitu lokasi ditentukan,” cetusnya.

Well, sebelum Si Ungu memiliki ide ini, sejumlah klub Serie A telah berpikiran serupa. Juventus jelas bisa disebut karena Juventus Arena, yang terletak di bekas lokasi Delle Alpi, rencananya bakal mulai digunakan 2011.

Duo Milano, Inter dan Milan, pada Desember silam juga menyebut ingin meninggalkan kandang mereka selama ini, San Siro, dan memiliki stadion sendiri. Tapi, hingga kini usul itu mentok di dewan kota. Sedikit berbeda, proposal Lazio dan Roma Februari lalu telah mencapai tahap pencarian lokasi.

“Pembangunan stadion ini akan sangat penting bagi kebanyakan klub karena bisa berarti sumber pendapatan baru. Ini membantu klub Italia lebih solid secara finansial,” ujar Gianni Alemanno, Wali Kota Roma. (Anggun Pratama)

Sebastian Giovinco
Ogah Diremehkan

Sebastian Giovinco seperti tidak berjodoh dengan Juventus. Sejak kembali berkostum putih-hitam setelah menjalani masa pinjaman di Empoli pada musim 2007/08, tempat utama seakan sulit digapai. Padahal banyak yang menilai kemampuan olah bolanya tergolong di atas rata-rata dan disebut-sebut sebagai salah satu bintang masa depan Italia.

Di era Claudio Ranieri, Giovinco tak pernah mendapat kepercayaan. Padahal ia kerap tampil eksepsional saat mendapat kesempatan bermain, baik sebagai starter maupun pengganti.

Harapan sempat mengembang kala Ciro Ferrara mengambil alih kendali pascapemecatan Ranieri menjelang berakhirnya musim 2008/09 usai. Apalagi sang pelatih baru mengem­bang­kan sistem permainan 4-3-1-2 yang cocok dengan karakter trequartista miliknya.

Namun, asa itu mulai memudar begitu tahu manajemen I Bianconerri membeli Diego Ribas dari Werder Bremen yang setipe. Meski sempat menyebut tidak takut bersaing dengan gelandang Brasil itu, semangat­nya semakin terpuruk ketika dirinya kerap diisukan sebagai bagian dari paket transfer demi mendatangkan Gaetano D’Agostino dari Udinese.

Merasa tak mendapat pertim­bangan dan kesempatan yang cukup bersama Juve, pemuda berusia 22 tahun ini pun curhat.

“Saya tahu apa saja kualitas dalam diri saya. Saya juga sadar betapa berharganya saya. Tapi, mungkin Juve tidak mengerti itu," ujarnya seperti dilansir leggo.it.

"Saya tidak meminta sebuah kepastian tempat dalam tim utama, tapi sedikit pertim­bang­an dari klub sudah sangat cukup. Sungguh tak pernah mudah menjadi bagian dalam sebuah kelompok di mana Anda tahu sekeras apa pun berusaha hasilnya tak akan mengubah kedudukan sebagai yang paling terakhir. Ini kondisi yang tidak bisa saya terima,” ucap jebolan akademi Juve ini.

Piala Dunia 2010 telah di depan mata. Dengan rencana Marcello Lippi meremajakan tim nasional ltalia, tentu kemam­puan istimewa Giovinco mendapat perhatian tersendiri. Syaratnya ia harus bermain secara reguler.

Dengan minimnya kesem­patan berlaga bersama Juve, akankah pemain berpostur 164 cm ini tetap bertahan musim ini? (gun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar