Rabu, 01 Juli 2009

Pertarungan Tiga Karakter





“Dalam pertempuran, tiga perempat faktor kemenangan ditentukan oleh kekuatan karakter dan relasi personal. Adapun seperempat lagi oleh keseimbangan antara tenaga manusia dan material,” kata Napoleon.

Di hadapan panggung pemilih Indonesia, tersaji tiga pasangan calon presiden-calon wakil presiden dengan tiga karakter yang berbeda. Entah karena kebetulan atau mungkin juga karena ketiga karakter itu memang sulit dipersatukan dan mempunyai jalan kekuasaannya sendiri-sendiri. Sebab, seperti kata Cicereo, “Pada diri manusia yang berkarakter tinggi dan kegeniusan luhur bersemayam kehendak kuat akan kehormatan, komando, kekuasaan, dan kemenangan.”

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menampilkan kepribadian berkarakter charming, penuh pesona dan keluwesan. Datang dari keluarga bertradisi priyayi. SBY menampilkan gestur bergaya tertata, menjunjung daya pukau, seperti dalam deklarasinya di Bandung, memiliki keluwesan seperti percobaannya merangkul lawan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI_P).

Ia merupakan figur yang sempurna untuk mengisi kepemimpinan dalam tradisi, yang disebut Clifford Geertz, “negara teater” . “Kehidupan ritual di keraton – upacara massal, kesenian yang halus, tata karma yang rumit – tidak sekedar hiasan kekuasaan, melainkan substansinya. Tujuan Negara adalah untuk menyajikan pertunjukan yang memukau bagi rakyatnya…”

Pasangannya, Boediono, ibarat botol dan anggurnya. Seorang figur “pelayan” yang baik, halus budi, dan irit kata. Harmoni bisa terjamin, terhindar pengalaman konfliktual dengan pasangan sebelumnya. Pada pidato deklarasinya, yang menjadi top of mind dari kinerja pemerintahan dalam benak Boediono adalah pertumbuhan ekonomi. Persoalan makroekonomi menjadi pusat perhatiannya. Pergerakan angka statistik akan menjadi padanan yang pas bagi kepemimpinan yang menekankan daya pukau pencitraan.

Muhammad Jusuf Kalla adalah kepribadian berkarakter orisinalitas. Datang dari keluarga nonpriyayi yang tidak terbelenggu prosedur ‘tata karma” serta etos pedagang yang menuntut keberanian berisiko membuatnya bisa bergerak lebih cepat. Gaya pidatonya yang ceplas-ceplos, dengan gestur yang “urakan”, menunjukkan karakternya yang tanpa basa-basi. Ia merupakan figur yang cocok untuk menggalang apa yang disebut Ben Anderson “nasionalisme kerakyatan”.

Naionalisme egalitarian yang mampu menggerakkan partisipasi dan solidaritas kolektif, seperti kemampuannya merekonsiliasi konflik di Ambon, Poso, dan Aceh. Pengalamannnya sebagai pedagang cenderung menekankan pemulihan sektor riil yang akan membawa rakyat hidup dalam dunia riil, bukan dunia bayang.

Pasangannya, Wiranto, ibarat botol dan tutupnya; karakter pesisir menemukan jangkar pedalaman. Latar disiplin militer sebagai panglima membuatnya memahami ketegasan; latar adapt Yogyakarta membuatnya memahami kesantunan. Top of mind dalam pidatonya adalah soal kemandirian. Persoalan kedaulatan dan penguasaan cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak merupakan pusat perhatiannya. Hal ini adalah padanan yang pas bagi kepemimpinan yang menekankan keyataan dan sektor riil.

Megawati Soekarnoputri adalah kepribadian yang berkarakter ketegaran. Datang dari trah pejuang, yang diperkuat pengalaman hidupnya terpinggirkan secara politik dan sebagai oposisi, membuatnya mengerti arti jati diri dan harga diri. Ketika elemen dalam PDI-P mulai kehilangan kepercayaan dan tergoda rayuan Partai Demokrat, setegar baja Megawati mempertahankan mandat partai. Karakter demikian pas untuk menegakkan apa yang disebut Bung Karno sebagai kekuatan “berdikari”. Kekuatan untuk berdiri si atas kaki sendiri: berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan.

Pasangannya, Prabowo Subuianto, ibarat botol dengan pembuka tutupnya; ketegaran yang berpadu daya dobrak. Seorang pribadi kompleks yang memadukan perbedaan agama; latar keluarga pejuang dalam pemberdayaan ekonomi rakyat dan idiologi sosialisme yang paradoks dengan latar kemiliteran dan ortodoksi Orde Baru membuatnya berada dalam posisi liminal (antara). Dari kumpulan kerapkali terbuang, dengan predisposisi untuk menjebol perbatasan. Top of mind dalam pidato dan kampanyenya adalah kerakyatan. Persoalan nasib petani, nelayan, dan pedagang tradisional adalah pusat perhatiannya. Hal ini adalah padanan yang pas bagi kepemimpinan yang menekankan ketegaran dan kerakyatan.

Pasangan dengan tiga karakter ini memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Karakter manakah yang kita perlukan untuk menyelesaikan problem kebangsaan dan kenegaraan hari ini? Tidak ada pemimpin yang cocok untuk semua musim. Seperti dikatakan oleh Montesquieu dan Max Weber, kepemimpinan merupakan suatu fungsi yang dinamis yang beragam dalam watak, lingkup, dan kepentingan, bergantung pada perkembangan masyarakat. Konsekuensinya, kekuasaan dan lokus tindakan seorang pemimpin ditentukan oleh watak personal dan kondisi yang berkembang di lingkungan politiknya. Pada masa yang “salah”, pemimpin yang baik belum tentu pemimpin yang tepat.

Masa krisis memerlukan peran kepemimpinan yang lebih besar dengan misi pembebasan dan pemulihan tertib politik. Kandidat presiden yang dapat memenuhi tuntutan zaman ini adalah yang mampu memadukan antara kemampuan persuasi (good campaigning) dan kemampuan tata kelola (good governing) serta kemampuan menentukan prioritas nasional secara konsisten antara janji kuasa dan kinerja kuasa. Semoga rakyat punya kearifan untuk memilih karakter yang tepat untuk dipilih. [Yudi Latif Direktur Reform Institute]

----------

Kita bersyukur para capres dan cawapres memiliki karakter yang kuat dan sangat kualitas dalam jabatan yang akan diembannya. Tentu akan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia ke depan.

Mengingat hanya ada tiga pasangan, maka rakyat pun tidak menjadi bingung untuk memilih mana yang terbaik. Namun rupanya semakin kita cermati justru semakin menarik.... Dan ternyata mereka memang benar-benar menarik, hal ini tentu menjadi suatu yang membaggakan pula bagi perkembangan demokrasi kan ketata negaraan bangsa Indonesia ke depan. Apalagi setelah tahu apa yang akan diperjuangkan dan mereka cita-citakan bagi rakyat Indonesia, apabila terpilih dan menjabat presiden/wakil presiden republik Indonesia selama lima tahun mendatang 2009-2014. Kita mendoakan semoga mereka semua dikuatkan dan dimampukan dalam meniti perjuangan dan pergulatan menuju pilpres 8 Juli 2009. Selamat berjuang!

--

Semua Berasal Dari Rasa Percaya Diri

Dari Perbincangan dengan beberapa sahabat, banyak sahabat yang menyebutkan bahwa mereka tidak percaya diri dalam memulai sesuatu yang baru, seperti untuk mempublikasikan tulisan mereka, untuk memulai ke karir yang baru, untuk Memutuskan untuk menikah, untk memulai bisnis mereka, untuk melakukan presentasi, Dll.

Beberapa kesimpulan yang bisa saya tarik dari perbincangan dengan para sahabat, mengapa mereka tidak percaya diri adalah banyak sahabat mengurungkan niat mereka untuk memulai sesuatu dengan mengajukan alasan yang sedikit salah. seperti " Saya tidak bisa, Saya tidak mampu, Pendidikan saya belum cukup, yang saya lakukakan kurang baik, dll"

Dalam memulai sesuatu di perlukan untuk membangun kepercayaan diri,dalam membangun kepercayaan diri jangan sekali-kali membuat alasan. Hal itu mungkin sangat menyenangkan dan menentramkan hati, tetapi alasan-alasan tersebut hanya akan menghamabat seseorang dari melakukan sesuatu.

Maka saya menyarankan bila ingin lakukan sesuatu, maka segera bertindak,lakukan yang ingin dilakukan, baik yang dilakukan berhasil atau tidak, itu akan menjadi pengalaman tersendiri buat kita. bila berhasil kita akan mendapat pengalaman yang menyenangkan. Bila gagal hal itu akan menjadi pengalaman yang akan menjadi pelajaran buat kita untuk diperbaiki.

Kita juga perlu membangun pemikiran positif tentang apa yang akan kita lakukan, Hal yang positif itu harus memungkinkan kesan positif pada diri Anda dan peningkatannya, serta pemikiran positif itu harus mengarah ke hal yang ingin anda lakukan.

Sahabat dalam melakukan sesuatu jangan takut untuk gagal, takut ditertawai orang, di pandang negatif, atau hal-hal yang menyeramkan mengenai kegagalan, Karena dalam banyak contoh dalam perbincangan dengan sahabat, ketakutan akan Kegagalan telah mengahalangi begitu banyak orang untuk mencoba, sehingga mereka mundur sebelum mencoba, berbuat atau meraih keberhasilan sebab mereka tidak mampu menerima terminologi dimana ada kemungkinan untuk gagal. Sebagian orang benar-benar tidak pernah mencoba sesuatupun sebab rasa takut gagal ini telah menguasai pikiran mereka selama bertahun-tahun. Setiap hari mereka memikirkan kegagalan ini sehingga mereka tidak pernah sungguh-sungguhmela kukan sesuatu dan pada akhirnya mereka tidak percaya diri dan penuh keraguan.

Tetapi keberhasilan tidak akan pernah diraih bila kita tidak melalui ketakutan akan kegagalan atau pun kegagalan yang pernah dialami untuk diperbaiki. Jadi untuk melakukan sesatu hal maka lebih baik diawali dengan perasaan optimis dan perasaan percaya diri. hanya berbagi pengetahuan bahwa Percaya diri dibangun oleh aspek rasional (positive thinking), aspekemosional (positive feeling), dan psikologis serta fisiologis (positiveknowing) .

Ayo lakukan sesuatu, walau gagal tetapi kita bisa memperbaiki, dari pada kita takut gagal dan anda tidak melakukan apapun, maka semua berawal dariPercaya diri, dan tetap berfikiran positif (EA)

--

Antara Kepercayaan dan Ketidakpercayaan



Kepercayaan seringkali bagaikan pisau bermata dua, disaat sepenuhnya kepercayaan kita

serahkan pada seseorang seakan kebaikan apapun yang diperbuatnya pada kita laksana

butiran air di padang tandus. Tak mengherankan bila kita mencerung untuk memahami segala

kehilafan yang dilakukannya bahkan yang lebih parah kesalahannyapun terkadang kita

benarkan. Secara tak sadar kita menganggap kesalahannya adalah bentuk titik tolak

langkah perbaikan, mengisi kekurangan dan pembenahan yang ada.



Dan sebaliknya bila ketidakpercayaan yang berikan pada seseorang, apapun yang dikerjakannya

meski sudah ribuan kali kebaikan dan perbaikan telah ditorehkan selalu saja meninggalkan sepenggal

keraguan dalam pikiran. Ibarat sebuah pisau ketidakpercayan mampu menyayat onggokan daging dan

goresan luka tubuh orang lain yang tak kita percayai. Dan bahkan hunjaman ketidakpercayaan melebihi

kritikan yang paling tajam yang mewarnai kehidupan. Sadar atau tidak kita sudah membentuk kristal

opini yang keliru terhadap semua bentuk usaha yang dilakukan orang lain, bukan!



Rasanya tak mengherankan kepercayaan maupun ketidakpercayaan sering kita jumpai dari kita ataupun

orang lain dalam hidup keseharian, karena memang saringan kepala penghapusan setiap orang sedemikian

hebatnya mempengaruhi keputusan memilih - menghapus yang baik-baik saja atau yang buruk-buruk saja dari

orang lain, semua itu adalah pilihan. Jadi, tidak perlu khawatir kita menemukan ada orang yang begitu tidak

menyukai dan mencari segala kehilafan kita dengan berjuta kata kesalahan menghiasai isi pikirannya.



Dan sebaliknya, kita juga akan menemukan seseorang yang begitu mempercayai kita karena memang

mungkin saja kita dianggap sering melakukan kebaikan dan nyaris tanpa noda. Tentu saja kita pasti pernah

melihat seseorang yang jatuh cinta terlihat penuh kasih, tanpa keluhan, bahkan segala masa kelam dan keburukan

sang pujaan terhempas sirna oleh rasa cinta meski jutaan peringatan seakan tak satupun berarti. Ya, itulah memang

demikian faktanya karena memang seringkali kita hanya ingin memilih untuk berpikir dan memilih apa yang kita mau

dan lakukan meskipun seringkali pula tidak mewakili dunia realita dan obyektifitas.



Jadi, rasanya tak perlu cemas dengan kondisi demikian. Biarlah orang lain dengan saringan isi pikirannya masing –

masing. Hargailah reaksi apapun yang dipilihnya karena kitapun memiliki kebebasan untuk memilih tanggapan emosional

apapun termasuk tersenyum bahkan kecewa sekalipun. Yang pasti mulailah untuk tetap memahami keberhasilan apapun

yang kita peroleh dalam kehidupan ini tentunya tak lepas dari kepercayan yang diberikan orang-orang yang senantiasa

mendukung kita, selain memang usaha gigih yang telah kita lakukan. Dan sadarilah bahwa kegagalan-kegagalan yang kita

terimapun sedikit banyak dipengaruhi oleh pikiran-pikiran kita akan ketidak-percayaan yang orang lain berikan pada kita

yang begitu mengganggu. (Mohamad Yunus)

Glen Johnson ke Liverpool
Keinggrisan nan Mahal

Liverpool menggeliat menjelang 2009/10. Glen Johnson ditransfer dari Portsmouth dengan mahal karena keinggrisannya. Si Merah tinggal menanti hitam di atas putih. Bagaimana nasib Alvaro Arbeloa?

Glen Johnson, memenuhi dua kategori. (Foto: Getty Images)

Di awal pekan ini, Johnson menyatakan telah menerima pinangan Liverpool. Bek kelahiran Greenwich itu diharapkan membubuhkan tanda tangannya pekan ini juga.

The Reds mengungguli peminat serius lainnya yang juga eks klub Johnson sebelum Pompey, Chelsea. Peter Storrie, Executive Chairman Pompey, menyebut tawaran Chelski mirip dengan Liverpool. “Jadi, tergantung si pemain memilih klub mana yang akan memberinya uang lebih besar,” ucap Storrie.

Mudah ditebak, bagi pemain berumur 24 tahun itu, proposal empat musim dari Reds lebih menarik. Tak lama berselang, Liverpool menyatakan sudah mendapat kesepakatan dari penjual dan pemain yang dijual.

Pada awal minggu ini, muncul 17,5 juta pound, angka yang dikeluarkan Merseyside Merah untuk Johnson. Figur tersebut terbilang mencengangkan sebab nilai awal Johnson ditengarai “cuma” 12 juta. Apalagi, Portsmouth hanya membayar 4 juta saat memboyong Johnson dari Stamford Bridge.

Rafael Benitez mengaku fulus yang digelontorkan untuk sang bek sayap lebih banyak daripada yang dipersiapkan sebelumnya. Bos asal Spanyol itu bersikeras bahwa keputusannya membayar mahal untuk Johnson logis saja.

“Kadangkala sebuah tim mesti sedikit boros. Kami tidak bisa berkompetisi di empat besar Premier League tanpa mengeluarkan uang sedikit lebih banyak,” tuturnya di BBC.

Akan tetapi, nyata pula ambisi Benitez tak hanya di liga domestik. Gairah Rafa di Liga Champion tampak jelas.

“Kami mencari seorang pemain berkualitas, juga seorang British karena aturan baru Liga Champion. Glen Johnson memenuhi kedua kategori tersebut,” tutur Rafa.

Regulasi Liga Champion 2009/10 mewajibkan peserta untuk setidaknya mempunyai delapan pemain lokal dalam skuad yang terdiri dari 25 nama.

Tanpa Menjual

Pelunasan Liverpool untuk Johnson pun terbantu sebagian besar pembayaran yang belum tuntas dari penjualan Peter Crouch ke Portsmouth musim panas lalu. Pompey disebut masih berutang 7 juta pound.

Langkah Si Merah ini terbilang mengejutkan. Perusahaan induk Liverpool, Kop Holdings, merugi sampai 42,6 juta pound tahun lalu. Namun, Rafa berani menjamin para pendukung bisa berharap satu pemain anyar lagi dengan harga tinggi tanpa harus menjual pilar.

Toh seiring transfer Johnson, isu mengarah ke Alvaro Arbeloa. Bek kanan asal Spanyol ini diperkirakan akan tersingkir dengan keberadaan Johnson, ditambah perkelahian di akhir musim dengan Jamie Carragher saat melawan West Brom.

Benitez bersikap mendua terhadap spekulasi itu. “Alvaro Arbeloa telah menjalani musim yang bagus, tapi kontraknya tinggal satu tahun. Akan bagus jika ia memperpanjang kontrak karena kami memiliki kompetisi internal, tetapi jika ada tawaran menarik, kami harus mempertimbangkannya,” sebut Rafa. Real Madrid konon siap menampung Arbeloa. (Christian Gunawan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar