rahasia-untuk-memegang-teguh-janji-tuhan“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.” Roma 4:18-19
Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa Dia akan membuat keturunannya seperti debu tanah banyaknya dan juga seperti bintang-bintang yang bertebaran di langit (Kej 15:5). Tuhan beberapa kali menegaskan janji itu kepada Abraham yang sudah berumur kira-kira seratus tahun dan istrinya yang rahimnya tertutup karena juga sudah lanjut usia. Oleh karena itu mereka sempat tertawa ketika mendengar janji Tuhan yang disampaikan kepada mereka ini.
Tetapi pada akhirnya mereka melihat janji Tuhan ini digenapi (Kej 21:2) dan Sara melahirkan seorang anak yang diberi nama Ishak.
Penantian yang dijalani oleh Abraham bukanlah suatu penantian yang mudah. Perlu waktu bertahun-tahun hingga Abraham dapat melihat bahwa isterinya dapat mengandung hingga melahirkan seorang anak baginya. Belum lagi kondisi fisiknya yang sudah menua dan melemah yang semakin menambah berat bagi Abraham untuk bisa percaya kepada janji Allah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Apa yang dilakukan Abraham sehingga dia dapat tetap memegang teguh janji Tuhan yang telah diberikan baginya?
.
1. Tidak Bimbang
“Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,” Rom 4:20
Ketika Abraham menerima janji Tuhan, dia tidak melihat kondisi fisik maupun seberapa lama ia telah menunggu janji tersebut. Abraham tidak tergoyahkan dengan keadaan yang dia alami. Dia tidak menjadi bimbang karena janji Tuhan tidak langsung digenapi. Tetapi dia malah memperkuat imannya di dalam Tuhan. Sehingga kita dapat melihat bahwa pada akhirnya Tuhan memberikan seorang anak yang telah dijanjikanNya tersebut.
*courtesy of PelitaHidup.com
Keadaan yang kita alami saat ini sangat mungkin untuk mempengaruhi sikap kita terhadap janji Tuhan. Seringkali keadaan tidak akan menjadi lebih baik ketika kita sedang menantikan janjiNya. Bahkan kita melihat orang lain yang tidak hidup di dalam Tuhan mendapat hal-hal yang mereka inginkan.
Keadaan seperti ini akan membuat kita lemah dan tidak bersemangat menjalani hidup. Bahkan sebagian orang meninggalkan ibadahnya kepada Tuhan oleh karena mereka tidak memperoleh apa yang telah dijanjikan kepada mereka.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan ingin agar kita semua dapat menjadi sempurna di hadapanNya. Oleh karena itu keadaan yang kita alami merupakan suatu proses agar janjiNya dapat digenapi dalam hidup kita. Tuhan juga menguji iman percaya kita sehingga dengan demikian kita dapat keluar sebagai pemenang dalam setiap keadaan yang kita alami. Proses yang demikian akan menjadikan kita semakin kuat di hadapan Tuhan dan tidak terombang-ambing oleh keadaan yang semakin tidak menentu.
Tetaplah kuat dalam iman, jangan bimbang dan tetap percaya. Yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita dan memegang kita serta membawa kita kepada kemenangan iman.
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Yes 41:10
*courtesy of PelitaHidup.com
.
2. Penuh Keyakinan
“Dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.” Rom 4:21
Abraham menyingkirkan segala kekuatiran maupun ketakutan yang muncul dalam dirinya. Pertanyaan-pertanyaan seperti ‘apakah saya bisa?’ ‘kalau nanti begini, lalu bagaimana?’ ‘bagaimana kalau nanti terjadi sesuatu?’ dan sebagainya pasti muncul dalam pikirannya. Tetapi Abraham tetap yakin dan bahkan penuh dengan keyakinan bahwa Tuhan Allah yang dia sembah adalah Allah Yang Maha Kuasa. Abraham percaya bahwa Dia pasti sanggup melakukan segala perkara, sehingga perkara untuk memberikan keturunan bagi Abraham pasti merupakan suatu hal yang mudah bagi Allahnya Yang Maha Kuasa.
Keadaan yang tidak menentu dalam kehidupan kita, dimana kita belum juga menerima janji yang sudah Tuhan berikan bagi kita, tidak boleh membuat kita semakin kuatir atau bahkan menanyakan apakah benar janji tersebut. Kita tidak boleh meragukan janji Tuhan sedikitpun, bahkan kita juga harus mengikuti apa yang Abraham lakukan yaitu dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya (Luk 1:37, Mrk 9:23).
Jangan biarkan logika mendominasi pikiran kita sendiri. Jangan batasi pekerjaan Tuhan, karena Dia bekerja secara supranatural. Apa yang tidak pernah kita pikirkan, itu yang Tuhan berikan bagi kita.
“Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 1Kor 2:9
Jangan biarkan keadaan kita membuat kita menjadi lemah. Abrahampun tidak menjadi lemah dalam kondisinya yang seperti itu. Semakin lama dan semakin buruk keadaan yang kita alami biarlah itu menjadi semangat dan pemicu bagi kita bahwa Allah sedang melakukan perkara yang besar dalam hidup kita. Mujizat yang besar akan terjadi dalam hidup kita.
Miliki keyakinan yang penuh akan kuasa Tuhan. Percaya seratus persen kepada kuasa Tuhan. Haleluya!
.
“Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: “Tidak ada harapan!” Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah.” Yes 57:10
--
Penyertaan Tuhan
*
*
*
*
Penyertaan TuhanBacaan Firman Tuhan, Ulangan 11:12
“Suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata Tuhan, Allahmu tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun”
Bangsa Israel menghadapi banyak hal-hal yang penting dalam perjalanan mereka ketika hendak mau meninggalkan tanah Mesir dan dalam perjalanan menuju tanah Kanan. Musa yang ditunjuk oleh Tuhan memimpin mereka keluar dari tanah Mesir telah menunjukkan banyak tanda-tanda mujizat, melalui kuasa dan perintah Tuhan dengan 10 tulah. Bangsa Israel harus menempuh perjalanan yang panjang dan penuh dengan tantangan, menyeberangi laut Tiberau, dan perjalanan di padang gurun selama 40 tahun. Perjalanan itu sangat melelahkan untuk memasuki ke tahapan baru, yaitu tanah perjanjian. Tanah Kanan yang dijanjikan Allah itu sangat subur dan diberkati Allah. Tanah Kanan tersebut mendapat suplai air dari danau Galilea yang cukup luas dan berair jernih.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kita tahu bahwa perjalanan tersebut dipimpin langsung oleh Allah dengan menempatkan Musa di tengah bangsa Israel sebagai nabi, yang seringkali melakukan pemberontakan kepada Allah. Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi dalam bangsa Israel itupun sering muncul menentang kepemimpinan Musa. Adapun sikap yang selalu diambil Musa dalam menghadapi mereka adalah selalu mengarahkan dan membimbing supaya bangsa Israel dapat tetap hidup untuk mengikuti Perintah Allah. Meskipun Musa tidak masuk ke tanah Kanan, namun nasehat-nasehat Musa itu sangat berguna bagi bangsa Israel.
Kita sebagai orang percaya yang telah dipilih Allah, akan selalu banyak mengadapai kesulitan dan tantangan dalam menghadapi arus kehidupan di akhir zaman ini. Dalam 2 Timotius 3:1, dikatakan “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar“. Banyak manusia dalam keadaan ini, telah memilih hidup jauh dari Tuhan, dan mereka mengandalkan kekuatan sendiri. Sekalipun kesulitan dan tantangan pasti selalu ada, itu bukan alasan bagi kita untuk menjauh daripadaNya.
Mau masuk tanah Kanan? Bangsa Israel harus berhadapan dengan musuh-musuh besar. Namun karena penyertaan Tuhan, maka semua musuh dapat dikalahkan. Masa depan merekapun telah disiapkanNYa, yaitu tanah Kanan yang diberkati. Begitu pula hendaknya kita saat ini, kita harus tetap hidup seturut Firman Allah, Tuhan pasti akan memelihara kita senantiasa, pertolonganNya sempurna. Percaya, Dia telah menyediakan berkat yang terbaik bagi kita, bahkan apa yang tak pernah terpikirkan oleh kita akan disediakanNya bagi orang yang sungguh berharap kepadaNya.
Setiap kesulitan dalam hidup ini jangan sampai membuat kita bimbang, putus asa dan membuat iman kita menjadi lemah. Sebaliknya, kita harus semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, banyak belajar Firman Allah agar iman kita semakin diteguhkan. Ingat, bahwa Mata Tuhan tetap mengawasi kita orang percaya, dari awal sampai akhir, sampai kita meraih berkat-berkatNya yang telah disediakan bagi kita.
--
Rahasia Untuk Tetap Berjalan Dalam Kehendak Tuhan
*
*
*
*
rahasia-untuk-tetap-berjalan-dalam-kehendak-tuhan“Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. ” Amsal 16:2
Manusia dididik sejak kecil untuk menjadi orang yang berguna, pintar dan mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapinya dengan penuh tanggung jawab ketika mereka beranjak menjadi dewasa. Berbagai macam pendidikan juga ditempuh agar kemampuan berpikir mereka dapat meningkat sehingga bisa meraih posisi yang cukup tinggi dalam pekerjaannya masing-masing. Semakin banyak ilmu yang mereka dapatkan, semakin tinggi pula kemampuan dari cara berpikir mereka. Ini akan membuat mereka dapat diterima secara layak dalam posisi yang cukup strategis.
Dalam Alkitab ada beberapa orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Melalui daya pikir mereka yang luar biasa, mereka menjadi orang-orang yang dipercaya oleh pemerintahan yang ada pada saat itu dan mereka memegang tanggung jawab yang sangat besar serta memberi pengaruh yang besar juga bagi banyak orang. Beberapa di antaranya adalah Daniel dan Yusuf.
Menjadi pintar dan mendapat posisi yang tinggi bukanlah sesuatu yang membuat umat Tuhan berdosa di hadapanNya. Yang terpenting di atas segalanya adalah kita dapat tetap menjaga agar hati kita bersih di hadapanNya. Jangan sampai kepintaran dan kemampuan yang kita miliki membuat jalan kita menjauh daripada Tuhan. Seringkali kepintaran manusia membuat manusia berpikir bahwa setiap keputusan yang diambilnya adalah benar. Kepintaran manusia dapat membutakan mata hatinya sehingga mereka tidak dapat melihat bahwa jalan yang diambilnya adalah salah. Posisi atau kedudukan yang tinggi juga dapat membuat manusia menjadi sombong atas apa yang telah diperolehnya, sehingga tanpa sadar mereka menempuh jalan yang telah menyimpang dari Tuhan.
Berikut rahasia untuk tetap berjalan dalam kehendak Tuhan:
1. Mau Dikoreksi
“Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.” Maz 27:2
Daud merupakan orang yang dipakai oleh Tuhan secara luar biasa. Tidak ada bangsa pada waktu jamannya yang tidak mengenal kebesaran Daud. Bahkan sampai pada hari ini juga hampir semua orang mengetahui kisah tentang kebesaran Raja Daud. Tidak hanya itu, tetapi Daud juga satu-satunya orang yang disebut dalam Alkitab sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan. Daud bukanlah orang yang sempurna dan tidak mempunyai kesalahan atau dosa di hadapan Tuhan. Dia beberapa kali melakukan kesalahan di hadapan Tuhan. Tetapi ketika dia bersalah, dia mau mengakui dan bertobat dari dosa. Dia juga senantiasa membuka hatinya agar bisa dikoreksi oleh Tuhan. Dia selalu meminta Tuhan untuk menyelidiki hatinya, apa yang masih tersembunyi dalam hatinya, yang masih tidak berkenan di hadapan Tuhan agar disingkapkan. Ini yang membuat Daud dapat senantiasa berjalan di dalam kehendak Tuhan.
Ketika kita menutup hati kita untuk dikoreksi, maka kita akan berjalan dalam kebenaran diri kita sendiri. Kita tidak akan tahu jika kita berjalan ke arah yang salah. Seberapa pintarnya diri kita, kita bukanlah manusia yang sempurna yang tidak pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu kita harus memiliki hati yang terbuka dan mau dikoreksi agar hidup kita dapat tetap dalam kehendak Tuhan.
Sama seperti Daud yang ditegur oleh Nabi Natan ketika telah melakukan dosa, maka Tuhan juga bisa memakai orang lain untuk menegur kesalahan yang kita lakukan. Oleh karena itu nasehat maupun teguran yang diberikan oleh orang-orang terdekat kita akan berguna bagi hidup kita agar kita tetap mengetahui apa yang baik dan benar bagi hidup kita.
.
2. Mengakui Kebesaran Tuhan
“Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.” Dan 4:34
Nebukadnezar dalam kebesarannya memuji segala yang telah diperolehnya dan segala yang telah dibangunnya adalah karena kemampuan dan kehebatan dirinya sendiri. Pada saat itulah Tuhan menghukum Nebukadnezar sehingga dia menjadi tidak waras. Pada akhirnya Nebukadnezar sadar akan kebesaran Tuhan, dan pada saat itu juga Tuhan mengembalikan segala kebesarannya.
Segala yang kita peroleh baik itu kepintaran, kemampuan, pekerjaan yang baik, posisi yang tinggi, pendapatan yang baik, harta kekayaan seperti rumah, kendaraan dan yang lainnya adalah dari Tuhan. Semuanya itu diberikan bagi kita untuk dapat dikelola dengan baik. Semuanya adalah tetap milik Tuhan, tetapi dipercayakan melalui hidup kita agar kita dapat mengelola dengan baik sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak orang.
Ketika kita mencuri kemuliaan Tuhan dengan menganggap semua yang kita peroleh itu adalah karena kuat dan gagah kita, maka di saat itulah kita sedang menuju kepada kejatuhan. Cepat atau lambat semua yang kita peroleh bisa hilang, karena tidak ada yang kekal dalam dunia ini. Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil (Ayb 1:21).
“Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam” Zak 4:6b
Kita harus mengakui bahwa semuanya adalah karena kasih kemurahan Tuhan. Oleh karena kuasaNya-lah kita dapat memiliki semuanya itu. Semua yang kita peroleh mempunyai maksud dan tujuan tertentu dari Tuhan, yaitu agar kita dapat menjadi kesaksian bagi segala bangsa.
Melalui pengakuan akan kebesaran Tuhan, maka kita dapat senantiasa berjalan dalam kehendakNya
.
Memiliki hati yang senantiasa mau dikoreksi dan mengakui kebesaran Tuhan dalam langkah hidup kita akan membawa kita untuk tetap berjalan dalam kehendakNya. Kita boleh menganggap diri kita sudah melakukan hal yang benar, tetapi Tuhanlah yang layak untuk menentukan apakah kita sudah mengambil langkah benar di hadapanNya.
.
Berikut adalah ciri-ciri dari orang yang berjalan dalam kehendak Tuhan:
1. Damai Sejahtera
Pilihan yang sesuai dengan kehendak Tuhan akan membawa damai sejahtera dalam hati kita. Damai sejahtera dari Tuhan memegang peranan penting dalam hidup kita untuk mengambil suatu keputusan.
2. Sukacita
Keputusan yang sesuai dengan kehendak Tuhan harus mendatangkan sukacita. Sukacita bisa berarti rasa kebahagiaan dalam keadaan yang baik tapi dapat juga dalam keadaan yang tidak baik. Sukacita yang dari Tuhan tidak terbatas kepada keadaan. Sama seperti Rasul Paulus yang senantiasa mengalami penderitaan, tetapi sukacitanya selalu penuh. Sukacita dari Tuhan merupakan salah satu tanda bahwa kita sedang berjalan dalam kehendak Tuhan.
.
“Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,
sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah ” Kol 1:9
--
Keluar Dari Jurang Masalah
*
*
*
*
Keluar Dari Jurang Masalah“Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telingaMu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. Jika Engkau, ya Tuhan, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan ? Tetapi padaMu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan FirmanNya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel ! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan IA banyak kali mengadakan pembebasan.” Mazmur 130 : 1-7
Saudara yang kekasih di dalam Tuhan Yesus, apakah saudara pernah melihat jurang? Sekalipun kita belum pernah masuk atau berada di dalam sebuah jurang, namun kita dapat mengetahui bahwa jurang itu adalah suatu tempat yang tidak mengenakkan. Dalam jurang kurang terdapat cahaya, bahkan mungkin gelap, tidak ada sesuatu apapun yang bisa diperbuat di sana, jurang bisa begitu amat dalam, sehingga orang yang berada didalamnya tidak mampu keluar dengan usahanya sendiri, sebab tidak ada peralatan yang tersedia untuk bisa dipakai, seperti tali, kayu atau bambu yang cukup panjang untuk digunakan mencapai menuju puncak daratan. Dalam keadaan seperti itu, maka sangat dibutuhkan seseorang/orang lain untuk memberikan pertolongan.
Saudara, jurang di atas dapat pula menggambarkan suasana kehidupan yang sedang kita alami. Suatu keadaan yang kurang nyaman, berada dalam sebuah masalah seperti tekanan/penderitaan, kekecewaan, kegagalan, kehilangan harapan bahkan hampir putus asa. Tidak tahu apalagi yang harus kita perbuat, dan bahkan kita tidak dapat melakukan apapun. Dalam keadaan seperti ini biasanya kita bertanya-tanya, mencari sebab-sebab mengapa masalah itu menimpa kita. Kita bisa saja menyalahkan oranglain, menyalahkan keadaan, atau menyalahkan diri sendiri dan sebagainya. Namun, kadang-kadang jawaban yang kita peroleh itu dapat membuat kita makin frustasi dan meratapinya dengan susah hati.
Kalau hal itu sedang kita alami, jangan bersedih atau bersusah hati, masih banyak hal yang dapat kita perbuat untuk segera bangkit dan dapat keluar dari jurang/masalah kita. Mari kita belajar dari bacaan Firman Tuhan di atas tadi. Kitab Mazmur sering juga kita dengar yang disebut dengan Mazmur Daud, dan yang dipercaya kitab ini ditulis oleh Daud. Masalah yang dihadapi oleh Daud saat itu, ia gambarkan bagaimana keadaan dan suasana hatinya yang sangat pilu itu sama dengan berada dalam jurang yang sepi, gelap dan merasa terbuang.
Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kita dapat mengambil sebuah pedoman mengenai langkah-langkah iman apa yang harus kita ambil ketika berada dalam sebuah masalah:
1. Berseru dengan iman, yaitu berdoa. Dalam ayat 1 dan 2, Daud dalam pergumulannya datang merendahkan hatinya kepada Tuhan dan memohon belas kasihNya. Maz 50:15 “Berserulah kepadaKU pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan AKU”. Daud mengutarakan seluruh isi hatinya pada Tuhan.
2. Berani mengoreksi diri. Dalam ayat 3 dan 4, Daud sendiri mengungkapkan bahwa ia mempunyai kesalahan-kesalahan. Artinya, banyak masalah terjadi yang tengah dihadapinya adalah karena akibat dari perbuatan-perbuatannya sendiri . Ia mengakui kesalahan-kesalahan itu kepada Tuhan. Siapakah yang dapat tahan, jika Tuhan mengingat-ingat kesalahan-kesalahan kita ? Tidak seorangpun yang dapat tahan. Namun kita bersyukur atas FirmanNya, dalam 1 Yoh.1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”.
Daud mengetahui bahwa hanya pada Tuhan saja ada pengampunan. Allah akan memberi pengampunan kepada orang yang mau bertobat dan mengakui dosa/kesalahannnya. Allah akan menyembuhkan dan memulihkan mereka yang datang dengan hati yang jujur. Allah ingin menunjukkan kasih setiaNya kepada semua orang yang berada dalam kesulitan, supaya mereka dapat mengenal kasih, perhatian dan kebaikan-Nya.
3. Percaya pada Firman Tuhan. Dalam ayat 5 dan 6, Daud menantikan Tuhan dan mengharapkan Firman-Nya. Seperti Daud juga katakan, “ Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janjiMu menghidupkan aku”, Maz.119:50. Daud tidak berdaya, dia tidak bisa berbuat apa-apa oleh karena hanya Allah sendiri yang dapat mengampuninya,sebab itu ia percaya hanya Tuhan dan menantinya. Jiwa Daud menanti, itu adalah pusat dari kepribadian manusia. Tuhan saja yang sanggup menolongnya, karena itu ia sangat mengharapkan Tuhan. Daud katakan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, sampai 2 kali, ini menunjukkan pada kehebatan kerinduannya,dan pengharapannya pada Tuhan. Daud berfokus pada Tuhan dan FirmanNya. Daud sangat yakin bahwa Firman Tuhan itu pasti terjadi atas dirinya.
4. Tetap berharap dan sabar menantikan Tuhan. Dalam ayat 7, melalui pengalamannya itu Daud menyerukan kepada kita orang percaya supaya berharaplah kepada Tuhan ! Orang yang berharap pada Tuhan, tentunya tidak pernah jemu, tetapi dengan sabar menanti-nantikan pertolongan Tuhan tiba. Sebab hanya pada Tuhan ada kasih setia, dan DIAlah sang pembebas kita.
Saudara yang terkasih, mari belajar dari apa yang telah Daud lakukan ketika ia berada dalam jurang masalah. Daud berseru pada Tuhan dalam doa, mau mengoreksi diri sendiri, tetap percaya pada Firman Tuhan dan berharap serta sabar menantikan pertolongan Tuhan. Kalau kita mau melakukan seperti yang telah dilakukan oleh Daud, maka Tuhan pasti menolong kita, Tuhan akan mengeluarkan kita dari jurang masalah kita. Tuhan sanggup lakukan itu , memberi pertolonganNya pada kita, memberikan jalan keluar dari setiap masalah kita, menyembuhkan kita dari sakit penyakit, mengangkat kita, dan memulihkan keadaan kita. Amin! Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara.
--
Tuhan Tidak Pernah Melupakan UmatNya
*
*
*
*
Tuhan Tidak Pernah Melupakan UmatNya“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” Yesaya 49:15
Bacaan Alkitab : Ester 6:1-3
(1) Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. (2) Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros. (3) Maka bertanyalah raja: “Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu?” Jawab para biduanda raja yang bertugas pada baginda: “Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apa pun.“
Banyak orang yang mempunyai pendapat bahwa Allah sering melupakan mereka dan Allah tidak peduli dengan keberadaan mereka. Kesengsaraan yang mereka alami dan penderitaan yang mereka jalani dijadikan bukti dari ketidakpedulian Allah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Mereka berseru tapi tidak mendengar. Orang-orang tersebut tidak mengenal Allah yang sebenarnya. Mereka hanya melihat dari sudut pandang mereka sendiri, mereka tidak menyadari bahwa banyak hal yang harus mereka lakukan, salah satunya adalah introspeksi diri.
Pada dasarnya Allah selalu peduli dan Dia senantiasa tergerak oleh belas kasihan. Perhatikan II Petrus 3:9 “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Semua yang Dia lakukan adalah untuk kebaikan kita semua!
Allah tidak pernah menjadi sibuk atau lalai terhadap salah seorang anak-Nya, bahkan tertidur sekalipun. Daud mengalami banyak hal dengan Allah, salah satu yang dikatakannya mengenai Allah ada dalam Mazmur 121:3-4, “Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Mata Allah selalu memandang kepada anak anakNya.”
Coba kita pelajari apa yang Allah katakan dalam ayat nas di atas : Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Jawabannya adalah ya! Bahkan di zaman sekarang ada ibu yang tega menjual anaknya sendiri! Perhatikan kelanjutan dari perkataan Allah : Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Bukankan ini suatu jaminan bagi hidup kita?
Seorang ibu yang sedang menyusui memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap bayinya, bahkan ketika bayi tersebut berada dalam ruangan lain sesibuk apapun seorang ibu sangat peka ketika anaknya menangis dan membutuhkannya, ia tidak akan pernah mengabaikan kebutuhan anaknya. Jika seorang ibu bertindak seperti itu, apalagi Allah, Tuhan kita.
*courtesy of PelitaHidup.com
Perumpamaan ini Allah pilih untuk menggambarkan bagaimana Dia memelihara umatNya, karena Dia lebih peka terhadap kebutuhan anak-anak-Nya daripada ibu yang paling penuh kasih di dunia ini. Dia mengantisipasi setiap anakNya yang berteriak minta tolong. Perhatikan Yesaya 65:24, “Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya.” Hal Ini adalah salah satu janji yang paling menyenangkan bagi kita: Tuhan tidak akan pernah melupakan kita.
Saat Mordekhai menggagalkan rancangan pembunuhan untuk raja, yang akan di lakukan oleh Bigtan dan Teres, sida sida yang sakit hati terhadap raja. Apa yang Mordekai lakukan terlupakan seakan-akan tidak dihiraukan, dan tidak mendapatkan hadiah apapun. Peristiwa itu hanya ditulis dalam kitab sejarah saja.
*courtesy of PelitaHidup.com
Namun sekali lagi, Allah adalah Allah yang tahu apa yang terbaik buat anak anakNya, saat kritis menghantui Mordekhai yang akan di gantung di tiang gantungan yang di buat oleh Haman, Allah membuat raja Ahasyweros tidak dapat tidur dan meminta orang membacakan kitab sejarah. Bukan suatu kebetulan, tetapi Allah yang merancang semua itu sempurna, Allah yang membuat raja mendengar satu nama yaitu Mordekhai yang menggagalkan rencana pembunuhan terhadap dirinya.
Jangan biarkan keadaan sulit yang Anda hadapi meyakinkan Anda bahwa Allah telah melupakan Anda. Jangan pernah beranggapan bahwa Allah lebih peduli dengan kebutuhan orang lain yang lebih penting dari Anda.
Ingatlah jika saat ini Anda merasa bahwa Allah belum menjawab doa pergumulan Anda dan membiarkan Anda menderita, itu adalah suatu kesalahan dalam pemikiran Anda! Jangan biarkan pemikiran itu berlama-lama ada dalam hidup kita.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketahuilah bahwa Allah melihat Anda dengan penuh kasih, jauh melebihi dari kepedulian seorang ibu yang menyusui. Hal ini akan meyakinkan Anda untuk mengetahui bahwa Bapa sangat mengasihi Anda. (Gbu)
--
Miliki Perkataan yang Mendatangkan Berkat Kehidupan
*
*
*
*
miliki-perkataan-yang-mendatangkan-berkat-kehidupan“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Amsal 18:21
Mengiring Yesus dalam kehidupan umat Tuhan senantiasa penuh dengan masalah dan problema. Semua pencobaan yang datang dalam hidup kita diijinkan oleh Tuhan untuk dapat membentuk kita semua hingga mencapai kepada kesempurnaan. Ketika kita bertobat dan menerima Yesus sebagai juruselamat kita, masih banyak hal dalam kehidupan kita yang tidak berkenan di hadapanNya. Semua hal yang tidak berkenan ini dalam hidup kita ini tentunya akan menghalangi kita untuk menerima berkat dari Tuhan.
Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah perkataan yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.” Yak 3:4-5a
Firman Tuhan mengatakan bahwa apa yang kita ucapkan dapat mengendalikan keseluruhan hidup kita bagaikan sebuah kemudi yang kecil dapat mengendalikan arah dan tujuan sebuah kapal yang besar.
Perkataan yang positif akan memberikan dampak yang positif juga bagi hidup kita, apalagi jika kita memperkatakan Firman Tuhan. Firman Tuhan akan membentuk kehidupan kita dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang tidak tahu menjadi berhikmat, dari yang tidak punya menjadi punya, dari yang sakit menjadi sehat, dari yang tidak mampu menjadi mampu, dari yang kecil menjadi besar.
Pertama kali Tuhan Allah menciptakan dunia ini beserta isinya dan alam semesta adalah dengan memperkatakan Firman: “Jadilah….”, maka semuanya itu tercipta.
Setiap pelayanan Yesus sewaktu Dia menjadi manusia selalu memperkatakan Firman Tuhan. Ketika Dia dicobai oleh iblis, yang keluar dari mulutNya adalah Firman Tuhan. Oleh FirmanNya itulah siasat si iblis dapat dikalahkan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan adalah pencipta, dengan FirmanNya hidup kita dapat diciptakan seturut dengan kehendakNya. Oleh karena itu, perkatakanlah Firman Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, bahkan dalam keadaan kehilangan harapan sekalipun. Tanpa kita sadari, Firman yang kita perkatakan akan bekerja secara ajaib (supranatural), membentuk, menciptakan, mengubahkan keseluruhan hidup kita sesuai dengan rencanaNya.
.
*courtesy of PelitaHidup.com
Hal yang menjadi halangan berkat Tuhan:
“Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?
Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar. ” Yak 3:9-12
Perkataan-perkataan yang negatif akan membentuk hal-hal yang negatif juga dalam kehidupan kita. Masalah yang kita alami sehingga membuat kita merasa tidak mampu, kelelahan, putus asa, kecewa, marah dan hilang pengharapan dapat membuat kita mengeluarkan kata-kata yang negatif dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Hal ini tidak akan membuat masalah kita menjadi selesai, tetapi dapat memperburuk keadaan. Kata-kata negatif yang keluar dari mulut kita dapat menjadi kutuk atas kehidupan kita bahkan kutuk bagi orang lain jika diucapkan terhadap orang lain. Kutuk ini akan mengikat hidup kita sehingga kita tidak bisa memperoleh berkat yang sudah Tuhan sediakan bagi kita. Tapi tentunya kutuk ini juga dapat dilepaskan di dalam nama Yesus Kristus.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kisah bangsa Israel yang mengembara di padang gurun selama 40 tahun merupakan pelajaran bagi kita semua sebagai umatNya. Kita banyak melihat sungut-sungut bangsa Israel sehingga mendatangkan murka Tuhan. Bahkan hampir seluruh generasi Musa tidak dapat memasuki Tanah Perjanjian, kecuali Yosua dan Kaleb. Ini semua akibat ulah bangsa Israel yang menggerutu atas keadaan yang mereka alami dan tidak percaya akan janji Tuhan.
Ucapkanlah hal-hal positif, perkatakanlah Firman Tuhan dan mengucap syukur atas segala hal.
Dalam keadaan seburuk apapun, kita harus tetap mengendalikan lidah kita agar tidak mengucapkan kata-kata yang mendatangkan kutuk atas hidup kita.
Tetap perkatakan Firman Tuhan dalam segala keadaan, maka Dia akan mengambil alih hidup kita dan memberikan jalan keluar atas segala masalah yang kita hadapi. Dan kita akan melihat janji Tuhan digenapi dan berkatNya mengalir dalam kehidupan kita.
.
“Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. ” Ams 10:11
“Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. ” Ams 15:4
“Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. ” Ams 21:23
--
Kesabaran Menghadapi Badai Kehidupan Memunculkan Pelangi Indah
*
*
*
*
Kesabaran Menghadapi Badai Kehidupan Memunculkan Pelangi IndahKejadian 29 : 31-35
31. Ketika Tuhan melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibukanyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul. 32. Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: “Sesungguhnya Tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku”. 33. Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata :” Sesungguhnya, Tuhan telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku”. Maka ia menamai anak itu Simeon. 34. Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: “Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya”. Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi. 35. Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: “Sekali ini aku akan bersyukur kepada Tuhan”. Itulah sebabya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.
Sejenak kita akan melihat terlebih dahulu latar belakang kisah ini dari ayat-ayat sebelumnya. Ishak, telah memberi pesan kepada anaknya Yakub, supaya Yakub jangan mengambil isteri dari perempuan Kanaan. Oleh karena itu Ishak menyuruh Yakub pergi ke Padan-Aram ke rumah Laban, pamannya yaitu saudara dari Ribka, ibunya. Ishakpun berpesan agar Yakub mengambil seorang isteri dari anak-anak Laban. Yakub mendengarkan perkataan ayahnya itu dan melakukannya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Di tengah perjalanannya menuju Padan Aram, Yakub berhenti di sebuah sumur di padang. Di tempat inilah biasanya berkumpul kawanan-kawanan domba untuk diberi minum. Salah satu anak perempuan dari Laban, pamannya, yang bernama Rahel datang juga ke sumur itu dengan membawa kambing domba ayahnya, sebab Rahel-lah yang menggembalakannya.
Melalui informasi para penggembala di sumur itu, Yakub akhirnya mengenal Rahel sebagai salah satu anak dari pamannya Laban. Kemudian Yakub menceritakan kepada Rahel bahwa dirinya adalah anak saudara ayah Rahel, anak Ribka, saudara perempuan ayahnya itu.
Setelah pertemuan ini kemudian pergilah Rahel untuk menceriterakan tentang Yakub kepada ayahnya. Mendengar hal itu, maka Labanpun pergi menyongsongnya untuk kemudian membawanya ke rumahnya. Yakub menceriterakan semua tentang dirinya kepada Laban, dan tinggallah Yakub di rumah Laban.
Yakub bekerja membantu Laban. Sebagai seorang paman, Laban menawarkan upah apakah yang diminta oleh Yakub darinya? Diam-diam ternyata Yakub telah jatuh cinta kepada salah satu anak Laban, yaitu Rahel.
“Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya”, Kejadian 29: 16-17.
*courtesy of PelitaHidup.com
Singkat cerita, sesuai perjanjian antara Yakub dan Laban, maka Yakub bersedia bekerja 7 tahun lamanya pada Laban untuk mendapatkan Rahel. Setelah 7 tahun genap, Laban mengundang semua orang dan mengadakan perjamuan. Tetapi pada waktu malam tiba diambilnyalah Lea, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakub-pun menghampiri Lea.
Tetapi pada waktu pagi hari, tampaklah bahwa itu Lea. Laban telah menipu Yakub, karena di tempat itu tidak boleh mengawinkan adiknya terlebih dahulu daripada kakaknya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Sesuai permintaan Laban, bahwa Yakub harus menggenapi 7 hari dulu perkawinannya dengan Lea, dan setelah itu Laban akan memberikan juga Rahel kepadanya sebagai upah asalkan Yakub bersedia bekerja 7 tahun lagi. Demikianlah Yakub menuruti permintaan pamannya itu, dan akhirnya Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel daripada Lea.
Inilah kisah perkawinan yang dialami oleh Lea. Dari perkawinan poligami ini, berbagai dampak burukpun telah terjadi, yaitu Yakub lebih cinta kepada Rahel daripada kepada Lea, dan tatkala dilihat Rahel ia tidak melahirkan anak bagi Yakub maka cemburulah ia kepada kakaknya itu yang telah melahirkan anak-anak bagi Yakub.
Demikianlah pergumulan yang dialami oleh Lea, yang hidup dalam perkawinan tanpa mendapatkan cinta dari suaminya Yakub, memperoleh ketidakadilan, ia dicurangi ayahnya, serta Lea dicemburui pula oleh adiknya sendiri yaitu isteri kedua dari suaminya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Secara fisik, Alkitab mencatat bahwa Rahel lebih cantik daripada Lea. Lea tentu sangat berharap untuk mempertahankan perkawinannya dan mendapatkan kasih dari suaminya. Sejumlah badai yang berupa awan kekecewaan, penderitaan, dan ketidakadilan harus dihadapi oleh Lea, ia terbelenggu dalam pernikahan yang tanpa cinta, dan terpaksa berbagi suami pula dengan adiknya, adalah merupakan suatu penderitaan yang harus dialaminya.
Sebagai seorang wanita yang sudah resmi dijadikan isteri, tentulah Lea sangat berjuang untuk mendapatkan pengakuan kasih dan cinta dari suaminya.
Bagaimanakah Lea menghadapi masalah badai dalam kehidupan perkawinannya, sejauh manakah Lea berusaha untuk mendapatkan cinta dari suaminya, dan apakah Yakub akhirnya memberikan sebuah penghargaan kepada Lea, sebagai isterinya.
Untuk memperoleh apa yang diharapkan Lea, dan untuk melihat sebuah pelangi yang indah dalam perkawinannya dengan Yakub, nampaknya Lea harus memiliki kesabaran dalam melalui badai hari-harinya yang tanpa cinta dari suaminya. Lea harus sabar, sebab yang menjadi saingannya adalah adiknya sendiri. Menarik untuk kita perhatikan bagaimana kesabaran yang dimiliki Lea.
.
Kesabaran yang dimiliki Lea dalam menghadapi badai kehidupannya ialah:
1. Menyadari Bahwa Tuhan Maha Melihat
Ayat 31 mengatakan bahwa Tuhan melihat bahwa Lea tidak dicintai oleh Yakub. Dalam perkawinan ini Lea cukup menderita, ia dimanfaatkan oleh Ayahnya, dan ia ditolak oleh suaminya.
Hatinya hancur, sebab ia harus berada dalam sebuah perkawinan tanpa cinta, dan yang lebih menyedihkan lagi ialah suaminya Yakub kemudian menikahi saudarinya yaitu Rahel. Yakub malah lebih cinta kepada Rahel daripada Lea.
Sesungguhnya Allah itu Maha tahu dan Maha melihat. Tuhanpun melihat bahwa Lea tidak dicintai Yakub. Ketika Allah melihat hal ini terjadi, Allah tidak tinggal diam saja, tetapi Allah melakukan sesuatu atas keadaan yang dialami Lea, yaitu dengan membuka kandungan Lea, sedangkan Rahel tetap dibiarkan Tuhan mandul.
Lihatlah, bagaimana Allah itu bertindak atas setiap persoalan yang kita alami. Tanpa kita sadari, jika kita sabar, sesungguhnya Allah itu telah melakukan sesuatu untuk kebaikan kita. Ketika kita percaya bahwa Allah selalu menyertai kita dalam segala perkara, maka kita pasti akan memperoleh segala kebaikanNya.
“Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya”, Mazmur 34:19.
Apapun persoalan yang sedang saudara alami, ingatlah bahwa Tuhan itu dapat melihat. Tuhan melihat semua penderitaan yang sedang terjadi pada saudara.
“Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik”, Amsal 15:3.
“Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia“, 2 Tawarikh 16: 9a.
Mata Tuhan selalu mengamat-amati setiap kehidupan kita, dan tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Karena Tuhan melihat, lebih baik bagi kita berserah saja pada Tuhan, tidak ada gunanya kita memberontak, menggerutu atau bersungut-sungut.
Milikilah kesabaran dan biarlah hati kita tetap percaya kepadaNya, maka Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita. Sadarilah bahwa Allah itu melihat kita, Ia tidak akan tinggal diam saja. Tatkala Allah melihat kita sedang menderita, percayalah bahwa Allah akan mengerjakan sesuatu bagi kita.
.
2. Merasakan Bahwa Allah Itu Peduli
Setelah kandungan Lea dibukakan oleh Tuhan, maka Leapun mengandung dan kemudian melahirkan seorang anak laki-laki. Lea tentu sangat senang atas kelahiran anaknya, dan ia memberi nama anak ini Ruben. Melalui kelahiran Ruben ini, Lea merasakan bahwa Tuhan itu peduli padanya dan penderitaan yang dialaminya.
Dikatakan dalam ayat 32b, “Sesungguhnya Tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku”.
Hadirnya tangisan seorang bayi sungguh membuat Lea bersukacita, sebab Lea merasakan bahwa Tuhan telah memperhatikannya dengan memberikan seorang anak kepadanya. Dengan melahirkan Ruben, Lea sangat berharap, Yakub akan memberikan perhatian kepadanya dan akan mendapatkan cinta dari Yakub.
Allah kita adalah Allah yang sangat peduli atas kehidupan setiap umatnya. Allah memperhatikan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami oleh umatnya. Allah tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita. Perhatian Allah adalah bukti dari ke-Maha Tahu-anNya.
“Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh”, Maz. 139: 1-2.
Allah mengetahui semua persoalan yang kita alami, Allah mengetahui keinginan hati kita, ketakutan kita, kekhawatiran kita, dan semua pikiran kita bahkan segala sesuatu yang kita lakukan.
.
3. Mengetahui Bahwa Tuhan Itu Maha Mendengar
Lea berharap ia akan dicintai oleh Yakub karena telah dapat melahirkan seorang anak laki-laki baginya, yaitu Ruben. Ternyata kelahiran Ruben belum membawa suatu perubahan pada perkawinan Lea dengan Yakub. Lea belum mendapatkan cinta dari suaminya Yakub.
Kehadiran Ruben, suara tangisannya rupanya tidak membawa perubahan pada diri Yakub, untuk memberikan perhatian dan cintanya pada Lea. Ketika Lea merasakan belum mendapatkan cinta dari Yakub, Lea menyerahkan harapannya itu pada Tuhan, melalui doa.
Kemudian Lea mengandung lagi untuk yang kedua kalinya, dalam kehamilannya yang ke dua ini, Lea tetap berharap akan mendapatkan cinta Yakub. Lea hanya mengadukan segala perkaranya itu pada Tuhan, setiap keluh kesah penderitaan yang dialaminya itu dicurahkannya pada Tuhan melalui doa-doanya.
Kehadiran anak laki-lakinya yang pertama belum membawa perubahan pada suaminya Yakub, namun Lea tetap bersabar dengan lebih banyak berseru pada Tuhan, dalam doa. Kemudian lahirlah anaknya yang kedua laki-laki, dan Lea memberi nama Simeon. Simeon artinya mendengar.
Dikatakan dalam ayat 33b: “Sesungguhnya, Tuhan telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikanNya pula anak ini kepadaku”.
Lea menyadari bahwa Tuhan itu telah mendengarkan semua keluh kesah dan kesulitan yang dialaminya. Kelahiran Simeon ini adalah merupakan bukti dari kehidupan doa Lea.
Kesulitan apapun yang sedang saudara alami, curahkan saja seluruh isi hatimu pada Tuhan dan berserulah padaNya. Dia Allah yang mendengar, karena Allah kita pengasih. Setiap kita berbicara dan setiap perkataan kita didengarNya
“Engkau yang mendengarkan doa. KepadaMulah datang semua yang hidup”, Mazmur 65:3.
“Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepadaNya, pada setiap orang yang berseru kepadaNya dalam kesetiaan”, Mazmur 145: 18.
.
4. Harus Mengandalkan Tuhan Dalam Segala Hal
Kehadiran Ruben dan Simeon belum mendatangkan perubahan, kenyataannya adalah Lea belum juga memperoleh apa yang diinginkannya, supaya diperhatikan dan dicintai oleh Yakub. Kehadiran dari kedua anak laki-lakinya, melalui tawa dan tangisan mereka, belum juga membawa perubahan pada sikap Yakub. Demikilanlah hari-hari yang harus dilewati oleh Lea, kelahiran kedua anaknya belum membuat harapan Lea menjadi kenyataan.
Tuhan terus memberkati kandungan Lea, kemudian Lea mengandung lagi anak yang ketiga, dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lea memberi nama pada anaknya yang ketiga ini Lewi. Arti Lewi ialah terhubung. Dikatakan dalam ayat 34b: “Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya”.
Melalui perkataannya ini, Lea mulai fokus kepada kehadiran ketiga anak laki-lakinya tersebut, Lea mulai mengandalkan kekuatannya/dirinya, yang telah mampu melahirkan tiga anak laki-laki bagi Yakub. Setelah kelahiran Lewi, Lea berpikir, itu akan membuat Yakub mencintainya, dan pasti Yakub akan mencintainya karena telah melahirkan tiga anak laki-laki.
Dalam kesabarannya untuk menantikan cinta Yakub, Lea mulai melupakan Allah, Lea lebih mengandalkan kehadiran ketiga anaknya daripada kehadiran Allah dalam persoalannya. Apa yang telah dipikirkan oleh Lea, dengan menyakini pikirannya sendiri ternyata tidak membuat perubahan. Tatkala Lea mengandalkan dirinya, ia tidak memperoleh apa yang diharapkannya. Seharusya Lea tetap mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya kepada Tuhan.
Pengalaman Lea ini mengajarkan pada kita bahwa janganlah kita melupakan Tuhan dan segala kebaikanNya. Pada masa kemakmuran, berada dalam posisi yang nyaman, dan amam, kecenderungan manusia ialah biasanya melupakan Allah. Sebaliknya, bila sedang terhimpit dalam masalah, tertindas dan menderita, baru ingat dan berharap kepada Tuhan.
Berhati-hatilah, supaya kita jangan melupakan Tuhan dalam segala hal, apakah kita sedang dalam kekurangan atau kecukupan, penderitaan atau sukacita, kegagalan atau kesuksesan, tetaplah ingat pada Tuhan.
.
5. Mampu Mengucap Syukur Pada Tuhan Saat Ada Masalah
Demikianlah Tuhan tetap melihat, memperhatikan dan mendengar setiap keluh kesah Lea itu, dan Tuhan terus memberkati kandungannya. Lalu Lea kemudian mengandung lagi anak yang ke empat, seorang laki-laki lagi, Lea memberi nama Yehuda. Yehuda Artinya “pujian”.
Dikatakan dalam ayat 35b: ”Sekali ini aku akan bersyukur pada Tuhan”. Akhirnya Lea sadar bahwa ia harus tetap menyerahkan diri dan harapannya hanya pada Tuhan. Lea menyadari kekeliruannya bahwa kelahiran anak-anaknya itu ternyata tidak membawa perubahan pada kehidupan perkawinannnya. Lea sadar bahwa Ia harus tetap mengandalkan Tuhan.
Oleh karena itu Lea mulai mengalihkan fokus perhatiannya dari masalahnya beralih kepada Tuhan. Walaupun badai itu belum juga berlalu dari kehidupannya, Lea kini tidak mau fokus lagi pada badai masalahnya tersebut, tetapi ia fokus pada Tuhan dan kebaikanNya. Lea bersyukur pada Tuhan.
Di tengah badai yang ia hadapi itu, Lea tidak mau patah semangat, Lea tidak memberontak, Lea tidak mau bersungut-sungut, Lea tetap sabar, dan dalam kesabarannya ia mengucap syukur pada Tuhan.
Lea sudah merasakan bahwa Alah itu telah melihat penderitaannya, Allah itu telah memperhatikannya dan peduli kepada keadaan yang dialaminya dengan memberikan anak-anak baginya, Allah itu juga telah mendengar doa-doanya. Tidak ada lagi jalan lain bagi badai masalahnya, selain ia harus tetap mengandalkan Tuhan sepenuhnya, dan bersyukur pada Tuhan.
Lea menyerahkan semua harapan-harapannya pada Tuhan. Bagi Lea, Tuhan itu adalah segalanya baginya. Lea tidak lagi memikirkan soal perhatian dan cinta Yakub kepadanya, tetapi Lea kini hanya memberi pujian kepada Tuhan.
Lea mampu bersyukur kepada Tuhan di atas badai masalah yang ia hadapi itu. Lea bersyukur pada Tuhan karena Lea percaya Tuhan itu baik kepadanya. Banyak alasan bagi Lea untuk bersyukur kepada Tuhan. Mungkin Lea tidak pernah menikah karena parasnya kurang cantik, matanya kurang bersinar, tetapi ia diijinkan Tuhan untuk menikah dan Tuhan memberkati kandungannya.
“Pujilah Tuhan hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikkanNya”, Mazmur 103: 2.
Lea seakan tidak lagi membutuhkan orang lain (Yakub) untuk membuat dia bahagia, Lea telah mampu bersyukur pada Tuhan walaupun ia masih berada dalam badai pergumulannya. Di dalam Tuhan, Lea telah mampu menemukan sukacita karena sesungguhnya Tuhan tidak pernah membiarkannya.
“Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik”, Mazmur 136: 1a.
Lea melewati semua badai itu dengan kesabaran, Lea menghadapi hari-harinya yang sulit itu tetap bersyukur pada Tuhan, dan ternyata Tuhan memunculkan pelangi indah yang dapat diperoleh Lea.
.
Pelangi Indah bagi Lea adalah:
1. Yakub meminta, supaya ia dikuburkan disebelah kuburan Lea.
Kejadian 49:29-32, mencatat bahwa sebelum meninggal Yakub berpesan agar ia dikuburkan dekat di sisi nenek moyangnya, yaitu dalam gua yang di ladang Efron. Di situlah dikuburkan Abraham beserta isterinya Sara (kakek-nenek Yakub), Ishak beserta isterinya Ribka (orangtua Yakub), dan disitulah juga telah dikuburkannya Lea. Akhirnya, Yakub memberi perhatiannya dan menghargai Lea sebagai isterinya.
2. Lea dikenal sebagai ibu Yehuda, yang dari keturunannya kemudian lahirlah sang Juru Selamat.
“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya”, Matius 1:1-2.
Lea adalah ibu atas enam orang pria dari 12 suku bangsa Israel. “Anak-nak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon”, Kejadian 35: 23.
.
Saudara, pelangi indah seperti apakah yang kini sedang engkau nantikan dalam hidupmu ? Apapun badai masalah yang sedang terjadi padamu, sebuah kekecewaan, ketidakadilan, penyakit, masalah ekonomi/pekerjaan, masalah keluarga/hubungan suami-isteri, orangtua dan anak, dan sebagainya, apapun jenis penderitan yang sedang kau alami; bersabarlah menantikan pelangi indah itu muncul dalam hidupmu.
Kita dapat sabar dalam penderitaan karena Allah itu melihat, Allah peduli dan Allah mendengar, semua yang kita alami, semua jeritan hati dan tangisan kita.
Walau tiada seorangpun yang tahu dan yang mau dapat mengerti akan perasaan dan penderitaanmu, ingatlah kepada Tuhan yang dapat melihat, peduli dan mendengarkanmu. Oleh karena itu janganlah lupakan Tuhan, andalkan Dia dalam segala hal, dan jadikan Dia diatas segalanya dalam hidupmu.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!”, Yeremia 17:7.
Bila kita berpusat pada manusia dan mengandalkan kekuatan sendiri pastilah akan kecewa, dan juga tidak dapat bertumbuh dalam hal rohani. Lebih baik kita andalkan saja Tuhan, percaya pada Tuhan bahwa Dia yang akan bekerja untuk memberikan apa yang kita butuhkan. Ketika kita mengandalkan Tuhan, maka kita tidak boleh takut atau khawatir lagi dalam situasi hidup yang bagaimanapun karena Tuhan yang akan bertanggungjawab atas keadaan kita.
Mungkin saat ini saudara sudah lama menunggu terjadi suatu perubahan dalam hidupmu, saudara tengah menantikan munculnya pelangi indah dari dalam badai masalah yang sedang dihadapi, tetaplah bersabar dan mengucap syukurlah pada Tuhan.
.
“Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah Bapa kita”, Efesus 5:20.
“Mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”, 1 Tesalonika 5 :18.
Tetaplah mengucap syukur sekalipun berada dalam masa-masa yang sulit. Melalui pengucapan syukur kita kepada Allah adalah merupakan suatu sikap hati yang akan menimbulkan iman kita.
Semua kepahitan, dan keluhan serta setiap situasi yang sulit dapat kita kalahkan dengan pengucapan syukur kita kepada Tuhan. Ketika Tuhan melihat sikap hati kita yang tetap bersyukur kepadaNya maka Ia akan bekerja supaya kita dapat memperoleh apa yang kita harapkan itu, tetaplah bersyukur kepada Tuhan.
”Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang”, Mazmur 37:6.
“Besyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik”, Mazmur 136:1a.
Serahkan dirimu sepenuhnya pada Tuhan dan berharaplah pada kasih Allah yang akan membuat pelangi indah itu, dan berikan padaNya pujian melalui pengucapan syukur, maka bila saatnya tiba, saudara akan melihat munculnya pelangi indah itu dalam hidupmu. Tuhan memberkati saudara.
.
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis didalamnya, sebab waktunya sudah dekat”, Wahyu 1:3.
--
3 Rahasia Menjadi Prajurit Yesus Yang Tangguh
*
*
*
*
3 Rahasia Menjadi Prajurit Yesus Yang Tangguh“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.” 2 Timotius 2:3
Menjadi pengikut Kristus merupakan suatu panggilan yang begitu indah, karena kita tidak hanya menjadi jemaatNya yang hadir setiap ibadah hari Minggu saja, tetapi kita juga dipersiapkan untuk menjadi prajurit Yesus yang tangguh untuk menghadapi berbagai macam peperangan rohani dalam kehidupan kita.
Dalam Efesus 6:12 jelas sekali dikatakan bahwa hidup kita tidak hanya hidup secara jasmani saja (darah dan daging) tetapi hidup secara rohani dimana ada roh-roh jahat yang harus dilawan dan dipatahkan pekerjaannya yaitu dengan kuasa darah Yesus. Iblis selalu menjalankan siasat jahatnya melalui berbagai macam masalah dan cobaan bahkan melalui kenikmatan dunia untuk dapat menjatuhkan umat Tuhan. Tanpa ada perlawanan dari umat Tuhan, maka umatNya akan terseret jatuh dalam dosa.
*courtesy of PelitaHidup.com
Oleh karena itu kita harus menjadi prajurit Yesus yang tangguh agar dapat memenangkan pertempuran rohani ini. Tentunya ada harga yang harus dibayar untuk menjadi prajurit yang tangguh. Harus ada usaha yang kuat dan tindakan yang harus kita jalankan agar dapat menjadi prajurit yang baik.
Berikut 3 rahasia untuk menjadi prajurit Yesus yang tangguh:
1. Fokus Kepada Tuhan
“Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” 2 Tim 2:4
Prajurit yang berjuang memfokuskan dirinya kepada peperangan yang sedang dihadapinya. Dia tidak boleh kehilangan fokus pada saat peperangan, karena begitu kehilangan fokus sesaat saja, maka dia bisa kehilangan nyawanya dan merugikan seluruh pasukan. Apa yang diperintahkan oleh komandannya akan dijalankannya dengan sepenuh hati tanpa pertanyaan ataupun keraguan sedikitpun. Prajurit akan fokus kepada perintah dan misi yang sedang dijalankan hingga misi itu dapat berhasil.
*courtesy of PelitaHidup.com
Demikian juga dengan kehidupan rohani kita, kita harus bisa memfokuskan diri kita kepada Tuhan dengan menyingkirkan segala keraguan, ketakutan, kekuatiran dan segala pertanyaan yang muncul dalam diri kita. Tuhan kita adalah komandan yang tahu persis tujuan dari perintah yang diberikan kepada kita. Dia tidak akan menjerumuskan kita dengan perintah-perintah yang diberikanNya bagi kita.
Ketika kita fokus untuk melakukan segala perintahNya dan percaya kepadaNya dengan segenap hati kita, maka kita akan dapat menyelesaikan ‘misi’ yang Tuhan sedang berikan bagi kita. Kita dapat menyelesaikan segala masalah yang kita hadapi.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika kita mulai kuatir dengan kebenaran dari FirmanNya dan segala janji Tuhan bagi kita, maka musuh (si iblis) akan dapat dengan mudah mengalahkan kita dengan berbagai masalah yang menekan kita, sehingga kita tidak bisa mendapat jalan keluar dari masalah yang kita hadapi.
Hiduplah dalam kebenaran dan berkenan kepada Tuhan, maka kita akan menjadi prajurit yang baik di hadapanNya.
“Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.” Maz 26:3
*courtesy of PelitaHidup.com
.
2. Disiplin
“Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” 2 Tim 2:5
Olahragawan tidak akan memperoleh mahkota sebagai juara jika dia tidak berlatih dengan sungguh-sungguh. Jika dia bermalas-malasan dalam berlatih, hari ini berlatih, besok tidak berlatih, kemudian hari berikutnya berlatih dan hari berikutnya lagi tidak berlatih, maka dia tidak akan menjadi juara. Tingkat kompetisi dalam suatu perlombaan/pertandingan/kejuaraan sangatlah tinggi. Semakin bergengsi suatu event pertandingan, maka semakin tinggi pula tingkat kompetisi yang ada. Dan tentunya intensitas latihan yang harus dilakukan juga harus lebih tinggi lagi. Untuk itu diperlukan yang disebut dengan kedisiplinan.
Kedisiplinan dalam berlatih akan memacu keterampilan dan kekuatan sang olahragawan sehingga dapat bersaing dengan ketat pada saat pertandingan. Kedisiplinan dalam berlatih juga akan meningkatkan stamina dalam bertanding.
Hal ini serupa dalam kerohanian. Kedisiplinan secara rohani juga sangat mutlak diperlukan agar kita sanggup melawan si ‘musuh’ yaitu iblis.
Ketika kita bermalas-malasan dalam membaca Firman Tuhan, doa pribadi, mengikuti ibadah/persekutuan dan lainnya, maka kekuatan tubuh rohani kita akan melemah. Kita dapat dengan mudah dikalahkan oleh tipu daya si iblis.
Tetapi ketika kita melatih tubuh rohani kita dengan rutin dan disiplin setiap hari-nya, maka tubuh rohani kita akan semakin kuat, semakin tangguh, semakin besar dan semakin tangkas dalam menghadapi ‘lawan’ kita yaitu iblis dengan siasatnya.
Disiplin dalam beribadah akan memacu kehidupan rohani kita sehingga kita dapat menjadi prajurit Yesus yang tangguh dan kuat.
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Ibr 10:25
.
3. Ketekunan
“Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” 2 Tim 2:6
Petani selalu menjalani pekerjaannya tanpa jemu-jemu. Mulai dari menyiapkan lahan untuk bertani, kemudian membajaknya, menanami dengan bibit tanaman, mengairi lahan pertaniannya, memberi pupuk, merawat, mengusir hama yang menggangu, hingga pada akhir musim dia akan menuai hasilnya. Sebelum hasil panen dijual, sang petani akan menikmati terlebih dahulu hasil yang dia dapat. Dia layak menikmati hasil kerja kerasnya selama satu musim tersebut.
Pekerjaan yang dia lakukan ini tidak membuat dia bosan, karena dari pekerjaan inilah dia mendapatkan penghidupan bagi dirinya dan keluarganya. Dia senantiasa tekun menjalankan pekerjaannya walau ditempa dengan panas terik tiap harinya, atau bahkan hujan yang tak menentu, mungkin juga gangguan hama yang dapat merusak tanaman dan lain sebagainya. Sang petani yakin bahwa apa yang yang dikerjakannya akan membuahkan hasil pada akhirnya.
Hubungan kita dengan Tuhan yang kita bangun setiap harinya, Firman Tuhan yang kita baca tiap hari dan kita praktekkan, doa yang kita naikkan tiap hari, ibadah yang senantiasa kita ikuti baik pada hari Minggu maupun tengah minggu, semuanya itu adalah sama dengan lahan pertanian yang sedang kita olah dan kita tanami dengan tanaman, yang kemudian kita pelihara hingga akhirnya kita panen hasil buahnya.
Mungkin ada waktunya pembacaan Firman Tuhan menjadi sangat membosankan atau bahkan doa-doa yang kita panjatkan terasa tidak terdengar oleh Tuhan. Mungkin juga kita merasa sia-sia datang ke ibadah atau persekutuan.
Tetapi ketika kita tetap tekun melakukan semuanya itu, tanpa menghiraukan kejenuhan dan kelelahan yang kita rasakan, maka pada akhirnya kita akan menuai hasilnya.
Dengan tekun membina hubungan dengan Tuhan, maka kita sedang membangun kehidupan rohani yang kuat dan bertumbuh terus hingga pada akhirnya hidup kita akan menghasilkan buah pada waktunya. Hidup kita pasti akan menjadi berkat bagi orang lain. Kita akan terbentuk menjadi prajurit Tuhan yang kuat dan handal, yang siap menolong dan membantu setiap orang yang kesusahan atau sedang dalam masalah.
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 1 Kor 15:58
.
.
Menjadi prajurit Yesus yang tangguh merupakan suatu hal yang luar biasa. Kita akan sanggup mematahkan segala tipu daya si iblis, memenangkan setiap masalah yang kita hadapi dan bahkan menjadi berkat bagi banyak orang.
Dengan memfokuskan kehidupan kita kepada Tuhan, mendisiplinkan diri di hadapanNya dan tekun membina hubungan denganNya, maka kita dapat menjadi prajurit yang tangguh bagi kemuliaan nama Yesus. Haleluya!
“Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.” Yer 20:11
“Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: “Aku ini pahlawan!” ” Yoel 3:10
--
Keyakinan Memperkatakan Firman Allah Membawa Berkat
*
*
*
*
Keyakinan Memperkatakan Firman Allah Membawa Berkat“Karena menurut ucapanmu engkau dibenarkan dan menurut ucapanmu engkau akan dihukum.” Matius 12:37
Ketika kita menelusuri Alkitab dengan membacanya dari kitab Kejadian hingga Wahyu maka kita akan menemukan ada ribuan janji/ Firman Allah yang tertulis. Allah tidak hanya memberikan janji-janjiNya itu pada kita supaya kita percaya saja, tetapi supaya kita juga memperkatakan janji-janji Allah itu. Dan melalui ucapan/perkataan, kita dapat memperoleh dua hal yaitu, dibenarkan atau dihukum.
Seseorang dapat berurusan dengan hukum bukan saja karena telah melakukan suatu tindak kejahatan, tetapi oleh karena ucapannya, perkataannya yang dianggap dapat merugikan orang lain. Dalam dunia realitas beberapa kejadian kita melihat bahwa karena ucapannya, seseorang itu dapat berurusan dengan hukum, polisi, dan bahkan sampai ada yang masuk penjara. Di sisi lain, apabila ucapan seseorang itu bermakna, dapat memberi inspirasi, semangat, dan motivasi, maka orang tersebut akan dihargai, dikenal baik, dan dihormati orang. Melalui ucapan seseorang, kita dapat melihat apakah ia orang beriman atau tidak. Begitu pentingnya ucapan itu.
Markus 7:27-30 menceriterakan tentang bagaimana seorang ibu, perempuan Siro-Fenesia yang percaya. Ibu ini memiliki anak perempuan yang kerasukan roh jahat, ia datang memohon kepada Yesus supaya mengusir roh jahat itu dari anaknya. Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”. Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar Tuhan. Tetapi anjing yang dibawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak”. Kata Yesus kepada perempuan ini: “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu”. Sekalipun perkataan Yesus sangat “pedas” kepadanya, namun ibu ini tetap beriman, percaya bahwa Yesus memiliki belas kasih, dan oleh ucapan ibu ini kepada Yesus maka Yesus membalasnya dengan menyembuhkan putrinya. Melalui ucapannya, ibu ini dibenarkan dan menerima berkat dari Yesus, yaitu ia pulang ke rumah ia dapati anaknya sedang berbaring dan setan itu sudah keluar. Masih banyak contoh lain dalam Alkitab tentang hal ini.
*courtesy of PelitaHidup.com
Apakah yang saudara ucapkan dalam kehidupan sehari-hari? Apakah ucapan atau perkataan itu menyatakan tentang kegagalanmu, ketidakmampuanmu, kekecewaanmu, kemarahanmu? Boleh saja kita menyatakan hal itu, namun hal itu tidak berguna dan tidak mendatangkan berkat bagi kita. Janganlah ucapkan hal-hal yang sia-sia, karena dapat menambah masalah. Kita harus memiliki ucapan yang membangun, yang sedap didengar, ucapan yang mengundang kuasa Allah terjadi. Kita harus menjaga ucapan kita, berlatihlah setiap hari untuk mengucapkan/memperkatakan Firman Allah, sebab firman Tuhan tertulis dalam Yehezkiel 12:28 “Tidak satupun Firman-Ku akan ditunda-tunda. Apa yang Kufirmankan akan terjadi”.
.
Mengapa kita perlu memperkatakan Firman Allah itu ?
1. Sebagai bukti bahwa kita percaya pada Firman Tuhan
“Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: ”Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.” 2 Kor 4:13
Kita tidak bisa lari dari kenyataan yang ada, yang sedang terjadi, kita harus menghadapi apapun situasi kehidupan ini, entah itu masalah pribadi, masalah dalam hubungan komunikasi, rumah tangga, masalah pekerjaan/usaha, masalah pendidikan, masalah pelayanan dan lain-lain. Bagaimanapun beratnya masalah yang sedang kita hadapi, kita harus tetap percaya pada Firman Allah, akan pertolonganNya, dengan memperkatakan FirmanNya.
Jika kita belum memperoleh pertolongan Tuhan, maka kini saatnya mengubah apa yang kita perkatakan. Ucapkanlah Firman Allah dengan yakin, yang lemah berkata “Tuhan adalah kekuatan hidupku, kepadaNya hatiku percaya” (Maz 28:7). Biarlah yang takut berkata: “Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” (Maz 27:1). Biarlah yang sakit berkata: ”Oleh bilur-bilurNya aku telah sembuh” (1 Pet 2:24b). Biarlah yang rindu mendapat promosi dalam pekerjaan berkata: “Tuhan akan mengangkat aku kepala dan bukan ekor, aku akan tetap naik dan bukan turun” (Ul 28:13), dan sebagainya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ucapkanlah Firman Allah itu sesuai dengan kebutuhan saat ini. Kalau kita sungguh percaya, mulai perkatakan Firman itu, ucapkanlah dengan bersuara, baik siang dan malam, bila perlu dengan suara yang keras agar didengar oleh telingamu. Iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman Tuhan.
.
2. Supaya kita dapat bertindak hati-hati, sehingga menjadi berhasil
“Janganlah engkau lupa memperkatakan Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” Yos 1: 8
*courtesy of PelitaHidup.com
Orang percaya akan selalu menjaga ucapannya, sebab dalam mulutnya ada kuasa. Ia tidak akan sembarangan mengeluarkan kata-kata, ia berhati-hati dengan ucapannya. Dalam menyikapi setiap keadaan yang tidak diinginkan, ia selalu memiliki kata-kata yang bermakna. Ia tidak terpengaruh dengan keadaan, tidak berjalan dengan apa yang ia lihat, tetapi ia mau berjalan dengan apa yang ia percayai sampai ia melihat imannya menjadi nyata.
Sebagai contoh kita dapat melihat kehidupan Ayub. Ayub dikatakan sebagai orang saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Tetapi kemudian Ayub harus mengalami penderitaan, hartanya milik habis terbakar, anak-anaknya meninggal, penyakit barah yang harus dideritanya, isterinyapun meninggalkannya. Kadang hal itu diijinkan Tuhan terjadi untuk menguji iman kita. Namun sebelum Tuhan memulihkan keadaannnya dan bahkan Tuhan memberkatinya dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu, Ayub terlebih dahulu mencabut perkataannya.
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku, dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” Ayb 42:5-6
*courtesy of PelitaHidup.com
Berhati-hatilah akan ucapan yang keluar dari mulut kita, apabila ada suatu ucapan yang tidak sesuai dengan Firman Allah, yang telah diucapkan, maka kita harus segera mencabut perkataan tersebut, supaya tidak menimpa kita. Ambillah keputusan, ucapkan Firman Allah sesuai janjiNya, maka hal itu akan terjadi sebab firman Allah yang kita ucapkan itu mengandung kuasa sehingga mujizat dari Allah terjadi dalam kehidupan kita.
.
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang tertulis didalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Wahyu 1:3
--
Menjadi Orang Yang Dipercayakan Rahasia Allah
*
*
*
*
menjadi-orang-yang-dipercayakan-rahasia-allah“Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. ” 1 Korintus 4:1
Rasul Paulus dipakai Tuhan begitu luar biasa untuk memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia ini pada jamannya. Begitu banyak orang yang dapat mengenal Kristus melalui pelayanannya. Tetapi tidak sedikit juga yang mengincar dia untuk dianiaya, dipenjarakan atau bahkan dibunuh. Tetapi dia tetap setia dan taat melakukan panggilannya. Dia tahu bahwa adalah suatu kehormatan yang mulia ketika dia dapat memberitakan Injil kepada dunia ini.
Rasul Paulus mengerti sekali bahwa selain memberitakan injil, dia sendiri juga harus menjadi teladan bagi orang banyak. Sehingga melalui teladan hidupnya orang-orang dapat melihat bahwa dia benar-benar orang yang dipercayakan rahasia Allah. Dan melalui hidupnya banyak orang dapat diselamatkan demi kemuliaan nama Tuhan.
Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat hidup kita, maka saat itulah kita telah menjadi hamba Kristus dan tidak lagi menjadi hamba dosa. Sebagai hamba Kristus, sudah selayaknyalah kita menjalani hidup ini sesuai dengan kehendak Bapa. Sama seperti Rasul Paulus yang menegaskan bahwa orang memandang mereka sebagai hamba Kristus yang dipercayakan rahasia Allah, demikian juga orang-orang di sekeliling kita juga harus dapat memandang hidup kita sebagai hamba Kristus yang telah dipercayakan rahasia Allah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ini adalah suatu tantangan bagi setiap umat Tuhan, bukan hanya kepada gembala, penginjil dan pendeta saja. Tetapi tugas ini merupakan tugas bagi setiap umat percaya, tanpa memandang latar belakang, umur, kekayaan, status dan jabatan. Siapapun diri kita, dimanapun kita berada dan kapanpun kita ada, maka biarlah orang-orang dapat memandang hidup kita sebagai hamba Allah yang dipercayakan hikmat dan rahasia Allah yang luar biasa.
.
Apa yang harus dilakukan agar kita juga dapat menjadi orang yang dipercayakan Rahasia Allah, sehingga melalui hidup kita banyak orang akan mendapat keselamatan dan berkat yang melimpah?
1. Intim dengan Tuhan
“Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. ” Amos 3:7
*courtesy of PelitaHidup.com
Pada jaman perjanjian lama, nabi merupakan orang yang dipakai Tuhan untuk menyampaikan suaraNya. Para nabi senantiasa menjaga hubungan yang intim dengan Tuhan, sehingga mereka sangat peka akan suara Tuhan. Dan setiap rahasia Allah senantiasa Tuhan ungkapkan melalui hamba-hambanya para nabi.
Pada saat ini-pun Tuhan telah mengaruniakan Roh KudusNya bagi setiap umat yang percaya kepadaNya, sehingga melalui RohNya itulah Tuhan bisa berbicara kepada setiap umatNya.
Ketika kita melatih hidup kita dan membangun keintiman dengan Tuhan, maka kita melatih kepekaan kita untuk mendengar suara Tuhan. Tuhan akan menyampaikan segala hikmat dari surga melalui hidup kita. Tuhan akan menyingkapkan segala rahasia yang tidak pernah disampaikan sebelumnya melalui hidup kita.Bangunlah persekutuan pribadi dengan Tuhan. Saat teduh dan doa pribadi setiap hari akan membawa kita kepada rahasia-rahasia Allah yang luar biasa.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tingkatkan hubungan pribadi kita dengan Tuhan hari demi hari. Jangan hanya puas dengan tingkat hubungan kita dengan Tuhan saat ini. Jadikan Tuhan sahabat kita (Yoh 15:15). Seorang sahabat akan menceritakan segala rahasia dalam hidupnya. Tidak ada yang tertutup dalam suatu persahabatan.
.
2. Menjadi Teladan
*courtesy of PelitaHidup.com
“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” 1 Kor 9:27
Untuk menjadi teladan, Rasul Paulus sendiri harus melakukan dan mempraktekkan Firman Tuhan yang diberitakannya. Dia sendiri melatih dan mendisiplinkan hidupnya agar dapat hidup seturut dengan kehendak Bapa di surga.
Demikian juga dengan hidup kita, untuk menjadi orang yang dapat dipercayakan Rahasia Allah, kita harus melatih hidup kita; membaca, mendengar dan mempraktekkan Firman Tuhan.
Seorang olahragawan akan berlatih dengan giat agar dia memperoleh hasil yang maksimal dan berhak menyandang predikat juara. Latihan harus dilakukan setiap hari dengan penuh kedisiplinan. Latihan yang dilakukan pada awalnya akan terasa berat, tetapi pada akhirnya sang olahragawan akan menikmati hasilnya pada saat pertandingan tiba. Dia akan memperoleh kemenangan jika dia benar-benar melatih tubuhnya dengan baik.
Bukan suatu hal yang mudah bagi kita untuk dapat menjadi teladan pada jaman sekarang. Begitu banyak godaan dan kompromi yang senantiasa mencoba untuk menjauhkan hidup kita dari Tuhan.
Tetapi untuk bisa menjadi teladan dalam sikap dan perbuatan kita, perlu adanya latihan. Melalui kehidupan sehari-harilah kita bisa melatih hidup kita. Tolak semua kompromi yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dalam pekerjaan/bisnis kita. Jangan berlaku curang dalam studi, terutama pada saat ujian tiba. Berlaku jujur dalam hal keuangan, tidak menggunakan uang jika bukan wewenang/hak kita. Mengampuni orang-orang yang telah menyakiti hidup kita. Mengasihi isteri dan tunduk kepada suami bagi yang sudah berkeluarga. Setia dalam tugas dan pekerjaan yang kita jalankan walaupun itu mungkin hal yang kecil bagi kita. Hal-hal tersebut adalah sebagian dari latihan yang akan membawa kita menjadi teladan bagi orang banyak di sekeliling kita.
Dengan menjadi teladan, maka kita menjadikan diri kita orang yang dapat dipercaya. Tuhan menyingkapkan rahasiaNya kepada orang-orang yang dapat dipercaya (Dan 2:47). Semakin baik kita melatih kehidupan rohani kita, semakin besar kapasitas yang Tuhan percayakan kepada kita, semakin banyak pula rahasia-rahasia kerajaan sorga yang disingkapkan.
“Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.” 1 Kor 4:2
.
.
“Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. ” 1 Kor 2:7
--
Tantangan Yang Harus Dihadapi Untuk Menerima Berkat Tuhan
*
*
*
*
Tantangan Yang Harus Dihadapi Untuk Menerima Berkat Tuhan“22. Musa menyuruh orang Israel berangkat dari laut Tiberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. 23. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dimanai orang tempat itu Mara. 24. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: “Apakah yang akan kami minum?”. 25.Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan Tuhan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan disanalah Tuhan mencoba mereka.
26. Firman-Nya: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau”. 27. Sesudah itu sampailah mereka di Elim; disana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.” Keluaran 15: 22-27
Kisah keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, dapat menggambarkan kepada kita tentang bagaimana perjalanan kehidupan orang percaya yang harus melewati banyak tantangan untuk melihat dan menerima berkat dari Tuhan. Setiap orang percaya harus mampu menghadapi semua tantangan dalam kehidupannya. Bangsa Israel ini telah menyeberangi laut Tiberau yang dibawah pimpinan oleh Musa dengan penyertaan Tuhan.
Tatkala Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka terbelahlah air laut itu. Merekapun berjalan di tengah-tengah laut di tempat kering, sementara itu orang mesir dengan kereta kudanyapun menyusul mereka sampai ke tengah laut , tetapi setelah bangsa Israel selesai menyeberang, Musapun mengulurkan tangannnya kembali keatas laut itu maka berbaliklah segera air laut dan lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun.
Mereka melintasi laut Tiberau dengan selamat, suatu tantangan telah dapat mereka lewati. Sungguh merupakan suatu kemenangan dan sukacita besar bagi mereka. Setelah itu, mereka harus meneruskan perjalanannya dengan menghadapi tantangan lain, yang akan kita lihat berikut ini.
*courtesy of PelitaHidup.com
Bangsa Israel banyak mengalami peristiwa-peristiwa, dan menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanannya untuk mencapai tanah perjanjian, yaitu Tanah Kanan. Dari bacaan firman Tuhan di atas, tentang di Mara dan di Elim, kita dapat belajar, setidaknya ada empat perkara penting, yakni tantangan yang harus mereka hadapi untuk menerima berkat Tuhan:
.
1. Hidup Yang Penuh Teka-Teki
Setelah melewati kemenangan besar itu, dengan berhasil menyeberangi laut Tiberau, bangsa Israel diperhadapkan kepada masalah lain lagi yaitu, kelelahan dan kehausan. Tidak ada perjalanan yang mulus dan bebas hambatan, namun demikian Tuhan selalu hadir menyertai untuk memberikan pertolongan. Tiga hari lamanya mereka telah berjalan di padang gurun Syur itu dengan tidak mendapat air, ayat 22. Dengan letih mereka harus melewati padang gurun tersebut.
Tuhan mau mengajarkan kepada bangsa ini, bahwa sekalipun mereka harus melintasi padang gurun, mereka tetap dilindungi dan disertai oleh Tuhan. Tuhan inginkan agar mereka tetap percaya, sebab Tuhan yang menuntun perjalanan mereka melalui Musa. Tuhan sedang melatih mereka untuk tetap percaya dan mengandalkan Tuhan, karena padang gurun itu bukanlah tujuan akhir, tetapi melalui padang gurun, mereka harus melihat bagaimana penyertaan Tuhan yang sempurna itu. Manusia terbatas, tetapi kuasa Allah tidak terbatas.
Hidup ini penuh dengan teka-teki, maksudnya adalah sesuatu yang tidak dapat kita duga, diprediksi atau yang tidak dapat kita sangka-sangka sebelumnya. Kita tidak dapat pastikan bahwa segala sesuatu itu akan berjalan dengan lancar-lancar saja dan baik, seperti yang kita bayangkan atau harapkan. Hari ini kita boleh tertawa, tetapi siapa tahu kalau besok kita bisa menangis, dan sebaliknya. Hari ini kita beruntung, besok bisa saja kita rugi. Hari ini kita senang karena telah ditolong seorang teman, tetapi besok siapa yang tahu kalau teman juga bisa menipu kita, dan mengecewakan kita.
Dalam perjalanan hidup, kitapun kadang-kadang harus melewati yang namanya padang gurun. Namun semua keadaan itu, jangan membuat kita mudah kecewa dan putus asa, tetapi sebaliknya, jadikanlah semua pengalaman hidup kita entahkah itu baik atau buruk, untuk membuat iman kita mejadi semakin kuat dan bertumbuh dewasa. Sehingga dalam melewati semua keadaan, kitapun akhirnya dapat berkata “Kalau bukan Tuhan yang menolong, saya tidak akan dapat berjalan”.
*courtesy of PelitaHidup.com
Melalui setiap kesulitan yang telah kita alami, akan membuat kita dapat menjadi saksi bagi Tuhan. Masa sukar, masa sulit, masa yang kurang menyenangkan dapat saja selalu terjadi dalam hidup kita, dan itulah ujian-ujian bagi kita untuk menjadi lebih baik lagi.
“Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” Ayb 23:10
*courtesy of PelitaHidup.com
“Sesungguhnya Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan” Yes 48:10
Tatkala kita diuji dan masuk dalam ‘dapur kesengsaraan’ itu memang tidak enak, tidak nyaman. Tetapi justru disitulah kita harus ingat kepada Tuhan, tetap mengandalkan Dia, bahwa hanya Dia yang sanggup menolong kita. Di dalam segala kesulitan yang kita hadapi, anggaplah itu suatu didikan Tuhan bagi kita, Dia mau memurnikan kita, untuk menjadikan kita lebih baik lagi. Hendaklah kita selalu lulus dalam mengikuti ujian-ujian kehidupan ini, untuk dibawa ke tingkat yang lebih tinggi lagi, kepada pengalaman yang baru dan kepada berkat Tuhan yang baru lagi.
.
2.Tantangan Merubah Yang Pahit Menjadi Manis
Pahit adalah suatu rasa yang tidak sedap, seperti rasa empedu, tidak menyenangkan hati, menyedihkan, sebuah gambaran kesukaran dan kesusahan. Sedangkan manis adalah suatu rasa yang enak, seperti gula, madu. Manis itu menyenangkan dan indah. Tantangan orang percaya adalah merubah yang pahit menjadi manis, bukan menghindar atau lari dari kepahitan, tetapi harus mampu untuk merubahnya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Musa adalah seorang yang diperhadapkan dimana dia tidak lari atau menghindar dari situasi itu. Sampai di Mara, mereka menemukan air , tetapi air itu pahit rasanya. Musa harus bertindak merubah keadaan itu.
Gambaran kepahitan adalah bersungut-sungut. Bangsa Israel itu bersungut-sungut, “Apakah yang akan kami minum?”, ayat 24. Bagi mereka lebih baik bekerja pada orang mesir itu dengan makan kenyang daripada mati di padang gurun. Musa tidak terpengaruh oleh sungut-sungut mereka, dan juga tidak putus asa dengan keadaan yang sedang mereka hadapi. Musa menghadapi tantangan itu. Yang Musa lakukan adalah “Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis”, ayat 25a. Musa akhirnya mampu mengatasi tantangan itu, oleh pertolongan Tuhan, air yang pahit itu berubah menjadi manis dan merekapun dapat meminum air itu.
Bagaimana dengan kita ? Ketika kita diperhadapkan kepada situasi atau kondisi yang tidak menyenangkan, mungkin menyesakkan kita, mengecewakan, dan bahkan telah menyakiti kita. Apakah kita harus bersungut-sungut, menyalahkan orang lain, lari atau menghindar ?
Sebagai orang percaya kita harus berani menghadapi setiap tantangan dalam kehidupan kita, seperti Musa, ia mengambil sikap untuk berseru-seru, yaitu berdoa kepada Tuhan, meminta petunjuk, meminta pertolongan, dan meminta jalan keluar dari masalah.
“Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui” Yer 33:3
Hadapilah segala keadaan, dan majulah, jangan mundur, yaitu dengan berdoa, menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, maka pastilah Tuhan akan menjawab kita, memberikan jalan keluar dan pertolongan pada kita. Tuhan selalu mendengarkan setiap orang yang berseru kepada-Nya. Sekalipun orang memusuhi kita, menipu kita, ingatlah, bahwa Tuhan sanggup mengubah itu menjadi baik. Di dalam Tuhan ada pemulihan.
“Jikalau Tuhan berkenan dengan jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia” Ams 16:7
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” Kej 50:20a
Mampukah kita menjadi pelaku perubahan itu? Tatkala kita diperhadapkan pada kondisi yang menyakitkan, mampukah kita membuatnya menjadi sukacita? Menghadapi kemarahan seseorang mampukah kita menjadi pembawa damai? Menghadapi sakit-penyakit, atau masalah lainnya, mampukah kita untuk tetap bertahan dan bersabar untuk menerima pemulihan dari Tuhan?
Kita pasti mampu menghadapi setiap tantangan, jikalau kita berserah pada Tuhan. Setiap perubahan dapat terjadi dalam hidup kita menjadi lebih baik, karena campur tangan Tuhan.
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” Fil 4:13
.
3.Harus Berjalan Dengan Iman
Iman bukanlah suatu tindakan asal nekad melangkah, akan tetapi iman adalah tindakan yang yakin akan Firman Allah terjadi dalam hidup kita. Janganlah sandarkan iman kita pada apa yang ada pada kita, tetapi tetaplah sandarkan hidup kita kepada Firman Tuhan.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” Yer 29:11
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Ams 23: 18
Tuhan sangat tahu kalau air di Mara itu pahit rasanya, tetapi Tuhan mau lihat tindakan mereka, masihkah mereka tetap punya iman, iman kepada Tuhan. Tuhan yang telah mengadakan mujzat bagi mereka untuk menyeberangi laut Tiberau. Tidak akan dibiarkannya mereka mati karena kehausan di padang gurun itu, sebab Dia selalu punya jalan saat tiada jalan. Tindakan iman dari Musa ialah ia berseru-seru kepada Tuhan. Musa yakin bahwa pertolongan hanya datang dari Tuhan saja. Seruan Musa itu telah mampu menghidupkan kuasa Allah. Sepotong kayu yang Musa lihat itu tidak bisa mengubah air pahit itu menjadi manis. Kayu itu hanyalah media saja yang dipakai Allah.
Hal ini menggambarkan bahwa ada sebuah tindakan yang harus Musa lakukan terlebih dahulu, sebelum melihat mujizat terjadi, yaitu air pahit berubah jadi manis oleh karena kuasa Allah.
Tuhan menjaga, Tuhan memelihara dan Tuhan akan menyembuhkan kita , asalkan kita tetap percaya dan melakukan apa yang difirmankan-Nya bagi kita. Karena itu dalam segala kesedihan atau kesesakan yang kita alami dalam kehidupan kita, janganlah bersungut-sungut, jangan biarkan masalah membuat kita bersedih hati atau tawar hati, agar kita tidak menjadi lemah dan putus asa, lebih baik kita berdoa dan melakukan FirmanNya.
“Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” Ams 24:10
.
4. Hidup Dipenuhi Dengan Janji-Janji Allah
Di sana Tuhan memberikan janji-Nya kepada bangsa Israel itu. Apa yang telah dijanjikan-Nya pasti akan digenapi-Nya karena Tuhan tidak pernah mengingkari janji-Nya. Janji-Nya itu adalah ya dan amin.
“Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau” Kel 15:26
Melalui janji ini, Tuhan menghendaki supaya bangsa Israel tetap percaya kepada-Nya, dengan memegang janji Tuhan untuk menghadapi setiap tantangan ke depan. Dalam ayat 27 dicatat, sesudah itu, yaitu setelah melewati semua itu, bangsa Israelpun tibalah di Elim, di sana terdapat dua belas mata air, dan tujuh puluh pohon korma. Sekalipun harus melewati padang gurun, seharusnya bangsa Israel tetap percaya pada Tuhan, pada Janji-Nya. Akhirnya sampai juga mereka ke Elim, suatu tempat yang indah, di sini mereka menikmati berkat yang telah tersedia.
Meskipun masalah sedang melanda rumah tangga, pekerjaan, pelayanan kita dan lain-lain, kita dapat tetap teguh berdiri, karena kita memiliki janji-janji Allah dalam hidup kita. Janji-janji Allah itu merupakan sebuah tujuan yang harus kita capai. Mengapa kita saat ini dapat tersenyum, meskipun masalah ada, kita tak perlu harus cemas, khawatir, takut, dan gelisah akan segala sesuatu?
Jawabannya adalah karena orang percaya memiliki kepastian tentang janji-janji Allah dalam hidupnya. Kita tetap kuat, tegar dan sabar karena janji-janji yang telah diberikan-Nya bagi kita. Karena janji-janji Allah itulah yang memberi kita kekuatan, pemulihan, kesembuhan, sukacita, damai sejahtera, kesempatan, masa depan yang penuh harapan, dan keselamatan. Oleh karena itu maka, kita dapat tetap melangkah dengan pasti dalam kehidupan ini.
* Adakah janji-janji Allah yang telah saudara terima ? Jika ya, Puji Tuhan, peganglah janji itu, dan tetaplah percaya pada janji-Nya itu. Janji-Nya itu akan muncul seperti fajar pagi hari.
* Jika saudara belum menerima janji Tuhan dalam hidupmu, berdoalah sekarang, dan biarlah tuntunan Roh Kudus membimbingmu dalam membaca Firman Tuhan, untuk memukan janjiNya itu bagimu, sesuai dengan kebutuhanmu saat ini.
Penuhilah hidup kita dengan janji-janji Allah. Daud dalam masa kesusahannya, telah mengalami kekuatan karena ada janji-janji Tuhan.
“Hidupkanlah aku sesuai dengan janjiMu. Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku. Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang dapat banyak jarahan”, Maz 119:154b,50 dan 162.
Firman Tuhan itu akan mendatangkan penghiburan, harapan dan kekuatan bagi setiap orang yang percaya, ketika sedang mengalami kesusahan. Sebab Firman Tuhan itu hidup dan aktif oleh kuasa Allah untuk memulihkan setiap orang yang percaya kepada Firman-Nya.
Meskipun hidup ini susah diprediksi dan banyak tantangannya, tetaplah beriman dan melakukan Firman Tuhan, serta penuhi hidup kita dengan janji-janji Tuhan. Apa yang difirmankan-Nya pasti digenapinya dalam hidup kita. Percayalah. Tuhan memberkati saudara.
.
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat”. Wahyu 1:3
--
3 Rahasia Menjadi Prajurit Yesus Yang Tangguh
*
*
*
*
3 Rahasia Menjadi Prajurit Yesus Yang Tangguh“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.” 2 Timotius 2:3
Menjadi pengikut Kristus merupakan suatu panggilan yang begitu indah, karena kita tidak hanya menjadi jemaatNya yang hadir setiap ibadah hari Minggu saja, tetapi kita juga dipersiapkan untuk menjadi prajurit Yesus yang tangguh untuk menghadapi berbagai macam peperangan rohani dalam kehidupan kita.
Dalam Efesus 6:12 jelas sekali dikatakan bahwa hidup kita tidak hanya hidup secara jasmani saja (darah dan daging) tetapi hidup secara rohani dimana ada roh-roh jahat yang harus dilawan dan dipatahkan pekerjaannya yaitu dengan kuasa darah Yesus. Iblis selalu menjalankan siasat jahatnya melalui berbagai macam masalah dan cobaan bahkan melalui kenikmatan dunia untuk dapat menjatuhkan umat Tuhan. Tanpa ada perlawanan dari umat Tuhan, maka umatNya akan terseret jatuh dalam dosa.
*courtesy of PelitaHidup.com
Oleh karena itu kita harus menjadi prajurit Yesus yang tangguh agar dapat memenangkan pertempuran rohani ini. Tentunya ada harga yang harus dibayar untuk menjadi prajurit yang tangguh. Harus ada usaha yang kuat dan tindakan yang harus kita jalankan agar dapat menjadi prajurit yang baik.
Berikut 3 rahasia untuk menjadi prajurit Yesus yang tangguh:
1. Fokus Kepada Tuhan
“Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” 2 Tim 2:4
Prajurit yang berjuang memfokuskan dirinya kepada peperangan yang sedang dihadapinya. Dia tidak boleh kehilangan fokus pada saat peperangan, karena begitu kehilangan fokus sesaat saja, maka dia bisa kehilangan nyawanya dan merugikan seluruh pasukan. Apa yang diperintahkan oleh komandannya akan dijalankannya dengan sepenuh hati tanpa pertanyaan ataupun keraguan sedikitpun. Prajurit akan fokus kepada perintah dan misi yang sedang dijalankan hingga misi itu dapat berhasil.
*courtesy of PelitaHidup.com
Demikian juga dengan kehidupan rohani kita, kita harus bisa memfokuskan diri kita kepada Tuhan dengan menyingkirkan segala keraguan, ketakutan, kekuatiran dan segala pertanyaan yang muncul dalam diri kita. Tuhan kita adalah komandan yang tahu persis tujuan dari perintah yang diberikan kepada kita. Dia tidak akan menjerumuskan kita dengan perintah-perintah yang diberikanNya bagi kita.
Ketika kita fokus untuk melakukan segala perintahNya dan percaya kepadaNya dengan segenap hati kita, maka kita akan dapat menyelesaikan ‘misi’ yang Tuhan sedang berikan bagi kita. Kita dapat menyelesaikan segala masalah yang kita hadapi.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika kita mulai kuatir dengan kebenaran dari FirmanNya dan segala janji Tuhan bagi kita, maka musuh (si iblis) akan dapat dengan mudah mengalahkan kita dengan berbagai masalah yang menekan kita, sehingga kita tidak bisa mendapat jalan keluar dari masalah yang kita hadapi.
Hiduplah dalam kebenaran dan berkenan kepada Tuhan, maka kita akan menjadi prajurit yang baik di hadapanNya.
“Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.” Maz 26:3
*courtesy of PelitaHidup.com
.
2. Disiplin
“Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” 2 Tim 2:5
Olahragawan tidak akan memperoleh mahkota sebagai juara jika dia tidak berlatih dengan sungguh-sungguh. Jika dia bermalas-malasan dalam berlatih, hari ini berlatih, besok tidak berlatih, kemudian hari berikutnya berlatih dan hari berikutnya lagi tidak berlatih, maka dia tidak akan menjadi juara. Tingkat kompetisi dalam suatu perlombaan/pertandingan/kejuaraan sangatlah tinggi. Semakin bergengsi suatu event pertandingan, maka semakin tinggi pula tingkat kompetisi yang ada. Dan tentunya intensitas latihan yang harus dilakukan juga harus lebih tinggi lagi. Untuk itu diperlukan yang disebut dengan kedisiplinan.
Kedisiplinan dalam berlatih akan memacu keterampilan dan kekuatan sang olahragawan sehingga dapat bersaing dengan ketat pada saat pertandingan. Kedisiplinan dalam berlatih juga akan meningkatkan stamina dalam bertanding.
Hal ini serupa dalam kerohanian. Kedisiplinan secara rohani juga sangat mutlak diperlukan agar kita sanggup melawan si ‘musuh’ yaitu iblis.
Ketika kita bermalas-malasan dalam membaca Firman Tuhan, doa pribadi, mengikuti ibadah/persekutuan dan lainnya, maka kekuatan tubuh rohani kita akan melemah. Kita dapat dengan mudah dikalahkan oleh tipu daya si iblis.
Tetapi ketika kita melatih tubuh rohani kita dengan rutin dan disiplin setiap hari-nya, maka tubuh rohani kita akan semakin kuat, semakin tangguh, semakin besar dan semakin tangkas dalam menghadapi ‘lawan’ kita yaitu iblis dengan siasatnya.
Disiplin dalam beribadah akan memacu kehidupan rohani kita sehingga kita dapat menjadi prajurit Yesus yang tangguh dan kuat.
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Ibr 10:25
.
3. Ketekunan
“Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” 2 Tim 2:6
Petani selalu menjalani pekerjaannya tanpa jemu-jemu. Mulai dari menyiapkan lahan untuk bertani, kemudian membajaknya, menanami dengan bibit tanaman, mengairi lahan pertaniannya, memberi pupuk, merawat, mengusir hama yang menggangu, hingga pada akhir musim dia akan menuai hasilnya. Sebelum hasil panen dijual, sang petani akan menikmati terlebih dahulu hasil yang dia dapat. Dia layak menikmati hasil kerja kerasnya selama satu musim tersebut.
Pekerjaan yang dia lakukan ini tidak membuat dia bosan, karena dari pekerjaan inilah dia mendapatkan penghidupan bagi dirinya dan keluarganya. Dia senantiasa tekun menjalankan pekerjaannya walau ditempa dengan panas terik tiap harinya, atau bahkan hujan yang tak menentu, mungkin juga gangguan hama yang dapat merusak tanaman dan lain sebagainya. Sang petani yakin bahwa apa yang yang dikerjakannya akan membuahkan hasil pada akhirnya.
Hubungan kita dengan Tuhan yang kita bangun setiap harinya, Firman Tuhan yang kita baca tiap hari dan kita praktekkan, doa yang kita naikkan tiap hari, ibadah yang senantiasa kita ikuti baik pada hari Minggu maupun tengah minggu, semuanya itu adalah sama dengan lahan pertanian yang sedang kita olah dan kita tanami dengan tanaman, yang kemudian kita pelihara hingga akhirnya kita panen hasil buahnya.
Mungkin ada waktunya pembacaan Firman Tuhan menjadi sangat membosankan atau bahkan doa-doa yang kita panjatkan terasa tidak terdengar oleh Tuhan. Mungkin juga kita merasa sia-sia datang ke ibadah atau persekutuan.
Tetapi ketika kita tetap tekun melakukan semuanya itu, tanpa menghiraukan kejenuhan dan kelelahan yang kita rasakan, maka pada akhirnya kita akan menuai hasilnya.
Dengan tekun membina hubungan dengan Tuhan, maka kita sedang membangun kehidupan rohani yang kuat dan bertumbuh terus hingga pada akhirnya hidup kita akan menghasilkan buah pada waktunya. Hidup kita pasti akan menjadi berkat bagi orang lain. Kita akan terbentuk menjadi prajurit Tuhan yang kuat dan handal, yang siap menolong dan membantu setiap orang yang kesusahan atau sedang dalam masalah.
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 1 Kor 15:58
.
.
Menjadi prajurit Yesus yang tangguh merupakan suatu hal yang luar biasa. Kita akan sanggup mematahkan segala tipu daya si iblis, memenangkan setiap masalah yang kita hadapi dan bahkan menjadi berkat bagi banyak orang.
Dengan memfokuskan kehidupan kita kepada Tuhan, mendisiplinkan diri di hadapanNya dan tekun membina hubungan denganNya, maka kita dapat menjadi prajurit yang tangguh bagi kemuliaan nama Yesus. Haleluya!
“Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.” Yer 20:11
“Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: “Aku ini pahlawan!” ” Yoel 3:10
--
Percayalah Bahwa Tuhan Yang Kita Sembah Adalah Tuhan Yang Hidup!
*
*
*
*
Percayalah Bahwa Tuhan Yang Kita Sembah Adalah Tuhan Yang Hidup“Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: “Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali.” ” 1 Raja-raja 18:36-37
Kisah ini dimulai pada saat Elia memperlihatkan dirinya kepada Raja Ahab yang dikenal sebagai Raja Israel yang menyimpang dari jalan Tuhan. Elia meminta Raja Ahab untuk mengumpulkan seluruh bangsa Israel di gunung Karmel, untuk menyatakan bahwa Tuhan yang Elia sembah, Dialah yang harus diikuti. Pada masa itu bangsa Israel telah menyimpang dari jalan Tuhan dengan menyembah dewa-dewa Baal. Ahab juga mengumpulkan nabi-nabi Baal ke tempat itu, sebanyak empat ratus lima puluh orang.
*courtesy of PelitaHidup.com
Setelah semua berkumpul, Elia menantang nabi-nabi Baal untuk memanggil allah mereka, sedangkan Elia akan memanggil Tuhan Allahnya.
“Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!” Seluruh rakyat menyahut, katanya: “Baiklah demikian!” ” 1 Raja-raja 18:24
Ketika para nabi Baal berusaha melakukan ritualnya untuk memanggil allah mereka, mereka tidak mendapat jawaban apapun. Bahkan sampai mereka menyiksa tubuh mereka, tidak ada satupun jawaban dari allah mereka (1 Raj 18:28-29).
Kemudian giliran Elia tiba, dia tahu bahwa dia hanya dapat mengandalkan Tuhannya. Bangsa Israel bahkan pada saat itu telah mengikuti nabi-nabi Baal, sehingga tentunya mereka tidak yakin apakah Tuhannya Elia akan datang menjawab panggilannya.
Tetapi dengan hati yang teguh, Elia membuat sebuah mezbah. Dan setelah selesai, ia berseru memanggil Tuhan Allahnya. Apa yang kemudian terjadi?
*courtesy of PelitaHidup.com
“Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!” ” 1 Raja-raja 18:38-39
Hal yang sama terjadi dalam hidup kita sebagai umatNya. Ketika kita ada dalam satu persimpangan jalan dan memerlukan jawaban, janganlah kita mencari jawaban dari manusia, yang belum tentu sesuai dengan kehendak Tuhan. Bahkan Firman Tuhan mengajarkan kita untuk tidak mengandalkan manusia dan kekuatannya (Yer 17:5-6).
*courtesy of PelitaHidup.com
Jawaban yang kita peroleh dari hikmat dunia ini bahkan bisa membawa kita kepada kehancuran. Tidak ada jawaban lain yang bisa kita andalkan selain jawaban dari Yesus.
Tapi seringkali kita justru mempertanyakan kuasa Tuhan, apakah benar Tuhan akan memberi jawaban bagi kita, apakah benar matanya sedang tertuju kepada masalah kita, apakah benar Dia akan menolong kita tepat pada waktunya, sebagaimana Tuhan menjawab Elia tepat pada waktunya.
Kita harus tahu bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup. Dia tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri. Dia tidak akan membiarkan umatNya jatuh sampai tergeletak.
*courtesy of PelitaHidup.com
“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” Mazmur 37:23-24
Dan Tuhan tidak pernah berhutang. Ketika Dia berfirman dan berjanji untuk menolong kita, maka kita harus benar-benar percaya bahwa Dia pasti menolong kita. Kita harus singkirkan segala keraguan, ketakutan dan kekuatiran yang melanda pikiran kita.
Rencana Tuhan adalah rencana yang sempurna. Dan ketika kita benar-benar berserah dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya dalam hidup kita, maka kita akan melihat campur tangan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Kita akan melihat bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup, yang benar-benar nyata dalam kehidupan kita.
Ada saat-saat di mana kita merasa sendiri dan merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita. Hal itupun juga dialami oleh nabi Elia. Tetapi kita dapat melihat bahwa Tuhan tidak tinggal diam atas masalah yang dihadapi Elia. Tuhan tidak membiarkan Elia dipermalukan dihadapan ratusan nabi-nabi Baal dan seluruh bangsa Israel. Tuhan benar-benar membela Elia. Dan Tuhan yang samapun juga akan membela kita sebagai umatNya. Dia tidak akan meninggalkan dan mempermalukan kita. Dia Allah yang hidup!
Percayalah bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup. Dan serahkan segenap hidup kita ke dalam tanganNya, maka Dia akan berperkara dalam hidup kita, menyatakan kuasa mujizatNya dalam setiap permasalahan maupun pergumulan kita. Haleluya!
.
“Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat. ” Mazmur 37:25-26
--
Pembelaan Tuhan Atas UmatNya
*
*
*
*
Pembelaan Tuhan Atas Umatnya“Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Yosua 1:5
Bacaan Alkitab : 2 Samuel 5:6-10
(6) Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: “Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari. (7) Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. (8) Daud telah berkata pada waktu itu: “Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta.” Sebab itu orang berkata: “Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait.” (9) Dan Daud menetap di kubu pertahanan itu dan menamainya: Kota Daud. Ia memperkuatnya sekelilingnya, mulai dari Milo ke bagian dalam. (10) Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya.
Betapa Allah yang kita sembah di dalam nama Tuhan Yesus adalah Allah yang sangat hebat, dahsyat dan perkasa. Musa memperkatakan kedahsyatan Tuhan, karena ia sudah merasakannya, Ulangan 3:24 Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau? Perbuatan Allah sangat tidak ada yang dapat menandingi.
*courtesy of PelitaHidup.com
Sampai Pauluspun menulisnya di dalam Roma 8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Jika di katakan tidak ada seorangpun yang bertahan menghadapi kita, itu bukan karena kekuatan kita, perhatikan Zakaria 4:6 Maka berbicaralah ia, katanya: “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. Semua hanya karena Tuhan ada bersama dengan kita.”
Pada saat orang Yebus mengatakan bahwa Daud tidak mungkin dapat mengalahkan mereka, Daud tidak mungkin dapat masuk kepada pertahanan mereka yang kuat. Namun ketika Allah di pihak kita, Allah akan menerobos dan melakukan segalanya buat kita, untuk kemuliaan namaNya! Jika kita lihat kuasa Daud yang semakin lama semakin besar, semua hanya karena Tuhan. Bukan karena kekuatan dan kepintaran Daud. Perhatikan yang dikatakan Daud I Samuel 17:47 dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.”
Ketika Yosua harus memikul tanggung jawab menggantikan Musa, Tuhan katakan bahwa Dia sendiri yang akan menyertai Yosua sama seperti ketika Allah menyertai Musa, bahwa kemana ia pergi selama bersama dengan Tuhan, dan Tuhan membuktikan bahwa Dia yang membuat Yosua senantiasa meraih kemenangan demi kemenangan. Apakah Anda takut untuk memikul tanggung jawab yang Tuhan berikan ? Ingat apa yang Tuhan lakukan terhadap Musa, ia lakukan juga terhadap Yosua, ketika Anda mau dan mempercayainya, Tuhan juga akan melakukan hal yang sama kepada Anda. Baca dan simak baik baik Keluaran 34:10, Firman-Nya: “Sungguh, Aku mengadakan suatu perjanjian. Di depan seluruh bangsamu ini akan Kulakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib, seperti yang belum pernah dijadikan di seluruh bumi di antara segala bangsa; seluruh bangsa, yang di tengah-tengahnya engkau diam, akan melihat perbuatan TUHAN, sebab apa yang akan Kulakukan dengan engkau, sungguh-sungguh dahsyat.
Apakah Anda sedang dilema? Atau apakah Anda sedang merasakan kekuatiran menghadapi problema? Satu kunci sebagai jawaban dalam hidup kita, jadikan Tuhan menjadi Tuhan yang sesungguhnya. Kita sering menjadikan Tuhan hanya sekedar Tuhan, tanpa memberikan Hak kepadaNya untuk mengatur hidup kita dan menjadi raja. Kita sering membiarkan hati kita, pandangan kita kepada ilah ilah lain. Jangan pernah Anda melangkah sendirian. Buat Allah selalu hadir dalam setiap hal yang Anda lakukan. Ingat, ketika Allah menyertai, Dia tidak pernah membuat diri Anda bergumul sendirian, bahkan Dia yang akan melakukan segala sesuatunya buat Anda yang sungguh sungguh dahsyat. Gbu.
.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kuasa Allah sangat teramat sempurna.
Ketika Anda mendekat dan melekat padaNya, maka betapapun besarnya masalah Anda, seberapa hebatnya ‘musuh’ Anda, Dia akan membuat setiap ‘musuh’ Anda menjadi tumpuan kaki Anda.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ingat selama Tuhan beserta Anda, tidak ada ‘musuh’ yang dapat bertahan menghadapi Anda.
--
Menjadi Orang Yang Dipercayakan Rahasia Allah
*
*
*
*
menjadi-orang-yang-dipercayakan-rahasia-allah“Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. ” 1 Korintus 4:1
Rasul Paulus dipakai Tuhan begitu luar biasa untuk memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia ini pada jamannya. Begitu banyak orang yang dapat mengenal Kristus melalui pelayanannya. Tetapi tidak sedikit juga yang mengincar dia untuk dianiaya, dipenjarakan atau bahkan dibunuh. Tetapi dia tetap setia dan taat melakukan panggilannya. Dia tahu bahwa adalah suatu kehormatan yang mulia ketika dia dapat memberitakan Injil kepada dunia ini.
Rasul Paulus mengerti sekali bahwa selain memberitakan injil, dia sendiri juga harus menjadi teladan bagi orang banyak. Sehingga melalui teladan hidupnya orang-orang dapat melihat bahwa dia benar-benar orang yang dipercayakan rahasia Allah. Dan melalui hidupnya banyak orang dapat diselamatkan demi kemuliaan nama Tuhan.
Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat hidup kita, maka saat itulah kita telah menjadi hamba Kristus dan tidak lagi menjadi hamba dosa. Sebagai hamba Kristus, sudah selayaknyalah kita menjalani hidup ini sesuai dengan kehendak Bapa. Sama seperti Rasul Paulus yang menegaskan bahwa orang memandang mereka sebagai hamba Kristus yang dipercayakan rahasia Allah, demikian juga orang-orang di sekeliling kita juga harus dapat memandang hidup kita sebagai hamba Kristus yang telah dipercayakan rahasia Allah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ini adalah suatu tantangan bagi setiap umat Tuhan, bukan hanya kepada gembala, penginjil dan pendeta saja. Tetapi tugas ini merupakan tugas bagi setiap umat percaya, tanpa memandang latar belakang, umur, kekayaan, status dan jabatan. Siapapun diri kita, dimanapun kita berada dan kapanpun kita ada, maka biarlah orang-orang dapat memandang hidup kita sebagai hamba Allah yang dipercayakan hikmat dan rahasia Allah yang luar biasa.
.
Apa yang harus dilakukan agar kita juga dapat menjadi orang yang dipercayakan Rahasia Allah, sehingga melalui hidup kita banyak orang akan mendapat keselamatan dan berkat yang melimpah?
1. Intim dengan Tuhan
“Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. ” Amos 3:7
*courtesy of PelitaHidup.com
Pada jaman perjanjian lama, nabi merupakan orang yang dipakai Tuhan untuk menyampaikan suaraNya. Para nabi senantiasa menjaga hubungan yang intim dengan Tuhan, sehingga mereka sangat peka akan suara Tuhan. Dan setiap rahasia Allah senantiasa Tuhan ungkapkan melalui hamba-hambanya para nabi.
Pada saat ini-pun Tuhan telah mengaruniakan Roh KudusNya bagi setiap umat yang percaya kepadaNya, sehingga melalui RohNya itulah Tuhan bisa berbicara kepada setiap umatNya.
Ketika kita melatih hidup kita dan membangun keintiman dengan Tuhan, maka kita melatih kepekaan kita untuk mendengar suara Tuhan. Tuhan akan menyampaikan segala hikmat dari surga melalui hidup kita. Tuhan akan menyingkapkan segala rahasia yang tidak pernah disampaikan sebelumnya melalui hidup kita.Bangunlah persekutuan pribadi dengan Tuhan. Saat teduh dan doa pribadi setiap hari akan membawa kita kepada rahasia-rahasia Allah yang luar biasa.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tingkatkan hubungan pribadi kita dengan Tuhan hari demi hari. Jangan hanya puas dengan tingkat hubungan kita dengan Tuhan saat ini. Jadikan Tuhan sahabat kita (Yoh 15:15). Seorang sahabat akan menceritakan segala rahasia dalam hidupnya. Tidak ada yang tertutup dalam suatu persahabatan.
.
2. Menjadi Teladan
*courtesy of PelitaHidup.com
“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” 1 Kor 9:27
Untuk menjadi teladan, Rasul Paulus sendiri harus melakukan dan mempraktekkan Firman Tuhan yang diberitakannya. Dia sendiri melatih dan mendisiplinkan hidupnya agar dapat hidup seturut dengan kehendak Bapa di surga.
Demikian juga dengan hidup kita, untuk menjadi orang yang dapat dipercayakan Rahasia Allah, kita harus melatih hidup kita; membaca, mendengar dan mempraktekkan Firman Tuhan.
Seorang olahragawan akan berlatih dengan giat agar dia memperoleh hasil yang maksimal dan berhak menyandang predikat juara. Latihan harus dilakukan setiap hari dengan penuh kedisiplinan. Latihan yang dilakukan pada awalnya akan terasa berat, tetapi pada akhirnya sang olahragawan akan menikmati hasilnya pada saat pertandingan tiba. Dia akan memperoleh kemenangan jika dia benar-benar melatih tubuhnya dengan baik.
Bukan suatu hal yang mudah bagi kita untuk dapat menjadi teladan pada jaman sekarang. Begitu banyak godaan dan kompromi yang senantiasa mencoba untuk menjauhkan hidup kita dari Tuhan.
Tetapi untuk bisa menjadi teladan dalam sikap dan perbuatan kita, perlu adanya latihan. Melalui kehidupan sehari-harilah kita bisa melatih hidup kita. Tolak semua kompromi yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dalam pekerjaan/bisnis kita. Jangan berlaku curang dalam studi, terutama pada saat ujian tiba. Berlaku jujur dalam hal keuangan, tidak menggunakan uang jika bukan wewenang/hak kita. Mengampuni orang-orang yang telah menyakiti hidup kita. Mengasihi isteri dan tunduk kepada suami bagi yang sudah berkeluarga. Setia dalam tugas dan pekerjaan yang kita jalankan walaupun itu mungkin hal yang kecil bagi kita. Hal-hal tersebut adalah sebagian dari latihan yang akan membawa kita menjadi teladan bagi orang banyak di sekeliling kita.
Dengan menjadi teladan, maka kita menjadikan diri kita orang yang dapat dipercaya. Tuhan menyingkapkan rahasiaNya kepada orang-orang yang dapat dipercaya (Dan 2:47). Semakin baik kita melatih kehidupan rohani kita, semakin besar kapasitas yang Tuhan percayakan kepada kita, semakin banyak pula rahasia-rahasia kerajaan sorga yang disingkapkan.
“Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.” 1 Kor 4:2
.
.
“Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. ” 1 Kor 2:7
--
Percaya Saja: Sikap Yang Tuhan Minta
*
*
*
*
Percaya Saja: Sikap Yang Tuhan MintaYesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. Matius 21:21
Bacaan Alkitab : Markus 9:19-23
(19) Maka kata Yesus kepada mereka: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” (20) Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. (21) Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya: “Sejak masa kecilnya. (22) Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” (23) Jawab Yesus: “Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”
Dalam minggu ini Tuhan terus berbicara kepada saya mengenai pemulihan yang Dia akan lakukan terhadap kehidupan setiap orang, entah itu berbicara mengenai hati yang luka, berbicara tentang sakit penyakit yang sangat parah, berbicara mengenai retaknya hubungan keluarga, ekonomi rumah tangga yang parah, dan lain lainnnya. Seperti yang Dia janjikan dalam FirmanNya dalam Yohanes 10:10b, Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan datang membawa kehidupan, yang tadinya tidak mempunyai harapan akan mempunyai pengharapan. Roma 15:13 Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. Yang mencari sesuatu untuk kepuasan batiniah yang paling dalam, yang haus akan hal yang paling dalam dihidupnya akan di segarkan. Yohanes 4:13-14 Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
Bagi mereka yang terluka dan sakit, Tuhan akan beri kesembuhan yang sempurna. Yeremia 33:6 Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.
Jika Tuhan sudah menyiapkan segala-galanya buat kita, lalu apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan semua itu? Perhatikankisah bacaan ALkitab di atas : Ketika orang orang tidak percaya, Tuhan mengatakan sampai berapa lama lagi pembuktian yang harus angkatan tersebut alami agar dapat percaya? Dalam kesempatan lain Tuhan mengatakan bahwa orang yang tidak dapat percaya adalah orang yang sesat. Matius 17:17a, Maka kata Yesus: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?
Tuhan datang kepada kita bukan untuk melihat apakah kesusahan kita berat, apakah sakit penyakit yang anda derita sangat parah, atau apakah luka hati yang Anda derita sangat dalam. Tuhan tidak meminta kita untuk berusaha mencari jalan keluar dengan kekuatan kita, atau meminta pertolongan kepada orang lain, atau juga dalam perkataan kita katakan berserah pada Tuhan, namun sebenarnya kita pasrah pada “nasib”.
Ingat Tuhan datang kepada kita, hanya meminta kepada kita untuk kita : PERCAYA saja. Hanya dengan mempercayai semua kehidupan kita pada Tuhan, maka sesuai dengan FirmanNya, pasti Anda akan mendapat kan kehidupan, dan pemulihan yang berkelimpahan. (Gbu)
*courtesy of PelitaHidup.com
HARI INI MARI KITA MULAI UNTUK BELAJAR
MEMPERCAYAI TUHAN SEPENUHNYA DALAM
PIKIRAN, PERKATAAN DAN PERBUATAN
UNTUK MENGALAMI PEMULIHAN YANG BERKELIMPAHAN
JANGAN PERNAH BERSANDAR PADA PENGERTIAN ANDA
Mazmur 9:11 Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.
*courtesy of PelitaHidup.com
Mazmur 27:13 Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!
Mazmur 146:3 Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.
--
Karunia Mengetahui Rahasia Kerajaan Sorga-Bag.2
*
*
*
*
karunia-untuk-mengetahui-rahasia-kerajaan-sorga-bag2(…Sambungan)
2. MENDENGAR
Ketika tabir Bait Allah terbelah dua, di saat itulah pintu komunikasi dengan Allah kita terbuka. Kita mendapat anugerah yang besar, yaitu dapat langsung berkomunikasi dengan Allah Bapa. Kita bisa langsung mendengar suaraNya. Bahkan dengan berbagai cara Dia menyampaikan firmanNya.
Tentunya tidak boleh kita lupakan bahwa sumber utama suara Tuhan adalah melalui firmanNya. Ada dua hal yang cukup penting agar kita dapat mendengar suaraNya lebih jelas lagi:
a. Suara Tuhan mungkin hampir tidak terdengar bagi sebagian orang. Hal ini dikarenakan kurangnya persekutuan dengan Tuhan.
Bagaikan sebuah radio yang harus mempunyai frekuensi yg tepat untuk mendengar siaran tertentu. Demikian juga kita harus menyetel “frekuensi” kita agar bisa mendengar suaraNya.
Masuk dalam perenungan firmanNya, masuk dalam saat teduh pribadi. Dalam kitab Mazmur terdapat kata “Sela “ sebanyak 71 kali. Kata ini mengandung arti “perenungan”. Dengan banyak membaca dan merenungkan firman Tuhan, kita melatih telinga rohani kita untuk dapat mendengar suara Tuhan dengan jelas.
b. Kapasitas kita harus semakin bertambah.
Kita harus terus bertumbuh secara rohani agar semakin banyak rahasiaNya yang disingkapkan bagi kita.
Jangan menjadi bergantung hanya kepada hamba Tuhan saja (misal untuk hal-hal yang sebenarnya bisa dilakukan sendiri), karena Tuhan mau setiap pribadi dapat bertumbuh di dalam Dia.
Dalam kitab 2 Raja-raja 4:3-6 terdapat kisah tentang minyak seorang janda. Janda tersebut mengalami mujizat dimana minyak yang dituangkannya tidak habis-habis. Ketika persediaan bejananya sudah terisi semua, barulah minyak tersebut berhenti mengalir.
Dari kisah ini kita melihat bahwa harus ada cukup banyak bejana kosong agar minyak dapat tercurah terus.
Tuhan Allah kita MAHA Besar. Dia rindu memberikan anugerahNya lebih lagi bagi kita. Sekarang tinggal kita sendiri, apakah kapasitas yang kita miliki cukup besar seperti bejana tadi, sehingga kita dapat menerima lebih banyak lagi dari Tuhan.
Dengan banyak membaca firmanNya, membaca buku-buku rohani, ikut pelajaran Alkitab, mendengarkan kaset-kaset khotbah, mencari referensi-referensi lainnya seperti kamus, konkordansi, Alkitab versi lain seperti King James Version, dan lain-lain, maka kita melatih diri kita untuk dapat lebih peka lagi mendengar suaraNya.
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti (1Kor 1:27-28).
Juga benar apa yang dikatakan: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya; karena kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga. Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
--
Keuangan Yang Sehat
*
*
*
*
Keuangan Yang Sehat“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya” Lukas 14-28-30
Menghadapi kenaikan harga barang setelah harga BBM naik menyebabkan kita harus berpikir ekstra dalam mengatur keuangan, baik itu untuk pribadi, keluarga, bahkan dalam wadah yang lebih besar lagi. Besar pasak daripada tiang merupakan hal yang harus dihindari. Jangan sampai pengeluaran lebih besar dibanding pemasukan. Jika hal ini terjadi, maka peluang untuk berhutang akan terbuka. Semakin banyak hutang, maka keuangan akan semakin berantakan.
Firman Tuhan mengajarkan agar kita tidak berhutang (Rom 13:8), bahkan dalam kitab Lukas kita diajarkan untuk membuat perincian anggaran keuangan kita. Ini diperlukan agar seluruh kebutuhan hidup kita, misal untuk kebutuhan selama satu bulan, dapat terpenuhi semuanya.
Beberapa hal yang perlu diingat dan dilakukan :
1. Berdoa dan mengucap syukur untuk berkat yang sudah Tuhan berikan (Mar 6:41).
Sebesar atau sekecil apapun berkat yang kita terima patut disyukuri.
2. Kembalikan persepuluhan, karena ini adalah milik Tuhan (Mal 3:10-11)
Belajar memprioritaskan persepuluhan ketika kita menerima berkat dariNya.
3. Belajar untuk memberi (Luk 6:38)
Memberi adalah salah satu kunci berkat. Jadilah saluran berkat bagi orang lain juga.
Berikut beberapa tips untuk mengatur keuangan Anda :
1. Buat anggaran kebutuhan
Buatlah anggaran semua kebutuhan Anda untuk periode 1 minggu atau 1 bulan (sesuaikan dengan periode pemasukan/gaji Anda). Jangan membuat anggaran yang melebihi dari pemasukan, supaya tidak besar pasak dari tiang.
2. Pangkas setiap pengeluaran yang tidak perlu
Setiap pengeluaran yang dilakukan harus sesuai dengan anggaran yang dibuat. Jangan membuat pengeluaran di luar anggaran Anda.
Ingat bahwa kebutuhan berbeda dengan keinginan. Kita harus belajar untuk mengesampingkan keinginan dahulu agar keuangan kita dapat dipulihkan. Anda akan tetap hidup jika keinginan tidak terpenuhi. Akan ada waktunya dimana keinginan Anda akan diberikan oleh Tuhan.
3. Catat setiap pengeluaran
Ini mungkin hal yang sepele. Tetapi ketika hal ini dilakukan, maka kita dapat memantau setiap sen dari pengeluaran kita. Akan banyak hal-hal yang tidak kita sadari dapat terungkap melalui catatan tersebut. Seringkali ditemukan bahwa ternyata pengeluaran yang kecil-kecil dapat menghabiskan anggaran kita.
4. Evaluasi pengeluaran
Lakukan evaluasi tiap akhir bulan untuk pengeluaran-pengeluaran yang telah dilakukan. Ada beberapa pengeluaran yang tidak penting yang dapat kita pangkas, misal jalan-jalan atau rekreasi, cukup satu kali dalam sebulan, jangan berlebihan.
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar” Luk 16:10a. Marilah kita belajar untuk menjadi orang yang dapat dipercaya oleh Tuhan. Setiap harta kekayaan yang kita miliki adalah titipan Tuhan bagi kita, dan Dia ingin agar kita dapat mengelolanya dengan baik. Jika kita setia, maka Tuhan akan senantiasa mempercayakan perkara yang jauh lebih besar lagi.
--
Kunci Pintu Berkat
*
*
*
*
Kunci Pintu Berkat“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Lukas 6:38
Dengan semakin naiknya harga kebutuhan pokok di pasaran, maka manusia semakin mengatur keuangan dengan sebaik mungkin. Pengeluaran-pengeluaran yang dirasa tidak terlalu penting, dipangkas. Sebisa mungkin mereka tidak melakukan pemborosan dengan hal-hal yang tidak penting. Prinsip memberi menjadi suatu hal yang dilupakan bagi banyak orang. Mereka berpikir bahwa untuk kebutuhan sendiri saja sudah pas-pasan, bagaimana jika mereka harus membantu orang lain juga.
Sebagai umat Tuhan kita harus mengerti prinsip yang Tuhan ajarkan kepada kita. Jalannya Tuhan tidak bisa dibatasi dengan akal dan logika kita. Logika mengatakan bahwa dua tambah dua sama dengan empat, tetapi Tuhan justru mengadakan mujizat dengan memberi makan 5000 orang hanya dengan 5 buah roti dan 2 ekor ikan. Bahkan masih ada sisa sebanyak 12 bakul (Mrk 6:34-44).
Mari kita melihat bagaimana caranya agar mujizat dapat terjadi dalam kehidupan kita :
1. Mengucap syukur dengan apa yang kita miliki
“Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat” Mrk 6:41
Tuhan sendiri mengucap syukur atas apa yang ada pada saat itu. Dia tidak melihat keterbatasan yang mereka miliki saat itu. Mereka membutuhkan jauh lebih banyak dibanding hanya 5 roti dan 2 ikan. Tetapi Dia Allah yang Maha Kuasa. Dia sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Apapun yang kita miliki saat ini, biarlah kita mengucap syukur di dalamnya. Mungkin penghasilan kita tidak seberapa. Mungkin harta kekayaan yang kita miliki tidak ada artinya dibanding dengan orang lain. Atau bahkan kita dalam keadaan yang selalu berkekurangan. Marilah kita belajar mengucap syukur dalam segala keadaan kita. Mengucap syukur merupakan kunci menuju pintu berkat kelimpahan.
2. Belajar memberi
“Berilah maka kamu akan diberi….” Luk 6:38
Prinsip memberi harus kita terapkan dalam kehidupan kita. Jika kita rindu diberkati oleh Tuhan, kita harus belajar untuk memberi. Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa ketika kita belajar untuk memberi, maka di saat itulah kita akan menerima berkat dari Tuhan.
Belajar menyisihkan sedikit dari apa yang kita miliki. Walaupun keuangan kita mungkin sudah tidak mungkin lagi untuk memberi, kita tetap harus belajar untuk memberi. Belajar mengembalikan perpuluhan dari penghasilan kita, belajar memberi bagi mereka yang membutuhkan, kita akan melihat pintu-pintu berkat akan dibukakan bagi kita. Bahkan Tuhan mengatakan, “Ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan” Mal 3:10
Tuhan tidak akan berhutang kepada umatNya. Dia akan semakin memberkati kehidupan kita, ketika kita belajar untuk memberi.
3. Beri dengan apa yang ada pada kita
“Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.” Mrk 6: 38
Tuhan Yesus dan murid-muridnya memberi makan 5000 orang hanya dengan apa yang ada pada mereka dan mujizatpun terjadi. Berkat berkelimpahan dialami oleh 5000 orang tersebut, mereka makan sampai kenyang.
Kunci berkat yang ketiga adalah memberi dengan apa yang kita miliki, bukan dengan apa yang tidak kita miliki. Seringkali kita ingin membantu orang lain, padahal kita sendiri belum bisa membantu mereka. Sehingga pada akhirnya kita membantu mereka dengan sedikit dipaksakan, yaitu dengan berhutang kepada pihak lain atau bahkan menjual harta yang ada untuk dapat membantu orang tersebut.
Memberi bukanlah dari sesuatu yang tidak kita miliki, tetapi dari apa yang kita miliki. Tetapi bukan berarti ini menjadi alasan bagi kita untuk tidak belajar memberi. Minta hikmat kepada Tuhan, kapan saatnya untuk memberi. Tuhan akan menuntun kehidupan kita, sehingga kita akan tetap dapat memberi dengan apa yang ada pada kita.
Mari kita syukuri dengan apa yang ada pada kita saat ini. Ada kuasa yang luar biasa dari sebuah pengucapan syukur, mujizat bisa terjadi lewat ucapan syukur. Belajar memberi dari segala kekurangan kita. Dan beri dengan apa yang memang kita miliki. Kita akan melihat kuasa Tuhan bekerja dalam kehidupan kita. Pekerjaan dan usaha kita akan semakin diberkati. Bahkan pintu-pintu berkat yang baru Tuhan bukakan bagi kita.
--
Kebutuhan Yang Tercukupi
*
*
*
*
Kebutuhan Yang Tercukupi“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Mat 6:25-33
Makanan, minuman, tempat tinggal, pekerjaan, pakaian dan masih banyak lagi, merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Semua orang bekerja keras untuk dapat memenuhi setiap kebutuhannya. Manusia berpikir bahwa asal mempunyai cukup uang atau kalau bisa berlebih, maka semuanya akan menjadi beres. Tetapi seringkali tidak disadari bahwa ketika sudah mempunyai sejumlah uang, maka manusia akan menginginkan lebih dan lebih lagi. Ini tidak akan berhenti, sehingga manusia akan terus merasa kekurangan. Kekuatiran akan hari esok muncul terus di pikiran.
Melalui kitab Matius 6:25-33 ini, Alkitab mengajak kita untuk melihat bahwa Tuhanlah yang memegang kendali atas seluruh bumi ini, bahkan seluruh alam semesta. Kalau burung di udara, bunga bakung dan rumput di ladang saja Tuhan pelihara, masakan Tuhan akan membiarkan manusia begitu saja?
Kekuatiran akan hari esok tidaklah menyelesaikan masalah kebutuhan kita. Ada hal yang harus kita utamakan di samping memikirkan segala kebutuhan kita. Bukan berarti kita bersikap tidak peduli dengan apa yang kita perlukan, tetapi Tuhan mengajarkan prioritas yang harus kita jalankan dalam kehidupan kita. Dengan begitu segala kebutuhan kitapun akan terpenuhi.
Apa yang harus kita lakukan agar kita dapat kebutuhan kita dapat tercukupi?
· Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya
Kerajaan Allah bercerita mengenai kasih Allah yang tercurah melalui anakNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk menebus setiap dosa manusia sehingga manusia dapat memperoleh hidup yang kekal dan memperoleh tempat bersama-sama dengan Bapa di sorga.
Untuk dapat menemukan Kerajaan Allah tentunya dilakukan dengan membina persekutuan dengan Tuhan. Membaca firmanNya, merenungkan dan melakukan setiap firmanNya, berdoa, mengikuti ibadah / kebaktian merupakan cara-cara bagi kita untuk dapat menemukan Kerajaan Allah dan kebenarannya.
Alkitab menyebutkan bahwa kita harus mencari “dahulu”, ini dimaksudkan bahwa ada prioritas disamping hal-hal lainnya yang tentunya tetap harus kita kerjakan. Berdoa setiap pagi, sebelum memulai segala aktifitas harian kita. Meminta tuntunan Tuhan melalui pembacaan firmanNya. Hal-hal ini harus menjadi prioritas bagi hidup kita.
Maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Ams 1:7. Membina persekutuan dengan Tuhan melalui doa dan pembacaan firmanNya akan memberikan kita hikmat dalam menjalani pekerjaan kita. Sehingga setiap apapun yang kita kerjakan menjadi berhasil (Neh 2:20). Apapun yang kita kerjakan diberkati oleh Tuhan, sehingga setiap apapun yang kita butuhkan dapat terpenuhi. Bahkan Tuhan bekerja secara supranatural, manusia seringkali tidak memahaminya (Pkh 3:11). Kita harus selalu memulai sesuatu dengan mengandalkan Tuhan. Tuhan akan membuka pintu-pintu berkat bagi segala kebutuhan kita. Dia adalah Jehova Jireh, Allah yang mencukupkan.
“Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” Fil 4:19
Ketika kita mengutamakan Tuhan di atas segalanya, maka Dia menyediakan segala yang kita perlukan. Ketika kita mengejar berkat, maka kita akan kehilangan Dia, kita kehilangan damai sejahtera. Tetapi biarlah kita mengejar Dia yang empunya segala berkat yang ada di alam semesta ini, maka semuanya itu akan ditambahkan bagi kita.
--
Rahasia Untuk Berbuah Lebat
*
*
*
*
rahasia-untuk-berbuah-lebat“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. ” Yohanes 15:16
Setiap manusia yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadinya merupakan hasil dari kasih karunia Tuhan (Yoh 3:16). Tuhanlah yang memilih setiap hidup kita semua. Dia yang memanggil kita dan memberikan kasih karuniaNya agar kita dapat mengenalNya sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak berhenti pada titik bahwa kita disebut sebagai umat Kristiani atau pengikut Kristus, tetapi Tuhan telah menetapkan suatu tugas bagi kita yang telah menerima Dia (Yoh 15:16). Dia meminta kita untuk pergi menjadi saksiNya dan menghasilkan buah kekekalan dalam hidup kita.
Buah yang dimaksud bisa berbicara mengenai buah pertobatan baik dalam hidup kita pribadi maupun hidup orang lain, buah roh (Gal 5:22-23) dan buah pelayanan baik dalam bidang pekerjaan sekuler (market place) maupun yang terpanggil secara penuh waktu di pelayanan pastoral.
*courtesy of PelitaHidup.com
Bagaikan sebuah pohon yang buahnya dapat dinikmati banyak orang, maka buah yang muncul dari kehidupan umat Tuhan akan dapat dinikmati oleh banyak orang dan menjadi berkat bagi mereka semua. Semakin lebat buah yang dihasilkan oleh sebuah pohon, maka semakin banyak orang yang dapat menikmati buah tersebut.
Tetapi jika sebuah pohon tidak mengeluarkan buahnya, maka pohon itu akan hidup dengan percuma, sebagaimana disebutkan dalam perumpaan yang Tuhan sampaikan dalam Lukas 13:6-9.
Oleh karena itu menghasilkan buah adalah kewajiban bagi setiap umat Tuhan, agar hidup kita semua dapat berguna bagi orang lain sesuai dengan kehendak Bapa di Sorga.
Berikut rahasia agar kita dapat menghasilkan buah yang lebat bagi Kerajaan Sorga:
1. Tinggal di dalam Tuhan
*courtesy of PelitaHidup.com
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. ” Yoh 15:4
Pembacaan Firman Tuhan, doa harian, saat teduh, ibadah/persekutuan, pendalaman Alkitab, komunitas sel/selgrup, doa puasa dan masih banyak cara lagi yang dapat membuat kita tetap tinggal di dalam Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika kita mulai meninggalkan aktivitas-aktivitas tersebut di atas, atau bahkan kita tidak pernah melakukannya, dapat dipastikan bahwa kita tidak akan pernah dapat berbuah-buah dalam kehidupan kita. Oleh karena itu janganlah heran jika banyak sekali umat Tuhan yang masih jatuh bangun di dalam Tuhan dan tidak merasakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan rohani mereka walaupun sudah bertahun-tahun mengikut Yesus.
“Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. ” Yoh 15:2
Tentu saja ada konsekuensi bagi ranting maupun pohon yang tidak pernah menghasilkan buah. Yang berbuahpun akan selalu dibersihkan agar dapat menghasilkan lebih banyak lagi buah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kehidupan kita merupakan suatu proses menuju kepada kesempurnaan. Setiap hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan akan dipangkas melalui keadaan ataupun kondisi yang Tuhan ijinkan bagi kita. Ketika kita melewati suatu masalah, hati kita akan senantiasa dibersihkan agar dapat muncul karakter Yesus dalam kehidupan kita.
.
2. Meresponi setiap Firman Tuhan dan Bertekun di dalam FirmanNya
“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” Luk 8:15
Lukas 8:4-15 berbicara mengenai perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benihnya. Benihnya jatuh di empat macam tanah. Dan hanya di tanah yang baik saja benih itu dapat tumbuh dan bahkan berbuah hingga seratus kali lipat.
Benih berbicara mengenai Firman Tuhan, sedangkan tanah berbicara mengenai sikap hati kita dalam menerima atau merespon terhadap Firman Tuhan yang kita dengar.
Tanah yang baik merupakan sikap hati yang mendengar, menyimpan dalam hati, menyambut dan mengerti Firman Tuhan yang diterimanya. Tidak hanya itu, Firman yang telah diterima juga dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus, dalam berbagai macam keadaan (baik maupun buruk). Dengan begitu maka kehidupan kita akan mengeluarkan buah yang dapat dinikmati oleh banyak orang.
.
Beberapa halangan untuk dapat bertumbuh dan berbuah:
1. Tidak mau dibersihkan sehingga dapat berbuah. Hati yang tidak rela dibersihkan melalui masalah maupun pencobaan yang datang, lewat orang-orang yang mungkin menyakiti hati kita dan membuat kita kecewa.
2. Pekerjaan iblis yang senantiasa menghalang-halangi umat Tuhan agar dapat mengerti Firman Tuhan. Setiap Firman yang didengar umatNya akan dicuri oleh iblis, sehingga umat Tuhan akan lupa kepada Firman yang telah didengarnya.
3. Tidak mau berakar di dalam Tuhan, sehingga ketika pencobaan datang, maka dengan mudah umat Tuhan akan melupakan kuasa Tuhan yang mampu menolong mereka.
4. Kekuatiran akan apa yang akan terjadi. Hal ini disebabkan karena kurang percaya kepada kuasa Tuhan yang sanggup mengubahkan segala sesuatu. Keadaan dunia lebih mempengaruhi kehidupan mereka dibandingkan dengan kuasa Tuhan.
5. Kekayaan dan kenikmatan hidup akan membuat umat Tuhan lupa kepada Dia yang telah mempercayakan kelebihan materi kepada mereka. Hal ini membuat mata rohani mereka membuta dan tidak lagi dapat melihat cahaya kemuliaan Tuhan.
.
.
Buah yang telah dihasilkan oleh sebuah pohon tidak dapat dinikmati oleh pohon itu sendiri, melainkan buah itu akan dinikmati oleh orang lain dan berguna untuk memberikan kehidupan, kesehatan, kekuatan, nutrisi dan kesegaran bagi setiap orang yang menikmatinya. Hidup yang kita jalani bukan sekedar hidup untuk mencari nafkah bagi diri kita sendiri atau bahkan keluarga kita sendiri. Tetapi Tuhan telah menetapkan tujuan bagi masing-masing pribadi kita, supaya hidup kita menjadi kesaksian dan menghasilkan buah. Dengan demikian kehidupan kita akan menjadi persembahan dan korban yang harum di hadapanNya (Ef 5:2).
“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. ” Ibr 12:11
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Fil 1:21-22b
--
Hidup Melekat Kepada Kristus
*
*
*
*
Hidup Melekat Kepada Kristus“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yohanes 15.4-5
Sebuah pohon yang bertumbuh besar akan mempunyai banyak cabang serta ranting. Pohon itu akan terus bertumbuh hingga menghasilkan buah pada waktunya. Dan buahnya akan dinikmati banyak orang.
Tetapi jika ada cabang atau ranting yang rusak atau patah maka cabang/ranting tersebut akan menjadi kering, karena sari makanan tidak akan bisa mengalir ke cabang/ranting tersebut. Dan tentunya tidak akan ada buah yang dapat dihasilkan dari cabang/ranting tersebut.
*courtesy of PelitaHidup.com
Sang pemilik pohonpun juga akan membersihkan pohon tersebut dan memotong cabang/ranting yang dianggap tidak diperlukan. Cabang/ranting yang rusak dianggap tidak akan menghasilkan buah dan merusak keindahan pohon.
Dalam kitab Yohanes, kehidupan rohani umat Kristiani digambarkan seperti cabang/ranting pohon. Sedangkan batang utamanya adalah Kristus.
Ketika hidup kita melekat dengan baik kepada Kristus, maka aliran kehidupan, sukacita, damai sejahtera, kekuatan, penghiburan, hikmat dan lainnya akan mengalir bagaikan sari makanan yang mengalir pada ranting pohon yang baik.
Kasih Kristus akan senantiasa mengalir dalam hidup kita dan terang Kristus dari hidup kita. Hidup kita akan menghasilkan buah yang baik yang dapat dinikmati oleh orang banyak. Kebaikan hati kita akan diketahui oleh orang banyak.
Tanpa Kristus hidup kita akan menjadi hampa. Segala yang kita miliki tidak akan berarti tanpa Kasih Kristus yang mengalir dalam hidup kita.
Biarlah hari-hari yang ada kita lalui dengan kehidupan yang intim dengan Kristus. Jangan biarkan berkat terlepas dari kehidupan kita karena kita lupa untuk bersekutu denganNya. Raih kehidupan yang penuh dengan berkat berkelimpahan di dalam Kristus Yesus. Haleluya!
--
Kebutuhan Rohani Yang Terpenuhi
*
*
*
*
kebutuhan-rohani-yang-terpenuhi“Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Yohanes 6:35
Kebutuhan jasmani manusia dapat dipenuhi dengan segala kebutuhan akan pangan, sandang dan papan. Ketika semua kebutuhan itu terpenuhi, maka kondisi jasmani manusia akan menjadi baik atau sehat. Demikian juga sebaliknya, jika kebutuhan-kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka kondisi jasmani manusia akan menurun.
Di samping kebutuhan jasmani, kita harus menyadari bahwa hidup kita ini juga memiliki kebutuhan rohani. Orang yang telah tercukupi secara jasmani belum tentu tercukupi dalam kehidupan rohaninya. Itu sebabnya mengapa manusia yang telah memilki segala harta di dunia ini bisa saja tetap merasakan bahwa hidupnya masih kosong. Ada sesuatu yang kurang dalam hidup mereka, dan mereka tidak mengetahui apa yang menyebabkan hal itu.
*courtesy of PelitaHidup.com
Bagaimana agar kebutuhan rohani kita dapat terpenuhi?
Tuhan mengajarkan umatNya bahwa hanya melalui Dialah hidup rohani kita dapat terpenuhi kebutuhannya. “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yoh 6:35).
Hanya Yesus yang dapat memenuhi segala kebutuhan rohani kita. Bahkan Dia mengatakan bahwa kita tidak akan merasa lapar dan haus lagi ketika kita datang kepadaNya. Dia akan memuaskan segala kebutuhan kita.
Ketika kita menghadapi suatu masalah yang berat, kita merasa kuatir, takut, sakit hati, kecewa, sedih, stress, depresi, letih dan lesu. Bahkan kita merasa marah dan dendam kepada orang yang menyakiti hati kita. Kita membutuhkan penghiburan, pengampunan, pemulihan, kekuatan baru dan sukacita. Hanya Tuhan yang sanggup memulihkan hidup kita. Hanya Dia yang sanggup memberikan damai sejahteraNya untuk membalut hati kita. Datanglah padaNya, maka Dia akan memberikan kelegaan bagi kita.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” (Mat 11:28-30).
--
iliki Perkataan yang Mendatangkan Berkat Kehidupan
*
*
*
*
miliki-perkataan-yang-mendatangkan-berkat-kehidupan“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Amsal 18:21
Mengiring Yesus dalam kehidupan umat Tuhan senantiasa penuh dengan masalah dan problema. Semua pencobaan yang datang dalam hidup kita diijinkan oleh Tuhan untuk dapat membentuk kita semua hingga mencapai kepada kesempurnaan. Ketika kita bertobat dan menerima Yesus sebagai juruselamat kita, masih banyak hal dalam kehidupan kita yang tidak berkenan di hadapanNya. Semua hal yang tidak berkenan ini dalam hidup kita ini tentunya akan menghalangi kita untuk menerima berkat dari Tuhan.
Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah perkataan yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.” Yak 3:4-5a
Firman Tuhan mengatakan bahwa apa yang kita ucapkan dapat mengendalikan keseluruhan hidup kita bagaikan sebuah kemudi yang kecil dapat mengendalikan arah dan tujuan sebuah kapal yang besar.
Perkataan yang positif akan memberikan dampak yang positif juga bagi hidup kita, apalagi jika kita memperkatakan Firman Tuhan. Firman Tuhan akan membentuk kehidupan kita dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang tidak tahu menjadi berhikmat, dari yang tidak punya menjadi punya, dari yang sakit menjadi sehat, dari yang tidak mampu menjadi mampu, dari yang kecil menjadi besar.
Pertama kali Tuhan Allah menciptakan dunia ini beserta isinya dan alam semesta adalah dengan memperkatakan Firman: “Jadilah….”, maka semuanya itu tercipta.
Setiap pelayanan Yesus sewaktu Dia menjadi manusia selalu memperkatakan Firman Tuhan. Ketika Dia dicobai oleh iblis, yang keluar dari mulutNya adalah Firman Tuhan. Oleh FirmanNya itulah siasat si iblis dapat dikalahkan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan adalah pencipta, dengan FirmanNya hidup kita dapat diciptakan seturut dengan kehendakNya. Oleh karena itu, perkatakanlah Firman Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, bahkan dalam keadaan kehilangan harapan sekalipun. Tanpa kita sadari, Firman yang kita perkatakan akan bekerja secara ajaib (supranatural), membentuk, menciptakan, mengubahkan keseluruhan hidup kita sesuai dengan rencanaNya.
.
*courtesy of PelitaHidup.com
Hal yang menjadi halangan berkat Tuhan:
“Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?
Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar. ” Yak 3:9-12
Perkataan-perkataan yang negatif akan membentuk hal-hal yang negatif juga dalam kehidupan kita. Masalah yang kita alami sehingga membuat kita merasa tidak mampu, kelelahan, putus asa, kecewa, marah dan hilang pengharapan dapat membuat kita mengeluarkan kata-kata yang negatif dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Hal ini tidak akan membuat masalah kita menjadi selesai, tetapi dapat memperburuk keadaan. Kata-kata negatif yang keluar dari mulut kita dapat menjadi kutuk atas kehidupan kita bahkan kutuk bagi orang lain jika diucapkan terhadap orang lain. Kutuk ini akan mengikat hidup kita sehingga kita tidak bisa memperoleh berkat yang sudah Tuhan sediakan bagi kita. Tapi tentunya kutuk ini juga dapat dilepaskan di dalam nama Yesus Kristus.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kisah bangsa Israel yang mengembara di padang gurun selama 40 tahun merupakan pelajaran bagi kita semua sebagai umatNya. Kita banyak melihat sungut-sungut bangsa Israel sehingga mendatangkan murka Tuhan. Bahkan hampir seluruh generasi Musa tidak dapat memasuki Tanah Perjanjian, kecuali Yosua dan Kaleb. Ini semua akibat ulah bangsa Israel yang menggerutu atas keadaan yang mereka alami dan tidak percaya akan janji Tuhan.
Ucapkanlah hal-hal positif, perkatakanlah Firman Tuhan dan mengucap syukur atas segala hal.
Dalam keadaan seburuk apapun, kita harus tetap mengendalikan lidah kita agar tidak mengucapkan kata-kata yang mendatangkan kutuk atas hidup kita.
Tetap perkatakan Firman Tuhan dalam segala keadaan, maka Dia akan mengambil alih hidup kita dan memberikan jalan keluar atas segala masalah yang kita hadapi. Dan kita akan melihat janji Tuhan digenapi dan berkatNya mengalir dalam kehidupan kita.
.
“Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. ” Ams 10:11
“Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. ” Ams 15:4
“Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. ” Ams 21:23
--
Berkat Bagi Yang Memilih Jalan Tuhan
*
*
*
*
Berkat Bagi Yang Memilih Jalan Tuhan“TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.” Ulangan 13.4
Sejak manusia diciptakan, iblis berusaha untuk menipu manusia agar jatuh ke dalam dosa dan kehilangan berkat yang Tuhan sediakan. Hal itu berlangsung terus hingga sekarang, dan tidak akan berhenti hingga waktunya bagi si iblis telah habis. Iblis begitu berpengalaman dalam hal menipu manusia. Dia mempunyai pengalaman ribuan tahun, sehingga jika kita tidak berpegang teguh kepada FirmanNya, maka kita akan dengan mudah terperangkap oleh tipu muslihat si iblis.
Banyak sekali cara yang dapat digunakan oleh iblis untuk mengecoh kita, yaitu melalui kenikmatan harta yang berlimpah-limpah, kenyamanan atas posisi atau jabatan tertentu, pengakuan oleh orang banyak, dan masih banyak lagi tawaran-tawaran yang membuat kita berkompromi dengan dosa. Si iblis selalu menawarkan jalan pintas bagi kita untuk memperoleh semuanya itu, tetapi pada akhirnya kita akan terjerat dengan perangkapnya yang membawa kepada maut.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan Allah yang kita sembah bukanlah Tuhan yang tidak sanggup membuat kita diberkati dengan segala kelimpahan baik secara rohani maupun jasmani. Tetapi Tuhan kita Yesus Kristus, sanggup memberikan semua berkat sorgawi bagi kita yang setia kepadaNya.
Mungkin kita tidak sabar menunggu jawaban dari Tuhan. Tetapi Tuhan tidak berdiam begitu saja atas semua penderitaan yang kita alami. Dia akan memberikan jalan keluar bagi kita tepat pada waktunya. Dia telah merancang rencana yang indah bagi hidup kita.
Jika kita memilih untuk mencari jalan pintas atas masalah atau kemauan kita yang ingin cepat kaya, cepat dapat posisi atau jabatan, ingin cepat lepas dari kesusahan, dan kita menghalalkan cara-cara yang kotor di hadapan Tuhan; maka kita akan kehilangan rencana yang indah yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
Sayang sekali jika kita mengorbankan semuanya itu hanya untuk kenikmatan sesaat, tetapi berujung kepada maut. Awalnya mungkin tidak kita sadari, tetapi itulah siasat iblis dalam menipu dan menjerat kita, sehingga pada akhirnya kita kehilangan berkat dari Tuhan.
.
*courtesy of PelitaHidup.com
Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak kehilangan rencana Tuhan yang indah?
1. “TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia“
Dari awal kita harus menentukan sikap dan pilihan, bahwa kita memilih untuk mengikut Tuhan. Jika kita sudah menentukan sikap dari awal, maka iblis tidak akan bisa berbuat apa-apa. Tentukan sikap kita, perkatakan bahwa kita mengikut Yesus, deklarasikan kepada si iblis bahwa kita memilih jalan Tuhan. Dan akui Yesus dengan hidup takut akan Dia. Jauhi dosa dan jangan kompromi dengan dosa. Tidak ada yang disebut kebohongan untuk kebaikan. Dosa kecil tetaplah dosa. Pilihan kita akan menentukan jalan hidup kita.
Pilihan akan jalan Tuhan akan membawa kita kepada rancangan damai sejahtera.
*courtesy of PelitaHidup.com
.
2. “Kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan“
Iblis tidak akan berhenti mempengaruhi pikiran kita dengan segala macam hal-hal yang negatif. Jika hidup kita tidak dipenuhi dengan Firman Tuhan, maka kita akan menjadi sasaran empuk bagi iblis. Penuhi hidup kita dengan FirmanNya. Baca dan renungkan Alkitab setiap hari. Dengar dan lakukan apa yang telah kita baca. Dengan begitu Firman Tuhan akan mendominasi hidup kita, sehingga segala tipu muslihat iblis dapat dipatahkan oleh kuasa Firman Tuhan.
.
3. “Kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut“
Ibadah tidak terbatas kepada kebaktian yang diadakan di gereja saja. Ibadah yang sejati adalah pola kehidupan kita seutuhnya. Ketika kita menjalani hari-hari kita dengan langkah yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, kita mengandalkan Yesus dalam memutuskan suatu hal/tindakan, kita senantiasa mengasihi sesama kita, kita tidak kompromi dengan dosa, kita membawa Yesus dalam tiap langkah hidup kita, setiap saat, kapan saja dan di manapun kita berada, maka itulah yang disebut dengan ibadah yang sejati.
Ketika kita senantiasa berpaut kepada Yesus, iblis tidak akan bisa menjerat kita, karena kita ada dalam perlindungan Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
.
Oleh karena itu, pilihlah jalan Tuhan sehingga kita akan menerima segala berkat kelimpahan yang telah disediakan bagi kita yang setia kepadaNya.
.
“Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:
Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang.
Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.
Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.
Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.
TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu.
TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.
Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu.
Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu–di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu.
TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman.
TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,
dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.”
Ulangan 28:1-14
--
Pilihan Hidup: Hidup Di Dalam Anugerah Tuhan
*
*
*
*
Pilihan Hidup - Hidup Di Dalam Anugerah TuhanAjarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Mazmur 90:12
Bacaan Alkitab : Ulangan 30:7-10
(7) TUHAN, Allahmu, akan menjatuhkan segala sumpah serapah itu kepada musuhmu dan pembencimu, yang telah mengejar engkau. (8) Engkau akan mendengarkan kembali suara TUHAN dan melakukan segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. (9) TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu, sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirang kembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang karena nenek moyangmu dahulu — (10) apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.”
Saat saya di minta untuk membawakan Firman Tuhan dalam suatu ibadah kedukaan, Tuhan bawa saya untuk merenung apa arti kehidupan yang sesungguhnya. Di katakan dalam Pengkotbah 3:1-2 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam.”
*courtesy of PelitaHidup.com
Tanpa kita sadari, kita pasti juga akan mengalami kematian dan tidak ada satu orang pun yang dapat menahannya. Seringkali orang mengatakan bahwa yang tua atau yang sakit yang akan terlebih dahulu mengalami kematian, namun sesungguhnya tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan ia akan dipanggil pulang.
Dalam kehidupan yang saat ini kita jalani, banyak orang yang sesungguhnya tidak mengetahui arti kehidupan. Coba lihat, mereka berjuang untuk memuaskan dagingnya, memuaskan hawa nafsunya. Bukankah banyak orang yang ingin menikmati hidup tapi dengan cara yang salah? Untuk meraih kebahagiaan, kekayaan, kedudukan mereka tidak malu-malu menghalalkan segala cara, mereka tidak ada rasa takut lagi. Untuk memuaskan kedagingan mereka, mereka mencoba melakukan untuk mendapatkannya dengan memohon bantuan kepada orang pintar, paranormal ataupun dukun, yang mempunyai kekuatan magis yang berasal dari kuasa kegelapan.
Di lain sisi, coba lihat apa yang Iblis lakukan melalui media televisi, orang di suguhkan dengan berbagai macam tawaran solusi alternatif, mulai dari orang yang kesulitan dalam pekerjaannya karena katanya mereka harus mengerti ini dan itu untuk cocok dalam pekerjaan, mereka yang ingin tahu masa depan, ingin cari jodoh dan lain lain. Iblis berusaha untuk terus memikat manusia dengan tawaran yang sangat halus yang bisa masuk dalam akal pikiran manusia. Kalau kita tahu arti kehidupan, seharusnya kita mengerti bahwa semua yang kita kejar itu yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan adalah sampah.
Kehidupan yang sesungguhnya hanya ada di dalam Kristus Yesus, Paulus mengatakan dalam Filipi 3:8, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.”
Dalam bacaan Alkitab diatas Tuhan menawarkan kepada kita untuk dapat menikmati kehidupan. Hal itu merupakan pemberian. Namun jika kita baca di ayat pertama dalam Ulangan 30, Tuhan menyuguhkan suatu tawaran kepada kita yaitu : “ berkat dan kutuk “. Pilihan yang kita harus lakukan dalam hidup kita. Jika kita mau menikmati pemberian atas hidup kita, maka tentunya kita akan memilih berkat. Tetapi ada hal yang harus kita lakukan dalam hidup kita.
*courtesy of PelitaHidup.com
Perhatikan dalam Ulangan 30:2, “dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.”
Kita di minta untuk sadar, segera berbalik kepada Tuhan, karena sesungguhnya hanya dalam Kristus ada kehidupan. Ingat Yohanes 10:10b, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
*courtesy of PelitaHidup.com
Dia datang membawa kehidupan, menawarkan kepada kita, agar kita dapat menikmati kehidupan bukan hanya untuk kehidupan yang saat ini saja kita “berkelimpahan“ di dalam segala sesuatu, namun juga kehidupan nanti setelah kematian kita akan memiliki kehidupan yang tidak ada lagi kertak gigi dan tangisan.
Bagaimana reaksi Anda ketika Anda diperhadapkan terhadap dua pilihan tersebut? Jika Anda ingin menikmati hidup yang sesungguhnya, maka pilihlah berkat yang hanya ada di dalam Tuhan Yesus, di luar Dia tidak ada yang abadi, yang dunia tawarkan hanyalah bersifat sementara dan menuju kepada kebinasaan.
Di dalam Yesus ada kelimpahan. Segala sakit penyakit dapat Dia sembuhkan, yang lemah dikuatkan, yang miskin jadi kaya. Dia memberikan jalan keluar. Dia sanggup memberi kemenangan pada Anda. Jadi, apa yang akan Anda pilih? Hidup ini adalah pemberian dan anugerah dari Tuhan. Dan kehidupan hanya ada di dalam Yesus. Jangan pernah sia-siakan hidup Anda. (Gbu)
--
“Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’ ” Lukas 23:43
Bacaan Firman Tuhan: Lukas 23:33-43
*courtesy of PelitaHidup.com
Yesus disalibkan di tempat yang bernama Tengkorak. Dalam bahasa Latin disebut Kalvari, kalau dalam bahasa Aram disebut Golgota. Bersama Yesus ada juga dua orang penjahat yang disalibkan, yaitu disebelah kiri dan di sebelah kanan Yesus. Kedua penjahat itu telah ikut menghujat Yesus bersama dengan banyak orang yang menonton penyaliban Yesus, yaitu imam-imam kepala, bersama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-ngolok Yesus. Perkataan yang mereka lontarkan pada Yesus, sungguh mengejek dan menghina.
Salah satu dari dua penjahat yang ikut disalibkan bersama dengan Yesus memperoleh berkat keselamatan dari Yesus. Banyak orang yang beranggapan bahwa berakhirlah sudah kehidupan Yesus di kayu salib itu. Yesus diangggap hina, dan tidak punya kuasa lagi. Namun salah satu dari penjahat itu memiliki cara pandang yang benar tentang penyaliban Yesus, sehingga ia memperoleh berkat anugerah keselamatan.
Seperti apakah cara pandang yang benar untuk meraih berkat yang Tuhan sediakan?
.
1. Tidak ikut arus yang salah
*courtesy of PelitaHidup.com
Pada awalnya penjahat ini mengikuti orang banyak, ikut menghujat Yesus (Matius 27:44). Ia kemudian mengubah cara pandangnya yang salah, dan menyadari adalah sebuah kekeliruan jika tidak memandang pada Yesus dan kuasa kebangkitanNya. Penjahat ini juga menyadari bahwa ia adalah orang jahat yang seharusnya tidak layak mendapat anugerah dari Tuhan. Penjahat ini tidak mau lagi ikut arus keadaan yang dilihatnya, seperti banyak orang, pemimpin-pemimpin menghujat Yesus dan prajurit-prajurit mengolok-ngolok Yesus. Ia mengubah pendiriannya. Penjahat itu mengubah cara pandangnya tentang Yesus. Penjahat itu mengalihkan perhatiannya dari Yesus yang menderita tersalib bersama dengannya, kepada Yesus yang akan menang dan akan datang sebagai Raja. Itulah alasan baginya untuk menghargai Yesus, dengan ucapannya kepada Yesus, : “Yesus, Ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”, dalam ayat 42.
Sekiranya ia belum merubah cara pandangnya itu, masih mempertahankan cara pandangnya yang lama tentang Yesus, sama seperti mereka yang menghujat Yesus, maka ia tentu tidak mungkin berkata demikian kepada Yesus. Tetapi penjahat itu melawan kenyataan tersebut, tidak ikut arus lagi, karena ia telah memiliki sebuah cara pandang yang benar tentang Yesus. Iapun berubah, yang tadinya ikut menghujat Yesus menjadi orang yang menghargai Yesus dan mengagungkanNya sebagai Raja. Penjahat itu kini lebih percaya pada kebenaran Yesus daripada kenyataan penderitaan yang sedang terjadi dialami oleh Yesus.
*courtesy of PelitaHidup.com
Barangkali dalam menghadapi persoalan kehidupan ini, kita sudah tak berdaya lagi, karena dikuasai oleh persoalan yang sulit, mungkin dalam masalah pekerjaan, ekonomi, keluarga, sakit penyakit, fitnah atau akibat dari kesalahan/dosa yang kita perbuat. Persoalan itu terasa begitu berat, rumit dan mungkin telah menyiksa bathin dan jiwa kita. Dalam keadaan seperti ini rasanya semuanya telah hancur, tidak ada orang yang menolong, tidak ada harapan lagi untuk perbaikan, kesembuhan atau pemulihan, selain pasrah pada masalah, dengan susah dan sedih hati.
Bila hal ini sedang dialami, ubahlah cara pandang itu karena hal ini akan membuat putus asa dan tawar hati serta menjadi lemah dan tak berdaya.
“Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu”, Amsal 23:10.
*courtesy of PelitaHidup.com
Masalah boleh ada, persoalan boleh datang bertubi-tubi tapi milikilah cara pandang yang benar, sebab dengan cara pandang yang benar kita akan tetap menjadi kuat. Jangan pasrah pada keadaan, jangan menyerah begitu saja, jangan setuju dengan keadaan yang merugikan dan menyakitkan itu, jangan hanyut ikut arus masalah itu, lakukan suatu hal yaitu melawan masalah itu dengan sebuah cara pandang baru yang benar, bahwa diatas segala persoalan yang sulit itu ada Yesus yang sanggup menolong dan memulihkan.
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”, Amsal 23:18.
Jangan pandangi masalah itu, yang dapat menekan dan menghimpit kita, sehingga ketika kita ikut larut di dalamnya maka membuat kita tidak berdaya dan menjadi lemah dan pasrah pada masalah. Alihkanlah perhatian kepada FirmanNya yang pasti digenapiNya bagi setiap orang percaya. Pandanglah kepada Yesus yang empunya segala kuasa itu. Ingatlah bahwa Allah yang kita sembah ialah Allah yang penuh kasih. Dia akan memberikan anugerahNya kepada setiap orang yang menaruh harapannya kepadaNya, dan penjahat itupun memperoleh berkat anugerah keselamatan dari Yesus.
.
2. Menanggalkan keegoisan dan mau bertobat
Awalnya penjahat itu telah ikut menghujat Yesus, namun kemudian ia tidak malu untuk mengemis belaskasihan dari Yesus, ia melawan kedagingannya, dengan menanggalkan keegoisannya. Ia tidak gengsi untuk meminta belaskasihan Yesus. Penjahat itu telah mengubah cara pandangnya tentang Yesus, bahwa Yesus tidak bersalah, Yesus adalah orang benar. Pada ayat 39 sampai 41, digambarkan di sana bahwa teman dari penjahat itu tetap menghujat Yesus, dengan meminta supaya mereka segera diselamatkan oleh Yesus yang disebut Mesias.
Teman penjahat ini sangat egois, ia menuntut Yesus supaya mereka dibebaskan. Teman penjahat ini mengeluh tentang hukumannya, itulah sikap orang yang tidak mau bertobat. Tetapi penjahat itu menegur temannya dan mengatakan bahwa mereka berdua sepantasnyalah menerima hukuman itu karena setimpal dengan perbuatan mereka. Yang tidak pantas adalah Yesus yang harus menerima hukuman yang sama dengan mereka, padahal Yesus tidak berbuat sesuatu yang salah. Seperti yang dikatakan Pilatus kepada Imam-Imam kepala dan seluruh orang banyak itu: ”Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini”. (Lukas 23:4). Penjahat ini menyadari bahwa hukuman itu pantas dan layak ia terima, sebab itu ia tidak meminta pada Yesus supaya dibebaskan dari hukuman itu. Pertobatan adalah kemampuan untuk mengakui dosa dan menerima hukuman.
Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, oleh karena kesalahan ataupun dosa yang telah kita perbuat yang tanpa kita sadari. Kita merasa benar, oleh sebab itu kita seringkali menyalahkan orang lain, atau keadaan yang ada, bahkan ada yang menyalahkan Tuhan, mengganggap Tuhan tidak adil. Sekalipun kita benar dan Tuhan ijinkan masalah datang, hadapilah itu sebagai sebuah ujian, pasti ada maksud Tuhan yang baik bagi kita, supaya kita belajar tentang kebenaran Tuhan.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”, Roma 8:28.
Jika kita ditegur oleh Firman Allah, terimalah dengan hati yang terbuka, akui saja dihadapan Tuhan, sebab tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Pakailah Firman Allah sebagai alat untuk menilai segala sesuatu, terutama untuk mengevaluasi diri kita. Jangan keras hati, lawanlah keegoisan, sikap yang membenarkan diri, dengan merendahkan diri dihadapan Tuhan dan mengakui kesalahan. Tuhan tidak pernah membiarkan celaka orang yang mau merendahkan diri dihadapanNya.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”, 1 Yohanes 1:9.
Penjahat itu menyadari bahwa ia orang berdosa, dan ia juga menyadari bahwa Yesus itu orang benar, percaya bahwa Yesus akan datang sebagai Raja.
“Dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”, Matius 23:12b.
Tatkala penjahat itu mau merendahkan dirinya dan meninggikan Yesus, maka Yesuspun mengangkatnya dengan memberikan anugerah keselamatan kepadanya.
Anugerah adalah pemberian Allah dengan cuma-cuma, gratis, yang diberikan pada orang yang tidak layak menerimanya. Hidup kita dihadapan Tuhan adalah anugerah. Jangan bertahan pada keadaan yang dapat merugikan, jangan egois. Sekalipun kita telah berbuat salah, keliru, atau berdosa, asalkan mau bertobat, berbalik dari jalan-jalan hidup yang lama, datang merendahkan diri dihadapan Tuhan, maka akan dipulihkan oleh Tuhan, dan percayalah mujizat dan pertolongan Tuhan akan diperoleh.
Mungkin rasa bersalah yang terus mengikuti, cara untuk menghilangkannya adalah dengan mengakui kesalahan itu dengan jujur dihadapan Tuhan. Pelanggaran yang belum diampuni akan mendatangkan jurang pemisah antara kita dengan Allah. Suatu pengakuan yang jujur adalah langkah untuk berdamai dengan Tuhan dan manusia, sebab yang Tuhan tuntut hanyalah, “Hanya akuilah kesalahanmu”, ( Yeremia 3: 13). Pengampunan dan kemurahan Allah tersedia bagi semua orang yang datang kepadaNya dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Pemulihan selalu disediakan Tuhan.
“Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi”, Amsal 28:13.
.
3. Tidak mengandalkan pikiran manusia
Akal sehat manusia bisa saja berkata “ Jika Yesus itu Tuhan, pasti Ia bisa selamatkan diriNya dari salib. Kenyataannya, Yesus tidak berdaya, dihina, disiksa, menderita dan disalibkan. Jelas, Ia bukan Tuhan, sebab Ia tidak berdaya, jadi mana mungkin aku menaruh kepercayaan kepadaNya?”. Itulah yang terjadi pada saat Yesus disalibkan, banyak orang beranggapan demikian, mengandalkan pikiran manusia, cara pandang mereka tentang Yesus adalah salah, sebab itu mereka menghujat Yesus. Yesus berkata: “Ya, Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, ayat 34a. Jalan pikiran mereka bukanlah kebenaran.
Barangkali kita telah berdoa dan seolah-olah Tuhan tidak mampu menjawab doa-doa kita, Dia tidak dapat menolong kita, Dia tidak dapat mengerti keadaan kita, buktinya keadaan kita belum juga berubah. Cara pandang ini adalah salah. Penjahat itu tidak lagi mengandalkan pikiran manusia berdasarkan apa yang ia lihat sesuai kenyataan saat itu bahwa “Yesus tidak berdaya”. Penjahat itu tidak mau hanya melihat pada kenyataan Yesus yang disalibkan itu, tetapi ia melawan kenyataan itu dengan cara pandang yang benar yaitu melihat dengan hatinya yang beriman bahwa Yesus itu akan menang, yang akan datang sebagai Raja, penjahat itu mau melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata. Sebab itulah ia dengan berani dan percaya, berkata pada Yesus, agar Yesus kelak mengingat dirinya. Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”, ayat 43.
Luar biasa tanggapan dan jawaban Yesus kepadanya, yang ia minta adalah supaya Yesus mengingatnya kelak, tetapi yang ia peroleh adalah suatu berkat anugerah yang sungguh besar, yaitu ia memperoleh keselamatan. Allah melakukan bagi kita bukan saja dari apa yang kita minta padanya melalui doa, tetapi Allah bahkan juga sanggup memberikan melebihi apa yang dapat kita pikirkan, dan doakan.
“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Efesus 3:20.
Kenyataan yang kita hadapi boleh saja jalan yang buntu, sudah tidak ada harapan, atau pintu sudah tertutup, namun kita bisa melawannya dengan memiliki cara pandang benar, mengandalkan iman.
“Jawab Yesus: “Katamu: Jika Engkau dapat ? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Markus 9:23.
Maksud dari pernyataan Yesus ini bukanlah segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, tetapi memerlukan iman yang sungguh-sungguh percaya akan pekerjaan Tuhan yang sempurna. Kenyataan yang susah, buruk, dan mencemaskan selalu kelihatan oleh mata jasmanai kita. Kenyataan yang dilihat mata itu memang sulit untuk disangkal dan itu selalu mengkhawatirkan hati. Untuk menghadapi kenyataan ini adalah melawannya dengan cara pandang yang benar, yaitu menggunakan Firman Allah.
.
Masalah boleh ada untuk melatih diri kita agar dapat melihat yang tidak kelihatan dengan memakai kebenaran Firman Allah. Kenyataannya ialah semua orang menolak Yesus, dan menghujat Yesus yang disalibkan. Penjahat itu mau melawan kenyataan yang dilihatnya, dengan cara pandangnya yang benar, ia tidak ikut arus lagi, ia menanggalkan keegoisannya dan bertobat, serta tidak mengandalkan pikiran manusia. Penjahat itu tidak lagi mau dikuasai oleh keadaan yang lihat oleh matanya, ia melawan kenyataan itu, percaya pada Yesus yang disalibkan itu adalah sebagai orang benar dan akan menang, kemudian datang sebagai Raja. Karena itu, iapun memperoleh kehidupan yang kekal, yaitu berkat keselamatan dari Yesus.
Kita akan berhasil ketika kita mau melawan kenyataan hidup yang pahit dan sulit itu, dengan cara pandang yang benar sesuai kebenaran Firman Allah. Kita harus terus belajar untuk menilai segala sesuatu dengan cara pandang yang benar, supaya kita dapat menerima berkat Tuhan. Percaya saja pada kemampuan Allah yang sanggup untuk menolong kita, maka kita pasti menerima berkat dan mujizatNya yang tidak terbatas itu. Tuhan memberkati saudara.
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Wahyu 1:3.
--
Menjadi Isteri Yang Taat Seperti Jemaat Kepada Kristus
*
*
*
*
Menjadi Isteri Yang Taat Seperti Jemaat Kepada Kristus“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.” Efesus 5:22-24
Saat kita menerima Yesus sebagai juruselamat kita, saat itulah kita menjadi bagian dari tubuh Kristus. Kristus sendiri adalah kepala dari jemaat yaitu semua umat percaya. Jemaat harus tunduk kepada Kristus, karena Kristus menjadi kepala jemaat yang memegang tanggung jawab kepemimpinan tertinggi. Walaupun saat ini tubuh Kristus masih terpecah-pecah dengan banyaknya denominasi dan perbedaan-perbedaan doktrin, tetapi suatu saat tubuh Kristus ini akan menjadi satu, sehingga Kristus akan datang menjemput calon mempelainya yaitu jemaat Tuhan.
Penundukan diri terhadap Tuhan sangat penting bagi jemaat, karena ketika kita tidak taat atau melawan kehendak Tuhan, maka kita sedang berada di jalan kegelapan. Tuhan juga tidak ingin jemaatNya bersikap mendua hati, karena Allah kita adalah Allah yang cemburu (Keluaran 20:5).
*courtesy of PelitaHidup.com
Gambaran antara Kristus dan jemaat inilah yang harus diterapkan pada hubungan suami dan isteri. Sikap isteri terhadap suami harus mencerminkan sikap yang diinginkan Tuhan dari jemaatnya yaitu penundukan diri.
Renungan ini merupakan renungan pilihan dari ‘Pelita Hidup Membership’. jika Anda rindu menerima renungan seperti ini setiap hari, silahkan klik disini untuk lihat info detailnya.
Penundukan diri dari seorang isteri kepada suaminya bukan berarti isteri berada pada level yang lebih rendah dari suami, tetapi lebih kepada menghormati suami sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam keluarga. Isteri tetap dipandang sejajar dengan suami karena ketika mereka dikuduskan dalam pernikahan, mereka menjadi satu dan bukan lagi dua. Ini berarti bahwa setinggi apapun kedudukan suami, demikian jugalah tingginya kedudukan isteri di hadapan Tuhan. Kita akan melihat lebih detail lagi mengenai hal ini pada renungan berikutnya.
Seorang isteri harus mengerti bahwa suami adalah imam yang ditunjuk oleh Tuhan untuk memimpin keluarganya. Otoritas dari Tuhan turun langsung kepada suami dan kemudian isteri dan anak-anaknya. Hal ini tidak boleh dibalik, sebagaimana kita membalik posisi jemaat dan Kristus. Seburuk apapun kelakuan dan kebiasaan suami, dia tetap merupakan pemimpin keluarga yang telah ditunjuk oleh Tuhan, yang tetap harus dihormati dan dihargai sesuai dengan perintah Tuhan.
Tidak sedikit juga suami yang kurang memegang peranan sebagai kepala keluarga, tetapi sebaliknya isterinya-lah yang lebih dominan dalam rumah tangga. Dalam hal ini, sepandai apapun seorang isteri, posisinya tetap adalah sebagai seorang isteri, bukan pemimpin keluarga, sehingga tidak boleh mengambil alih otoritas yang telah Tuhan berikan kepada suami. Tidak ada satu hukumpun di Alkitab yang menentang hal ini.
*courtesy of PelitaHidup.com
Pada kenyataannya juga masih cukup banyak suami yang selalu melakukan kesalahan, selalu bersikap buruk, meremehkan bahkan melakukan kekerasan terhadap isterinya. Dalam keadaan seperti ini, isteri harus tetap bersikap hormat kepada suaminya dan tetap mengasihi suami. Naikkan doa bagi suami, agar Tuhan menjamah hatinya dan melunakkan hatinya sehingga dia bisa berubah.
Jemaat yang tunduk kepada Kristus akan sangat diberkati oleh Dia. Perlindungan, penghiburan, sukacita, kekuatan, kemenangan, kelepasan, kesembuhan dan masih banyak lagi yang merupakan berkat yang Tuhan sediakan bagi jemaat yang setia kepadaNya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika seorang isteri mengerti posisinya terhadap suami sesuai dengan Firman Tuhan, maka berkat dari Tuhan akan mengalir seperti minyak yang dari kepala Harun mengalir turun ke jubahnya (Mazmur 133:2). Masalah apapun boleh terjadi dalam rumah tangga, tetapi isteri harus tetap mengerti posisinya sesuai dengan Fiirman Tuhan.
Lakukanlah sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, maka segala berkat sorgawi akan tercurah bagi pernikahan kita, rumah tangga kita, keluarga kita, bahkan seisi rumah diberkati, pekerjaan diberkati, keuangan diberkati dan masih banyak hal lainnya akan mengikuti kita.
“Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya.” 1 Petrus 3:1
Doa:
Tuhan, mampukan para isteri untuk dapat tunduk terhadap suaminya, sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus. Curahkan berkatMu bagi setiap rumah tangga dan beri keharmonisan di antara mereka. Biarlah kasihMu yang mengikat mereka menjadi satu di dalam Engkau ya Yesus.
Langkah iman:
* Mulailah hormati suami sebagai kepala yang diberikan otoritas kepemimpinan oleh Tuhan.
* Tinggalkan kebiasaan untuk cenderung mendominasi suami.
* Kasihi suami sebagaimana dia adanya, baik dalam kekurangan maupun kebaikannya.
--
Meraih Berkat Melalui Cara Pandang Yang Benar
*
*
*
*
Meraih Berkat Melalui Cara Pandang Yang Benar“Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’ ” Lukas 23:43
Bacaan Firman Tuhan: Lukas 23:33-43
*courtesy of PelitaHidup.com
Yesus disalibkan di tempat yang bernama Tengkorak. Dalam bahasa Latin disebut Kalvari, kalau dalam bahasa Aram disebut Golgota. Bersama Yesus ada juga dua orang penjahat yang disalibkan, yaitu disebelah kiri dan di sebelah kanan Yesus. Kedua penjahat itu telah ikut menghujat Yesus bersama dengan banyak orang yang menonton penyaliban Yesus, yaitu imam-imam kepala, bersama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-ngolok Yesus. Perkataan yang mereka lontarkan pada Yesus, sungguh mengejek dan menghina.
Salah satu dari dua penjahat yang ikut disalibkan bersama dengan Yesus memperoleh berkat keselamatan dari Yesus. Banyak orang yang beranggapan bahwa berakhirlah sudah kehidupan Yesus di kayu salib itu. Yesus diangggap hina, dan tidak punya kuasa lagi. Namun salah satu dari penjahat itu memiliki cara pandang yang benar tentang penyaliban Yesus, sehingga ia memperoleh berkat anugerah keselamatan.
Seperti apakah cara pandang yang benar untuk meraih berkat yang Tuhan sediakan?
.
1. Tidak ikut arus yang salah
*courtesy of PelitaHidup.com
Pada awalnya penjahat ini mengikuti orang banyak, ikut menghujat Yesus (Matius 27:44). Ia kemudian mengubah cara pandangnya yang salah, dan menyadari adalah sebuah kekeliruan jika tidak memandang pada Yesus dan kuasa kebangkitanNya. Penjahat ini juga menyadari bahwa ia adalah orang jahat yang seharusnya tidak layak mendapat anugerah dari Tuhan. Penjahat ini tidak mau lagi ikut arus keadaan yang dilihatnya, seperti banyak orang, pemimpin-pemimpin menghujat Yesus dan prajurit-prajurit mengolok-ngolok Yesus. Ia mengubah pendiriannya. Penjahat itu mengubah cara pandangnya tentang Yesus. Penjahat itu mengalihkan perhatiannya dari Yesus yang menderita tersalib bersama dengannya, kepada Yesus yang akan menang dan akan datang sebagai Raja. Itulah alasan baginya untuk menghargai Yesus, dengan ucapannya kepada Yesus, : “Yesus, Ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”, dalam ayat 42.
Sekiranya ia belum merubah cara pandangnya itu, masih mempertahankan cara pandangnya yang lama tentang Yesus, sama seperti mereka yang menghujat Yesus, maka ia tentu tidak mungkin berkata demikian kepada Yesus. Tetapi penjahat itu melawan kenyataan tersebut, tidak ikut arus lagi, karena ia telah memiliki sebuah cara pandang yang benar tentang Yesus. Iapun berubah, yang tadinya ikut menghujat Yesus menjadi orang yang menghargai Yesus dan mengagungkanNya sebagai Raja. Penjahat itu kini lebih percaya pada kebenaran Yesus daripada kenyataan penderitaan yang sedang terjadi dialami oleh Yesus.
*courtesy of PelitaHidup.com
Barangkali dalam menghadapi persoalan kehidupan ini, kita sudah tak berdaya lagi, karena dikuasai oleh persoalan yang sulit, mungkin dalam masalah pekerjaan, ekonomi, keluarga, sakit penyakit, fitnah atau akibat dari kesalahan/dosa yang kita perbuat. Persoalan itu terasa begitu berat, rumit dan mungkin telah menyiksa bathin dan jiwa kita. Dalam keadaan seperti ini rasanya semuanya telah hancur, tidak ada orang yang menolong, tidak ada harapan lagi untuk perbaikan, kesembuhan atau pemulihan, selain pasrah pada masalah, dengan susah dan sedih hati.
Bila hal ini sedang dialami, ubahlah cara pandang itu karena hal ini akan membuat putus asa dan tawar hati serta menjadi lemah dan tak berdaya.
“Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu”, Amsal 23:10.
*courtesy of PelitaHidup.com
Masalah boleh ada, persoalan boleh datang bertubi-tubi tapi milikilah cara pandang yang benar, sebab dengan cara pandang yang benar kita akan tetap menjadi kuat. Jangan pasrah pada keadaan, jangan menyerah begitu saja, jangan setuju dengan keadaan yang merugikan dan menyakitkan itu, jangan hanyut ikut arus masalah itu, lakukan suatu hal yaitu melawan masalah itu dengan sebuah cara pandang baru yang benar, bahwa diatas segala persoalan yang sulit itu ada Yesus yang sanggup menolong dan memulihkan.
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”, Amsal 23:18.
Jangan pandangi masalah itu, yang dapat menekan dan menghimpit kita, sehingga ketika kita ikut larut di dalamnya maka membuat kita tidak berdaya dan menjadi lemah dan pasrah pada masalah. Alihkanlah perhatian kepada FirmanNya yang pasti digenapiNya bagi setiap orang percaya. Pandanglah kepada Yesus yang empunya segala kuasa itu. Ingatlah bahwa Allah yang kita sembah ialah Allah yang penuh kasih. Dia akan memberikan anugerahNya kepada setiap orang yang menaruh harapannya kepadaNya, dan penjahat itupun memperoleh berkat anugerah keselamatan dari Yesus.
.
2. Menanggalkan keegoisan dan mau bertobat
Awalnya penjahat itu telah ikut menghujat Yesus, namun kemudian ia tidak malu untuk mengemis belaskasihan dari Yesus, ia melawan kedagingannya, dengan menanggalkan keegoisannya. Ia tidak gengsi untuk meminta belaskasihan Yesus. Penjahat itu telah mengubah cara pandangnya tentang Yesus, bahwa Yesus tidak bersalah, Yesus adalah orang benar. Pada ayat 39 sampai 41, digambarkan di sana bahwa teman dari penjahat itu tetap menghujat Yesus, dengan meminta supaya mereka segera diselamatkan oleh Yesus yang disebut Mesias.
Teman penjahat ini sangat egois, ia menuntut Yesus supaya mereka dibebaskan. Teman penjahat ini mengeluh tentang hukumannya, itulah sikap orang yang tidak mau bertobat. Tetapi penjahat itu menegur temannya dan mengatakan bahwa mereka berdua sepantasnyalah menerima hukuman itu karena setimpal dengan perbuatan mereka. Yang tidak pantas adalah Yesus yang harus menerima hukuman yang sama dengan mereka, padahal Yesus tidak berbuat sesuatu yang salah. Seperti yang dikatakan Pilatus kepada Imam-Imam kepala dan seluruh orang banyak itu: ”Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini”. (Lukas 23:4). Penjahat ini menyadari bahwa hukuman itu pantas dan layak ia terima, sebab itu ia tidak meminta pada Yesus supaya dibebaskan dari hukuman itu. Pertobatan adalah kemampuan untuk mengakui dosa dan menerima hukuman.
Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, oleh karena kesalahan ataupun dosa yang telah kita perbuat yang tanpa kita sadari. Kita merasa benar, oleh sebab itu kita seringkali menyalahkan orang lain, atau keadaan yang ada, bahkan ada yang menyalahkan Tuhan, mengganggap Tuhan tidak adil. Sekalipun kita benar dan Tuhan ijinkan masalah datang, hadapilah itu sebagai sebuah ujian, pasti ada maksud Tuhan yang baik bagi kita, supaya kita belajar tentang kebenaran Tuhan.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”, Roma 8:28.
Jika kita ditegur oleh Firman Allah, terimalah dengan hati yang terbuka, akui saja dihadapan Tuhan, sebab tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Pakailah Firman Allah sebagai alat untuk menilai segala sesuatu, terutama untuk mengevaluasi diri kita. Jangan keras hati, lawanlah keegoisan, sikap yang membenarkan diri, dengan merendahkan diri dihadapan Tuhan dan mengakui kesalahan. Tuhan tidak pernah membiarkan celaka orang yang mau merendahkan diri dihadapanNya.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”, 1 Yohanes 1:9.
Penjahat itu menyadari bahwa ia orang berdosa, dan ia juga menyadari bahwa Yesus itu orang benar, percaya bahwa Yesus akan datang sebagai Raja.
“Dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”, Matius 23:12b.
Tatkala penjahat itu mau merendahkan dirinya dan meninggikan Yesus, maka Yesuspun mengangkatnya dengan memberikan anugerah keselamatan kepadanya.
Anugerah adalah pemberian Allah dengan cuma-cuma, gratis, yang diberikan pada orang yang tidak layak menerimanya. Hidup kita dihadapan Tuhan adalah anugerah. Jangan bertahan pada keadaan yang dapat merugikan, jangan egois. Sekalipun kita telah berbuat salah, keliru, atau berdosa, asalkan mau bertobat, berbalik dari jalan-jalan hidup yang lama, datang merendahkan diri dihadapan Tuhan, maka akan dipulihkan oleh Tuhan, dan percayalah mujizat dan pertolongan Tuhan akan diperoleh.
Mungkin rasa bersalah yang terus mengikuti, cara untuk menghilangkannya adalah dengan mengakui kesalahan itu dengan jujur dihadapan Tuhan. Pelanggaran yang belum diampuni akan mendatangkan jurang pemisah antara kita dengan Allah. Suatu pengakuan yang jujur adalah langkah untuk berdamai dengan Tuhan dan manusia, sebab yang Tuhan tuntut hanyalah, “Hanya akuilah kesalahanmu”, ( Yeremia 3: 13). Pengampunan dan kemurahan Allah tersedia bagi semua orang yang datang kepadaNya dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Pemulihan selalu disediakan Tuhan.
“Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi”, Amsal 28:13.
.
3. Tidak mengandalkan pikiran manusia
Akal sehat manusia bisa saja berkata “ Jika Yesus itu Tuhan, pasti Ia bisa selamatkan diriNya dari salib. Kenyataannya, Yesus tidak berdaya, dihina, disiksa, menderita dan disalibkan. Jelas, Ia bukan Tuhan, sebab Ia tidak berdaya, jadi mana mungkin aku menaruh kepercayaan kepadaNya?”. Itulah yang terjadi pada saat Yesus disalibkan, banyak orang beranggapan demikian, mengandalkan pikiran manusia, cara pandang mereka tentang Yesus adalah salah, sebab itu mereka menghujat Yesus. Yesus berkata: “Ya, Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, ayat 34a. Jalan pikiran mereka bukanlah kebenaran.
Barangkali kita telah berdoa dan seolah-olah Tuhan tidak mampu menjawab doa-doa kita, Dia tidak dapat menolong kita, Dia tidak dapat mengerti keadaan kita, buktinya keadaan kita belum juga berubah. Cara pandang ini adalah salah. Penjahat itu tidak lagi mengandalkan pikiran manusia berdasarkan apa yang ia lihat sesuai kenyataan saat itu bahwa “Yesus tidak berdaya”. Penjahat itu tidak mau hanya melihat pada kenyataan Yesus yang disalibkan itu, tetapi ia melawan kenyataan itu dengan cara pandang yang benar yaitu melihat dengan hatinya yang beriman bahwa Yesus itu akan menang, yang akan datang sebagai Raja, penjahat itu mau melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata. Sebab itulah ia dengan berani dan percaya, berkata pada Yesus, agar Yesus kelak mengingat dirinya. Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”, ayat 43.
Luar biasa tanggapan dan jawaban Yesus kepadanya, yang ia minta adalah supaya Yesus mengingatnya kelak, tetapi yang ia peroleh adalah suatu berkat anugerah yang sungguh besar, yaitu ia memperoleh keselamatan. Allah melakukan bagi kita bukan saja dari apa yang kita minta padanya melalui doa, tetapi Allah bahkan juga sanggup memberikan melebihi apa yang dapat kita pikirkan, dan doakan.
“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Efesus 3:20.
Kenyataan yang kita hadapi boleh saja jalan yang buntu, sudah tidak ada harapan, atau pintu sudah tertutup, namun kita bisa melawannya dengan memiliki cara pandang benar, mengandalkan iman.
“Jawab Yesus: “Katamu: Jika Engkau dapat ? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Markus 9:23.
Maksud dari pernyataan Yesus ini bukanlah segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, tetapi memerlukan iman yang sungguh-sungguh percaya akan pekerjaan Tuhan yang sempurna. Kenyataan yang susah, buruk, dan mencemaskan selalu kelihatan oleh mata jasmanai kita. Kenyataan yang dilihat mata itu memang sulit untuk disangkal dan itu selalu mengkhawatirkan hati. Untuk menghadapi kenyataan ini adalah melawannya dengan cara pandang yang benar, yaitu menggunakan Firman Allah.
.
Masalah boleh ada untuk melatih diri kita agar dapat melihat yang tidak kelihatan dengan memakai kebenaran Firman Allah. Kenyataannya ialah semua orang menolak Yesus, dan menghujat Yesus yang disalibkan. Penjahat itu mau melawan kenyataan yang dilihatnya, dengan cara pandangnya yang benar, ia tidak ikut arus lagi, ia menanggalkan keegoisannya dan bertobat, serta tidak mengandalkan pikiran manusia. Penjahat itu tidak lagi mau dikuasai oleh keadaan yang lihat oleh matanya, ia melawan kenyataan itu, percaya pada Yesus yang disalibkan itu adalah sebagai orang benar dan akan menang, kemudian datang sebagai Raja. Karena itu, iapun memperoleh kehidupan yang kekal, yaitu berkat keselamatan dari Yesus.
Kita akan berhasil ketika kita mau melawan kenyataan hidup yang pahit dan sulit itu, dengan cara pandang yang benar sesuai kebenaran Firman Allah. Kita harus terus belajar untuk menilai segala sesuatu dengan cara pandang yang benar, supaya kita dapat menerima berkat Tuhan. Percaya saja pada kemampuan Allah yang sanggup untuk menolong kita, maka kita pasti menerima berkat dan mujizatNya yang tidak terbatas itu. Tuhan memberkati saudara.
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Wahyu 1:3.
--
Suami Yang Mengasihi Isteri Bagai Kristus Mengasihi Jemaat
*
*
*
*
Suami Yang Mengasihi Isteri Bagai Kristus Mengasihi Jemaat“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.” Efesus 5:25,28
Tuhan begitu mengasihi umatNya sehingga Bapa mengirimkan AnakNya yang tunggal yaitu Kristus untuk menebus dosa setiap umatNya (Yohanes 3:16). Kasih Kristus atas jemaatNya tidak ada batasnya. Dia menjadi penolong dan penghibur, memberikan kekuatan, sukacita, kesembuhan, kelepasan dan kemenangan bagi umatNya. Dia rela mati di atas kayu salib demi kita semuanya.
Sikap seperti itulah yang harus dimiliki seorang suami terhadap isterinya. Sama seperti Kristus yang memandang umatNya sebagai tubuhNya, demikian juga suami memandang isteri sebagai tubuhnya. Isteri merupakan bagian yang tak terlepaskan dari suami. Isteri merupakan bagian kehidupan dari suami. Tanpa isteri maka suami tidak dapat berjalan, karena itu berarti suami berjalan tanpa tubuhnya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Renungan ini merupakan renungan pilihan dari ‘Pelita Hidup Membership’. jika Anda rindu menerima renungan seperti ini setiap hari, silahkan klik disini untuk lihat info detailnya.
Suami harus menjadi penolong dan penghibur bagi isterinya. Suami harus memberikan kekuatan, dorongan, motivasi dan support bagi isterinya. Suami tidak boleh memandang rendah isterinya. Suami harus membuat isterinya merasa memiliki hidup yang berharga di mata Tuhan.
“Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” 1 Petrus 3:7
Tuhan telah menempatkan isteri sebagai teman pewaris tahta, bukan sebagai pembantu atau bahkan orang yang tak dianggap sama sekali. Segala kekurangan yang dimiliki oleh isteri tidak boleh dijadikan alasan bagi suami untuk memandang rendah isterinya, karena Tuhan telah menempatkannya sebagai pasangan hidup kita. Sikap yang meremehkan isteri akan membuat segala doa kita terhalang di hadapan Tuhan. Jika ingin agar Tuhan mendengarkan doa-doa dari seorang suami, maka dia harus belajar untuk menghargai isterinya sesuai dengan Firman Tuhan.
“Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.” Efesus 5:29
*courtesy of PelitaHidup.com
Dengan alasan apapun, suami tidak boleh membenci isterinya, karena dengan demikian maka dia membenci tubuhnya sendiri. Hal ini bertentangan dengan sikap Kristus yang senantiasa mengasuh dan merawat tubuhNya yaitu jemaatNya. Suami harus benar-benar memperhatikan isterinya dan memberi perhatian lebih terhadap bagian yang lemah. Tidak ada manusia yang mau menyakiti tubuhnya sendiri, demikian juga seharusnya seorang suami tidak boleh menyakiti isterinya baik secara perasaan, maupun secara fisik.
Perhatikan kata-kata yang keluar dari mulut, karena jika tidak hati-hati maka kata-kata tersebut dapat melukai hati sang isteri. Perempuan sangat peka pada pendengarannya. Berilah pujian atas isterimu. Berilah penghargaan bagi isterimu. Katakan dan ungkapkan rasa sayang kepada isteri, sehingga dia benar-benar mengetahui bahwa suaminya mengasihi dia. Ungkapan kasih sayang memang harus ditunjukkan melalui perbuatan, tetapi juga harus dinyatakan melalui kata-kata. Kedua ungkapan baik melalui perbuatan dan kata-kata sangat penting demi keharmonisan rumah tangga. Komunikasi harus dibangun dengan sebaik mungkin agar tidak ada rasa curiga di antara pasangan suami isteri.
*courtesy of PelitaHidup.com
Suami harus belajar mendengar apa yang menjadi keluhan, ungkapan perasaan, bahkan juga nasehat dari isterinya. Ketika suami mau belajar mendengar kepada isterinya, akan ada suatu perubahan yang luar biasa terjadi dalam rumah tangga tersebut. Berkat Tuhan akan tercurah dengan luar biasa dalam rumah tangga dan keluarga.
Menjadi seorang suami tidak boleh mementingkan diri sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan isterinya. Dengan mengasihi isteri sebagaimana mengasihi tubuhnya sendiri berarti bahwa segala hal yang menyangkut kepentingan isteri juga harus menjadi perhatian bagi suami. Ini bukan berarti isteri dapat menuntut apapun yang menjadi keinginannya. Tetapi tentunya semua harus berjalan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Ketika suami dan isteri memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing di hadapan Tuhan, maka mereka akan memiliki rumah tangga yang kuat. Rumah tangga yang kuat akan membentuk keluarga yang kuat. Keluarga yang kuat akan menjadi pondasi yang kuat bagi gereja. Sehingga pada akhirnya gereja-gereja yang ada di muka bumi ini akan memberikan dampak yang luar biasa bagi bangsa-bangsa, nama Tuhan dimuliakan di atas muka bumi ini.
Doa:
Tuhan mampukan para suami agar dapat lebih lagi menghargai dan mengasihi isterinya sebagaimana mereka mengasihi dirinya sendiri. Mampukan para suami untuk dapat menjadikan isterinya merasa memiliki hidup yang sangat berarti dan berharga baik di hadapan Tuhan maupun bagi banyak orang. Biarlah kehidupan rumah tangga dari setiap pasangan yang ada menjadi harmonis dan kuat di dalam Tuhan.
Langkah iman:
* Mulailah untuk mengasihi dan memperhatikan isterimu.
* Jangan melakukan kekerasan baik secara kata-kata ataupun secara fisik terhadap isterimu.
* Beri telinga atas setiap ungkapan maupun keluhan isterimu. Hargai setiap pendapat maupun nasehatnya.
* Beri perhatian atas segala kebutuhannya untuk dihargai dan dilindungi.
* Beri pujian dan ungkapkan rasa kasih sayang melalui kata-kata dan perbuatan.
--
Rajin: Cara Menuju Kesuksesan
*
*
*
*
Rajin: Cara Menuju Kesuksesan“Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas…” Amsal 30:24-25
Setiap orang yang bekerja atau menjalankan usahanya pasti ingin agar apa yang mereka kerjakan dapat berhasil dan sukses. Kesuksesan menjadi dambaan bagi setiap orang, karena dengan meraih kesuksesan maka hidup mereka akan menjadi lebih nyaman dibanding yang keadaan mereka sebelumnya.
Tapi tidak banyak yang mengetahui bahwa kesuksesan merupakan hasil kerja keras dan ketekunan dalam jangka waktu tertentu. Tidak akan ada kesuksesan tanpa usaha. Dan untuk meraih kesuksesan tentunya kita akan melewati kegagalan demi kegagalan di dalamnya. Kegagalan yang terjadi tidak boleh menghentikan kita dari berusaha. Ketika kita menghadapi kegagalan dan kita berhenti di titik tersebut, maka kita akan kehilangan kesuksesan yang telah menanti kita.
*courtesy of PelitaHidup.com
Renungan ini merupakan renungan pilihan dari ‘Pelita Hidup Membership’. jika Anda rindu menerima renungan seperti ini setiap hari, silahkan klik disini untuk lihat info detailnya.
Tidak sedikit juga orang yang ingin meraih keberhasilan tidak mau bekerja keras atau bahkan tidak melakukan apapun untuk mendapatkannya. Mari kita lihat apa yang dikatakan Firman Tuhan mengenai orang yang seperti ini.
“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,
ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.
Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
“Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring” — maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.” Amsal 6:6-11
Bermimpi untuk meraih sukses bisa membantu kita untuk tetap fokus dalam mencapai impian tersebut. Sama seperti Yusuf yang senantiasa memegang teguh apa yang telah Tuhan janjikan melalui mimpinya. Dengan begitu Yusuf dapat terus bertahan dan tetap setia untuk meraih janji Tuhan. Tetapi jika impian tersebut tidak disertai dengan tindakan, maka kita tidak ubahnya seperti yang disampaikan oleh ayat di atas. Kemalasan tidak akan mendatangkan keberhasilan atau bahkan kesuksesan tetapi justru sebaliknya yaitu mendatangkan kemiskinan dan kekurangan bagi orang-orang yang malas bekerja.
Jika kita memperhatikan aktivitas semut, mereka tidak pernah berhenti bekerja. Mereka selalu mengumpulkan makanan yang mereka perlukan. Dan mereka tidak pernah kekurangan makanan, karena mereka selalu menjaga agar suplai makanan selalu tersedia. Demikianlah halnya kita dalam bekerja. Rajinlah bekerja bagaikan semut yang tiada henti bekerja, sehingga berkat berkelimpahan akan mendatangi kehidupan kita. Tentunya dengan tidak melupakan persekutuan pribadi kita dengan Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Banyak juga umat Tuhan yang mengaku sudah rajin beribadah dan bahkan aktif dalam pelayanan tetapi mereka mengeluh karena tidak pernah berhasil dalam pekerjaan atau usaha yang mereka jalani. Mereka beranggapan bahwa hanya dengan rajin bersekutu dengan Tuhan, maka berkat akan tercurah bagi mereka. Padahal selain hubungan intim dengan Tuhan, Tuhan ingin agar kita juga tetap bekerja dengan giat agar berkat Tuhan dapat mengalir dalam kehidupan kita.
“Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.
Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.” 2 Tesalonika 3:7-9
*courtesy of PelitaHidup.com
Rasul Paulus tidak hanya giat dalam pelayanan saja, tetapi dia juga giat dalam bekerja agar tidak menyusahkan orang lain. Dia menjadikan dirinya teladan tidak hanya dalam pelayanan, tetapi juga dalam bekerja untuk menghidupi kebutuhannya.
Keseimbangan antara pelayanan dan pekerjaan juga harus diperhatikan, jangan sampai kita hanya mengutamakan satu hal saja tetapi menelantarkan hal yang lainnya. Dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan pelayanan, maka kita dapat menjadi terang bagi setiap orang yang ada di sekeliling kita. Dengan meraih kesuksesan dalam pekerjaan, maka kita akan menjadi saksi di dalam lingkungan sekuler, di mana banyak orang-orang yang tidak mengenal Tuhan akan melihat kebesaran Tuhan terjadi dalam hidup kita.
Kesuksesan baik dalam bentuk posisi, jabatan, penghargaan, keberhasilan menyelesaikan pekerjaan, berkat materi dan lainnya merupakan hal-hal yang akan mengikuti kita ketika kita mau rajin bekerja. Kesuksesan dalam pekerjaan dan kesuksesan dalam pelayanan akan mengikuti setiap orang yang benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.” Amsal 10:4
“Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.” Amsal 12:24
“Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.” Amsal 12:27
“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.” Amsal 13:4.
--
Hal Mengampuni
*
*
*
*
Hal Mengampuni“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Matius 18:21-22
Hal mengampuni merupakan hal yang paling sulit untuk dilakukan oleh hampir semua orang, terutama jika orang yang menyakiti adalah orang terdekat atau orang yang disayangi. Tidak mudah untuk mengampuni kemudian memberi kesempatan yang kedua bagi orang yang sudah menyakiti bahkan menghianati kita. Bahkan rasa sakit hati ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun tanpa ada solusi. Kalaupun ada yang bisa mengampuni, kejadian tersebut akan sangat membekas dalam hati.
Firman Tuhan mengajar kita untuk mengampuni orang yang berbuat salah kepada kita, tidak hanya satu kali saja, bahkan berkali-kali. Ini berarti bahwa pengampunan yang kita berikan adalah pengampunan yang tiada batasnya. Tidak peduli betapa dalam luka hati yang diakibatkan, tugas kita adalah mengampuni orang tersebut.
*courtesy of PelitaHidup.com
Renungan ini merupakan renungan pilihan dari ‘Pelita Hidup Membership’. jika Anda rindu menerima renungan seperti ini setiap hari, silahkan klik disini untuk lihat info detailnya.
Mengapa kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Karena Yesus sendiri telah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita.
“Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Yesaya 53:4-6
Sebesar apapun dosa yang kita perbuat, sebanyak apapun dosa yang kita perbuat juga, darah Yesus selalu menyucikan kita ketika kita datang meminta ampun dan bertobat di hadapanNya. Oleh karena Yesus telah memberi teladan bagi kita, demikianpun kita juga harus berbuat.
Pengampunan sudah diberikan oleh Yesus bagi kita, masakan kita tidak mau mengampuni orang yang telah bersalah kepada kita? Bukankah kita pernah menyakiti hati Tuhan dengan berbuat dosa? Bukankah apa yang kita lakukan dengan kesenangan-kesenangan duniawi justru malah menyakiti hati Tuhan? Tetapi Tuhan dengan penuh kasih selalu mau menerima kita apa adanya. Dan begitu satu kali kita minta ampun, saat itulah juga darahNya menyucikan dan melayakkan kita di hadapanNya. Dan tidak ada satu tuduhanpun yang bisa dilayangkan oleh si iblis kepada kita bahwa kita adalah manusia berdosa, karena darahNya sangatlah cukup untuk menyucikan hidup kita.
*courtesy of PelitaHidup.com
Oleh karena itu kita juga harus berbuat hal yang sama kepada orang yang telah menyakiti hati kita. Seburuk atau sejahat apapun orang tersebut, tetap kita harus mengampuninya. Tetapi jika kita sudah mengampuni, peristiwa tersebut masih selalu timbul dalam hati kita bagaimana? Tuhan Yesus selalu mengampuni dan melupakan dosa apa yang telah kita lakukan. Dosa semerah apapun akan dibersihkan seputih salju. Mengampuni dan melupakan adalah kedua hal yang sangat erat yang harus kita lakukan pada saat kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Ingat kisah kedua orang yang ikut disalib di sebelah Yesus pada saat disalibkan? Keduanya adalah penjahat yang telah melakukan banyak perbuatan jahat sehingga mereka dihukum salib. Tetapi salah seorang dari mereka mau menerima Yesus sebagai juruselamat hidupnya, sehingga pada saat itu juga Yesus mengatakan kepadanya bahwa hidupnya telah diselamatkan. Yesus tidak melihat sebesar apapun dosa orang tersebut, Yesus tidak melihat seberapa jahat orang tersebut, tetapi Dia menerimanya dengan penuh kasih.
*courtesy of PelitaHidup.com
Seberapa jahatpun orang yang telah menyakiti hati kita, seburuk apapun orang berbuat jahat kepada kita, tetap kita harus mengampuninya tanpa alasan apapun. Ingatlah bahwa Yesus mengampuni kita tanpa memberi syarat apapun. Demikian juga kita harus berbuat kepada orang yang kita ampuni kesalahannya.
Ingatlah bahwa ketika kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita, maka Bapa di surga juga akan mengampuni segala kesalahan kita di hadapanNya (Matius 18:35)..
Doa:
Tuhan mampukan kami untuk mengampuni orang yang telah menyakiti hati kami dan berbuat jahat kepada kami. Mampukan kami untuk melepaskan pengampunan dan melupakan setiap kesalahan mereka. Biarlah kasihMu tercurah memenuhi setiap hati kami dan membalut setiap luka hati kami..
Langkah iman:
* Ampuni kesalahan orang yang telah menyakiti hati kita dan jangan ingat-ingat kembali kesalahannya.
* Berbuat baiklah kepada orang yang telah menyakiti hati kita, karena dengan demikian kita melepaskan kasih Tuhan atas dirinya, sehingga orang tersebut juga akan berubah dari jalan-jalannya yang jahat.
--
Pembelaan Tuhan Atas UmatNya
*
*
*
*
Pembelaan Tuhan Atas Umatnya“Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Yosua 1:5
Bacaan Alkitab : 2 Samuel 5:6-10
(6) Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: “Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari. (7) Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. (8) Daud telah berkata pada waktu itu: “Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta.” Sebab itu orang berkata: “Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait.” (9) Dan Daud menetap di kubu pertahanan itu dan menamainya: Kota Daud. Ia memperkuatnya sekelilingnya, mulai dari Milo ke bagian dalam. (10) Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya.
Betapa Allah yang kita sembah di dalam nama Tuhan Yesus adalah Allah yang sangat hebat, dahsyat dan perkasa. Musa memperkatakan kedahsyatan Tuhan, karena ia sudah merasakannya, Ulangan 3:24 Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau? Perbuatan Allah sangat tidak ada yang dapat menandingi.
*courtesy of PelitaHidup.com
Sampai Pauluspun menulisnya di dalam Roma 8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Jika di katakan tidak ada seorangpun yang bertahan menghadapi kita, itu bukan karena kekuatan kita, perhatikan Zakaria 4:6 Maka berbicaralah ia, katanya: “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. Semua hanya karena Tuhan ada bersama dengan kita.”
Pada saat orang Yebus mengatakan bahwa Daud tidak mungkin dapat mengalahkan mereka, Daud tidak mungkin dapat masuk kepada pertahanan mereka yang kuat. Namun ketika Allah di pihak kita, Allah akan menerobos dan melakukan segalanya buat kita, untuk kemuliaan namaNya! Jika kita lihat kuasa Daud yang semakin lama semakin besar, semua hanya karena Tuhan. Bukan karena kekuatan dan kepintaran Daud. Perhatikan yang dikatakan Daud I Samuel 17:47 dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.”
Ketika Yosua harus memikul tanggung jawab menggantikan Musa, Tuhan katakan bahwa Dia sendiri yang akan menyertai Yosua sama seperti ketika Allah menyertai Musa, bahwa kemana ia pergi selama bersama dengan Tuhan, dan Tuhan membuktikan bahwa Dia yang membuat Yosua senantiasa meraih kemenangan demi kemenangan. Apakah Anda takut untuk memikul tanggung jawab yang Tuhan berikan ? Ingat apa yang Tuhan lakukan terhadap Musa, ia lakukan juga terhadap Yosua, ketika Anda mau dan mempercayainya, Tuhan juga akan melakukan hal yang sama kepada Anda. Baca dan simak baik baik Keluaran 34:10, Firman-Nya: “Sungguh, Aku mengadakan suatu perjanjian. Di depan seluruh bangsamu ini akan Kulakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib, seperti yang belum pernah dijadikan di seluruh bumi di antara segala bangsa; seluruh bangsa, yang di tengah-tengahnya engkau diam, akan melihat perbuatan TUHAN, sebab apa yang akan Kulakukan dengan engkau, sungguh-sungguh dahsyat.
Apakah Anda sedang dilema? Atau apakah Anda sedang merasakan kekuatiran menghadapi problema? Satu kunci sebagai jawaban dalam hidup kita, jadikan Tuhan menjadi Tuhan yang sesungguhnya. Kita sering menjadikan Tuhan hanya sekedar Tuhan, tanpa memberikan Hak kepadaNya untuk mengatur hidup kita dan menjadi raja. Kita sering membiarkan hati kita, pandangan kita kepada ilah ilah lain. Jangan pernah Anda melangkah sendirian. Buat Allah selalu hadir dalam setiap hal yang Anda lakukan. Ingat, ketika Allah menyertai, Dia tidak pernah membuat diri Anda bergumul sendirian, bahkan Dia yang akan melakukan segala sesuatunya buat Anda yang sungguh sungguh dahsyat. Gbu.
.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kuasa Allah sangat teramat sempurna.
Ketika Anda mendekat dan melekat padaNya, maka betapapun besarnya masalah Anda, seberapa hebatnya ‘musuh’ Anda, Dia akan membuat setiap ‘musuh’ Anda menjadi tumpuan kaki Anda.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ingat selama Tuhan beserta Anda, tidak ada ‘musuh’ yang dapat bertahan menghadapi Anda.
--
3 Cara Menghadapi Badai Kehidupan
*
*
*
*
Badai Kehidupan“Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Markus 4:36-40
Kejadian yang dialami oleh murid-murid Yesus di atas merupakan gambaran mengenai badai yang sering kita alami dalam kehidupan kita. Dalam menyeberangi lautan kehidupan tidak selamanya kita menghadapi cuaca yang cerah. Ada kalanya badai datang menerpa hidup kita. Dan sebagaimana yang dialami oleh murid-murid Yesus, badai yang datang merupakan suatu hal yang dapat membuat kita semua gentar dan goyah dalam iman kita. Dari kisah di atas ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar kita tetap kuat dalam menghadapi badai kehidupan. Berikut 3 cara untuk menghadapinya :
1. Datang pada Yesus
Ketika badai datang menerpa dan perahu mulai dimasuki air, hal yang pertama mereka lakukan bukanlah keluar dari perahu dan terjun ke air, tetapi mereka mencari Yesus!
Anda dapat bayangkan apa yang terjadi jika mereka keluar dari perahu? Begitu juga dengan hidup kita jika menghadapi suatu masalah. Kita tidak boleh lari atau meninggalkan masalah yang kita hadapi, karena jika demikian kita akan keluar dari rencana Allah. Cari Yesus untuk mendapat jawaban atas masalah kita. Datang pada Yesus. Jangan cari orang lain atau bahkan mencari pendeta untuk menyelesaikan masalah kita. Bukan berarti mencari pendeta itu salah, tetapi Tuhan menginginkan kita memprioritaskan Dia dalam kehidupan kita. Hanya Yesus yang sanggup memberikan jawaban. Dan Dia hanya sejauh doa. Datang padaNya, berdoa untuk masalah Anda.
Ketika murid-murid Yesus datang mencari Dia, kita melihat apa yang terjadi selanjutnya, Yesus mengambil alih seluruh keadaan yang terjadi. Hanya dengan sepatah kata saja, maka badai itu-pun reda.
Ketika kita datang mencari Yesus, Dia akan turun tangan mengambil alih seluruh masalah kita. Dia akan memberikan jalan keluar bagi kita.
2. Bangkitkan roh-mu
Badai yang menerpa perahu Yesus dan murid-muridNya membuat murid-muridNya sangat ketakutan. Dalam Mazmur pasal 42 dan 43 juga menceritakan kondisi pemazmur yang sedang dalam keadaan yang sangat mencekam, dikejar-kejar oleh musuhnya, sama seperti badai yang menakutkan yang dialami murid-murid Yesus.
Pemazmur mengatakan kepada jiwanya untuk tidak gelisah dan berharap kepada Allah (Maz 42:6, 42:12, 43:5). Dalam 2 Kor 4:16 Rasul Paulus juga menyatakan bahwa kita ini terdiri dari manusia lahiriah dan manusia batiniah. Dan Paulus juga menyatakan bahwa meskipun manusia lahiriahnya merosot, manusia batiniah-nya semakin dibaharui dari hari ke hari.
Manusia batiniah/roh kita harus senantiasa lebih kuat dibanding manusia jasmani kita. Roh kita harus juga lebih kuat dibanding dengan jiwa kita.
Jiwa manusia yang terdiri dari pikiran, perasaan dan kehendak, mudah sekali terpengaruh oleh keadaan sekitar. Ketika masalah dan problema datang, jiwa manusia akan berusaha mencari jalan keluar untuk masalah tersebut. Tetapi ketika masalah begitu berat dan tidak dapat menemukan jalan keluar, maka jiwa manusia dapat terganggu, manusia menjadi kuatir, takut, stress, dan lain-lain.
Sebagai umat Tuhan, kita harus senantiasa membangun manusia roh kita, yaitu dengan membaca firmanNya, rajin berdoa, ikut persekutuan dan lain-lain. Dengan membangkitkan roh kita, maka secara tidak langsung roh kita yang kuat akan mempengaruhi jiwa kita. Sehingga seperti yang pemazmur katakan kepada jiwanya untuk berharap pada Allah, maka roh kita pun juga akan berbuat demikian juga.
Ketika masalah datang dengan begitu bertubi-tubi, maka yang harus kita lakukan adalah membangkitkan roh kita agar dapat menghadapi masalah dengan hati yang kuat.
3. Gali potensi diri
Murid-murid Yesus mempunyai potensi yang luar biasa. Kita lihat dalam Kisah Para Rasul bagaimana mereka “menjungkir-balikkan” dunia ini dengan kuasa dan mujizat Allah. Itu terjadi ketika kuasa Roh Kudus telah turun ke atas mereka (Kis 1:8).
Ketika badai menerpa perahu mereka pada saat itu, Yesus bertanya kepada murid-muridNya: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mrk 4: 40. Yesus mencoba membantu murid-muridNya untuk mengenali potensi yang sebenarnya ada dalam diri mereka. Yesus tahu bahwa murid-muridNya sanggup untuk menghadapi masalah seberat apapun. Dan bahkan mereka mampu memiliki iman yang mengalahkan dunia.
Kuasa yang sama yang turun ke atas murid-murid Yesus juga telah dicurahkan bagi setiap kita yang percaya kepadaNya. Dan Tuhan mau agar kita semua menyadari bahwa ada potensi yang luar biasa yang ada dalam setiap umatNya. Mungkin saat ini kita tidak menyadari potensi tersebut. Tetapi ketika kita mencoba mengenali potensi diri kita dan kita menggali potensi tersebut, maka kita akan melihat bahwa Tuhan sedang memproses dan ingin memakai diri kita dengan luar biasa.
Anda pasti tahu bahwa sebuah batu berlian yang indah dan mahal harganya adalah dibentuk dan diproses dari sebuah batu yang terpendam yang pada mulanya tidak memiliki nilai dan bahkan jauh dari indah. Demikian juga dengan kita semua, kita semua bagaikan berlian yang ketika digali dan diproses akan menjadi individu yang memiliki potensi yang luar biasa. Tanpa disadari kita akan melakukan perbuatan-perbuatan yang lebih besar dari yang pernah Dia lakukan (Yoh 14:12).
Masalah apapun yang kita hadapi, biarlah itu menjadi pemicu bagi hidup kita, bahwa Tuhan ingin agar kita dapat mengembangkan kapasitas hidup kita. Dia ingin agar kita dapat menjadi individu yang lebih tangguh untuk melakukan rencanaNya yang besar dalam hidup kita.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Kor 10:13
--
Sebuah Renungan "Mengapa Saya ?"
Thu
04/29/10
Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; US Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975).
Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yang mengharuskannya menjalani operasi bypass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.
Kata - kata Motivasi Seorang penggemarnya menulis surat kepadanya,"Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?"
Ashe menjawab,"Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis,
diantaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis,
500 ribu orang belajar menjadi pemain tenis profesional,
50 ribu datang ke arena untuk bertanding,
5000 mencapai turnamen grandslam,
50 orang berhasil sampai ke Wimbeldon,
empat orang di semifinal, dua orang berlaga di final.
Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan,
"Mengapa saya?", Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan,
"Mengapa saya?"
Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan. Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan.
Tetapi tidak demikian. Ia berbeda dengan kebanyakan orang. Itulah cerminan hidup beriman; tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup yang menekan berat.
Ketika menerima sesuatu yang buruk, ingatlah saat - saat ketika kita menerima yang baik...
" Winning horse doesn't know why it runs the race.It runs because of beats & pain.
Life is a race, God is your rider.
So if u are in a pain, then think, God wants You to win"
Sumber : Lambok A. Sitorus ( The Truth Voice )
--
Pencuri Impian (Pelajaran Dr Rumania)
Sun
05/02/10
Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir, dengan apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti dia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepukan kepadanya.
Cerita Motivasi, Artikel Motivasi Gadis Penari (Pelajaran Dr Rumania)Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat,dan dari tangan dinginnya telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari.
Si gadis muda bertanya...
"Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia.
Apakah anda punya waktu sejenak, untuk menilai saya menari ?
Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian saya".
"Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit",jawab sang pakar.
Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar.Si gadis langsung berlari keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian dia ambil sepatu tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak pernah akan menari lagi.
Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi keluarganya, dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.
Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu. Nampak sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda dengan tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara, ibu ini membawa ketiga anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar. Sang pakar masih mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab. Si ibu bertanya, "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang silam.
Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"
"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu.
Saya rasa kamu akan menjadi penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-2 berhenti dari dunia tari", jawab sang pakar.
Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar. "Ini tidak adil", seru si ibu muda. "Sikap anda telah mencuri semua impian saya.
Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit.
Anda seharusnya memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja.
Mestinya saya bisa menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!"
Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak .... Tidak, saya rasa saya telah berbuat dengan benar.
ANDA TIDAK HARUS MINUM ANGGUR SATU BAREL UNTUK MEMBUKTIKAN ANGGUR ITU ENAK. Demikian juga saya.
Saya tidak harus menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda bagus. Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak saya tinggalkan anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap anda mau menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi anda sudah pergi ketika saya keluar.
Dan satu hal yang perlu anda camkan, bahwa ANDA MESTINYA FOKUS PADA IMPIAN ANDA, BUKAN PADA UCAPAN ATAU TINDAKAN SAYA. Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang bertumbuh. PUJIAN ITU SEPERTI PEDANG BERMATA DUA. ADA KALANYA MEMOTIVASIMU, BISA PULA MELEMAHKANMU. Dan faktanya saya melihat bahwa sebagian besar PUJIAN YANG DIBERIKAN PADA SAAT SESEORANG SEDANG BERTUMBUH, HANYA AKAN MEMBUAT DIRINYA PUAS DAN PERTUMBUHANNYA BERHENTI. SAYA JUSTRU LEBIH SUKA MENGACUHKANMU, AGAR HAL ITU BISA MELECUTMU BERTUMBUH LEBIH CEPAT LAGI.
Lagipula, pujian itu sepantasnya datang dari keinginan saya sendiri. TIDAK PANTAS ANDA MEMINTA PUJIAN DARI ORANG LAIN . Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya anda pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia.
MUNGKIN ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU. SAKIT HATI YANG AKAN CEPAT HILANG JIKA ANDA BERLATIH KEMBALI. TAPI SEKARANG, SAKIT HATI ITU MENJADI PENYESALAN ANDA HARI INI YANG TIDAK AKAN PERNAH BISA HILANG SELAMA-LAMANYA ..."
--
Apakah Yesus Benar - Benar Mati ?
Thu
06/03/10
Yesus di Getsemani
Pengantar
Gagasan bahwa Yesus tidak pernah benar-benar mati muncul pada tulisan di abad ketujuh. Di situ dikatakan bahwa Yesus melarikan diri ke India. Bahkan sampai saat ini terdapat sebuah makam keramat yang dianggap makam Yesus di Srinagar, Kashmir.
Pada permulaan abad ke-19, Karl Bahrdt, Karl Venturini, dan yang lain-lainnya mencoba menjelaskan Kebangkitan dengan mengemukakan gagasan bahwa Yesus hanya pingsan karena kepayahan di atas kayu salib, atau Ia telah diberi obat yang membuatnya kelihatan mati, dan bahwa selanjutnya Ia dihidupkan kembali oleh udara kubur yang sejuk dan lembab. Mereka menjelaskan bahwa Yesus telah diberi suatu cairan di suatu bunga karang ketika tergantung di atas salib (Markus 15:36) dan bahwa Pilatus kelihatan terkejut akan betapa cepatnya Yesus mati (Markus 15:44).
Konsekuensinya, kata mereka, pemunculan Yesus kembali bukanlah suatu kebangkitan mukjizat, tetapi sekedar suatu kesadaran kembali yang kebetulan, dan kubur-Nya kosong karena Ia masih terus hidup.
Apa yang sebenarnya terjadi saat Penyaliban? Apa penyebab kematian Yesus? Adakah cara yang mungkin bagi-Nya untuk bertahan hidup dari siksaan ini? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat dibantu diselesaikan dengan bukti medis.
Wawancara dengan Alexander Metherell, M.D., PH.D.
Metherell adalah seseorang dengan gelar medis dari University of Miami di Florida dan gelar doktor dalam bidang teknik dari University of Bristol di Inggris. Ia memperoleh sertifikat dalam diagnosis dari The American Board of Radiology dan menjadi konsultan bagi The National Heart, Lung, and Blood Institute of the National Institutes of Health of Bethesda, Maryland.
Metherell adalah mantan ilmuwan riset yang mengajar di The University of California, dan editor lima buku ilmiah dan telah membuat tulisan-tulisan yang diterbitkan mulai dari Aerospace Medicine sampai Scientific American. Analisis cerdasnya atas konstraksi muskular telah diterbitkan dalam The Physiologist dan Biophysics Journal. Ia berpenampilan sesuai dengan perannya sebagai seorang otoritas medis terkemuka.
Penyiksaan Sebelum Penyaliban
Penyiksaan Yesus
Dapatkah Anda melukiskan suatu gambaran tentang apa yang terjadi pada Yesus?
Itu dimulai setelah Perjamuan Terakhir. Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke Taman Getsemani. Di sana Ia berdoa semalam-malaman. Nah, selama proses itu Ia mengantisipasi datangnya peristiwa-peristiwa pada hari berikutnya. Karena Ia mengetahui beratnya penderitaan yang akan Ia pikul, sungguh wajar jika Ia mengalami tekanan psikologis yang sangat besar.
Dalam Lukas 22:44 menceritakan bahwa Ia mulai meneteskan keringat darah pada keadaan ini.
Bukankah ini hanyalah imajinasi yang terlalu fiktif?
Tidak sama sekali. Ini adalah suatu kondisi medis yang dikenal dengan hematidrosis. Ini terjadi karena tekanan psikologis yang sangat tinggi. Kegelisahan yang hebat menyebabkan terlepasnya zat-zat kimia yang memecahkan kapiler-kapiler dalam kelenjar-kelenjar keringat. Akibatnya terjadi pendarahan dalam kelenjar-kelenjar ini, dan keringat yang keluar disertai dengan darah. Hal ini menyebabkan kulit menjadi amat sangat rapuh ketika Yesus dicambuk oleh serdadu Roma keesokan harinya, kulit-Nya menjadi amat sangat sensitif.
Pencambukan Roma dikenal sangat brutal, biasanya terdiri dari 39 cambukan, tetapi seringkali lebih banyak daripada itu, tergantung pada suasana hati Si Serdadu yang melaksanakan pukulan. Si Serdadu akan menggunakan cemeti dari kepangan tali kulit dengan bola-bola logam yang dijalin ke dalamnya. Ketika cemeti itu menghantam daging, bola-bola ini akan menyebabkan memar atau lebam yang dalam, yang akan pecah terbuka akibat pukulan selanjutnya. Dan cemeti itu juga memiliki potongan-potongan duri tajam, yang akan mengiris daging dengan hebat.
Punggung yang dipukul itu akan menjadi tercabik-cabik, sehingga sebagian dari tulang belakang kadangkala terlihat akibat irisan yang dalam, sangat dalam. Pencemetian itu akan ditimpakan ke segala arah: dari bahu turun ke punggung, pantat, dan bagian belakang kaki. Itu akan sangat mengerikan.
Selagi pencambukan berlanjut, luka koyakan akan tercabik sampai ke otot-otot kerangka di bawahnya dan menghasilkan goresan-goresan daging berdarah yang gemetar. Seorang sejarawan abad ketiga bernama Eusebius menggambarkan pencambukan dengan mengatakan, "Pembuluh-pembuluh si penderita terbuka telanjang, dan otot-otot, urat-urat, dan isi perut si korban terlihat".
Banyak orang akan mati dari pemukulan semacam ini, bahkan sebelum mereka disalibkan. Setidaknya, Si Korban akan mengalami kesakitan hebat dan keguncangan karena efek-efek kehilangan sejumlah besar darah (hipovolemik).
Ini mengakibatkan 4 hal :
1. Jantung berdetak cepat untuk mencoba memompa darah yang tidak ada di sana.
2. Tekanan darah turun, menyebabkan pingsan.
3. Ginjal berhenti menghasilkan urin untuk mempertahankan volume darah yang masih tinggal.
4. Orang itu menjadi sangat haus sewaktu tubuhnya sangat membutuhkan cairan untuk menggantikan volume darah yang hilang.
Apakah Anda melihat bukti ini dari catatan-catatan Injil?
Ya, sangat pasti. Yesus berada dalam keguncangan karena kehilangan sejumlah besar darah ketika Ia berjalan terhuyung-huyung ke lokasi hukuman mati di Kalvari, memikul batang kayu salib yang horizontal. Akhirnya Yesus tak sadarkan diri, dan serdadu Roma memerintahkan Simon untuk memikul salib-Nya. Selanjutnya kita membaca bahwa Yesus berkata, 'Aku haus', pada saat ketika sedikit cuka diberikan kepada-Nya.
Karena efek-efek mengerikan dari pemukulan ini, sudah pasti Yesus berada dalam kondisi kritis, bahkan sebelum paku-paku ditancapkan menembus kedua tangan dan kaki-Nya.
Penderitaan Salib
Yesus di Kayu Salib
Apa yang terjadi ketika Ia tiba di lokasi Penyaliban?
Ia akan dibaringkan, kedua tangan-Nya akan dipakukan dalam posisi terentang ke batang kayu horizontal. Orang-orang Roma biasanya menggunakan paku besar yang panjangnya 5 sampai 7 inci dan meruncing ke suatu ujung yang tajam. Paku ini ditancapkan menembus pergelangan tangan. Ini adalah posisi kokoh yang akan mengunci posisi tangan.
Dan penting untuk dipahami bahwa paku itu akan menembus ke tempat di mana urat syaraf tengah berada. Ini adalah urat syaraf terbesar yang menuju ke tangan, dan itu akan diremukkan oleh paku yang diketokkan ke dalamnya.
Kesakitan apa yang akan ditimbulkannya?
Apakah Anda pernah merasakan rasa sakit ketika Anda membenturkan siku Anda dan memukul tulang ujung siku Anda? Itu sebenarnya urat syaraf lain, disebut urat syaraf ulna. Akan sangat menyakitkan bila tanpa sengaja Anda memukulnya. Yah, bayangkan mengambil sebuah tang dan memeras dan meremukkan urat syaraf itu. Efek itu akan mirip dengan apa yang Yesus alami. Kesakitannya sama sekali tak tertahankan, secara harafiah itu di luar kata-kata untuk menjelaskannya.
Pada keadaan seperti ini Yesus dinaikkan, selagi balok salib dipasangkan ke tiang vertikal, dan kemudian paku-paku ditancapkan menembus kedua kaki Yesus. Sekali lagi, urat syaraf di kedua kaki-Nya akan remuk, dan di sana akan terasa jenis kesakitan yang sama.
Penyebab Kematian
Penyaliban pada intinya adalah kematian perlahan yang diakibatkan oleh asfiksiasi (sesak nafas karena kekurangan oksigen dalam darah). Alasannya adalah bahwa tekanan-tekanan pada otot-otot dan diafragma membuat dada berada pada posisi menarik nafas, agar dapat menghembuskan nafas, orang itu harus mendorong kedua kakinya agar tekanan pada otot-otot dapat dihilangkan untuk sesaat. Ketika melakukan itu, paku akan merobek kaki, lalu akhirnya mengunci posisi terhadap tulang-tulang tumit kaki.
Setelah dapat menarik nafas, orang itu kemudian akan dapat relaks dan menarik nafas lagi. ekali lagi ia harus mendorong tubuhnya naik untuk menghembuskan nafas, menggesekkan punggungnya yang berdarah ke kayu salib yang kasar. Ini akan berlangsung terus dan terus sampai kepayahan, dan orang itu tidak akan mampu mengangkat diri dan bernafas lagi.
Ketika nafas orang itu semakin perlahan, ia mengalami apa yang disebut asidosis pernafasan, karbondioksida dalam darah larut sebagai asam karbonik, menyebabkan keasaman darah meningkat. Ini akhirnya mengakibatkan detak jantung yang tidak teratur. Dengan jantung-Nya yang berdetak tak menentu, Yesus berada dalam saat-saat kematian-Nya, yakni ketika Ia berkata, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku". Kemudian Ia mati akibat berhentinya detak jantung.
Bahkan sebelum Ia mati, keguncangan karena kehilangan sejumlah besar darah akan menyebabkan jantung berdebar kencang terus-menerus, yang akan menyebabkan: kegagalan jantung serta terkumpulnya cairan dalam membran-membran di sekitar jantung dan juga sekitar paru-paru.
Mengapa hal ini penting?
Karena ketika serdadu Roma datang, dan hampir yakin bahwa Yesus telah mati, mereka menegaskannya dengan menusukkan sebuah tombak ke pinggang kanan-Nya. Tombak itu menembus paru-paru kanan dan ke jantung, jadi ketika tombak itu ditarik keluar, sejumlah cairan dalam membran-membran sekitar jantung dan juga sekitar paru-paru keluar. Ini akan terlihat sebagai cairan jernih, seperti air, diikuti dengan banyak darah, seperti yang dijelaskan saksi mata Yohanes dalam Injilnya (Yohanes 19:34).
Tulang-tulang-Nya Tidak Dipatahkan
Injil-injil berkata bahwa para serdadu mematahkan kaki kedua penjahat yang disalibkan Yesus. Mengapa mereka melakukan itu?
Mereka ingin mempercepat kematian, dan dengan datangnya hari Sabat dan Paskah, para pemimpin Yahudi tentunya ingin segera mengakhiri ini sebelum matahari tenggelam. Serdadu-serdadu Roma akan menggunakan gagang baja dari tombak Roma untuk menghancurkan tulang-tulang kaki bagian bawah Si Korban. Ini akan mencegahnya dari mengangkat diri dengan kakinya, sehingga dapat bernafas, dan kematian akibat sesak nafas kekurangan oksigen dalam darah akan terjadi dalam beberapa menit.
Perjanjian Baru menjelaskan kepada kita bahwa kaki-kaki Yesus tidak dipatahkah karena para serdadu telah menyatakan bahwa Ia telah mati, dan mereka hanya menggunakan tombak untuk memastikannya. Ini menggenapi Perjanjian Lama tentang Mesias, yaitu bahwa tulang-tulang-Nya tidak akan dipatahkan (Mazmur 34:21).
Para serdadu Roma adalah orang yang tidak ahli dalam hal pengobatan/medis, apakah pernyataan mereka tentang kematian Yesus dapat dipercaya?
Para serdadu Roma memang tidak pergi ke sekolah medis/pengobatan. Tetapi ingat, mereka adalah ahli dalam membunuh orang karena itu adalah tugas mereka, dan mereka melakukannya dengan baik. Mereka tahu tanpa keraguan sedikitpun kapan seseorang mati, dan itu tidak sulit untuk mengetahuinya.
Disamping itu, jika seorang tahanan berhasil melarikan diri, serdadu-serdadu yang bertanggung jawab itu sendiri akan dibunuh, jadi mereka memiliki dorongan besar untuk memastikan bahwa setiap korban telah mati ketika ia diturunkan dari salib.
Argumen Terakhir
Adakah cara apapun yang memungkinkan Yesus bisa bertahan hidup dari penderitaan salib ini?
Sama sekali tidak ada. Ingatlah bahwa Ia sudah berada dalam keguncangan akibat kehilangan banyak darah, bahkan sebelum penyaliban dimulai. Ia tidak mungkin mempura-purakan kematian-Nya, karena Anda tidak mungkin mempura-purakan ketidakmampuan bernafas untuk waktu yang lama. Disamping itu, tombak yang dihunjamkan ke jantungnya akan menetapkan kematian-Nya. Dan serdadu-serdadu Roma tidak akan mengambil resiko kematian sendiri dengan membiarkan-Nya pergi dalam keadaan hidup.
Jadi bila seseorang mengajukan gagasan kepada Anda bahwa Yesus sekedar pingsan di atas kayu salib, akan saya beritahu bahwa itu tidak mungkin. Itu adalah khayalan tanpa dasar.
Pertanyaan Bagi Hati
Yesus dengan sengaja melangkah ke dalam tangan-tangan lawan-Nya. Ia tidak menolak penangkapan. Ia tidak mempertahankan diri-Nya saat persidangan. Jelas bahwa Ia bersedia mengajukan diri-Nya untuk mengalami penyaliban, suatu bentuk penyiksaaan yang memalukan dan memilukan. Apa yang mungkin memotivasi seseorang untuk bersedia menanggung penghukuman semacam ini?
Yesus tahu apa yang akan terjadi, dan Ia bersedia melewati semuanya itu, karena itu merupakan satu-satunya cara Ia dapat menebus kita, dengan menjadi pengganti kita dan menanggung hukuman maut yang layak kita terima karena pemberontakan kita terhadap Tuhan. Itu merupakan misi-Nya yang sepenuhnya ketika Ia datang ke bumi.
Jadi bila Anda bertanya apa yang memotivasi Dia, jawabannya dapat diringkas dalam satu kata, yaitu KASIH.
Kesimpulan
Yesus tidak mungkin bertahan hidup dari siksaan salib, suatu bentuk kekejian yang begitu keji, sehingga orang-orang Roma membebaskan warga negara mereka sendiri dari itu, kecuali untuk kasus-kasus pengkhianatan besar.
Kesimpulan-kesimpulan Metherell konsisten dengan penemuan dokter-dokter lain yang dengan teliti mempelajari hal ini. Di antara mereka adalah Dr. William D. Edwards, yang artikelnya pada tahun 1986, dalam The Journal of the America Medical Association menyimpulkan, "Jelas, bobot bukti historis dan medis menunjukkan Yesus telah mati sebelum pinggangnya dilukai.... Sesuai dengan itu, penafsiran-penafsiran yang didasarkan pada asumsi bahwa Yesus tidak mati di atas salib bertentangan dengan pengetahuan medis modern".
Untuk direnungkan
Di hadapan Allah, Saudara adalah orang yang berdosa yang harus menghadap pengadilan Allah dan harus menerima hukuman kekal karena dosa-dosa yang Saudara lakukan. Saudara tidak bisa menyelamatkan diri Saudara sendiri.
Yesus telah menanggung hukuman dosa yang seharusnya Saudara terima. Ia telah menerima hukuman yang seharusnya Saudara tanggung. Jika Saudara menerima penggantian hukuman ini, Saudara bisa selamat dari hukuman Tuhan.
Maukah Saudara menerima penggantian hukuman ini?
Maukah Saudara menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan?
Ditulis kembali oleh : Lambok A.Sitorus
--
JEHOVAH, bukan YAHWEH
Tue
06/29/10
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kitab P.L. orang Kristen itu berasal dari kitab suci orang Yahudi. Pada waktu kejatuhan Yerusalem ke tangan Babilon,kelihatannya kitab-kitab P.L. yang sudah ada pada saat itu diselamatkan oleh nabi Yeremia. Nabi Yeremia yang tahu persis apa yang akan terjadi menyadari bahwa kitab suci lebih berharga dari apa pun. Nebukadnezar yang tahu bahwa Yeremia menubuatkan kejatuhan Yerusalem sangat menghormati Yeremia. Bahkan ia membiarkan Yeremia memilih apakah ia mau tinggal di Yerusalem atau mau ikut ke Babel, dan akhir nya Yeremia memilih tinggal di Yerusalem (Yeremia 39:11-14;40:4-5).
Babylon
Sekembali dari pembuangan, orang Yahudi mengalami kebangunan rohani. Mereka bukan hanya pergi ke Yerusalem tiga kali setahun, bahkan mendirikan sinagoge di seluruh israel. Keberadaan sinagoge itu bukan hanya untuk kegiatan keagamaan, bahkan bermanfaat sebagai sekolah membaca bagi anak - anak. Keadaan ini menyebabkan dibutuhkan nya kitab P.L. karena itu adalah bahan bacaan satu - satu nya. Keadaan ini juga sekaligus melestarikan kanon kitab P.L. karena jumlahnya menjadi semakin banyak sehingga kalau yang satu rusak, masih ada yang lain. Kini terkumpul sekitar 200,000 (dua ratus ribu) naskah kuno dalam bentuk fragment dalam bahasa Ibrani dan Aramik. Dengan cara demikian Allah memelihara firmanNya, yaitu agar orang-orang di kemudian hari dapat memperbanding-kannya. Ada orang bertanya, "apakah kitab P.L. yang ada di tangan kita masih asli?" Jawabannya, "tentu, karena ada kurang lebih dua ratus ribu fragment yang terkumpul dan dibanding-bandingkan".
Ketika Alexander Agung mengalahkan dunia pada abad ketiga sebelum kedatangan Kristus, bahasa Yunani menjadi bahasa internasional. Satu abad kemudian, yaitu abad kedua sebelum kedatangan Kristus, generasi muda Yahudi perantauan menjadi lebih fasih berbahasa Yunani sehingga penerjemahan kitab P.L. ke dalam bahasa Yunani dirasakan sangat diperlukan. Kemudian sebuah kitab terjemahan dihasilkan oleh 72 orang penerjemah, dan disebut Septuaginta yang artinya tujuh puluh, yaitu angka genap dari jumlah penerjemahnya.
Akhirnya pada masa kehadiran Tuhan Yesus, kitab P.L. yang beredar ada dua macam, yaitu yang berbahasa Ibrani dan berbahasa Yunani (Septuaginta). Selain terdiri dari dua macam bahasa, juga ada versi yang dipakai di sinagoge dan versi yang dipakai oleh pribadi di rumah. Versi sinagoge disalin ulang dengan sangat teliti. Jika ditemukan empat kesalahan, maka dianggap rusak dan segera dimusnahkan. [Gleason L. Archer, The Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible (Grand Rapid: Zondervan Publishing House, 1982) Vol.v, p.684]. Mereka tidak menghendaki kehadiran salinan yang ada kesalahan agar jangan sampai makin hari makin banyak salinan yang salah.
Kemudian pada tahun A.D. 70 terjadi penghancuran kota Yerusalem beserta Bait Allah. Orang Israel terkocar-kacir dan tersebar ke mana-mana. Mereka kehilangan identitas sebagai bangsa. Setelah melalui sebuah periode waktu yang agak panjang sebagian orang Israel menyadari bahwa mereka perlu berbuat sesuatu agar identitas bangsa mereka tidak hilang sama sekali. Mereka menyadari bahwa kitab P.L. adalah tumpuan jati diri orang Yahudi serta merupakan pusat integritas keluarga Yahudi. Jika masih ada kanon kitab P.L. yang terus-menerus dibacakan di sinagoge dan dalam keluarga masing-masing, maka keyahudian mereka pasti tidak akan hilang.
Jerusalem
Pada periode A.D.70-900, sekelompok orang Yahudi yang disebut Baly ha-Masoret (master of traditon atau guru adat-istiadat) berusaha me-ngumpulkan salinan-salinan untuk memantapkan eksistensi kitab P.L. Perlu diketahui bahwa yang kemungkinan terbakar adalah yang ada di kota Yerusalem, tetapi masih ada banyak salinan yang tersimpan di sinagoge-sinagoge yang bisa dijadikan patokan. Alasan yang mendorong mereka melakukan pekerjaan itu ialah agar identitas keyahudian anak-cucu mereka tidak pudar. Dengan tersimpan utuhnya kitab PL maka itu bisa menjadi landasan bagi eksistensi keyahudian mereka.
Jadi Baly ha-Masoret itu berusaha mengumpulkan salinan-salinan dan berusaha membubuhkan huruf hidup (vokal) agar generasi yang kurang fasih berbahasa Ibrani bisa belajar membaca. Hasilnya bukan saja iman Yudaisme mereka tetap terpelihara, bahkan bahasa Ibrani tetap lestari sementara bahasa Mesir, Persia dan lain-lain musnah terkikis waktu.
Septuaginta
Dalam melaksanakan tugas yang sangat berat itu para Baly ha-masoret dibantu oleh ahli tata bahasa (grammar) yang dalam bahasa Ibrani disebut nag danim. Para Baly ha-Masoret dan nag danim, yaitu orang-orang Yahudi yang masih sangat fasih bahkan ahli dalam bahasa Ibrani itu, menolong memasang huruf hidup dan tanda baca ke dalam teks yang tadinya hanya terdiri dari huruf mati dan tanpa tanda baca. Merekalah yang paling tahu bunyi tiap-tiap kata termasuk huruf hidup yang menyertai YHVH, bukan theolog Jerman yang beratus bahkan beribu tahun kemudian. Hasil karya mereka disebut Masoretic Text (Teks Masoretik), dipakai oleh kaum Yahudi sekarang maupun orang-orang Kristen terutama kelompok Kristen Fundamentalis. Dalam Masoretic Text ini nama Sang Pencipta ditulis ( יְהֹוָה )yang kalau dibaca bunyinya Jehovah/Yehowah (dalam bhs Ibrani J bisa juga dibaca Y dan V bisa dibaca W), bukan Yahweh.
Dari Mana Datangnya Yahweh?
Kemudian sejumlah theolog Jerman mulai memikirkan keaslian ucapan Yehowah. Mereka mengembangkan teori bahwa huruf hidupnya diambil dari kata adonai. Dan juga dikembangkan teori bahwa ada catatan bahasa Yunani tentang nama Allah orang Yahudi itu IAW ΙΑΩ (iao).
Dari iao atau Yao dicocokkan dengan kata halleluyah sehingga theolog Liberal modern sangat yakin bahwa ucapannya menjadi Yahweh. Johann Ludwig Ewald, (16 September 1747) adalah termasuk theolog awal yang mendukung teori tersebut. Heinrick Andreas Christoph Havernick pada tahun 1839 memperkenalkan bacaan Yahweh di dalam berbagai tulisannya. [McClintock, John & Strong, James. Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature. Grand Rapids: Baker Book House, 1981, Vol.iv.pp.809-810]
Kesimpulan Kebenaran
Dengan tidak bermaksud mendukung kelompok Saksi Jehovah, kita setuju bahwa Masoretic Text adalah teks yang benar, yang paling akurat. Para Baly ha-Masoret dan Nag Danim adalah orang-orang yang tahu persis kandungan huruf hidup yang menyertai empat konsonan (JHVH /YHWH) yang dipakai Sang Pencipta sebagai sebutan kemuliaanNya sehingga sebutannya yang benar adalah Yehowah atau Jehovah. Dari kesimpulan theologi mereka yang menyesatkan (Liberal) sulit untuk menerima bahwa asumsi mereka tentang bunyi huruf hidup yang menyertai empat konsonan tersebut bisa benar. Masoretic Text (MT) kitab PL dan Textus Receptus (TR) kitab PB adalah fondasi kekristenan, dan merupakan otoritas tertinggi. Semua Alkitab terjemahan harus disesuaikan pada Teks PL dan PB yang kita yakini adalah firman Allah yang dipelihara olehNya yaitu Masoretic Text (MT) kitab PL dan Textus Receptus (TR) kitab PB.
Sumber : Graphe Ministry
--
Antara Anda dengan Orang Lain
Sun
06/20/10
BerdoaSuatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti dari pekerjaanku, Berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasku.
Aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. "Tuhan", kataku.
"Berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti?" Dia memberi jawaban yang mengejutkanku.
"Lihat ke sekelilingmu", kataNya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?"
"Ya", jawabku.
Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, dan pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah, namun tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tapi Aku tidak berhenti merawatnya."
"Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya." "Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. "
"Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Bandingkan dengan pakis, yang kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani."
"Tahukah engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. "
Tuhan berkata, "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah."
"Saatmu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku. "Engkau akan tumbuh sangat tinggi."
"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh Tuhan?" tanyaku.
"Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik bertanya.
"Setinggi yang mereka mampu?" aku bertanya. "Ya." jawabNya "Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai."
Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan pernah menyerah terhadapku dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda. Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari.
Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan, hari-hari yang kurang baik memberi pengalaman, kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.
--
Tuhan Adil Memberi Potensi Bagi Setiap Orang
Sat
06/19/10
Michael OherBagi kebanyakan orang, Michael Oher hanya seorang anak yang miskin dan bodoh. Penilaian ini bisa dibenarkan. Ia memang berasal dari keluarga miskin. Nilai-nilai sekolahnya pun sangat buruk. Namun, bagi pasangan suami-istri Sean Tuohy dan Leigh Anne, Michael adalah anak yang memiliki potensi besar, terutama dalam cabang olahraga rugbi. Hanya, Michael membutuhkan kasih dan bimbingan yang lebih untuk memenuhi potensinya tersebut. Maka, mereka mengangkatnya sebagai anak.
Michael pun banyak berubah. Dan, ia sungguh-sungguh menjadi bintang American football di Amerika Serikat. Simon, Yohanes, dan Yakobus mungkin juga hanya nelayan-nelayan biasa di mata kebanyakan orang. Mereka bukan orang-orang kaya, pintar, dan kudus malah mengaku diri berdosa (ayat 8). Mereka bisa dianggap tidak layak menjadi murid rabi-rabi terkenal pada zamannya. Namun, Yesus melihat mereka dengan berbeda. Kesederhanaan dan kesediaan mereka untuk taat, bahkan untuk melakukan hal aneh seperti menebar jala sekali lagi setelah semalaman tak mendapat apa-apa, menunjukkan potensi khusus mereka. Yesus pun mengangkat mereka menjadi murid.
Yesus tidak salah pilih. Mereka menjadi rasul-rasul-Nya yang setia sampai mati.Sebagai manusia, kita bisa juga melihat orang lain secara sepintas, dan memiliki anggapan sendiri yang belum tentu benar. Sesungguhnya jika kita bersedia melihat lebih saksama, kita akan melihat sisi yang lebih indah dari orang tersebut. Sebab Tuhan pasti menaruh potensi khusus dalam diri orang itu, yang membuat kita lebih menghargainya. Bahkan, jika mungkin membantunya menggapai potensi maksimal.
Ketika kita mengenal seorang pribadi dengan seksama, kita akan mendapati Tuhan adil memberi potensi bagi semua orang.
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
( Lukas 5 : 8 )
--
Kisah Gereja Sebagai Trend Bisnis Masa Kini
Mon
06/14/10
Kisah Gereja Sebagai Trend Bisnis Masa KiniMelihat situasi ekonomi yang sulit akhir-akhir ini, juga melihat pengajaran yang makin amburadol, dikarenakan penyalah gunaan jabatan dalam Gereja dan sebagainya maka dari pada malu malu dan malu maluin mending langsung aja deh,...
Hari hari ini semakin banyak juga jemaat yang gampang ketipu, dengan cerita cerita fantastis, gak perlu mikir banyak dengan buka buka Alkitab. Cuma seneng mendengar kotbah yang menyenangkan telinga. Apa lagi yang berbau "ngeroh", maksudnya yang bisa liat setan setan.
Disinilah peluang baru kita dimana kita bisa menggabungkan bisnis dan sisi rohani. Secara bisnis kita untung banyak, dan bisa berlindung dibawah "payung "secara rohani. Kesimpulan nya, sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui.
BISNIS GEREJA / GEREJA BISNIS
Buka bisnis gereja mau gak???
Kayak gereja "tetangga" sebelah. Masak cuma mereka aja yang boleh mengeruk keuntungan,.. he he he he
Modal 16.500.000 (murah kan?)
Sewa gedung = Rp 10juta, lengkap dengan fasilitas musik
Biaya pembicara = RP 500.000 (dikit banget kali, gak apa2. kan pelayanan)
Team musik + WL+ singer+ tamborin = 1juta
2 artis(@=1juta) = 2juta, malah mungkin bisa gratis. Dimanfaatkan aja. bilang aja pelayanan, he he he
Keamanan/ polisi ( supaya gak ada yang ganggu ) = yah, 1juta
Kartu undangan dan iklan = 1juta (wah gede banget)
Makan makan= 2juta lah
Total pengeluaran = Rp 16.500.000,-
Estimasi pemasukan:
Jemaat yang hadir 1.000 orang
Kolekte @ 5000 = RP 5.000.000
Korban tantangan = 20 juta ( kok bisa,.. ya ialah masa ya iya dong. nama nya juga perkiraan )
Todong si pengusaha dan sponsor untuk investasi = 10juta (namanya aja gereja preman, eh gereja bisnis)
Total pemasukan = Rp 35.000.000
Catatan :
1. Pembicara nya harus lucu, bisa ngayal liat sorga, pinter cerita (PENDETA= Pendek pinter cerita, wkwkwkw) menarik (ganteng kayak saya lah minimal), trus bisa menghipnotis jemaat agar bisa memberi persembahaan dengan embel2 supaya dengan "memberi", si jemaat akan menjadi kaya raya.
2. Dijamin gak perlu susah susah cari jemaat deh,.. COLONG aja dengan embel embel ini. Dipastikan sebagian besar pindah ke "kolam" kita.
Total pemasukan - Total pengeluaran ( Rp 35.000.000 - Rp 16.500.000)
Jadi, total keuntungan bila buka bisnis seperti ini untuk sekali ibadah adalah Rp 18.500.000
Untungkan saya bilang,...
Hayo, siapa yang mau gabung,....
PRIHATIN, PRIHATIN !!!!!!!!!!!!!
Semoga ini hanya sebatas tulisannnnn......
Sumber : Lambok A. Sitorus
--
Kisah Adik Kakak Yang Saling Mengasihi
Tue
07/13/10
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orangtuaku membajak tanah kering yang kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik laki-laki, tiga tahun lebih muda dariku. Ia mencintaiku lebih daripada aku mencintainya.
Suatu ketika, aku ingin membeli sebuah sapu tangan karena sapu tangan saat itu menjadi sesuatu yang trend. Semua gadis di sekelilingku terlihat membawanya. Tak berani meminta kepada orangtuaku yang miskin, aku pun mencuri 50 sen dari tempat penyimpanan uang ayahku. Ketika ayahku menyadari kehilangannya, ayah membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
Artikel Kristen Adik Kakak yang Mengasihi
"Siapa yang mencuri uang itu?" ayahku bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi ayah mengatakan, "Baiklah, kalau begitu kalian berdua layak dipukul!" Ketika ayah mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi, tiba-tiba adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku dengan bertubi-tubi. Ayah begitu marah sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai kehabisan nafas. Sesudahnya, ayah duduk di atas ranjang batu bata dan memarahi kami, "Kamu sudah belajar mencuri di rumah sekarang. Hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu pantas dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di tengah malam, aku tak dapat menahan diri dan menangis terisak-isak. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak akan pernah lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun dan aku berusia 11 tahun.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di kota Kabupaten. Pada saat yang sama saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas di kota propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman sambil menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya bergumam, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik!" Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas. "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi. Saya telah cukup banyak membaca buku." Ayah menampar adikku dan berkata, "Mengapa kamu mempunyai jiwa yang begitu lemah? Bahkan jika saya harus mengemis di jalanan, saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"
Dan begitulah, ayah kemudian mengetuk setiap rumah di dusun kami untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya. Kalau tidak, ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini. Aku telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas."
Siapa sangka keesokan harinya sebelum matahari menampakkan sinarnya, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku, "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimkan uang untukmu." Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun dan aku 20 tahun.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun dan uang yang dihasilkan adikku dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga. Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kalau kamu adalah adikku?" Dia menjawab sambil tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?" Aku merasa trenyuh dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu yang melekat di tubuh adikku, dan dengan suara yang tersekat aku berkata, "Aku tidak peduli dengan omongan orang lain! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. Kamu adalah adikku sampai kapanpun juga..."
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku dan berkata, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kakak juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan terus menangis. Tahun itu, ia berusia 20 tahun dan aku 23 tahun.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti seorang gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi ibuku menjawab sambil tersenyum, "Itu adalah hasil kerja adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu."
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya dan membalutnya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kakak tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu selalu berjatuhan di kakiku. Tapi itu pun tak dapat menghentikanku untuk bekerja." Di tengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23 tahun dan aku 26 tahun.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Sering kali suamiku dan aku mengundang orangtuaku untuk datang dan tinggal bersama kami tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku juga tidak setuju, dan ia hanya mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu saja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."
Lalu suamiku menjadi direktur di pabriknya, kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya pun menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka serius seperti ini. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar - ia baru saja jadi direktur dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dibicarakan orang?" Mata suamiku dipenuhi air mata, dan akupun hanya dapat berkata dengan suara tercekat, "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!" "Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 tahun dan aku 29 tahun.
Adikku kemudian berusia 30 tahun ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, MC bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Bahkan tanpa berpikir ia menjawab, "Kakakku!"
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kejadian di masa kecil kami yang bahkan akupun tak lagi mengingatnya. "Ketika kami masih SD, sekolah kami berada di luar dusun tempat kami tinggal. Setiap hari aku dan kakakku berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari di musim dingin, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya dan ia hanya memakai satu sarung tangan untuk berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun di wajahku seperti sungai.
Sumber : Facebook Notes Lambok A. Sitorus
Rabu, 18 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar