Selasa, 14 Juli 2009

Tuhan...Beri aku waktu 1 jam saja...





Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika
Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota .
Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang, dan
itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil.
Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit
masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu,
melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.
Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota
terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka
kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka
tidak tahu dimana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada dikantong.

Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun.
Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan
lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi dimana puing-puing sebuah
toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh.
Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang
dingin. Ketika mereka beristirahat dibawah atap toko itu, sang suami
berkata: "Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan
pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur disini."
Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali.
Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang
seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika.
Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suami nya,
dan bila malam tidur di emperan toko itu.
Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu,orang-orang yang
lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di
sana selama 6 bulan berikutnya. Pada suatu hari, tergerak oleh semangat
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja.

Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah
hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita.
Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu disitu dan
berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka.
Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak kemana-mana, tidak
ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula.
Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun
selama ibunya tidak ditempat. "Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan
cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi
tidur dengan angin di rambut kita".Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan
penuh kesungguhan.. Maka sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka
tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anak nya
dengan hati-hati di dalamnya. Di sebelahnya ia meletakkan sepotong
roti.Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju kepabrik sepatu, di mana
ia bekerja sebagai pemotong kulit.Begitu lah kehidupan mereka selama
beberapa hari, hingga dikantong sang Ibu kini terdapat cukup uang untuk
menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju
ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya.

Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah
menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300
kilometer ke pusat kota ...
Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki
wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah dipusat
kota .Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami
istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun
mereka telah menikah selama 18 tahun.
Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya
dengan amat sangat. Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil
itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar
seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano.Ia bergabung
dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz kemanapun ia pergi.
Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya,dan bumi terus berputar
tanpa kenal istirahat.

Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur
yang amat jelita, yang pandai bermain
piano, yang aktif di gereja, dan yang sedang menyelesaikan gelar
dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi
cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.
Setahun setelah pernikahan mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta
suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar
yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu..
Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu terjadi yang merubah kehidupan wanita itu.
Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah
tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayah nya ia melihat
selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri.
Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus,
karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam.
Sesuatu ditelinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang. Ia mengambil kaca
pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia
membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni.


Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang
pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-surat pribadi.
Tapi diantara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil,
sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan
emas murni. Ibunya almarhum memberinya benda itu sambil berpesan untuk
tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, di mana satunya.
Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya. Serrafona menaruh anting-anting itu didekat foto.
Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang . Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria
wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali.
Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini
mengungkungi pertanyaan-pertanya annya, misalnya: kenapa bentuk wajahnya
berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya.
Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam,
berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Diruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa
betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu.
Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada
berpisah lebih baik mereka mati bersama.

Mata nya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang
sedang membaca koran: "Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan
mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?"
Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna. .
Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan
disebar ke seluruh jaringan kepolisian diseluruh negeri.
Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di
kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan,
kantor surat kabar dan kantor catatan sipil. Ia membentuk yayasan
-yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan
badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.
Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya.
Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan
populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah. Tapi Serrafona tidak punya pikiran
untuk menyerah. Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus
menerus meningkatkan pencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih
daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik.

Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung
dosa mengabaikannya selama seperempat abad. Tetapi ia tahu, entah bagaimana,
bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang.. Ia memberitahu
suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh
pengertian. Pagi, siang dan sore ia berdoa: "Tuhan, ijinkan saya untuk satu
permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya".
Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada
seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya.
Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu, sebuah rumah
kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka.
Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini
terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus,
wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan,
sekitar 25 tahun yang lalu. Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia
masih ingat kota dan bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian
menculiknya. Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu
sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota dimana Serrafonna diculik.
Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka
untuk mencari nama jalan itu. Semalaman Serrafona tidak bisa tidur.

Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya
masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya.
Dua hari lewat tanpa kabar.. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka
menerima telepon dari salah seorang staff mereka. "Tuhan maha kasih,
Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu
Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi."
Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, dipinggiran kota yang
kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan
kusam. Satu, dua anak kecil tanpa baju bermain-main ditepi jalan..
Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil,
kemudian masih belok lagi kejalanan berikutnya yang lebih kecil lagi.
Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan
kemiskinan. Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan
itu. "Lekas, Serrafonna, mama menunggumu, sayang".
Ia mulai berdoa "Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama.. Saya akan
melakukan apa saja". Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa
membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja".
Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, danangin yang penuh derita
bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka.. Ia mendengar
lagi panggilan mamanya, dan ia mulai menangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak,
cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan ". Ketika mereka masuk
belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat.

Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya
kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung keujung.
Ditengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak
onggokan sampah dan kantong-kantong plastik, dan ditengah-tengahnya,
terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.
Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi.
Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah
sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis- pengemis yang segera memenuhi tempat itu.
"Belum bergerak dari tadi." lapor salah seorang. Pandangan Serrafona
gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun.
Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya.
"Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu ."
Serrafona memandang tembok dihadapann ya, dan ingat saat ia menyandarkan
kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kakinya dan ingat ketika ia
belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannya pada masa
kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu
ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.

"Tuhan, ia meminta dengan seluruh jiwa raganya, beri kami sehari......
Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya
bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia....Jadi mama tidak menyia-nyia kan saya".
Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya. Wanita tua itu perlahan membuka
matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah
dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata
yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda.
"Mama.. ..", ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang
ditunggunya tiap malam antara waras dan tidak - dan tiap hari - antara
sadar dan tidak - kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatann ya
menarik lagi jiwanya yang akan lepas. Perlahan ia membuka genggaman tangann ya,
tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli
sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya didada mamanya.
"Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi
dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin
makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu... Mama..."
Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: "Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan..... satu jam saja.... ...satu jam saja......"

Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang
yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama
seperempat abad tidak berakhir sia-sia.Teman....mungkin saat ini kita sedang beruntung.
Hidup ditengah kemewahan dan kondisi berkecukupan. Mungkin kita mendapatkannya
dari hasil keringat sendiri tanpa bantuan orang tua kita. Namun yang perlu kita
sadari, bahwa orang tua kita senantiasa berdoa untuk kita, meski itu hanya di peraduan.

Inter, Juventus, dan Milan
VIP Dilelang

Pelelangan sebatas kursi untuk menonton pertandingan, tapi bukan sembarang tempat duduk karena yang dilego adalah bangku istimewa yang terletak dalam boks VIP di stadion masing-masing.

Ya, sejumlah klub Serie A memberi kesempatan pada tifosi untuk merasakan sensasi baru menonton pertandingan sepak bola. Tidak tanggung-tanggung karena suporter yang beruntung berhak duduk berdampingan dengan presiden klub.

Sebagai contoh, seorang Interisti asal Kuwait musim lalu yang mengeluarkan 5.050 euro berhak duduk berdampingan dengan Massimo Moratti di Giuseppe Meazza. Harga ini masih lebih murah 450 euro dari tiket termahal di kandang I Nerazzurri itu yang mencapai 5.500 (Rp 78,7 juta).

Selain tiga tim ini, Napoli, Fiorentina dan Genoa juga turut ambil bagian dalam lelang yang diadakan di situs e-bay ini. Jika masih ingin berpartisipasi, Anda tidak perlu khawatir karena pelelangan ditutup 20 Juli mendatang.

Hasil penjualan ini tidak akan masuk dalam kas klub, tapi disumbangkan untuk mendukung kampanye The Robert F. Kennedy Foundation bertajuk "Speak Truth To Power: Courage Without Borders” yang berisikan tentang hak asasi manusia dan hak legal penduduk.

Jadi, selain mendapat pengalaman, Anda sekaligus beramal dengan sesama. Mau? (gun)




--


Blackburn Rovers
Vieri Kompensasi Murah

Tak ada rotan akar pun jadi. Ungkapan itu tengah terjadi pada Blackburn dalam cita-cita mendapatkan striker kelas dunia. Christian Vieri dalam hal ini menjadi akar karena sudah lama tak menendang bola.

Christian Vieri, ambisi ke Piala Dunia 2010. (Foto: Getty Images)

Striker asal Italia ini tak memiliki klub sejak dilepas Atalanta pada April silam. Pelatih Blackburn, Sam Allardyce, mengonfirmasi bahwa Bobo Vieri mengikuti latihan skuad Rovers.

Big Sam terkesan pada sikap penyerang berumur 35 tahun itu. “Ia jelas tak berada dalam kondisi terbaik dibanding pemain-pemain lainnya. Namun, bergabung dengan kami di fase sedini ini saat pramusim menunjukkan sejumlah komitmen bahwa ia ingin mencoba bermain sepak bola kembali,” sebut Big Sam di Sky Sports.

Kemungkinan eks Juventus itu bergabung tetap terbuka. “Jika ia meraih gairah, dedikasi, dan menyesuaikan diri dengan level fisik Premier League di usia yang tak lagi muda, maka kami akan mendapatkan pemain hebat di tangan kami,” sebut Allardyce.

Sang bos menambahkan bahwa ambisi Vieri mengincar satu tempat di skuad Italia ke Piala Dunia 2010 dapat menjadi motivasi ekstra untuk bangkit kembali. "Menurut saya, tak ada ruginya melihat ia berkembang dan menanti kemungkinan situasi kami dapat menariknya untuk musim depan," lanjut Allardyce penuh harap.

Di Luar Jangkauan

Vieri adalah akar. Rotannya adalah Ruud van Nistelrooy plus Peter Crouch.

Allardyce mengakui bahwa Van Nistelrooy mungkin berada di luar jangkauan mereka dalam hal gaji. Ya, striker asal Belanda itu meminta bayaran besar. Padahal, penyerang milik Real Madrid berusia 33 tahun mulai tergerus cedera dan ada kemungkinan tergeser kehadiran Karim Benzema.

Kerendahan diri serupa diperdengarkan Allardyce soal isu yang menyatakan minat mereka pada Peter Crouch. “Kami tak bisa menjangkaunya. Klub yang lebih besar dari Blackburn akan mengeluarkannya dari Portsmouth,” ucap Allardyce.

Thus, Vieri mungkin jawaban pencarian Rovers. (chrs)


--
West Ham
Hati Ingin Kembali

Lucas Neill diabaikan, tapi tidak menolak untuk kembali. Bek asal Australia ini ingin berada lagi di West Ham walau klub tersebut membiarkan kontraknya di sana habis masa berlaku pada akhir Juni lampau.

Kondisi tanpa klub tak membuat pemain belakang kelahiran Sydney pada 9 Maret 1978 itu mencari klub baru. The Hammers diakui masih melekat di hatinya. Untuk pindah dari Blackburn ke Upton Park pada 2007, Neill bahkan menolak pinangan Liverpool.

Karena itu, pembicaraan dengan klub London Timur itu menjadi agenda utama pemain yang juga mantap bermain sebagai bek kanan tersebut. Agen Neill, Paddy Dominguez, menyatakan pelatih The Hammers, Gianfranco Zola, sangat ingin merangkul kembali sang bek untuk musim baru.

“Lucas tidak berniat menerima tawaran lain. Hatinya ada di West Ham. Ia juga tahu manajer Gianfranco Zola tak hanya menginginkannya berada di tim, tapi juga menjadi kapten kembali,” tutur sang agen di Sky Sports.

Dominguez menyatakan sekarang tergantung pihak klub West Ham untuk datang dengan tawaran yang pantas atas ikatan baru.

Perpanjangan

“Kami tak bicara tentang kontrak baru di sini, melainkan perpanjangan saja, yang akan memudahkan semua pihak yang terlibat. Dalam seminggu ini kami seharusnya sudah mendapatkan sesuatu,” ucap Dominguez lagi.

Pernyataan itu bisa dimaknai ketidakinginan Neill meminta kenaikan gaji. Dengan kemudahan yang diberikan, kubu Neill akhirnya merasa mesti memberikan ultimatum.

“Kepemilikan klub beberapa kali berubah sejak Lucas datang ke sini. Pemilik sekarang telah berbeda lagi, yakni bankir. Kami memberikan mereka kesempatan untuk mencapai kesepakatan, tapi ada klub lain di Inggris dan kontinental,” ancam Dominguez. Bola ada di West Ham. (chrs)




--


Manchester United
Uji 2 Tahun Obertan

Pelan tapi pasti, Man. United menggeliat mencari pemain. Setelah menggamit Antonio Valencia dan Michael Owen, Sir Alex Ferguson sekali lagi menguji pengamatan tajamnya dalam menjaring prospek bernama Gabriel Obertan.

Gabriel Obertan (kiri), dipantai bertahun-tahun. (Foto: AFP)

Sir Alex tampak sudah siap menjawab pertanyaan soal siapa Obertan kala mengaku sudah lama mengincar pemain kelahiran 26 Februari 1989 di Pantin, Paris, Prancis, itu.

“Gabriel adalah pemain yang kami pantau selama beberapa tahun. Namun, karena program pendidikannya, usaha kami mendatangkan si pemain terpaksa ditunda. Kami gembira kini mendapatkannya sebagai prospek yang menarik."

"Kami dengan senang hati merekrut pemain muda dan mengembangkan mereka. Kami akan melihat perkembangan itu pada Gabriel dalam dua tahun,” tutur Fergie seperti dikutip BBC.

Usai si pemain lolos tes kesehatan, United memastikan penggamitan. The Red Devils disebut merogoh kocek sedalam 3 juta pound untuk jebolan akademi Clairefontaine itu. Raksasa Inggris ini mengungguli Arsenal dan dua Milano, Inter dan Milan, yang juga meminati pemain timnas U-21 Prancis tersebut.

Obertan, yang diikat selama empat tahun, berposisi utama sayap, tapi dapat pula ditempatkan sebagai gelandang tengah atau bahkan striker

Dengan usia terhitung masih muda, Obertan telah mengantungi cukup banyak pengalaman. Dalam tiga musim terakhir bersama Girondins, sosok bertinggi 186 cm ini selalu mencicipi kompetisi antarklub Eropa. Musim lalu dan 2006/07, Obertan tampil di Liga Champion.

Sejak Januari lalu, sang gelandang dipinjamkan Bordeaux ke sesama tim Ligue 1, Lorient. Di sana, Obertan tampil sebanyak 15 kali dengan sumbangan satu gol sekaligus tak merasakan perjuangan Bordeaux meraih gelar liga pada paruh kedua musim.

Akibat Cedera

“Saya gembira bergabung dengan Man. United. Ini adalah kesempatan besar bagi saya untuk tampil di klub sedemikian besar. Saya ingin segera membuk­tikan apa yang bisa saya laku­kan,” kata Obertan seperti layak­nya kebanyakan pemain muda yang datang ke Old Trafford.

Akan tetapi, akibat cedera yang dideritanya, Obertan tidak akan diikutsertakan pada tur United ke Asia pada musim panas ini. Jadi, penggemar United di Indonesia tak bisa melihat kiprah pemain baru Setan Merah ini.

Di hari yang sama dengan kedatangan Obertan, United dan Ferguson melanjutkan kegemaran merangkul anak muda. Sang juara bertahan setuju membayar kompensasi yang besarannya tak diungkapkan kepada Charlton untuk mendapatkan bek belia, Sean McGinty.

Beberapa saat lalu, Charlton menawarkan McGinty beasiswa setelah bek sentral berumur 15 tahun ini berada di klub London itu selama tiga tahun terakhir. Namun, seiring terbukanya ketertarikan United, remaja yang telah membela timnas U-17 Rep. Irlandia ini memilih Setan Merah.

Meski McGinty tak dikontrak Charlton secara resmi, kedua klub memunculkan kesepakatan termasuk bayaran tambahan tergantung pada kesuksesan bek muda ini di United. (Christian Gunawan)




--


Everton
Pinjaman Bab Kedua

Tidak masalah berstatus pinjaman lagi, begitu mungkin yang ada di benak Joao Alves de Assis Silva saat menerima tawaran kedua dari Everton. Ya, striker yang akrab dipanggil Jo ini bersiap dipinjam The Toffees lagi.

Jo dapat melihat peluangnya mendapat tempat di tim inti Man. City, pemiliknya kala menggamitnya dari CSKA Moskva tahun lalu dengan transfer wah 18 juta pound, tak kunjung membesar. Indikasi terbesarnya adalah kedatangan Roque Santa Cruz ke City of Manchester.

Ketika minat Everton meminjamnya muncul lagi, Jo segera menerimanya. Dengan adanya Santa Cruz, ditimpali niat gede The Toffees memboyongnya kembali plus masa-masa indah di Goodison Park, Jo tinggal tunggu waktu untuk kembali ke Merseyside Biru.

Pada Rabu (8/7), ia sudah ada di markas The Toffees untuk menjalani tes medis. Eks penyerang Corinthians ini bahkan berpeluang mengikuti laga pramusim kontra Bury dua hari kemudian jika telah dipastikan bergabung.

“Saya sangat berharap kesepakatan bisa dicapai. Saya rasa kami melihat musim lalu seperti apa kemampuannya. Musim lalu, pelatih sangat terkesan pada Jo. Ia tentu saja pemain yang ingin kami miliki di skuad,” kata asisten pelatih Steve Round pada ESPN.

Dalam setengah musim, Jo mencetak lima gol dalam 12 partai untuk The Toffees. Di City separuh sebelumnya, striker berusia 22 tahun itu tak bisa mengenyahkan beban, hanya mencetak sebiji gol dalam sembilan partai.

“Ia datang sebagai pemain muda ke Manchester dan harus berjuang keras untuk betah. Premier League berbeda dibanding liga lain. Namun, ia menemukan kemampuannya bersama kami,” kata Round, memberi sugesti lebih dalam. Jo dan Everton mungkin memang mesti bersama. (chrs)



Amr Zaki
Wigan Patah Arang

“Tidak ada masa depan bagi Amr Zaki di Wigan,” tegas Dave Whelan, Chairman The Latics, mengenyahkan kemungkinan kembalinya sang striker ke The JJB. Pernyataan itu sekaligus menegaskan pintu ampun Whelan tak bisa dibuka.

Wigan meminjam Zaki semusim penuh untuk 2008/09 lalu dari Zamalek. Di awal musim, penyerang asal Mesir ini memperlihatkan sinar terang.

Namun, produktivitasnya mandek. Lakunya absen dari latihan tim akibat terlambat pulang dari kewajiban internasional membakar kemarahan pihak klub Greater Manchester tersebut.

Penyerang kelahiran Mansoura pada 1 April 1983 itu mengutarakan keinginannya tetap bermain untuk Latics. Akan tetapi, Wigan, teristimewa Whelan, telah patah arang pada Zaki, pemain menyumbangkan 10 gol bagi mereka musim lampau.

“Zaki sulit dikendalikan. Mendapatkan pemain tanpa disiplin seperti Zaki, kami mesti mengusirnya. Selesai sudah dengan Zaki. Titik!” sebut Whelan seperti dilansir Sky Sports.

Padahal, di awal musim, sang pemilik menyamakan Zaki dengan Alan Shearer. (chrs)


--




Trotters Mau Setengah Lusin

Setelah mendapatkan Sean Davis dari Portsmouth, setengah lusin pemain baru pada musim panas ini menjadi sasaran Gary Megson demi memperkuat Bolton Wanderers. Dua pemain sudah masuk dalam taraf penawaran ke klub pemilik.

Proposal baru telah diberikan The Trotters untuk Paul Robinson. Percobaan pertama ditolak. West Brom, klub pemilik bek sayap itu, meminta Bolton menaikkan penawaran.

Gelandang Swansea, Ferrie Bodde, adalah target lain yang juga telah ditawar. Megson menyatakan keputusan kini ada di tangan klub yang terdegradasi dari Premier League itu.

“Jika Swansea mau berbisnis, proposal kami telah final. Jika tidak, kami akan bergerak karena ada satu atau dua gelandang yang menarik ketertarikan saya. Setiap pemain memiliki harganya masing-masing,” kata Megson di Sky Sports.

Gelandang milik Man. City, Gelson Fernandez, dan gelandang West Brom lainnya, Jonathan Greening, dikaitkan dengan The Trotters. Namun, gaffer Megson menyebut tak menginginkan kedua pemain.

“Kami dapat terus disebut karena kami dikaitkan dengan 300 pemain tahun lalu,” kata Megson.

“Saya tak ingin seperti musim lalu saat ke Emirates dengan hanya dua atau tiga cadangan. Jadi, kami mencari pemain yang dapat menaikkan kami dari peringkat ke-13,” lanjutnya. (chrs)




--


Gerak Chelsea
Menyasar Nama "Marquee"

Walau telah menjadikan Yuri Zhirkov pemain Rusia termahal dengan 18 juta pound (295,6 miliar rupiah), Chelsea memutuskan mencari profil tinggi. Chairman Bruce Buck melepaskan istilah “marquee”.

Kami mencari nama ‘marquee’, jika itu adalah terminologi yang tepat. Namun, kebanyakan klub besar mengejar pemain yang sama. Kami hanya akan mencoba mendapatkan satu dari pemain-pemain bagus incaran itu jika harganya pas dan ia cocok berada di tim kami,” sebut Buck di Sky Sports.

“Marquee”, berarti harfiah tenda besar. Dalam hal transfer pemain, seperti yang disebut Buck, kurang lebih bermakna pemain bagus berprofil tinggi. Chelski, terutama Roman Abramovich, sudah tak sabar ingin mendatangkan bintang tenar kembali. Dalam beberapa tahun terakhir, klub London Barat ini praktis menekan keinginan membeli bintang-bintang berharga mahal.

The Pensioners telah lama dihubung-hubungkan dengan David Villa (Valencia), dan dua pemain Milan, Andrea Pirlo dan Alexandre Pato. Sebelum memasuki pekan ini, Chelski baru mendapatkan Daniel Sturridge dari Man. City dan Ross Turnbull dari Middlesbrough. Keduanya digamit dengan nilai relatif murah.

Pembelian terakhir Si Biru, bisa jadi bukan nama mentereng, adalah Yuri Zhirkov. Gelandang berumur 25 tahun ini diboyong dari CSKA Moskva, menjadikannya pemain Rusia termahal. Gelandang kiri tersebut diikat selama tiga tahun.

English

“Zhirkov adalah pemain alami di kiri. Saya yakin ia bisa bertugas dengan baik baik dalam bertahan atau menyerang,” sebut Carlo Ancelotti, bos baru Si Biru.

Perekrutan Zhirkov boleh jadi karena faktor pemilik Chelsea, Abramovich. Namun, sang gelandang mengaku tak mendengarkan sugesti yang diberikan Roman. Zhirkov berkisah Abramovich, pernah berminat memiliki CSKA, masuk ke ruang ganti untuk memberi selamat usai CSKA menang di final Piala Rusia pada Mei 2006.

“Tiba-tiba ia berkata pada saya, ‘Yuri, mulailah belajar bahasa Inggris’. Saya tak mengatakan apa pun, hanya tersenyum. Sialnya, saya masih belum belajar english. Kini saya sadar seharusnya mengikuti saran itu secara lebih serius. Saat itu saya tak berpikir akan membutuhkannya untuk karier,” cerita Zhirkov di Reuters.

Soal kecepatan menguasai english, Zhirkov bisa mencontoh Ancelotti. Meski belum sempurna, Carletto sudah berani mengeluarkan pernyataan dalam bahasa Inggris, bahkan melontarkan gurauan.

Dua Portugis

Kenyamanan toh tak hanya soal bahasa. Selain menarik, Chelsea bersiap ditinggalkan beberapa pemain. Dua pemain asal Portugal, Ricardo Carvalho dan Deco, telah memberi isyarat niat hengkang.

Carvalho mengaku ingin tantangan baru di klub lain yang juga besar. “Saatnya tepat untuk berpisah dengan Chelsea,” kata bek yang pernah mampir ke kantor redaksi BOLA ini.

Deco sudah cari gara-gara dengan mengkritik sikap tak sabar Abramovich dalam pemecatan Luiz Felipe Scolari. Hanya, Carvalho dan Deco belum bisa segera melewati pintu keluar. Inter, klub Italia yang dilatih Jose Mourinho --orang Portugis yang juga eks bos Chelski--, merasa harga jual Carvalho dan Deco masih tinggi. (Christian Gunawan)




Benitez Jadi Blues

Birmingham melanjutkan keagresifan di bursa transfer. Pada Selasa (7/7), mereka memastikan kedatangan Christian Benitez. Striker berumur 23 tahun ini diboyong The Blues dari klub Meksiko, Santos Laguna.

Harga sempat melambung ke angka 9 juta pound di awal Juni, tapi kepastian tak didapat ketika pemain asal Ekuador tersebut terindikasi menderita cedera lutut saat menjalani tes medis. Kesepakatan akhirnya dicapai dengan transfer 8 juta.

"Christian adalah prospek luar biasa yang telah menjadi sinar di laga internasional Amerika Selatan. Saya ingin melihatnya tampil dengan seragam Blues," sebut bos Alex McLeish di BBC. Pada Rabu (8/7), Blues juga mendapatkan Lee Bowyer. (chrs)



Perang Dua Kaya Baru

Usaha klub kaya baru, Man. City, untuk memanfaatkan kekuatan fulusnya demi menggaet pemain bagus belum habis dicela. Cukup mengundang perhatian bila pengkritik kali ini adalah klub yang pernah ada di tempat City selama beberapa tahun, Chelsea.

Kritik datang dari Carlo Ancelotti, yang merupakan sosok baru di Stamford Bridge. Namun, sesungguhnya bos anyar Chelski ini sudah pernah berbenturan keras dengan City.

Saat masih menukangi Milan, ia mesti berupaya keras menahan tawaran 100 juta pound Citizen untuk memboyong Kaka. Dari sanalah Carletto menyorot kiprah The Citizen.

“City hampir mendapatkan Kaka, tapi sulit karena City tak tampil di Liga Champion. Itu penting bagi pemain. Sepak bola tak hanya soal uang atau gaji, tapi juga emosi, gairah, dan banyak lagi,” kata Ancelotti di goal.com.

Usikan serupa dialami Carletto di klub baru. City beberapa kali menggoda kapten John Terry dengan gaji luar biasa.

Mendekati Maldini

Dengan bahasa Inggris yang mulai lancar, Carletto menyatakan Terry adalah simbol tim. “Namun, saya tak tahu apakah ia akan menjadi kapten Chelsea musim depan,” katanya saat melewati konferensi pers pertamanya di klub London Barat itu. Simbol tim, kapten reguler, tapi belum tentu mengenakan ban kapten lagi?

Tak lama kemudian ia melanjutkan. “Saya bergurau. Seperti biasa saya suka bergurau,” ucap Carletto. Mantan gelandang dan pelatih Milan ini pun menyatakan Terry akan selamanya menjadi kapten The Blues. "Ia mendekati Paolo Maldini dalam hal profesionalisme dan kualitas, Ia kapten terbaik Chelsea. Ada pertanyaan dari City, tapi tak ada harga untuk Terry. Ia tak dijual,” tegas Carletto seperti dilansir BBC.

Meski yakin pengabdian bek sentral berumur 28 tahun itu akan berlangsung lama, sang manajer anyar meminta respons dari kaptennya tersebut. Spekulasi, menurut Ancelotti, tak cukup efektif teredam hanya dengan sikap diam. “Jika ingin bertahan di Chelsea, ia hanya tinggal mengatakannya,” tutur bos paruh baya ini. (chrs)


--



Kiprah Wolves
Intuisi Craddock

Kemunculan Wolverhampton sebagai tim promosi memang di luar perkiraan. Bek veteran mereka, Jody Craddock, bahkan mengakui bahwa di Januari lalu sudah berniat untuk mundur dan bermain di klub Australia, Perth Glory.

Jody Craddoc. (Foto: Getty Images)

Kubu Wolves pun sudah memberi lampu hijau pada Craddock, yang mendapatkan tawaran menarik itu, tapi jalan cerita berubah karena intuisi sang pemain mengatakan lain.

“Saya merasa waktunya tidak tepat saat itu dan meminta pelatih Glory, Dave Mitchell, menunda perekrutan saya. Ternyata keputusan yang tepat karena dengan promosi ini justru saya mendapatkan tawaran kontrak di Wolves,” katanya pada Daily Mail.

Pemain berumur 33 tahun itu pun harus menarik janjinya pada sang istri guna mencoba kesempatan hidup di Australia. Pasangan hidupnya itu ternyata tidak keberatan.

Keluarga Craddock memang amat menyukai sensasi pengalaman berkompetisi di Premiership, terutama setelah dalam kesempatan pertama bersama Sunderland ternyata Craddock kurang beruntung.

Ketika berpromosi bersama Black Cats, Craddock tidak dipertahankan lama dan justru dipinjamkan ke Sheffield United di lower division. (toen)




--

Youngster Arsenal Wajib Raih Trofi 2009/10
Pertanyaan Wenger Diabaikan

Bila kita menilik gelang tembok merah yang mengelilingi level kedua Stadion Emirates, London, kita akan melihat siluet putih Piala FA dengan tulisan tahun 2005 di sampingnya. Setelah tulisan itu, terpampang bentangan kosong warna merah yang menunggu diisi raihan trofi Arsenal berikutnya.

Prestasi nyata terakhir anak buah Arsene Wenger memang sudah ditorehkan cukup lama, empat tahun silam. Jadi, tidaklah mengherankan bila Chief Executive Ivan Gazidis pun menekankan bahwa para young Gunners di 2009/10 mendatang tak boleh lagi sekadar masuk empat besar Premier League.

Mereka diwajibkan meraih trofi, entah itu mahkota Premier League, Liga Champion, Piala FA ataupun cuma Piala Liga semata.

“Pihak manajemen sudah menjalankan tugasnya dengan mengamankan sejumlah pemain kunci dengan penandatanganan kontrak baru. Arsenal seharusnya ada dalam posisi yang sangat menjanjikan untuk berprestasi,” kata Gazidiz pada Guardian.

Ketika ditanyai mengenai kecilnya dana untuk pembelian pemain Arsenal, yang baru mengeluarkan sepuluh juta pound (Rp 165,3 miliar) untuk membeli bek asal Belgia, Thomas Vermaelen, Gazidiz pun terlihat mengelak.

“Setiap klub punya sumber keuangan yang tidak tak terbatas. Kami sejauh ini telah melangkah lewat sebuah model bisnis yang solid. Efeknya baru akan terlihat dalam jangka panjang, namun saya rasa sekarang saatnya untuk menuai hasil,” ujarnya lagi.

Dalam pernyataan-pernyataan Gazidiz tidak terlihat upaya sang petinggi untuk mengaitkan ultimatumnya dengan Arsene Wenger. Hal unik ini bisa dipahami jika mengingat pertanyaan Wenger pada manajemen soal kelanjutan kontrak bek William Gallas, yang belum terjawab.

Kontrak Gallas akan habis pada Mei 2010 dan seharusnya Gazidiz cs. memang sudah menyodorkan rancangan kontrak baru bila memang berniat mengamankan masa depan Gunners.

Buruknya komunikasi di Arsenal ini tidak terlihat ketika sahabat Wenger, David Dein, masih menjabat sebagai vice-chairman di The North Londoners. (Darojatun)


--



Seragam Baru Chelsea 2009/10 - 2010/11
Tak Cocok untuk Badan Tambun

Awal pekan lalu Chelsea meluncurkan jersey baru musim 2009/10-2010/11 untuk dijual di kawasan Asia Tenggara. Seragam buatan Adidas itu sebenarnya telah dipublikasikan sejak awal Mei namun kala itu belum memiliki banderol harga resmi.

Konsep kaus baru The Blues ini sama persis dengan lansiran Adidas untuk seragam Bayern Muenchen dan timnas Rusia, yaitu dengan memakai sistem body-fit. Untuk mengambarkannya dengan mudah, penggemar sepak bola tinggal membayangkan kaus timnas Italia di Euro 2000 yang disebut Combat 2000.

Jersey untuk pertandingan kandang ini disebut para penggemar Chelsea warna birunya terlalu gelap dan bakal menyulitkan dipakai para True-Blue-ers bertubuh tambun.

Kita juga tidak akan melihat lagi Petr Cech di bawah mistar mengenakan kaus berwarna oranye. Kini kaus utama penjaga gawang Chelski didominasi warna hitam dengan strip hijau.

Membaca gelagat para penggemar ini, akhirnya pada 28 Juni lalu diluncurkanlah seragam tandang Chelsea yang dengan konsep non body-fit. Uniknya, seragam kedua ini dibuat dengan warna yang tidak jauh berbeda, biru bercampur garis horizontal tebal berwarna hitam.

Kombinasi warna yang mirip seragam Internazionale itu pun langsung mengundang komentar Jose Mourinho.

Menurut The Special One, bila seragam tandang itu tidak diberi kombinasi strip dan logo Chelsea berwarna kuning menyala, orang mungkin akan menyangka John Terry telah pindah ke Inter Milan.

Well, di Malaysia kedua seragam ini telah ditawarkan secara terbatas dengan harga di kisaran 372 ringgit atau setara dengan satu juta rupiah. Buat yang mau pamer tubuh ramping, silakan mulai memburu seragam utama Chelsea ini. (toen)

1 komentar: