Jalan-Jalan Tanpa Deg-Degan
SATURDAY, 12 JUNE 2010
Total View : 639 times
Liburan panjang sebentar lagi akan dimulai, saat kelulusan anak-anak tiba. Apakah ada acara khusus yang sudah Anda sediakan buat keluarga Anda? Mungkin beberapa dari Anda memutuskan untuk tinggal saja di rumah dan sesekali keluar ke mall bareng keluarga. Ada juga yang ingin menghabiskan waktu liburan dengan jalan-jalan. Entah itu jalan-jalan ke luar kota maupun ke luar negeri.
Repotnya, ketika hendak jalan-jalan tersebut, sebenarnya berapa jumlah uang tunai yang sebaiknya dibawa. Yang dimaksud uang tunai adalah uang yang Anda bawa di tangan Anda.
Kalau Anda ingin jalan-jalan, sebaiknya bawa saja jumlah uang tunai secukupnya. Dengan kata lain, uang tunai di sini diperlukan untuk keperluan naik kendaraan umum atau uang BBM bila Anda naik kendaraan pribadi, untuk makan dan jajan selama satu harinya, untuk keperluan lain jika anak Anda ingin jajan dan lain sebagainya.
Jika Anda membawa uang yang lebih dari cukup, biasanya uang itu juga akan habis sehingga Anda akan bingung sendiri kemana uang itu Anda dan keluarga gunakan.
Ada dua hal yang harus Anda perhitungkan dalam hal membawa uang tunai :
Biaya transportasi
Alat transportasi apa yang Anda pilih ketika jalan-jalan tersebut? Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, maka Anda harus memperhitungkan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan bakar kendaraan Anda dan perawatan yang mungkin harus dilakukan. Jika Anda menggunakan pesawat, kereta api, ataupun travel biasanya Anda membayar di muka sehingga Anda hanya perlu memperhitungkan maupun mempersiapkan sedikit biaya transportasi Anda. Untuk apa? Untuk kendaraan yang akan Anda gunakan untuk mencapai tujuan Anda selanjutnya. Misalnya dari bandara menuju hotel dengan menggunakan taksi.
Biaya makan dan minum selama perjalanan
Selama di perjalanan, ada saatnya anak Anda minta snack yang ingin dia makan atau Anda ingin makan siang sesudah sampai di lokasi tujuan. Tentu saja biaya makan selama Anda jalan-jalan harus diperhitungkan.
Mungkin Anda bertanya-tanya. Bagaimana dengan biaya penginapan dan souvenir? Bukankah kedua hal tersebut juga butuh uang? Jawabannya, memang benar. Namun, kedua hal tersebut bukan termasuk uang yang harus Anda bawa tunai. Bahaya membawa uang tunai terlalu banyak. Anda bisa mengambilnya nanti selepas di bandara tujuan.
Tentu saja Anda perlu menyediakan uang cadangan untuk keperluan tak terduga. Uang cadangan yang dimaksud di sini tentu saja digunakan untuk keperluan yang mendadak atau mengantisipasi kekurangan uang, yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Contohnya seperti Anda memasuki suatu kawasan yang punya biaya tiket masuknya. Jadi, selama Anda jalan-jalan, Anda tidak perlu terlalu kuatir dengan uang yang besar jumlahnya untuk Anda bawa jalan-jalan.
--
"You need to overcome the tug of people against you as you reach for high goals."
George S. Patton
1885-1945, American Army General
--
Pay + Passion + Purpose = True Happiness
Semburat sinar mentari selalu hadir menyapa di ufuk timur : cahayanya membuat langit merekah merah. Tiap pagi, tetesan embun senantiasa jatuh di sudut dedaunan. Dan tiap pagi pula kita terus mengawali hari dengan sepercik asa untuk merajut hidup yang lebih syahdu. Tidakkah sejarah hidup kita akan terasa lebih indah jika sepercik asa dan setangkup harapan itu bisa menjelma menjadi kenyataan?
Pertanyaannya sederhana : terus apa yang kudu dihayati agar setangkup harapan untuk menyulam hidup yang syahdu nan bahagia itu bisa menjelma menjadi kenyataan? Apa yang kudu dilakoni agar sejarah hidup kita yang terus mengalir ini bisa terus mengalun dalam lengking kebahagiaan dan limpahan kebermaknaan (meaningfulness) ?
Baiklah, sebelum kita membahas jawabannya, silakan seduh terlebih dahulu teh atau kopi hangat yang sekarang mungkin ada di depan meja Anda. Hiruplah setiap tetes kehangatan teh/kopi itu sambil terus bersyukur bahwa Sang Pencipta berkenan memberkahi kita dengan kenikmatan minum kopi atau teh hangat di pagi yang cerah ini.
Sepotong jawaban untuk merajut happiness life itu barangkali terletak pada formula 3 P atau singkatan dari Profit/Pay, Passion and Purpose. Jadi kalau kita rumuskan menjadi : Pay + Passion + Purpose = Happiness.
P yang pertama adalah profit (bagi Anda yang punya usaha sendiri ) atau pay (atau gaji bagi para pekerja kantoran). Uang bukanlah segala-galanya, begitu sebuah pepatah lama berkidung. Benar sekali, sebab uang semata acapkali tidak membikin kita bahagia (money can’t buy us happiness).
Namun sebaliknya juga benar : tanpa income yang cukup, atau apalagi dengan penghasilan yang terus defisit, kita nyaris tidak bisa hidup dengan tenteram dan tidur nyenyak. Kalau tidak percaya, tanyakan pada teman atau kerabat kita yang dikejar-kejar debt collector gara-gara keblablasan memakai kartu kredit, atau terjerat utang lantaran income-nya selalu defisit.
Sebab kita tahu, harga rumah rasanya semakin tak terjangkau, biaya anak-anak sekolah rasanya makin mahal, dan tidak pernah ada dalam sejarah harga sepeda motor atau mobil turun. Karena itulah, kita mesti meraih pay atau profit yang layak agar kita bisa merajut kehidupan yang juga memadai.
Lalu berapa besaran idealnya? 16 juta per bulan, demikian angka yang sudah pernah saya bahas DISINI. Wah kok lumayan gede ya? Ya, sebab dengan angka itulah kita barangkali baru bisa membeli rumah yang layak. Dibawah angka itu, kita mungkin seumur-umur hidup di rumah kontrakan. Nah kalau kitanya wafat lalu anak kita mau tinggal di rumah siapa? Ngontrak lagi? Atau berkemah di pinggir jalanan?
P yang kedua adalah Passion. Kalaulah kita sudah lulus ujian dalam P yang pertama (pay atau profit), idealnya kita juga bisa menemukan passion dalam pekerjaan atau usaha yang kita jalankan sehari-hari. Betapa indahnya kalau kita telah mendapatkan pekerjaan dengan gaji gede, dan kita pun mencintai pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari.
Lazimnya, pay dan passion itu memang berjalan beriringan. Logikanya, jika Anda memiliki passion dengan pekerjaan Anda, maka Anda akan selalu bersemangat dan gigih dalam menuntaskan tugas-tugas yang ada. Hasilnya pasti akan mak nyos, dan selanjutnya karir atau usaha Anda otomatis akan terus melaju. Tentu dengan begitu, gaji atau profit Anda akan terus juga melesat naik.
Sebaliknya, kalau Anda tidak punya passion, maka Anda akan menjalani pekerjaan atau usaha Anda dengan terpaksa, lalu hasilnya pasti akan brekele, dan selanjutnya karir/usaha Anda akan mentok. Lalu, gaji atau profit Anda akan stagnan : berhenti, tidak kemana-mana. Waduh cilaka dong.
P yang terakhir adalah Purpose. Kalaulah kita sudah bisa meraih pay/profit yang memadai, dan juga menemukan passion dalam pekerjaan /bisnis kita; maka bentangan berikutnya adalah : finding purpose in our life. Maksudnya, bagaimana kita selalu bisa mentautkan pekerjaan dan passion kita pada tujuan (purpose) yang lebih hakiki, yakni tak lain tak bukan : sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada Sang Pencipta Kebahagiaan Sejati.
Pay atau profit yang layak dan passion yang terus menyala mungkin akan membawa kebahagiaan pada hidup kita. Namun hanya melalui niat dan tujuan untuk selalu hormat pada Sang Ilahi yang benar-benar akan membawa kita pada kebahagiaan sejati.
Demikianlah rumus Pay + Passion + Purpose = True Happines.
Setiap petang, sang mentari selalu tenggelam dalam peraduannya. Setiap hari sejarah hidup kita terus dianyam. Semoga dalam perjalanan hidup yang panjang itu, kita semua bisa menuntaskan rumus diatas dengan sempurna. Dan kemudian bisa meraih kebahagiaan yang hakikiki dalam hidup.
Salam sukses mulia untuk Anda semuanya. Selamat menjalankan ibadah puasa. Mohon maaf lahir dan batin.
--
Wuri Handayani: Mendobrak Diskriminasi
MONDAY, 09 AUGUST 2010
Total View : 6 times
Saya teringat ketika masih kuliah dulu. Saya memiliki teman beda jurusan yang memiliki keterbatan fisik karena tak dapat melihat. Selama mengikuti mata kuliah, hal yang dilakukannya adalah merekam semua penjelasan dosen. Saat ujian, beberapa temannya termasuk saya membacakan bahan mata kuliah yang ia ambil sambil direkam olehnya. Itulah beberapa cara yang ditempuhnya sampai akhirnya ia berhasil meraih gelar sarjana.
Namun seringkali perlakuan tak adil harus diterima mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Padahal keterbatasn fisik seseorang sama sekali tidak mengurangi kecerdasan dan kapasitasnya. Kenyataan inilah yang mendorong Wuri Handayani berjuang membela hak kaum marjinal dan memprotes diskriminasi yang ada.
Wuri mulai dikenal masyarakat ketika Pemerintah Kota Surabaya menolak pendaftarannya sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) akhir 2004 karena kondisinya yang berada di kursi roda. Wuri yang tak terima membawa kasus ini ke ranah hukum. Perjalanan panjang ditempuhnya sampai akhirnya Mahkamah Agung (MA) menerbitkan putusan pada Desember 2009 dengan mengabulkan gugatan Wuri. Namun putusan yang terulur empat tahun membuat Wuri tak bisa mengikuti proses perekrutan CPNS tahun 2010 karena batas usianya yang sudah melewati ketentuan yang berlaku. Namun keputusan ini telah menjadi yurisprudensi bagi kaum difabel lainnya untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil.
Wuri sendiri bukan penderita cacat sejak lahir. Ia kehilangan kemampuan berjalan akibat jatuh dari jurang dalam kegiatan pecinta alam pada tahun 1993. Semenjak saat itu ia mengalami perlakuan yang berbeda. Para dosen di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) bahkan mendorongnya untuk pindah jurusan namun teman-temannya terus mendukungnya agar ia melanjutkan kuliah. Wuri akhirnya pindah ke jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unair pada tahun 1994.
Sebelum mendaftar CPNS, Wuri melamar sebagai pengajar di Fakultas Ekonomi Unair sampai enam kali. Dari pemimpin fakultas, ia mengetahui ketidaklulusannya sebagai calon pengajar bukan karena ketidakmampuan akademik, melainkan karena ia berkursi roda. Padahal, selama empat tahun Wuri kuliah tanpa terkendala masalah apapun. Untuk melawan diskriminasi dan mengadvokasi penyandang cacat atas haknya, ia mendirikan lembaga swadaya masyarakat D’Care atau Diffable (different ability) Care.
Secara resmi D’Care berdiri Februari 2006, tetapi gerakannya dimulai pada 2003. Lembaga itu tumbuh dari keresahan Wuri. LSM bidang hukum yang menjadi pendampingan untuk penyandang cacat nyaris tak ada. Kalaupun ada, fokusnya hanya pada pelatihan, stimulasi, dan pemberdayaan. Kebijakan D’Care bersama aktivis penyandang cacat terus memerhatikan berbagai aspek kehidupan para difabel. Ketika Pemprov dan DPRD Jatim menggodok Rancangan Peraturan Daerah tentang Pelayanan Publik, para aktivis ini tak ketinggalan. Satu pasal yang menyebutkan semua pelayanan publik harus menyediakan fasilitas yang bisa diakses penyandang cacat, manusia lanjut usia (manula), dan perempuan hamil berhasil dimasukkan pada Perda Jatim Nomor 11 Tahun 2005 itu.
D’Care bersama aktivis penyandang cacat juga mensurvei Bandara Juanda saat baru dibangun. Beberapa kekurangan, seperti pintu toilet khusus difabel yang sulit dibuka dan mozaik lantai yang tak membantu mengarahkan orang dengan kemampuan penglihatan rendah (low vision) disampaikan. Sayang, sampai saat ini belum ada perbaikan yang berarti.
Pemkot Surabaya menanggapi kritik pada trotoar kota yang awalnya setinggi 50-60 cm, tanpa bagian landai. Proyek pedestrian Kota Surabaya pada 2009-2010 sudah lebih manusiawi. Tingginya sekitar 20 cm dan ada bagian yang landai. Tak hanya kaum difabel yang menikmati fasilitas itu, warga lain pun lebih nyaman dan tak beresiko jatuh. Namun, seperti kata Wuri, diskriminasi terhadap difabel dan kaum marjinal lainnya masih banyak terjadi.
Anak tunanetra, kata Wuri, tak selalu memerlukan guru khusus. Cukup guru mengucapkan apa yang ditulis di papan tulis. Materi bisa diberikan dalam bentuk softcopy dan siswa mempelajarinya lewat komputer berprogram khusus. Maka, guru dan siswa lain perlu disiapkan dalam sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah pilihan yang baik ketimbang memasukkan siswa ke sekolah luar biasa (SLB). SLB cenderung berbau diskriminasi dan berkonotasi negatif.
Belum pahamnya masyarakat mengenai kapasitas, hak, dan kebutuhan difabel, tak jarang menimbulkan diskriminasi. Karena itulah Wuri terus berkeliling ke sejumlah daerah untuk mendampingi difabel lainnya. Apa yang dikerjakannya saat ni memang masih membutuhkan perjuangan yang panjang, namun Wuri tak kenal menyerah dan ia terus bergerak.
WURI HANDAYANI
Lahir: Kediri, 8 Desember 1972
Suami: Arifudin Anang Basuki
Pendidikan:
- Fakultas Farmasi Unair, 1992-1993 (tak tamat)
- Fakultas Ekonomi Unair, 1994-1998
- Magister Akuntansi Unair, 2002-2005
- S-2 untuk Disability and Social Policy School of Policy, University of Leeds, Inggris, 2007-2008
Pekerjaan antara lain:
- Staf khusus pengelola basis data Fakultas Kedokteran Unair, 1999-2003
- Dosen Jurusan Akuntansi Universitas Bhayangkara Surabaya, 2008-kini
- Konsultan keuangan PT Citra Prima Lestari • Organisasi antara lain:
- Direktur Eksekutif D'Care - Ketua Advokasi untuk Hak Buruh Perempuan dan Penyandang Cacat FSPMI Surabaya - Ketua Pusat Pemilihan Umum Akses (PPUA) Penyandang Cacat Jatim
-
Cinta itu jangan seperti Nobita yang gampang nangis, juga bukan seperti Sizuka yang lemah, juga bukan seperti Giant yang gampang emosi dan juga bukan seperti Suneo yang suka dengan materi...... Cinta itu seperti Doraemon yang penuh dengaan keajaiban. SO, kita pake cintanya Doraemon aja ya! :)
--
BP keluarkan US$ 6 miliar atasi minyak
BBCIndonesia.com - detikNews
Teluk Meksiko BP menyebutkan telah mengeluarkan biaya sebesar US$ 6,1 miliar untuk mengatasi tumpahan minyak akibat sumur minyak D eepwater Horizon yang meledak di kawasan Teluk Meksiko.
Total biaya meliputi aksi tanggap terhadap akibat tumpahan, maupun menahan bocoran minyak, perbaikan bor untuk tambang, serta menyemen tambang minyak yang rusak.
Biaya itu sudah termasuk dana untuk pemerintah negara-negara bagian di kawasan Teluk Meksiko yang menjadi lokasi tumpahan minyak.
Ada lima negara bagian Amerika Serikat yang berbatasan dengan kawasan Teluk Meksiko.
Sementara itu dana kompensasi sebesar US$ 319 juta juga diberikan kepada warga yang terkena dampak.
Dasar laut
BP mengatakan sekitar 30.800 orang bekerja untuk mengatasi tumpahan minyak.
Minyak sudah mengalir di Teluk Meksiko setelah ledakan di sumur Deepwater Horizon pada April lalu.
"BP yakin static kill dan prosedur penyemenan telah berhasil," kata perusahaan itu.
Sekitar 4,9 juta barrel minyak diperkirakan tumpah akibat kerusakan sumur minyak selama 87 hari sejak hari pertama bencana sampai kebocoran akhirnya bisa ditutup pada 15 Juli, kata pemerintah AS.
BP belum mengetahui apa yang akan terjadi setelah kerusakan sumur di ladang minyak bisa diatasi karena masih banyak tumpahan minyak yang menggenang hingga ke dasar laut.
--
Selasa, 10 Agustus 2010
Jalan-Jalan Tanpa Deg-Degan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar