Senin, 06 Juli 2009

Jangan Sampai Terlambat




Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga, jalan terasa jauh bagi
orang yang lelah, waktu terasa semakin lama bagi orang yang sedang
menanti. Itulah waktu. Waktu adalah salah satu berkat dari Tuhan yang
boleh kita nikmati dan kita pakai sebagaimana kita mau. Tetapi waktu
juga adalah sesuatu dimana kita harus bertanggung jawab terhadap
penggunaannya. Suatu hal yang pasti adalah setiap orang mempunyai waktu
yang sama, yaitu dua puluh empat jam dalam satu hari perjalanan
hidupnya. Pertanyaan kita, berapa waktu yang kita siapkan untuk pasangan
hidup kita?

Tak akan pernah terlalu awal untuk mengucapkan kata-kata yang baik untuk
seseorang yang kita sayangi. Tak akan pernah terlalu awal untuk
melakukan sesuatu yang membahagiakan untuk pasangan kita. Karena Anda
dan saya tidak akan pernah tahu seberapa cepat hal tersebut akan jadi
sesuatu yang terlambat dikatakan dan terlambat untuk melakukannya! Maka,
katakanlah hari ini, dan lakukanlah hari ini. Jangan tunda sampai besok
karena mungkin besok sudah terlambat. Demikianlah Richard De Haan
memberi nasihatnya.

Penyesalan

Seorang dokter berpangkat kolonel di suatu negara berprestasi sangat
cemerlang. Dengan demikian, dia dipercaya oleh kalangan atas, termasuk
presidennya, untuk merawat kesehatan diri mereka pada dokter yang pandai
tersebut.
Setiap hari, hidupnya dipenuhi oleh jadwal tugas yang membuat orang lain
berdecak kagum karena tidak semua dokter mendapat kesempatan berprestasi
seperti itu. Hari demi hari dilalui dengan prestasi yang menjulang.
Semakin tinggi dan tak
terbilang hadiah dan fasilitas hidup yang menggiurkan diterimanya.
Begitu penuh jadwal hidupnya untuk mengurus orang lain, pergi
berhari-hari menemani jenderal ini dan itu, pergi berminggu-minggu untuk
menemani presiden ke luar negeri, dan sebagainya. Untuk bertemu muka
dengan istri dan anak-anaknya sungguh hal yang langka. Dan keadaan ini
terus berlanjut dari waktu ke waktu. Sampai suatu hari sepulang dari
luar negeri menemani dan merawat pejabat tin ggi yang sedang sakit,
setiba di depan rumahnya, sang dokter melihat tenda terpasang dan
kerumunan para kerabat dan tetangganya. Dalam hati sang dokter
bertanya: ada apa gerangan di rumahku? Begitu keluar dari mobil, dia
langsung bergegas masuk menguak kerumunan para tamu yang menyampaikan
ucapan belasungkawa.

Setiba di ruang tamu rumahnya, terbujur sang istri tercinta, wanita yang
menjadi belahan jiwanya, wanita yang selama ini ditinggalkannya untuk
bepergian menjalankan tugas-tugas untuk merawat dan mempertahankan hidup
orang lain. Tapi, satu-satunya wanita yang diinginkan dalam hidupnya
saat ini terdiam kaku. Sang istri meninggal setelah menderita sakit
parah yang cukup lama, dan dia tidak mampu merawatnya, apalagi
memperpanjang masa hidupnya.

Maka, tercenunglah sang dokter. Dia bertanya ke mana saja aku ini, kapan
terakhir aku makan bersama dengan wanita kesayanganku, kapan terakhir
kali aku memeriksa kesehatannya, kapan terakhir kali aku mengucapkan
selamat berulang tahun untuknya. Oh, sudah lama-lama sekali! Sekarang
aku ingin mengucapkannya, sekarang aku ingin makan bersamanya, sekarang
aku ingin tidur bersamanya, tapi sudah terlambat! Tidak ada hari esok
lagi untuk melakukannya.

Seperti nasihat Rihard De Haan di muka tulisan ini, maka seorang penulis
tak dikenal telah menuliskan kata-kata yang menggugah perasaan sebagai
berikut.
Lebih baik kumiliki setangkai mawar mungil dari kebun seorang sahabat
daripada memiliki bunga-bunga pilihan ketika hidupku di dunia harus
berakhir. Lebih baik mendengar kata-kata yang menyenangkan yang
disampaikan dengan kebaikan kepadaku pada saat aku hidup daripada pujian
saat jantungku berhenti berdetak dan hidupku berakhir. Lebih baik
kumiliki senyum penuh kasih dari sahabat-sahabat sejatiku daripada air
mata di sekeliling peti jenazahku ketika pada dunia ini kuucapkan
selamat tinggal.

Bawakan aku semua bungamu hari ini. Lebih baik kumiliki setangkai yang
mekar saat ini daripada satu truk penuh ketika aku meninggal dan
diletakkan di atas pusaraku.

Jangan sampai Anda menyesal dalam hidup ini. Hidup terlalu singkat untuk
dipakai "tidak peduli terhadap pasangan" serta "merasa kecewa dan
marah". Jadikan sentuhan, pelukan, dan kemesraan sebagai alat untuk
membangun fondasi yang kuat dalam hal membina hubungan suami- istri.
Sama seperti otot, kasih dapat menjadi kuat jika sering digunakan.
Sebaliknya, kasih juga bisa mati jika tidak disertai
perbuatan.Mudah-mudah belum terlambat bagi saya dan pembaca untuk
memulai mengatakan apa yang seharusnya dikatakan, apa yang seharusnya
dilakukan untuk membahagiakan pasangan hidup dan diri kita juga.

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

HPV Vaccine

HPV vaccines protect against a very common sexually transmitted virus called HPV or human papilloma virus. HPV infects at least 50% of sexually active people at some point in their lives. The virus often clears on its own. If it persists, it can lead to cervical and other cancers and to genital warts.

Like all vaccines, these HPV vaccines are not foolproof. They do not protect against all of the 100-plus types of HPV. But both vaccines are nearly 100% effective in preventing disease caused by high-risk strains of HPV -- HPV 16 and 18 -- which together account for 70% of all cervical cancers, as well as many cancers of the vagina and vulva.

The American Academy of Pediatricians recommend giving the vaccine to females as young as 9 years of age, for 3 doses and at intervals of 6 months. This is said to give protection for five years.

By far, only one HPV Vaccine -- Gardasil -- has been licensed by FDA. THis costs roughly about US$100. Which is quite cheap when you think about the expenses and the implications caused when you do contract the disease.

This information is particularly useful in our world today where unprotected sex is rampant and the population of STD (sexually transmitted disease) carriers is growing. So all you girls and dudettes, get your shots now!

Luiz Felipe Scolari
Premier League Bermasalah

Pernah mendengar nama FC Bunyodkor? Inilah rumah Rivaldo, pesepak bola terbaik dunia 1999 yang pernah membela Barcelona dan AC Milan. Klub Uzbekistan itu pula yang menjadi tujuan Luiz Felipe Scolari setelah terbuang dari Premier League.

Luiz Felipe Scolari, tak mau kembali bekerja di Liga Inggris. (Foto: Getty Images)

Chelsea melepas pelatih asal Brasil ini pada 9 Februari dan digantikan Guus Hiddink asal Belanda, yang saat itu masih menukangi timnas Rusia. Berita di seputar Scolari menyatakan mantan pelatih Portugal itu akan tetap tinggal di London dan kembali mengadu nasib di Premier League. Namun, akhir Juni kemarin ia disebut menerima pinangan Football Club Bunyodkor untuk bekerja selama 18 bulan.

Tapi, cerita Scolari dan Chelsea, termasuk Liga Inggris, tak selesai. Baru-baru ini, pria berusia 60 tahun itu berkoar soal masa kelam di London pada The Sun, O Globo, dan media lain. Berikut rangkumannya.

Hanya tujuh bulan bekerja di Chelsea, Anda dipecat. Benarkah ada peran para pemain dalam hal ini?

Saat ini, pemilik klub sesung­guh­nya adalah para pemain. Mereka ikut menentukan mengambil keputusan dalam segala hal. Pelatih di sebagian besar klub Eropa tak lagi cukup kuat untuk bertentangan dengan sikap dan keinginan pemain.

Bila klub gagal, siapa yang akan dipecat? Pemain, yang menerima gaji 4-9 juta per tahun dengan kontrak lima musim, atau pelatih? Tentu pilihan pertama adalah pelatih. Sebagian besar pemain sudah mengerti kekuatan mereka dan melakukan apa yang diinginkan.

Itukah masalah Anda di Chelsea?

Ya. Didier Drogba, Michael Ballack, dan Petr Cech tak bisa menerima metode saya saat latihan, begitu pula perintah-perin­tah saya. Secara perlahan, ketiganya menghancurkan otoritas saya dengan alasan kesehatan dan pembangkangan.

Bisa Anda perjelas?

Drogba mengaku cedera otot dan bersikeras butuh pemulihan selama dua bulan... di Cannes!

Ballack mengatakan dia cedera parah di kaki dan meminta izin pulang ke Koeln.

Untuk Cech ada masalah lain. Dia memiliki pelatih pribadi, hanya untuk dia. Saya sangat menentang ini. Seharusnya pelatih kiper membantu semua kiper, bukan hanya satu pemain. Sejak saya mengatakan keberatan itu, ia menjadi gusar dan mulai mendiamkan saya. Di kamar ganti, Cech kerap menentang saya.

Akhirnya para direktur mendukung ketiga pemain itu. Sungguh perilaku yang jauh berbeda dari Kaka.

Maksudnya?

Kaka itu pemain yang aneh, di lapangan dan dalam kehidupannya. Kakinya selalu ada di bumi walau ia berlimpah pujian dan kekayaan. Dia adalah mutiara yang spesial. Dengan segala kebesar­an namanya, Kaka memberi yang terbaik di lapangan, persis seperti pesepak bola muda.

Berniat kembali melatih klub Inggris?

Tidak. Saya tak akan pernah mau lagi bekerja di sepak bola Inggris. Saya yakin tahun depan Premier League akan menemui banyak masalah. Aturan pajak yang baru bakal membawa peru­bahan meski sebelumnya sudah cukup tinggi, yakni 40%.

Tetap saja pajak 50% itu akan meng­ganggu dan mengurangi minat pemain bintang datang ke Inggris. Kompetisi bakal ber­beda karena Spanyol hanya menetapkan pajak 20% dan Turki 12%.

Anda telah menerima tawaran Bunyodkor. Ada alasan khusus memilih klub Uzbekistan?

Saya ingin ikut mengembangkan sepak bola Uzbek. Saya mau membawa Bunyodkor memenangi semua kejuaraan yang mereka ikuti. Ini memang situasi baru bagi saya, namun sepak bola Uzbek berkembang dengan pesat. Itulah sebabnya saya menerima proposal Bunyodkor.

Mereka ingin membangun sebuah tim yang bisa berbicara di ajang internasional dan mem­bangun stadion baru dengan tujuh lapangan latihan berkualitas tinggi.

Seberapa jauh Anda mengenal sepak bola Uzbekistan?

Saya cukup sering melihat video rekaman Bunyodkor, juga menyaksikan langsung pertan­ding­an Uzbekistan melawan Jepang di penyisihan Piala Dunia. Rata-rata pesepak bola Uzbek punya keahlian baik, namun masih ada ruang untuk terus berkembang. Mereka harus solid untuk satu tujuan, yakni kejayaan!

Adakah orang yang membantu Anda mengambil keputusan ini?

Ya, saya punya hubungan baik dengan Rivaldo, salah satu pemain terpenting Brasil di Piala Dunia 2002. Ketika menerima tawaran Bunyodkor, saya berbicara dengan Rivaldo. Katanya, kondisi di Uzbek sangat menyenangkan.

Mungkinkah keputusan ini Anda ambil karena tak ada ajakan dari klub lain?

Sebelum mengatakan ya pada Budnyodkor, saya menerima sejum­lah tawaran dari klub Inggris dan tim nasional. Namun, salah satu isi kontrak dengan Chelsea melarang saya bekerja di Inggris selama setahun.

Tapi, saya pikir, semua itu hanya akan membawa saya pada situasi seperti di Chelsea, bahkan mungkin lebih parah. Itu sebabnya saya memilih proyek baru, yang sangat menyenangkan saya.

Benarkah Anda didekati federasi sepak bola Angola dan telah mencapai kesepakatan soal finansial?

Benar, mereka ingin saya menjadi pelatih tim nasional Angola. Saya tak bisa mengatakan tidak ada pendekatan dari mereka, tapi tidak lebih dari itu. (Weshley Hutagalung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar