PENDAHULUAN
Pada tahun 1798 Napoleon membawa 100 orang seniman dan sarjana ke-Mesir untuk mengadakan studi disana. Itulah asalmula beberapa sarjana arkeologi mengadakan penggalian-penggalian untuk mempelajari kebudayaan Mesir kuno, kemudian juga Babilonia, Asiria dll. Pada tahun 1853 Rassam menemukan sebuah perpustakaan kuno di-Niniveh, yang diduga berasal dari raja Asyur yang diduga memerintah pada tahun 668-626 sebelum Kristus. Perpustakaan itu terdiri atas lempengan- lempengan tanah liat yang ada tulisannya. Salah satu kisah ialah yang disebut Enuma Elish. Enuma Elish adalah kisah orang Babilonia kuno mengenai penciptaan. Kisah Enuma Elish didapat dari lempengan- lem pengan yang terdapat dalam perpustakaan itu, dan terdiri atas 7 lempeng an berbentuk sajak. Kisah itu ada persamaan-persamaannya, tetapi ada juga perbedaan-perbedaannya dengan kisah penciptaan dalam Alkitab. Disamping Enuma Elish ada kisah lain ialah Gilgamesh yang mirip kisah Nuh dalam perjanjian lama. Tetapi banyak juga perbedaan-perbedaannya. Apa hubungan Alkitab dengan kisah-kisah dari Babilonia kuno ini? Ini menjadi bahan perdebatan yang berkepanjangan antar para "akhli". Studi seperti ini dapat menguatkan iman, tetapi juga dapat melemahkan iman kalau tidak hati-hati atau kurang pengertian apa itu yang disebut ilmiah. Ingat bahwa sebuah teori ilmiah tidak pernah dapat dibuktikan benar, maksimal dapat dikatakan belum terbukti salah. (Lihat artikel "Alkitab, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan"). Tetapi dengan iman yang teguh bahwa Alkitab adalah Firman Allah dan pengertian yang benar apa itu yang disebut studi ilmiah, studi seperti ini dapat menguatkan iman.
Menurut Enuma Elish, pada mulanya ada satu dewa bernama Apsu, yang merupakan jelmaan air laut yang tawar, dan satu dewi bernama Tiamat, yang merupakan jelmaan sari pati garam laut. Mereka kemudian melahir kan atau menciptakan banyak dewa-dewa dan dewi-dewi lain. Enuma Elish mengatakan bahwa dewa Apsu melihat bahwa dewa-dewi itu jadi semakin jahat. Maka Apsu memutuskan untuk memusnahkan dewa-dewi itu. Tetapi dewa Ea, dewa hikmat mengetahui rencana Apsu. Maka Ea membunuh Apsu. Ea kemudian mengangkat Marduk jadi panglima ten tara.
Dewi Tiamat menjadi marah dan menciptakan banyak makhluk-makhluk aneh dan buas untuk membunuh Ea. Tiamat mengangkat Kingu untuk jadi panglima tentara. Terjadilah peperangan yang dahsyat antara Kingu dan Marduk. Marduk menang dan kemudian membunuh Tiamat dan Kingu. Badan Tiamat dibelah dua, satu bagian dijadikan Marduk bumi dan bagian lainnya jadi langit. Kemudian Marduk menciptakan bulan untuk menerangi malam dan matahari untuk menerangi siang. Dari darah Kingu diciptakan lah manusia. Pada lempengan ketujuh, Marduk diangkat menjadi kepala dewa-dewi Babilon.
PERSAMAAN-PERSAMAAN DAN PERBEDAAN-PERBEDAAN.
1. Alam Semesta.
Baik Alkitab maupun Enuma Elish, keduanya mengatakan bahwa alam semesta ini tidak selamanya ada, tetapi ada mulanya. Pada mulanya diciptakan (jadi bukan berevolusi), oleh suatu kuasa diluar alam semesta itu sendiri (jadi bukan panteisme).
Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Allah menciptakan alam semesta ini ex-nihilio. Tanpa ada zat sebelumnya, Allah menciptakan semua ini hanya dengan FirmanNya yang berkuasa, kuasa yang tak terbatas.
Enuma Elish mengatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dewa Marduk dari zat yang telah ada sebelumnya, ialah badan dewi Tiamat yang telah dibunuhnya. Kuasa Marduk terbatas. Marduk mengalahkan Tiamat dan Kingu setelah berjuang mati-matian. Tetapi akhirnya ia menang. Tidak diterangkan darimana datangnya Tiamat, Kingu dan Marduk.
2. Sungai-sungai.
Keduanya mengatakan bahwa didalam bumi pada mulanya, ada dua sungai ialah Eufrat dan Tigris.
Tetapi menurut Alkitab kedua sungai itu diciptakan Allah ex-nihilio ditaman Eden.
Enuma Elish mengatakan bahwa dewa Marduk menciptakan kedua sungai itu dari kedua mata Tiamat.
3. Manusia.
Keduanya mengatakan bahwa manusia diciptakan dari zat yang telah ada sebelumnya.
Alkitab mengatakan bahwa manusia diciptakan dari debu tanah menurut peta dan teladan Allah. Allah sendiri yang menghembuskan kehidupan pada manusia pertama. Karena Allah Maha Kudus, maka manusia sewak tu diciptakan adalah juga makhluk yang kudus.
Enuma Elish mengatakan bahwa dewa Marduk menciptakan manusia dari darah Kingu yang telah dibunuh Marduk sebelumnya dan dicampur dengan tanah. Darah Kingu ini dianggap kotor dan jahat. Jadi manusia juga dianggap kotor dan jahat.
4. Kejahatan.
Kuasa yang menciptakan itu melihat bahwa ciptaannya makin jahat dan kemudian memutuskan untuk membinasakannya.
Alkitab mengatakan bahwa Allah melihat bahwa manusia makin lama makin jahat, lalu memutuskan untuk memusnahkannya kecuali Nuh dan keluarganya, serta binatang-binatang darat yang turut dalam Bahtera Nuh yang telah dibuat Nuh sebelumnya. Rencana Allah terlaksana dengan sempurna.
Enuma Elish mengisahkan bahwa dewa Apsu melihat bahwa dewa-dewa jadi semakin jahat. Maka Apsu memutuskan untuk memusnahkan dewa-dewa itu. Tetapi dewa Ea, dewa hikmat mengetahui rencana Apsu dan membunuh Apsu.
KISAH-KISAH PENCIPTAAN LAIN.
Sangat menarik adalah kisah-kisah penciptaan dari suku-suku lain seperti Mesir, India, Yunani, Iran, Cina, Jepang dan Indonesia. Semuanya berlain an satu dengan lainnya, tetapi ada juga persamaan-persamaannya. Praktis semua kisah itu menyatakan bahwa alam semesta ini ada asal- mulanya, bukan selamanya ada. Tetapi kisah asli sudah banyak dirubah, ditambah dan dikurangi oleh suku-suku itu. Kisah penciptaan dan kisah banjir Nuh dari suku Miao di-Cina masih mirip sekali dengan Alkitab. Kisah itu berupa sajak dan dibacakan waktu ada pesta perkawinan suku Miao sampai sekarang.
Pada abad ke-1 A.D. Philo, di-Yunani kuno menekankan bahwa pada mulanya yang ada ialah Allah yang Esa. Ini memang mengherankan, tetapi Philo adalah orang Yunani keturunan Yahudi. Jadi kemungkinan besar ia memang terpengaruh Kitab Kejadian. Demikian Juga pada abad ke-6 A.D. Muhamad, pendiri agama Islam menekankan bahwa pada mulanya yang ada hanyalah Allah yang Esa. Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu 6 hari. Tetapi Islampun pada prinsipnya memang mengakui Kitab Kejadian.
KESIMPULAN-KESIMPULAN.
Membandingkan persamaan dan perbedaan seperti tersebut diatas, timbul dugaan saya bahwa sumber dari kedua kisah itu pada mulanya adalah sama. Adam dan Hawa telah menceritakan apa yang ia tahu dan apa yang ia dengar dari Allah kepada anak cucunya. Mereka cerita lagi kepa da anak-anak mereka dan seterusnya, sampai Nuh. Kisah-kisah ini diceritakan entah hanya secara lisan, entah juga secara tertulis.
Nuh dan keluarganya menceritakan lagi kepada anak-cucu mereka. Anak cucu mereka mengisahkannya lagi kepada anak-cucu mereka dan sete rusnya. Setelah banjir Nuh, keturunan Nuh menyebar keseluruh bumi. Ada yang tinggal di-benua Asia, Afrika, Eropah, Amerika dan Australia. Ada keturunan Nuh yang tinggal di-Mesopotamia. Mereka inilah yang disebut suku Akkadia. Salah seorang dari orang Babilonia itu menulis kisah yang dia dengar dalam lempengan-lempengan yang kemudian dikenal sebagai Enuma Elish. Kisah yang dituturkan Adam dan kemudian Nuh, sudah mengalami berbagai tambahan-tambahan dan pengurangan-pengurangan. Fantasi-fantasi, ketakutan-ketakutan dsb dari penulis Enuma Elish tentu masuk dalam kisah-kisah itu.
Sebagian dari keturunan Nuh ialah orang-orang Yahudi. Salah seorang dari orang Yahudi ini menulis kisah penciptaan dalam bentuk kitab Kejadian. Penulis Kitab Kejadian secara tradisionil dianggap adalah Musa. Memang pemuka-pemuka "Kritik Atas" menyangsikan bahwa Musa adalah penulis nya. Tetapi dalam paper ini, kami terima saja anggapan tradisionil ini.
Penulis Kitab Kejadian (Musa), mendapat Wahyu langsung dari Allah. Kalaupun ia pernah dengar dan/atau baca dari sumber lain sebelumnya, maka Allah telah memurnikan itu dengan Wahyu Khusus. Ia menulis kitab Kejadian dalam bahasa manusia. Ia memang dibatasi oleh bahasa manu sia dan pengetahuannya yang serba terbatas. Tetapi saya percaya bahwa intisarinya adalah benar-benar dari Allah. Allah sendiri yang memberi Wahyu pada Musa. Dan Allah sendiri yang memimpin panitia yang menga nonkan Perjanjian lama. Jadi isi kitab Kejadian dipelihara oleh Allah sendiri akan kebenarannya, sampai sekarang. Jadi kisah yang dituturkan dalam Kitab Kejadian 1-11 adalah yang paling akurat. Dijaga ketelitiannya oleh Allah sendiri, melalui manusia-manusia yang dipilihnya. Terbuka kemungkinan bahwa suatu saat akan didapat tulisan yang lebih tua dari Kitab Kejadian, bahkan mungkin lebih tua dari Enuma Elish.
Kesimpulan akhir :
KITAB KEJADIAN DITULIS OLEH MUSA BERDASARKAN WAHYU ALLAH. KEBENARANNYA DAN KETELITIANNYA DAPAT DIPERCAYA PENUH. SEDANGKAN ENUMA ELISH DAN KISAH-KISAH LAIN DITULIS BERDASARKAN CERITA-CERITA DARI ZAMAN ADAM, HAWA DAN KEMUDIAN NUH, TETAPI SUDAH DITAMBAH-TAMBAH DIKURANG- KURANGI DAN SANGAT TIDAK TELITI.
DISKUSI.
Dari artikel-artikel saya yang terdahulu a.l "Pengaruh iman pada ilmu pengetahuan dan pengaruh ilmu pengetahuan pada iman" telah kita lihat pengaruh yang sangat besar dari asumsi-asumsi mula seseorang pada kesimpulan-kesimpulannya pada suatu studi apapun. Ini berlaku bagi kaum awam, tetapi berlaku juga pada mereka yang disebut "Akhli". Kalau seorang "akhli" mempunyai asumsi mula Alkitab adalah Firman Allah maka kesimpulannya akan mirip dengan kesimpulan saya. Tetapi kalau seorang "Akhli" lain hanya menerima Alkitab sebagai tulisan-tulisan manusia primitip, maka kesimpulannya akan mirip dengan kesimpulan teolog liberal.
Ulasan seperti diatas (dan ulasan-ulasan lain seperti diatas) ada untung nya bagi iman Kristen, tetapi ada juga bahayanya. Ulasan diatas jelas berdasarkan asumsi mula bahwa Alkitab benar dan lainnya salah. Bagi orang yang berasumsi mula bahwa Alkitab juga hanyalah dongeng, maka dengan logika yang sama ia dapat "buktikan" bahwa semua kisah-kisah penciptaan, termasuk kisah penciptaan Kitab Kejadian itu hanya legenda- legenda manusia primitip. Sesungguhnya ulasan diatas dan ulasan-ulasan seperti diatas hanyalah spekulasi-spekulasi metafisis, yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah dalam artikata pengamatan-pengamatan dan percobaan-percobaan yang dapat diulangi dan diselidiki dengan cermat. Memang menarik, tetapi ada bahayanya juga. Sebaiknya orang Kristen jangan terlalu menggantungkan imannya pada spekulasi-spekulasi demikian. Berpegang teguhlah pada Alkitab, jangan terlalu terpengaruh sumber-sumber sekuler. Informasi sekuler yang tidak bertentangan dengan Alkitab boleh dipercaya (kalau mau). Informasi sekuler yang bertentangan dengan Alkitab menunjukkan ada yang salah, kurang akurat, atau akan ada informasi lain yang lebih tinggi, lebih luas dan lebih dalam yang akan menghapuskan pertentangan itu. Jangan dibalik !
--
ALKITAB DAN PELANGI.
DAN ALLAH BERFIRMAN : "INILAH TANDA PERJANJIAN YANG KUADAKAN ANTARA AKU DAN KAMU SERTA SEGALA MAKHLUK YANG HIDUP, YANG BERSAMA-SAMA DENGAN KAMU, TURUN-TEMURUN, UNTUK SELAMA-LAMANYA : BUSURKU KUTARUH DIAWAN, SUPAYA ITU MENJADI PERJANJIAN ANTARA AKU DAN BUMI." (Kejadian 9: 12-13).
PENGANTAR.
Dari waktu kewaktu, kita dapat melihat Pelangi dilangit. Pada umumnya Pelangi inilah yang ditafsirkan sebagai busur yang dimaksud dalam Kejadian 9:12-13 tersebut diatas. Dari kisah Kejadian 6 s/d 9 kita dapat tarik kesimpulan bahwa sebelum banjir Nuh tidak ada pelangi. Pelangi baru ada setelah banjir Nuh selesai. Adakah jejak-jejak dari arkeologi yang mendukung kesimpulan diatas ? Mari kita pelajari hal ini lebih dalam.
PELANGI DITINJAU DARI SUDUT FISIKA.
Apakah pelangi itu ? Ditinjau dari sudut ilmu alam (fisika), pelangi adalah gejala alam yang termasuk cabang fisika yang disebut optika. Bila sinar matahari mengenai butir-butir air diudara, maka pada kondisi tertentu terjadilah pantulan, refraksi dan dispersi yang dapat dilihat orang sebagai Pelangi. Kadang-kadang ada dua pelangi, busur luar dan busur dalam. Busur dalam lebih terang. Pada bagian luar merah dan bagian dalam ungu. Pada busur luar urutan warna dibalik. Kalau kita asumsikan bahwa hukum alam tetap sama sebelum dan sesudah banjir Nuh, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa ada "sesuatu" yang berubah sewaktu terjadi banjir Nuh. Matahari dan hukum optika tidak berubah. Jadi apa yang mungkin dapat berubah ? Tidak lain, butir-butir air itu. Sebelum banjir Nuh, tidak ada butir-butir air. Tanpa butir-butir air diudara, pelangi tidak akan terjadi. Tetapi mengapa dahulu tidak ada butir-butir air itu, dan kemudian ada ?
STRUKTUR BUMI SEBELUM BANJIR NUH.
Seorang akhli hidrologi, Dr Henry M. Morris telah membuat suatu teori mengenai struktur bumi sebelum banjir Nuh. Morris mengatakan bahwa sebelum banjir Nuh, ada lapisan uap air yang mulai dari apa yang kini disebut lapisan ionosfeer, sampai jauh keatas. Lapisan uap air ini merupakan saringan yang sangat effektip terhadap sinar matahari terutama sinar ultra-violet. Lapisan uap air itu seperti selimut yang menutupi seluruh bumi. Terjadilah effek rumah kaca (greenhouse effect). Akibat effek rumah kaca ini, iklim diseluruh dunia hampir rata, sejuk menyegarkan. Air dilapisan udara ini berupa uap yang tidak kelihatan, dan bukan berupa butir-butir air. Karena tidak ada butir-butir air di-atmosfer, maka tidak ada pelangi. Awan juga belum ada waktu itu. Permukaan bumi juga lebih rata daripada sekarang. Laut hanya sedikit. Waktu itu darat jauh lebih banyak daripada laut. Tidak ada hujan, maka tidak ada banjir. Tidak ada bagian bumi yang kekeringan. Tidak ada bagian bumi yang terlalu dingin dan tidak ada yang terlalu panas. Diseluruh bumi ada Flora dan Fauna yang subur.
"Pada waktu itu orang-orang raksasa ada dibumi .........." (Kejadian 6:4a). Waktu itu, menurut Morris, juga ada dinosaurus diberbagai tempat dibumi. Banyak binatang seperti gajah waktu itu juga mempunyai ukuran yang lebih besar daripada sekarang.
BANJIR NUH.
Pada saat yang tepat, seperti yang ditetapkan Allah, terjadilah letupan gunung berapi. Abunya menyebar jauh keatas, sampai kelapisan uap air ini. Abu itu menjadi inti dan uap air sekitarnya menggumpal menjadi butir air yang kecil. Butir-butir ini menjadi makin lama makin besar. Kemudian jatuh kebumi. Terjadi effek berantai, maka runtuhlah seluruh lapisan uap air itu. Terjadi lagi letupan gunung berapi diberbagai tempat didunia. Air yang tadinya ada dibawah tanah menyembur keluar. Terjadilah banjir Nuh seperti dimaksud kitab Kejadian 6 s/d 9. Seluruh permukaan bumi ditutupi air. Semua manusia dan binatang yang tidak dapat hidup diair musnah. Kemudian terjadi lagi letupan gunung-gunung berapi. Terjadi perbedaan yang lebih besar pada permukaan bumi. Ada gunung yang sangat tinggi dan ada jurang yang sangat rendah, termasuk jurang-jurang dilaut. Permukaan airpun menurun. Banjirpun mereda.
STRUKTUR BUMI SETELAH BANJIR NUH.
Sebagian air kembali kebawah tanah menjadi air tanah. Sebagian lagi jadi uap air diatmosfir bumi. Kejadian 9 : 14 menyaksikan : "Apabila kemudian Kudatangkan awan diatas bumi dan busur itu tampak di awan, maka ................. ". Sebelum banjir Nuh tidak ada awan. Setelah banjir Nuh ada awan, artinya ada butir-butir air diudara, jadi ada pelangi. Lautan menjadi jauh lebih luas. Kini 2/3 permukaan bumi terdiri dari permukaan air. Terjadilah permukaan bumi, lautan dan iklim seperti yang kita kenal sekarang. Permukaan bumi ini berlainan daripada permukaan bumi sebelum banjir Nuh. Ada hujan, petir, badai. Ada musim kering yang kadang-kadang terlalu panjang. Kadang-kadang ada hujan yang sangat besar, sehingga timbul banjir-banjir lokal. Tetapi banjir global tidak pernah lagi terjadi, sesuai dengan janji Allah.
JEJAK- JEJAK.
Kalau teori Morris benar, apakah ada bekas-bekas yang menunjukkan hal ini ? Kalau betul cuaca diseluruh dunia hampir sama dimana-mana, tentu tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang hidup zaman dahulu juga hampir sama dimana-mana. Dapatkah hal ini dibuktikan dari penggalian- penggalian fosil-fosil dan bekas-bekas lain ? Mari kita lihat referensi 4 halaman 27 : " .... Hooke percaya bahwa fosil-fosil membuktikan bahwa Inggris pernah punya iklim tropis ...... ". Majalah Amerika Serikat yang sangat fanatik mendukung teori evolusi "Discover" pada penerbitan bulan Pebruari 1983 menulis dihalaman 6, bahwa ada tanda-tanda bahwa gurun pasir Sahara pernah mempunyai sungai-sungai dan hutan-hutan. Dari sumber lain dikatakan bahwa kutub Utara pernah mempunyai iklim yang tidak begitu dingin. Sumber-sumber tersebut diatas berasal dari sumber-sumber sekuler, bahkan sebagian dari mereka yang dengan fanatik membela teori evolusi. Penggalian-penggalian diberbagai tempat dibumi ini memang seperti mendukung pernyataan bahwa iklim zaman dahulu lebih merata diseluruh permukaan bumi ini.
Para kreasionis dan para evolusionis memang masih berbeda pendapat masalah waktu terjadinya iklim demikian. Para kreasionis berpendapat bahwa iklim yang merata itu terjadi setelah penciptaan, tetapi sebelum banjir Nuh. Jadi kurang dari 10.000 tahun tetapi lebih dari 4.600 tahun yang lalu.
Para evolusionis tidak percaya bahwa Allah yang menciptakan alam semesta ini dan bahwa ada banjir global. Mereka akui bahwa fosil-fosil membuktikan bahwa Inggris pernah punya iklim tropis, tetapi mereka katakan bahwa hal itu terjadi setelah bum besar (the big bang) kurang dari 4.5 milyar, tetapi sudah jutaan atau ratusan juta tahun yang lampau.
DISKUSI.
Bagi beberapa orang studi-studi seperti diatas sangat menarik. Pertanyaan yang timbul dari diskusi diatas a.l. adalah sebagai berikut. Kalau di-Inggris ada bekas-bekas flora dan fauna tropis, bagaimana halnya di-Perancis, Jerman, Cina dll ? Kalau digurun pasir Sahara ada bekas- bekas sungai-sungai dan hutan-hutan, bagaimana digurun pasir Gobi ?
Tetapi kita harus senantiasa ingat bahwa teori Morris hanyalah spekulasi- spekulasi metafisis. Kalau namanya teori, maka itu tidak pernah dapat dibuktikan benar. Maksimaal dapat dikatakan ia belum terbukti salah. Ini berlaku untuk semua teori buatan manusia, termasuk teori-teori para evolusionis, tetapi juga termasuk teori-teori para kreasionis.
Yang pertama kali mengatakan bahwa sebuah teori tidak pernah dapat dikatakan benar adalah David Hume (1711-1776). Pada abad ke-20 ini hal ini ditegaskan dengan lebih jelas lagi oleh seorang filsuf yang sangat terkenal, Karl Popper (1902-1994). Popper adalah orang Yahudi yang lahir dan besar di-Wina, Austria, yang berbahasa Jerman. Sewaktu Popper menyatakan pendapatnya pada tahun 1936 didepan "Aristotelian Society" di-Oxford dalam bahasa Inggris yang patah-patah, orang tertawa terbahak- bahak dan bertepuk tangan mengira bahwa Popper sedang bersenda gurau, atau sedang mengucapkan suatu paradox. Tetapi Popper ternyata sangat serius. Kini praktis semua ilmuwan setuju bahwa berapa banyak pun pengamatan dan/atau percobaan yang mendukung sebuah teori ia tidak pernah dapat dikatakan benar, karena ia selalu dapat dibantah oleh pengamatan dan/atau percobaan yang lebih kemudian lagi.
Saya sebut teori para kreasionis seperti tersebut diatas sebagai tandingan teori para evolusionis. Tetapi sebaiknya orang-orang Kristen jangan terlalu menggantungkan imannya pada spekulasi-spekulasi demikian, baik spekulasi-spekulasi yang menguntungkan, maupun yang merugikan exegese yang sehat (sound exegeses) dari Alkitab. Percayalah bahwa apa yang dikatakan Allah melalui Alkitab adalah benar. Kalau ada teori yang mendukung, baiklah. Tetapi kalau ada teori yang membantah, kita tetap lebih percaya Firman Allah. Dihari kemudian teori yang membantah itu selalu mungkin akan terbukti salah.
SEBUAH KONFLIK ANTARA ALKITAB DENGAN SEBUAH TEORI BUATAN MANUSIA, BUKANLAH SEBUAH MALAPETAKA, TETAPI SEBUAH KESEMPATAN. SEBUAH KONFLIK DEMIKIAN MENUNJUK KAN BAHWA DIBELAKANG KONFLIK ITU ADA, ATAU AKAN ADA TEORI YANG LEBIH DALAM DAN LEBIH LUAS YANG AKAN MENGHA PUSKAN KONFLIK TERSEBUT. INILAH KESEMPATAN UNTUK MENCARI TEORI YANG LEBIH TINGGI ITU.
Rabu, 18 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar