Rabu, 15 Juli 2009

Bir dan Uang.




Ada riset menarik yang dilakukan di Berkeley. Di asrama mahasiswa setiap gedung setiap lantai selalu ada kulkas yang bisa dipakai oleh semua mahasiswa, kulkas umum.

Periset menaruh 12 kaleng bir di beberapa kulkas. Ternyata dalam waktu 2 hari, hampir semua bir itu hilang habis diambil mahasiswa. Mereka mengambil bir yang bukan miliknya, dan tidak tau milik siapa. Di semua lokasi hampir selalu ludes habis.

Di kulkas yang sama, pada waktu yang berbeda, ditaruh uang kecil2, 1 dan 5 dollar-an, sejumlah 20 sampai 30 USD. Dilipat dijepit bibawah makanan atau barang tapi tetap terlihat, seolah2 milik orang yang ditaruh disana. Dibiarkan dalam 2 hari, ternyata uang itu tidak di”curi” mahasiswa dan tetap ada disana.

Hal ini menarik, karena mengambil satu kaleng bir, nilainya sama dengan 1 atau 2 dollar, tetapi mahasiswa merasa “normal2 saja” mengambil bir, tetapi tidak kalau mengambil uang. Mengambil uang adalah mencuri, mengambil bir adalah berbagi rejeki.

The power of context. Sesuatu yang sama akan “terasa” berbeda bila berada dalam bentuk yang lain.

Ada lagi riset tentang tiket dan uang. Kalau anda punya uang 500.000 rupiah, mau pergi menonton bioskop malam itu, ternyata dijalan uang anda jatuh hilang 50.000 rupiah, sehingga sisa 450.000, apakah anda akan tetap menonton malam itu? 95 persen bilang akan tetap menonton.

Sebaiknya kalau paginya anda telah beli tiket 50.000 rupiah, disaku anda masih ada 450.000 rupiah, dan sorenya tiket itu hilang, apakah tetap akan beli tiket lagi malam itu dan menonton? Nah ternyata 50% lebih orang akan membatalkan dan tidak jadi menonton. Padahal dalam kedua hal itu yang hilang adalah “sama”.

Dalam kehidupan bisnis, mencuri uang perusahaan dan korupsi sangat dianggap “hina”, tetapi datang terlambat kekantor (korupsi waktu), menaikkan laporan beaya perjalanan (mencuri uang), dianggap sangat lumrah dan biasa.

Hal ini juga dipakai untuk menjelaskan kejahatan kerah putih, dimana kalau sekedar merubah data perusahaan, kan tidak se “hina” mencopet atau mencuri atau merampok uang perusahaan?

The power of context. Memahami bahwa sesuatu hal akan menjadi lain kalau dikemas dan ditaruh dalam perspektip yang berbeda. Ini berguna untuk komunikasi dan hubungan bisnis dan kehidupan sosial.

Menghadiahkan sebuah TV Flatscreen 52 inch (hadiah) tidak sama dengan memberi uang (menyogok). Mengajak makan siang, memberi tiket pesawat, mentraktir ke luar negeri untuk rapat simposium, mengunjungi pabrik di Eropa, dan seterusnya, adalah format “pemberian” yang dihaluskan konteks nya.

Memberi hadiah Montblanc special edition ke calon mertua, atau dosen anda, kan bukan "menyogok"?

Saya ingat almarhum nenek dirumah dulu, kalau ada sebuah semangka utuh di kulkas, sering tidak ada yang mau makan, kalau dipotong2 kecil2 dan ditaruh di piring terbuka, ternyata dimakan sedikit sedikit sini sana, habis juga degan cepat.

Dan saya ingat juga kata2 menarik: “ Jumlah orang yang akan datang pada pemakaman anda nanti, sangat tergantung dari…… cuaca hari itu, apakah terang atau hujan. “

Antonio Valencia
Dua Raksasa 255 M

Seorang pemain yang diinginkan dua klub besar Eropa pastilah spesial. Keistimewaan semakin nyata menatap fakta si pemain dimiliki klub semenjana, Wigan Athletic. Siapa raksasa yang menang dalam pertarungan?

Antonio Valencia, dinilai 16 juta pound. (Foto: Getty Images)

Spekulasi yang menyelubungi Antonio Valencia sebenarnya sudah muncul berulang kali sepanjang 2008/09. Sebelum pindah ke Sunderland, eks bos Steve Bruce menyatakan kepindahan pemilik nama lengkap Luis Antonio Valencia Mosquera yang diikatnya secara permanen pada Januari 2008 ini tak terhindarkan.

Wigan saat ini masih menunggu kepastian Roberto Martinez sebagai manajer baru. Pihak pengincar pemain kelahiran Lago Agrio, Ekuador, ini bakal lebih mudah mendapatkan keinginan seiring Wigan dalam keadaan tanpa arsitek.

Peminat Valencia tak tanggung-tanggung, dua raksasa sekaligus: Man. United dan Real Madrid.

Man. United ditengarai mencari gelandang kreatif. Nani, rekrut yang dibeli mahal (ada di kisaran 14-17 juta pound) pada musim panas 2007, gagal membayar ekspektasi tinggi tersebut. Setan Merah dipastikan telah mengetahui keterampilan sayap berumur 23 tahun ini.

Madrid, seperti yang sudah-sudah, gencar mencari ke sana sini. Hegemoni Barcelona yang tak cuma di Spanyol, tapi juga di Eropa, membuat El Real menggali segala kemungkinan. Kehadiran kembali Florentino Perez sebagai presiden disertai ambisi membawa sejumlah bintang.

Dibina El Nacional, Valencia merambah tim senior klub tersebut pada 2003. Villarreal menjadi tujuan Valencia pada 2005, tapi kemudian dipinjamkan ke Recreativo Huelva hampir di seluruh musim 2005/06.

Musim berikutnya, masa-masa indah gelandang serang yang merasakan titel Serie A 2005 ini di The Latics dimulai, juga dengan status pinjaman. Penampilan di Piala Dunia 2006, hingga terpilih sebagai nomine tim impian FIFA, meyakinkan Wigan. Klub di Greater Manchester ini kemudian menaikkan status kepemilikan menjadi permanen. Sinar Valencia semakin terang di The JJB.

Momen Tepat

Ketertarikan pihak lain mulai bermunculan. Puncaknya terjadi pada pekan ini. Madrid dan United dikabarkan hampir bersamaan telah meluncurkan proposal dengan nilai sama gede, 16 juta pound (sekitar 255 miliar rupiah).

Namun, agen si pemain, Diego Herrera, mengaku tak dapat mengonfirmasi kabar penawaran United atau Madrid karena belum berbicara dengan kubu The Latics. Ia berharap dapat melakukannya pada awal pekan ini.

“Ini tentu merupakan berita bagus. Kini adalah momen tepat bagi Antonio untuk pindah dan memulai tantangan baru dengan klub yang lebih besar. Ia telah membuktikan kemampuannya di Premier League bersama Wigan dan jelas cukup baik untuk melangkah ke sesuatu yang lebih besar,” sebut Herrera di Setanta.

Semisal penawaran dari dua raksasa Benua Biru itu benar adanya, Herrera memperkirakan Valencia tak akan mudah membuat keputusan. “Mereka adalah klub-klub besar. Akan sulit memutuskan. Tawaran harus dipertimbangkan karena kebesaran mereka,” ucap Herrera.

Di samping pelabuhan terbaru, kelanjutan atraksi Valencia juga akan dinanti. Transfer baik atau burukkah ia bagi klub barunya? (Christian Gunawan)


--


Cuci Gudang Mestalla
Simalakama Realitas

Di masa krisis keuangan global yang menimpa mayoritas negara Eropa, mencari penanam modal dengan dana ratusan juta euro bisa dibilang mustahil. So, wajar hingga detik ini belum ada pihak yang siap membeli lunas Mestalla. Padahal, Vicente Soriano bergantung pada investor untuk menyehatkan kas Valencia.

Lantaran tak juga bisa mendatangkan pembeli pasti hingga tenggat yang ditentukan dewan direksi, Soriano pun memutuskan mundur dari kursi presidente. Tentu menarik menyimak gebrakan Manuel Llorente, pemangku jabatan presiden klub anyar, yang mulai berkantor awal pekan ini.

Memulai kerja dengan belitan utang hingga sekitar 450 juta euro jelas tidak ideal. Jika Valencia terdegradasi musim ini, mungkin masalahnya tak terlalu pelik. Fondasi bisa dibangun dari nol. Tapi, dengan lolosnya El Che ke Europa League, Llorente justru memikul beban berat.

Di satu sisi, ia harus berpikir realistis untuk menyehatkan klub sesegera mungkin. Penjualan para pemain bintang, seperti David Villa, David Silva, Raul Albiol, Joaquin Sanchez, atau Juan Mata, paling tidak berpotensi mengeruk keuntungan sampai 100 juta euro.

Akan tetapi, langkah ini mungkin setara dengan menggarami lautankarena utang klub masih tersisa sekitar 350-an juta euro. Masalah yang lebih besar sudah menanti. Dengan melego Villa dkk., bisa dipastikan prestasi Che, baik domestik maupun regional, akan menukik drastis ke bawah.

Terjawab mengapa Soriano begitu ngotot untuk menahan Villa dan Silva pada awal musim lalu. Kendati utang belum bisa ditambal, setidaknya kelolosan ke Eropa berhasil ia pastikan. Prestasi ini punya makna positif mengingat penampilan di Benua Biru bakal mendatangkan pendapatan dari UEFA maupun hak siar televisi.

Pelatih Valencia, Unai Emery, mengaku dirinya sama sekali tak punya bayangan soal masa depan Villa, yang dilirik Chelsea dan Real Madrid. Ia hanya bisa memastikan Villa bakal mengikuti rangkaian pramusim Valencia. “Setelah itu (pramusim)barulah klub membicarakan masa depan Villa. Saya yakin klub akan berusaha menahannya,” kata Emery pada Marca.

Selain bicara khusus tentang Villa, Emery juga berencana mendatangkan enam muka baru ke Mestalla. Artinya, secara gamblang Emery mematok target tinggi soal kiprah Che musim depan. So, alih-alih bertukar jersey, bukan mustahil Villa cs. malah akan kembali memakai seragam Valencia. (Sapto Haryo Rajasa)





Krisis di Valencia
Soriano Angkat Kaki

Vicente Soriano resmi menjabat sebagai Presiden Valencia sejak Juli tahun lalu. Pebisnis ulungasal Spanyolyang menduduki kursi wapres pada kepemimpinan Juan Bautista Soler inisukses manapak tangga teratas Mestalla setelah membeli 37% saham mayoritas klub milik Soler.

Dalam hati kecilnya, Soriano tentu tahu persis bahwa selain membeli saham Soler, ia juga mewarisi utang sebesar 450 juta euro. Dalam rentang 11 bulan ke belakang, segala upaya coba dilakoni Soriano guna memulihkan kas Los Ches. Antara lain dengan mencoba menjual tanah tempat Mestalla berada.

Namun, hingga awal Juni ini, kocek klub tak juga menebal. Soriano pun tak punya pilihan selain mundur dari kursinya. Pihak yangsemula siap berinvestasimengurungkan niat akibat krisis global.

“Sejak memangku jabatan, saya berjuang untuk memperbaiki keuangan serta kualitas tim. Meski saat ini negosiasi (penjualan lahan stadion) masih berjalan, saya rasa langkah mundur adalah yang terbaik,” kata Soriano pada Marca. (shr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar