“Tuhan Masih Menulis Cerita Cinta”, itu judul buku keempat saya. Buku itu saya tulis sebagai hadiah souvenir pernikahan karena saya percaya Tuhan masih menulis cerita cinta untuk anak-anak-Nya. Dan Cerita cinta karangan Tuhan itu NYATA daan INDAAAHHH. Laughing Melebihi apa yang pernah bisa kita pikirkan ataupun bayangkan. Nah, setelah saya menulis cerita cinta karangan Tuhan untuk saya, saya bertemu dengan orang-orang lain yang juga punya cerita cinta karangan Tuhan khusus untuk mereka.
Salah satu cerita yang paling membuat saya terharu adalah cerita cinta Hans dan Shinta. Shinta, ce Indonesia sedangkan Hans orang Faroe Island (Denmark). Pernah denger cerita tentang Viking guys?! Nah, nenek moyang orang Faroe itu dari para Viking yang berkelana trus akhirnya menetap di Faroe. Hohoho. Pernikahan cross cultural emank unik dan menarik, tapi yang bikin cerita mereka unforgettable adalah bagaimana pergumulan Shinta sebelum mereka menikah bahkan sebelum mereka berkenalan.
Di usianya yang ke-21, Shinta didiagnosa mengidap Kanker. WHAT?!? Kanker. Yup. Ketika dicheck, ternyata ada 5 benjolan. 2 di liver, 1 ovarium, dan 2 lagi di organ tubuh yang namanya aja susah disebut. Selain itu kankernya ternyata sudah stadium 4. Bisa kamu bayangkan, guys?! Umur 21 tahun! Salah satu jalan yang harus ditempuh adalah mengangkat ovarium dan rahimnya. Dan itu artinya, secara medis, Shinta tidak akan bisa mengandung. Buat ce Asia, itu juga artinya, tidak akan ada co yang mau jadi suaminya. Co mana yang mau menikah dengan ce yang dia tau TIDAK AKAN BISA punya anak? Apalagi di Negara Asia yang mengagungkan keturunan. Dan itu semua terjadi di usianya yang ke-21.
Di dalam blognya ia menulis, “Gadis lain memakai gaun yang indah untuk menonjolkan kewanitaannya pada ultah yang ke-21. Aku memakai jubah rumah sakit yang memperlihatkan punggungku. Gadis lain mempunyai keluarga dan teman-teman yang melimpahi mereka dengan hadiah yang berlimpah, dan pelukan dan ciuman. Aku mempunyai para perawat dan staff rumah sakit yang datang ke kamarku dan menyanyikan “Happy Birthday” untukku. Gadis lain pergi ke spa, aku menyadari ada bekas luka-luka bakar di kulitku. Gadis lain menata rambutnya, memoles kukunya. Rambut terakhirku jatuh ke tanah dan kuku ku berwana biru. Mereka pergi ke restoran dan memesan makanan eksotik yang namanya saja susah untuk mereka sebut, seperti Coq au vin, Amuse Bouche dan bouillabaisse. Sedangkan Bleomycin, Vincristine dan Cisplatin disuntikkan ke dalam pembuluh daraku. Mereka merancang masa depan yang begitu indah. Sedangkan aku bertanya-tanya, masihkah aku bangun esok pagi?
Tapi jangan kasihani aku! Kau lihat, di dalam jubah rumah sakitku, aku ingat bahwa Tuhan disiksa juga, digantung di kayu salib. Aku tak pernah mendengar nyanyian yang lebih tulus selain nyanyian Happy Birthday yang dinyanyikan oleh para staf rumah sakit. Bekas luka di kulitku mengingatkanku, akan kulit Tuhan yang terkoyak oleh cambuk tentara Romawi. Ketika rambutku berguguran, Tuhan berbisik. “Seluruh rambut di kepalamu terhitung jumlahnya. Jangan takut, kamu lebih berharga dari burung pipit. (Lukas 12:7). Ketika obat-obatan dari abad ke-21 mengalir di venaku untuk memperpanjang usiaku selama beberapa bulan atau tahun, aku berpikir tentang darah Yesus yang tercurah 2000 tahun yang lalu untuk memberiku hidup kekal.
Kau lihat, Aku tak sendiri. Aku tidak pernah sendiri. Dia tidak pernah meningalkanku. Tidak untuk sepersekian detik. Dia ada di sana. Berjuang. Berdiri. Mempertahankan. Mensuport. Melindungi. Menghibur.”
Saya hampir menangis membaca blognya. Tapi Tuhan tidak. Smile Karena Ia tahu apa yang Ia siapkan untuk Shinta. Yang terbaik melebihi apa yang manusia bisa pikirkan. Smile
Setelah Shinta disembuhkan dengan ajaib oleh tangan Tuhan, ia memutuskan untuk melayani Tuhan dengan bergabung dengan kapal Doulos. Namun kadang bayang-bayang bahwa ia tidak mungkin mempunyai anak masih menghantui. Suatu hari, ia melihat Kapten kapal bermain dengan anak perempuannya. Hal itu bagai sembilu yang menusuk hatinya, betapa inginnya Shinya melakukan itu. Betapa rindunya ia untuk mempunyai sebuah keluarga. Dan Shinta mencatat di diarynya,
“Lalu aku bertanya kepada Tuhan lagi. Dan kali ini Tuhan memintaku untuk membuka alkitab. Aku lakukan. Dan Dia memberikan ayat ini dari Alkitab. ‘Dia memberikan wanita mandul sebuah rumah, membuat ia menjadi ibu anak-anak yang bersukacita. Terpujilah Tuhan’ (Amsal 113 :9) Aku menangis ketika membacanya… air mata sukacita. Dia menjanjikanku sebuah rumah! Dia menjanjikanku anak-anak! Anak-anak! Banyak! Bukan hanya seorang anak, tapi anak-anak! Banyak anak! Oh betapa Ia Allah yang murah hati! Aku berpegang pada janjiku dan menunggu. Menunggu untuk waktu-Nya yang sempurna.”
Satu tahun kemudian, Shinta bertemu dengan Hans. Smile Mereka bertemu pertama kali di Papua Nugini, mulai berteman di Fiji. Menyadari ada perasaan satu sama laen di New Zealand, mulai pacaran di Australia, daaann bertunangan sampe menikah di Faroe Island (wuihhhh!!!) Smile Beautiful isn’t it? But rancangan Tuhan tidak selalu berarti tanpa pergumulan. Shinta tau bahwa Hans sangaaaatt suka anak-anak. Ia terus menunggu dan berdoa sampai waktu yang tepat sebelum ia harus mengungkapkan pada Hans bahwa kedua ovariumnya sudah diangkat.
Dan, hari itu akhirnya tiba. Shinta menulis, “Reaksi pertama Hans, shock. Dia tahu aku pernah mengidap kanker tapi dia tidak tahu bahwa kedua ovariumku sudah diangkat. Dia begitu shock sampai ia tidak bisa bicara. Aku mencoba untuk menyentuh wajahnya, dan aku merasakan pipinya basah. Dia menangis. Gantian aku yang shock! Aku tidak membayangkan akan seperti ini. Aku bertanya apakah ia marah kepadaku, dia bilang, tidak, itu bukan salahku. Dia merasa sedih… untukku. Hatinya pun patah karena ia selalu bermimpi untuk menikah dan membesarkan anak-anaknya.Dan kini, impian itu porak poranda tepat di depan matanya. Aku berkata bahwa aku mengerti sekali akan impian itu. Kataku, dia punya pilihan… untuk mengejar mimpinya (yang artinya aku tidak akan ada di mimpi itu!) atau …
Kataku, tidak bisa punya anak adalah masalahku bukan masalahnya. Dia bisa memutuskan untuk pergi dan aku takkan menyalahkannya.”
Malam sehabis percakapan itu, Shinta bergumul dan menangis sepanjang malam. Air matanya bercucuran. “Aku tahu bahwa Tuhan berkuasa di atas semuanya. Aku tidak seharusnya takut atau kuatir, tapi aku tidak bisa menghentikan diriku! Nyatanya aku mencintai Hans dan aku tidak bisa membayangkan apa yang akan kurasakan kalau ia mengatakan bahwa ia tidak bisa bersama ku karena aku tidak bisa punya anak. Itu MENGERIKAN dan aku pasti patah hati. Ketika kami berdoa, aku merasakan hadirat Tuhan menghiburku dan aku tau apapun hasilnya, Ia bersamaku. Selamanya”
Ternyata malam itu Tuhan pun bicara dengan Hans. Bahwa Hans tidak perlu kuatir, Ia tahu apa yang Hans inginkan dan Ia akan menyediakan. Ia adalah Tuhan yang menyediakan. Tuhan juga mengatakan bahwa ada banyak berkat yang Ia sudah siapkan untuk mereka sebagai pasangan, bukan terpisah. Bagian Hans dan Shinta adalah mengasihi satu sama lain seperti Tuhan mengasihi mereka dan memuliakan Tuhan dengan kasih itu.
Akhirnya, Hans melamar Shinta. Smile Dan mereka menikah di Faroe Island. Sounds like a fairy tales, isn’t it? Tapi itulah salah satu cerita cinta karangan Tuhan kita!!
Ketika membaca cerita berulang kali, saya merasa Tuhan LUAR BIASA. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi-Nya.
Guys, kalo kalian desperado urusan jodoh, jangan mundur dari Tuhan. Kalian pikir, berapa besar kemungkinan ada co yang mau menikah dengan wanita yang tidak bisa punya anak?! Kecil banget kan?!?! Tapi nyatanya, ada. En Hans bukan co yang jelek. Ganteng lagiiii (Sekalipun masih gantengan suami saya. Wekekeke...)
Intinya, jangan pernah percaya atau menukar iman kalian hanya karena soal jodoh. Coz apa yang Tuhan sediakan itu jaaauuhhh melebihi apa yang manusia pernah bayangkan. Dan Tuhan masih menulis cerita cinta sampe HARI INI. Bukan cuman zaman Adam dan Hawa, Ishak dan Ribka. Tuhan juga menulis cerita cinta buat orang INDONESIA, bukan cuman org² bule macem Joshua Harris en Eric Ludy. Tapi ada juga cerita cinta Steven Grace dan Hans Shinta. So, do trust HIM. Smile
Btw Hans dan Shinta sedang ikut lomba Mydiary dari Weddingku yang salah satu hadiahnya adalah Honeymoon Cruise. Laughing Kalian bisa ikutan mendukung mereka dengan maen-maen ke
http://mydiary.weddingku.com/hanshinta
--
Alasan untuk Mempercayai Yesus lebih daripada Agama
Mon
04/26/10
1. Kristus adalah Seseorang untuk Dikenal dan Dipercayai
2. Agama adalah sesuatu untuk Dipercayai dan Dilakukan
3. Agama tidak Mengubah Hati
4. Agama Merumitkan yang Sederhana
5. Agama Lebih Mementingkan Persetujuan Manusia daripada Perkenanan Allah
6. Agama Menjadikan Kita Orang-Orang Munafik
7. Agama Menjadikan Hidup Lebih Sulit Lagi
8. Agama Menjadikan Kita Mudah Menipu Diri Kita Sendiri
9. Agama Menyembunyikan Kunci Pengetahuan
10. Agama Menyesatkan Para Pengikutnya
1. KRISTUS ADALAH SESEORANG UNTUK DIKENAL DAN DIPERCAYAI
website kristen, pelukan yesus Kristus lebih dari sekedar suatu sistem, tradisi, atau kepercayaan. Dia adalahsatu Pribadi yang mengetahui kebutuhan-kebutuhan kita, merasakan penderitaan kita, dan bersimpati dengan kelemahan kita. Bila kita percaya kepadaNya, Dia mengampuni dosa kita, menjadi perantara bagi kita, dan membawa kita kepada BapaNya. Dia menangis untuk kita, mati untuk kita, dan bangkit dari kematian untuk membuktikan bahwa Dia adalah sesuai dengan apa yang Dia klaim tentang DiriNya. Dengan menaklukkan kematian, Dia menunjukkan bahwa Ia mampu menyelamatkan kita dari dosa-dosa, hidup melalui diri kita dalam dunia ini, dan kemudian dengan aman membawa kita ke surga. Ia memberi diriNya sebagai suatu anugerah bagi siapa saja yang mau percaya kepadaNya. (.Yoh 20:24-31)
2. AGAMA ADALAH SESUATU UNTUK DIPERCAYAI DAN DILAKUKAN
Agama adalah mempercayai Allah, menghadiri kebaktian-kebaktian, mengikuti katekisasi, dibaptis, dan menerima Perjamuan Kudus. Agama adalah tradisi, ritual, upacara, dan mempelajari perbedaan antara benar dan salah. Agama adalah membaca dan menghafal Kitab Suci, memanjatkan doa-doa, memberi kepada orang miskin, dan merayakan hari-hari besar agamawi. Agama adalah menyanyi dalam paduan suara, menolong orang miskin, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu. Agama adalah sesuatu yang dipraktekkan oleh orang-orang Farisi, para pemimpin rohani yang cinta Kitab Suci, konservatif, separatis, dan yang cukup membenci Kristus sehingga mereka menuntut kematianNya. Mereka membenci-Nya bukan hanya karena Ia melanggar tradisi mereka demi menolong orang banyak, (.Mat 15:1-9) tetapi karena melalui agama mereka Ia melihat ke dalam hati mereka.
3. AGAMA TIDAK MENGUBAH HATI
Yesus mengibaratkan orang-orang Farisi yang religius seperti sekelompok pencuci piring yang membersihkan bagian luar sebuah cawan namun membiarkan bagian dalam tetap kotor. Ia berkata, "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?". (.Luk 11:39-40) Yesus tahu bahwa seseorang dapat mengubah penampilannya tanpa mengubah tingkah lakunya. (Mat 23:1-3) Ia tahu bahwa prestasi dan upacara religius tidak dapat mengubah hati. Ia memberi tahu salah seorang yang paling religius pada zaman-Nya bahwa kecuali seseorang ‘dilahirkan kembali’ oleh Roh Kudus, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah. (Yoh 3:3) Namun sampai saat ini, banyak orang yang paling religius pun terus melupakan bahwa agama memang dapat merapikan penampilan luar, tetapi hanya Kristus yang dapat mengubah hati.
4. AGAMA MERUMITKAN YANG SEDERHANA
Yesus berbicara kepada ahli-ahli agama yang sangat mengutamakan hal-hal sepele, "Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan." (Luk 11:42) Yesus melihat kecenderungan kita untuk membuat aturan-aturan dan berfokus pada tingkah laku yang "benar secara moral," tetapi tidak memperhatikan hal yang lebih besar tentang mengapa kita berusaha menjadi benar. Sementara orang-orang Farisi memiliki banyak pengetahuan berikut kesimpulan-kesimpulan logisnya, mereka lupa bahwa Allah tidak peduli seberapa banyak yang kita ketahui sampai Ia tahu seberapa banyak hati kita peduli orang lain. Pertanyaan "mengapa" yang lebih penting inilah yang dipikirkan rasul Paulus ketika ia menulis, "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing... dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku,". (.1Ko 13:1, 3)
5. AGAMA LEBIH MEMENTINGKAN PERSETUJUAN MANUSIA DARI PADA PERKENANAN ALLAH
Yesus menyimpan kritik-Nya yang paling tajam bagi orang-orang religius yang menggunakan reputasi rohani mereka untuk mendapatkan perhatian dan kehormatan. Terhadap mereka ini Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar,". (.Luk 11:43) Kemudian, kepada murid-murid-Nya, Ia berbicara tentang orang-orang Farisi, "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang,". (.Mat 23:5) Yesus melihat dengan jelas ke dalam praktek agama yang menganggap pendapat dan perhatian dari manusia lebih penting dan lebih disukai dari pada perkenanan Allah.
6. AGAMA MENJADIKAN KITA ORANG-ORANG MUNAFIK
Yesus berkata, "Celakalah kamu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi! Sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya." (.Luk 11:44) Apakah yang kelihatan lebih baik dari pada berpakaian rapi, menghadiri kebaktian-kebaktian, dan melakukan hal-hal yang menandakan bahwa kita adalah orang-orang yang saleh dan takut akan Allah? Tetapi berapa banyak ahli agama, pendeta, dan penganut agama yang setia yang sedikit pun tidak menunjukkan penghormatan dan dorongan untuk istri-istri mereka, perhatian bagi anak-anak mereka, dan kasih kepada orang-orang yang berbeda kepercayaan? Yesus mengetahui apa yang seringkali kita lupakan: Apa yang kelihatan baik mungkin memiliki akar yang jahat.
7. AGAMA MENJADIKAN HIDUP LEBIH SULIT LAGI
Karena tidak dapat mengubah hati, agama berusaha mengontrol orang dengan hukum-hukum dan tuntutan-tuntutan yang bahkan tidak dijalankan oleh para ahli agama yang menafsirkan dan menjabarkan aturan-aturan tersebut. Dengan memikirkan "faktor beban" inilah, Yesus berkata, "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun,". (.Luk 11:46). Agama sangat baik di dalam menjabarkan standar-standar tingkah laku dan hubungan-hubungan yang benar, tetapi sangat tidak berdaya dalam memberikan pertolongan yang dibutuhkan dan penuh belas-kasihan bagi mereka yang menyadari bahwa mereka belum hidup sesuai dengan tuntutan-tuntutan tersebut.
8. AGAMA MENJADIKAN KITA MUDAH MENIPU DIRI KITA SENDIRI
Secara bergurau sering dikatakan, "Saya mencintai umat manusia. Orang-oranglah yang membuat saya tidak tahan." Orang-orang Farisi bertindak berdasarkan pemikiran yang serupa, tetapi hal itu sungguh tidak lucu. Menurut Yesus, orang-orang Farisi menyombongkan diri mereka di dalam menghormati dan membangun monumen-monumen para nabi. Ironisnya, ketika mereka bertemu dengan seorang nabi yang sesungguhnya, mereka justru mau membunuhnya. Barclay mengatakan, "Satu-satunya nabi yang mereka kagumi adalah nabi yang sudah mati; ketika mereka bertemu seorang nabi yang hidup, mereka berusaha membunuh-Nya. Mereka menghormati para nabi yang sudah mati dengan membangun kuburan dan monumen, tetapi mereka menghina yang masih hidup dengan penganiayaan dan kematian." Inilah yang dimaksud Yesus dalam Luk 11:47-51 dan Mat 23:29-32. Orang-orang Farisi telah menipu diri mereka sendiri. Mereka tidak menganggap diri mereka sebagai pembunuh para nabi. Ahli-ahli agama tidak melihat diri mereka sebagai orang yang menolak Allah.
9. AGAMA MENYEMBUNYIKAN KUNCI PENGETAHUAN
Salah satu bahaya terbesar dari agama adalah menjadikan kita berbahaya bukan hanya bagi diri kita sendiri melainkan juga bagi orang lain. Kepada para ahli Alkitab yang sangat religius pada zaman-Nya Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi," (Luk 11:52) Ahli-ahli agama mengambil "kunci pengetahuan" dengan mengalihkan perhatian orang dari Firman Allah dan dari ketulusan hati dengan tambahan tradisi-tradisi dan tuntutan-tuntutan yang sepele tetapi yang dianut secara fanatik. Bukannya memimpin orang kepada Allah, mereka malah mengubah fokus umatnya kepada diri mereka dan aturan-aturan mereka sendiri. Ahli-ahli agama demikian adalah orang-orang yang yakin bahwa kepercayaan dan karya agama mereka dapat menggantikan apa yang sesungguhnya hanya dapat dilakukan oleh Kristus.
10. AGAMA MENYESATKAN PARA PENGIKUTNYA
Dalam .Mat 23:15 Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kamu sendiri." Orang-orang yang bertobat kepada suatu agama berada dalam bahaya ganda. Mereka memiliki antusiasme ganda untuk menjalani cara hidup mereka yang baru, dan dengan semangat besar mereka secara membabi buta membela guru-guru mereka yang juga buta. Mereka mempercayakan diri kepada orang-orang yang telah mengganti
kehidupan, pengampunan, dan hubungan dengan Juruselamat yang tak terbatas, dengan suatu sistim aturan dan tradisi. Dalam arti tertentu, agama itu penting, (.Yak 1:26-27) yaitu jika ia mengarahkan kita kepada Kristus yang mati bagi dosa-dosa kita dan yang sekarang memberi diri-Nya untuk hidup melalui
mereka yang percaya kepada-Nya. (.Gal 2:20; Tit 3:5)
ANDA TIDAK SENDIRIAN Bila Anda belum meyakini Kristus sebagaimana Dia menyatakan diriNya. Namun ingatlah bahwa Ia menjanjikan pertolongan Allah bagi mereka yang bertanya dengan tulus. Ia berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diriKu sendiri,". (.Yoh 7:17) Di sini Yesus mengingatkan bahwa kita melihat banyak hal bukan hanya sesuai dengan apa adanya mereka, tetapi sesuai dengan subyektifitas kita.
website kristen, renungan harianJika Anda memang menyadari perlunya beriman kepada Kristus, ingatlah bahwa Alkitab berkata kepada keluarga Allah, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri,". ( Efesus. 2 : 8-9 ) Keselamatan yang ditawarkan Kristus bukanlah upah untuk usaha religius kita,
tetapi suatu anugerah bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
--
Film To Save a Life
Tue
04/13/10
To Save a Life, sebuah film bernilai kristiani yang mengangkat cerita mengenai masalah-masalah hidup di kalangan remaja seperti narkoba, seks dan penerimaan oleh lingkungan sekitar. Semakin terasa nilai-nilai Kristianinya karena To Save a Life ditulis dan diproduksi oleh seorang pendeta muda bernama Jim Britts. Ia adalah gembala kaum muda New Song Church di Oceanside, California, Amerika Serikat.
Film kristen To Save a LifeIni kisah seputar remaja, Jake Taylor yang memiliki pengalaman masa kecil sedikit menyedihkan karena ia kehilangan teman masa kecil yang mati karena bunuh diri. Timbul penyesalan di hati Jake karena tidak bisa mencegah temannya melakukan tindakan bodoh tersebut. "Seandainya saya ada bersama dengan dia, pasti ia tetap hidup" pikir Jake.
Film To Save a Life sendiri mendapat respon yang positif dari masyarakat AS. Para kalangan bisnis dan gereja-gereja membelikan tiket film tersebut dan dibagikan kepada kalangan remaja disana. Mereka berharap dengan menonton film yang memiliki pesan tentang penebusan, hidup para penerus bangsa itu dapat diubahkan.
Sumber : Jawaban
--
Berdoa Satu Jam Membawa Perubahan Besar
*
*
*
*
Berdoa Satu Jam Membawa Perubahan Besar“Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” Matius 26:40
Kisah dari ayat di atas telah kita ketahui dimana Tuhan Yesus mengajak ketiga muridNya ke Taman Getsemani untuk berdoa. Yesus tahu bahwa Dia akan mengalami penderitaan yang begitu berat di atas kayu salib. Oleh karena itu Dia pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa kepada Bapa di sorga. Tetapi ketika Yesus sedang berdoa, ternyata ketiga orang muridNya tertidur. Mereka tidak sanggup bertahan untuk dapat berjaga menyertai Yesus yang sedang berdoa.
Keadaan ini banyak dialami oleh umat Tuhan, dimana ketika mereka kurang disiplin dalam menjalankan kehidupan doa, sehingga banyak umat Tuhan mengalami kekalahan dalam menghadapi berbagai masalah.
Kehidupan doa sangatlah penting bagi kehidupan kita. Ada kuasa yang bekerja melalui doa. Melalui doa, ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita.
Apa yang kita dapatkan jika kita berdisiplin dalam berdoa?
1. Menjadi Kuat
“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Mat 26:41
Tuhan Yesus mengingatkan muridNya bahwa manusia mempunyai kelemahan dalam hal kedagingan. Oleh karena itu Dia menyarankan murid-muridNya untuk berjaga-jaga di dalam doa, agar memperoleh kekuatan dalam menghadapi segala kelemahan.
Di tengah kemajuan teknologi pada saat ini dan banyak kenikmatan yang tersedia, umat Tuhan harus senantiasa berdoa di dalam Tuhan agar dapat kuat dalam menghadapi berbagai cobaan atau godaan yang datang. Keinginan daging akan begitu kuat menguasai hidup kita jika kita tidak membangun kehidupan doa yang kuat. Melalui doa kita akan mendapat kekuatan untuk menolak segala keinginan daging yang ingin menguasai hidup kita. Melalui doa kita akan mendapat kemampuan untuk menjalani hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan.
.
2. Kemampuan Menjalani Kehendak Bapa
“Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Mat 26:39
Yesus tahu bahwa penderitaan yang akan dijalani bukanlah penderitaan biasa. Menjalani penyaliban merupakan tugas yang paling berat di atas muka bumi ini. Sebagai manusia, Dia menyadari bahwa Dia sendiri tak kuasa untuk menjalani penderitaan ini. Bahkan Dia meminta kepada Bapa di sorga untuk melalukan semuanya itu jika mungkin. Tetapi Yesus tahu bahwa Bapa di sorga menghendaki agar Dia menjalani semuanya itu. Melalui doa Yesus mendapat kekuatan untuk menjalaninya dengan sempurna.
Ketika kita menghadapi suatu pergumulan yang sangat berat sekalipun, satu hal yang harus kita lakukan adalah datang padaNya dan sujud berdoa di bawah kakiNya. Tuhan akan memberikan kekuatan yang luar biasa, kekuatan supranatural (yang tidak kelihatan secara kasat mata), sehingga kita akan sanggup melalui/menjalani semua pergumulan yang ada. Bahkan kita akan menjalaninya sampai kita meraih kemenangan sebagaimana Yesus sendiri ditinggikan atas segalanya di muka bumi ini.
Melalui doa kita akan sanggup melakukan segala kehendak Bapa dalam hidup kita. Segala rencanaNya akan digenapi dalam hidup kita jika kita datang sujud berdoa kepadaNya.
.
.
Biarlah kita mulai mendisiplinkan diri kita untuk datang kepadaNya, sujud berdoa kepadaNya hari demi hari, agar kita memperoleh kekuatan dan kemampuan untuk melakukan kehendakNya. Kemenangan, kemuliaan dan kehormatan telah disediakan bagi setiap umatNya yang mau datang merendah di bawah kakiNya. Haleluya!
.
“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. ” 1 Pet 4:7
Rabu, 18 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar